Anda di halaman 1dari 5

KUNYIT (Curcuma domestica Val) SEBAGAI OBAT ANTIPIRETIK

Abdul Azis

Program Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstract: Turmeric (Curcuma Domestica Val) As An Antipyretic Drug


Infectious diseases continue to grow today. One of the symptoms is a fever. Fever
is an increase in body temperature characterized by an increase in the point of
receipt of hypothalamic heat. In order to overcome complications if left untreated,
therefore good treatment is needed to treat fever. One antipyretic drug that is often
used is paracetamol. Paracetamol therapy can cause side effects in the
gastrointestinal tract and cardiovascular system. In accordance with its side effects
in lowering body temperature, the potential for efficacious plants to be developed
as antipyretic drug therapy with smaller side effects. Plants that are recommended
as antipyretics are turmeric. Turmeric (Curcuma domestica) is one of the herbs that
have the potential as a fever therapy. This herbal plant can be an alternative
therapy for fever. Turmeric contains active ingredients, namely curcumin. This
compound has been widely opposed to having the effect of inhibiting the protein
Cyclooxygenase-2 (COX-2). COX-2 is an enzyme that can mediate the temperature
rise process in fever. Therefore, curcumin contained in turmeric has an antipyretic
effect. This potential effect could be the basis for fever therapy.

Keywords: fever, turmeric, Curcuma domestica, antipyretic

Abstrak : Kunyit (Curcuma domestica Val) Sebagai Obat Antipiretik Penyakit


infeksi terus berkembang dewasa ini. Salah satu gejalanya adalah demam. Demam
adalah kenaikan suhu tubuh yang ditandai adanya kenaikan titik ambang regulasi
panas hipotalamus. Demam dapat mengakibatkan komplikasi jika tidak ditangani,
maka dari itu perlu penanganan yang baik untuk mengobati demam. Salah satu
obat antipiretik yang sering digunakan yaitu parasetamol. Terapi parasetamol dapat
menyebabkan efek samping pada saluran cerna dan sistem kardiovaskular. Sesuai
dengan efek sampingnya dalam menurunkan temperatur tubuh, dapat dilakukan
pengembangan potensi tanaman berkhasiat obat sebagai terapi obat antipiretik
dengan efek samping lebih kecil. Tanaman yang berpotensi sebagai antipiretik
adalah kunyit. Kunyit (Curcuma domestica) merupakan salah satu tanaman herbal
yang potensial sebagai terapi demam. Tanaman herbal ini bisa menjadi terapi
alternatif untuk demam. Kunyit mengandung senyawa aktif yaitu curcumin.
Senyawa tersebut telah banyak diteliti memiliki efek dapat menghambat protein
Cyclooxygenase-2 (COX-2). COX-2 merupakan enzim yang dapat memediasi proses
kenaikan suhu pada demam. Maka dari itu, curcumin yang terkandung di dalam
kunyit memiliki efek antipiretik. Efek potensial tersebut yang bisa menjadi landasan
untuk terapi demam.

Kata kunci: Demam, Kunyit, Curcuma domestica, antipiretik

PENDAHULUAN adanya kenaikan titik ambang


Penyakit infeksi merupakan regulasi panas hipotalamus. Pusat
masalah kesehatan masyarakat pengatur panas hipotalamus
terutama bagi negara berkembang. mengendalikan suhu tubuh dengan
Penyakit infeksi memiliki berbagai menyeimbangkan sinyal dari reseptor
macam gejala, salah satu gejala neuronal perifer dingin dan panas
umumnya yaitu demam (Arvin, 2000).
(Ismoedijanto, 2000). Demam adalah Demam dapat mengakibatkan
kenaikan suhu tubuh yang ditandai komplikasi jika tidak ditangani, maka

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 6, Nomor 2, April 2019 116
dari itu perlu penanganan yang baik diantaranya yaitu kunyit. Kunyit
untuk mengobati demam. memiliki banyak manfaat dalam
Penanganan dengan obat dilakukan kehidupan, dapat menjadi bahan
dengan memberikan obat antipiretik dalam memasak dan sering digunakan
pada saat suhu tubuh anak >39ºC sebagai obat tradisional bagi
(Al-Eissa dkk, 2000). Seiring berjalan masyarakat (Fahryl dkk, 2019).
waktu, demam konsisten
Penelitian mengenai kunyit
menyebabkan tingginya tingkat
sudah banyak dilakukan untuk tujuan
kecemasan pada orang tua dan
pengobatan salah satunya yaitu
kewaspadaan pada tenaga kesehatan
penelitian yang dilakukan oleh
akan terjadinya pendarahan pada
Kusuma Dewi bahwa terdapat
otak, panas yang tinggi, bahkan dapat
pengaruh pemberian ekstrak rimpang
mengakibatkan kematian pada anak.
kunyit terhadap suhu tubuh tikus
Kesalahan konsep dalam managemen
putih yang diberi vaksin DPT
demam yang terjadi karena kesalahan
(Kusuma, 2014). Penelitian lain
persepsi dari orang tua yang akan
menyebutkan bahwa rimpang kunyit
memicu terjadinya fever phobia. Pada
(curcuma domestica val) memiliki
masyarakat sering ditemukan adanya
efek antipiretik pada kelinci putih
kasus orangtua yang memberikan
jantan galur new zealand
obat antipiretik pada suhu anak
(Kusumaningrum, 2008). Maka dari
<38ºC dan membangunkan anaknya
itu perlu dikembangkan pengobatan
untuk diberikan antipiretik. Kesalahan
alternatif untuk demam menggunakan
lain yang sering terjadi adalah
rimpang kunyit.
kesalahan dalam pemberian dosis, hal
ini disebabkan karena orang tua yang
METODE
panik saat pemberian obat. Salah satu
obat antipiretik yang sering digunakan
yaitu parasetamol (Surya dkk,2018). Dengan mengumpulkan
Penggunaan parasetamol pada beberapa artikel ilmiah untuk
mendapatkan informasi studi yang
saat ini sudah sering ditemukan
telah dilakukan sebelumnya dan
dimasyarakat namun penggunaan
membuat ringkasan dari hasil studi
parasetamol memiliki efek samping tersebut.
yang dapat merugikan. Parasetamol
dimetabolisme pada hati, apabila HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan secara berlebihan maka Demam merupakan suatu
parasetamol dapat mengakibatkan keadaan meningkatnya suhu tubuh
gagal hati fulminal, gagal hati akut diatas batas normal. Suhu tubuh yang
dan transplatasi hati (Larson dkk, normal adalah kisaran 35,8°C –
2005). Karena adanya efek samping 37,5°C. Pada pagi hari suhu tubuh
dari parasetamol tersebut diperlukan akan mendekati 35,5°C, sedangkan
pengobatan alternatif untuk pada malam hari mendekati 37,7°C.
mengatasi demam. Pengukuran suhu di rektum akan lebih
Demam dapat terjadi karena tinggi 0,5°- 1°C, dibandingkan suhu
adanya metabolisme asam arakidonat mulut dan suhu mulut 0,5°C lebih
tinggi dibandingkan suhu aksila
jalur COX-2 (cyclooxygenase 2) yang
(Sherwood, 2014). Batasan nilai atau
dapat menimbulkan peningkatan suhu
derajat demam dengan pengukuran di
tubuh (Nelwan, 2009). Salah satu berbagai bagian tubuh yaitu untuk
target obat dalam mengatasi demam suhu aksila/ketiak diatas 37,2°C,
yaitu dengan cara menghambat COX- suhu oral/mulut diatas 37,8°C, suhu
2. Terdapat berbagai senyawa yang rektal/anus diatas 38,0°C, suhu dahi
dapat menghambat aktivitas dari diatas 38,0°C, suhu di membran
COX-2, salah satunya kurkumin yang telinga diatas 38,0°C. Sedangkan
terkandung didalam tumbuhan, dikatakan demam tinggi apabila suhu

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 6, Nomor 2, April 2019 117
tubuh diatas 39,5°C dan hiperpireksia Prostaglandin dapat terbentuk secara
bila suhu diatas 41,1°C (Bahren dkk, langsung dan dapat juga terbentuk
2014). Selain itu terdapat berbagai melalui pelepasan cyclic adenosine
macam jenis demam menurut periode monophosphate (cAMP) yang nantinya
waktunya, yaitu demam intermiten, akan meningkatkan suhu termostat di
demam remiten, demam kambuhan, susunan saraf pusat dan
dan demam konstan. Demam menyebabkan demam (Dalal dkk,
Intermiten adalah demam yang 2006; Sherwood, 2012; Silbernagl
ditandai dengan suhu tubuh yang dkk, 2013).
berubah-ubah dalam interval yang Tindakan pengobatan untuk
teratur, antara periode demam dan mengatasi demam ialah dengan
periode normal secara abnormal. pemberian obat demam atau disebut
Demam Remiten adalah demam yang dengan antipiretik. Terapi obat
terjadi fluktasi suhu dalam rentang sintetik yang umumnya digunakan
yang luas (lebih dari 2°C) dan suhu sebagai antipiretik adalah Anti
tubuh berada diatas normal selama Inflamasi Non Steroid (AINS) seperti
24 jam. Demam kambuhan demam parasetamol (Wilmana, 1995). Sistem
yang terdapat masa febril yang kerja obat antipiretik adalah dengan
pendek selama beberapa hari diselingi cara menurunkan set-point di otak
dengan periode suhu normal selama dan membuat pembuluh darah kulit
1-2 hari. Demam konstan adalah melebar sehingga pengeluaran panas
demam dimana Suhu tubuh akan ditingkatkan. Beberapa golongan
sedikit berfluktuasi, tetapi berada antipiretik murni, dapat menurunkan
diatas suhu normal (Berman dkk, suhu bila anak demam namun tidak
2016). menyebabkan hipotermia bila tidak
Substansi yang dapat ada demam, seperti: parasetamol,
menyebabkan demam disebut pirogen asetosal, ibuprofen (Ismoedijanto,
dan berasal baik dari eksogen atau 2000). Efek terapi AINS berhubungan
endogen. Pirogen eksogen berasal dengan mekanisme kerja untuk
dari luar tubuh berupa penghambatan pada enzim
mikroorganisme seperti bakteri, virus siklooksigenase-1 (COX-1) yang dapat
dan jamur. Sedangkan pirogen menyebabkan efek samping pada
endogen berupa molekul kimia seperti saluran cerna dan penghambatan
kompleks antigen-antibodi, metabolit pada enzim siklooksigenase-2 (COX-
steroid androgenik dan sitokin 2) yang dapat menyebabkan efek
inflamasi (IL-1, IL-6, TNF dan IFN). samping pada sistem kardiovaskular
Pirogen dapat menyebabkan keadaan (Zukowski, 2009). Penggunaan
demam melalui stimulus hipotalamus parasetamol memiliki efek samping
(Cimpello dkk, 2000). Pirogen yang dapat merugikan, seperti gagal
eksogen yang masuk ke dalam tubuh hati fulminal, gagal hati akut dan
atau zat asing akan dikelilingi dan transplatasi hati (Larson dkk, 2005).
dilekatkan pada imunoglobulin serta Sesuai dengan mekanisme kerja obat
komplemen yang selanjutnya difagosit sintetik dan efek sampingnya dalam
oleh makrofag. Proses ini akan menurunkan temperatur tubuh, dapat
melepaskan sejumlah sitokin pro dilakukan pengembangan potensi
inflamasi seperti IL-1, IL-6, TNF-α, tanaman berkhasiat obat sebagai
Interferon (IFN) yang bekerja pada terapi obat antipiretik dengan efek
daerah preoptik hipotalamus anterior. samping lebih kecil. Tanaman yang
Sitokin akan memicu pelepasan asam berpotensi sebagai antipiretik adalah
arakidonat yang berasal dari kunyit (Suproborini dkk, 2018).
membran fosfolipid dengan bantuan Kunyit merupakan tanaman
enzim fosfolipase A2. Asam tahunan yang tumbuhnya merumpun.
arakidonat selanjutnya diubah Tanaman kunyit terdiri dari akar,
menjadi prostaglandin karena peran rimpang, batang semu, pelepah daun,
dari enzim siklooksigenase 2 (COX-2). daun, tangkai bunga dan kuntum

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 6, Nomor 2, April 2019 118
bunga. Rimpang kunyit tumbuh dari masyarakat luas. Tanaman ini mudah
umbi utama dengan bentuknya yang didapat dan memiliki harga yang
bervariasi antara bulat-panjang, murah. Kunyit memiliki khasiat bagi
pendek dan tebal lurus ataupun kesehatan, salah satunya adalah
melengkung. Batang tanaman kunyit sebagai antipiretik. Terdapat
relatif pendek dan membentuk penelitian yang meneliti manfaat
tanaman semu dari pelepah daun penggunaannya untuk menurunkan
yang saling menutupi. Kandungan zat suhu tubuh. Jika dibandingkan dengan
kimia yang ada dalam rimpang kunyit terapi obat yang memiliki risiko efek
adalah minyak atsiri, pati, serat dan samping yang cukup tinggi, maka
abu. Rimpang kunyit kandungan terapi menggunakan kunyit bisa
kimianya akan lebih tinggi apabila menjadi alternatif. Namun, hal ini
berasal dari dataran rendah masih memerlukan penelitian lebih
dibandingkan dengan rimpang kunyit lanjut agar penggunaan kunyit untuk
yang berasal dari dataran tinggi. mengatasi demam dapat lebih efektif
Komponen utama dalam rimpang dan efesien.
kunyit adalah kurkuminoid dan
minyak atsiri. Berdasarkan hasil DAFTAR PUSTAKA
penelitian Balai Penelitian Tanaman Ismoedijanto. 2000. Demam Pada
Rempah dan Obat (Balittro) bahwa Anak, Sari Pediatri Vol.2, pp.
kandungan kurkumin dari rimpang 103-108.
kunyit rata-rata 10,92% (Mohammad Arvin, B. K. 2000. Ilmu Kesehatan
dkk, 2007). Ada banyak data dan Anak Nelson Vol 1
literatur yang membuktikan bahwa E/15. Jakarta: Penerbit Buku
rimpang kunyit berpotensi besar Kedokteran EGC.
dalam aktifitas farmakologi yaitu Al-Eissa, Y. A., Al-Sanie, A. M., Al-
sebagai anti inflamasi, anti Alola, S. A., Al-Shaalan, M. A.,
imunodefisiensi, anti virus, anti Ghazal, S. S., Al-Harbi, A. H., &
bakteri, anti jamur, anti oksidan, anti Al-Wakeel, A. S. 2000. Parental
karsinogenik, dan anti infeksi perceptions of fever in
(Damayanti dkk, 2014). children. Annals of Saudi
Kunyit digunakan dalam medicine, 20(3-4), 202-205.
berbagai bidang seperti kesehatan, Surya, M.A.N.I., Artini, I.G.A.,
kuliner dan kosmetik. Pada Ernawati, D.K., 2018 Pola
pengobatan tradisional, kunyit Penggunaan Parasetamol Atau
digunakan sebagai antiinflamasi, Ibuprofen Sebagai Obat
antiseptic, antiiritansia, anoreksia, Antipiretik Single Therapy Pada
obat luka dan gangguan hati Pasien Anak. E-Journal Medika
(Winarsih, dkk, 2012). selain itu Universitas Udayana. Vol. 7 No.
kunyit juga memiliki khasiat sebagai 8 Hal. 1-13
antipiretik (Kusumaningrum, 2008). Larson, E. L., Albrecht, S., & O’Keefe,
Kunyit (Curcuma domestica Val) M. 2005. Hand hygiene behavior
mengandung senyawa kurkumin yang in a pediatric emergency
dapat menghambat aktivitas COX-2. department and a pediatric
Sehingga ketika terjadi intensive care unit: comparison
penghambatan COX-2 maka of use of 2 dispenser
pembentukan prostaglandin akan systems. American Journal of
terhambat, sehinggal akan terjadi Critical Care, 14(4), 304-311.
penurunan suhu tubuh pada keadaan Nelwan, R. H. 2009. Demam: Tipe
demam (Fahryl dkk, 2019). dan pendekatan. Dalam:
Sudoyo, AW, Setiyohadi, B.,
KESIMPULAN Alwi, I., Simadibrata, M., dan
Tanaman kunyit (Curcuma Setiati, S., ed. Buku Ajar Ilmu
domestica Val.) merupakan tanaman Penyakit Dalam Jilid III. Edisi, 5,
yang sudah banyak dikenal oleh 2767-2768.

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 6, Nomor 2, April 2019 119
Fahryl, N., & Carolia, N. 2019. Kunyit Lipoprotein. Teks dan Atlas
(Curcuma domestica Val) Berwarna Patofisiologi, 14th
sebagai Terapi Artritis edn, Jakarta, 246-49.
Gout. Jurnal Majority, 8(1), 251- Wilmana, P. F. Analgesik Antipiretik
255. Antiinflamasi Nonsteroid dan
Kusuma D, M. I. T. A. 2014. Aktivitas obat pirai. Dalam: Ganiswara, S.
antibakteri ekstrak daun G.(ed.). Farmakologi dan Terapi.
Majapahit (Crescentia cujete) Edisi ke-4. Jakarta: Penerbit
terhadap pertumbuhan bakteri Gaya Baru. 1995. Hal 209-217
Ralstonia solanacearum Zukowski, M., & Kotfis, K. 2009.
penyebab penyakit Safety of metamizole and
layu. LenteraBio, 3(1). paracetamol for acute pain
Kusumaningrum, Y.I. 2008. Hubungan treatment. Anestezjologia
antara Pengetahuan Ibu dan intensywna terapia, 41(3), 170-
Faktor-Faktor Sosial ekonomi 175.
Orangtua dengan Praktik Suproborini, A., Laksana, M.S.D.,
Pemberian Makanan Yudiantoro, D.F., 2018
Pendamping ASI (MP-ASI) pada Etnobotani Tanaman Antipiretik
Bayi Usia 6-12 Bulan di Desa Masyarakat Dusun Mesu Boto
Kemuning Kecamatan Ampel Jatiroto Wonogiri Jawa Tengah.
gading Kabupaten Journal of Pharmaceutical Sciene
Pemalang (Doctoral dissertation, and Medical Research. Vol. 1 No.
Universitas Negeri Semarang). 1 Hal. 1-11
Sherwood, L. 2014. Fisiologi Manusia Mohammad, R., Ahmad, M., & Daud,
Dari Sel ke Sistem.Edisi 8. J. M. 2007. Potensi kurkumin
Jakarta: EGC. sebagai penunjuk pH semula
Bahren, d. R., hafid, d., Hakim, d. S., jadi untuk pembangunan sensor
Andriyani, d.,.Kartika, optik pH. Malaysian Journal of
Muhammad Ronal Febriano, S., Analytical Sciences, 11(2), 351-
et al. 2014. Majalah Kesehatan 360.
Muslim: Menjaga Kesehatan di Damayanti, E., Ma'ruf, W. F., &
Musim Hujan. DI. Yogyakarta: Wijayanti, I. 2014. Efektivitas
Pustaka Muslim. Kunyit (Curcuma longa Linn.)
Berman, A., Snyder, S., & Frandsen, Sebagai Pereduksi Formalin
G. 2016. Kozier & Erb's Pada Udang Putih (Penaeus
Fundamentals of Nursing: merguiensis) Penyimpanan Suhu
Concepts, process and practice. Dingin. Jurnal Pengolahan dan
Boston, MA: Pearson. Bioteknologi Hasil Perikanan,
Cimpello LB, David LG, Henin K. 2000. 3(1), 98-107.
Fever Pathophysiology. New Winarsih, W., Wientarsih, I., &
York (USA): W.B. Saunders Sutardi, L. N. 2012. Aktivitas
Company. Salep Ekstrak Rimpang Kunyit
Dalal, S., & Zhukovsky, D. S. 2006. dalam Proses Persembuhan Luka
Pathophysiology and pada Mencit yang Diinduksi
management of fever. J Support Diabetes (The Activity Of
Oncol, 4(1), 9-16. Turmeric Extract Ointment In
Sherwood, L. 2012. Fisiologi Manusia The Wound Healing Process Of
dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Induced Diabetic Mice). Jurnal
Jakarta : EGC. Veteriner, 13(3), 242-250.
Silbernagl, S., & Lang, F. 2013.
Gangguan Metabolisme

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 6, Nomor 2, April 2019 120

Anda mungkin juga menyukai