Anda di halaman 1dari 5

Nama : HASABI SAILENDRA

NIM : 2040512001
_____________________________________________________________________________________

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah format dan prosedur pembuatan laporan
keuangan yang menjadi aturan baku penyajian informasi keuangan suatu kegiatan usaha atau
perusahaan.

SAK berisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar
Akuntansi Keuangan (ISAK), yang diterbitkan oleh Dewan Standar Ikatan Akuntan Indonesia
(DSAK IAI) dan Dewan Standar Syariah Ikatan Akuntan Indonesia (DSAS IAI), serta peraturan
regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya.

Standar akuntansi di Indonesia mengacu pada teori skala global, yakni International
Financial Reporting Standards (IFRS). SAK berbasis IFRS berlaku efektif sejak 2014.

4 Macam Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia

1. PSAK – IFRS
PSAK-IFRS (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan – International Financial
Reporting Standards) adalah SAK yang telah mengadopsi IFRS dan berlaku di Indonesia.
Bisa dibilang, PSAK adalah nama lain dari SAK yang diterbitakan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan yang dibentuk Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) pada tahun 2012.
Standar ini adalah patokan penyusunan, pencatatan, penyajian, dan perlakuan laporan
keuangan, agar informasi keuangan yang dihasilkan, relevan bagi pengguna laporan.
PSAK digunakan oleh perusahaan (entitas) yang memiliki akuntabilitas publik,
baik yang sudah terdaftar di pasar modal, maupun yang masih dalam proses
pendaftaran pasar modal.
Alasan IFRS dijadikan pedoman SAK karena Indonesia merupakan anggota
International Federation of Accountants (IFAC) yang menjadikan IFRS sebagai standar
akuntansinya. Ada beberapa prinsip dasar yang digunakan IFRS, di antaranya adalah:
 Ada penekanan interpretasi dan aplikasi atas standar akuntansi keuangan
sehingga para negara anggota IFAC berkomitmen untuk menerapkan SAK yang
sudah ditentukan.
 Ada penilaian atas transaksi dan evaluasi sehingga laporan keuangan dapat
mencerminkan realitas ekonomi.
 Penerapan standar akuntansi ini membutuhkan professional judgement.
Manfaat Penerapan IFRS:
 Dapat meningkatkan daya banding laporan keuangan.
 Memberikan informasi berkualitas di pasar modal internasional.
 Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi
perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.
 Mengurangi biaya pelaporan keuangan perusahaan multinasional dan biaya
untuk analisis keuangan bagi para analis.
 Dapat meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju best practice.
2. SAK – ETAP
SAK-ETAP adalah Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik. Standar ini dipakai oleh entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang
signifikan, sehingga entitas (perusahaan) dimaksud menerbitkan laporan keuangan
untuk tujuan umum bagi penggunaan ekstrernal.
ETAP merupakan hasil penyederhanaan standar akuntansi IFRS yang meliputi
tidak adanya penilaian untuk aset tetap, aset tidak berwujud, dan laporan laba/rugi
yang komprehensif.
Standar akuntansi IFRS yang disederhanakan juga meliputi tidak adanya pilihan
menggunakan nilai revaluasi (wajar), serta tidak ada pengakuan liabilitas dan aset pajak
tangguhan karena beban pajak diakui sebesar jumlah pajak menurut ketentuan pajak.
Manfaat SAK - ETAP:
 Membantu perusahaan kecil dan menengah dalam menyusun laporan
keuangannya sendiri.
 Standar akuntansi ini dinilai lebih sederhana karena sebagian besar siklus
akuntansinya menggunakan konsep biaya historis. Bentuk pengaturannya juga
lebih sederhana dalam hal perlakuan akuntansi dan relatif tidak berubah selama
beberapa tahun.
 Laporan akuntasi jadi dapat diaudit dan mendapatkan opini audit, sehingga
laporan keuangan dapat digunakan untuk mejaring dana investasi agar usahanya
lebih berkembang.
 Implementasi SAK-ETAP lebih mudah dibandingkan PSAK_IFRS karena lebih
sederhana dan tetap dapat memberikan informasi yang dapat diandalkan dalam
penyajian laporan keuangan.
 SAK-ETAP mengadopsi IFR untuk usaha kecil dan menengah yang dimodifikasi
sesuai kondisi Indonesia, serta dibuat lebih ringkas. Namun perlu diingat, SAK-
ETAP juga masih memerlukan profesional judgement ya, meski tak sebanyak
untuk PSAK-IFRS.
3. PSAK SYARIAH
Dari namanya saja sudah bisa diketahui bahwa standar akuntansi keuangan ini
adalah standar yang berpatok pada prinsip hukum agama (syariat) Islam.
PSAK Syariah digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah, baik itu
lembaga syariah maupun lembaga non-syariah.
Standar akuntansi ini dikembangkan mengikuti model SAK umum namun
berbasis syariah dengan mengacu pada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).
PSAK Syariah mengatur mulai dari kerangka konseptual penyusunan dan
pengungkapan laporan, penyajian laporan keuangan secara syariah, serta standar
khusus transaksi syariah seperti muharabahah, musyarakah, mudharabah, salam dan
istishna.
4. SAP
SAP (Standar Akuntansi Pemerintah) diterbitkan sebagai peraturan pemerintah
(PP) yang diterapkan untuk entitas pemerintah dalam menyusun Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).
Laporan keuangan pokok menurut Standar Akuntansi Pemerintah adalah
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan
Keuangan.
SAP dibuat untuk menjadmin transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara demi terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih.

FUNGSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN:

1. Untuk keseragaman Laporan Keuangan;


2. Memudahkan penyusunan Laporan Keuangan
3. Mempermudah auditor dan membaca laporan keuangan untuk memahami dan
membandingkan laporan keuangan entitas berbeda-beda.

KONVERGENSI AKUNTANSI KEUANGAN INTERNASIONAL

Konvergensi merupakan penggabungan dua hal atau lebih, untuk bertemu dan bersatu
dalam suatu titik. Konvergensi standar akuntansi internasional (IFRS) berarti penggabungan
atau pengintegrasian standar akuntansi yang ada di setiap negara untuk digunakan dan
diarahkan ke dalam satu titik tujuan yaitu IFRS (International Financial Report Standart).

Pengertian konvergensi IFRS yang digunakan merupakan awal untuk memahami apakah
penyimpangan dari PSAK harus diatur dalam standar akuntansi keuangan. Pendapat yang
memahami konvergensi IFRS adalah full adoption menyatakan Indonesia harus mengadopsi
penuh seluruh ketentuan dalam IFRS, termasuk penyimpangan dari IFRSs sebagaimana yang
diatur dalam IAS 1 (2009): Presentation of Financial Statements paragraf 19-24. IFRS
menekankan pada principle base dibandingkan rule base.

Tujuan akhir dari konvergensi IFRS adalah PSAK sama dengan IFRS tanpa adanya
modifikasi sedikitpun. Di sisi lain, tanpa perlu mendefinisikan konvergensi IFRS itu sendiri,
berdasarkan pengalaman konvergensi beberapa IFRS yang sudah dilakukan di Indonesia tidak
dilakukan secara full adoption.
Alsan SAK perlu mengacu pada IFRS adalah kita tidak bisa menolak arus globalisasi
karena bagaimanapun juga agar negara kita dapat disetarakan dalam kegiatan perekonomian
internasional, dan dalam pembuatan laporan keuangan yang dapat diakui secara internasional.
Dapat dilihat dari semakin banyaknya investasi asing yang masuk ke Indonesia. Di mana kita
harus siap bersaing dengan tenaga asing, khususnya akuntan luar negeri yang akan
berdatangan sehubungan akan tingginya permintaan akuntan berstandar internasional. Secara
tidak langsung negara kita pun tidak mau ketinggalan dalam bersaing oleh karena itu kita harus
segera mengejar target konvergensi IFRS tersebut

Anda mungkin juga menyukai