Anda di halaman 1dari 41

Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

BAB VI
SPESIFIKASI

A. SPESIFIKASI UMUM

1. KETENTUAN UMUM

1.1 Kontraktor harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas Hak Paten, Lisensi, serta Hak
Cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan
Kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan.
1.2 Apabila ada perbedaan antara Standar yang disyaratkan dengan Standar yang diajukan
oleh Kontraktor, Kontraktor harus menjelaskan secara tertulis kepada Direksi
Pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi Pekerjaan menetapkan Setuju
atau Ditolak.
1.3 Dalam hal Dreksi Pekerjaan menetapkan bahwa Standar yang diajukan Kontraktor
tidak menjamin secara substansial sama atau lebih tinggi dari Standar yang disyaratkan
, maka Kontraktor harus tetap memenuhi ketentuan Standar yang disyaratkan dalam
Dokumen Kontrak.
1.4 Spesifikasi ini disusun sedemikian rupa dimaksudkan agar calon penawar dapat
menyusun penawarannya yang realistis dan kompetitif, sesuai dengan kebutuhan
Pemilik tanpa catatan dan persyaratan lain dalam penawarannya.
1.5 Barang , bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan harus
mengutamakan produksi dalam negeri.
1.6 Standar yang digunakan adalah Standar Nasional (SNI, SII, SKNI) untuk barang, bahan,
dan jasa/ pengerjaan/pabrikasi dari edisi atau revisi ASTM, BS, dll), yang padanannya
secara substantif sama atau lebih tinggi dari Standar Nasional.
1.7 Standar satuan ukuran yang digunakan adalah MKS, sedangkan penggunaan Standar
satuan lain, dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.
1.8 Semua kegiatan yang perlu untuk pelaksanaan pekerjaan, penyelesaian dan perbaikan
harus dilakukan sedemikian rupa dengan mematuhi ketentuan dan persyaratan
kontrak agar tidak menimbulkan gangguan terhadap kepentingan umum.
1.9 Kontraktor harus mengamankan dan membebaskan Pemilik dari kewajiban membayar
ganti rugi yang berkenaan dengan segala klaim, tuntutan hukum dalam bentuk
apapun yang timbul dari atau sehubungan dengan hal tersebut.

2. HUKUM DAN PERATURAN

Kontraktor harus mengetahui, memahami dan mematuhi ketentuan hukum dan Peraturan
mengenai Lingkungan Hidup, Keselamtan Kerja, Perpajakan, Bea Cukai, Ijin Pemasukan
Barang, Import dan Komoditi, penyimpanan merupakan keharusan bagi kontraktor
mengikuti prosedur yang harus ditempuh.

Dengan tidak mengurangi kewajiban Kontraktor akan hal tersebut diatas, Kontraktor harus
mematuhi ketentuan peraturan/perundang-undangan sebagai berikut:

1
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

1.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengikut sertakan Perusahaan Golongan Ekonomi
Lemah Setempat/Koperasi sesuai surat Menteri Koordinator Bidang Ekonomi
Keuangan dan Pengawasan Pembangunan No. S.91/M.EKKU/1997 tanggal 23 Juli 1997
tentang: Peningkatan Peran Serta dan Pemberdayaan Pengusaha Kecil dan Koperasi
dalam pengadaan barang/jasa Instansi Pemerintah.
1.2. Untuk melindungi tenaga kerja, Kontraktor wajib melaksanakan program
JAMSOSTEK sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan
Menteri Tenaga Kerja No. 30/KPTS/1989 tanggal 27 Januari 1989 Jo. Surat Kakanwil
No. KEP-07/Men/ 1989. Departemen Pekerjaan Umum Propinsi Daerah Istimewa Aceh
Nomor : PR.06.07-W.01/BJ.3/660 tanggal 10 Agustus 1998.
3. PROGRAM PELAKSANAAN DAN LAPORAN

3.1. LAPORAN BULANAN KEMAJUAN PEKERJAAN

Sebelum tanggal sepuluh setiap bulan atau pada waktu yang telah ditetapkan Direksi,
Kontraktor
harus menyerahkan 5 (lima) salinan Laporan Kemajuan Bulanan dalam bentuk yang
bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan
selama bulan yang terdahulu. Laporan sekurang kurangnya harus berisi hal-hal sebagai
berikut:

3.1.1 Prosentase total pekerjaan yang telah dilaksanakan berdasarkan kenyetaan yang
dicapai pada bulan laporan dan prosentase rencana yang diprogramkan pada
bulan berikutnya.
3.1.2 Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang telah diselesaikan, disertai dengan
prosentase rencana yang diprogramkan, dan diberi keterangan mengenai
kemajuan pekerjaan.
3.1.3 Jadwal rencana kegiatan mendatang yang akan dilaksanakan dalam waktu dua
bulan berturut-turut dengan perkiraan tanggal permulaan dan penyelesaian.

3.2. LAPORAN HARIAN

Kontraktor harus membuat laporan harian atau laporan periodik atas setiap bagian
pekerjaan yang diminta Direksi dan dalam bentuk yang disetujui oleh Direksi. Laporan
dimaksud harus memuat, tetapi tidak dibatasi, data-data berikut:
Keadaan cuaca, jumlah tenaga staf dan buruh yang dipekerjakan serta
keterampilannya, jumlah bahan-bahan di tempat pekerjaan, jumlah bahan yang sedang
dipesan, kemajuan pekerjaan, persiapan pekerjaan dan peralatan serta data-data
percobaan laboratorium, kecelakaan dan informasi yang lain yang berkaitan erat
dengan kemajuan pekerjaan.

3.3. RAPAT BERSAMA UNTUK MEMBICARAKAN KEMAJUAN PEKERJAAN

2
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

Rapat tetap antara Direksi dan Kontraktor diadakan seminggu sekali pada waktu yang
telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari pada rapat ini membicarakan
pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk minggu selanjutnya
dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan.

3.4 PHOTO KEMAJUAN PEKERJAAN

Kontraktor harus menyerahkan photo berwarna kepada Direksi mengenai kemajuan


pekerjaan (dengan ukuran tidak kurang 8 cm x 12 cm) pada lokasi yang telah
ditentukan Direksi selama masa Kontrak.
Photo diambil pada waktu awal dan selesainya pelaksanaan pekerjaan, serta pada
waktu yang ditetukan oleh Direksi.Photo yang harus diserahkan kepada Direksi
dilampirkan pada laporan kemajuan bulanan dan masing-masing sebanyak 5 (lima)
rangkap. Tanggal dan penjelasan dari tiap photo perlu dicantumkan. Biaya pembuatan
photo tidak akan dibayar terpisah dan dianggap termasuk dalam harga satuan untuk
tiap pekerjaan pada Biaya Kuantitas Pekerjaan.

4. BAHAN-BAHAN DAN ALAT YANG HARUS DISEDIAKAN KONTRAKTOR.

Kontraktor harus menyediakan seluruh alat produksi dan material yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan pekerjaan kecuali bila disebutkan tersendiri di dalam Kontrak. Jika
tidak ditentukan lain, segala peralatan dan material yang membutuhkan bagian
pekerjaan baru dan harus disesuaikan dengan standar menurut dokumen lelang.
Bahan-bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan harus mengutamakan
produksi dalam negeri.

Apabila disebabkan karena sesuatu hal sehingga bahan yang dimaksud tidak dapat
diperoleh di dalam negeri, maka Kontraktor dapat melakukan pemesanan dari luar
negeri setelah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pemberi Pekerjaan.
Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi, bilamana bermaksud untuk mensuplai
peralatan dan material yang tidak sesuai dengan standar sebagai tersebut di atas dan
harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi.

5. ALAT-ALAT PRODUKSI

Kontraktor harus menyediakan segala alat produksi yang diperlukan secukupnya


untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan. Direksi boleh meminta kepada
Kontraktor untuk menyediakan alat produksi tambahan dan peralatan lain bilamana
menurut pertimbangannya penting untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
Kontrak. Kontraktor harus menyediakan seluruh peralatan serta suku cadang dan
harus menjaga persediaan yang cukup untuk tidak memperlambat pelaksanaan
pekerjaan.

3
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

6. MATERIAL PENGGANTI

Kontraktor harus berusaha mendapat material yang ditentukan, bilamana material


yang ditentukan tidak mungkin diperoleh dengan alasan yang dapat diterima,
Kontraktor dapat menggunakan material pengganti, tetapi harus terlebih dahulu
mendapat persetujuan tertulis dari Direksi. Harga satuan penawaran pada Daftar
Kuantitas dan Harga Pekerjaan tidak diperkenankan untuk dinaikkan akibat
penggantian material.

7. PAGAR SEMENTARA

Apabila diperlukan Kontraktor harus membuat pagar daerah kerja dan semua tanah
yang ditempati untuk melaksanakan kewajibannya sesuai dengan syarat-syarat kontrak
atas biaya dari kontrak sendiri..
Apabila pagar sementara perlu didirikan sepanjang jalan umum, jalan kereta api, harus
merupakan tipe yang diminta dan disetujui oleh Pemerintah Setempat.

8. YANG HARUS DISERAHKAN PADA PROYEK

Dengan selesainya waktu pemeliharaan atau pada tanggal-tanggal lebih awal dari yang
dikehendaki oleh Direksi, Kontraktor harus mengosongkan dan menyerahkan pada
Direksi seperti yang ditentukan dalam pasal ini.

Kontraktor tidak membongkar atau merusak bangunan, peralatan, barang-barang yang


berfaedah, kantor-kantor, gudang dan lainnya seperti tercantum dalam spesifikasi ini.

Semua unit perumahan, kantor, dan fasilitas lain harus dibersihkan dan dalam keadaan
baik kecuali untuk yang dibongkar bila diserahkan kepada Pemberi Pekerjaan.

9. PAPAN NAMA PROYEK

9.1. Kontraktor wajib membuat Papan Nama Proyek yang ditempatkan di lokasi-lokasi
tertentu menurut petunjuk Direksi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah
terbitnya Surat Keputusan Pemenang Pelelangan.

9.2. Papan Nama tersebut harus dibuat dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Ukuran papan (150 x 100) cm² harus dibuat dari papan kayu kelas II dan dilapisi
dengan BWG 28 atau yang sejenis.
b. Tiang penyangga dan penyokong dibuat dari kayu kelas I ukuran (5x7) cm².
c. Pemasangan papan nama sedemikian rupa sehingga tepi bawah terletak setinggi 2
m dari tanah. Bagian tanah tiang penyangga dan penyokong ditanam, di dalam
lubang yang kemudian dicor dengan beton tumbuk campuran 1 : 3 : 5 (dalam
volume) sedalam 40 cm di dalam tanah dan 10 cm di atas tanah.

4
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

d. Pengecatan papan nama tersebut harus dilakukan dengan cat meni sekali, cat
dasar sekali dan cat penutup sekali. Dipapan nama ditulis sebagai berikut atau
sesuai dengan petunjuk Direksi :

DINAS PEKERJAAN UMUM


KOTA LANGSA

 Nama Pekerjaan
 Tanggal permulaan dan akhir pelaksanaan pekerjaan.
 Besar Nilai Kontrak.
 Nama (Badan) Sumber Dana.
 Nama Kontraktor.

Kontraktor wajib memelihara dan merawat papan nama dan menjaga agar tetap dalam
keadaan baik sampai dengan penyerahan pekerjaan yang terakhir kalinya kepada Direksi
Pekerjaan.

B. SPESIFIKASI TEKNIK

Pasal 1
PROYEK

Pembangunan GEDUNG MAHASISWA.....…(terlampir dalam data lelang) pada Dinas


Pekerjaan Umum Kota Langsa.

Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan guna pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor


berkewajiban :
1. Membersihkan halaman pekerjaan dari segala kotoran/sampah dan akar-
akar kayu.
2. Mengadakan air untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan. Air harus
memenuhi syarat-syarat yang diperlukan masing-masig pekerjaan yang bersangkutan.
3. Membuat gudang-gudang, los kereja dan kator Direksi.
4. Membuat papan nama proyek dari paapan dilapis seng dengan ukuran 200
x 100 m. Didirikan tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm. Diletakkan di tempat yag
mudah dilihat.

Papan nama proyek berisikan :

 Nama Pekerjaan
 Tanggal permulaan dan akhir pelaksanaan pekerjaan.

5
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

 Besar Nilai Kontrak.


 Nama (Badan) Sumber Dana.
 Nama Kontraktor

Pasal 3
PEKERJAAN PEMBONGKARAN

Pekerjaan pembongkaran dilakukan sebelum pekerjaan perbaikan dilaksanakan. Hasil


bongkaran harus dipindahkan/dibuang dari tempat pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 4
UKURAN-UKURAN

1. Ukuran-ukuran patok dan ukuran tinggi telah ditetapkan dalam gambar dan
dijelaskandalam gambar detail. kuran-ukuran dalam gambar tersebut adalah ukuran
setelah pekerjaan selesai dikerjakan.
2. Peil ketinggian lantai (+/- 0,00) diambil sesuai dengan ketetapan dalam gambar, ukuran
tersebut merupakan perhitungan rata-rata diatas tanah berkontur (tingginya sesuai
dengan lantai bangunan yang telah ada). Penentuan peil ini akan dilakukan oleh Direksi
bersama sama dengan kontraktor. Selanjutnya peil ini harus merupakan dasar tiap
ukuran tinggi/rendah dan horizontal.
3. Penentuan titik-titik ketinggian bangunan dilakukan dengan selang air ukuran 1/4 ",
sedangkan untuk sudut siku-siku dilakukan dengan benang secara azas dalil pythagoras.

Pasal 5
KANTOR PEMBORONG DAN GUDANG

1. Untuk keperluan, kelancaran dan tempat tinggal pekerja kontraktor diharuskan untuk
membuat Direksi keet, pondok kerja dan gudang tempat penyimpanan bahan (KEET).
2. Bangunan keet ini dibuat secara sederhana sehingga pada waktu bangunan selesai
dikerjakan memudahkan pembongkarannya.
3. Untuk memudahkan pengawasan pada bangunan keet ini disediakan dan dilengkapi
dengan peralatan Direksi Keet, seperti meja tulis, kursi dan peralatan lainnya.
4. Letak bangunan keet ini disesuaikan dengan siatuasi tempat, agar sirkulasi pekerjaan
tidak saling menghambat.

Pasal 6
PEMASANGAN BOUWPLANK

1. Lingkup pekerjaan
Meliputi seluruh keliling bangunan.

6
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

2. Persyaratan bahan
Bahan dari kayu yang cukup kuat, dengan ukuran untuk patok 5/7 cm dan untuk papan
2/18 cm.
3. Pedoman pelaksanaan
 Papan diketam halus dan lurus pada sisi atasnya
 Harus benar-benar water pas (timbang air) dan sudut-sudutnya harus siku
 Bouwplank harus terpasang kuat.
 Setelah bouwplank terpasang harus diminta persetujuan tertulis Direksi, agar
pekerjaan selanjutnya dapat segera dilaksanakan.

Pasal 7
PEKERJAAN TANAH/URUGAN

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Tanah terdiri dari:
 Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi).
 Timbunan kembali galian tanah pondasi.
 Timbunan tanah dan pasir bawah lantai.
 Perataan tanah sekeliling bangunan.
2. Persyaratan bahan
Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian pondasi. Untuk
timbunan bawah lantai digunakan tanah urug dan pasir urug kualitas baik. Tanah
timbunan dan pasir urug harus bersih dari kotoran-kotoran dan akar-akar kayu, serta
sampah lainnya.
3. Pedoman pelaksanaan
a. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan penandaan sumbu
ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui Direksi. Apabila ditempat galian ditemukan
pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka
kontraktor secepatnya memberitahukan kepada Direksi atau instansi yang berwenang
untuk mendapat petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas
segala kerusakan yang diakibatkan pekerjaan galian tersebut.
b. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam gambar,
maka kontraktor harus mengisi kelebihan galian tersebut dengan bahan pondasi yang
sesuai dengan spesifikasi pondasi.
c.Pengurugan bekas galian pondasi diurug lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis
maksimum 15 cm. Tiap lapisan dipadatkan dengan menumbuk lapisan tersebut,
menggunakan alat tumbuk yang baik. Setelah lapisan pertama padat, ditimbun dengan
lapisan berikutnya dan dipadatkan kembali seperti diatas. Demikian seterusnya
dilakukan sampai semua lubang bekas galian pondasi tetutup kembali.
d. Pengurugan dengan tanah timbun dibawah lantai dilakukan lapis demi lapis hingga
ketebalan yang di tentukan dibawah lantai, ditumbuk hingga padat. Lapisan-lapisan
urugan untuk ditumbuk ini dibuat maksimal 10 cm perlapisan.
e. Dibawah lantai setebal 5 cm diurug dengan pasir pasangan dan dipadatkan.
Pengurugan dan pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air hingga jenuh,
kemudian ditumbuk dengan alat yang sesuai untuk pemadatan. Hasil akhir harus

7
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

mendapat persetujuan Direksi atas kesempurnaan pengurugan dan pemadatan.

Pasal 8
PEKERJAAN PONDASI

1. Lingkup pekerjaan
Meliputi seluruh pengerjaan lantai kerja, pondasi pasangan batu kali/batu pecah dan
beton bertulang, seperti yang tercantum dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar
detail.
2. Persyaratan bahan
Seluruh bahan yang digunakan untuk pondasi harus memenuhi persyaratan yang
diuraikan dalam pasal beton/beton bertulang.
3. Pedoman pelaksanaan
a. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-pengukuran untuk
as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi yang diminta persetujuan Direksi
tentang kesempurnaan galian.
b. Pemborong wajib melaporkan kepada Direksi bila ada perbedaan gambar konstruksi
dengan gambar arsitektur atau bila ada hal-hal yang kurang jelas.
c. Dibawah dasar pondasi didasari dengan pasangan batu kosong (Aanstamping) setebal
10 cm.
d. Pondasi dibuat dari pasangan beton dengan adukan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr.
e. Pondasi dibuat dari pasangan batu belah dengan adukan 1Pc : 3 Ps.
f. Pedoman pelaksanaan, adukan harus memenuhi pedoman pada pasal beton.

Pasal 9
PEKERJAAN BETON/BETON BERTULANG

1. Pekerjaan beton bertulang


a. Kualitas yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah :
Mutu beton BO untuk pekerjaan beton biasa
Mutu beton K175 untuk kolom praktis
Mutu beton K225 untuk:
 Pondasi beton bertulang;
 Sloff beton bertulang;
 Kolom beton bertulang;
 Balok-balok beton bertulang;
 Plat beton bertulang.
b. Pemborong harus memberikan/membuat kwalitas beton degan memperhatikan data-
data pelaksanaan sesuai petunjuk pengawas.
c. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan yang disebut
pasal 4.7 dan 4.9 PBI 1971 Mengingat bahwa Wc factor yang sesuai disini adalah sekitar
0,52-0,555, maka pemasukan bahan adukan + kendala cetakan benda uji dilakukan
menurut pasal 4.9 ayat 3 PBI-1971 tanpa menggunakan penggetar. Pada masa-masa
pembetonan pendahuluan harus dibuat minimum 1 benda uji per 1,5 m3 beton hingga

8
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

dengan ceepat-cepat diperoleh 20 bnda uji yang pertama. Selanjutnya harus dibuat 2
buah benda uji untuk setiap 5 m3 beton dengan minimum 2 buah benda uji setiap hari.
d. Pemborong harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas yang dibuat.
Laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristik beton tersebut dan harus
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Laporan tersebut harus disertai sertifikat
dari laboratorium dan harus dibuat rangkap 5 (lima).
e. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimal 5 Cm dan maksimal 12 Cm.
Cara pengujian slump adalah sebagai berikut : Contoh beton diambil tepat sebelum
dituangkan ke dalam cetakan beton (bekisting). Cetakan beton dibawahkan dan
ditempatkan di atas kayu yang rata atau pelat beton. Cetakan diisi sampai kurang lebih
sepertiganya. Kemudian adukan tersebut diitusuk-tusuk 25 kali dengan besi 15 mm
panjang 30 Cm dengan ujung yanng bulat (seperti peluru). Pengisian dilakukan dengan
cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan
setiap tusukan harus yang dibawahnya setelah atasnya diratakan, segera cetakan
diangkat perlahan-lahan dana diukur penurunannya (nilai slumpnya).
f. Jumlah semen minimal 375 Kg per m3 beton. Khusus pada atap, luifel, konsol, kamar
mandi dan WC, talang beton, dan lantai.
g. Pengujian kubus percobaan harus dilakukan di laboratorium yang sesuai dan disetujui
Direksi / Konsultan Pengawas atas biaya Pemborong.
h. Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak tergenang air,
selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara terbuka.
i. Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk umur
3,7,14,21,2 hari dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari prosentase
kekuatan yang diminta pada 28 hari, untuk lebih jelasnya lihat tabel 4.1.4 PBI-1971.
Angka kekuatan yang diminta, maka harus dilakukan pengujian beton setempat
dengan cara-cara seperti yang ditentukan dalam PBI-1971.
j. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah
seluruh adukan masuk ke dalam mixer.
k. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan dengan
cara yang tidak berakibat terjadinya pemisahan komponen-komponen beton.
l. Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton.
m. Minimal 2 (dua) hari sebelum pengecoran dilakukan Pemborong harus
memberitahukan kepada Direksi/Konsultan Pengawas dan pengecoran baru dapat
dilakukan setelah mendapat izin tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas. Sebelum
memberikan persetujuan pengecoran Direksi/Konsultan Pengawas wajib memeriksa
pembesian yag terpasang pada daerah yang akan di cor.
n. Diluar uraian diatas terhada tepat atau again lain dari pekerjaan yang memerlukan
penggunaan beton bukan sebagai struktur utama (misalnya : beton rabat) dapat dipakai
campuran adukan 1 PC : 3 Psr : 5 Kr yang dicetak dan dicor berdasar ketentuan PUBB
(NI.3-1957) dan PBI (NI.2-1971).

2. Siar-siar Konstruksi dan Pembongkaran Acuan/Bekisting


a. Penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan lain dalam Gambar
Kerja, harus meengikuti pasal 6.5 PBI-1971. Siar-siar tersebut permukaannya harus
dikasarkan dan harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum
pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut harus mendapatkan persetujuan
tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas. Apabila pengecoran terhenti lebih dari 1 jam

9
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

maka pengecoran berikutnya untuk daerah yag terhenti pengecorannya baru dapat
dilakukan kembali dalam waktu 24 jam kemudian dengan memperhatikan syarat-
syarat tersebut di atas.
b. Pembongkaran Acuan/Bekisting sepajang tidak ditentukan lain dalam Gambar Kerja
harus mengikuti pasal 5.8 PBI-1971. Pembongkaran Acuan/Bekisting baru dilakukan
apabila bagian konstruksi dengan sistem Acuan/Bekisting yang masih ada telah
mecapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiiri dan beban-beban
pelaksanaan yang bekerja padanya. Kekuatan ini harus ditunjukkan dengan
pemeriksaan benda uji laboratorium dan denga perhitungan-perhitunga yang harus
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Pembongkaran baru dapat dilaksanakan
apabila telah mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas.
c. Pada bagian-bagian konstruksi dimana akan bekerja beban-beban yang lebih besar dari
beton rencana atau terjadi keadaan yang lebih membahayakan dari pada yang
diperhitungkan, cuaca dari bagian konstruksi tersebut tidak dapat dibongkar selama
keadaan tersebut terus berlangsung.
d. Acuan/Bekisting balok dapat dibongkar setelah dari semua kolom-kolom
penunjangnya telah dibongkar cetakannya dan dari penglihatan ternyata baik hasil
pengecorannya.

3. Pekerjaan Besi
Besi beton yang digunakan harus memenuhi kriteria mutu, besi dengan ukuran < Ø 14
mm digunakan U 24 dan besi dengan ukuran ≥ Ø 14 mm digunakan U 32.

Bending Schedule dan Pergantian Besi


a. Pemborong harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan
apa yang tertera pada Gambar Kerja. Sebelum dilakukan pemotongan besi beton,
maka Pemborong harus membuat “Bending Schedule” (rencana pembengkokan
tulangan) untuk diajukan dan dimintakan persetujuan dari Direksi/Konsultan
Pengawas.
b. Dalam hal dimana berdasarka pengalaman pemborongan atau pendapatnya terdapat
kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yag ada, maka :
 Pemborong dapat menambahkan ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian
yag tertera dalam Gambar Kerja. Secepatnya hal ini diberitahukan pada
perencanaan konstruksi untuk informasi.
 Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Pemborong sebagai pekerjaan lebih,
maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis
dari perencanaan kostruksi.
 Jika diusulkan perubahan dari jalan/arah pembesian maka perubahan tersebut
hanya dapat dilakukan degan persetujuan tertulis dari perencanaan konstruksi.
c. Jika pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter besi yanng sesuai dengan yang
ditetapkan dalam Gambar Kerja, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi
dengan diameter yang terdekat dengan catatan harus ada persetujuan tertulis dari
Direksi/ Konsultan Pengawas.
d. Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang
dari yang tertera dalam Gambar Kerja (dalam hal ini yang dimaksudkan adalah
jumlah luas).

10
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

e. Pergantian tersebut boleh mengakibatka keruwettan pembesian ditempat tersebut


atau didaerah overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian
pengetar.

f. Toleransi besi

Diameter, ukuran sisi


(jarak antara dua diameter
Variasi dalam berat
permukaan yang berlawanan)
Yang diperbolehkan Toleransi

Dibawah 10 mm +/- 7% +/- 0,4 mm

10 mm sampai 16 mm +/- 5% +/0,4 mm


(tapi tidak termasuk
diameter 16 mm)

16 mm sampai 28 mm +/- 4% +/- 0,3 mm


(tapi tidak termasuk
diameter 28 mm)

4. Perawatan Beton
a. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
b. Persiapan perlindungan atas kemunngkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.
c. Beton harus dibasahi terus menerus paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran
untuk mencegah pengeringan bidang beton. Pembasahan terus menerus ini dilakukan
anatara lain dengan menutupinya dengan karunng-karung basah. Pada pelat-pelat
atap pembasahan terus menerus dilakukan dengan merendam atau
(menggenanginya) dengan air.
d. Khusus untuk pelat lantai yag akan diberi lapisan waterproofing pembasahan terus
menerus juga berfungsi untuk memastikan bahwa pelat beton tidak mengalami
kebocoran. Apabila terjadi kebocoran maka pelat tersebut harus diperbaiki oleh
Pemborong sampai disetujui oleh Direksi/Kosultan Pengawas.
e. Pada hari-hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak boleh
diganggu.
f. Tidak diperkenankan unntuk mempergunakan lantai yang belum cukup mengeras
sebagai tempat penimbunan bahan-bahan atau sebagai jalan unnntuk mengangkut
bahan-bahan berat. Minimal 1 (satu) minggu setelah pengecoran selesai, baru dapat
dibebani untuk pekerjaan selanjutnya dengan syarat Acuan/Bekisting lantai yanng
dibebani tersebut tidak dibongkar dan untuk memulai pekerjaan tersebut harus
dengan persetujuan tertulis oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
g. Perawatan degan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar, pemanasan atau
proses-proses lain untuk mempersingkat waktu pengerasan dapat dipakai setelah
mendapatkan persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.

5. Tanggung Jawab Pemborongan

11
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

Pemborong bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan ketentuan-
ketentuan di atas dan sesuai dengan gabar Kerja yang diberikan. Kehadiran
Direksi/Konsultan Pengawas selaku wakil pemberi tugas atau Kosultan Perencana yang
sejauh mungkin melihat/mengawasi/menegur atau memberi nasehat tidaklah
mengurangi taggung jawab.

6. Perbaikan Permukaan Beton


a. Pada proyek ini permukaan beton yang dihasilkan bukan merupakan hasil akhir yang
tidak tidak mengalami finishing arsitektur sehingga akan ada pekerjaan plasteran baik
untuk balok, kolom dan pelat lantai. Tapi apabila terjadi ketidak-sempurnaan dalam
pengecoran sehingga terjadi keropos dan lain-lain maka harus dilakukan hal-hal seperti
langkah berikut ini.
b. Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan campuran adukan
semen (cement mortar) setelah pembukaan Acuan/Bekisting, hanya boleh dilakukan
setelah mendapatkan persetujuan tertulis dan sepengetahuan Direksi/Konsultan
Pengawas.
c. Jika ketidak-sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan
yang diharapkan dan diterima Direksi/Konsultan Pengawas, maka harus dibongkar
dan diganti dengan pembetonan kembali atas biaya Pemborong.
d. Ketidak-sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah/retak,
ada gelembung udara, keropos berlubang, tonjolan dan yag lainnya yag tidak sesuai
dengan bentuk yang diharapkan/diinginkan.

7. Bagian-bagian Yang Tertanam Dalam Beton


Pasangan angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang.
Dipergunakan juga tempat untuk klos-klos untuk kosen atau instalasi.

8. Bahan
a. Semen
 Digunakan Portland Cement jenis I (Tipe I) menurut NI-8 tahun 1975 dan
memenuhi S-400 menurut Standart Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi
Semen Indonesia (NI-8 tahun 1972). Merek yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar
dalam pelaksanaan terkecuali mendapat persetujuan dari Direksi. Pertimbangan
Direksi hanya dapat diberikan dalam keadaan :
 Tiada stok dipasaran dari merk semen yang telah digunakan.
 Kontraktor memberikan data-data teknis bahwa mutu semen pengganti setaraf
dengan mutu semen yang telah dipakai.
 Semen yang mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen tidak
diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.
 Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat lembab agar
semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm
dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan
dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakuka menurut urutan
pengiriman.
b. Pasir Beton

12
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI –1971.
c. Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI-1971. Penimbunan pasir dengan kerikil
harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur utuk menjamin
adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.

e. Besi Beton
Besi beton yag digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan leleh
karakteristik minimum 24 Kg/cm²) untuk ukuran < Ø14 mm dan baja sedang dengan
mutu U-32 (tegangan leleh karakteristik minimum 32 Kg/cm²) untuk ukuran ≥ Ø14
mm. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas
dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan
tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang. Membengkok
dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan
harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan
Direksi terlebih dahulu. Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi
sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran
dengan diameter terdekat dengan catatan :
 Harus ada persetujuan Direksi.
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini dimaksud adalah jumlah
luas). Biaya tambahan yang diakibatkan penukaran diameter besi menjadi
tanggung jawab pemborong.

9. Cetakan dan acuan


Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir
konstruksi mempunyai bentuk, ukuran batas-batas yang sesuai dengan yang ditunnjuk
oleh gambar rencana dan uraian pekerjaana. Pembuatan cetakan dan acuan harus
mememenuhi ketentuan-ketentuan didalam pasaal 5.1 PBI-1971.

10. Mutu Beton


Mutu beton yang digunakan adalah perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr.

11. Adukan Beton


Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu :
 Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.

13
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

 Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yag sudah
dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus
memenuhi tabel 4.4.1 PBI 1971.

12. Pengecoran
Pegecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi. Selama
pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas penulangan.
Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan
berkaki yag tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut
pada saat beton dicor.
Apabila pengecoran harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui oleh
Direksi. Untuk melanjutkan pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang
mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive yang
memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoraan kolom, adukan tidak boleh
dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.

13. Hal-hal Lain ((Miscellaneous Items)


Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang tertinggal di beton bekas jalan kerja sewaktu
pembetonan. Jika dianggap perlu dibuat bantalan beton untuk pondasi alat-alat mekanik
dan elektronik yang ukuran, rencana dan tempatnya berdasarkan Gambar Kerja
mekanikal dan elektrikal. Digunakan mutu beton seperti yang ditentukan dan dengan
penghalusan permukaannya.
Pegangan plafond dari besi beton diameter 6 mm dengan jarak x dan y : 150 cm.
Dipasang sebelum pengecoran beton dan penggantungan harus dikaitkan pada
tulanganpelat atau balok.

Pasal 10
PEKERJAAN DINDING BATA

1. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan dinding bata merah setebal 1/2 bata dilakukan untuk seluruh pembatas
ruangan, dan dinding penahanan tanah emperan keliling bangunan, seperti tertera dalam
gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.

2. Persyaratan Bahan

a. Bata, bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut
siku-siku dan tajam, permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-retak
yang merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan
lainnya, yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam air.

14
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

b. Pasir, Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus bersifat
kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari
dan hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 % berat.
c. Semen dan Air, untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan
yang telah digariskan pada pasal beton bertulang.

3. Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang
memenuhi syarat, mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang
kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah
mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan
adukan yang baru.

4. Pedoman Pelaksanaan
a. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu:
o Pasangan kedap air ( 1 Pc : 2 Ps), Semua pasangan bata dimulai diatas sloof
sampai setinggi 20 cm diatas lantai dan sampai setinggi 150 cm dari permukaan
lantai setempat untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah (toilet, kamar mandi
dan WC).
o Pasangan dinding penahanan tanah emperan keliling bangunan.
o Pasangan adukan 1 Pc : 4 Ps berada diatas pasangan kedap air tersebut.
b. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai
gambar,dengan syarat: Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan
pengukuran harus dilakukan dengan benang. Pengukuran pasangan benang antara
satu kali menaikkan benang tidak boleh melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang
telah selesai.
c. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah
panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata,
kecuali pasangan pada sudut.
d. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun dan
tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat tertentu
sesuai gambar diberi kolom-kolom praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal
dinding.
e. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus dibuat
pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan tersebut
setelah dipasang pipa/plat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang
dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh
bidang tembok.
Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat harus
diberi perlindungan dengan penutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu
penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi perawatan
dengan cara membasahinya secara terus menerus paling sedikit 7 hari setelah
pemasangannya.

Pasal 11

15
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

PEKERJAAN PLESTERAN

1. Lingkup Pekerjaan, Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton
bertulang, dan dinding penahanan tanah emperan keliling bangunan.
2. Persyaratan Bahan-bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah
digariskan dalam pasal beton bertulang.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
 Dinding dibersihkan dari semua kotoran
 Dinding dibasahi dengan air
 Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm.
 Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat
merekat dengan baik.
b. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 Pc :2 Ps , sedangakan
plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 Pc : 4 Ps.
c. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak
diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal.
d. Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk
mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang
dengan menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan secara horizontal dan
vertikal. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan
memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang yang harus diperbaiki
hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan
plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.
e. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak
permulaan plesterannya.

Pasal 12
PEKERJAAN LANTAI

1. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan lantai dibuat untuk semua lantai Bangunan Utama, selasar depan dan
sekeliling bangunan.
Pekerjaan ini terdiri dari :
Lantai beton cor.
Pemasangan Lantai Keramik didalam dan teras bangunan.

2. Bahan yang digunakan


Beton tumbuk campuran 1: 3 : 6 setebal 7 cm atau 5 cm untuk lantai bawah, dan beton
betulang campuran 1 : 2 : 3 setebal 12 cm untuk lantai 2.
Permukaan Lantai dilapisi oleh bahan keramik KIA/Sekualitas atau yang setara dengan
ukuran 40 x 40 cm untuk lantai ruangan biasa dan ukuran 20 x 20 cm dengan permukaan
kasar (tidak licin) untuk keramik KM/WC serta 20 x 25 Cm untuk dinding KM/WC.
Sebagai pengikat lapisan keramik digunakan spesi campuran 1 PC : 3 PS.

16
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

3. Dasar lantai
Dilapis pasir pasangan setebal 5 Cm.

4. Pemeriksaan
Sebelum lantai dipasang, kontraktor harus memeriksa semua pasangan pipa-pipa,
saluran saluran dan lain sebagainya yang harus sudah terpasang dengan baik sebelum
pemasangan lantai dimulai.
5. Adukan
a. Untuk lantai beton tumbuk 1 PC : 3 PS : 6 KR dan diplester 1 PC : 3PS

6. Pemasangan
a. Adukan perekat untuk PC harus betul-betul padat/penuh agar tidak terdapat rongga-
rongga dibawah keramik yang dapat melemahkan konstruksi. Sambungan antara
keramik harus sama lebarnya, lurus dan diisi dengan air semen yang warnanya sesuai
dengan warna ubin. Hasil pemasangan akhir harus rata tidak bergelombang dan
waterpass.
b. Lantai beton tumbuk dipasang dengan ketebalan 7 cm dan diplester setebal 1 cm.
Adukan perekat lantai dipakai 1 PC : 3 PS : 6 KR dengan plesteran 1 PC : 3 PS.
c. Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada retak, noda dan cacat-cacat lainnya.
Apabila terjadi cacat pada lantai, maka bagian cacat tersebut harus dibongkar sampai
berbentuk bujur sangkat dan pasangan baru harus rata dengan sekitarnya.

Pasal 13
PEKERJAAN KAYU

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan kayu meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat bantu yang
diperlukan, sehingga konstruksi selesai dilaksanakan.

Bagian pekerjaannya adalah :


a.Pekerjaan Kozen pintu/jendela.
b.Daun pintu/jendela dan ventilasi
c. Listplank

2. Persyaratan Bahan :
a. Untuk semua kozen pintu dan jendela digunakan kayu Klas II kualitas terbaik.
b. Untuk semua daun pintu dan daun jendela digunakan kayu Klas II kualitas
terbaik.
c. Untuk lesplang digunakan papan Kayu Klas II kualitas terbaik.

17
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

d. Ukuran kayu yang tertera dalam gambar merupakan ukuran terpasang.


e. Kayu harus betul-betul kering, tidak keropos, lurus, tidak cacat/bermata.

3. Pedoman Pelaksanaan

a. Kozen pintu dan jendela


 Ukuran kayu untuk kozen pintu adalah 5/15 cm (ukuran setelah jadi dibuat).
 Konstruksi sambungan kayu harus rapi, tidak longgar, ikatan perkuatan harus
menggunakan pen kayu keras sebelumnya bidang sambungan ini harus dilumuri
dengan lem kayu, agar sambungannya dapat melekat dengan baik.
 Setiap kozen pintu harus dilengkapi angker minimal 3 buah untuk kiri kanan kozen
yang melekat ke tembok. Untuk kozen jendela 2 buah dikiri kanan kozen yang
melekat ke tembok. Khusus untuk kozen pintu dibawah kozen dilengkapi dengan
dork yang diangker kedalam neut beton.
 Semua bidang kozen yang bersinggungan dengan dinding/beton dibuat alur-alur
kapur, kemudian bidang tersebut diawetkan dengan cat meni 2 (dua) kali. Daun
pintu dibuat dengan kayu meuranti batu/merbau sesuai dengan detail,

b. Daun pintu/jendela dan ventilasi


 Daun pintu dibuat dengan kayu minimal kayu meranti dan disyaratkan agar
Kontraktor memesan langsung pada tempat khusus pembuat pintu atau pada toko.
Tidak dibenarkan Kontraktor membuat sendiri dilapangan pekerjaan.

 Jendela dibuat model bingkai, dengan petak-petak tempat kaca disesuaikan dengan
gambar detail. Kaca untuk jendela dipasang kaca bening tebal 5 mm. Pasangan kaca
harus memperhatikan muai susut baik dari kozen, maupun bahan kaca tersebut.

c. Lesplang dibuat dari papan minimal kayu meranti lebar 20 cm dan tebal minimal 2 cm.
Pemasangannya dipakukan langsung pada gording/reng seng zincalum. Sambungan
satu dengan yang lainnya digunakan model sambungan ekor burung. Pemasangan
harus rapi dan lurus. Apabila dijumpai pemasangan yang tidak lurus, maka bagian
tersebut harus dibongkar dan diperbaiki kembali atas beban Kontraktor.

Pasal 14
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan untuk menutup langit-langit pada ruang dan emperan
keliling bangunan, termasuk rangka langit-langit.

2. Persyaratan Bahan

18
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

a. Rangka langit-langit induk dipakai Kayu 5/7 kualitas baik. Rangka pembagi
digunakan kayu 5/5. Untuk langit-langit bagian dalam ruangan dan emperan keliling
bangunan digunakan Asbes dan Plywood, Produksi Dalam Negeri kualitas terbaik.

3. Pedoman Pelaksanaan
1. Rangka langit-langit induk dipasang dengan urutan pertama, yang dipakukan pada
gapit kuda-kuda (balok tarik). Setelah rangka induk terpasang, dilanjutkan
pemasangan rangka pembagi dari jenis yang sama.
2. Pemasangan rangka ini harus rapi dan waterpas. Kontraktor bertanggung jawab atas
kerapian pemasangan rangka ini.
3. Hasil akhir harus waterpass. Apabila ada plafond yang retak, pecah harus diganti
dengan plafond baru.

Pasal 15
PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP

1. Lingkup Pekerjaan
Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah menutup semua bidang atap
bangunan.

2.Bahan Yang digunakan


1. Untuk Rangka Atap digunakan bahan baja ringan (Zingkalum) 65%, yang
mempunyai kualitas baik serta produk yang memiliki sertifikat Standar (SNI), juga
memiliki garansi pasca pemasangan dengan memberikan referensi perhitungan
terhadap struktur yang ditawarkan.
2. Untuk atap digunakan Atap Genteng Metal 0,30mm dan bumbungan memakai jenis
yag sama dengan atap yang digunakan, kesemua mutunya harus standar (SNI).

3. Pedoman Pelaksanaan
a. Semua Rangka untuk kuda-kuda dan gording harus mempunyai kualitas
bahan yang standar serta memiliki kadar yang cukup.
b. Konstruksi harus dibuat sesuai gambar detail, untuk ukuran kayu maupun cara
penyambungannya.
c. Sambungan kayu harus dibuat dengan rapi dan penuh keahlian dengan
memperhatikan peraturan yang disyaratkan dalam Standar pabrikasi.
d. Pemasangan atap dipakukan langsung pada gording dengan menggunakan paku
ulir (paku khusus untuk atap).
e. Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik.
f. Alur seng harus dipasang merata (tidak bolak balik), sehingga hasil akhir pasangan
akan rapi.
g. Bubungan ditutup dengan seng bubungan. Tindisan antara satu lembaran
bubungan dengan lembaran bubungan lainnya harus sesuai dengan persyaratan
pabrik minimal 10 cm.

19
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

h. Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak mengakibatkan


kebocoran.
i. Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang bocor
tersebut harus dibongkar dan dipasang baru.

Pasal 16
PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan jendela,
selanjutnya pada jendela dipasang grendel dan hak angin.

2. Persyaratan Bahan
a. Engsel-engsel Stainlessteell sejenis Romaco Italy / FIT ukuran 4" dan 3" atau setara.
Kunci pintu dipasang sejenis BENOTI (dua) slaag (dua kali putar) atau yang setara.
Grendel dan hak angin berkualitas baik.

3. Pedoman Pelaksanaan
a. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 (dua) slaag, yang kualitasnya ditentukan
seperti diatas baik.
b. Engsel pintu dipasang 2 (dua) buah setiap lembaran daun pintu. Engsel jendela
dipasang 2 (dua) buah pada setiap daun jendela. Pemasangan dilakukan dengan mur
khusus, tidak dibenarkan melengketkan engsel ke pintu/jendela dan ke kozen dengan
menggunakan paku.Penguncian mur harus dilakukan dengan memutarnya dengan
obeng, sehingga seluruh batang masuk dan menempel kuat ke kayu yang dipasang.
c. Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang, Kontraktor wajib memperlihatkan
contoh terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan Direksi atau Pemberi Tugas.
d. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan yang
disyaratkan, maka Direksi berhak untuk menyuruh bongkar kembali dan diganti
dengan alat-alat yang disyaratkan atas biaya Kontraktor.
e. Grendel dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun jendela.
f. Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan baik. Untuk melengketkan alat tersebut
ke daun jendela harus menggunakan mur seperti tersebut pada ayat pasal ini.

Pasal 17
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi didalam
bangunan, penyambungan arus yang bersumber dari bangunan yang telah ada,
peenyediaan bola lampu, kabel-kabel, pipa-pipa PVC dan sebagainya sehingga listrik
menyala.

20
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

2. Bahan-bahan yang digunakan


a. Kabel NGA/NYA/NYY dengan kualitas Golden life atau yang setara.
b. Pipa kabel dari PVC khusus untuk instalasi listrik diameter 1/2".
c. Steker stop kontak dan saklar dari bahan ebonit kualitas baik.
d. Bola lampu SL dan armaturnya adalah produksi Nasional merk Broco, Philips, Toshiba,
Tungsram atau yang sekualitas.
e. Panel box yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian group pemasangan instalasi
listrik,Produksi dalam Negeri (nasional) atau sekualitas, dengan arde (pentanahan) dari
kabel B.C.

3. Pedoman Pelaksanaan
a. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta jenis armatur
lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi listrik. Sedangkan
sistem pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding maupun beton harus ditanam
(sistem inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel) diatas plafond diikat dengan
isolator khusus dengan jarak 1,00 atau 1,20 m, atau jaringan kabel diatas plafon tersebut
dimasukkan dalam pipa PVC. Khusus untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi
kabel arde (pentanahan) sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai dan
terendam air tanah).
b. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/komponen-komponennya
harus disesuaikan dengan sistem tegangan lokal 220 Volt.
Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan direksi, pemborong boleh menunjuk
pihak ketiga (instalatur) yang telah memiliki izin usaha instalasi listrik atau izin sebagai
instalatur yang masih berlaku dari Perum Listrik Negara (PLN) Pemborong tetap
bertanggung jawab penuh atas pekerjaan ini sampai listrik tersebut menyala (siap
digunakan), termasuk biaya pengujian dengan pihak P.L.N.
d. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan kontraktor pada beban penuh selama 1 x 24
jam secara terus menerus. Semua biaya yang timbul akibat pengujian ini menjadi
tanggung jawab kontraktor.
e. Dalam hal dilokasi pekerjaan belum ada jaringan listrik, kontraktor tetap harus
melaksanakan pemasangan instalasi listrik dan lampu-lampunya sesuai gambar
instalasi yang beersangkutan dan bertanggung jawab sampai dengan tingkat pengujian
dari P.L.N.

Pasal 18
PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi air bersih dan air kotor meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi
didalam bangunan, penyambungan yang bersumber dari bangunan yang telah ada,
penyediaan bahan-bahan kelengkapan, pipa-pipa PVC dan sebagainya sehingga instalasi
berfungsi dengan baik.

2. Bahan-bahan yang digunakan


Pipa-pipa PVC digunakan yang United AW dari beberpa ukuran, antaran lain diameter,
3/4”, 1”, 2” dan 4”.

21
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

Pipa diameter 3/4” dan 1” digunakan untuk instalasi air bersih serta ukuran 2” untuk
instalasi air kotor dan 4” untuk buangan WC
Sebagai alat sambung digunakn sock drat, elbow dan T yangsesuai dengan spesifikasi
dan ukuran bahan yang direkatkan dengan mengunakan lem PVC.
Kran air yang digunakan harus poliakitact atau yang setara dari steinlessteel.
Kloset jongkok dan westafel menggunakan bahan keramik dengan Merek American
Standar atau yang setara.

3. Pedoman Pelaksanaan
Pelaksanaan secara umum mengacu kepada gambar detail dan persyaratan yang standar,
atau ditentukan lain sesuai keadaan dilapangan.

Pasal 19
PEKERJAAN PENGECATAN

1. Ligkup Pekerjaan
a. Meni kayu untuk bidang kozen yang melekat ketembok, sambungan-sambungan
konstruksi kayu pada kuda-kuda dan lain-lain.
b. Meni besi untuk baut-baut dan besi strip.
c. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu kozen yang nampak, daun pintu panel dan
ventilasi kayu.
d. Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang beton dan plafond.
2. Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
a. Meni kayu dan besi sekualitas Cap Kuda Terbang.
b. Cat kayu sekualitas Cap Kuda Terbang.
Cat tembok sekualitas Paragon.
d. Residu kualitas baik tidak luntur.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Pekerjaan meni, residu haus betul-betul rata, berwarna sama, pengecatan minimal 2
(dua) kali.
b. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan waktu
pengeringan jenis bahan yang digunakan. Urutan pekerjaan sebagai berikut:
 2 (dua) kali pengerjaan meni kayu.
 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu
 Penghalusan dengan amplas
 Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali

22
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

c. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :


 Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilap
dengan kain basah hingga bersih.
 Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata.
Setelah betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain
kering yang bersih.
 Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 3 (tiga) kali.
 Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak terdapat
belang-belang atau noda-noda mengelupas.
Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut:
 Membersihkan bidang plafond yang akan dicat.
 Mengecat plafond 3 (tiga) kali, sehingga menghasilkan bidang pengecatan yang
merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda mengelupas.

f. Warna yang digunakan


Apabila tidak ditentukan lain oleh Pemberi Tugas maka digunakan warna sebagai
berikut :
 Dinding dalam/luar digunakan warna disesuaikan dari merck paragon atau
sekualitas. Plafond asbes warna putih.
 Kozen pintu dan jendela digunakan warna disesuaikan dari cat Kuda Terbang atau
yang sekualitas.

Pasal 20
PEKERJAAN FINISHING

1. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yag baik bagi kesempurnaan pekerjaan,


walaupun tidak tersebut dalam bagian-bagian pekerjaan, maka Kontraktor wajib
melaksanakannya atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
2. Apabila ternyata terdapat ketidak sesuaian antara Gambar dan RKS, maka
diambil gambar detail sebagai pedoman dan bila juga tidak sesuai atau kurang jelas,
amaka berlaku apa yang tercantum dalam RKS atau meminta petunjuk Direksi.
3. Sebelum pekerjaan diserah terimakan, Kontraktor diwajibkan membersihkan
bahan-bahan bangunan, kotoran-kotoran bekas yang ada dalam lokasi bangunan,
sehingga pada saat serah terima dilaksanakan, bangunan dalam keadaan bersih dan rapi.
4. Pada waktu diadakan serah terima pertama pekerjaan, maka kontraktor harus
menyerahkan :
 Surat tanda pemasangan / penyambungan SR PDAM
 Surat tanda good keer pemasangan instalasi listrik dan berikut gambar pemasangan
instalasi dari pihak PLN setempat.

23
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

BAB VII

24
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

GAMBAR - GAMBAR

BAB VIII
DAFTAR KUANTITAS DAN
ANALISA HARGA SATUAN

25
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

BAB. IX
BENTUK-BENTUK JAMINAN

1. BENTUK JAMINAN PENAWARAN


(JAMINAN BANK)

1. Oleh karena …………………………………………………… (nama pengguna jasa) selanjutnya


disebut “Pengguna Jasa” telah mengundang:
……………………………………………………………………(nama peserta lelang)
…………………………………………………………............. (alamat peserta lelang)
selanjutnya disebut “Peserta Lelang” mengajukan penawaran untuk ……………
………………………………………………..… (uraian singkat mengenai Pekerjaan)
2. Dan oleh karena itu peserta lelang terkait pada instruksi kepada peserta lelang mengenai
pekerjaan tersebut di atas yang mewajibkan peserta lelang memberikan kepada pengguna jasa
suatu jaminan penawaran sebesar Rp.........................(jumlah Jaminan dalam Rupiah)
(terbilang………..……………………………………………)
3. Maka kami “Penjamin” yang bertanggung jawab dan mewakili ….........................…… (nama bank)
berkantor resmi di …….........................................…….……(alamat bank)
selanjutnya disebut “Bank”, berwenang penuh untuk menandatangani dan melaksanakan
kewajiban atas nama Bank, dengan ini menyatakan bahwa Bank menjamin Pengguna Jasa atas
seluruh nilai uang sebesar tersebut di atas sebagai jaminan penawaran dari Peserta Lelang yang
mengajukan penawaran untuk pekerjaan tersebut di atas tertanggal
…………………...............................… (tanggal penawaran)
4. Syarat-syarat kewajiban ini adalah:
a. Apabila peserta lelang menarik kembali penawarannya sebelum berakhirnya masa laku
penawaran yang dinyatakan dalam surat penawarannya, atau
b. Apabila penawaran dimenangkan dalam masa laku penawaran dan peserta lelang gagal atau
menolak :

26
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

1). Memberikan jaminan pelaksanaan yang diperlukan; atau


2). Untuk menandatangani kontrak; atau
3). Menyetujui koreksi aritmatik terhadap penawarannya sebagaimana tersebut pada Pasal
28. Instruksi Kepada Peserta Lelang.
maka Bank wajib membayar sepenuhnya jaminan penawaran tersebut di atas kepada
Pengguna Jasa dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah menerima permintaan pertama dari
Pengguna Jasa, dan tanpa mempertimbangkan adanya keberatan dari Peserta Lelang.
5. Jaminan ini berlaku sepenuhnya selama jangka waktu ................ (..................................) (jumlah hari
dalam angka dan huruf yang sekurang-kurangnya 28 (dua puluh delapan) hari lebih lama dari jangka
waktu berlakunya penawaran yang ditetapkan dalam dokumen lelang) hari kalender sejak batas akhir
pemasukan penawaran.
6. Setiap permintaan pembayaran atas jaminan ini harus telah diterima oleh Bank selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal terakhir berlakunya jaminan bank sebagaimana
disebutkan dalam butir 5 di atas.
7. Menunjuk ketentuan Pasal 1832 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Bank mengesampingkan
hak preferensinya atas harta benda milik Peserta Lelang yang berkenaan dengan penyitaan dan
penjualan harta benda tersebut untuk melunasi hutangnya sebagaimana ditentukan dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Dengan itikad baik, kami Penjamin yang secara sah mewakili Bank, dengan ini membubuhkan
tandatangan serta cap dan meterai pada jaminan ini pada tanggal ................. ...........................

BANK

Tandatangan, cap dan materai

Saksi Penjamin

27
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

2. BENTUK JAMINAN PENAWARAN

(SURETY BOND)

Nomor Bond :…………… Nilai: Rp.………………(…....................................………) (jumlah nilai jaminan)

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: ...................................................................... (nama dan


alamat peserta lelang) sebagai peserta lelang, selanjutnya disebut “PRINCIPAL”, dan
………………………........…………………(nama dan alamat perusahaan asuransi atau penjamin)
sebagai penjamin, selanjutnya disini disebut “SURETY”, bertanggungjawab dan dengan tegas
terikat pada .......................................
...................................................................................................................................(nama pengguna jasa)
sebagai pengguna jasa, selanjutnya disini disebut “OBLIGEE” atas uang sejumlah Rp.……….......
(……...……………………….) (jumlah nilai jaminan angka dan huruf)
2. Maka kami, PRINCIPAL dan SURETY dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana PRINCIPAL tidak
memenuhi kewajiban sebagaimana ditetapkan dalam instruksi kepada peserta lelang untuk
pekerjaan ..........................................................(uraian singkat pekerjaan)
yang diselenggarakan oleh OBLIGEE pada tanggal ...........................................................................
di ..............................................................................................................(tanggal dan tempat pelelangan)
3. Adapun ketentuan dari surat jaminan ini adalah jika:
a. PRINCIPAL menarik kembali penawarannya sebelum berakhirnya masa laku penawaran
yang dinyatakan dalam penawarannya, dan
b. Apabila penawaran PRINCIPAL disetujui oleh OBLIGEE dalam masa laku penawaran, dan
PRINCIPAL telah :

1). Menyerahkan jaminan pelaksanaan


yang diperlukan;
2). Menandatangani kontrak; dan
3). Menandatangani dokumen perikatan
lain sebagaimana yang diharuskan dalam dokumen lelang;
maka jaminan ini berakhir jika PRINCIPAL tidak dapat memenuhinya, surat jaminan ini tetap
berlaku dari tanggal ...........................................................................................................................
sampai dengan tanggal ......................................................................................................................
4. Tuntutan penagihan (klaim) atas surat jaminan ini dilaksanakan oleh OBLIGEE secara tertulis
kepada SURETY segera setelah timbul cidera janji (wanprestasi/default) oleh pihak PRINCIPAL
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam dokumen lelang.
SURETY akan membayar kepada OBLIGEE dalam jumlah penuh selambat-lambatnya 30 (tiga
puluh) hari kalender setelah menerima tuntutan penagihan dari pihak OBLIGEE berdasar
keputusan OBLIGEE mengenai pengenaan sanksi akibat tindakan cidera janji oleh pihak
PRINCIPAL.
5. Menunjuk pada Pasal 1832 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa SURETY melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya harta-benda pihak
yang dijamin lebih dahulu disita dan dijual guna melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
6. Setiap pengajuan ganti rugi terhadap SURETY berdasarkan jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan sesudah berakhirnya masa laku jaminan ini.

28
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

Ditandatangani serta dibubuhi cap dan meterai di ............................................. pada tanggal ................
……………………………

PESERTA LELANG (PRINCIPAL) PENJAMIN (SURETY)


………………………………. ……………………………….

(……………………………….) ( …………………………….. )
nama jelas nama jelas

3. BENTUK JAMINAN PELAKSANAAN

29
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

(JAMINAN BANK)

1. Oleh karena ....................................................................................(nama pengguna jasa) selanjutnya


disebut “PENGGUNA JASA” telah mengundang.......................................
......…..............................................................................( nama penyedia jasa)
…….........……………………………………………..…………(alamat penyedia jasa)
selanjutnya disebut “PENYEDIA JASA” untuk pekerjaan.............…..........................
................................................................................(uraian singkat mengenai pekerjaan)
2. Dan oleh karena itu PENYEDIA JASA terikat oleh kontrak yang mewajibkan PENYEDIA JASA
memberikan jaminan pelaksanaan kepada PENGGUNA JASA sebesar………% (……….........
……….… .....persen)
3. Maka kami PENJAMIN yang bertanggung jawab dan mewakili …..........................… (nama bank)
berkantor resmi di………………..…………….………..... .(alamat bank)
selanjutnya disebut “BANK”, berwenang penuh untuk menandatangani dan melaksanakan
kewajiban atas nama BANK, dengan ini menyatakan bahwa BANK menjamin PENGGUNA
JASA atas seluruh nilai uang sebesar Rp.................................
(jumlah jaminan dalam Rupiah) (terbilang…….....……………………………………..)
senilai dengan ……....% (……………….…….....................................................persen) (besarnya
jaminan dalam persentase) dari harga kontrak, sebagaimana disebutkan di atas.
4. Syarat-syarat kewajiban ini adalah:
a. Setelah PENYEDIA JASA menandatangani kontrak tersebut di atas dengan PENGGUNA
JASA, maka BANK wajib membayar sejumlah uang kepada PENGGUNA JASA sampai
dengan sebesar nilai uang yang disebutkan di atas, setelah mendapat perintah tertulis dari
PENGGUNA JASA untuk membayar ganti rugi kepada PENGGUNA JASA atas kerugian
yang diakibatkan oleh cacat maupun kekurangan atau kegagalan PENYEDIA JASA dalam
pelaksanaan pekerjaan sebagaimana yang disyaratkan dalam kontrak tersebut di atas;
b. BANK harus menyerahkan uang yang diperlukan oleh PENGGUNA JASA dalam
waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah ada permintaan pertama tanpa penundaan dan
tanpa perlu ada pemberitahuan sebelumnya mengenai proses hukum dan
administratif dan tanpa perlu pembuktian kepada BANK mengenai adanya cacat atau
kekurangan atau kegagalan pelaksanaan pada pihak PENYEDIA JASA.
5. Jaminan ini berlaku sejak tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan 14 (empat belas) hari
setelah tanggal masa pemeliharaan berakhir berdasarkan kontrak atau sampai PENGGUNA
JASA mengeluarkan suatu instruksi kepada BANK yang menyatakan bahwa jaminan ini boleh
diakhiri.
6. Permintaan pembayaran berkenaan dengan jaminan ini harus telah disampaikan kepada BANK
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah tanggal berakhirnya jaminan bank ini
yang dinyatakan pada butir 5 di atas.
7. BANK menyanggupi memperpanjang jangka waktu berlakunya jaminan ini berdasarkan syarat-
syarat yang sama sebagaimana disebutkan di atas sesuai dengan adanya perubahan atau
perpanjangan waktu kontrak sebagaimana yang selanjutnya dapat dilakukan sesuai ketentuan-
ketentuan kontrak.
8. Menunjuk ketentuan Pasal 1832 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, BANK mengabaikan hak
preferensinya atas harta benda milik PENYEDIA JASA yang berkenaan dengan penyitaan dan

30
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

penjualan harta benda tersebut untuk melunasi hutangnya sebagaimana ditentukan dalam Pasal
1831 Kitab Undang-undang Hukum Perdata.

Dengan itikad baik, kami PENJAMIN yang secara sah mewakili BANK, dengan ini membubuhkan
tandatangan serta cap dan meterai pada jaminan ini pada tanggal ...............

BANK
Tandatangan, cap dan materai

Saksi Penjamin

4. BENTUK JAMINAN PELAKSANAAN

(SURETY BOND)

31
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

Nomor Bond : ……………… Nilai : Rp.…………… …(………………...…… …………) (jumlah


nilai jaminan)
1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: ………………………………………………….
……………………………...........……..……….… (nama dan alamat penyedia jasa)
sebagai PENYEDIA JASA, selanjutnya di sini disebut “PRINCIPAL”,
dan…………........................................................................................(nama dan alamat perusahaan
asuransi atau penjamin) sebagai PENJAMIN, selanjutnya di sini disebut “SURETY”,
bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada …………........……… ………………… (nama
pengguna jasa) sebagai PENGGUNA JASA, selanjutnya di sini disebut “OBLIGEE”
atas uang sejumlah Rp….......................……… (terbilang………….....................
……………………………………………………… )
2. Maka kami, PRINCIPAL dan SURETY dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana PRINCIPAL tidak
memenuhi kewajibannya dalam melaksanakan pekerjaan yang telah dipercayakan kepadanya
atas dasar surat penunjukan penyedia jasa dari OBLIGEE No. ..........................
tanggal ....................................................... (nomor dan tanggal surat penunjukan penyedia jasa) yang
selanjutnya dikukuhkan dalam kontrak . ……………................................................………(uraian
singkat pekerjaan)
antara pihak PRINCIPAL dan OBLIGEE, dan jaminan ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kontrak tersebut.
3. Adapun ketentuan dari jaminan ini adalah jika PRINCIPAL :
a. Menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik dan benar sesuai dengan
ketentuan dalam kontrak; atau
b. Membayar, memperbaiki, dan mengganti pada OBLIGEE semua kerugian dan kerusakan
yang mungkin diderita OBLIGEE oleh sebab kegagalan atau kelalaian dari pihak
PRINCIPAL dalam melaksanakan kontrak ;
maka jaminan ini tidak berlaku lagi; jika tidak, maka jaminan ini tetap berlaku dari
tanggal........................................... sampai dengan tanggal ......................................... dan dapat
dimintakan perpanjangannya oleh PRINCIPAL sampai 14 (empat belas) hari setelah masa
jaminan berakhir.
4. Tuntutan penagihan (klaim) atas jaminan ini dilaksanakan oleh OBLIGEE secara tertulis kepada
SURETY segera setelah timbul cidera janji (wanprestasi/default) oleh pihak PRINCIPAL dalam
melaksanakan kontrak dan bukan karena risiko-risiko PENGGUNA JASA.
SURETY harus membayar kepada OBLIGEE sejumlah jaminan tersebut di atas selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah menerima tuntutan penagihan dari pihak
OBLIGEE berdasar keputusan OBLIGEE mengenai pengenaan sanksi akibat tindakan cidera janji
oleh pihak PRINCIPAL.
5. Menunjuk pada Pasal 1832 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa SURETY melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya harta-benda pihak
yang dijamin lebih dahulu disita dan dijual guna melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
6. Setiap pengajuan ganti rugi terhadap SURETY berdasarkan jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan sesudah berakhirnya masa laku jaminan ini.

Ditandatangani serta dibubuhi cap dan meterai di ......................................................................................


pada tanggal .............…………………………

32
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

PENYEDIA JASA (PRINCIPAL), PENJAMIN (S U R E T Y),

(.............) (............)
nama jelas nama jelas

5. BENTUK JAMINAN UANG MUKA


(JAMINAN BANK)

1. Oleh karena ……………………………….........................(nama pengguna jasa)


..........................................................................................................…………………….

33
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

selanjutnya disebut “PENGGUNA JASA” telah menandatangani kontrak dengan: ….


…………….…………………………………...………………(nama penyedia jasa)
selanjutnya disebut “PENYEDIA JASA” untuk pekerjaan
…………………………........................…...(uraian singkat mengenai pekerjaan) pada
kontrak tanggal .…………………………..…………......(tanggal kontrak) nomor
………………………...........……………….…………... (nomor kontrak)
2. Dan oleh karena sesuai dengan kontrak tersebut, PENGGUNA JASA dapat membayar
uang muka kepada PENYEDIA JASA sebesar tidak lebih dari ........%
(.....................................persen) (persentase yang ditentukan dalam Syarat-Syarat Khusus
Kontrak) harga kontrak.
3. Maka kami PENJAMIN yang bertanggung jawab dan mewakili…...............…… (nama
bank) berkantor resmi di ………………………………………(alamat bank) selanjutnya
disebut “BANK”, berwenang penuh untuk menandatangani dan melaksanakan
kewajiban atas nama BANK, dengan ini menyatakan bahwa BANK menjamin
PENGGUNA JASA atas seluruh nilai uang sebesar Rp.……………
(...............................................................................) (jumlah nilai jaminan)
4. Ketentuan kewajiban ini adalah:
a. BANK terikat mengembalikan uang muka atau sisa uang muka, apabila setelah
PENYEDIA JASA menerima uang muka PENYEDIA JASA gagal memulai atau
melanjutkan pekerjaan, apapun alasannya dan BANK harus segera
mengembalikan nilai keseluruhan atau nilai pembayaran kembali uang muka
yang masih tersisa.
b. BANK harus menyerahkan uang yang diminta oleh PENGGUNA JASA segera
setelah ada permintaan pertama tanpa tertunda dalam waktu 7(tujuh) hari
kalender dan tanpa perlu adanya pemberitahuan sebelumnya mengenai prosedur
hukum atau prosedur administrasi dan tanpa perlu membuktikan kepada BANK
mengenai kegagalan PENGGUNA JASA.
5. Jaminan ini berlaku selama masa berlakunya kontrak atau sampai pada tanggal uang
muka telah dibayar kembali seluruhnya.
6. Permintaan pembayaran berkenaan dengan jaminan ini harus telah disampaikan kepada
BANK selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah tanggal berakhirnya
jaminan BANK ini.
7. Menunjuk ketentuan Pasal 1832 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, BANK
mengabaikan hak preferensinya atas harta benda milik peserta lelang yang berkenaan
dengan penyitaan dan penjualan harta benda tersebut untuk melunasi hutangnya
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Dengan itikad baik, kami PENJAMIN yang secara sah mewakili BANK, dengan ini
membubuhkan tandatangan serta cap dan materai pada jaminan ini pada
tanggal................................................

34
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

BANK

Saksi Penjamin

6. BENTUK JAMINAN UANG MUKA


(SURETY BOND)
Nomor Bond : . . …………. Nilai : Rp.……………(………………………………) (jumlah nilai
jaminan)
1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : ………………………………….……. (nama dan
alamat penyedia jasa) sebagai penyedia jasa selanjutnya disebut “PRINCIPAL”, dan
...........………………………..……….…………… (nama dan alamat perusahaan asuransi
atau penjamin) sebagai PENJAMIN, selanjutnya disini disebut “SURETY”, bertanggung
jawab dan dengan tegas terikat pada …………….........................................……….(nama
pengguna jasa) sebagai PEMILIK, selanjutnya disini disebut “OBLIGEE” atas uang

35
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

sejumlah Rp.………… (………………………….) (jumlah nilai jaminan dalam angka dan


huruf).
2. Maka kami, PRINCIPAL dan SURETY dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar.
3. Bahwa PRINCIPAL dengan suatu perjanjian tertulis Nomor………………..
tanggal ..............................(tanggal kontrak) telah mengadakan kontrak dengan OBLIGEE
untuk pekerjaan ……...........………………….….....…...................... (uraian singkat
mengenai pekerjaan) dengan harga kontrak yang telah disetujui sebesar Rp..............
……(…………………..........) (harga kontrak) dan jaminan ini merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari kontrak tersebut.
4. Bahwa untuk kontrak tersebut di atas, OBLIGEE setuju membayar kepada
PRINCIPAL uang sebesar Rp.………………(….……………………) (jumlah nilai
jaminan) sebagai pembayaran uang muka sebelum pekerjaan menurut kontrak di atas
dimulai. Sebagai jaminan terhadap pembayaran uang muka itu maka SURETY
memberikan jaminan dengan ketentuan tersebut di bawah ini.
5. Jika PRINCIPAL telah melakukan pembayaran kembali kepada OBLIGEE seluruh
jumlah uang muka dimaksud (yang dinyatakan dalam surat tanda bukti penerimaan
olehnya), atau sisa uang muka yang wajib dibayar menurut kontrak tersebut, maka
surat jaminan ini menjadi batal dan tidak berlaku lagi; jika tidak, surat jaminan ini
tetap berlaku dari tanggal ………………………..sampai dengan tanggal
………………………………….……… (selama berlakunya kontrak atau sampai pada
tanggal uang muka telah dibayar kembali seluruhnya)
6. Tuntutan ganti rugi atas surat jaminan ini dilaksanakan oleh OBLIGEE secara tertulis
kepada SURETY segera setelah timbul cidera janji (wanprestasi/default) oleh pihak
PRINCIPAL karena tidak dapat membayar kembali uang muka atau sisa uang muka
tersebut sesuai dengan syarat kontrak.
7. SURETY akan membayar kepada OBLIGEE uang muka atau sisa uang muka yang
berdasarkan kontrak belum dikembalikan oleh PRINCIPAL, selambat-lambatnya 30
(tiga puluh) hari kalender setelah menerima tuntutan penagihan (klaim) dari
OBLIGEE.
8. Menunjuk ketentuan Pasal 1832 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, dengan ini
ditegaskan kembali bahwa SURETY melepaskan hak-hak istimewanya untuk
menuntut supaya harta-benda pihak yang dijamin lebih dahulu disita dan dijual guna
melunasi hutangnya sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata.
9. Setiap pengajuan ganti rugi terhadap SURETY berdasarkan jaminan ini, harus sudah
diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan sesudah berakhirnya masa
laku jaminan ini.

Ditandatangani serta dibubuhi cap dan materai di …………………….…………… pada


tanggal …………………..

36
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

PENYEDIA JASA (PRINCIPAL) PENJAMIN (SURETY)


…………………………… …………………………

(…………………………..) (………………………..)
nama jelas nama jelas

7. BENTUK JAMINAN PEMELIHARAAN


(JAMINAN BANK)

1. Oleh karena ....................................................................................(nama pengguna jasa) selanjutnya


disebut “PENGGUNA JASA” telah menandatangani kontrak dengan:
......…....................................................................................( nama penyedia jasa)
…….........……………………………………………..…………(alamat penyedia jasa)
selanjutnya disebut “PENYEDIA JASA” untuk pekerjaan.............…….........................
................................................................................(uraian singkat mengenai pekerjaan) pada kontrak
tanggal .............................................................................(tanggal kontrak)
nomor.............................................................................nomor kontrak)
2. Dan oleh karena itu PENYEDIA JASA terikat oleh kontrak yang mewajibkan PENYEDIA JASA
memberikan jaminan pemeliharaan kepada PENGGUNA JASA sebesar………% (……….........
……….… .....persen)

37
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

3. Maka kami PENJAMIN yang bertanggung jawab dan mewakili …..........................… (nama bank)
berkantor resmi di…………………………….………..... .(alamat bank)
selanjutnya disebut “BANK”, berwenang penuh untuk menandatangani dan melaksanakan
kewajiban atas nama BANK, dengan ini menyatakan bahwa BANK menjamin PENGGUNA
JASA atas seluruh nilai uang sebesar Rp.................................
(jumlah jaminan dalam Rupiah) (terbilang…….....……………………………………..)
senilai dengan ……....% (……………….…….....................................................persen) (besarnya
jaminan dalam persentase) dari harga kontrak, sebagaimana disebutkan di atas.
4. Syarat-syarat kewajiban ini adalah:
a. Setelah PENYEDIA JASA menandatangani kontrak tersebut di atas dengan PENGGUNA
JASA, maka BANK wajib membayar sejumlah uang kepada PENGGUNA JASA sampai
dengan sebesar nilai uang yang disebutkan di atas, setelah mendapat perintah tertulis dari
PENGGUNA JASA untuk membayar ganti rugi kepada PENGGUNA JASA atas kerugian
yang diakibatkan oleh cacat maupun kekurangan atau kegagalan PENYEDIA JASA dalam
pemeliharaan pekerjaan sebagaimana yang disyaratkan dalam kontrak tersebut di atas;
b. BANK harus menyerahkan uang yang diperlukan oleh PENGGUNA JASA dalam waktu 7
(tujuh) hari kalender setelah ada permintaan pertama tanpa penundaan dan tanpa perlu ada
pemberitahuan sebelumnya mengenai proses hukum dan administratif dan tanpa perlu
pembuktian kepada BANK mengenai adanya cacat atau kekurangan atau kegagalan
pemeliharaan pekerjaan pada pihak PENYEDIA JASA.
5. Jaminan ini berlaku sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan 14 (empat belas)
hari setelah tanggal penyerahan akhir pekerjaan berdasarkan kontrak atau sampai PENGGUNA
JASA mengeluarkan suatu instruksi kepada BANK yang menyatakan bahwa jaminan ini boleh
diakhiri.
6. Permintaan pembayaran berkenaan dengan jaminan ini harus telah disampaikan kepada BANK
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah tanggal berakhirnya jaminan bank ini
yang dinyatakan pada butir 5 di atas.
7. BANK menyanggupi memperpanjang jangka waktu berlakunya jaminan ini berdasarkan syarat-
syarat yang sama sebagaimana disebutkan di atas sesuai dengan adanya perubahan atau
perpanjangan waktu kontrak sebagaimana yang selanjutnya dapat dilakukan sesuai ketentuan-
ketentuan kontrak.
8. Menunjuk ketentuan Pasal 1832 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, BANK mengabaikan hak
preferensinya atas harta benda milik PENYEDIA JASA yang berkenaan dengan penyitaan dan
penjualan harta benda tersebut untuk melunasi hutangnya sebagaimana ditentukan dalam Pasal
1831 Kitab Undang-undang Hukum Perdata.

Dengan itikad baik, kami PENJAMIN yang secara sah mewakili BANK, dengan ini membubuhkan
tandatangan serta cap dan meterai pada jaminan ini pada tanggal ...............

BANK
Tandatangan, cap dan materai

38
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

Saksi Penjamin

8. BENTUK JAMINAN PEMELIHARAAN


(SURETY BOND)

Nomor Bond : ……………… Nilai : Rp.…………… …(………………...…… …………) (jumlah


nilai jaminan)

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: ………………………………………………….


……………………………...........……..……….… (nama dan alamat penyedia jasa)
sebagai PENYEDIA JASA, selanjutnya di sini disebut “PRINCIPAL”,
dan…………........................................................................................(nama dan alamat perusahaan
asuransi atau penjamin) sebagai PENJAMIN, selanjutnya di sini disebut “SURETY”,
bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada …………........……… …………………
(nama pengguna jasa) sebagai PENGGUNA JASA, selanjutnya di sini disebut

39
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

“OBLIGEE” atas uang sejumlah Rp….......................……… (terbilang………….....................


……………………………………………………… )
2. Maka kami, PRINCIPAL dan SURETY dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana PRINCIPAL tidak
memenuhi kewajibannya dalam pemeliharaan pekerjaan yang telah dipercayakan
kepadanya atas dasar kontrak pekerjaan dari OBLIGEE No......................
tanggal ....................................................... (nomor dan tanggal kontrak) antara pihak
PRINCIPAL dan OBLIGEE, dan jaminan pemeliharaan ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kontrak tersebut.
3. Adapun ketentuan dari jaminan ini adalah jika PRINCIPAL :
a. Memelihara pekerjaan tersebut dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan dalam
kontrak; atau
b. Membayar, memperbaiki, dan mengganti pada OBLIGEE semua kerugian dan kerusakan
yang mungkin diderita OBLIGEE oleh sebab kegagalan atau kelalaian dari pihak
PRINCIPAL dalam melaksanakan kontrak;
maka jaminan ini tidak berlaku lagi; jika tidak, maka jaminan ini tetap berlaku dari
tanggal........................................... sampai dengan tanggal ......................................... dan dapat
dimintakan perpanjangannya oleh PRINCIPAL sampai 14 (empat belas) hari setelah masa
jaminan berakhir.
4. Tuntutan penagihan (klaim) atas jaminan ini dilaksanakan oleh OBLIGEE secara tertulis
kepada SURETY segera setelah timbul cidera janji (wanprestasi/default) oleh pihak
PRINCIPAL dalam melaksanakan kontrak dan bukan karena risiko-risiko PENGGUNA
JASA.
SURETY harus membayar kepada OBLIGEE sejumlah jaminan tersebut di atas selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah menerima tuntutan penagihan dari pihak
OBLIGEE berdasar keputusan OBLIGEE mengenai pengenaan sanksi akibat tindakan cidera
janji oleh pihak PRINCIPAL.
5. Menunjuk pada Pasal 1832 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dengan ini ditegaskan
kembali bahwa SURETY melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya harta-
benda pihak yang dijamin lebih dahulu disita dan dijual guna melunasi hutangnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
6. Setiap pengajuan ganti rugi terhadap SURETY berdasarkan jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan sesudah berakhirnya masa laku jaminan ini.

Ditandatangani serta dibubuhi cap dan meterai di ..............................................................................


pada tanggal .............…………………………

PENYEDIA JASA (PRINCIPAL), PENJAMIN (S U R E T Y),

Materai
Rp.6.000,-

(.............) (............)

40
Dokumen Lelang Jasa Pemborongan

nama jelas nama jelas

41

Anda mungkin juga menyukai