Transaksi yang berkaitan dengan timbul dan berkurangnya hutang usaha mempunyai
pengaruh yang langsung terhadap perhitungan saldo hutang usaha pada tanggal neraca,
sehingga ketidaktepatan dalam penetapan pisah batas transaksi yang bersangkutan
dengan hutang usaha akan berdampak langsung terhadap perhitungan akun Hutang
usaha dan Pembelian. Oleh karena itu, salah satu pengujian substantif utnuk
membuktikan asersi kelengkapan hutang usaha adalah pemeriksaan terhadap ketepatan
pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan hutang usaha.
Prosedur Analitik
Pada tahap awal pengujian substantive terhadap hutang usaha, pengujian
analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam
menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Untuk itu, auditor melakukan
perhitungan berbagai ratio berikut.
Ratio perputaran hutang usaha
Ratio hutang usaha dengan hutanglancar
Ratio yang telah dihitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harapan
auditor, misalnya ratio tahun yang lalu, rerata ratio industry, atau ratio yang
dianggarkan. Pembandingan ini membantu auditor mengungkapkan. (1) peristiwa
transaksi yang tidak biasa, (2) perubahan akuntansi, (3) perubahan usaha, (4) fluktuasi
acak, atau (5) salah saji.
Lakukan Verifikasi Pisah Batas (Cut off) Transaksi Pembelian dan Retur
Pembelian
Verifikasi pisah batas dimaksudkan untuk membuktikan apakah klien
menggunakan pisah batas yang konsisten dalam memperhitungkan transaksi
pembelian dan retur pembelian yang termasuk dalam tahun yang diaudit dibanding
dengan tahun sebelumnya. Jika klien tidak menggunakan tanggal pisah batas yang
konsisten, akibatnya adalah transaksi pembelian yang seharusnya diakui sebagai unsur
penentuan kos barang yang dijual tahun berikutnya, dicatat oleh klien sebagai unsur
kos barang yang dijual tahun yang diaudit. Di lain pihak, transaksi pembelian tahun
yang diaudit dapat diakui oleh klien sebagai unsure kos barang yang dijual tahun
berikutnya. Dengan demikian jika klien tidak konsisten dalam menggunakan tanggal
pisah batas, perhitungan rugi laba akan terpengaruh langsung. Oleh karena itu, auditor
melakukan pemeriksaan terhadap transaksi pembelian dan retur pembelian, serta
transaksi pengeluaran kas untuk pembayaran hutang usaha ynag terjadi dalam
beberpa minggu sbelum dan sesudah tanggal neraca, untuk menentukan perlakuan
yang tepat terhadap pengakuan kos barang yang dijual dan pencatatan transaksi
pengurangan hutang usaha.
prosedur audit untuk menemukan adanya hutangyang belum dicatat pada tanggal
neraca :
1. periksa bukti-bukti yang mendukung transaksi pengeluaran kas yang dicatat
setelah tanggal neraca.
2. periksa bukti kas keluar yang dibuat setelah tanggal neraca.
3. periksa catatan sediaan barang konsinyasi masuk.
4. pelajari peraturan perpajakan yang menyangkut bisnis klien.
5. lakukan review terhadap anggaran modal (Capital Budget),perintah kerja (work
order), dan kontrak pembangunan untuk memperoleh bukti adanya hutangyang
belum dicatat.
jika auditor menemukan adanya hutangyang pada tanggal neraca belum dicatat dan
tidak disajikan di neraca, ada dua jalan yang dapat ditempuh oleh auditor, yaitu : (1)
mengusulkan adjustment kepada klien untuk mencatat hutangtersebut, (2) tidak
mengusulkan adjustment kepada klien, dan membiarkan hutangtersebut tetap tidak
tercatat. Kriteria yang umumnya dipakai oleh auditor untuk memutuskan apakah akan
mengusulkan adjustment mengenai hutangyang belum dicatat tersebut adalah :
1. apakah dengan tidak dicatatnya hutangtersebut,penentuan laba-rugi didalam tahun
yang diaudit akan terpengaruh secara material? jika jawabannya "ya", maka auditor
harus mengusulkan kepada klien untuk mencatat hutangyang belum dicatat tersebut.
2. apakah dengan tidak dicatatnya hutangtersebut akan mempengaruhi jumlah
modalkerja secara material? jika jawabannya "ya" maka auditor harus mengusulkan
jurnal adjustmentuntuk mencatat hutangtersebut.
contoh :
suatu perusahaan memiliki total aktiva sebesar Rp10 milyar,dan laba menurut
perhitungan perusahaan sebesar Rp500 juta
kasus 1
auditor menemukan sebuah faktur sebsar Rp7.000.000, bertanggal 30 Desember 19X2,
dengan syarat pembelian FOB shipping point. Barang telah dikirim oleh pemasok pada
tanggal 30 Desember 19X2, tetapi baru diterima oleh klien tanggal 4 Januari 19X3 dan
dicatat oleh klien sebagai pembelian pada tanggal 4 Januari 19X3.
jika auditor menemukan hutangyang belum dicatat pada tanggal neraca seperti
kasus 1 tersebut,auditor tidak akan mengusulkan adanya jurnal adjustmentuntuk
mencatat hutangtersebut,karena jika hutangtersebut diusulkan untuk di adjust, maka
jurnal adjustment-nya adalah sebagai berikut :
pembelian Rp7.000.000
hutang usaha Rp7.000.000
jurnal ini tidak akan mempengaruhi modal kerja bersih dan tidak mempengaruhi laba
bersih tahun 19X2.
kasus 2 3
Auditor menemukan sebuah faktur pembelian sebesar Rp20.000.000,bertanggal 30
Desember 19X2, dengan syarat pembelian FOB shipping point. Barang telah diterima
pada tanggal 31 Desember 19X2 dan telah diikutsertakan dalam perhitungan fisik
sediaan pada tanggal neraca tersebut. Faktur baru diterima oleh klien tanggal 8 Januari
19X3 dan dicatat sebagai transaksi pembelian tahun 19X.
jika auditor menemukan hutangyang belum dicatat pada tanggal neraca seperti
kasus 2 tersebut, ia akan mengusulkan adanya jurnal adjustment untuk mencatat
hutangtersebut karena :
1. pembeliaan dicatat terlalu rendah, sehingga mengakibatkan kos barang yang dijual
(cost of good sold) disajikan oleh klien terlalu rendah dan laba bersih tahun 19X2
dihitung terlalu tinggi.
2. sediaan telah dicatat dari hasil perhitungan fisik sediaan, tetapi hutang usaha belum
dicatat,sehingga hal ini mengakibatkan modal kerja bersih pada tanggal neraca terlalu
tinggi.
kasus 3
faktur pembelian aktiva tetap sebesar Rp70.000.000, bertanggal 31 Desember 19X2
diterima oleh klien pada tanggal 15 Januari 19X3. Aktiva tetap telah diterima oleh klien
tanggal 31 Desember 19X2.
Jika hutangpembelian aktiva tetap tersebut tidak dicatat pada tanggal
neraca,akibatnya adalah modal kerja bersih akan terpengaruh,tetapi tidak
mempengaruhi penentuan laba klien. Umumnya dalam menghadapi hutangini,auditor
tidak menyarankan jurnal adjustment.
kasus 4
Auditor menemukan faktur sebesar Rp15.000.000,bertanggal 31 Desember 19X2 untuk
biaya iklan bulan Oktober,November, dan Desember 19X2. Oleh klien, faktur ini baru
dicatat pada tanggal 15 Januari 19X3.
Hutangiklan ini seharusnya telah dicatat pada tanggal neraca,sehingga biaya iklan
tidak disajikan terlalu rendah dalam laporan rugi laba tahun 19X2. Jika hutangini tidak
dicatat,akibatnya adalah penentuan laba terlalu tinggi, dan modal kerja bersih terlalu
besar. Auditor akan mengusulkan jurnal adjustment untuk mencatat adanya
hutangbiaya iklan pada tanggal neraca.
· Pelajari Notulen rapat direksi sampai dengan tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan
Notulen yang diselenggarakan oleh dewan direksi dapat menunjukan kontrk-kontrak
penting yang akan di tanda tangani oleh klien seperti keputusan-keputusan yang
menyangkut anak, perusahaan yang semuaya ber[potensi menilmbulkan
hutangbersyarat
Daftar Pustaka
https://materikuliahjurusanakuntansi.blogspot.com/2018/01/audit-utang.html