Anda di halaman 1dari 8

2B_D3 TUGAS 4 (04_Alvin Damayanti)

TUGAS 4

1. Sebuah sensor temperatur digunakan untuk mendeteksi temperatur suatu vessel berisis
zat cair dengan temperatur berkisar antara 15 sd 300 oC. Sensor temperatur ini
mempunyai output tegangan yang kompatibel dihubungkan dengan sebuah transmiter
analog.
a) Gambarkan P&ID nya
b) Jelaskan prosedur dan analisis untuk kalibrasinya.
c) Beri penjelasan/komentar tentang kalibrasi tersebut
Analisa Rangkaian
Rangkaian diatas meruapakan rangkaian pengatur pemanas/heater dan banyak air
yang masuk ke dalam boiler drum dengan memanfaatkan panas air yang di sensor oleh RTD
dengan tipe PT-100. Digunakan PT-100 karena sensor ini memiliki rentang sensitivitas
antara -150°C sampai dengan 1000°C. Sistem dimulai dengan input yaitu feedwater yang
mengisi air ke drum. Kemudian, air langsung di boil/dipanaskan dalam drum oleh heater.
Lalu, sensor temperatur bekerja yaitu PT-100. Sensor ini akan mendeteksi temperatur dari
air yang ada didalam drum. Kemudian sinyal yang berupa tegangan akan dikirimkan ke
Temperature Transmitter untuk direpresentasikan sinyalnya dalam bentuk analog. Sinyal
analog ini akan dikirimkan ke Temperature Interface Controller. Di dalam kontroler
tersebut sudah terdapat modul ADC untuk mengubah sinyal analog ke digital agar dapat
diproses oleh kontroler. Dari kontroler akan mengatur besar kecilnya valve dari feedwater
dan mengatur Heater Controller untuk mengatur panas yang dihasilkan ke drum. Jadi,
apabila panas lebih besar dari panas yang diinginkan maka valve dari feedwater akan
semakin terbuka dan Heater akan mengurangi daya panasnya yang terkontrol dari Heater
Controller.

Analisa Kalibrasi
Pada rangkaian diatas, kalibrasi dilakukan pada PT-100 karena hal tersebut
dibutuhkan untuk dapat mengatur sinyal yang terbaca dari Transmitter sesuai dengan
tegangan yang diberikan oleh PT-100. Sebagai contoh apabila PT-100 mendeteksi suhu
sebesar 150° maka tegangan yang dihasilkan sebesar 157,33 mV kemudian saat suhu naik
menjadi 151°C maka tegangan yang dihasilkan sebesar 157,7 mV. Dari hal tersebut dapat
dilihat bahwa setiap kenaikan 1°C maka tegangan akan naik sebesar 0,3-0,4 mV sehingga
besar suhu akan berbanding lurus dengan tegangan (linier). Apabila hasil kedua hal
tersebut tidak linier maka sensor tersebut bermasalah dan melebihi toleransi maka
seharusnya sensor tersebut tidak digunakan atau bisa diperbaiki.
Analisis kalibrasi pada sistem tersebut perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
sensor tersebut masih berfungsi dengan baik atau tidak sehingga apabila suhu yang
dideteksi melebihi atau kurang dari suhu referensi, kontroler dapat mengirimkan sinyal ke
valve dari feedwater dan heater controller sehingga panas dapat dikontrol untuk
menghindari underheat ataupun overheat. Sebagai contoh apabila sistem tersebut
digunakan untuk mengukus roti, underheat mengakibatkan roti tidak terkukus/matang
dengan sempurna sedangkan apabila overheat terjadi, maka roti akan terlalu matang
bahkan gosong.
2. Sebuah kontroler pneumatik digunakan untuk mengendalikan sebuah reverse acting valve.
d) Gambarkan P&ID nya
e) Perlukah adanya kalibrasi dan beri penjelasan serta analisisnya.
f) Beri penjelasan/komentar tentang kalibrasi tersebut
Analisa Rangkaian
Rangkaian diatas adalah sistem untuk memasukkan beras yang ada dalam
silo/lumbung beras ke mesin penggiling untuk dijadikan tepung beras. Sistem dimulai dari
Load Cell yang mendeteksi tekanan beras yang ada didalam silo. Tekanan yang dideteksi
akan mengasilkan resistansi yang sebanding dengan tekanan yang dideteksi. Kemudian,
sinyal dari load cell akan direpresentasikan sinyalnya dalam bentuk analaog oleh Pressure
Transmitter dan sinyal akan diubah kedalam bentuk digital pada Pressure Interface
Controller oleh ADC yang ada pada kontroler. Sinyal dari kontroler akan mengaktifkan
solenoid yang ada pada KKA 3/2 dan mengatur besar kecilnya udara pada regulator
sehingga piston akan bergerak sesuai dengan besar udara yang diterima. Ujung piston yang
terhubung dengan reverse acting valve akan membuka katub pada valve sehingga valve
akan membuka sesuai dengan pergerakan ujung piston dan beras akan jatuh ke tempat
penggilingan sesuai dengan besar kecilnya valve yang terbuka.

Analisa Kalibrasi
Pada rangkaian diatas kalibrasi sangat dibutuhkan terutama pada Load Cell. Kalibrasi
Load Cell sendiri adalah membandingkan antara output/resistansi yang dihasilkan dengan
tekanan yang diterima. Umumnya besar resistansi yang dihasilkan Load Cell akan
berbanding lurus dengan tekanan yang diterima. Setiap kenaikan yang diterima seharusnya
akan memiliki kenaikan resistansi yang sama antara resistansi sebelumnya dengan
resistansi yang sedang diukur. Kalaupun ternyata ada penyimpangan dari kenaikan
resistansi tidak boleh melebihi toleransi standar. Apabila telah melampaui toleransi standar
maka Load Cell seharusnya diperbaiki ataupun diganti.
Kalibrasi Load Cell didalam sistem diatas penting dilakukan. Apabila tidak
dilakukan maka akan berpotensi silo akan kekurangan beras ataupun kelebihan beban.
Keduanya akan berakibat fatal dalam kelangsungan proses yang terjadi. Apabila silo
kekurangan beras akibat Load Cell tidak mendeteksi dengan tepat, maka valve tidak akan
terbuka atau akan terbuka walaupun tidak ada beras yang ada didalam silo. Sedangkan
apabila silo kelebihan beban maka beras akan meluber keluar silo dan valve tidak akan
terbuka walaupun silo sudah terlalu banyak beban.

3. Jelaskan tentang modulasi digital dan sebutkan macam-macam modulasi digital.


Jelaskan keuntungan dan kerugian dari masing-masing model modulasi tersebut.
Jawab:
Modulasi digital adalah proses mengubah-ubah karakteristik dan sifat gelombang
pembawa (carrier) sedemikian rupa sehingga bentuk hasilnya (modulated carrier)
memiliki ciri-ciri dari bit 0 atau 1 yang dikandungnya. Dengan mengamati modulated
carriernya, kita bisa mengetahui urutan bitnya disertai dengan clock
(timing,sinkronisasi). Pada sinyal carrier terdapat tiga parameter yang bisa
didapatkan dengan menggunakan rumus
𝑐(𝑡) = 𝐴 sin (2𝜋𝑓ct + θ)

Dimana:
A = Amplitudo
Fc = Frekuensi
Θ = Fasa
Dari ketiga parameter tersebut dapat diperoleh macam-macam modulasi digital
antara lain:

ASK (Amplitude Shift Keying)


Amplitude Shift Keying (ASK) atau pengiriman sinyal berdasarkan pergeseran
amplitudo merupakan metode modulasi dengan mengubah-ubah amplitudo. Dalam
modulasi ini kemunculan frekuensi gelombang carrier tergantung pada ada atau tidak
adanya sinyal informasi digital.
Keuntungan dari metode ini adalah bit per baud (kecepatan digital) lebih besar.
Sedangkan kekurangannya adalah sinyal yang diteruskan melalui saluran transmisi
jarak jauh selalu dipengaruhi oleh redaman dan distorsi sehingga memiliki noise
yang cukup besar. Oleh karena itu, modulasi ini lebih baik dilakukan dalam
hubungan jarak dekat saja.

FSK (Frequency Shift Keying)


Frequency Shift Keying (FSK) atau pengiriman sinyal melalui pergeseran
frekuensi merupakan modulasi yang memungkinkan gelombang modulasi menggeser
frekuensi output gelombang carrier. Dalam proses modulasi ini besarnya frekuensi
gelombang carrier berubah-ubah sesuai dengan perubahan ada atau tidak adanya
sinyal informasi digital.
Keuntungan dari modulasi ini adalah pendeteksian (pengambilan kembali dari
kandungan carrier atau proses modulasinya) akan lebih mudah, kemungkinan
kesalahan (error rate) sangat minim/kecil dan modulasi ini sangat minim noise.
Sedangkan kekurangan dari modulasi ini adalah bandwidth yang dibutuhkan sangat
besar. Oleh karena itu, metode ini lebih baik dilakukan pada hubungan jarak jauh.

PSK (Phase Shift Keying)


Phase Shift Keying (PSK) atau pengiriman sinyal melalui pergeseran fasa adalah
modulasi fasa yang memungkinkan fungsi pemodulasi fasa gelombang termodulasi
antara nilai-nilai diskrit yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam proses modulasi
ini fasa dari frekuensi gelombang carrier berubah-ubah sesuai dengan perubahan
status sinyal informasi digital.
Keuntungan dari modulasi ini adalah memiliki noise yang sangat minim dan
memerlukan bandwidth yang singkat.
Dari ketiga modulasi digital tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
QAM (Quadrature Amplitude Modulation)
Quadrature Amplitude Modulation (QAM) adalah modulasi yang menggabungkan antara
Amplitude Shift Keying (ASK) dan Phase Shift Keying (PSK) dengan mengubah amplitudo dari dua
gelombang carrier. Kedua gelombang tersebut biasanya sinusodial, berbeda fasa dengan yang
lainnya sebesar 90° dan oleh karena itu disebut Quadrature-Carrier. Berdasarkan kombinasi dari
dua metode tersebut, maka sinyalnya berubah sesuai dengan amplitudo dan fasa sehingga modulasi
ini lebih kompleks daripada metode modulasi digital tunggal.

SALAM SEHAT SEMUA

Anda mungkin juga menyukai