Skripsi Imam
Skripsi Imam
SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan
Oleh :
IMAM FADLI MUHAMMAD
J120160062
Diajukan Oleh:
Hari : Kamis
2020
HALAMAN PERSETUJUAN
Muhammadiyah Surakarta
Disusun Oleh:
J120160062
Pembimbing
NIDN : 0604127102
PENGESAHAN SKRIPSI
Berjudul:
Oleh:
IMAM FADLI MUHAMMAD
J 120 160 062
Dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada tanggal:
Pembimbing
Menyetujui,
Ka.Prodi Fisioterapi
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah karya saya sendiri dan
di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
bentuk kutipan yang telah disebut sumbernya. Demikian surat pernyataan ini
DEKLARASI
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Salwa
NIM : J120160056
Jurusan : S1 Fisioterapi
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah karya orisinal saya sendiri dan bukan karya
orang lain, baik sebagian ataupun keseluruhan. Kecuali dalam bentuk kutipan
yang telah disebutkan sumbernya. Demikian deklarasi ini dibuat dengan sebenar-
benarnya dan apabila dalam deklarasi ini tidak benar, maka saya bersedia
Penulis,
Salwa
HALAMAN MOTTO
“ Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya
kemudahan dalam urusannya”
(Q.S At-Talaq 4)
“Salah satu bentuk kesempurnaan nikmat Allah bagi para hamba yang beriman adalah
Dia turunkan kesulitan dan bahaya terhadap mereka, serta hal-hal yang mendorong
mereka mengesakan-Nya”
(Ibnu Taimiyah)
“Teruslah berusaha dan berdoa serta berfikirlah positif, tidak peduli seberapa keras
hidup karena Allah telan menjamin kehidupan kita”
(Penulis)
(Bambang Pamungkas)
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulilah segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan karunia-nya dan salawat serta
salam kepada junjungan nabi besar, Nabi Muhammad SAW sehingga mendapat
Surakarta, ………………...
20….
SALWA / J120160056
“EFEKTIVITAS PENDEKATAN LIMFATIK PADA TEKNIK INSTRUMENT
ASSISTED SOFT TISSUE MOBILIZATION DALAM MENINGKATKAN
AKTIVITAS FUNGSIONAL PASIEN OSTEOARTHRITIS”
(Dibimbing Oleh : Dr. Umi Budi Rahayu, S.Fis., Ftr., M. Kes)
Latar Belakang : Osteoarthritis (OA) merupakan penyebab disabilitas terbesar di
beberapa negara. Pasien OA sering mengeluhkan nyeri, akibat nyeri yang timbul
menyebabkan pasien OA cenderung membatasi pergerakan anggota geraknya, hal
tersebut mengakibatkan penurunana kemampuan aktivtas fungsional pasien OA. Salah
satu intervensi fisioterapi terbaru dalam menangani kasus OA seperti penggunaan
Instrument Assisted Soft Tissue Mobilization (IASTM) dengan pendekatan limfatik.
IASTM dengan jalur limfatik merupakan teknik yang berfokus pada mobilisasi softissue,
dimana mobilisasi hanya menggunakan tekanan yang ringan, seperti “daun yang jatuh”
dimana pada ungkapan tersebut dapat dipahami tekanan yang diberikan hanya sebatas
tekanan ringan yang tidak mencederai, yaitu hanya sampai lapisan subcutan, tekanan
yang diberikan akan dihentikan apabila ketika terjadi perubahan warna kulit, yaitu kulit
menjadi merah muda.
Tujuan Penelitian : Mengetahui pengaruh pendekatan limfatik pada instrument assisted
soft tissue mobilization dalam meningkatkan aktivitas fungsional pasien osteoarthritis.
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah experimental dengan case study, Teknik
pengambilan sampel dengan menggunakan non-probability sampling, yaitu purposive
sampling. Jumlah sampel 14 orang.
Hasil Penelitian : Hasil uji paired t test terhadap sebelum dan setelah pemberian IASTM
yang diukur menggunakan Western Ontario and Mcmaster University Osteoarthritis
(WOMAC) didapatkan WOMAC Total skor , nilai nyeri, dan nilai aktivtas fungsional p
value .000. WOMAC nilai kekakuan menggunakan uji wilcoxon didapatkan p value .002.
Selain itu, Pada Hasil paired t test terhadap setelah pemberian terakhir IASTM
dibandingkan dengan follow up, didapatkan WOMAC total skor terdapat p value .218 ,
nilai nyeri .336 , aktivtas fungsional .165 , dan kekakuan .317 , data tersebut menunjukan
p value >0.05
Kesimpulan : Kesimpulan pada penelitian ini ialah ada pengaruh yang signifikan
pendekatan limfatik instrument assisted soft tissue mobilization dalam meningkatkan
aktivitas fungsional pasien osteoarthritis.
Kata Kunci : Instrument Assisted Soft Tissue Mobilization (IASTM) dengan pendekatan
limfatik, Osteoarthritis (OA), Fisioterapi
ABSTRACT
PHYSIOTHERAPY DEPARTMENT
HEALTH SCIENCE FACULTY
MUHAMMDIYAH UNIVERSITY OF SURAKARTA
MINITHESIS, FEBRUARY 2020
SALWA / J120160056
“EFFECTIVENESS OF LIMFATIC APPROACH TO ASSISTED SOFT TISSUE
MOBILIZATION INSTRUMENT TECHNIQUES IN IMPROVING
FUNCTIONAL ACTIVITIES OF OSTEOARTHRITIS PATIENTS”
(Counseled by : Dr. Umi Budi Rahayu, S.Fis., Ftr., M. Kes)
Background: Osteoarthritis (OA) is the biggest cause of disability in several countries.
OA patients often complain of pain, due to the pain causing OA patients tend to limit the
movement, and than decreased functional ability of OA patients. One of the most recent
physiotherapy interventions in handling OA cases is the use of Instrument Assisted Soft
Tissue Mobilization (IASTM) with a lymphatic approach. IASTM with lymphatic
pathway is a technique that focuses on softissue mobilization, where mobilization only
uses light pressure, such as "falling leaves" where in this expression it can be understood
that pressure is only limited to non-injuring light pressure, ie only to the subcutaneous
layer, pressure given will be stopped if when there is a change in skin color, ie the skin
becomes pink.
Objectives: To investigatory the effect of the lymphatic approach on instrument assisted
soft tissue mobilization in increasing the functional activity of osteoarthritis patients.
Methode: This type of research is experimental with case study, sampling technique
using non-probability sampling, purposive sampling. The number of samples is 14
people.
Results: Paired t test results before and after IASTM were measured using Western
Ontario and Mcmaster University Osteoarthritis (WOMAC) obtained WOMAC Total
score, pain value, and physical function value p value .000. WOMAC value of stiffness
using Wilcoxon test obtained p value .002. In addition, the paired t test results after the
last IASTM administration compared with the follow-up, obtained WOMAC total score
contained p value. 220, pain value. 336, physical function. 165, and stiffness. 337, the
data showed p value> 0.05.
Conclusion: There is a significant influence on the lymphatic instrument assisted soft
tissue mobilization approach in increasing the functional activity of osteoarthritis
patients.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan di dunia ini Allah yang Maha Tinggi telah mengatur
dalam hal memanfaatkan sumber daya alam. Hai orang-orang yang beriman,
nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan
sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu, dan janganlah
memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi
komersil cukup tinggi, selain itu sebagai sumber devisa negara yang
digunakan baik sebagai konstruksi kursi dan pengikat [ CITATION Kus13 \l 1057 ].
Indonesia.
rotan, hal ini membawa berkah bagi industri furnitur, sehingga peran indonesia
sebagai produsen utama rotan, kini bukan lagi sebagai pemasok bahan baku
1
2
bagi industri mebel rotan di luar negeri, tapi sudah beralih menjadi pemasok
mebel rotan dan kerajinan sehingga permintaan eksport mebel yang berbahan
baku rotan meningkat. Dengan kebijakan itu menjadi berkah tersendiri bagi
Desa Trangsan merupakan sentra industri mebel yang terletak sekitar 10-
15 kilo meter sebelah barat laut dari Kota Sukoharjo. Selama ini Trangsan
dikenal sebagai sentra mebel dengan menggunakan bahan baku rotan. saat ini
perusahaan mebel dan kerajinan yang aktif di Desa Trangsan sebanyak 450
unit usaha yang memproduksi berbagai jenis mebel, seperti kursi, meja, lemari,
sedangkan selebihnya adalah dalam skala kecil dan mikro. Sentra industri ini
mengekspor mebel dan kerajinan sekitar 120 kontainer per bulan, terutama ke
Amerika Serikat, Australia dan ke beberapa negara Asia (Mursito and Harini
dalam produksi selain modal dan alat produksi. Manusia sebagai tenagakerja
Undang RI No. 1 tahun 1970 tentang hak atas perlindungan dan jaminan
gangguan kesehatan pada tenaga kerja yang timbul akibat pekerjaan adalah
nyeri otot. Namun belum ada penelitian yang menyebutkan secara spesifik
bagain otot mana yang mengalami gangguan, hanya menunjuk pada bagian
yang mengalami rasa nyeri. Padahal menurut teori Vladimir Janda nyeri otot
disebabkan oleh disfungsi sendi dan perubahan dalam pola gerakan normal
jaringan dan rasa sakit dalam hal ini (Page et al., 2010).
dilakukan dan hasil studi menunjukkan bahwa bagian otot yang sering
dikeluhkan adalah otot rangka yang meliputi otot leher, bahu, lengan, tangan,
jari, punggung, pinggang, dan otot bagian bawah [ CITATION Tar10 \l 1057 ] ,
sikap kerja yang kurang sesuai dapat menyebabkan keluhan nyeri otot, hal ini
disebabkan oleh postur kerja yang tidak alamiah akibat dari tuntunan tugas,
alat, dan stasiun kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan kerja [ CITATION
Pra17 \l 1057 ]. Keluhan nyeri pada pekerja industri lebih kepada keluhan yang
dirasakan secara subjektif yang diakibatkan aktivitas kerja dengan posisi statis
REBA dan NBM. Hasil dari penelitian tersebut adalah fakta bahwa pengrajin
4
rotan di Desa Trangsan mengeluhkan nyeri pada bagian punggung 80%, leher
60%, lengan 20%, pergelangan tangan 10%, dan kaki 10%. Namun sejauh ini
tidak ada penelitian secara spesifik menunjukan otot rangka apa yang
mengalami gangguan, tetapi hanya menunjuk pada daerah tubuh, padahal otot
merupakan alat gerak aktif, dimana otot bekerja secara antagonis dan sinergis.
otot rangka yang paling berpengaruh pada nyeri punggung pengrajin rotan di
Desa Trangsan ialah otot abdomen dan otot paravertebra, dimana menurut teori
Janda dalam buku yang ditulis (Page et al. 2010) otot bergerak secara
B. Rumusan Masalah
adalah Apakah ada hubungan antara keluhan nyeri musculoskeletal akibat kerja
Kabupaten Sukoharjo.
5
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
perusahaan atau instansi tempat penelitian dilakukan yang dalam hal ini
pada pekerja. Dari hasil penelitian ini juga diharapkan adanya peningkatan
Kabupaten Sukoharjo
2. Manfaat ilmiah
selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
deep and superfacial muscle during stable and unstable sitting positions in
ketebalan secara signifikan lebih besar pada otot Rectus Abdominus pada
pasien Chronic Low Back Pain dibandingkan dengan subyek sehat, selama
posisi duduk stabil dan tidak stabil. Selain itu, perubahan ketebalan secara
signifikan lebih rendah pada otot Transverus Abdominus diamati pada subjek
dengan Chronic Low Back Pain dibandingkan dengan yang tanpa Chronic Low
Rectus Abdominus pada subjek dengan Chronic Low Back Pain, dibandingkan
dengan kontrol bebas rasa sakit, selama posisi duduk yang tidak stabil.
back pain with muscle stiffness and muscle mass of the lumbar back
workers, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Low Back Pain berhubungan
dengan kekakuan otot dari otot multifidus lumbal di pekerja medis muda dan
setengah baya. Kesimpulan hasil dari studi ini menunjukkan bahwa Low Back
Pain berhubungan dengan kekakuan otot dari otot multifidus lumbal daripada
6
7
kekakuan otot dari otot Erector spinae lumbal, massa otot otot punggung
lumbal, atau keselarasan tulang belakang sagital di muda dan paruh baya
pekerja medis.
structure and function in chronic versus recurrent low back pain: a cross-
sectional study , hasilnya daerah penampang lemak dan indeks lemak otot
Low Back Pain dan Recurrent Low Back Pain (p <. 05). Tidak ada perbedaan.
Kesimpulan tidak ada perbedaan atrofi otot dan Total atrofi antara Recurrent
Low Back Pain, non-kontinu Chronic Low Back Pain dan terus-menerus
low back pain with muscle stiffness and muscle mass of the lumbar back
amplitudo sinyal di kedua belah pihak untuk LBP (r = 0,46 hingga 0,63, P <
0.05) dan pasien bebas rasa sakit (r = 0,43-0,47, P < 0.05). Korelasi antara
signifikan pada partisipan bebas rasa sakit untuk kedua belah pihak (r = 0,36
hingga 0,38 P < 0.05), dan Lumbal Multifidus kanan pada peserta LBP (r =
8
0,43, P < 0.05), namun tidak untuk Lumbal Multifidus di LBP Group (r = 0.16,
P = 0.351).
antara keluhan nyeri otot pada punggung bawah atau Low Back Pain dengan
abdomen.
B. Tinjauan Teori
1. Sistem Otot
a. Definisi
otot dari beberapa jenis (Stewart, 2018). Tubuh bergerak ketika otot yang
melekat pada tulang menarik tulang, sehingga bergerak bagian dari tubuh
mampu bergerak. Kedua ujung otot rangka yang melekat pada tulang.
Dengan kontrak antara dua tulang, otot mengubah posisi tulang tersebut
relatif terhadap satu sama lain, yang menyebabkan tubuh untuk bergerak.
gerak aktif. Otot dihubungkan oleh tendon ke tulang, jaringan ikat, dan
kulit. Otot tubuh tersusun oleh kelompok sel otot yang terbungkus dalam
punggung, dada, bahu lengan atas, lengan bawah, pantat, dasar panggul,
paha atas, betis, dan kaki (Spriet and Whitfield 2015). Pada kasus
al. 2015)
berlawanan dari otot perut. Garis aksi otot multisegmental yang panjang
Namun, otot ini kehilangan garis tindakan miring mereka dengan fleksi
10
pada kestabilan tulang belakang. Kontraksi otot perut, dasar panggul, dan
2. Nyeri Muskuloskeletal
a. Definisi
2018).
12
dan saraf otot punggung bawah, organ internal pada pelvis dan abdomen
jarak dari vertebra lumbar pertama ke tulang vertebra sacral pertama. Ini
adalah area tulang belakang dimana bentuk kurva lordotic. Yang paling
Gambar 2.3 Nyeri Punggung Bawah Sumber : Advance Spine Care, 2010
13
c. Faktor-faktor
1) Umur
bawah dapat dialami oleh siapa saja, pada umur berapa saja. Namun
tertentu yag lebih sering dijumpai pada umur yang lebih tua.Biasanya
nyeri ini mulai dirasakan pada mereka yang berumur dekade kedua
2) Jenis Kelamin
keluhan nyeri pinggang, karena pada wanita keluhan ini lebih sering
3) Pekerjaan
14
keluhan ini. Pada pekerjaan tertentu, misalnya seorang kuli pasar yang
4) Posisi Tubuh
yang berat dengan tangan yang terbentang. Beban aksial pada jangka
yang lebih lama akan memberi tekanan pada fibrosis annular dan
ujung utuh, maka beban dapat ditahan. Akan tetapi , daya kompresi
3. Ketidakseimbangan otot
a. Definisi
ini diperlukan untuk fungsi dan gerak normal. Keseimbangan otot juga
otot juga dapat merujuk pada kekuatan kontralateral (kanan versus kiri)
tulang yang terlibat dengan sendi. Otot yang seimbang biasanya hasil dari
patologis.
b. Gejala
dengan perubahan pola gerakan otot (Page et al. 2010). Gejala dapat
16
terjadi setelah cedera atau operasi, di mana sendi dibiarkan dan tidak
1) Fungsional Ketidakseimbangan
2) Patologi ketidakseimbangan
biasanya terkait dengan rasa sakit dan disfungsi, meskipun ada kasus
kelemahan (Weakness).
d. Diagnosis
17
e. Prognosis
al. 2010).
4. Ergonomi
a. Definisi Ergonomics
Istilah ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua
kata yaitu “ergon” berarti kerja dan “nomos” berarti aturan atau hukum.
Jadi secara ringkas ergonomi adalah suatu aturan atau norma dalam
adalah ilmu yang sesuai dengan kemampuan orang dan pekerjaan yang
18
proses kerja dan tugas untuk memberikan yang terbaik cocok untuk
setiap karyawan.
Penyebab utama LBP adalah strain pada otot atau jaringan lunak
LBP sering terjadi karena postur yang buruk, oleh karena itu LBP non-
spesifik bisanya terjadi pada individu yang duduk untuk waktu yang
saat bekerja, mengangkat benda yang berat, berdiri, posisi tidur dan
2. Aktivitas Berulang
Sikap kerja berdiri dalam waktu lama akan membuat pekerja selalu
membutuhkan usaha otot yang cukup besar yang sangat tidak sehat
2017)
kerja yang lebih baik. Pekerjaan yang memaksa tenaga kerja untuk
proses yang penting dalam produksi rota. Para pekerja bisa menganyam
rotan 8 jam sehari dan posisi kerja duduk lama dan tidak ergonomis yang
mengeluhkan nyeri.
C. Kerangka Berpikir
D. Kerangka Konsep
E. Hipotesis
pengrajin rotan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
kepustakaan jauh lebih luas bahkan tidak mengenal batas ruang. Setting
pertama penelitian ini berhadapan langsung dengan teks atau data angka, bukan
dengan lapangan atau saksi mata (eyewitness), berupa kejadian, orang atau
benda-benda lain. Kedua, data bersifat siap pakai (readymade), artinya peneliti
sumber data sekunder, dalam arti bahwa peneliti memperoleh data dari tangan
kedua bukan asli dari tangan pertama dilapangan. Keempat, kondisi data di
critical review yang memiliki definisi sebagai sebuah penelitian yang mengkaji
30
31
B. Desain Studi/strategi
1) Strategi pencarian 1
imbalance and low back pain" atau "low back pain the workers" kemudian
berupa "relation muscle imbalance to low back pain" dan setelah itu
2) Strategi pencarian 2
C. Pengumpulan Data
Kriteria Inklusi:
b) Studi yang dipakai dalam paper ini adalah case study, randomized
Karakteristik data yang akan diekstraks pada critical review ini adalah
sebagai berikut:
1) Referensi
2) Tujuan studi
Tujuan studi adalah hasil akhir dari apa yang dilakukan oleh penulis
3) Populasi
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
sensus
4) Intervensi
5) Pembanding
6) Outcome
7) Desain studi
berdasarkan apa yang sudah penulis ketahui tentang subjek dan apa yang
8) Sampel
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga
dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi itu.
9) Metode statistik
induktif.
34
10) Hasil
1) Feasibilitas
Guna menyajikan data yang diperlukan untuk critical review, studi yang
2) Etik
Studi ini tidak melibatkan interaksi antara manusia atau hewan secara
Berdasarkan hal tersebut maka studi ini tidak memerlukan proses etik.
G. Tahapan Appraisal
skala dari PEDro, Skala ini membantu pembaca dengan cepat menilai apakah
35
hasil uji coba dapat dipercaya dan diinterpretasikan secara bermakna. Skala-
3. Alokasi dirahasiakan
satu indikator
7. penilai tidak dapat membedakan apakah subjek individu telah atau belum
menerima perawatan.
8. Setidaknya studi ini mendapatkan satu hasil utama lebih dari 85%
11. Studi ini memberikan ukuran titik dan ukuran variabilitas untuk setidaknya
penilaian skala PEDro dikatakan YES jika poinnya terdapat di artikel atau
jurnal tersebut, dan dikatakan NO jika poinnya tidak terdapat. Pada sistem
penilaian skala pedro diberikan nilai 1 jika dikatakan YES dan 0 jika NO.
BAB IV
A. Data Extraction
yang digunakan adalah literatur review, yaitu dengan critical review penelitian-
penelitian terdahulu.
Muscle Activity, and Spinal Kinematics in Cyclists With and Without Low
belakang, dan aktivitas otot pada pengendara sepeda aktif dengan nyeri
ulasan ini, bahwa pengendara sepeda dengan ketinggian stang yang lebih
37
38
individuals with chronic low back pain. Penelitian ini untuk menilai
perubahan ketebalan otot pada otot perut yang dalam dan superfisial, selama
duduk di permukaan yang stabil dan tidak stabil pada subjek dengan dan
tanpa nyeri punggung kronis. Metode yang digunakan yakni studi cross
sectional dengan subjek 40 pria (20 dengan chronic low back pain non-
spesifik dan 20 tanpa low back pain) berusia antara 20 dan 40 tahun, pasien
dilibatkan jika mereka memiliki riwayat low back pain selama lebih dari dua
lain di tulang belakang atau anggota tubuh bagian bawah dan penyakit
selama posisi duduk stabil dan tidak stabil. Perubahan ketebalan otot
tanpa chronic low back pain selama posisi duduk tidak stabil.
39
internal, dan ketebalan perut transversal. Hasil penelitian ini jumlah petugas
pemadam kebakaran pria dengan asimetri yang lebih besar atau sama
dengan 10% adalah 21 (34%) dan 19 (31%) ) di tingkat L4 dan L5. Jumlah
petugas pemadam kebakaran wanita dengan asimetri yang lebih besar dari
atau sama dengan 10% masing-masing adalah 4 (57%) dan 1 (14%) pada
level L4 dan L5. Tidak ada perbedaan (p> 0,05) dalam pengukuran lumbar
multifidus dan ukuran perut yang dicatat antara peserta dengan dan tanpa
riwayat seumur hidup dari setiap kejadian nyeri punggung bawah yang
with and without chronic low back pain. Penelitian ini bertujuan untuk
yang berbeda pada individu dengan dan tanpa nyeri punggung kronis.
Metode pada penelitian ini dengan dua puluh pria dengan nyeri
40
dalam kelompok low back pain jika mereka memiliki riwayat low back
memiliki low back pain berulang dan telah mengalami setidaknya tiga
episode low back pain. Peserta dalam kelompok kontrol dimasukkan jika
mengukur ketebalan TrA dan IO dalam empat posisi yang berbeda. Hasil
mengangkat satu kaki dari lantai daripada posisi duduk lainnya di kedua
kelompok. Selain itu, duduk di bola gym secara statistik signifikan jika
posisi duduk di bola gym dengan kaki di tanah atau duduk di bola gym
mengangkat kaki kiri dari lantai antara subjek dengan dan tanpa low
duduk santai di kursi dengan kedua kaki di tanah antara dua kelompok.
41
antara subjek dengan low back pain dan mereka yang tidak low back
ketika duduk di bola gym secara signifikan lebih besar daripada ketika
otot ketika duduk di bola gimnasium dan mengangkat kaki kiri dari
ditopang. Oleh karena itu, jelas bahwa pada kedua kelompok terdapat
5. (Masaki et al. 2017) dalam Association of low back pain with muscle
stiffness and muscle mass of the lumbar back muscles,and sagittal spinal
bertujuan untuk menguji hubungan low back pain dengan kekakuan otot
massa otot otot punggung lumbar serta penyelarasan tulang belakang pada
pekerja medis muda dan setengah baya. Metode penelitian dengan tiga
puluh dua pekerja medis muda dan setengah baya di Kyoto Hakuaikai
kelompok kontrol dan kelompok low back pain. Penilaian nyeri punggung
multifidus lumbar pada kelompok low back pain secara signifikan lebih
using chainsaw on the amount of muscle activity in the trunk muscle group.
tubuh. Metode yang digunakan yakni Pekerja non kehutanan ada 10 orang.
Postur pengukuran dengan gergaji dipegang dan diatur dalam empat posisi
dan rectus abdominus. Hasilnya sisi kanan dengan satu lutut berdiri,
aktivitas otot paraspinal lumbal adalah 14,7% lebih tinggi dari yang di sisi
kiri. Namun tidak ada perbedaan yang signifikan yang diamati pada postur
secara signifikan masing-masing sebesar 25,6% dan 14,2% dari posisi tegak
dan posisi satu lutut. Aktivitas otot paraspinal lumbal kiri dan kanan
paraspinal lumbal sisi kiri cenderung meningkat ketika sudut fleksi batang
postur. Aktivitas otot rectus abdominis kanan dan kiri rendah, dan tidak ada
spinal curvature during sitting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
dengan pengecualian otot rectus abdominis, dan ketebalan otot yang secara
sakral yang lebih besar bila dibandingkan dengan duduk yang merosot.
44
B. Critical Apraisal
Apraisal dengan pendekatan tool Skala PEDro. Berikut hasil Critical Apraisal
jurnal-jurnal diatas.
C. Pembahasan
nyeri punggung bawah sedangkan penelitian yang dilakukan (Arab et al. 2018)
yang memiliki kulatias jurnal Q1 dan nilai skor skala pedro 7/10 berpendapat
dan rectus abdominis pada subjek dengan Chronic Low Back Pain (CLBP)
dibandingkan dengan subjek yang sehat, selama posisi duduk stabil maupun
tidak stabil tetapi penelitian yang dilakukan (Nuzzo et al. 2014) yang memliki
lumbar multifidus dan ukuran otot perut pada petugas pemadam kebakaran
mirip dengan populasi umum dan tentara. Data ini memberikan dasar untuk
pada petugas pemadam kebakaran dan pekerja lain dalam pekerjaan yang
menuntut fisik.
Jurnal (Rasouli et al. 2011) yang memliki kualitas Q2 serta nilai skala
tranversus abdominis dan illiopsoas dengan dan tanpa low back pain (LBP)
tanah atau duduk di bola gym mengangkat kaki kiri dari tanah antara
subyek dengan dan tanpa low back pain, sedangkan jurnal (Masaki et al.
2017) memiliki kualitas Q1 dan skor skala pedro 7/10 menunjukkan bahwa
low back pain dikaitkan dengan kekakuan otot-otot multifidus lumbal daripada
jurnal Q2 serta skor sekala pedro 7/10 menunjukan bahwa postur kerja
penebangan kayu dalam fleksi ke depan dari batang tubuh adalah postur
2014) memliki kualitas Q2 dan skor skala pedro 7/10 telah menunjukkan
bahwa instruksi yang diberikan kepada subjek pada ko-kontraksi otot trunk
PENUTUP
A. Simpulan
pada penderita chronic low back pain dikarenakan posisi tubuh yang salah saat
hubungan antara ketidakseimbangan otot dengan low back pain masih belum
musculoskeletal dalam hal ini low back pain akibat kerja dengan
rotan yang tidak ergonomis saat bekerja menyebabkan gangguan yang berupa
B. Saran
53
54
DAFTAR PUSTAKA
4(2):24–32.
F1000Research 5:1–11.
Arab, Amir Massoud, Sanaz Shanbehzadeh, Omid Rasouli, Mohsen Amiri, and
13(1):7.
Barakatt, Edward T., Patrick S. Romano, Daniel L. Riddle, Laurel A. Beckett, and
Behm, David G., Anthony J. Blazevich, Anthony D. Kay, and Malachy McHugh.
Darsini, Ilham Nur Ardianto, Mathilda Sri Lestari, Program Studi, Teknik
and Thickness Change of the Trunk Muscles in Patients with and Without
Goubert, Dorien, Robby De Pauw, Mira Meeus, Tine Willems, Barbara Cagnie,
Stijn Schouppe, Jessica Van Oosterwijck, Evy Dhondt, and Lieven Danneels.
57
24(6):769–81.
Kawahara, Dairoku, Yukio Urabe, Noriaki Maeda, Junpei Sasadai, Eri Fujii,
Nobuaki Moriyama, Takahiko Yamamoto, and Sho Iwata. 2015. “The Effect
Pain with Muscle Stiffness and Muscle Mass of the Lumbar Back Muscles,
Nyeri Kaki Pada Pekerja Aktivitas Mekanik Section Welding Di Pt. X.”
Ningsih, Kursiah Warti. 2017. “Keluhan Low Back Pain Pada Perawat Rawat
Page, Phil, Clare Frank, Robert Lardner, and Aa Et. 2010. “1937_Assessment and
States of America.
Rasouli, Omid, Amir Massoud Arab, Mohsen Amiri, and Shapour Jaberzadeh.
Sitting Positions with Different Stability Levels in Subjects with and without
Sato, Tatsuo, Masahiro Koizumi, Ji Hyun Kim, Jeong Hyun Kim, Bao Jian Wang,
Gen Murakami, and Baik Hwan Cho. 2011. “Fetal Development of Deep
Work 61(1):41–54.
Spriet, Lawrence L. and Jamie Whitfield. 2015. “Taurine and Skeletal Muscle
18(1):96–101.
Stewart, Gregory J. 2018. The Human Body How It Works The Skeletal And
Biomechanics 26(8):797–803.
Streisfeld, Gabriel M., Caitlin Bartoszek, Emily Creran, Brianna Inge, Marc D.
Wáng, Yì Xiáng J., Jùn Qīng Wáng, Zoltán Káplár, and Departement. 2016.
Rehabilitation 27(1):55–61.
Wicaksana, Gede and Ida Puta. 2019. “Undagi : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur
Wong, Arnold YL, Jaro Karppinen, Dino Samartzis, and spinal disorders
Scoliosis. 2017. “Low Back Pain in Older Adults: Risk Factors, Management