A DENGAN HIPERTENSI DI
JALAN LEMBURSITU NO. 54 KABUPATEN CIAMIS
Di susun oleh :
Rahmawati Priangan (1811020152)
6 C Keperawatan S1
D. Patofisiologi
Tekanan darah arteri sistemik merupakan hasil perkalian total resistensi/ tahanan perifer
dengan curah jantung (cardiac output). Hasil Cardiac Output didapatkan melalui perkalian
antara stroke volume (volume darah yang dipompa dari ventrikel jantung) dengan hearth rate
(denyut jantung). Sistem otonom dan sirkulasi hormonal berfungsi untuk mempertahankan
pengaturan tahanan perifer. Hipertensi merupakan suatu abnormalitas dari kedua faktor
tersebut yang ditandai dengan adanya peningkatan curah jantung dan resistensi perifer yang
juga meningkat (Kowalak, 2011; Ardiansyah, 2012).
Tekanan darah yang meningkat secara terus-menerus pada pasien hipertensi dapat
menyebabkan beban kerja jantung akan meningkat. Hal ini terjadi karena peningkatan
resistensi terhadap ejeksi ventrikel kiri. Agar kekuatan kontraksi jantung meningkat, ventrikel
kiri mengalami hipertrofi sehingga kebutuhan oksigen dan beban kerja jantung juga meningkat.
Dilatasi dan kegagalan jantung bisa terjadi, jika hipertrofi tidak dapat mempertahankan curah
jantung yang memadai. Karena hipertensi memicu aterosklerosis arteri koronaria, maka
jantung bisa mengalami gangguan lebih lanjut akibat aliran darah yang menurun menuju ke
miokardium, sehingga timbul angina pektoris atau infark miokard. Hipertensi juga
mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah yang semakin mempercepat proses
aterosklerosis dan kerusakan organorgan vital seperti stroke, gagal ginjal, aneurisme dan cedera
retina (Kowalak, 2011)
E. Pathway
Umur, jenis kelamin,
gaya hidup, obesitas
Hipertensi
Kerusakan vaskuler
pebuluh darah
Penyumbatan
pembuluh darah
Vasokonstriksi
Gangguan srikulasi
Nyeri akut
Afterload meningkat
Fatigue
F. Pemeriksaan Penunjang
Intoleransi aktivitas
Pemeriksaan penunjang untuk pasien hipertensi sebenarnya cukup dengan
menggunakan tensimeter tetapi untuk melihat komplikasi akibat hipertensi, maka diperlukan
pemeriksaan penunjang antara lain:
a. Hemoglobin/Hematokrit untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti hipokoagulasi dan anemia.
b. Blood urea nitrogen (BUN)/kreatinin memberikan informasi tentang perfusi/fungsi
ginjal.
c. Glukosa hiperglikemi dapat diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
d. Urinalisa darah, protein, gliukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan diabetes melitus.
e. EKG dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah
salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
f. Foto thorax untuk mengetahui pembesaran jantung.
g. Darah, ureum, dan elektrolit untuk menilai fungsi ginjal dan mencari alkalosis
hipokalemik pada sindrom conn dan cushing (David Rubensten, D, Wayne, D, Bradley,
J, 2006).
G. Penatalaksanaan
Setiap program terapi memiliki suatu tujuan yaitu untuk mencegah kematian dan
komplikasi, dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah arteri pada atau kurang dari
140/90 mmHg (130/80 mmHg untuk penderita diabetes melitus atau penderita penyakit ginjal
kronis) kapan pun jika memungkinkan (Smeltzer, 2013).
a. Pendekatan nofarmakologis mencakup penurunan berat badan; pembatasan alkohol dan
natrium; olahraga teratur dan relaksasi. Diet DASH (Dietary Approaches to Stop
Hypertension) tinggi buah, sayuran, dan produk susu rendah lemak telah terbukti
menurunkan tekanan darah tinggi (Smeltzer, 2013).
b. Pilih kelas obat yang memiliki efektivitas terbesar, efek samping terkecil, dan peluang
terbesar untuk diterima pasien. Dua kelas obat tersedia sebagai terapi lini pertama :
diuretik dan penyekat beta (Smeltzer, 2013).
c. Tingkatkan kepatuhan dengan menghindari jadwal obat yang kompleks (Smeltzer,
2013).
Daftar Pustaka
Ardiansyah, M. 2012. Medikal Bedah. Yogyakarta: DIVA Press.
Buku saku diagnosa keperawatan edisi 9 (2013). NANDA NOC NIC: EGC
Fauzi, I. 2014. Buku Pintar Deteksi Dini Gejala & Pengobatan Asam Urat, Diabetes &
Hipertensi. Yogyakarta : ARASKA
Ferri, F. F. 2017. Ferri's Clinical Advisor 2017: 5 Books in 1. Philadelphia: Elsevier, Inc.
Kowalak, Wels, Mayer, 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan Penerapan
Diagnosa. Jakarta
Nanda, Nic, Noc dalam Berbagai Kasus. Yogyakarta: Penerbit Mediaction
Rubenstein, David, Wayne, David, dan Bradleym, John. 2006. Lecture Notes: Kedokteran
Klinis. Jakarta: Penerbit Erlangga
Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid I. VI. Jakarta: Interna Publishing.
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth, edisi 8. Jakarta : EGC.