Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN PADA Tn.

A DENGAN HIPERTENSI DI
JALAN LEMBURSITU NO. 54 KABUPATEN CIAMIS

Disusun guna memenuhi tugas:

Mata Kuliah : Keperawatan Keluarga

Dosen Pengampu : Ns. Sarwito Rachmad Barmawi., MNS

Di susun oleh :
Rahmawati Priangan (1811020152)
6 C Keperawatan S1

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S1


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
TAHUN AJARAN 2020/2021
A. Pengertian
Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan peningkatan
tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmHg (WHO, 2013; Ferri, 2017).
Penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu jenis penyakit yang
mematikan di dunia dan faktor risiko paling utama terjadinya hipertensi yaitu faktor usia
sehingga tidak heran penyakit hipertensi sering dijumpai pada usia senja/ usia lanjut (Fauzi,
2014), sedangkan menurut Setiati (2014), hipertensi merupakan tanda klinis
ketidakseimbangan hemodinamik suatu sistem kardiovaskular, di mana penyebab terjadinya
disebabkan oleh beberapa faktor/multi faktor sehingga tidak bisa terdiagnosis dengan hanya
satu faktor tunggal.
B. Etiologic
Menurut North American Nursing Diagnosis Association (2013) etiologi hipertensi
berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
a. Hipertensi Primer
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor yang
mempengaruhinya yaitu: genetik, lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis, sistem renin
angiotensin dan peningkatan Na+Ca intraseluler. Faktor-faktor yang meningkatkan
resiko: obesitas, merokok, alkohol dan polisitemia.
b. Hipertensi Sekunder
Penyebab yaitu: penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing dan hipertensi
yang berhubungan dengan kehamilan

C. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala hipertensi menurut Nurarif dan Kusuma (2016) dibedakan menjadi:
a. Tanda ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan
darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti
hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosis jika tekanan arteri tidak terukur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikaitkan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala
dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebayakan pasien yang mencari pertolongan medis.
c. Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu:
Mengeluh sakit kepala, pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual, muntah,
epistaksis kesadaran menurun.

D. Patofisiologi
Tekanan darah arteri sistemik merupakan hasil perkalian total resistensi/ tahanan perifer
dengan curah jantung (cardiac output). Hasil Cardiac Output didapatkan melalui perkalian
antara stroke volume (volume darah yang dipompa dari ventrikel jantung) dengan hearth rate
(denyut jantung). Sistem otonom dan sirkulasi hormonal berfungsi untuk mempertahankan
pengaturan tahanan perifer. Hipertensi merupakan suatu abnormalitas dari kedua faktor
tersebut yang ditandai dengan adanya peningkatan curah jantung dan resistensi perifer yang
juga meningkat (Kowalak, 2011; Ardiansyah, 2012).
Tekanan darah yang meningkat secara terus-menerus pada pasien hipertensi dapat
menyebabkan beban kerja jantung akan meningkat. Hal ini terjadi karena peningkatan
resistensi terhadap ejeksi ventrikel kiri. Agar kekuatan kontraksi jantung meningkat, ventrikel
kiri mengalami hipertrofi sehingga kebutuhan oksigen dan beban kerja jantung juga meningkat.
Dilatasi dan kegagalan jantung bisa terjadi, jika hipertrofi tidak dapat mempertahankan curah
jantung yang memadai. Karena hipertensi memicu aterosklerosis arteri koronaria, maka
jantung bisa mengalami gangguan lebih lanjut akibat aliran darah yang menurun menuju ke
miokardium, sehingga timbul angina pektoris atau infark miokard. Hipertensi juga
mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah yang semakin mempercepat proses
aterosklerosis dan kerusakan organorgan vital seperti stroke, gagal ginjal, aneurisme dan cedera
retina (Kowalak, 2011)
E. Pathway
Umur, jenis kelamin,
gaya hidup, obesitas

Hipertensi

Kerusakan vaskuler
pebuluh darah

Penyumbatan
pembuluh darah

Vasokonstriksi

Gangguan srikulasi

Otak Pembuluh darah

Resistensi pembuluh Sistemik


darah otak meningkat
Vasokonstriksi

Nyeri akut
Afterload meningkat

Fatigue

F. Pemeriksaan Penunjang
Intoleransi aktivitas
Pemeriksaan penunjang untuk pasien hipertensi sebenarnya cukup dengan
menggunakan tensimeter tetapi untuk melihat komplikasi akibat hipertensi, maka diperlukan
pemeriksaan penunjang antara lain:
a. Hemoglobin/Hematokrit untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti hipokoagulasi dan anemia.
b. Blood urea nitrogen (BUN)/kreatinin memberikan informasi tentang perfusi/fungsi
ginjal.
c. Glukosa hiperglikemi dapat diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
d. Urinalisa darah, protein, gliukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan diabetes melitus.
e. EKG dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah
salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
f. Foto thorax untuk mengetahui pembesaran jantung.
g. Darah, ureum, dan elektrolit untuk menilai fungsi ginjal dan mencari alkalosis
hipokalemik pada sindrom conn dan cushing (David Rubensten, D, Wayne, D, Bradley,
J, 2006).

G. Penatalaksanaan
Setiap program terapi memiliki suatu tujuan yaitu untuk mencegah kematian dan
komplikasi, dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah arteri pada atau kurang dari
140/90 mmHg (130/80 mmHg untuk penderita diabetes melitus atau penderita penyakit ginjal
kronis) kapan pun jika memungkinkan (Smeltzer, 2013).
a. Pendekatan nofarmakologis mencakup penurunan berat badan; pembatasan alkohol dan
natrium; olahraga teratur dan relaksasi. Diet DASH (Dietary Approaches to Stop
Hypertension) tinggi buah, sayuran, dan produk susu rendah lemak telah terbukti
menurunkan tekanan darah tinggi (Smeltzer, 2013).
b. Pilih kelas obat yang memiliki efektivitas terbesar, efek samping terkecil, dan peluang
terbesar untuk diterima pasien. Dua kelas obat tersedia sebagai terapi lini pertama :
diuretik dan penyekat beta (Smeltzer, 2013).
c. Tingkatkan kepatuhan dengan menghindari jadwal obat yang kompleks (Smeltzer,
2013).

H. Diagnose yang mungkin muncul


1. Nyeri akut b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral
2. Intoleransi aktivitas b/d adanya kelemahan umum.
I. Rencana Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi
1. Nyeri akut b/d Setelah dilakukan tindakan Observasi:
peningkatan keperawatan 3x24 jam - Kaji nyeri, catat lokasi dan
tekanan diharapkan tingkat nyeri skala nyeri.
vaskuler berkurang. - Monior TTV
serebral Kriteria hasil: Terapeutik:
Klien mengungkapkan nyeri - Meminimalkan aktivitas
menurun, nafsu makan vasokontriksi yang
meningkat, tingkat kenyamanan meningkatkan sakit kepala
meningkat . (batuk dan bungkuk)
Edukasi:
- Ajarkan tindakan non
farmakologis untuk
menghilangkan sakit kepala.

2. Intoleransi Setelah dilakukan tindakan Observasi:


aktivitas b/d keperawatan 3x24 jam - Monitor toleransi latihan
adanya diharapkan daya tahan Terapeutik:
kelemahan meningkat - Bantu mengebangkan
umum. Kriteria hasil: rencana latihan.
Klien mengungkapkan dayya - Evaluasi kembali rencana
tahan meningkat, kenyamanan latihan jika gejala toleransi
meningkat, istirahat cukup. menetap setelah
penghentikan latihan
Edukasi:
- Berikan informasi mengenal
penuaan terkait perubahan
struktur
- Demonstrasikan ulang
latihan, jika diperlukan

Daftar Pustaka
Ardiansyah, M. 2012. Medikal Bedah. Yogyakarta: DIVA Press.
Buku saku diagnosa keperawatan edisi 9 (2013). NANDA NOC NIC: EGC
Fauzi, I. 2014. Buku Pintar Deteksi Dini Gejala & Pengobatan Asam Urat, Diabetes &
Hipertensi. Yogyakarta : ARASKA
Ferri, F. F. 2017. Ferri's Clinical Advisor 2017: 5 Books in 1. Philadelphia: Elsevier, Inc.
Kowalak, Wels, Mayer, 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan Penerapan
Diagnosa. Jakarta
Nanda, Nic, Noc dalam Berbagai Kasus. Yogyakarta: Penerbit Mediaction
Rubenstein, David, Wayne, David, dan Bradleym, John. 2006. Lecture Notes: Kedokteran
Klinis. Jakarta: Penerbit Erlangga
Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid I. VI. Jakarta: Interna Publishing.
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth, edisi 8. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai