Bab Ii
Bab Ii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang diakibatkan faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta penyakit umum
(Suma’mur, 1967).
yakni :
pekerjaan).
kesejahteraan pekerja bila dikelola dengan baik. Demikian juga status kesehatan
Pada tahun 1950 satu komisi bersama ILO dan WHO menyusun
memerlukan peran serta para manejer dan serikat kerja. Sejumlah kaum
professional terlibat dalam bidang ini seperti Dokter, Ahli Higene Kerja, Ahli
berikut:
jam kerja, cuti tahunan, cuti hamil, cuti haid bagi pekerja wanita,
Kesehatan”.
No. 406).
b. Jaminan Kematian
tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan
yang sangat luas, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak
adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut baik dapat diamati
1. Pengetahuan (knowledge)
real (sebenarnya).
di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama
lain.
yang baru.
2. Sikap
atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus
atau objek. Dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat
3. Tindakan (practice)
2007).
1. Perilaku orang yang sehat agar tetap sehat dan meningkat. Contoh :
2. Perilaku orang yang sakit atau telah terkena masalah kesehatan, untuk
karena perilaku merupakan resultan dari berbagai faktor, baik internal maupun
(Notoadmojo, 2010).
Alat Pelindung Diri yang disingkat APD adalah suatu alat yang
/kenyamanan pekerja/buruh;
c. pelatihan;
f. pembinaan;
g. inspeksi; dan
Indonesia tahun 2010, ada beberapa jenis alat pelindung diri, diantaranya:
helmet), topi atau tudung kepala, penutup atau pengaman rambut, dan
lain-lain.
face masker).
Jenis alat pelindung telinga terdiri dari sumbat telinga (ear plug)
Jenis pelindung tangan terdiri dari sarung tangan yang terbuat dari
logam, kulit, kain kanvas, kain atau kain berpelapis, karet, dan sarung
basah atau licin, bahan kimia dan jasad renik, dan/atau bahaya
g. Pakaian pelindung
(safety rope), alat penjepit tali (rope clamp), alat penurun (decender),
i. Pelampung
Control Device).
23
melindungi pernafasan dari resiko paparan gas, uap, debu, atau udara
kontaminan yang ada di lingkungan kerja. Hal-hal yang perlu diketahui antara
lain:
a) Bentuk kontaminan di udara, apakah gas, uap, kabut, fume, debu atau
dan kulit.
e) Kadar oksigen di udara tempat kerja cukup tidak, dll (Harnawanti, 2009).
1) Masker
masker ini terbuat dari bahan filter, beberapa cocok untuk debu
b. separuh masker
masker ini terbuat dari karet atau plastik yang dirancang untuk menutup
mulut dan hidung. Alat ini memiliki cartridge filter yang dapat diganti.
Npf= 10
masker ini terbuat dari karet atau plastik yang dirancang untuk menutup
hidung, mulut dan mata. Cocok untuk menyaring debu, gas dan uap.Npf=
50
d. masker berdaya
masker ini terbuat dari karet atau plastik yang dirancang untuk menutup
2) Respirator
pernafasan dari paparan debu, kabut, uap logam, asap, dan gas-gas berbahaya.
a. Chemical Respirator
rendah. Catridge ini berisi adsorban dan karbon aktif, arang dan silicagel.
Sedangkan canister digunakan untuk mengadsorbsi khlor dan gas atau uap
debu, kabut, uap logam dan asap. Respirator ini biasanya dilengkapi
dengan filter yang berfungsi untuk menangkap debu dan kabut dengan
kadar kontaminasi udara tidak terlalu tinggi atau partikel yang tidak terlalu
kecil. Filter pada respirator ini terbuat dari fiberglas atau wol dan serat
sintetis yang dilapisi dengan resin untuk memberi muatan pada partikel
(Harwanti,2009).
2.6 Debu
berasal dari gabungan secara mekanik dan meterial yang berukuran kasar
1. Sifat Pengendapan
Permukaan debu akan cendrung selalu basah, dilapisi oleh lapisan air
yang sangat tipis. Sifat ini penting dalam pengendalian debu di dalam
tempat kerja.
3. Sifat Penggumpalan
Oleh karena permukaan debu yang selalu basah maka dapat menempel
Sifat listrik statis yang dimiliki partikel debu dapat menarik partikel lain
penggumpalannya.
5. Sifat Optis
Jenis debu terkait dengan daya larut dan sifat kimianya. Adanya
dan anorganik, seperti yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
udara, partikel ini segera mengendap karena ada daya tarik bumi.
Suspended particulate matter adalah debu yang tetap berada di udara dan
tanah, aktivitas mesin maupun akibat aktivitas manusia yang tertiup angin
(Yunus, 1997).
sesuai dengan kondisi lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi
Partikel debu akan berada di udara dalam kurun waktu yang relatif lama
juga dapat mengganggu daya tembus pandang mata dan dapat mengadakan
berbagai reaksi kimia sehingga komposisi debu di udara menjadi pertikel yang
sangat rumit karena merupakan campuran dari berbagai bahan dengan ukuran
Ada tiga cara masuknya bahan polutan seperti debu dari udara ke tubuh
manusia, yaitu melalui inhalasi, ingesti, dan penetrasi kulit. Inhalasi bahan
polutan dari udara dapat menyebabkan gangguan di paru dan saluran nafas.
Bahan polutan yang cukup besar tidak jarang masuk ke saluran cerna
(Aditama,1992).
30
1. Efek Fibrogenik
Debu fibrogenik sebagai debu respirabel dari kristal silika (asbestos), debu
batubara, debu berrylium, debu talk, dan debu dari tumbuhan. Konsentrasi
massa dari sisa debu yang respirabel sebagai faktor tunggal yang paling penting
2. Efek Iritan
Pengaruh iritan dari debu yang berbeda tidak spesifik, sehingga keadaan
ini tidak dapat secara langsung dihubungkan dengan pengaruh dari debu. Tetapi
secara klinis atau dengan tes fungsional ataupun pemeriksaan secara morfologi
dapat diperlihatkan kasus dimana efek yang timbul berasal dari debu.
3. Efek Alergi
berupa iritasi. Secara patologi dapat ditentukan melalui tes alergi sebagai
penyakit akibat kerja pada saluran pernafasan yang umumnya berupa asma
(serbuk sari), rambut hewan, bulu unggas, jamur, cendawan dan serangga.
4. Efek Karsinogenik
manusia adalah debu asbestos, arsenik, chromium dan nikel. Akan tetapi,
31
sebagai hasil dari debu yang masuk melalui sistem saluran pernafasan. Paparan
debu untuk beberapa tahun pada kadar yang rendah tetapi di atas batas limit
Partikel-partikel debu yang berasal dari material yang berbentuk pita dan
tebal seperti fiberglass, dan material tahan api sering sebagai penyebab
dermatitis.
dari lamanya paparan dan kepekaan individual terhadap debu. Debu yang
debu yang lain seperti asma kerja, bronchitis industri (Yunus, 1997).
ekonomi. Komponen gas dalam rokok terdiri dari karbon monoksida, karbon
1983 menyebutkan, jumlah perokok meningkat 2,1 persen per tahun di negara
berkembang, sedangkan di negara maju angka ini menurun sekitar 1,1 persen per
menghitung indeks Brinkman, yaitu perkalian antara jumlah rata-rata batang rokok
yang dihisap setiap hari kemudian dikalikan dengan lama merokok dalam tahun.
Ringan : 0-200
Sedang : 200-600
merokok adalah:
a. Dampak paru-paru
napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa
Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat
kanker paru-paru.
dengan Penyakit Jantung Koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per tahun di
jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Survei Depkes RI tahun 1986 dan
penggumpalan darah. Nikotin, CO, dan bahan-bahan lain dalam asap rokok
c. Penyakit (stroke)
banyak dikaitkan dengan merokok. Risiko stroke dan risiko kematian lebih
d. HIV AIDS
35
pada pengidap HIV. Pada kelompok perokok, AIDS timbul rata-rata dalam
8,17 bulan, sedangkan pada kelompok bukan perokok timbul setelah 14,5
mempengaruhi fungsi paru seperti paparan debu, serta kebiasaan merokok, ada
beberapa hal yang juga menjadi pencetus gangguan fungsi paru, yakni :
a. Usia
b. Masa Kerja
36
terpajan dengan debu, aerosol dan gas iritan. Menurut hasil penelitian
masa kerja seseorang semakin lama terpajan dengan debu, aerosol dan gas
yang ada di lingkungan kerja. Alat yang dipakai disini untuk melindungi
yang berbentuk gas, aerosol, cairan, ataupun kimiawi. Alat yang dipakai
adalah masker, baik yang terbuat dari kain atau kertas wol (Irga, 2009).
d. Riwayat Penyakit
e. Jenis Kelamin
37
wanita kira-kira 20 sampai 25 persen lebih kecil daripada pria, dan lebih
besar lagi pada atletis dan orang yang bertubuh besar daripada orang yang
kapasitas paru pada pria lebih besar yaitu 4,8L dibandingkan pada wanita
yaitu 3,1L.
f. Kebiasaan Olahraga
sebaliknya latihan fisik yang teratur atau olahraga dapat meningkatkan faal
aerobik yang lebih besar dan kebugaran yang lebih tinggi serta kapasitas
kapiler paru dengan volume yang lebih besar atau maksimum. Kapasitas
vital pada seorang atlet lebih besar daripada orang yang tidak pernah
g. Status Gizi
38
keracunan. Status gizi juga berperan terhadap kapasitas paru. Orang dengan
postur kurus panjang biasanya kapasitas vital paksanya lebih besar dari
bekerja akan diambil dari cadangan sel tubuh. Kekurangan makanan yang
Sridhar (1999) secara fisiologis seseorang dengan status gizi yang kurang
maupun lebih dapat mengalami penurunan KVP yang pada akhirnya dapat
bagian, yakni saluran pernafasan atas dan saluran pernafasan bawah. Pada
melalui hidung dan mulut. Pada waktu bernafas, oksigen masuk melalui
trakea dan pipa bronchial ke alveoli dan dapat erat hubungan dengan darah
darah oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel
darah merah dan dibawa ke jantung. Dari sini dipompa didalam arteri
membran alveoli, kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui
(Guyton, 2008).
tekanan yang terdapat antara atmosfir dan alveolus akibat kerja mekanik
diafragma turun dan iga terangkat akibat kontraksi beberapa otot yaitu
udara dan tekanan atmosfir menjadi sama kembali pada akhir ekspirasi
(Price,1994)
melintasi membrane alveolus kapiler yang tipis (tebalnya kurang dari 0,5
parsial antara darah dan fase gas. Tekanan parsial oksigen dalam atmosfir
pada permukaan laut besarnya sekitar 149 mmHg. Pada waktu oksigen
dengan udara dalam ruangan sepi anatomic saluran udara dan dengan uap
air. Perbedaan tekanan karbondioksida antara darah dan alveolus yang jauh
dari total waktu kontak selama 0,75 detik. Hal ini menimbulkan kesan
beberapa penyakit misal; fibosis paru, udara dapat menebal dan difusi
berolahraga dimana waktu kontak total berkurang. Jadi, blok difusi dapat
41
(Rab,1996).
1. Filtrasi udara
c. Yang berdiameter < 0,5 μ dapat masuk sampai ke alveoli, dan masuk
ke pembuluh darah.
2. Mukosilia
bakteriostatik
4. Fagositosis
a. Pengertian Pernafasan
b. Fungsi Pernafasan
udara luar.
bila tekanan intra pulmonal lebih tinggi dari pada tekanan udara
utama berupa :
44
1. Batuk
2. Sesak
3. Batuk darah
grafis atau digital volume ekspirasi paksa dan kapasitas vital paksa. Volume
Ekspirasi Paksa (VEP) atau Forced Expiratory Volume (FEV) adalah volume
dari udara yang dihembuskan dari paru-paru setelah inspirasi maksimum dengan
usaha paksa minimum, diukur pada jangka waktu tertentu. Biasanya diukur
dalam 1 detik (VEP1). Kapasitas Vital paksa atau Forced Vital Capacity (FVC)
adalah volume total dari udara yg dihembuskan dari paru-paru setelah inspirasi
diperoleh dari yang jelas populasi subyek normal cocok untuk jenis kelamin,
umur, tinggi dan asal etnis dan menggunakan tes serupa protokol, dan
VEP1, KVP, FEF25%-75% dan PEF yang lebih besar tetapi memiliki
penurunan VEP1/ KVP dengan usia sampai sekitar 20 tahun pada wanita
dan 25 tahun pada pria. Setelah ini, semua indeks bertahap turun,
antara usia dan tinggi badan. Penurunan VEP1/ KVP dengan usia pada
orang dewasa karena penurunan yang lebih besar pada VEP1 dari KVP.
d. Etnis asal: Polinesia termasuk yang paling rendah memiliki VEP1 dan
KVP dari berbagai kelompok etnis seperti kaukasia dan afrika. (Miller
dapat disimpulkan jika ada VEP1, KVP, PEF atau VEP1/KVP adalah luar
kisaran normal.
kerja. Adapun proses kerja yang dilakukan dalam industri pabrik gula adalah
sebagai berikut:
47
c. Penanganan Tebu
d. Preparasi Tebu
e. Ekstraksi Nira
bakar (ampas tebu) kelebihan dari masa giling untuk melayani kebutuhan
g. Pemurnian Gula
h. Penguapan (Evaporation)
i. Kristalisasi Gula