Anda di halaman 1dari 53

PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri

SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI MESS / WISMA PKSA DI KEDIRI
TAHUN ANGGARAN 2020

A. PENJELASAN UMUM

1. URAIAN UMUM
1.1. Pekerjaan Pelaksanaan Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri ini diusulkan dalam
rangka penyediaan ruang Mess / Wisma PKSA di Kediri yang lebih baik dilingkungan
BBWS Brantas dengan tujuan untuk lebih meningkatkan produktivitas kerja para
pegawai dalam menjalankan program kerja Kementerian PU & Perumahan Rakyat
dilingkungan BBWS Brantas di Kediri.

1.2. Keluaran yang dihasilkan dalam pekerjaan ini adalah Pelaksanaan Rehabilitasi Mess /
Wisma PKSA di Kediri ini adalah:
a. Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri yang sesuai dengan dokumen untuk
pelaksanaan konstruksi;
b. Dokumen hasil Pelaksanaan Konstruksi, meliputi:
- Pelaksanaan
- Gambar-gambar yang sesuai dengan hasil rencana
- Laporan harian, bulanan yang dibuat selama Pelaksanaan
- Hasil Indentifikasi kerusakan bangunan, pemeriksaan pekerjaan, dan berita
acara lain yang berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi fisik.
- Foto-foto dokumentasi yang diambil pada saat peninjauan lapangan dan
Indentifikasi kerusakan bangunan bersama Direksi.
c. Rencana Mutu Kontrak (RMK), Laporan, Gambar, Perhitungan Mutual Check 0 % &
100 %, yang dibuat penyedia jasa
1) RMK (Rencana Mutu Kontrak)
Penyedia jasa berkewajiban menyusun RMK dan harus disetujui oleh
Pengguna Jasa 7 hari sebelum tanda tangan kontrak.
Dasar penyusunan RMK harus memperhatikan semua ketentuan yang dapat
mempengaruhi kinerja pelaksanaan proyek. Antara lain :
 Kerangka Acuan Kerja (KAK), Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS),
spesifikasi teknis dan kontrak yang disepakati termasuk klarifikasi dan
negosiasi yang telah dilakukan.
 Persyaratan yang tidak ditetapkan oleh pengguna barang/jasa, tetapi
diperlukan dalam pelaksanaan proyek
 Peraturan perundang-undangan yang berlaku di wilayah yang terkait
dengan pelaksanaan proyek
 Persyaratan internal yang ditetapkan oleh pimpinan Badan Usaha
Penyedia Jasa.
Rencana Mutu Kontrak (RMK) harus didistribusikan dan dipahami oleh semua
personil yang terkait dengan proses dan mutu produk dalam pelaksanaan
proyek. Apabila terjadi perubahan persyaratan kontrak (pekerjaan tambah
kurang) sebelum dan selama pelaksanaan proyek, maka Rencana Mutu
Kontrak harus segera direvisi dan perubahan tersebut dikomunikasikan kepada
direksi.

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 1


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

2) Laporan
Penyedia jasa berkewajiban menyerahkan laporan dalam bahasa Indonesia
dengan jenis, jumlah dan waktu penyerahan ditetapkan sebagai berikut:
 Laporan Harian.
Laporan harian diserahkan setiap hari, masing – masing dibuat rangkap 3
(1 asli 2 copy), berisi antara lain:
1. Jumlah Tenaga dan peralatan yang digunakan untuk melaksanakan
pekerjaan
2. Bahan yang dipakai
3. Hasil pelaksanaan pekerjaan 1 hari
Laporan harian ini harus memberikan prestasi yang dihasilkan dalam satu
hari
 Laporan Mingguan
Laporan Mingguan diserahkan setiap awal minggu , masing – masing
dibuat rangkap 3 ( 1 asli 2 copy), berisi antara lain:
1. Jumlah Tenaga dan alat
2. Bahan yang dipakai
3. Hasil pelaksanaan pekerjaan 1 minggu
Laporan mingguan adalah hasil akumulasi dari laporan harian yang telah
disetujui direksi dan laporan ini merupakan prestasi pekerjaan pada satu
minggu.
 Laporan Bulanan
Laporan Bulanan diserahkan setiap awal bulan berikutnya, masing –
masing dibuat rangkap 3 ( 1 asli 2 copy), berisi antara lain:
1. Jumlah Tenaga dan alat
2. Bahan yang dipakai
3. Hasil pelaksanaan pekerjaan 1 bulan
4. Foto kemajuan pekerjaan
Laporan Bulanan adalah hasil akumulasi dari laporan mingguan harian
yang telah disetujui direksi dan laporan ini merupakan prestasi pekerjaan
pada satu bulan.
3) Laporan Gambar
Laporan gambar pelaksanaan mutual check 0 % (Shop drawing) dan Gambar
purna pelaksnaan mutual check 100% (as built drawing) disiapkan oleh
penyedia jasa yang berisi antara lain sebagai berikut:
a. Layout
b. Denah
c. Tampak (Depan, Samping, Belakang)
d. Detail Konstruksi
4) Perhitungan Mutual Check
Perhitungan mutual check 0 % dan 100 % dilakukan setelah gambar selesai,
Hasil perhitungan dari penyedia jasa bisa dipakai sebagai pedoman
pelaksanaan pekerjaan, setelah antara gambar dan hitungan di lakukan
pengecekan bersama dan di setujui direksi.
5) Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Tempat pelaksanaan Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri.

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 2


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

2. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan pada kegiatan ini adalah:
Nama Pekerjaan : Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
Lokasi : Kota Kediri
Tahun Anggaran : 2020
Meliputi pekerjaan:
a. Pekerjaan Persiapan.
b. Pekerjaan Tanah
c. Pekerjaan Pasangan
d. Pekerjaan Beton.
e. Pekerjaan Atap dan Plafon
f. Pekerjaan Keramik
g. Pekerjaan Kusen, Pintu, dan Jendela
h. Pekerjaan Instalasi Listrik
i. Pekerjaan Sanitasi
j. Pekerjaan Finishing

3. PENJELASAN UMUM
3.1. Syarat-syarat Umum.
Tata laksana dalam penyelenggaraan Pembangunan didasarkan pada peraturan-
peraturan sebagai berikut:
1. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 42 tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaraan
Negara
3. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara.
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 16 tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember
2007 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
6. Ketentuan pelelangan lain yang berlaku dan petunjuk – petunjuk yang diberikan
oleh pemberi pekerjaan/tugas

3.2. Prinsip Utama.


3.2.1. Pada dasarnya semua pekerjaan baru dapat dilakukan setelah mendapat
IZIN TERTULIS dari Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen.
3.2.2. Pada dasarnya semua pekerjaan harus dilaksanakan berdasarkan standar-
standar Nasional yang relevan dengan pekerjaan tersebut. Persyaratan-
persyaratan dan lain-lain yang disebutkan dalam bagian-bagian dari RKS ini
adalah untuk Referensi minimum.
3.2.3. Pekerjaan / bagian pekerjaan hanya dapat dianggap selesai dan dapat
diperhitungkan dalam progress report jika telah mendapat persetujuan Direksi /
pengawas pekerjaan yang ditunjuk.
3.2.4. Pekerjaan bersifat kontrak unit price dalam pengertian bahwa penyelesaian
pekerjaan didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan
yang benar–benar telah dilaksanakan penyedia jasa
3.2.5. Seluruh material ex pabrik / ex industri harus dilaksanakan/dipasang sesuai

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 3


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

petunjuk/manual pabrik/industri produsennya.


3.2.6. Penyebutan Merk / Dagang / Type Product yang ada di RKS dan RAB serta
gambar hanya dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang
kwalitas material yang diinginkan, dan harus dipersiapkan adanya material
yang setara (equal) dan atau yang sama.
3.2.7. Direksi / Pejabat Pembuat Komitmen mempunyai HAK MUTLAK untuk
Menerima dan atau Menolak segala sesuatu menyangkut material, tatacara
bekerja dan atau hasil produk dari sebagian dan atau keseluruhan pekerjaan.
3.2.8. Penyedia jasa diharuskan menunjukkan contoh sample material / gambar
material sebelum mengadakan pembelian.

3.3. Syarat-syarat Khusus Yang Harus Dipenuhi Oleh Penyedia jasa.


Penggunaan standar yang tercantum dalam spesifikasi ini merupakan acuan yang
harus ditaati / dipenuhi oleh Penyedia jasa.
3.3.1. Pedoman Pelaksanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung SNI 03-1727-
1989.
3.3.2. Pedoman Pelaksanaan Bangunan Baja untuk Gedung SNI 03-1729-1989.
3.3.3. Tata Cara Penanggulangan Rayap pada Bangunan Rumah dan
Gedung dengan Termitisida SNI 03-2405-1991.
3.3.4. Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991
3.3.5. Tata Cara Pengecatan Logam SNI 03-2408-1991
3.3.6. Spesifikasi Bahan Bangunan SNI 03-0106-1987, SNI 03-0349- 1989, SNI 03-
2445-1991.
3.3.7. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 1987 yang diterbitkan oleh
Yayasan Normalisasi Indonesia.
3.3.8. Peraturan Tentang Kayu SNI 03-2445-1991.
3.3.9. SII (Standar Industri Indonesia).
3.3.10. Petunjuk-petunjuk dari Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen.
3.3.11. Peralatan yang harus disediakan Penyedia Jasa.

Kepemilikan
No Jenis Kapasitas Jumlah
/Status
1 Truck Minimal 3 m3 1 unit Milik Sendiri / Sewa/ sewa beli
2 Concrete mixer Minimal 0,6 m3 2 unit Milik Sendiri / Sewa/ sewa beli
3 Stemper - 1 unit Milik Sendiri / Sewa/ sewa beli

3.3.12. Buku Spesifikasi ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan
kesatuan yang saling melengkapi dengan gambar-gambar Rencana dan Bill of
Quantity serta Berita Acara Rapat. Jika terdapat kontradiksi dengan salah satu
dari dokumen tersebut maka Penyedia jasa wajib bertanya kepada
Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen.

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 4


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

3.3.13. Tenaga yang harus disediakan Penyedia Jasa.

Jabatan dalam pekerjaan Pengalaman Kerja


No Kode Keahlian
yang akan dilaksanakan Profesional

1 Pelaksana 3 (tiga) tahun SKT Pelaksana Bangunan


(1 orang) Gedung / Pekerjaan Gedung
(TS 051)/(TS 052)/(TA 022)

2 Quality Control 2 (dua) Tahun SKT Pengawas Mutu


(1 orang) Pelaksanaan Konstruksi
Bangunan Gedung (TA 028)

3 Petugas K3 3 (tiga) tahun Sertifikat K3 Konstruksi


(1 Orang)

4 Juru Gambar/ Draftman 3 (tiga) tahun SKT Juru Gambar Arsitektur


(1 orang) (TA 003)

5 Teknik Instalasi Jaringan SKT Teknisi Instalasi Jaringan


2 (dua) tahun
Tegangan Rendah (1 orang ) Tegangan Rendah (JTR) (TE
060)
6 Mandor Tukang
Batu/bata/Beton 2 (dua) tahun - -
(1 orang)

Mandor Pembesian 2 (dua) tahun - -


7 (1 orang)

8 Administrasi dan logistic 2 (dua) tahun - -


(1 Orang)

Keterangan:

a) Sertifikat Kompetensi Kerja dibuktikan saat rapat persiapan penunjukan penyedia;


b) Pengalaman kerja dihitung per tahun tanpa memperhatikan lamanya pelaksanaan
konstruksi (dihitung berdasarkan Tahun Anggaran);
c) Pengalaman kerja dibuktikan dengan dokumen yang sah dari pemberi kerja

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 5


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

3.4. Syarat-syarat Khusus Keselamatan Kerja.


Penyedia jasa bertanggung jawab sepenuhnya atas keselamatan semua personil di
lokasi pekerjaan.
Direksi / Pejabat Pembuat Komitmen berhak menetapkan sanksi administratif
jika karena kelalaian Penyedia jasa terjadi kecelakaan fatal.

No. Jenis/Tipe Pekerjaan Identifikasi Jenis Bahaya & Risiko K3


1. Pembongkaran  Tertimpa bogkaran tembok, material atap,
maupun beton
 Terkena paku bekas bongkaran
 Mata terkena percikan bongkaran
 Tersandung bongkaran
2. Pasang bouwplank  Menginjak Paku
 Tangan terkena palu
3. Pekerjaan beton  Terkena mixer beton (molen)
 Tergoses sisi tajam sekop
 Terkena Cangkul
4. Pekerjaan Pasang  Tergores sisi tajam gergaji
Bekisting  Tertusuk paku
 Terpukul palu
 Tergores sisi tajam Catut
 Tergores sisi tajam meteran
5. Pekerjaan  Terpercik semen cor
Pengecoran  Terpelosok dalam anyaman besi
 Tergoses sisi tajam cangkul
 Tergoses sisi tajam sekop
 Terpukul selang vibrator
 Terlindas Mobil Molen
 Terlindas Pompa beton
6. Penulangan  Terjepit material
 Tergores material
 Terjatuh ke sungai
 Terjepit catut
 Terantuk material
 Terjepit bar bending
 Terkena bar cutter
 Terkena sisi tajam gergaji
7. Pekerjaan bongkar  Kejatuhan material bongkaran
bekisting  Terjepit material bekisting
 Mata kemasukan debu bongkaran bekisting
8. Pasang Batu Bata  Kejatuhan material batu bata
 Tergores sisi tajam cangkul
 Tergores sisi tajam sekop
 Terjatuh dari scaffolding
9. Pekerjaan plesteran  terjatuh dari scaffolding
dinding  material pasir masuk ke

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 6


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

10. Pasang keramik  Terkena alat potong,


 tergores ujung keramik,
 tertusuk pecahan keramik
11. Pasang kaca  tertimpa kaca,
 tergores sisi tajam kaca,
 tertusuk pecahan kaca,
 terkena alat potong kaca

12. Pasang instalasi  tersengat aliran listrik, terjatuh dari ketinggian


listrik
13. Pasang atap dan  terjatuh dari ketinggian,
plafond  tertimpa material,
 tertusuk paku,
 terkena palu
14. Pengecatan  terjatuh dari ketinggian,
 terkena cairan cat

3.5. Metode Pelaksanaan.


Penyedia jasa harus mengajukan Metode Pelaksanaan/Metode Konstruksi dalam
proposal/ dokumen penawaran:
1. Pelaksana Kegiatan.
Dalam melaksanakan pekerjaan, penyedia jasa wajib berpedoman pada seluruh
dokumen yang dipersyaratkan.
2. Penanggung Jawab Pekerjaan di lapangan.
Penanggung jawab seluruh pekerjaan di lapangan menjadi tanggung jawab
sepenuhnya penyedia jasa.

B. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. UMUM
1. Penyedia jasa harus melakukan tes sondir sebelum memulai pekerjaan dengan
biaya ditanggung oleh penyedia jasa.
2. Penyedia jasa harus menyediakan semua peralatan (ex. Scaffolding) yang nyata-
nyata diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
3. Penyedia jasa harus menyediakan pagar pengaman selama proyek berlangsung.
4. Direksi / Pejabat Pembuat Komitmen berhak meminta Penyedia Jasa mengadakan
peralatan pembantu pekerjaan yang dianggap perlu untuk menjamin kecepatan,
mutu dan ketepatan pekerjaan.
5. Semua biaya mobilisasi/ demobilisasi dan sewa pakai peralatan dianggap telah
diperhitungkan dalam penawaran Penyedia jasa.
6. Penyedia jasa wajib meneliti Situasi Tapak - Job Site dan hal lain yang dapat
mempengaruhi penawaran.
7. Untuk itu sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia jasa wajib melakukan survey
ulang guna memperoleh data yang akurat.
8. Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam SPESIFIKASI TEKNIS, Gambar Rencana, Berita Acara
Penjelasan, Berita Acara Rapat Lapangan, serta petunjuk Direksi / Pejabat
Pembuat Komitmen.

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 7


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

9. Penawaran yang diajukan oleh Penyedia jasa bersifat harga satuan.

2. UKURAN-UKURAN
1. Ukuran-ukuran dalam pekerjaan ini menggunakan sistem metrik (centimeter dan
meter). Peil + 0,00 Bangunan akan ditetapkan kemudian oleh Direksi / Pejabat
Pembuat Komitmen dan Penyedia jasa.
2. Penyedia jasa harus bertanggung jawab penuh atas tepatnya pekerjaan menurut
ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar.
3. Penyedia jasa berkewajiban mencocokkan ukuran satu sama lain dan bila ada
perbedaan ukuran/ perubahan-perubahan gambar dan Spesifikasi akibat kondisi
lapangan segera dilaporkan kepada Direksi / Pejabat Pembuat Komitmen.
Bilamana terdapat selisih satu perbedaan ukuran maka petunjuk Direksi/Pejabat
Pembuat Komitmen yang dijadikan pedoman.

3. PAPAN NAMA PROYEK


1. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia jasa lebih dulu membuat papan nama
proyek.
2. Papan nama proyek dipasang sesuai dengan standard yang berlaku berdasarkan
petunjuk Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen dan menjadi biaya Penyedia jasa.
3. Papan nama proyek dimaksud harus dipasang dilokasi proyek dan harus ditempat
yang dapat dilihat dengan bebas.

4. PEKERJAAN PERSIAPAN
4.1. Sebelum Pekerjaan Dimulai.
4.1.1. Penyedia jasa harus melaksanakan pembersihan lapangan sebelum memulai
pekerjaan sehingga semua kotoran, puing-puing, sampah, rumput, batang kayu
dan lain-lain tidak ada lagi di job site. Dengan demikian luas job site terlihat
dengan jelas.
4.1.2. Penyedia jasa harus membuat Shop Drawing atas semua Rencana Pelaksanaan
Pekerjaan. Shop Drawing dibuat dalam format AUTOCAD.

4.2. Setelah Pekerjaan Selesai.


4.2.1. Setelah pekerjaan selesai dan sebelum diadakan penyerahan pekerjaan kepada
Pemilik, Penyedia jasa harus membersihkan seluruh site dari segala macam
kotoran, puing-puing dan semua peralatan yang digunakan selama masa
konstruksi. Kotoran-kotoran tersebut harus dikeluarkan dari job site atas biaya
Penyedia jasa.
4.2.2. Pekerjaan pembersihan merupakan bagian dari progress pekerjaan sehingga
bila hal ini belum diselesaikan secara tuntas maka pekerjaan tidak akan
dianggap selesai 100 %.
4.2.3. Penyedia jasa harus membuat As Built Drawing secara bertahap yang
menunjukkan realisasi pekerjaan yang sebenarnya. Pekerjaan hanya dianggap
selesai 100% setelah As Built Drawing ditanda tangani oleh Direksi dan Pejabat
Pembuat Komitmen.

4.3. Selama Pekerjaan Berlangsung.


Penyedia jasa bertanggung jawab penuh atas kesehatan, keselamatan kerja dan
lindungan lingkungan.

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 8


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

4.3.1. Dasar Hukum


1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Keputusan Dirjen Binawas Nomor KEP/20/DJPPK/2004 tentang Sertifikasi
Kompetensi K3 Bidang Konstruksi Bangunan.
3. SKB Menaker dan Menteri PU Nomor KEP. 174/MEN/86 dan
104/KPTS/1986 tentang K3 ditempat Kegiatan Konstruksi.
4. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/SE/M/2005 tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi untuk Instansii Pemerintah.

4.3.2. Lindungan Lingkungan.


Penyedia jasa wajib melaksanakan semua aspek yang berhubungan dengan
lindungan lingkungan lokasi tempat kerja sebagai berikut:
5. Dampak negatif yang ditimbulkan terhadap lingkungan sekitar antara lain
kebisingan, keributan, getaran, bau, polusi udara, air limbah, kemacetan
arus lalu lintas, kotoran pada jalan raya, aspek estetika, dan sebagainya.
6. Dampak-dampak negative lainya yang dapat menimbulkan penyakit
terhadap pekerja antara lain kebersihan dan kerapian tempat kerja,
kebersihan makanan dan air minum, kebersihan tempat tinggal, sanitasi,
kebersihan kamar mandi dan toilet, dan sebagainya.

5. KEAMANAN PROYEK, KESELAMATAN KERJA


5.1. Keamanan Proyek.
Selama berlangsungnya proyek, Penyedia jasa bertanggung jawab atas semua personil
yang ditempatkan, termasuk personil Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen. Untuk itu
Penyedia jasa wajib memberikan daftar nama personil setiap hari sebelum
memulai pekerjaan kepada Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen. Penyedia jasa harus
menempatkan petugas jaga/keamanan selama 24 jam untuk menjaga material/barang-
barang Penyedia jasa dilapangan. Penyedia jasa wajib menyediakan alat-alat pemadam
kebakaran dan bertanggung jawab atas kemungkinan terjadinya kebakaran selama
masa pelaksanaan hingga penyerahan terakhir (kedua) proyek ini.

5.2. Asuransi dan Keselamatan Kerja.


Penyedia jasa harus mengasuransikan personil yang ditempatkan sesuai dengan
ketetapan pemerintah yang berlaku (BPJS). Penyedia jasa harus menjamin
keselamatan kerja semua personil. Sesuai dengan Peraturan Keselamatan kerja
termasuk pemakaian alat-alat perlindungan kerja.

5.3. Direksi Keet dan Fasilitasnya.


Penyedia jasa wajib menyediakan Direksi Keet untuk tempat pertemuan di lapangan,
menyimpan material dan peralatan.

5.4. Jalan Masuk Sementara.


Jika dianggap perlu, Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen berhak memerintahkan
Penyedia jasa untuk membuat jalan masuk sementara yang memungkinkan kelancaran
pemasukan material dan sebagainya.

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 9


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

6. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI


6.1. Mobilisasi
Penyedia jasa harus bertanggung jawab atas semua proses mobilisasi meliputi:
Mobilisasi dari semua pekerja, peralatan dan bahan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan menjadi beban Penyedia jasa.
6.2. Demobilisasi
Pada waktu akhir pekerjaan, penyedia jasa bertanggung jawab terhadap seluruh
demobilisasi meliputi semua pekerja, peralatan dan pembersihan. Direksi/Pejabat
Pembuat Komitmen yang berhak melakukan penilaian atas selesai/belum selesainya
Demobilisasi.

C. SPESIFIKASI TEKNIS
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1. Papan Nama Proyek
a. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor lebih dulu membuat papan nama proyek.
b. Papan nama proyek dipasang sesuai dengan standard yang berlaku berdasarkan
petunjuk Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen dan menjadi biaya Kontraktor.
c. Papan nama proyek dimaksud harus dipasang dilokasi proyek dan harus ditempat
yang dapat dilihat dengan bebas.
2.2. Pembongkaran dan Pembersihan
a. Semua penghalang seperti puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan
dibersihkan serta dipindahkan dari lokasi bangunan kecuali barang-barang yang
ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pembongkaran kusen, pintu dan Jendela dipakai kembali.
c. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk
menghindarkan bagian bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan
bekas bongkaran yang rusak tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan
harus diangkut keluar dari halaman proyek.

2. PEKERJAAN TANAH
2.1. Lingkup Pekerjaan
2.1.1. Permukaan Atas Lantai
Semua ukuran ketinggian lantai, galian, pondasi, sloof, kusen, langit-langit, dan
lain-lain harus mengambil patokan dari elevasi  0.00 tersebut.
2.1.2. Pekerjaan Galian.
a. Galian strauss dan plat setempat untuk pondasi, bak-bak kontrol, saluran-
saluran instalasi air / listrik, septictank dan peresapan serta bagian-bagian yang
ditunjukkan dalam gambar
2.1.3. Pekerjaan Urugan.
a. Urugan Pasir urug bekas lubang galian strauss dan plat setempat serta dibawah
lantai untuk peninggian permukaan ±1.00 cm dari elevasi dasar.
b. Urugan pasir dibawah pondasi t=10 cm dan lantai t=5 cm

2.2. Bahan-Bahan
2.2.1. Umum
Semua bahan urugan yang akan digunakan berupa tanah atau pasir sebelum
digunakan harus seijin Direksi Pekerjaan.

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 10


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

2.2.2. Urugan Pasir / Sirtu / Tanah


a. Bahan urugan berupa pasir/sirtu/tanah urug harus bersih dari kotoran, humus
dan organisme lainnya yang dapat mengakibatkan penyusutan atau perubahan
kepadatan urugan itu sendiri.
b. Tanah urug dapat digunakan tanah bekas galian.
c. Pasir urug harus mempunyai gradasi tidak seragam, berujung runcing, bersih
dari lumpur dan kotoran lainnya.
2.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
2.3.1. Pekerjaan Galian
a. Kedalaman galian pondasi minimal sesuai gambar, atau telah mencapai tanah
keras. Yang dimaksud dengan tanah keras adalah tanah dengan kemampuan
daya dukung 1 kg/cm2
b. Apabila sampai kedalaman sesuai dengan gambar belum mendapatkan tanah
keras, maka Pelaksana harus menggali lebih dalam maksimal 1,50 kali dari
gambar rencana.
c. Apabila sampai kedalaman tersebut pada point b. belum mendapatkan tanah
keras, maka Pelaksana harus menghentikan pekerjaan galian dan
dikonsultasikan dengan Perencana dan konsultan perencana untuk
mendapatkan pemecahan sebaik-baiknya.
d. Apabila dalam melaksanakan penggalian kedalaman galian pada tanah keras
lebih dalam, dan untuk mendapatkan kedalaman yang sesuai dengan
kedalaman yang dimaksud dalam gambar, maka penyesuaian kedalam
dilakukan dengan menggunakan beton tumbuk tanpa biaya tambahan dari
Pemberi Tugas.
e. Pada galian tanah yang mudah longsor, Pelaksana harus mengadakan findakan
pencegahan dengan memasang penahan atau cara lain yang disetujui
Perencana.
f. Selama pelaksanaan penggalian, pemasangan pondasi dan pekerjaan lain
didalam galian harus dihindarkan dari genangan air. Untuk itu Pelaksana harus
menyediakan pompa air dengan jumlah yang cukup untuk menunjang
kelancaran pekerjaan tersebut.

2.3.2. Pekerjaan Urugan Kembali


a. Pelaksanaan pengurugan harus dilaksanakan dengan cara setiap lapis dengan
ketebalan tiap lapisan + 25 cm dan dipadatkan dengan stamper.
b. Tanah yang akan diurugkan harus dalam keadaan terurai, bukan merupakan
bongkahan-bongkahan tanah agar mudah dipadatkan. Dalam pelaksanaan
pengurungan terutama pasir dan sirtu, Pelaksana harus memperhatikan tingkat
kepadatannya, sehingga tidak akan terjadi penurunan lantai.
c. Tanah bongkahan tidak diijinkan untuk mengurug, disebabkan apabila terkena
air tanah dan terurai akan terjadi penurunan lantai.

3. PEKERJAAN PASANGAN
3.1. Lingkup Pekerjaan
3.1.1. Pasangan dinding dinding ½ bata menggunakan mortar campuran 1 PC : 5 PS.
3.1.2. Plesteran, benangan sudut, dan acian menggunakan campuran 1 PC : 3
PS sesuai gambar rencana atau yang ada dalam Daftar Kuantitas.
3.1.3. Pemasangan Pagar BRC dengan ukuran 120 x 240 cm per segmen.

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 11


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

3.2. Bahan-Bahan
3.2.1. Bata Merah
Bata merah harus bermutu baik, dengan pengepresan menggunakan mesin pres
dan bebas dari cacat dan retak minimum telah menjadi dua (2) bagian, produk
local dan memenuhi standar “Persyaratan Bahan-bahan PUBB 1970”.
3.2.2. Semen Portland (PC)
Semen Portland harus mempergunakan semen Standart Nasional Indonesia.
Semen menggunakan sekualitas Gresik (sebaiknya Semen Gresik).
3.2.3. Pasir Pasang
Pasir harus mempunyai gradasi tidak seragam, bersih dari lumpur dan kotoran.
3.2.4. Pagar BRC
Produk Pagar fabrikasi sesuai dengan spesifikasi, dengan ukuran 120 x 240 cm,
diameter kawat 6 mm setiap segmen.

3.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan

3.3.1. Pasangan bata merah / bata ringan / Rooster.


a. Batu merah pecah yang dipasang jumlahnya tidak boleh melebihi 20 % dari
jumlah batu merah yang utuh.
b. Pasangan tembok batu merah harus dipasang dengan hubungan (verband) yang
baik tegak lurus siku dan rata. Tinggi pasangan tembok ½ batu hanya
diperbolehkan maksimum tinggi 1 meter untuk setiap hari kerja.
c. Semua voeg / siar diantara pasangan batu pada hari pemasangan harus dikeruk
yang rapi.
d. Pemasangan perancah (andang-andang) tidak boleh dipasang dengan
menembus tembok.
e. Sebelum dipasang bata harus dibasahi dengan air secukupnya sehingga dapat
melekat dengan sempurna.
f. Untuk patokan bentuk pasangan batu merah harus dipasang profil-profil dari
bambu atau kayu pada setiap 3 meter pada pemasangan memanjang lebih
besar dari 8 meter, sehingga tarikan benang untuk patokan memanjang tidak
melendut yang berakibat pasang tidak rata.
g. Pada ambang atas kusen dengan lebar lebih kecil atau sama dengan 1,20 m
dipasang rolag batu merah, apabila lebih dari ketentuan tersebut, harus
dipasang balok latei dengan ukuran 15/20 cm dengan besi tulangan 4 Ø 12 dan
sengkang Ø 8 – 20.
h. Untuk pasangan setengah batu yang luasnya lebih besar dari 12 meter persegi
tanpa adanya pertemuan dinding, apabila tidak tergambar, harus dipasang
kolom praktis dari beton dengan ketentuan ukuran 15/15 cm dengan tulangan
pokok 4 Ø 12 dan sengkang Ø 8 – 20 sistem kerangka beton.
i. Mengusahakan potongan batu bata yang besarnya kurang dari setengahnya
tidak dipakai atau tidak dipasang.

3.3.2. Plesteran
a. Untuk plesteran beton, sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan maka
permukaan beton yang akan diplester harus dibuat kasar terlebih dahulu
(dichiping) dengan betel dan kemudian dibersihkan dan disaput dengan air
semen.
b. Pekerjaan plesteran baru dapat dilaksanakan setelah pekerjaan instalasi air /
listrik sudah terpasang.

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 12


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

c. Seluruh pemukaan dinding tembok yang akan diplester harus dibasahi /disiram
dengan air bersih terlebih dahulu sampai rata. Serta dinding yang telah diplester
harus selalu dibasahi sekurang-kurangnya dalam 7 (tujuh) hari. Hal ini
dilaksanakan untuk mencegah pengeringan plesteran sebelum waktunya.
d. Semua pekerjaan plesteran, baik plesteran beton maupun plesteran dinding
tembok harus rata, harus merupakan satu bidang tegak lurus dan siku,
pekerjaan plesteran yang telah selesai harus bebas dari retak-retak / noda-noda
dan cacat lainnya.
e. Plesteran dinding dikerjakan dengan tebal minimal 1 cm, dan tidak lebih tebal 2
cm, selanjutnya untuk mendapatkan permukaan yang halus, maka harus diaci.
f. Pekerjaan plesteran harus dikoordinasikan dengan pekerjaan pemasangan
instalasi listrik, instalasi air maupun instalasi lain yang terletak dibawah
plesteran.
g. Plesteran untuk dinding yang akan dicat tembok, penyelesaian akhir sesudah
diaci, dan dalam keadaan setengah kering digosok dengan kertas semen.

3.3.3. Pemasangan Pagar BRC


a. Untuk pemasangan pagar, sebelum pekerjaan dilaksanakan maka permukaan
untuk penempatan tiang pagar harus dibuat terlebih dahulu dengan digali dan
kemudian dibersihkan.
b. Material datang di lokasi dipastikan harus sesuai ukuran yang ditentukan oleh
direksi dan tidak ada cacat fisik sehingga menyebabkan tidak bisa terpasang
sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknis.
c. Pemasangan tiang pagar BRC dilakukan setelah kondisi lubang sesuai dengan
ukuran yang ditetapkan dan siap untuk dipasang tiang.
d. Pemasangan panel BRC dapat dilakukan setelah kondisi tiang pagar sudah
berdiri, terpasang kokoh. Sehingga panel bisa dikaitkan pada tiang pagar.
e. Proses pengikatan panel BRC pada tiang harus kokoh menggunakan clamp
atau pengelasan, hal ini untuk menghindari kerusakan dini pada panel pagar
dikarenakan kurang kokohnya ikatan panel pada tiang BRC.

4. PEKERJAAN BETON
4.1. Lingkup Pekerjaan
4.1.1. Beton Struktural dan Nonstruktural dengan mutu sesuai dengan gambar rencana
dan atau yang ada dalam Daftar kuantitas.
4.1.2. Pekerjaan Pembesian
4.1.3. Pekerjaan Bekisting
a. Kayu untuk bekisting beton cor ditempat, lengkap dengan perkuatan dan angkur-
angkur yang diperiukan.
b. Penyediaan angkur-angkur untuk hubungan dengan pekerjaan lain.
4.1.4. Pekerjaan Pengelasan
4.2. Bahan-Bahan
4.2.1. Produk Beton
Produk beton yang dipakai adaiah beton siap pakai (Readymix Concrete)
dengan mutu beton K-175 & K-225 untuk struktur utama dan K-100 untuk lantai
kerja dan rabat beton. Dan harus telah mendapatkan persetujuan pengawas.
Serta melampirkan bukti pemesanan beton dari perusahaan.

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 13


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

4.2.2. Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen Portland tipe I,
II, III, IV, dan V yang memenuhi SNI 15-2049-2004 tentang Semen Portland.
Di dalam satu proyek hanya dapat digunakan satu merek semen, kecuali jika
diizinkan oleh Direksi Pekerjaan. Apabila hal tersebut diizinkan, maka Penyedia
Jasa harus mengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai dengan
merek semen yang digunakan.
4.2.3. A i r
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus
bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam,
basa, gula atau organik. Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi
ketentuan dalam SNI 03-6817-2002 tentang Metode pengujian mutu air untuk
digunakan dalam beton. Apabila timbul keragu-raguan atas mutu air yang
diusulkan dan karena sesuatu sebab pengujian air seperti di atas tidak dapat
dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar
semen dan pasir standar dengan memakai air yang diusulkan dan dengan
memakai air murni hasil sulingan. Air yang diusulkan dapat digunakan apabila
kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 (tujuh) hari dan 28 (dua
puluh delapan) hari mempunyai kuat tekan minimum 90% dari kuat tekan mortar
dengan air suling untuk periode umur yang sama. Air yang diketahui dapat
diminum dapat digunakan

4.2.4. Agregat
a. Ketentuan Gradasi Agregat
Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan
dalam Tabel 3.4.(1), tetapi atas persetujuan Direksi Pekerjaan, bahan yang
tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut masih dapat digunakan apabila
memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan dan yang dibuktikan oleh
hasil campuran percobaan.
Tabel 3.4.(1) Ketentuan Gradasi Agregat
Ukuran Saringan Persen Berat Yang Lolos Untuk Agregat
Inci Standar Halus Kasar
(in) (mm) Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran
maksimum maksimum maksimum maksimum maksimum
37,5 mm 25 mm 19 mm 12,5 mm 10 mm
2 50,8 - 100 - - - -
1½ 38,1 - 95 -100 100 - - -
1 25,4 - - 95 – 100 100 -
¾ 19 - 35 - 70 - 90 - 100 100
½ 12,7 - - 25 – 60 - 90 - 100 100
⅜ 9,5 100 10-30 - 20 - 55 40 - 70 95 - 100
#4 4,75 95 – 100 0-5 0 -10 0 - 10 0 - 15 30 - 65
#8 2,36 80 – 100 - 0-5 0-5 0-5 20 - 50
#16 1,18 50 – 85 - - - - 15 - 40
# 50 0,3 10 – 30 - - - - 5-15
# 100 0,15 2 – 10 - - - - 0-8

Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat terbesar

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 14


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan atau antara baja
tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya dimana beton harus dicor.
b. Sifat-sifat Agregat
(1) Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh dari
pemecahan batu atau koral, atau dari penyaringan dan pencucian (jika
perlu) kerikil dan pasir sungai.
(2) Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh
pengujian SNI 03-2816-1992 tentang Metode pengujian kotoran organik
dalam pasir untuk campuran mortar dan beton, dan harus memenuhi sifat-
sifat lainnya yang diberikan dalam Tabel 3.4.(2) bila contoh-contoh diambil
dan diuji sesuai dengan prosedur yang berhubungan.

Tabel 3.4.(2) Ketentuan Mutu Agregat


Batas Maksimum yang diizinkan untuk
Sifat-sifat Metode Pengujian Agregat
Halus Kasar
Keausan agregat
dengan mesin Los SNI 2417:2008 - 40%
Angeles
Kekekalan bentuk
agregat terhadap larutan 10% - natrium 12% - natrium
SNI 3407:2008
natrium sulfat atau
magnesium sulfat 15% - magnesium 18% - magnesium
Gumpalan lempung dan
partikel yang mudah SNI 03-4141-1996 3% 2%
pecah

5% untuk kondisi
Bahan yang lolos umum, 3% untuk
SNI 03-4142-1996 1%
saringan No.200. kondisi permukaan
terabrasi

(3) Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh
pengujian SNI 03-2816-1992 tentang Metode pengujian kotoran organik
dalam pasir untuk campuran.

4.2.5. Bahan Tambah


yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja beton dapat berupa
bahan kimia, bahan mineral atau hasil limbah yang berupa serbuk pozzolanik
sebagai bahan pengisi pori dalam campuran beton.

a. Bahan kimia
Bahan tambahan yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam campuran beton
dalam jumlah tidak lebih dari 5% berat semen selama proses pengadukan atau
selama pelaksanaan pengadukan tambahan dalam pengecoran beton.
Ketentuan mengenai bahan tambahan ini harus mengacu pada SNI 03-2495-
1991.

Untuk tujuan peningkatan kinerja beton segar, bahan tambahan campuran beton
dapat digunakan untuk keperluan-keperluan : meningkatkan kinerja kelecakan
adukan beton tanpa menambah air; mengurangi penggunaan air dalam

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 15


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

campuran beton tanpa mengurangi kelecakan; mempercepat pengikatan hidrasi


semen atau pengerasan beton; memperlambat pengikatan hidrasi semen atau
pengerasan beton; meningkatkan kinerja kemudahan pemompaan beton;
mengurangi kecepatan terjadinya kehilangan slump (slump loss); mengurangi
susut beton atau memberikan sedikit pengembangan volume beton (ekspansi);
mengurangi terjadinya bliding (bleeding); mengurangi terjadinya segregasi.
Untuk tujuan peningkatan kinerja beton sesudah mengeras, bahan tambahan
campuran beton bisa digunakan untuk keperluan-keperluan : meningkatkan
kekuatan beton (secara tidak langsung); meningkatkan kekuatan pada beton
muda; mengurangi atau memperlambat panas hidrasi pada proses pengerasan
beton, terutama untuk beton dengan kekuatan awal yang tinggi; meningkatkan
kinerja pengecoran beton di dalam air atau di laut; meningkatkan keawetan
jangka panjang beton; meningkatkan kekedapan beton (mengurangi
permeabilitas beton); mengendalikan ekspansi beton akibat reaksi alkali agregat;
meningkatkan daya lekat antara beton baru dan beton lama; meningkatkan daya
lekat antara beton dan baja tulangan; meningkatkan ketahanan beton terhadap
abrasi dan tumbukan.

Apabila menggunakan bahan tambahan yang dapat menghasilkan gelembung


udara, maka gelembung udara yang dihasilkan tidak boleh lebih dari 5%.

Penggunaan jenis bahan tambahan kimia untuk maksud apapun harus


berdasarkan hasil pengujian laboratorium yang menyatakan bahwa hasilnya
sesuai dengan persyaratan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

b. Mineral
Mineral yang berupa bahan tambahan atau bahan limbah dapat berbentuk abu
terbang (fly ash), pozzolan, mikro silica atau silica fume. Apabila digunakan
bahan tambahan berupa abu terbang, maka bahan tersebut harus sesuai
dengan standar spesifikasi yang ditentukan dalam SNI 03-2460-1991 tentang
Spesifikasi abu terbang sebagai bahan tambahan untuk campuran beton.

Penggunaan jenis bahan tambahan mineral untuk maksud apapun harus


berdasarkan hasil pengujian laboratorium yang menyatakan bahwa hasilnya
sesuai dengan persyaratan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

4.2.6. Baja Tulangan


a. Baja tulangan harus baja polos atau berulir dengan mutu yang sesuai
dengan Gambar dan memenuhi Tabel 3.4.(3) berikut ini :
Tabel 3.4.(3) Tegangan Leleh Karakteristik Baja Tulangan

Tegangan Leleh Karakteristik atau


Tegangan Karakteristik yang
Mutu Sebutan
memberikan regangan tetap 0,2
(kg/cm2)
U24 Baja Lunak 2.400
U32 Baja Sedang 3.200
U39 Baja Keras 3.900
U48 Baja Keras 4.800

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 16


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

b. Bila anyaman baja tulangan diperlukan, seperti untuk tulangan pelat,


anyaman tulangan yang di las yang memenuhi SNI 03-6812-2002 dapat
digunakan.
(1) Tumpuan untuk Tulangan
Tumpuan untuk tulangan harus dibentuk dari batang besi ringan atau bantalan
beton pracetak dengan mutu fc’ 20 MPa seperti yang disyaratkan, terkecuali
disetujui lain oleh Direksi Pekerjaan. Kayu, bata, batu atau bahan lain tidak
boleh diijinkan sebagai tumpuan.

(2) Pengikat untuk Tulangan


Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak yang
memenuhi SNI 07-6401-2000.

4.2.7. Begesting
a. Bahan bekisting dapat dibuat dari papan kayu kelas III yang cukup kering
dengan tebal minimum 2 cm atau panil-panil multipleks dengan tebal
minimum 12 mm.
b. Rangka penguat konstruksi bekisting dari kayu ukuran 5/7 sebagai
penyokong, penyangga maupun pengikat, sehingga mampu mendukung
tekanan beton pada saat pengecoran sampai selesai proses pengikatan.
c. Penyangga struktur lantai (balok, lantai, dll) dapat digunakan kayu dengan
ukuran minimal 5/7 cm dengan jarak maksimum 50 cm dengan dialasi
dengan papan kelas III antara tanah dan penyangga (perancah).
d. Sebagai perancah dapat digunakan scafolding baja

4.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan


4.3.1. Pencampuran beton
a. Ketentuan Sifat-sifat Campuran
(1) Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kelecakan
(slump), kekuatan (strength), dan keawetan (durability) yang dibutuhkan
sebagaimana disyaratkan SNI. Slump tes 12±2 cm.
(2) Bilamana pengujian beton pada umur yang lebih awal sebelum 28 hari
menghasilkan kuat beton di bawah kekuatan yang disyaratkan, maka
Penyedia Jasa tidak diperkenankan mengecor beton lebih lanjut sampai
penyebab dari hasil yang rendah tersebut dapat diketahui dengan pasti dan
sampai telah diambil tindakan-tindakan yang menjamin bahwa produksi beton
memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
(3) Apabila kuat tekan beton berumur 28 hari tidak memenuhi ketentuan yang
disyaratkan, maka harus diambil tindakan membongkar dan harus disesuaikan
dengan mutu beton yang telah disyaratkan.
(4) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan dapat
mencakup pembongkaran dan penggantian seluruh beton.
b. Penyesuaian Campuran
(1) Penyesuaian Sifat Kelecakan (Workability)
Apabila sifat kelecakan pada beton dengan proporsi yang semula dirancang
sulit diperoleh, maka Penyedia Jasa boleh melakukan perubahan rancangan
agregat, dengan syarat dalam hal apapun kadar semen yang semula
dirancang tidak berubah, juga rasio air/semen yang telah ditentukan
berdasarkan pengujian yang menghasilkan kuat tekan yang memenuhi tidak

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 17


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

dinaikkan. Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan cara


menambah air atau oleh cara lain tidak diizinkan.
Bahan tambahan (aditif) untuk meningkatkan sifat kelecakan hanya diijinkan
bila secara khusus telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

(2) Penyesuaian Kekuatan


Bilamana beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan, atas persetujuan
Direksi Pekerjaan kadar semen dapat ditingkatkan asalkan tidak melebihi batas
kadar semen maksimum karena pertimbangan panas hidrasi. Cara lain dapat
juga dengan menurunkan rasio air/semen dengan pemakaian bahan
tambahan jenis plasticizer yang berfungsi untuk meningkatkan kinerja
kelecakan adukan beton tanpa menambah air atau mengurangi penggunaan
air dalam campuran beton tanpa mengurangi kelecakan adukan beton.

(3) Penyesuaian Untuk Bahan-bahan Baru


Perubahan sumber atau karakteristik bahan tidak boleh dilakukan tanpa
pemberitahuan tertulis kepada Direksi Pekerjaan. Bahan baru tidak boleh
digunakan sampai Direksi Pekerjaan menerima bahan tersebut secara
tertulis dan menetapkan proporsi baru berdasarkan atas hasil pengujian
campuran percobaan baru yang dilakukan oleh Penyedia Jasa.

(4) Bahan Tambahan


Bila untuk penyesuaian campuran perlu menggunakan bahan tambahan,
maka dalam pelaksanaannya harus mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.

c. Penakaran Bahan
(1) Seluruh komponen beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan
semen kemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga
kuantitas semen yang digunakan adalah setara dengan satu satuan atau
kebulatan dari jumlah zak semen. Agregat harus diukur beratnya secara
terpisah. Ukuran setiap penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat
pencampur.
(2) Untuk mutu beton fc’ > 20 Mpa atau K250 seluruh komponen bahan beton
harus ditakar menurut berat. Untuk mutu beton fc’ < 20 MPa atau K250
diizinkan ditakar menurut volume sesuai SNI 03-3976-1995. Bila digunakan
semen kemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga
kuantitas semen yang digunakan adalah setara dengan satu satuan atau
kebulatan dari jumlah zak semen. Agregat harus ditimbang beratnya secara
terpisah. Ukuran setiap penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat
pencampur.
(3) Penakaran agregat dan air harus dilakukan dengan basis kondisi agregat
jenuh kering permukaan (JKP). Untuk mendapatkan kondisi agregat yang
jenuh kering permukaan dapat dilakukan dengan cara menyemprot tumpukan
agregat yang akan digunakan dengan air paling sedikit 12 (dua belas) jam
sebelum penakaran. Apabila agregat tidak dalam kondisi jenuh kering
permukaan, maka harus diadakan perhitungan koreksi penakaran berat air
dan agregat dengan menggunakan data resapan dan kadar air agregat
lapangan. Sedangkan apabila ditakar menurut volume, maka harus
memeperhitungkan faktor pengembangan (bulking factor) agregat halus

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 18


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

seperti ditunjukkan dalam Gambar 3.4.3.(1)

Faktor Pengembangan
Halu
s

Kasa Sedan
r g
%

Kadar Air Permukaan (Moisture


Content), % (= Kadar Air-
Resapan)

Gambar 3.4.(1) Faktor Pengembangan Agregat Halus


d. Pencampuran
(1) Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis
dan ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang merata
dari seluruh bahan.
(2) Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur
yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan
dalam setiap penakaran.
(3) Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan semen yang
telah ditakar, dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air
ditambahkan.
(4) Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalam
campuran bahan kering. Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan
sebelum waktu pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu
pencampuran untuk mesin berkapasitas ¾ m3 atau kurang haruslah 1,5 menit;
untuk mesin yang lebih besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap
penambahan 0,5 m3.
(5) Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur, Direksi Pekerjaan
dapat menyetujui pencampuran beton dengan cara manual, sedekat mungkin
dengan tempat pengecoran. Penggunaan pencampuran beton dengan cara
manual harus dibatasi pada beton non-struktural.

4.3.2. Pelaksanaan Pengecoran


a. Penyiapan Tempat Kerja
(1) Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau formasi
untuk pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan dalam Gambar
atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, dan harus
membersihkan dan menggaru tempat di sekeliling pekerjaan beton yang cukup
luas sehingga dapat menjamin dicapainya seluruh sudut pekerjaan. Jalan kerja
yang stabil juga harus disediakan jika diperlukan untuk menjamin bahwa
seluruh sudut pekerjaan dapat diperiksa dengan mudah dan aman.
(2) Seluruh telapak pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus
dijaga agar senantiasa kering dan beton tidak boleh dicor di atas tanah yang
berlumpur atau bersampah atau di dalam air.

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 19


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

(3) Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain
yang harus dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa atau selongsong) harus
sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat
pengecoran.
(4) Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, bahan landasan untuk
pekerjaan beton harus dihampar sesuai dengan ketentuan.
(5) Direksi Pekerjaan akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan untuk
pondasi sebelum menyetujui pemasangan acuan atau baja tulangan atau
pengecoran beton dan dapat meminta Penyedia Jasa untuk melaksanakan
pengujian penetrasi ke dalaman tanah keras, pengujian kepadatan atau
penyelidikan lainnya untuk memastikan cukup tidaknya daya dukung dari
tanah di bawah pondasi.
Bilamana dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi
ketentuan, Penyedia Jasa dapat diperintahkan untuk mengubah dimensi atau
kedalaman dari pondasi dan/atau menggali dan mengganti bahan di tempat
yang lunak, memadatkan tanah pondasi atau melakukan tindakan stabilisasi
lainnya sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

b. Acuan
(1) Acuan dari tanah, bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan, harus dibentuk
dari galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus dipangkas secara
manual sesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas
harus dibuang sebelum pengecoran beton.
(2) Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan
yang kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama
pengecoran, pemadatan dan perawatan.
(3) Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk permukaan
akhir struktur yang tidak terekspos, tetapi kayu yang diserut dengan tebal yang
merata harus digunakan untuk permukaan beton yang terekspos. Seluruh
sudut-sudut tajam Acuan harus dibulatkan.
(4) Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak
beton.

c. Pengecoran
(1) Penyedia Jasa harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara lisan atau
tertulis paling sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton.

Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas pemberitahuan tersebut


dan akan memeriksa acuan, dan tulangan dan dapat mengeluarkan
persetujuan lisan atau tertulis maupun tidak untuk memulai pelaksanaan
pekerjaan seperti yang direncanakan. Penyedia Jasa tidak boleh
melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan lisan atau tertulis dari
Direksi Pekerjaan.

(2) Tidak bertentangan dengan diterbitkannya suatu persetujuan untuk memulai


pengecoran, pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bilamana Direksi
Pekerjaan atau Pengawas lapangan tidak hadir untuk menyaksikan operasi
pencampuran dan pengecoran secara keseluruhan.

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 20


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

(3) Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air
atau diolesi minyak di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan
bekas.
(4) Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton tidak dicor
sampai posisi akhir dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran,
atau dalam waktu yang lebih pendek sebagaimana yang dapat diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan berdasarkan pengamatan karakteristik waktu
pengerasan (setting time) semen yang digunakan, kecuali diberikan bahan
tambahan (aditif) untuk memperlambat proses pengerasan (retarder) yang
disetujui oleh Direksi.
(5) Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan
sambungan konstruksi (construction joint) yang telah disetujui sebelumnya
atau sampai pekerjaan selesai.
(6) Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel
kasar dan halus dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat
mungkin dengan yang dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah
pengaliran yang tidak boleh melampaui satu meter dari tempat awal
pengecoran.
(7) Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang
rumit dan penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisan-
lapisan horisontal dengan tebal tidak melampaui 15 cm. Untuk dinding beton,
tinggi pengecoran dapat 30 cm menerus sepanjang seluruh keliling struktur.

(8) Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan ketinggian lebih dari
150 cm. Beton tidak boleh dicor langsung dalam air.

Bilamana beton dicor di dalam air dan pemompaan tidak dapat dilakukan
dalam waktu 48 jam setelah pengecoran, maka beton harus dicor dengan
metode Tremi atau metode drop-bottom-bucket, dimana bentuk dan jenis
yang khusus digunakan untuk tujuan ini harus disetujui terlebih dahulu oleh
Direksi Pekerjaan.

Tremi harus kedap air dan mempunyai ukuran yang cukup sehingga
memung-kinkan pengaliran beton. Tremi harus selalu diisi penuh selama
pengecoran. Bilamana aliran beton terhambat maka Tremi harus ditarik
sedikit dan diisi penuh terlebih dahulu sebelum pengecoran dilanjutkan.
Baik Tremi atau Drop-Bottom-Bucket harus mengalirkan campuran beton di
bawah permukaan beton yang telah dicor sebelumnya

a) Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga


campuran beton yang telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu
dengan campuran beton yang baru.
b) Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang
akan dicor, harus terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-
bahan yang lepas dan rapuh dan telah disiram dengan air hingga jenuh.
Sesaat sebelum pengecoran beton baru ini, bidang-bidang kontak beton
lama harus disapu dengan adukan semen dengan campuran yang sesuai
dengan betonnya
c) Air tidak boleh dialirkan di atas atau dinaikkan ke permukaan pekerjaan
beton dalam waktu 24 jam setelah pengecoran.

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 21


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

d. Sambungan Konstruksi (Construction Joint)


(1) Jadwal pengecoran beton yang berkaitan harus disiapkan untuk setiap jenis
struktur yang diusulkan dan Direksi Pekerjaan harus menyetujui lokasi
sambungan konstruksi pada jadwal tersebut, atau sambungan konstruksi
tersebut harus diletakkan seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Sambungan
konstruksi tidak boleh ditempatkan pada pertemuan elemen-elemen struktur
terkecuali disyaratkan demikian.
(2) Sambungan konstruksi pada tembok sayap harus dihindari. Semua
sambungan konstruksi harus tegak lurus terhadap sumbu memanjang dan
pada umumnya harus diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
(3) Bilamana sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus menerus
melewati sambungan sedemikian rupa sehingga membuat struktur tetap
monolit.
(4) Lidah alur harus disediakan pada sambungan konstruksi dengan ke dalaman
paling sedikit 4 cm untuk dinding, pelat dan antara telapak pondasi dan
dinding. Untuk pelat yang terletak di atas permukaan, sambungan konstruksi
harus diletakkan sedemikian sehingga pelat-pelat mempunyai luas tidak
melampaui 40 m2, dengan dimensi yang lebih besar tidak melampaui 1,2 kali
dimensi yang lebih kecil.
(5) Penyedia Jasa harus menyediakan pekerja dan bahan tambahan
sebagaimana yang diperlukan untuk membuat sambungan konstruksi
tambahan bilamana pekerjaan terpaksa mendadak harus dihentikan akibat
hujan atau terhentinya pemasokan beton atau penghentian pekerjaan oleh
Direksi Pekerjaan.
(6) Atas persetujuan Direksi Pekerjaan, bahan tambahan (aditif) dapat digunakan
untuk pelekatan pada sambungan konstruksi, cara pengerjaannya harus
sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.

e. Pemadatan
(1) Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar
yang telah disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat
yang cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar
tidak boleh digunakan untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke
titik lain di dalam cetakan.
(2) Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk menentukan
bahwa semua sudut dan di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar diisi
tanpa pemindahan kerangka penulangan, dan setiap rongga udara dan
gelembung udara terisi.
(3) Penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan
pema-datan yang diperlukan tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada
agregat.
(4) Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang-
kurang-nya 5000 putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh
diletakkan di atas acuan supaya dapat menghasilkan getaran yang merata.
(5) Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsating
(berdenyut) dan harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000
putaran per menit apabila digunakan pada beton yang mempunyai slump 2,5
cm atau kurang, dengan radius daerah penggetaran tidak kurang dari 45 cm.

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 22


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

(6) Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam beton
basah secara vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai
ke dasar beton yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh
keda-laman pada bagian tersebut. Alat penggetar kemudian harus ditarik
pelan-pelan dan dimasukkan kembali pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm
jaraknya. Alat penggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih dari 30 detik,
juga tidak boleh digunakan untuk memindah campuran beton ke lokasi lain,
serta tidak boleh menyentuh tulangan beton.
(7) Jumlah minimum alat penggetar mekanis dari dalam diberikan dalam Tabel
3.4.(4).
Tabel 3.4.(4) Jumlah Minimum Alat Penggetar Mekanis dari
Dalam
Kecepatan Pengecoran Beton (m3 / jam) Jumlah Alat

4 2

8 3

12 4

16 5

20 6

2.1.2. Pengerjaan Akhir


a. Pembongkaran Acuan
(1) Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang tipis dan
struktur yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan
yang ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok, gelegar, atau struktur
busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian menunjukkan bahwa paling
sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton telah dicapai.
(2) Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk
pekerjaan ornamen, sandaran (railing), dinding pemisah (parapet), dan
permukaan vertikal yang terekspos harus dibongkar dalam waktu paling sedikit
9 jam setelah pengecoran dan tidak lebih dari 30 jam, tergantung pada
keadaan cuaca.
b. Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)
(1) Terkecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus dikerjakan segera
setelah pembongkaran acuan. Seluruh perangkat kawat atau logam yang telah
diguna-kan untuk memegang cetakan, dan cetakan yang melewati badan
beton, harus dibuang atau dipotong kembali paling sedikit 2,5 cm di bawah
permukaan beton. Tonjolan mortar dan ketidakrataan lainnya yang disebabkan
oleh sambungan cetakan harus dibersihkan.
(2) Direksi Pekerjaan harus memeriksa permukaan beton segera setelah
pembong-karan acuan dan dapat memerintahkan penambalan atas
kekurangsempurnaan minor yang tidak akan mempengaruhi struktur atau
fungsi lain dari pekerjaan beton. Penambalan harus meliputi pengisian lubang-
lubang kecil dan lekukan dengan adukan semen.

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 23


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

(3) Bilamana Direksi Pekerjaan menyetujui pengisian lubang besar akibat


keropos, pekerjaan harus dipahat sampai ke bagian yang utuh (sound),
membentuk permukaan yang tegak lurus terhadap permukaan beton. Lubang
harus dibasahi dengan air dan adukan semen acian (semen dan air, tanpa
pasir) harus dioleskan pada permukaan lubang. Lubang harus selanjutnya diisi
dan ditumbuk dengan adukan yang kental yang terdiri dari satu bagian semen
dan dua bagian pasir, yang harus dibuat menyusut sebelumnya dengan
mencampurnya kira-kira 30 menit sebelum dipakai.
c. Permukaan (Pekerjaan Akhir Khusus)
Permukaan yang terekspos harus diselesaikan dengan pekerjaan akhir berikut ini,
atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
(1) Bagian atas permukaan horisontal beton sebagaimana yang diperintahkan
Direksi Pekerjaan, harus digaru dengan mistar bersudut untuk memberikan
bentuk serta ketinggian yang diperlukan segera setelah pengecoran beton dan
harus diselesaikan secara manual sampai halus dan rata dengan
menggerakkan perata kayu secara memanjang dan melintang, atau oleh cara
lain yang cocok, sebelum beton mulai mengeras.
(2) Permukaan bukan horisontal yang nampak, yang telah ditambal atau yang
masih belum rata harus digosok dengan batu gerinda yang agak kasar
(medium), dengan menempatkan sedikit adukan semen pada permukaannya.
Adukan harus terdiri dari semen dan pasir halus yang dicampur sesuai dengan
proporsi yang digunakan untuk pengerjaan akhir beton. Penggosokan harus
dilaksanakan sampai seluruh tanda bekas acuan, ketidakrataan, tonjolan
hilang, dan seluruh rongga terisi, serta diperoleh permukaan yang rata. Pasta
yang dihasilkan dari penggosokan ini harus dibiarkan tertinggal di tempat.

d. Perawatan Dengan Pembasahan


(1) Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini,
temperatur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton harus dijaga
agar kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh
temperatur yang relatif tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin
hidrasi yang sebagaimana mestinya pada semen dan pengerasan beton.
(2) Beton harus dirawat, sesegera mungkin setelah beton mulai mengeras,
dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran
bahan penyerap air ini yang harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 3
hari. Semua bahan perawat atau lembaran bahan penyerap air harus dibebani
atau diikat ke bawah untuk mencegah permukaan yang terekspos dari aliran
udara.
Bilamana digunakan acuan kayu, acuan tersebut harus dipertahankan basah
pada setiap saat sampai dibongkar, untuk mencegah terbukanya sambungan-
sambungan dan pengeringan beton.
(3) Beton yang dibuat dengan semen yang mempunyai sifat kekuatan awal yang
tinggi atau beton yang dibuat dengan semen biasa yang ditambah bahan
tambahan (aditif), harus dibasahi sampai kekuatanya mencapai 70 % dari
kekuatan rancangan beton berumur 28 hari atau setelah beton mencapai
kekuatan minimum yang disyaratkan.

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 24


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

e. Perawatan dengan Uap


Beton dirawat dengan uap untuk maksud mendapatkan kekuatan yang tinggi pada
permulaannya. Bahan tambahan (aditif) tidak diperkenankan untuk dipakai dalam
hal ini kecuali atas persetujuan Direksi Pekerjaan.

Perawatan dengan uap harus dikerjakan secara menerus sampai waktu dimana
beton telah mencapai 70 % dari kekuatan rancangan beton berumur 28 hari atau
setelah beton mencapai kekuatan minimum yang disyaratkan. Perawatan dengan
uap untuk beton harus mengikuti ketentuan di bawah ini:

(1) Tekanan uap pada ruang uap selama perawatan beton tidak boleh melebihi
tekanan di luar.
(2) Temperatur pada ruang uap selama perawatan beton tidak boleh melebihi
380C selama sampai 2 jam sesudah pengecoran selesai, dan kemudian
temperatur dinaikkan berangsur-angsur sehingga mencapai 65 0C dengan
kenaikan temperatur maksimum 14 0C / jam secara ber-sama-sama.
(3) Beda temperatur yang diukur di antara dua tempat di dalam ruang uap tidak
boleh melampaui 5,5 0C.
(4) Penurunan temperatur selama pendinginan tidak boleh lebih dari 110C per
jam.
(5) Temperatur beton pada saat dikeluarkan dari penguapan tidak boleh 110C
lebih tinggi dari temperatur udara di luar.
(6) Setiap saat selama perawatan dengan uap, di dalam ruangan harus selalu
jenuh dengan uap air.
(7) Semua bagian struktural yang mendapat perawatan dengan uap harus
dibasahi minimum selama 4 hari sesudah selesai perawatan uap tersebut.
Penyedia Jasa harus membuktikan bahwa peralatannya bekerja dengan baik dan
temperatur di dalam ruangan perawatan dapat diatur sesuai dengan ketentuan dan
tidak tergantung dari cuaca luar.

Pipa uap harus ditempatkan sedemikian atau balok harus dilindungi secukupnya
agar beton tidak terkena langsung semburan uap, yang akan menyebabkan
perbedaan temperatur pada bagian-bagian beton.

4.3.3. Pengendalian Mutu Di Lapangan


a. Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambahan bila diperlukan)
harus diperiksa oleh pengawas dengan mengecek/memeriksa bukti tertulis yang
menunjukkan bahwa bahan-bahan tersebut telah sesuai dengan ketentuan
persyaratan bahan2.
Apabila bahan-bahan yang dibutuhkan jumlahnya cukup banyak dengan
pengiriman yang terus menerus, maka dengan perintah Direksi Pekerjaan, untuk
agregat kasar dan agregat halus Penyedia Jasa harus melakukan pengujian
bahan secara berkala selama pelaksanaan dengan interval maksimum 1000 m3
untuk gradasi dan maksimum 5000 m3 untuk abrasi, sedangkan untuk bahan
semen dengan interval setiap maksimum pengiriman 300 ton. Tetapi apabila
menurut Direksi Pekerjaan terdapat indikasi perubahan mutu atau sifat bahan
yang akan digunakan, maka Penyedia Jasa harus segera melakukan pengujian
bahan kembali sebelum bahan tersebut digunakan.
b. Pengujian Untuk Kelecakan (Workability)

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 25


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan, harus dilaksanakan pada setiap adukan beton yang dihasilkan dan
dilakukan sesaat sebelum pengecoran, dan pengujian harus dianggap belum
dikerjakan terkecuali disaksikan oleh Direksi Pekerjaan atau wakilnya.
Campuran beton yang tidak memenuhi ketentuan kelecakan seperti yang
diusulkan tidak boleh digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Direksi
Pekerjaan dalam beberapa hal menyetujui penggunaannya secara terbatas dan
secara teknis mutu beton tetap bisa dijaga. Kelecakan (workability) dan tekstur
campuran harus sedemikian rupa sehingga beton dapat dicor pada pekerjaan
tanpa membentuk rongga, celah, gelembung udara atau gelembung air, dan
sedemikian rupa sehingga pada saat pembongkaran acuan diperoleh
permukaan yang rata, halus dan padat.

c. Pengujian Kuat Tekan


(1) Penyedia Jasa harus mendapatkan sejumlah hasil pengujian kuat tekan
benda uji beton dari pekerjaan beton yang dilaksanakan. Setiap hasil adalah
nilai rata-rata dari dua nilai kuat tekan benda uji dalam satu set benda uji (1
set = 3 buah benda uji ), yang selisih nilai antara keduanya  5% untuk satu
umur, untuk setiap kuat tekan beton dan untuk setiap jenis komponen
struktur yang dicor terpisah pada tiap hari pengecoran. Jumlah benda uji
minimal 8 benda uji. Pengujian benda uji dilaksanakan di Instansi
Independen.
(2) Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus
menyediakan benda uji beton berupa silinder dengan diameter 150 mm dan
tinggi 300 mm atau kubus 150 x 150 x 150 mm, dan harus dirawat sesuai
dengan SNI 03-4810-1998. Benda uji tersebut harus diambil dari beton yang
akan dicorkan, dan kemudian dirawat sesuai dengan perawatan yang
dilakukan di laboratorium.
(3) Untuk keperluan evaluasi mutu beton sebagai dasar pembayaran harus
menggunakan data hasil uji kuat tekan beton sesuai dengan umur yang
ditetapkan dalam Kontrak. Hasil-hasil pengujian pada umur yang selain dari
yang ditetapkan dalam Kontrak hanya boleh digunakan untuk keperluan
selain dari tujuan evaluasi mutu beton sebagai dasar pembayaran. Nilai-nilai
perbandingan kekuatan yang digunakan untuk keperluan ini harus
disesuaikan dengan grafik perkembangan kuat tekan campuran sebagai
fungsi waktu.
(4) Untuk pencampuran secara manual, maka pada pekerjaan beton dengan
jumlah masing-masing mutu beton  60 m3 harus diperoleh satu hasil uji
untuk setiap maksimum 5 m3 beton pada interval yang kira-kira sama,
dengan minimum satu hasil uji tiap hari. Dalam segala hal jumlah hasil
pengujian tidak boleh kurang dari empat hasil untuk masing-masing umur.
Apabila pekerjaan beton mencapai jumlah  60 m3, maka untuk setiap
maksimum 10 m3 beton berikutnya setelah jumlah 60 m3 tercapai harus
diperoleh satu hasil uji.
(5) Untuk pengecoran hasil produksi ready mix, maka pada pekerjaan beton
dengan jumlah masing-masing mutu  60 m3 harus diperoleh satu hasil uji
untuk setiap maksimum 15 m3 beton pada interval yang kira-kira sama,
dengan minimum satu hasil uji tiap hari. Dalam segala hal jumlah hasil

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 26


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

pengujian tidak boleh kurang dari empat. Apabila pekerjaan beton mencapai
jumlah  60 m3, maka untuk setiap maksimum 20 m3 beton berikutnya
setelah jumlah 60 m3 tercapai harus diperoleh satu hasil uji.

(6) Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan
yang disyaratkan dalam Tabel 3.4.(5) atau yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.

Tabel 3.4.(5) Ketentuan Kuat Tekan


Mutu Beton Kuat Tekan Karakteristik (kg/cm2)
Benda Uji
fc’ ’bk Benda Uji Silinder Kubus
(Mpa) (kg/cm2) 150mm – 300mm 150x150x150m
m
50 K600 500 600
45 K500 450 500
40 K450 400 450
35 K400 350 400
25 K300 250 300
20 K250 200 250
15 K175 150 175
10 K125 100 125

(7) Bila dari hasil perhitungan dengan kuat tekan menunjukkan bahwa
kapasitas daya dukung struktur kurang dari yang disyaratkan, maka apabila
pengecoran belum selesai, pengecoran harus segera dihentikan dan dalam
waktu singkat harus diadakan pengujian tambahan yang tidak merusak
(non-destructive) menggunakan alat seperti palu beton (rebound hammer)
atau pengujian beton inti (core drilling) pada daerah yang diragukan
berdasarkan aturan pengujian yang berlaku. Dalam hal dilakukan
pengambilan beton inti, harus diambil minimum 3 (tiga) buah benda uji pada
tempat-tempat yang tidak membahayakan struktur dan atas persetujuan
Direksi Pekerjaan. Tidak boleh ada satupun dari benda uji beton inti
mempunyai kekuatan kurang dari 0,75fc’. Apabila dari pengujian tidak
merusak menggunakan alat seperti palu beton diperoleh suatu nilai
kekuatan tekan beton karakteristik, atau kuat tekan rata-rata dari pengujian
beton inti yang tidak kurang dari 0,85fc’, maka bagian konstruksi tersebut
dapat dianggap memenuhi syarat dan pekerjaan yang dihentikan dapat
dilanjutkan kembali. Dalam hal ini, perbedaan umur beton saat pengujian
terhadap umur beton yang disyaratkan untuk penetapan kuat tekan beton
perlu diperhitungkan dan dilakukan koreksi dalam menetapkan kuat tekan
beton yang dihasilkan.
(8) Apabila dari hasil pengujian yang ditentukan dalam Pasal 7.1.6.3) diperoleh
hasil yang tidak memenuhi syarat, maka Penyedia Jasa harus mengadakan
percobaan beban langsung dengan penuh keahlian. Apabila dari percobaan
ini diperoleh suatu hasil nilai kekuatan beton yang mencapai tidak kurang
dari 0,70 fc’, maka bagian konstruksi tersebut dapat dianggap memenuhi
syarat. Tetapi apabila hasilnya tidak mencapai nilai tersebut, maka bagian
konstruksi yang bersangkutan hanya dapat dipertahankan dan pekerjaan

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 27


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

yang dihentikan dapat dilanjutkan kembali setelah dipenuhi salah satu dari
kedua tindakan berikut :
 mengadakan perubahan-perubahan pada rencana semula sehingga
pengaruh beban pada konstruksi tersebut dapat dikurangin;
 mengadakan perkuatan-perkuatan pada bagian konstruksi tersebut
dengan cara yang dapat dipertanggung jawabkan;
 Apabila kedua tindakan di atas tidak dapat dilaksanakan, maka dengan
perintah dari Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus segera
membongkar beton dari konstruksi tersebut.

4.3.4. Baja Tulangan


a. Pembengkokan
(1) Terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, seluruh baja tulangan harus
dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan prosedur SNI 03-6816-2002,
menggunakan batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan-
lekukan, bengkokan-bengkokan atau kerusakan. Bila pembengkokan secara
panas di lapangan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, tindakan pengamanan
harus diambil untuk menjamin bahwa sifat-sifat fisik baja tidak terlalu berubah
banyak.
(2) Batang tulangan dengan diameter 2 cm dan yang lebih besar harus
dibengkokkan dengan mesin pembengkok.
b. Penempatan dan Pengikatan
(1) Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk
menghilangkan kotoran, lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan adukan
atau lapisan lain yang dapat mengurangi atau merusak pelekatan dengan
beton.
(2) Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan Gambar dan dengan
kebutuhan selimut beton minimum yang disyaratkan, atau seperti yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
(3) Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat
sehingga tidak tergeser pada saat pengecoran. Pengelasan tulangan pembagi
atau pengikat (stirrup) terhadap tulangan baja tarik utama tidak diperkenankan.
(4) Seluruh tulangan harus disediakan sesuai dengan panjang total yang
ditunjukkan pada Gambar. Penyambungan (splicing) batang tulangan,
terkecuali ditunjukkan pada Gambar, tidak akan diijinkan tanpa persetujuan
tertulis dari Direksi Pekerjaan. Setiap penyambungan yang dapat disetujui
harus dibuat sedemikian hingga penyambungan setiap batang tidak terjadi
pada penampang beton yang sama dan harus diletakkan pada titik dengan
tegangan tarik minimum.
(5) Bilamana penyambungan dengan tumpang tindih disetujui, maka panjang
tumpang tindih minimum haruslah 40 diameter batang dan batang tersebut
harus diberikan kait pada ujungnya.
(6) Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan membelakangi permukaan beton
sehingga tidak akan terekspos.
(7) Bilamana baja tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk suatu waktu yang
cukup lama, maka seluruh baja tulangan harus dibersihkan dan diolesi dengan
adukan semen acian (semen dan air saja).

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 28


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

(8) Tidak boleh ada bagian baja tulangan yang telah dipasang boleh digunakan
untuk memikul perlengkapan pemasok beton, jalan kerja, lantai untuk kegiatan
bekerja atau beban konstruksi lainnya.

4.3.5. Bekisting
Ukuran dalam bekisting adalah ukuran jadi beton sesuai dengan ukuran yang
ditentukan dalam gambar. Bekisting harus cukup tebal dan diperkuat sedemikian
rupa, sehingga tidak bocor/pecah pada saat mendapat tekanan spesi. Bekisting
harus tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting.
Bekisting harus kedap air dengan menutup celah dengan tape. Sebelum
pengecoran, bekisting harus dibersihkan dari kotoran, serbuk gergaji, kawat ikat,
kemudian bekisting dibasahi air sampai jenuh. Bekisting disyaratkan
dipergunakan maksimal 2 (dua) kali.
a. Kolom
(1) Bekisting kolom dapat dibuat utuh untuk satu kolom, atau dengan cara
pengecoran bertahap.
(2) Bekisting kolom harus tegak lurus keatas, dengan pemeriksaan
menggunakan unting-unting atau theodolith.
(3) Hubungan horisontal antara kolom harus lurus kemudian diikat dengan kaso
5/7 antara sesama bekisting.
(4) Antara bagian dalam bekisting kolom dengan tulangan terluar dipasang
pengganjal yang diikat pada tulangan tersebut, agar tulangan tidak melekat
pada bekisting.
b. Balok dan Plat
(1) Perancah balok/plat dipasang apabila tanah landasan telah dipadatkan,
agar pada saat dibebani pada saat pelaksanaan pengecoran tidak terjadi
penurunan.
(2) Kaki Perancah dilandasi dengan papan klas III, sehingga menjadikan beban
merata pada tanah dasar perancah.
(3) Perancah diikat satu dengan lainnya dengan reng 2/3 atau bambu.
(4) Setelah perancah kuat, maka pemasangan bekisting balok/plat dapat
dilaksanakan.
(5) Pada penggunaan ready mix, mengingat bekisting akan menerima beban
lebih berat akibat menumpuknya adukan beton yang dituang dari concrete
pump unit, maka konstruksi penunjang bekisting harus lebih kuat.
(6) Untuk menghindari ini, Penyedia jasa dapat membuat lokasi penuangan
menurut zone-zone yang ditetapkan diluar bagian yang dicor, sehingga
dalam waktu istirahat dapat memindahkan slang concrete pump unit ke
lokasi penuangan yang dimaksud.

5. PEKERJAAN ATAP DAN PLAFON


5.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan peralatan untuk menunjang
pekerjaan, seperti gambar.
5.1.1. Pemasangan Kuda-kuda Galvalum (Baja Ringan)
5.1.2. Pemasangan Genteng metal
5.1.3. Pemasangan Bubung Genteng metal
5.1.4. Pemasangan Plafond
5.1.5. Pemasangan Rangka Plafond

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 29


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

5.1.6. Pemasangan List Plafond


5.1.7. Pemasangan Lisplank Kalsiplank
5.1.8. Pemasangan Talang Miring

5.2. Bahan Yang Dipakai Meliputi :


5.2.1. Galvalum setara Smarttruss/kencana
Rangka kuda-kuda baja ringan dipakai baja ringan profil C, sedangkan reng
dipakai baja ringan profil dengan ketebalan minimal 0.85 mm dan 0,75
(dengan jarak 90 cm)
 Metal Furing Mutu Tinggi G 550
 Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa
 Tegangan Maksimum 550 Mpa
 Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
 Modulus geser 80.000 Mpa
5.2.2. Lapisan anti karat :
Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua jenis
lapisan anti karat (coating): Galvanised (Z220)
 Pelapisan Galvanised
 Jenis Hot-dip zinc
 Kelas Z22
 katebalan pelapisan 220 gr/m2
 komposisi 95% zinc, 5% bahan campuran
5.2.3. Multigrip (MG)
Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi
untuk menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:
 Galvabond Z275
 Yield Strength 250 MPa
 Design Tensile Strength 150 Mpa
5.2.4. Alat Sambung(Screw)
Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar
elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi
screw sebagai berikut:
 Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2
 Panjang (termasuk kepala baut) 16mm
 Kepadatan Alur 16 alur/inci
 Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
 Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm
5.2.5. Genteng metal Multiroof motif pasir
Bahan penutup atap yang dipakai adalah minimal setara Genteng multiroof
motif pasir.Tipe yang dipakai adalah sesuai dengan bangunan-bangunan
pemerintah dengan warna yang disetujui oleh Direksi.
5.2.6. Bubung metal Multiroof motif pasir
Bubungan yang dipakai sesuai dengan Genteng multiroof motif pasir (sesuai
gambar Bestek) atau setara yang dipakai sebagai penutup atap yang dipasang
dengan baik dan rapat.
5.2.7. Rangka Plafond hollow
Rangka Plafond menggunakan Rangka Hollow 40x40 mm dan 20x40

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 30


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

5.2.8. Plafond Gypsum 9 mm


Bahan yang dipakai pada pekerjaan ini adalah Gypsum t = 9 mm
produk Gypsumboard atau setara.
5.2.9. List Plafond
List Plafond yang dipakai adalah terbuat dari gypsum sesuai dengan gambar
rencana atau yang disetujui oleh Direksi
5.2.10. Talang tegak
Pipa talang tegak digunakan PVC type AW sekualitas merk : Maspion, Banlon
atau Wavin.
5.2.11. Besi Hollow
Besi Hollow menggunakan 40x40 mm dengan ketebalan 1,6 mm

5.3. Syarat – Syarat Pelaksanaan


5.3.1. Pemasangan Rangka atap Galvalum (Baja Ringan) perusahaan minimal setara
smarttruss/ Kencana.
a. Pekerjaan meliputi Rangka atap baja dan kebutuhan bahan lapangan, dan
pemasangan seluruh rangka atap sampai siap dipasangi bahan penutup atap
sesuai dengan Surat Kontrak Kerja.
b. Pekerjaan rangka atap baja ringan dilakukan di workshop permanen (Fabrikasi).
c. Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan
pemasangan struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti
karat. Rangka batang berbentuk segitiga, trapesium dan persegi panjang yang
terdiri dari :
(1) Rangka utama atas (top chord)
(2) Rangka utama bawah (bottom chord)
(3) Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan
baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
(4) Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama
dengan jarak sesuai dengan ukuran penutup atap yang telah disetujui
direksi.
d. Persyaratan Pra-Konstruksi
(1) Pihak penyedia jasa wajib memberikan pemaparan produk sebelum
pelaksanaan pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS
(Rencana Kerja dan Syarat).
(2) Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang
dilampirkan pada dokumen pengajuan.
(3) Pihak penyedia jasa menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta
detail dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang
tercantum dalam gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang
profil dan jumlah alat sambung pada setiap titik buhul.
(4) Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana dan Pihak DIreksi untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis.
(5) Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop
permanen dengan menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin
keakurasian hasil perakitan (fabrikasi)

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 31


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

e. Persyaratan Pelaksanaan
(1) Pihak penyedia jasa bertanggung jawab atas pengiriman kuda-kuda dan
bahan lain yang terkait ke lokasi proyek beserta alat/bahan lain yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
(2) Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus
dilaksanakan sesuai gambar dan desain
(3) Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
(4) Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen
(Fabrikasi).
(5) Pemasangan angkur dan plat plendes harus tepat dan presisi.
(6) Pemasangan gording dilakukan setelah pemasangan rangka kuda kuda
terpasang.
(7) Trekstang, ikatan angin dan jarum keras terpasang rapi dan sesuai gambar
perencanaan.
(8) Pihak Penyedia Jasa harus menyiapkan semua struktur balok penopang
dengan kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai
dengan desain sistem rangka atap.
(9) Pihak Penyedia Jasa harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua
struktur yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu,
pihak konsultan ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai
reaksi-reaksi perletakan kuda-kuda.
(10) Jaminan Struktural
Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi
ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja
Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng.

5.3.2. Pemasangan Penutup Atap


a. Penyedia jasa jauh sebelum pemasangan harus meyerahkan contoh dari bahan
tersebut diatas, untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas/Pengawas.
b. Pemasangan penutup atap dilakukan setelah Rangka atap Galvalum dan reng
galvalum terpasang rapi dan kokoh. Penutup atap yang terpasang harus rapi,
permukaannya rata dan sambungan antara penutup atap diatas dan bawah
merupakan garis lurus.
c. Pemasangan bubungan dilaksanakan dengan rapi dengan bahan yang sama
dengan atap
5.3.3. Pekerjaan rangka plafond hollow + penutup Gypsum t= 9 mm + list plafond
a. Untuk mendapatkan bidang langit-langit yang rapi dan rata, maka bidang Besi
bagian bawah harus di tarik benang hingga rata.
b. Sebulum di tutup Gypsum rangka Plafond harus di meni terlebih dahulu
c. Pemasangan rangka plafond dan penutup sesuai gambar bestek atau atas
petunjuk Pemberi tugas
d. Permukaan bawah rangka plafon harus rata.
e. Setelah konstruksi rangka plafon diperiksa, maka pemasangan penutup plafon
dapat dilaksanakan. Pelaksanaan langit-langit dapat dilaksanakan setelah
dudukan untuk alat penggantung/pengait rangka plafond telah selesai
dikerjakan dan tertutup dengan atap atau dak beton
f. Jarak antara paku atau sekrup minimal 10 mm dan maksimal 16 mm. dipinggir
bahan penutup pada setiap rangkaian rangka plafondnya.
g. Sambungan antara lembaran plafond yang terpasang serapat mungkin lalu

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 32


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

dilapisi dengan base bond dan paper tape dari produk yang sama dengan papan
penutup langit-langit.
h. Pemasangan list plafond di pasang pada setiap permukaan antara dinding
dan plafond dengan cara pemasangan menggunakan paku atau sekrup.

5.3.4. Pemasangan Calsiplank


a. Calsiplank dipasang sebagai penutup pada bagian tepi atau ujung pasangan
genteng, pemasangannya dilakukan dengan cara di fisser atau disekrup hingga
menempel dengan kuat dan rapi.
b. Pemasangannya harus rata dengan sudut atau kemiringan yang diharapkan
sesuai dengan gambar kerja dan petunjuk tim teknis dilapangan.

6. PEKERJAAN KERAMIK
6.1. Lingkup Pekerjaan
6.1.1. Pasang Lantai Keramik uk.40x40 cm (motif)
6.1.2. Pasang Lantai Keramik uk.30x30 cm (motif)
6.1.3. Pasang Lantai Keramik uk.25x25 cm
6.1.4. Pasang Dinding Keramik uk. 10x20 cm
6.2. Bahan-Bahan
6.2.1. Keramik Lantai
a. Keramik yang dipakai untuk penutup lantai ruang tidur, tengah dan ruang tamu
adalah keramik ukuran 40x40. Motif yang dipakai adalah yang disetujui oleh
Pemberi Tugas.
b. Keramik yang dipakai untuk penutup teras depan dan belakang adalah keramik
ukuran 30x30. Motif yang dipakai adalah yang disetujui oleh Pemberi Tugas.
c. Keramik yang dipakai untuk penutup kamar mandi adalah keramik ukuran
25x25. yang dipakai adalah yang disetujui oleh Pemberi Tugas.
d. Keramik yang dipakai untuk penutup dinding kamar mandi adalah keramik
ukuran 10x20. yang dipakai adalah yang disetujui oleh Pemberi Tugas.
6.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
6.3.1. Umum
Sebelum mendatangkan bahan kontraktor harus mengajukan contoh bahan
terlebih dahulu kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
Warna yang belum ditentukan dalam RKS atau mendapat perubahan ditentukan
kemudian oleh Pemimpin Proyek.
a. Pengecoran nat setelah pemasangan berlangsung 3 (tiga) hari atau setelah
pasangan lantai keramik kokoh, atau dengan persetujuan Direksi/Pengawas.
b. Naat lantai keramik harus lurus dan bersilangan saling tegak lurus.
c. Warna cor nat disesuaikan dengan warna keramik.
d. Pada daerah tepi yang memerlukn potongan-potongan, maka pemotongan
harus digunakan mesin pemotong, kemudian tepi yang terpotong harus
dihaluskan.
e. Keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air sampai jenuh.

6.3.2. Spesi pemasangan


a. Seluruh lantai keramik dipasang dengan perekat 1 PC : 4 Pasir.
b. Kecuali pada KM/WC pemasangan lantai keramik dengan perekat 1 PC : 3
Pasir.

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 33


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

6.3.3. Pemasangan lantai keramik


a. Lantai bawah
1. Sebagai dasar dari lantai keramik adalah beton rabat dengan tebal 5 cm.
2. Pengecoran rabat beton di bawah keramik dilaksanakan setelah
pengurugan dengan pasir urug benar-benar telah rata dan padat.
3. Setelah rabat cukup kuat, maka pelaksanaan pemasangan lantai keramik
dapat dilakukan.

6.3.4. Pemasangan dinding keramik


a. Lantai bawah
1. Sebagai dasar dari dinding keramik adalah plesteran dinding bata.
2. Dipastikan terlebih dahulu permukaan dinding yang akan dipasang
keramik ada goresan – goresan guna sebagai pengikat antara mortar
dengan dinding existing.
3. Setelah semua area yang akan di pasang keramik dipersiapkan, basahi
dulu dengan air sehingga mortar yang akan di lapiskan pada dinding bisa
lebih menyatu, maka pelaksanaan pemasangan lantai keramik dapat
dilakukan.

7. PEKERJAAN KUSEN, PINTU, DAN JENDELA


7.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan dan alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pemasangan Kusen, daun pintu,
jendela kaca, profil aluminium serta pekerjaan lain yang berkaitan dengan pekerjaan
tersebut.
7.1.1. Pemasangan Kusen Aluminium warna coklat
7.1.2. Pemasangan Daun pintu aluminium
7.1.3. Pemasangan Daun jendela kaca aluminium
7.1.4. Pemasangan daun pintu + kusen PVC KM/WC
7.1.5. Pemasangan kunci slot
7.1.6. Pemasangan engsel pintu
7.1.7. Pemasangan handle pintu
7.1.8. Pemasangan kunci pintu
7.1.9. Pemasangan grendel jendela
7.1.10. Pemasangan engsel jendela

7.2. Bahan-bahan
7.2.1. Aluminium
Frem terdiri dari profil aluminium tebal 1.2-1.5 mm ex. Indalex atau setara.
Alumunium sekualitas Indalex uk.4x1.5” warna sesuai gambar atau atas
persetujuan direksi
7.2.2. Penggantung dan Pengunci
a. Semua penggantung dan pengunci menggunakan produksi dari pabrik ex. SES
atau yang setara,
b. Semua penggantung dan pengunci harus seragam dalam pemilihan warnanya
serta dari bahan-bahan yang telah disetujui Direksi/ Pengawas.
c. Engsel (butt hinges) dengan pemasangan 3 buah untuk pintu single dan 6 buah
untuk pintu double.

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 34


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

d. Pada daun jendela dipasang egsel dan kait angin jenis casement 2 buah di
setiap daunnya.
e. Assesories Handle
f. Kunci tanam harus terpasang kuat pada rangka daun pintu. Setelah kunci
terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya yang menempel pada
kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali.
7.2.3. Kaca
a. Bahan kaca, harus sesuai SH 0189/79 dan PBVI 1982.
b. Kaca jendela dipakai t = 5 mm dan warna sesuai dengan gambar dan
persetujuan direksi/pengawas. ex. Asahi Mas
c. Pintu kaca menggunakan kaca tempered t = 12mm dan warna sesuai dengan
gambar dan persetujuan direksi/pengawas
d. Bahan untuk cermin menggunakan Clear Float Glass, tebal 5 mm.
e. Disatu permukaannya dilapisi Chemical Deposited Silver. Permukaan harus
bebas noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak-bercak lainnya.
7.2.4. Daun Pintu + Kusen PVC Kamar mandi
Daun pintu + kusen kamar mandi terbuat dari PVC yang dijual dipasaran dengan
type dan warna atas persetujuan direksi.

7.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan


7.3.1. Pemasangan Kusen, Daun Pintu, Daun Jendela
a. Pintu dan jendela dibuat dalam beberap tipe sesuai dengan gambar rencana,
bila terdapat kelainan bentuk antara gambar keyplan dan gambar detail
Pemborong harus melaporkan kepada Pengawas.
b. Semua kusen pintu dan jendela dibuat dari aluminium dengan ukuran sesuai
gambar dan dilapisi seal dari karet mengelilingi kusen pintu dan jendela. Pada
rongga kusen pintu diberi kayu sebagai pengisi.
c. Rangka daun pintu dan jendela terbuat dari alumunium, ukuran-ukuran untuk
ambang daun pintu dan jendela sesuai gambar dan harus disetujui Pengawas.
d. Pekerjaan kusen, daun-daun pintu & jendela harus dilaksanakan dengan halus,
rapi, siku, baik dengan ukuran dan ketebalan aluminium sama dengan eksisting.
e. Frame terdiri dari Aluminium tebal 1.2–1.5 mm produk ex. Indalex atau yang
sejenis dan setara, kaca tebal 5mm, pemakaian sesuai dengan gambar
rencana, produksi dalam negeri produk Asahi Mas atau yang sejenis dan setara.
f. Seluruh pekerjaan pembuatan, penyetelan dan pemasangan kusen aluminium
harus dilaksanakan oleh ahli dalam bidangnya, berdasarkan petunjuk pabrik.
Ketepatan ukuran didasarkan pada bingkai aluminium harus menggunakan seal
berupa alur karet yang harus terjamin tidak bocor/tembus air.
g. Jika ada rongga-rongga pada pertemuan antara kusen dan pasangan bata harus
ditutup/dirapikan.
7.3.2. Pemasangan Penggantung dan Pengunci
a. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang
terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi/Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Pengajuan/penyerahan harus
disertai brosur/spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan .
b. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah.
Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantal ke
atas. Engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara dua engsel tersebut.

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 35


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

c. Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi bawah daun pintu
± 28 cm.
d. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik. Tanda pengenal anak kunci
harus dipasang sesuai dengan pintunya.
e. Penarik pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari lantai setempat.
f. Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu,
dipasang setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai gambar.
g. Pemborong diwajibkan mengajukan dalam rangkap 3 gambar rencana tata letak
dengan nomor unit masing-masing serta dalam “Key Control Schedule”
berdasarkan gambar denah arsitektur per lantai yang telah ada.
h. Di dalam schedule tersebut terlihat :
(1) Nomor-nomor pintu yang harus diberi kunci
(2) Tipe-tipe bahan atau kunci yang akan dipasang
(3) Arah pembukaan kunci

7.3.3. Pemasangan Kaca


a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan
syarat-syarat pekerjaan dalam buku ini.
b. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Direksi/ Pengawas.
c. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan
diberi tanda agar mudah diketahui. Tanda-tanda tersebut tidak boleh
menggunakan kapur, melainkan harus dibuat dari potongan kertas yang
direkatkan dengan menggunakan lem aci.
d. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat
pemotong, kaca khusus.
e. Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk ke
dalam alur kaca pada kosen.
f. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan
retak dan pecah pada sealant/tepinya, bebas dari segala noda dan bekas
goresan.
g. Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah terpasang harus
mendapat persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
h. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
digurinda/dihaluskan, hingga membentuk tembereng.
i. Pada tiap pemasangan kaca harus selalu digunakan karet kaca dan sealent
yang rata, rapi dan rapat.
j. Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan
menggunakan cairan pembersih kaca.
k. Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa melalui
kosen, harus diisi dengan lem silikon warna transparant dan hitam ex General
Electric. Cara pemasangan dan persiapan-persiapan pemasangan harus
mengikuti yang dikeluarkan pabrik.

7.4. Syarat Pemeliharaan


Pemasangan hardware yang tidak rapi dan mengalami cacat atau terkena noda pada
permukaannya harus segera diperbaiki dan dibersihkan kembali.

Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu pekerjaan


finishing lainnya. Apabila ada pekerjaan finishing yang rusak alibat perbaikan pekerjaan

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 36


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

ini maka kerusakan pekerjaan finishing tersebut harus segera diperbaiki atas biaya
pemborong.

8. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


8.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan dan alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan sampai bisa beroperasi
dengan sempurna, sampai mendapat persetujuan Direksi. Serta pengujian-pengujian
dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan dalam masa pemeliharaan.
8.1.1. Pemasangan Instalasi + lampu LED 5 watt + Fitting Downlight
8.1.2. Pemasangan Instalasi + lampu LED 14 watt + Fitting Downlight
8.1.3. Pemasangan Instalasi + stop kontak
8.1.4. Pemasangan Instalasi + saklar tunggal
8.1.5. Pemasangan Instalasi + saklar ganda
8.1.6. Pemasangan Instalasi + Panel MCB
8.2. Bahan-Bahan
8.2.1. Persyaratan Umum
a. Semua bahan dan peralatan harus baru, dan sesuai dengan syarat-syarat yang
dimaksud dalam gambar dan RKS.
b. Sebelum mendatangkan bahan / material terlebih dahulu diajukan contoh-contoh
atau brosur-brosur dan gambar kerjanya.
8.2.2. Lampu LED 14 watt, ex. Philips atau setara
8.2.3. Lampu LED 5 watt, ex. Philips atau setara
8.2.4. Stop kontak, ex. Broco atau setara
8.2.5. Stop kontak AC, ex. Broco atau setara
8.2.6. Saklar tunggal, ex. Broco atau setara
8.2.7. Saklar ganda, ex. Broco atau setara
8.2.8. Kabel NYA 6 mm, ex. Eternal atau setara.
8.2.9. Kabel NYA 2,5 mm, ex. Eternal atau setara.
8.2.10. Kabel NYM 2 x 1,5 mm, ex. Eternal atau setara.
8.2.11. Panel Box MCB, uk. 30/50.
8.2.12. Pipa-pipa instalasi dan persilangan
a. Pipa kabel digunakan pipa PVC dengan ukuran yang sesuai atau minimal
diameter 5/8”, dan tidak boleh ada sambungan kabel didalamnya. Khususnya
untuk kabel tertentu (kabel pembagi) didekat panel digunakan pipa besi yang
digalvanised.
b. Persilangan-persilangan pipa disambung dengan T doos dengan bahan PVC
dilengkapi dengan tutupnya.
c. Sambungan kabel pada persilangan terbuka ditutup dengan dop bahan keramik
atau PVC.

8.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan


8.3.1. Persyaratan Umum
a. Gambar rencana menunjukkan tata letak secara umum dari peralatan peralatan
yaitu panel panel dll. Penyesuian harus dilakukan dilapangan, jarak dan
ketinggian ditentukan oleh kondisi dilapangan.
b. Gambar pelaksanaan yang dibuat oleh Instalatir harus diserahkan kepada
Direksi setelah pekerjaan selesai, dengan segala catatannya.
c. Gambar-gambar untuk pengajuan ke PLN dan gambar gambar jaringan

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 37


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

terpasang, dibuat oleh kontraktor berdasarkan gambar rencana.


8.3.2. Perubahan atas gambar gambar rencana harus melalui persetujuan Direksi,
setelah ada pengajuan tertulis dari kontraktor.
8.3.3. Lampu SL
Pemasangan fitting lampu pijar harus kokoh menempel pada penggantungan
plafon. Apabila terletak ditengah plafon, harus dibuat perletakan yang dipakukan
pada penggantung plafon.

8.3.4. Stop Kontak (kotak kontak)


a. Seluruh stop kontak 1 phase atau 3 phase harus memiliki terminal fasa netral
dan pentanahan (grounding), yang semuanya dihubungkan dengan kabel kabel
yang sesuai ukuran dan warnanya sesuai PUIL 1987.
b. Pemasangan stop kontak tertanam didalam dinding (model inbouw)
c. Penanaman box stop kontak dalam dinding, harus kokoh, sehingga tidak mudah
tercabut, selanjutnya panel stop kontak disekrupkan pada kotak tersebut.
d. Semua kotak-kotak /stop kontak daya 1 fasa dan 3 fasa type splash proof/dust
proof, dipasang 1,50 meter dari lantai.
e. Aapabila dipasang dibawah + 125 cm harus mempergunakan tutup/kunci
pengaman (W.D).
f. Semua kotak kontak satu fasa harus mempunyai rating 10 A/16 A - 250 V/380 V.
g. Semua kotak kontak (stop kontak) daya harus menggunakan bushing.

8.3.5. Saklar.
a. Pemasangan dan penempatan jenis saklar tunggal dan skakelar ganda sesuai
gambar.
b. Pemasangan saklar tertanam didalam dinding (model inbouw).
c. Penanaman box skakelar dalam dinding, harus kokoh, sehingga tidak mudah
tercabut, selanjutnya panel saklar disekrupkan pada kotak tersebut.
d. Tinggi pemasangan kotak kontrak + 150 cm dari muka lantai.
e. Saklar harus terpasang kuat pada pada doos saklar yang khusus untuk itu.

8.3.6. Jaringan Kabel


a. Kabel-kabel yang dipergunakan sesuai ukuran, jenis yang dinyatakan dalam
gambar.

b. Kabel-kabel instalasi menggunakan warna-warna sesuai PUIL 1987 Pasal 720


E.1

Fasa Warna

R merah

S kuning

T hitam

Netral/O biru
Pentanahan kuning strip hijau

c. Pemasangan jaringan kabel didalam


d. Penanaman box skakelar dalam dinding, harus kokoh, sehingga tidak mudah

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 38


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

tercabut, selanjutnya panel skakelar disekrupkan pada kotak tersebut.


e. Tidak diijinikan adanya sambungan kabel didalam pipa.
f. Pipa yang ditanam didalam beton diusahakan sewaktu proses pengecoran beton
tidak terjadi kebocoran, sehingga adukan beton cair masuk ke dalam pipa atau
kerusakan lainnya akibat pelaksanaan pengecoran.
g. Pipa yang ditanam pada dinding harus diklem, dan kuat selama pelaksanaan
pekerjaan plesteran.
h. Pemasangan jaringan kabel ditas plafon dapat dengan cara terbuka (tanpa
melalui pipa).
i. Pemasangan jaringan terbuka, pada setiap jarak maksimal 1,00m harus
dipasang pengikat dari porselin, dan dikaitkan dengan kencang serta kabel
harus tegang.
j. Kabel kabel daya yang menuju kotak kontak (stop kontak)/skakelar dari bawah
lantai/kabel trench harus dilindungi galvanized steel conduct pipe (pipa baja
khusus instalasi listrik yang digalvanis) dan di klem.

8.3.7. Pengujian dan instalasi


a. Kontraktor harus mempersiapkan peralatan, tenaga ahli dan fasilitas lainnya
untuk menyelenggarakan serangkaian pengujian terhadap material equipment,
serta instalasinya, untuk memperlihatkam bahwa seluruh pekerjaan sudah
dilaksanakan dengan baik, memenuhi segala persyaratan dan apa apa yang
dimaksudkan.
b. Semua pengujian SLO (Sertifikat Laik Operasi) diselenggarakan atas biaya
Kontraktor dan diserahkan kepada Pemberi Kerja.
c. Biaya perbaikan atas kerusakan yang terjadi akibat pengujian menjadi
tanggungan Kontraktor.
d. Setiap bagian yang tidak sesuai dengan syarat syarat spesifikasi dan gambar
gambar harus segera diganti, tanpa membebankan ongkos tambahan kepada
Pemberi Tugas.
e. Pengujian berikut harus dilakukan untuk kabel instalasi, sebelum dan sesudah
dipasang :
f. Test insulasi, test kontinuitas, dengan disaksikan oleh Direksi dan dicatat
hasilnya.
g. Sebelum pengujian diadakan antara lain pemeriksaan berikut :
(1) Pemeriksaan apakah perlatan sudah sesuai dengan yang dimaksud.
(2) Pemeriksaan kekutan mekanis.
(3) Pemeriksaan kontinuitas rangakaian.

9. PEKERJAAN SANITASI
9.1. Lingkup Pekerjaan
9.1.1. Instalasi Pipa Air Bersih diameter 1”
9.1.2. Pemasangan Kran diameter ½” atau ¾”
9.1.3. Pemasangan Closet Jongkok
9.2. Bahan-Bahan
Sebelum mendatangkan bahan kontraktor harus mengajukan contoh bahan terlebih
dahulu kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
Secara umum warna untuk setiap pengecatan ditentukan kemudian oleh Pengguna
jasa yang telah mendapat persetujuan direksi.
10.2.1. Pipa air bersih

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 39


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

 Pipa PVC class AW


 Fitting system lem connection
 Merk, Rucika/Wafin, atau setara
10.2.2. Kran
 Merk ACR, KITZ, ONDA / setara
 diameter ½” atau ¾”
10.2.3. Closet jongkok
 Merk Toto / setara

9.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan


10.3.1. Instalasi Pipa Air Bersih diameter 1”
a. Instalasi air bersih yang dipasang dalam dinding atau dipasang ditanam
tersebut harus diberi perlindungan dari tekanan beban terutama pada
sambungan-sambungan dengan campuran semen.
b. Sedangkan untuk instalasi air bersih yang diatas plafond harus digantung
menggunakan support besi L dan hanger rood dan dipasang dengan jarak
1,2 meter.
c. Setiap sambungan pemipaan harus diberi lem yang kuat dan sebelum
diadakan penyambungan antara pipa dan fitting pipa yang sejenis harus
digerus dengan kertas gosok dan diberi lem PVC dan untuk penyambungan
pipa PP-R menggunakan alat penyambungan dengan pemanas sesuai
standart pabriknya.
d. Lokasi yang tepat dari peralatan-peralatan sanitair, floor drain, pipa-pipa
utama dan pipa-pipa cabang harus diperiksa dalam gambar-gambar
perencanaan plambing dan arsitektur dan disesuaikan dengan ukuran-
ukuran yang diberikan oleh pabrik pembuat alat-alat tersebut.
e. Pelaksanaan pemasangaan harus direncanakan dengan baik dan semua
pembongkaran bagian-bagian bangunan lainnya hanya boleh dilakukan
setelah ada ijin tertulis dari Pemberi Tugas/ Penyedia Jasa Konsultansi
Pengawasan. Gambar-gambar pemasangan instalasi secara mendetail
harus dibuat oleh Penyedia Jasa Konstruksi, sementara penyambungan
struktur bangunan dilaksanakan. Hal ini agar dapat diketahui dengan tepat
letak/ ukuran lubang-lubang pada dinding dan lantai yang diperlukan untuk
lewatnya pipa-pipa. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas
ukuran/ dimensi dan lokasi lubang-lubang tersebut dan apabila perlu harus
melakukan pembobolan/ penambahan tanpa tambahan biaya.
f. Setelah semua peralatan terpasang, Penyedia Jasa Konstruksi wajib
menjaga agar peralatan tersebut bersih dan berfungsi dengan baik sampai
diserahkan kepada pemilik proyek.

10.3.2. Pemasangan Kran diameter ½” atau ¾”


a. Kran yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, tanpa cacat
dan telah disetujui Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan
b. Kran dipasang pada pipa-pipa air bersih dengan kuat, rapi, tidak bocor, letak
serta ketinggian sesuai ketentuan dalam gambar atau petunjuk Penyedia
Jasa Konsultansi Pengawasan

10.3.3. Pemasangan Closet Jongkok


a. Closet Jongkok yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik,
tanpa cacat dan telah disetujui Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan
b. Pemasangan semua peralatan/perlengkapan saniter harus dilakukan oleh
ahli pemasangan barang sanitair yang berpengalaman. Pengerjaan harus
dilakukan dengan hati-hati dan sangat rapi.

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 40


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

c. Semua sambungan harus kedap air dan udara. Bahan penutup sambungan
tidak diijinkan.
d. Cat,vernis, dempul dan lainnya tidak diijinkan dipasang pada bidang-bidang
pertemuan sambungan sampai semua sambungan dipasang kuat dan diuji.
e. Semua saluraneksposkeperlengkapan sanitasi harus diselesaikan
sedemikian rupa sehingga tampak bersih dan rapih dan sesuai ketentuan
Gambar Kerja dan petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat

10. PEKERJAAN FINISHING


10.1. Lingkup Pekerjaan
10.1.1. Pengecatan dinding luar
10.1.2. Pengecatan dinding dalam
10.1.3. Pengecatan plafond
10.2. Bahan-Bahan
Sebelum mendatangkan bahan kontraktor harus mengajukan contoh bahan terlebih
dahulu kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
Secara umum warna untuk setiap pengecatan ditentukan kemudian oleh Pengguna
jasa yang telah mendapat persetujuan direksi.
10.2.4. Cat Tembok
 Cat penutup tembok ex Catylac atau setara.
 Cat dasar tembok ex Catylac atau setara.
10.2.5. Plituran
 Untuk plituran dapat memakai ICI Timber Glow Clear Finish Satin A 291 -
3138 (DOOF), atau plitur buatan sendiri dengan kualitas baik.
10.2.6. Coating
 Coating batu alam setara merk Nippon Stoneshield Gloss atau Nippon
Stoneshield Matt
10.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
10.3.4. Pengecatan Tembok (luar & dalam) / Plafond
a. Permukaan-permukaan tembok yang cacat atau tidak rata harus diperbaiki
terlebih dahulu dengan bahan-bahan yang sama dengan dindingnya, baru
dilaksanakan plamuran tembok dengan bahan yang telah disetujui oleh
Pemberi tugas sampai rata dan halus.
b. Setelah plamuran betul-betul kering, maka plamuran diamplas sampai halus
dan dibersihkan dari debu yang menempel.
c. Setelah percobaan warna disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka dilakukan
pengecatan dengan roller minimal 3 (tiga) kali pengecatan pada setiap
bidang.
d. Untuk warna-warna sejenis, Penyedia jasa diharuskan menggunakan kaleng-
kaleng dengan nomor pencampuran yang sama dari pabrik.
e. Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk harus utuh, rata dan
tidak ada bagian-bagian yang belang dan bidang cat dijaga terhadap
pengotoran-pengotoran.
f. Proses pengecatan plafond sama dengan proses pengecatan dinding.

10.3.5. Pengerokan cat dinding lama


Pengerokan cat dinding lama dapat dilakukan setelah dapat persetujuan dari
Direksi Pekerjaan atau Pengawas Lapanga

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 41


PPK KETATALAKSANAAN Rehabilitasi Mess / Wisma PKSA di Kediri
SATKER BBWS BRANTAS BBWS Brantas

11. PENUTUP
Apabila baik dalam gambar maupun dalam RKS belum tersebutkan suatu detail
komponen bangunan, tetapi dari segi fungsi maupun konstruksi hal itu harus ada,
maka menjadi kewajiban Kontraktor untuk menyelenggarakannya.

Untuk hal tersebut diatas tidak diterima permohonan untuk menambah harga
borongan. dengan demikian harus dianggap bahwa penawaran adalah untuk
melaksanakan suatu pekerjaan yang secara teknis maupun fungsinya dapat
dipertanggung jawabkan.

Hal hal lain yang belum tercantum dalam peraturan dan syarat syarat ini, akan diatur
kemudian secara musyawarah berdasarkan dan peraturan perauran lain yang lazim
dipergunakan dalam suatu pekerjaan Pemborongan bangunan sepanjang tidak
bertentangan dengan Rencana Kerja dan Syarat syarat ini.

Surabaya, Juni 2020


Dibuat Oleh,
Konsultan Perencana

Arif Suparnan, ST.

TAHUN ANGGARAN 2020 ST - 42


U
4.00

5.29 3.00 3.00 3.18 3.18

2.55
2.90

R. TIDUR R. TIDUR R. TIDUR


R. TIDUR

1.50
TERAS
2.65

R. TIDUR

3.73
R. TAMU
TERAS
3.45

13.20
6.45
TERAS
15.25

3.35

R. TIDUR

3.33
3.35

2.55
R. TIDUR
KM/WC KM/WC
2.20

3.50
2.90 1.90 4.50 2.00 1.60 5.75

15.90

18.65

NAMA GAMBAR

DENAH
DENAH
Skala 1 : 100
-
TANGGAL NO. KONTRAK

- -
+ 5.36
+ 5.05

+ 3.70
+ 3.40

+ 1.00

+ 0.20
+ 0.00

TAMPAK DEPAN
Skala 1 : 100

+ 5.36
+ 5.05

+ 3.70
+ 3.40

+ 1.00

+ 0.20
+ 0.00

TAMPAK BELAKANG
Skala 1 : 100

NAMA GAMBAR

GAMBAR TAMPAK

-
TANGGAL NO. KONTRAK

- -
+ 5.36
+ 5.05

+ 3.70
+ 3.40

+ 1.00

+ 0.20
+ 0.00

TAMPAK KANAN
Skala 1 : 100

+ 5.36
+ 5.05

+ 3.70
+ 3.40

+ 1.00

+ 0.20
+ 0.00

TAMPAK KIRI
Skala 1 : 100

NAMA GAMBAR

GAMBAR TAMPAK

-
TANGGAL NO. KONTRAK

- -
3.36
17.84
8.04 U
5.75

28
3.

4.64
5.54
15.14

15.14
1.90 10.19 5.75

DENAH ATAP
`
Skala 1 : 100 NAMA GAMBAR

DENAH ATAP

-
TANGGAL NO. KONTRAK

- -
4.00

5.29 3.00 3.00 3.18 3.18

2.55
2.90

P. 1 PJ. 1 PJ. 1
PJ. 2

1.50
2.65

3.73
3.45

P. 1
PJ. 2

13.20
6.45
15.25

3.35

J. 1
J. 2

3.33
P. 1

P. 1

P. 1 P. 1
3.35

J. 2

2.55
JR JR
2.20

3.50
2.90 1.90 4.50 2.00 1.60 5.75

15.90

18.65

NAMA GAMBAR

DENAH
DENAH PINTU & JENDELA
Skala 1 : 100
-
TANGGAL NO. KONTRAK

- -
U

5.29 3.00 4.00 3.18 3.18

R. TIDUR
R. TIDUR R. TIDUR

2.55
2.90

R. TIDUR

1.50
R. TIDUR TERAS

R. TAMU
TERAS
3.45

KETERANGAN

SL 20 Watt = 9 bh

SL 5 Watt = 2 bh

SL 14 Watt = 5 bh

STOP KONTAK = 7 bh

SAKLAR TUNGGAL = 9 bh

6.45
TERAS
15.25

SAKLAR GANDA = 3 bh

PANEL MCB = 1 bh
3.35

R. TIDUR
3.35

2.55
R. TIDUR
KM/WC KM/WC
2.20

2.90 1.90 4.50 2.00 1.60 5.75

18.65 `

NAMA GAMBAR

DENAH INSTALASI LISTRIK


DENAH INSTALASI LISTRIK
Skala 1 : 100
-
TANGGAL NO. KONTRAK

- -
U
4.00

5.29 3.00 3.00 3.18 3.18

2.55
2.90

R. TIDUR R. TIDUR R. TIDUR


R. TIDUR

1.50
TERAS
2.65

R. TIDUR

3.73
R. TAMU
TERAS
3.45

KERAMIK uk. 40x40

KERAMIK uk. 30x30

13.20
KERAMIK uk. 25x25

6.45
TERAS
15.25

3.35

R. TIDUR

3.33
3.35

2.55
R. TIDUR
KM/WC KM/WC
2.20

3.50
2.90 1.90 4.50 2.00 1.60 5.75

15.90

18.65

NAMA GAMBAR

DENAH
DENAH KERAMIK
Skala 1 : 100
-
TANGGAL NO. KONTRAK

- -
5.29 3.00 4.00 3.18 3.18 U
A2 15/15 A2 15/15 A2 15/15 A2 15/15 A2 15/15

2.55
2.90

Kp Kp
A2 15/15 A2 15/15 A2 15/15

1.50
Kp
A2 15/15 A2 15/15
3.45

Kp
A2 15/15

Kp
A2 15/15 A2 15/15
A2 15/15

6.45
15.25

3.35

Kp Kp
A2 15/15

Kp
A2 15/15 A2 15/15
3.35

2.55
A2 15/15 A2 15/15 A2 15/15 A2 15/15
2.20

2.90 1.90 4.50 2.00 1.60 5.75

18.65

DENAH TITIK KOLOM


Skala 1 : 100

NAMA GAMBAR

DENAH TITIK KOLOM

-
TANGGAL NO. KONTRAK

- -
5.29 3.00 4.00 3.18 3.18
U
B2 B2 B2 B2

2.55
2.90

B2 B2 B2
B2 B2

B2 B2 B2

1.50
B2

B2
3.45

B2 B2

B2

B2

6.45
15.25

B2
3.35

B2 B2

B2 B2

B2

B2
3.35

B2 B2

2.55
B2 B2

B2 B2 B2
2.20

2.90 1.90 4.50 2.00 1.60 5.75

18.65

DENAH BALOK
Skala 1 : 100

NAMA GAMBAR

DENAH BALOK

-
TANGGAL NO. KONTRAK

- -
+ 5.36
+ 5.05

+ 3.70
+ 3.40

+ 1.00

+ 0.20
+ 0.00

PEMASANGAN PAGAR TAMPAK DEPAN


Skala 1 : 100

+ 5.36
+ 5.05

+ 3.70
+ 3.40

+ 1.00

+ 0.20
+ 0.00

PEMASANGAN PAGAR TAMPAK KANAN


Skala 1 : 100

NAMA GAMBAR
GAMBAR TAMPAK
PEMASANGAN PAGAR

-
TANGGAL NO. KONTRAK

- -
1.88 2.68
1.08 1.08
1.08

1.90

1.90
2.67

2.67

2.67

2.67
2.67
2.11
0.95
0.95 0.80 0.95 1.60

PJ. 1 PJ. 2 P. 1

1.73
0.77 0.89
0.55

1.63
1.63

JR

J. 1 J. 2

NAMA GAMBAR

DENAH
DETAIL KUSEN, PINTU DAN JENDELA
Skala 1 : 50
-
TANGGAL NO. KONTRAK

- -

Anda mungkin juga menyukai