IDENTITAS BUKU
Judul : Metode Penelitian Kuantitas, Kualitatif, dan R&D
Penulis : Prof. Dr. Sugiyono
Penerbit : Alfabet, CV Bandung
Cetakan : XXIII
Terbit : April 2016
ISBN : 979-8433-64-0
B. Jenis-jenis Penelitian
Jenis-jenis metode penelitian dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan dan
tingkat kealamiahan dari obyek yang diteliti. Berdasarkan tujuan, metode penelitian
dapat dibagi menjadi tiga yaitu penelitian dasar, penelitian terapan, dan penelitian
pengembangan. Sedangkan berdasarkan tingkat kealamiahan dibagi menjadi metode
eksperimen, survey, dan naturalistik. Hubungan yang terjadi diantara penelitian dasar
dengan penelitian terapan yaitu penelitian dasar dilakukan untuk mengembangkan
suatu teori yang ditemukan untuk kemudian diterapkan dengan melakukan penelitian
terapan.
September 2019
hipotesis atau ilmu baru. Hasil dari penelitian metode ini harus menghasilkan
informasi yang bermakna.
E. Kapan Metode Kuantitatif dan Kualitatif digunakan
Kapan kedua metode ini digunakan ? kedua metode peneltian ini saling
melengkapi satu sama lain dan memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing.
Kedua metode penelitian ini dapat digunakan ketika:
1. Metode Kuantitatif
a. Masalah merupakan titik tolak sudah jelas, antara penyimpangan yang
seharusnya dengan praktek sudah jelas.
b. Bila peneliti mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi. Apabila
populasi terlalu luas maka dapat menggunakan sampel.
c. Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain.
d. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian.
e. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang
terjadi dan dapat diukur.
f. Bila ingin menguji terhadap keraguan tentang valid tidaknya pengetahuan,
teori dan produk.
2. Metode Kualitatif
a. Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang.
b. Untuk memahami makna di balik data yang tampak, seperti gejala sosial yang
sering tidak bisa dipahami.
c. Untuk memahami interaksi sosial yang bersifat kompleks.
d. Memahmai perasaan seseorang.
e. Untuk mengembangkan teori melalui data yang diperoleh melalui lapangan.
f. Untuk memastikan kebenaran data, seperti data sosial yang sulit dipastikan
kebenarannya.
g. Meneliti sejarah perkembangan atau masalah yang memiliki waktu periode.
F. Jangka waktu Penelitian Kualitatif
Jangka waktu yang dimaksud dalam bab ini adalah waktu yang dibutuhkan
dalam melakukan penelitian. Pada umunya waktu yang dibutuhkan dalam melakukan
penelitian dengan metode kualitataif memerlukan waktu yang lebih lama karena
tujuan penelitian kualitatif bersifat penemuan. Lama tidaknya waktu yang dibutuhkan
ini bergantung pada tersedia tidaknya sumber data yang dibutuhkan, cakupan
penelitian, dan bagimana peneliti mengatur waktu yang digunakan dalam setiap
harinya.
G. Apakah Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dapat digabungkan
Masing-masing dari metode penelitian ini memiliki kegunaan fungsi yang
berbeda. Dimana metode kuantitaif lebih cocok digunakan pada jenis masalah yang
terlihat jelas, sedangkan metode penelitian kualitatif lebih cocok digunakan pada sifat
masalah yang belum jelas atau remang-remang. Sehingga dari perbedaan keduanya
sangat sulit jika harus digunakan secara bersamaan.
Kedua metode ini dapat digabungkan dengan beberapa syarat, diantaranya
yaitu:
1. Untuk meneliti obyek yang sama, tetapi tujuan yang berbeda. Metode kualitatif
untuk menemukan hipotesis dan kuantitatif untuk menguji hipotesis.
2. Digunakan secara bergantian, dimana tahap pertama mengggunakan metode
kualitatif untuk menemukan hipotesis, selanjutnya hipotesis diuji dengan
kuantitatif.
September 2019
menjawab rumusan masalah dan hipotesis. Langkah selnajutnya yaitu, data yang sudah
dianalisis disajikan dalam pembahasan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi,
grafik garis, batang, diagram lingkaran dan pictogram. Dari hasil pembahasan maka peneliti
melakuka kesimpulan dimana kesimpulan ini merupakan jawaban singkat dari rumusan
maslah. Langkah terkahir yang harus dilakukan seorang peneliti adalah memberikan saran,
hal ini karena tujuan dari penelitian adalah untuk memecahkan masalah. Apabila hipotesis
tidak terbukti, maka harus dilakukan pengecekkan, apakah terdapat kesalahan dalam teori,
instrumen penelitian, pengumpulan data, analisis data, atau rumusan masalah.
B. Masalah
Masalah adalah kesenjangan anatara yang diharapkan dengan yang terjadi (fakta)..
Seseorang yang melakukan penelitian pasti memiliki masalah yang harus dipecahkan. Setiap
penelitian yang dilakukan harus bernagkat dari sebuah permasalahan, dimana antara
keharusan dan kenyataan tidak sesuai. Untuk menentukan masalah yang akan diteliti dapat
dilakukan dengan menemukan sumber masalah. Dimana sesuatu dikatakan masalah jika
terdapat penyimpangan antara keharusan dan kenyataan, penyimpangan antara yang
direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan adanya kompetensi.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui
pengumpulan data. Dibuat dengan didasarkan masalah yang diteliti. Bila dilihat dingkat
eksplaninya rumusan masalah ada 3 yaitu
1. Deskriptif (berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, satu
variabel atau lebih yang berdiri sendiri dan tidak menayakan perbandingan atau hubungan
variabel).
2. Komparatif (membandingkan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel berbeda,
atau waktu yang berbeda).
3. Assosiatif (menanyakan hubungan dua variabel atau lebih) terdapat tiga hubungan yaitu
a. Hubungan simetris
Suatu hubungan dua variabel atau lebih yang kebetulan munculnya bersamaan, jadi bukan
hubungan kausal.
b. Hubungan kausal
c. Adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Terdapat variabel independen dengan
dependen.
d. Hubungan interaktif/resiprocal/timbal balik
Hubungan yang saling mempengaruhi dan tidak dapat diketahui antara variabel
independen dengan dependen.
D. Variabel Penelitian
Objek penelitian atau konsep yang dapat diukur. Macam-macam variabel yaitu variabel
independen/bebas (penyebab), variabel dependen/terikat (yang dipengaruhi), variabel
moderator (yang mempengaruhi dalam memperkuat/memperlemah hubungan kedua
variabel), variabel intervening (mempengaruhi hubungan variabel independen dengan
dependen menjadi tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur), dan variabel kontrol
(variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan, digunakan pada penelitian yang bersifat
membandingkan).
E. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian adalah pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang
akan diteliti, sekaligus menunjukkan hubungan antar variabel, mencerminkan jenis dan
jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk
merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik statistik yang akan digunakan.
Berikut bentuk paradigma dalam penelitian kuantitatif khususnya untuk penelitian survey:
1. Paradigma sederhana (terdiri dari satu variabel independen dan dependen)
September 2019
2. Paradigma sederhana (terdiri dari dua variabel independen dan dependen, tetapi
hubungannya masih sederhana)
3. Paradigma ganda dengan dua variabel independen
4. Paradigma ganda dengan tiga variabel independen
5. Paradigma ganda dengan dua variabel dependen
6. Paradigma ganda dengan dua variabel independen dan dua veriabel dependen
7. Paradigma jalur
F. Menemukan Masalah
Untuk menemukan masalah dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis masalah,
yaitu dengan pohon masalah.
yang diteliti. Jumlah kelompok teori ditentukan pada luasnya permasalahan dan secara
teknis tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Semakin banyak variabel yang
diteliti, maka semakin banyak teori yang dikemukakan.
Teori yang dideskripsikan dalam proposal maupun laporan penelitian akan menjadi
indikator apakah peneliti menguasai teori dan konteks yang diteliti atau tidak. Deskripsi
tersebut berupa variabel yang dipaparkan definisinya, kedudukan, dan hubungan antar
variabel.
Sumber bacaan yang baik terdapat tiga kriteria, yaitu relevansi, kelengkapan, dan
kemukhtahiran (kecuali penelitian sejarah, karena menggunakan sumber bacaan lama).
Relevansi berkenaan dengan kecocokan antara variabel yang diteliti dengan teori yang
dikemukakan. Dapat dilihat dengan sumber bacaan yang permasalahan, teori yang
digunakan, waktu, tempat, sampel, metode, analisis, kesimpulan, dan saran penelitian
yang sama. Misalnya: peneliti pertama melakukan penelitian mitigasi bencana di daerah
rawan banjir Jawa Timur, maka peneliti kedua dapat menggunakan referensi hasil
penelitian yang pertama ketika melakukan penelitian yang sama di Jawa Barat. Langkah
melakukan pendeskripsian teori:
1. Tetapkan nama dan jumlah variabel
2. Cari sumber bacaan
3. Lihat daftar isi dan pilih topik yang relevan dengan variabel
4. Cari definisi tiap variabel dengan tepat dan simpulkan
5. Baca seluruh isi topik sumber bacaan yang sesuai variabel, lakukan analisa,
renungkan, dan buat rumusan dengan bahasa sendiri dari tiap sumber data
6. Deskripsikan teori yang telah dibaca dengan bahasa sendiri. sumber bacaan yang
dikutip sebagai landasan teori harus dicantumkan.
E. Kerangka Berpikir
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan
dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting (Uma
Sekaran, 1992). Dalam penelitian kerangka berfikir harus diungkapkan ketika variabelnya
dua atau lebih. Semua variabel djelaskan hubungannya, baik variabel independen,
dependen, moderat, dan intervening. Penelitian dengan menggunakan dua atau lebih
variabel biasanya merumuskan hipotesis berbentuk komparasi maupun hubungan.
Sehingga dengan itu perlu mengemukakan kerangka berfikir. Dalam langkah menusun
kerangka berfikir kan menghasilkan hipotesis.
Peneliti harus menguasai teori sebagai dasar pendukung argumentasi menyusun
kerangka pemikiran sehingga menghasilkan hipotesis. Kerangka pemikir merupakan
penjelasan sementara tentang objek permasalahan penelitian. Kerangka berfikir adalah
sintesa tentang hubungan antar variabel. Berdasarkan teori yang dideskripsikan
selanjutnya dianalisis kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang
hubungan variabelnya, lalu dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis. Proses
penyusunan kerangka berfikir untuk merumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Menetapkan variabel yang diteliti
2. Membaca buku dan hasil penelitian (HP)
3. Deskripsi teori dan HP
4. Analisis kritis terhadap teori dan HP
5. Analisa komparatif terhadap teori dan HP (peneliti dengan membandingkan teori atau
hasil penelitian maka akan dapat memadukan teori atau bahkan dapat mereduksi bila
dipandang terlalu luas)
6. Sintesa kesimpulan (kesimpulan sementara)
7. Kerangka berfikir (dibagi menjadi dua yaitu kerangka berfikir asosiatif (hubungan)
dan komparatif (perbandingan).
September 2019
8. Hipotesis
Kerangka berfikir yang baik (Uma Sekaran, 1992):
1. Variabel yang diteliti harus jelas
2. Diskusi dalam kerangka berfikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan
pertautan/hubungan antar variabel dan ada teori yang mendasari
3. Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar
variabel positif atau negatif, berbentuk simetris, kausal atau interaktif (timbal balik)
4. Kerangka berfikir selanjutnya dinyatakan dalam bentuk diagram (paradigma
penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka pikir yang dikemukakan
dalam penelitian.
F. Hipotesis
Tidak semua penelitian menggunkan kerangka berfikir. Perumusan hipotesis langka
yang ketika setelah landasan teori dan kerangka berfikir. Penelitian eksploratif dan
deskriptif sering tidak menggunakan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban semntara
(disebut demikian karena masih berupa jawaban berdasarkan teori yang relevan dan
belum dilakukan pengumpulan data dalam memperoleh fakta-fakta empiris) terhadap
rumusan masalah. Sehingga hipotesi merupakan jawaban teoritis bukan empirik.
Penggunaan hipotesis pada penelitian kuantitatif. Peneitian kualitatif tidak menggunkan
hipotesis justru disitu ditemukan hipotesis sehingga akan diuji oleh penelitian kuantitatif.
Hipotesis dibedakan menjadi dua yaitu hipotesis penelitian dan hipotesis statistik.
Pengertian hipotesis penelitian yang disebutkan diatas sedangkan hipotesis statistik
adalahpenelitian yang bekerja dengan sampel, jika tidak menggunakan sampel maka tidak
asa hipotesis statistik. Hipotesis yang akan diuji dinamakan hipotesis kerja (hipotesis yng
disusun dengan teori yang handal) dinyatakan dalam kalimat positif, sedangkan yang
tidak diuji dinamai hipotesis nol (nihil), yaitu hipotesis yang dirumuskan oleh teori yang
diragukan kehandalannya dan dinyatakan dalam kalimat negatif
Dugaan apakah data sampel dapat diberlakukan ke populasi dinamakan hipotesis
statistik. Hipotesis ini digunakan untuk menguji hipotesis penelitian sampel dapat berlaku
untuk populasi atau tidak. Dalam hal ini juga akan dikenal istilah signifikan artinya
hipotesis penelitian yang terbukti pada sampel (baik deskriptif, komparatif, maupun
asosiatif) dapat diberlakukan ke populasi. Jadi hipotesis ini yang akan memutuskan
signifikansi. Teknik statistik yang digunakan adalah statistik inferensial sedangkan
statistika untuk menguji populasi diebut statistika deskripsi. Dalam statistik juga ada dua
hipotesis yaitu hipotesis kerja dengan hipotesis alternatif (tidak sama dengan hipotesis
kerja).
Dalam hipotesis statistik yang diuji adalah hipotesis nol (hipotesis yang menyatakan
tidak ada perbedaan antara data sempel dengan data populasi atau satistik dengan
parameter). Dilakukan uji hipotesis nol karena itu harapan peneliti yaitu tidak ada
perbedaan. Parameter adalah ukuran berkenaan populasi, sedangkan statistik adalah
ukuran yanng berkenaan sampel.
1. Bentuk-bentuk hipotesis
Bentuk hipotesis sangat terkait dengan rumusan masalah. Maka hipotesis juga dibagi
menjadi 3 seperti rumusan masalah.
a. Hipotesis deskriptif
Rumusan hipotesi deskriptif lebih didasarkan pada pengamatan pendahuluan terhadap
objek yang diteliti. Berkenaan dengan variabel mandiri.
b. Hipotesis komparatif
Jawaban sementara rumusan masalah komparatif. Rumusannya sama tetapi populasi
dan sampelnya berbeda atau keadaan waktu itu terjadi pada waktu yang berbeda.
c. Hipotesis assosiatif
September 2019
Hipotesis ini jawaban rumusan assosiatif yang menanyakan hubungan dua variabel
atau lebih.
2. Paradigma penelitian, rumusan masalah, dan hipotesis
Paradigma dapat digunakan sebagai panduan merumuskan masalah dan hipotesis
penelitian selanjutnya juga dapat digunakan sebagai panduan pengumpulan data dan
analisis. Pada setiap paradigma minimal terdapat satu rumusan masalah, yaitu masalah
deskritif. Instrumen penelitian ditentukan banyaknya variabel yang diteliti.
3. Karakteristik hipotesis yang baik
a. Meupakan dugaan yang berupa hipotesis deskriptif, komparatif, dan assosiatif.
Namun pada umumnya hipotesis deskriptif tidak dirumuskan.
b. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas jadi tidak menimbulkan penafsiran
c. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah