Anda di halaman 1dari 10

September 2019

Nama : Kusuma Dewi


Nim : 170721636583
Offering :K
Angkatan : 2017
Prodi : S1 Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Malang
Matakuliah : Metodologi Penelitian Terapan

RESENSI BAB 1-3


Sugiyono. 2015. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta

IDENTITAS BUKU
Judul : Metode Penelitian Kuantitas, Kualitatif, dan R&D
Penulis : Prof. Dr. Sugiyono
Penerbit : Alfabet, CV Bandung
Cetakan : XXIII
Terbit : April 2016
ISBN : 979-8433-64-0

BAGIAN I PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF


BAB 1 PERSPEKTIF METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF
A. Pengertian Metode Penelitian
Metode peneltian pada dasarnya adalah sebuah cara yang ilmiah yang
digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu. Empat kunci
yang menjadi hal penting dalam metode penelitian adalah cara ilmiah, data, tujuan,
dan kegunaan. Cara ilmiah sendiri adalah kegiatan penelitian yang didasarkan pada
suatu hal yang bersifat rasional (masuk akal), empiris (dapat diamati oleh indra
manusia), dan juga sistematis (secara berurutan berdasarkan langkah-langkah
tertentu).
Data yang diperoleh dalam penelitian haruslah data yang bersifat empiris dan
juga valid. Data bersifat valid adalah data yang diperoleh derajat ketepatannya.
Tujuan dan kegunaan dari penelitian ini berupa penemuan (baru/belum pernah
ditemui), pembuktian (membuktikan adanya keraguan), dan pengembangan
(memperluas pengetahuan). Dengan adanya sebuah penelitian, maka hasil dari
penelitian itu sendiri dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi suatu permasalahan.

B. Jenis-jenis Penelitian
Jenis-jenis metode penelitian dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan dan
tingkat kealamiahan dari obyek yang diteliti. Berdasarkan tujuan, metode penelitian
dapat dibagi menjadi tiga yaitu penelitian dasar, penelitian terapan, dan penelitian
pengembangan. Sedangkan berdasarkan tingkat kealamiahan dibagi menjadi metode
eksperimen, survey, dan naturalistik. Hubungan yang terjadi diantara penelitian dasar
dengan penelitian terapan yaitu penelitian dasar dilakukan untuk mengembangkan
suatu teori yang ditemukan untuk kemudian diterapkan dengan melakukan penelitian
terapan.
September 2019

Salah satu tokoh dalam bidang pendidikan juga mengungkapkan tentang


penelitian dan pengembangan, dimana hal ini digunakan untuk mengembangkan
produk-produk yang digunakan dalam dunia pendidikan.
Penelitian dan pengembangan merupakan jembatan yang meghubungkan
antara penelitian dasar dan penelitian terapan. Dimana penelitian dasar memiliki
tujuan untuk menemukan pengetahuan secara praktis untuk kemudian dapat
diaplikasikan. Meski penelitian terapan juga digunakan untuk mengembangkan
produk yang dapat digunakan untuk mengembangkan bidang pendidikan.
Selain yang telah disebutkan diatas, juga terdapat penelitian R&D atau
penelitian Research and Development. Penelitian ini dilakukan untuk menemukan
atau menghasilkan produk yang bersifat hipotik atau hak milik atas benda. Dari hasil
penelitian ini, untuk menguji hasil produknya maka dilakukan dengan penelitian
eksperimen.
C. Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Dalam subbab ini dijelaskan bahwa metode penelitian kuantitaif dan kualitatif
merupakan suatu metode yang tradisional dan metode modern yang digunakan dalam
penelitian. Penamaan dari kedua jenis penelitian ini dikarenakan metode kuantitatif
sudah digunakan sejak lama, sehingga menjadi sebuah tradisi dalam melakukan
penelitian. Sedangkan metode kualitatif menjadi metode baru karena popularitasnya
terjadi belum lama.
Metode kuantitatif dapat digunakan dalam meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data, instrumen penelitian, analisis data, dan bersifat kuantitatif
atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Metode
kuantitatif ini berlandaskan pada filsafat positivisme yang bersifat sebab akibat.
Metode penelitian kualitatif biasanya disebut dengan metode penelitian
naturalistik. Hal ini karena penelitian yang dilakukan pada kondisi yang alamiah.
Metode kualitataif ini berdasarkan pada filsafat postpositivisme atau hal-hal yang
bersifat alamiah. Hasil dari penelitian ini lebih menekankan pada maknanya.
D. Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Dalam sub bab ini dijelaskan perbedaan antara metode penelitian kuantitatif
dan kualitatif. Tiga hal utama yang dapat diketahui dari perbedaan kedua metode ini
adalah perbedaan aksioma, proses penelitian, dan karakteristik penelitian.
1. Perbedaan Aksioma (pandangan dasar)
a. Sifat Realitas
Dalam melakukan sebuah penelitian dengan kedua metode ini
memiliki cara pandang yang berbeda. Bahwa dalam metode penelitian
kuantitatif sebuah realitas adalah suatu hal yang bersifat konkrit atau dapat
diamati dengan panca indra, dapat dipandang bentuk dan warnanya.
Sedangkan dalam metode kualitatif lebih bersifat dinamis dan merupakan
hasil dari konstruksi dan pemahaman.
b. Hubungan Peneliti dengan yang diteliti
Penelitian kuantitatif dalam hubungan antara peneliti dan objek yang
diteliti ini memiliki sifat independen dan data diperoleh melalui teknik
kuisioner serta tidak memandang siapa yang diteliti. Sedangkan kualitatif
bersifat interaktif dengan data diperoleh melalui observasi dan juga
wawancara. Hubungan yang terjadi diantaranya harus saling mengenal untuk
mendapat sebuah makna.
c. Hubungan antar Variabel
September 2019

Hubungan yang terjadi dalam penelitian metode kuantitatif adalah


hubungan sebab akibat, sedangkan pada metode kualitatif bersifat timbal
balik atau interaktif.
d. Kemungkinan Generalisasi
Kemungkinan generalisasi dalam metode penelitian kuantitatif ini
dapat bersifat generalisasi atau data yang diteliti lebih menekankan pada
keluasan informasi dari populasi dan sampel yang digunakan. Sedangkan
pada metode kualitatif tidak ada generalisasi melainkan dalam penelitiannya
dilakukan secara mendalam. Hasil penelitian ini juga akan dapat digunakan
dalam penelitian lainnya ketika kasus di tempat lain sama.
e. Peranan Nilai
Dalam penelitian metode kualitataif antara peneliti dengan sumber data
terjadi interaksi. Masing-masing dari peneliti dan sumber data memiliki latar
belakang dan pandangan yang berbeda-beda. Sehingga dalam pengumpulan
data akan saling terikat oleh nilai masing-masing. Sedangkan pada metode
kuantitatif, antara peneliti dan sumber data tidak terjadi interaksi sehingga
terbebas dari nilai-nilai yang dibawa peneliti maupun sumber data.
2. Karaktersitik Penelitian
Dalam sub bab ini dijelaskan mengenai karakteristik penelitian menurut
beberapa ahli, seperti Bogdan and Biklen (1982) yang mengatakan bahwa
penelitian kualitatif memiliki ciri yaitu, dilakukan pada kondisi alamiah, bersifat
deskriptif, lebih menekankan pada proses, analisis data dilakukan secara
induktif, dan lebih menekankan pada makna.
3. Proses Penelitian
a. Proses Penelitian Kuantitatif
Sebuah masalah tidak akan terpecahkan jika masalah tidak digali.
Dalam sub bab ini dijelaskan proses dari penelitian kuantitaif, yaitu peneliti
diharuskan membaca referensi dan juga menguasai teori, untuk selanjutnya
ditentukan rumusan masalahnya. Dari rumusan masalah yang telah
ditentukan maka peneliti harus membuat hipotesis dari penelitian yang akan
dilakukan. Untuk memahami hipotesis peneliti harus memilih metode yang
sesuai dan harus memperhatikan dana dan waktu. Setelah metode penelitian
ditentukan maka langkah peneliti selanjutnya adalah dengan memuat
instrumen penelitian untuk pengumpulan data melalui populasi maupun
sampel. Instrumen dapat berbentuk test, angket atau koesioner. Setelah data
diperoleh maka langkah selanjutnya peneliti menganalisis rumusan masalah
dan menguji hipotesis yang diajukan ditolak ataukah diterima. Langkah
terakhir yang dilakukan peneliti adalah membuat kesimpulan yang
merupakan jawaban dari rumusan masalah.
b. Proses Penelitian Kualitatif
Dalam sub bab ini dijelaskan proses dari penelitian kualitatif, dimana
peneliti yang melakukan penelitian dengan metode ini akan melalui tahap
orientasi atau deskripsi. Peneliti akan melihat, mendengar, dan merasakan
suatu masalah. Peneliti akan mengetahui informasi sepintas. Tahap kedua
yang dilakukan peneliti adalah tahap reduksi atau fokus. Tahap ini dilakukan
peneliti untuk menentukan mana masalah yang menarik, penting, berguna
dan bersifat baru untuk diteliti. Tahap ketiga yang dilakukan peneliti adalah
tahap seleksi, dimana peneliti menyeleksi masalah untuk lebih rinci. Dari
hasil selesi ini peneliti akan menemukan tema untuk kemudian menentukan
September 2019

hipotesis atau ilmu baru. Hasil dari penelitian metode ini harus menghasilkan
informasi yang bermakna.
E. Kapan Metode Kuantitatif dan Kualitatif digunakan
Kapan kedua metode ini digunakan ? kedua metode peneltian ini saling
melengkapi satu sama lain dan memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing.
Kedua metode penelitian ini dapat digunakan ketika:
1. Metode Kuantitatif
a. Masalah merupakan titik tolak sudah jelas, antara penyimpangan yang
seharusnya dengan praktek sudah jelas.
b. Bila peneliti mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi. Apabila
populasi terlalu luas maka dapat menggunakan sampel.
c. Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain.
d. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian.
e. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang
terjadi dan dapat diukur.
f. Bila ingin menguji terhadap keraguan tentang valid tidaknya pengetahuan,
teori dan produk.
2. Metode Kualitatif
a. Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang.
b. Untuk memahami makna di balik data yang tampak, seperti gejala sosial yang
sering tidak bisa dipahami.
c. Untuk memahami interaksi sosial yang bersifat kompleks.
d. Memahmai perasaan seseorang.
e. Untuk mengembangkan teori melalui data yang diperoleh melalui lapangan.
f. Untuk memastikan kebenaran data, seperti data sosial yang sulit dipastikan
kebenarannya.
g. Meneliti sejarah perkembangan atau masalah yang memiliki waktu periode.
F. Jangka waktu Penelitian Kualitatif
Jangka waktu yang dimaksud dalam bab ini adalah waktu yang dibutuhkan
dalam melakukan penelitian. Pada umunya waktu yang dibutuhkan dalam melakukan
penelitian dengan metode kualitataif memerlukan waktu yang lebih lama karena
tujuan penelitian kualitatif bersifat penemuan. Lama tidaknya waktu yang dibutuhkan
ini bergantung pada tersedia tidaknya sumber data yang dibutuhkan, cakupan
penelitian, dan bagimana peneliti mengatur waktu yang digunakan dalam setiap
harinya.
G. Apakah Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dapat digabungkan
Masing-masing dari metode penelitian ini memiliki kegunaan fungsi yang
berbeda. Dimana metode kuantitaif lebih cocok digunakan pada jenis masalah yang
terlihat jelas, sedangkan metode penelitian kualitatif lebih cocok digunakan pada sifat
masalah yang belum jelas atau remang-remang. Sehingga dari perbedaan keduanya
sangat sulit jika harus digunakan secara bersamaan.
Kedua metode ini dapat digabungkan dengan beberapa syarat, diantaranya
yaitu:
1. Untuk meneliti obyek yang sama, tetapi tujuan yang berbeda. Metode kualitatif
untuk menemukan hipotesis dan kuantitatif untuk menguji hipotesis.
2. Digunakan secara bergantian, dimana tahap pertama mengggunakan metode
kualitatif untuk menemukan hipotesis, selanjutnya hipotesis diuji dengan
kuantitatif.
September 2019

3. Metode kualitatif dan kuantitatif tidak dapat digabungkan, tetapi dalam


penelitian kuantitatif dapat menggabungkan teknik pengumpulan data (bukan
metodenya), seperti penggunaan triangulasi dalam penelitian kualitatif.
4. Dapat menggunakan metode secara bersamaan, asal keduanya telah dipahami
dengan jelas dan memiliki pengalaman yang luas.
H. Kompetensi Peneliti Kuantitatif dan Kualitatif
1. Kompetensi Peneliti Kuantitatif
a. Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang yang diteliti.
b. Mampu melakukan analisis masalah dengan akurat.
c. Mampu menggunakan teori yang tepat sehingga dapat digunakan untuk
memperjelas masalah yang diteliti.
d. Memahami berbagi jenis metode penelitian
e. Memahami teknik-teknik sampling
f. Mampu menyusun instrumen
g. Mampu mengumpulkan data dengan kuesioner maupun dengan wawancara.
h. Mampu mengorganisasikan tim
i. Mampu menyajikan data
j. Mampu memberikan interpretasi terhadap data hasil
k. Mampu membuat laporan secara sistematis
l. Mampu membuat abstraksi hasil penelitian
2. Kompetensi Peneliti Kualitatif
a. Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang yang diteliti
b. Mampu menciptakan hasil kepada setiap orang yang ada pada konteks sosial
yang akan diteliti
c. Memiliki kepekaan untuk melihat suatu gejala permasalahan
d. Mampu menggali sumber data dengan observasi partisipan dan wawancara
e. Mampu menganalisis data kualitatif secara induktif berkesinambungan, di
mulai dari deskriptif, domain, komponensial, dan tema budaya
f. Mampu menguji kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, dan
transferabilitas dari hasil penelitian
g. Mampu menghasilkan pengetahuan dan hipotesis baru
h. Mampu membuat laporan secara sistematis

BAGIAN II METODE KUANTITATIF


Pada bagian II ini terdiri atas sembilan Bab yaitu Bab 2 sampai Bab 9. Bab 2 tentang
proses penelitian, variabel dan paradigma penelitian, Bab 3 landasan teori, Bab 4 metode
penelitian eksperimen, Bab 5 popu;asi dan sampel, Bab 6 skala pengukuran dan instrumen
penelitian, Bba 7 teknik pengumpulan data, Bab 8 analisis data, dan Bab 9 contoh analisis
data kuantitatif dan kualitatif serta pengujian hipotesis.
BAB 2 PROSES PENELITIAN, VARIABEL, DAN PARADIGMA PENELITIAN
A. Proses Penelitian Kuantitatif
Proses penelitian kuantitatif ini berangkat dari permasalahan yang ada, dimana
masalah yang dipilih bersifat jelas. Untuk selanjutnya dirumuskan masalahnya. Rumusan
masalah ini dijawab dengan menggunakan teori yang disebut dengaan hipotesis. Hipotesis
yang masih bersifat sementara harus dibuktikan kebenarannya, yaitu dengan melakukan
pengumpulan data di lapangan melalui populasi atau sampel. Apabila peneliti membuat
generalisasi maka harus dilakukan dengan teknik random sampling dari sampel yang
representatif. Untuk mengumpulkan data maka peneliti harus membuaat instrumen penelitian
yang teruji validitasnya. Langkah selanjutnya yaitu dengan menentukan variabel. Data yang
sudah diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan statistik, yang digunakan untuk
September 2019

menjawab rumusan masalah dan hipotesis. Langkah selnajutnya yaitu, data yang sudah
dianalisis disajikan dalam pembahasan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi,
grafik garis, batang, diagram lingkaran dan pictogram. Dari hasil pembahasan maka peneliti
melakuka kesimpulan dimana kesimpulan ini merupakan jawaban singkat dari rumusan
maslah. Langkah terkahir yang harus dilakukan seorang peneliti adalah memberikan saran,
hal ini karena tujuan dari penelitian adalah untuk memecahkan masalah. Apabila hipotesis
tidak terbukti, maka harus dilakukan pengecekkan, apakah terdapat kesalahan dalam teori,
instrumen penelitian, pengumpulan data, analisis data, atau rumusan masalah.
B. Masalah
Masalah adalah kesenjangan anatara yang diharapkan dengan yang terjadi (fakta)..
Seseorang yang melakukan penelitian pasti memiliki masalah yang harus dipecahkan. Setiap
penelitian yang dilakukan harus bernagkat dari sebuah permasalahan, dimana antara
keharusan dan kenyataan tidak sesuai. Untuk menentukan masalah yang akan diteliti dapat
dilakukan dengan menemukan sumber masalah. Dimana sesuatu dikatakan masalah jika
terdapat penyimpangan antara keharusan dan kenyataan, penyimpangan antara yang
direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan adanya kompetensi.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui
pengumpulan data. Dibuat dengan didasarkan masalah yang diteliti. Bila dilihat dingkat
eksplaninya rumusan masalah ada 3 yaitu
1. Deskriptif (berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, satu
variabel atau lebih yang berdiri sendiri dan tidak menayakan perbandingan atau hubungan
variabel).
2. Komparatif (membandingkan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel berbeda,
atau waktu yang berbeda).
3. Assosiatif (menanyakan hubungan dua variabel atau lebih) terdapat tiga hubungan yaitu
a. Hubungan simetris
Suatu hubungan dua variabel atau lebih yang kebetulan munculnya bersamaan, jadi bukan
hubungan kausal.
b. Hubungan kausal
c. Adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Terdapat variabel independen dengan
dependen.
d. Hubungan interaktif/resiprocal/timbal balik
Hubungan yang saling mempengaruhi dan tidak dapat diketahui antara variabel
independen dengan dependen.
D. Variabel Penelitian
Objek penelitian atau konsep yang dapat diukur. Macam-macam variabel yaitu variabel
independen/bebas (penyebab), variabel dependen/terikat (yang dipengaruhi), variabel
moderator (yang mempengaruhi dalam memperkuat/memperlemah hubungan kedua
variabel), variabel intervening (mempengaruhi hubungan variabel independen dengan
dependen menjadi tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur), dan variabel kontrol
(variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan, digunakan pada penelitian yang bersifat
membandingkan).
E. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian adalah pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang
akan diteliti, sekaligus menunjukkan hubungan antar variabel, mencerminkan jenis dan
jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk
merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik statistik yang akan digunakan.
Berikut bentuk paradigma dalam penelitian kuantitatif khususnya untuk penelitian survey:
1. Paradigma sederhana (terdiri dari satu variabel independen dan dependen)
September 2019

2. Paradigma sederhana (terdiri dari dua variabel independen dan dependen, tetapi
hubungannya masih sederhana)
3. Paradigma ganda dengan dua variabel independen
4. Paradigma ganda dengan tiga variabel independen
5. Paradigma ganda dengan dua variabel dependen
6. Paradigma ganda dengan dua variabel independen dan dua veriabel dependen
7. Paradigma jalur
F. Menemukan Masalah
Untuk menemukan masalah dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis masalah,
yaitu dengan pohon masalah.

BAB 3 LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN


HIPOTESIS
A. Pengertian Teori
Teori juga berarti seperangkat konsep, definisi, proposisi, asumsi, dan generalisasi
yang tersusun sistematis yang digunakan untuk mengungkap, menjelaskan, meramalkan,
dan mengendalikan fenomena. Suatu teori harus teruji kebenarannya. Fungsi teori adalah
mengungkapkan, menjelaskan, meramalkan, dan pengendalian fenomena serta
pengembangan pengetahuan. Teori terus berkembang apabila teori sudah tidak relevan
dan kurang berfungsi lagi mengatasi masalah. Terdapat 3 macam teori (Mark dalam
Haditono, 1999):
1. Teori yang deduktif: memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau
pemikiran spekulatif tertentu ke arah data yang akan diterangkan.
2. Teori yang induktif: cara menenerangkan dimulai dari data ke arah teori.
3. Teori yang fungsional: disini nampak suatu interaksi pengaruh antara data dan
perkiraan teoritis yaitu data mempengarihi pembentukan teori dan pembentukan
teorri kembali mempengaruhi data.
B. Tingkatan dan Fokus Teori
Tingkatan teori ada tiga yaitu mikro, meso, dan makro (Numan, 2003).
C. Kegunaan Teori dalam Penelitian
Penelitian bersifat ilmiah sehingga peneliti harus bebekal teori. Dalam penelitian
kuantitatif teori dugunakan untuk memperjelas masalah yang diteliti, dasar merumuskan
hipotesis, dan sebagai sumber referensi menyusun instrumen penelitian. Oleh karena itu
landsan teori pada penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan dipakai.
Fungsi teori:
1. Memperjelas dan mempertajam ruang lingkup dan konstruk variabel yang akan
diteliti.
2. Predeksi dan pemandu menemukan fakta untuk merumuskan hipotesis dan instrumen
peneltian
3. Sebagai pengontrol, dengan membahas hasil penelitian selanjutnya memberikan saran
dalam upaya pemecahan masalah.
Pada proses penelitian terdapat tahap pengajuan hipotesis penelitian, maka peneliti
harus memiliki bekal teori dengan membaca buku dan hasil penelitian yang relevan,
lengkap, dan mukhtahir. Membaca buku adalah prinsip berpikir deduktif dan membaca
hasil penelitian adalah prinsip berpikir induktif. Dalam landasan teori perlu dikemukakan
deskripsi teori dan kerangka berfikir sehingga selanjutnya dapat dirumuskan hipotesis dan
instrumen penelitian.
D. Deskripsi Teori
Deskripsi teori merupakan uraian sistematis tentang teori (dan bukan sekedar
pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel
September 2019

yang diteliti. Jumlah kelompok teori ditentukan pada luasnya permasalahan dan secara
teknis tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Semakin banyak variabel yang
diteliti, maka semakin banyak teori yang dikemukakan.
Teori yang dideskripsikan dalam proposal maupun laporan penelitian akan menjadi
indikator apakah peneliti menguasai teori dan konteks yang diteliti atau tidak. Deskripsi
tersebut berupa variabel yang dipaparkan definisinya, kedudukan, dan hubungan antar
variabel.
Sumber bacaan yang baik terdapat tiga kriteria, yaitu relevansi, kelengkapan, dan
kemukhtahiran (kecuali penelitian sejarah, karena menggunakan sumber bacaan lama).
Relevansi berkenaan dengan kecocokan antara variabel yang diteliti dengan teori yang
dikemukakan. Dapat dilihat dengan sumber bacaan yang permasalahan, teori yang
digunakan, waktu, tempat, sampel, metode, analisis, kesimpulan, dan saran penelitian
yang sama. Misalnya: peneliti pertama melakukan penelitian mitigasi bencana di daerah
rawan banjir Jawa Timur, maka peneliti kedua dapat menggunakan referensi hasil
penelitian yang pertama ketika melakukan penelitian yang sama di Jawa Barat. Langkah
melakukan pendeskripsian teori:
1. Tetapkan nama dan jumlah variabel
2. Cari sumber bacaan
3. Lihat daftar isi dan pilih topik yang relevan dengan variabel
4. Cari definisi tiap variabel dengan tepat dan simpulkan
5. Baca seluruh isi topik sumber bacaan yang sesuai variabel, lakukan analisa,
renungkan, dan buat rumusan dengan bahasa sendiri dari tiap sumber data
6. Deskripsikan teori yang telah dibaca dengan bahasa sendiri. sumber bacaan yang
dikutip sebagai landasan teori harus dicantumkan.
E. Kerangka Berpikir
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan
dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting (Uma
Sekaran, 1992). Dalam penelitian kerangka berfikir harus diungkapkan ketika variabelnya
dua atau lebih. Semua variabel djelaskan hubungannya, baik variabel independen,
dependen, moderat, dan intervening. Penelitian dengan menggunakan dua atau lebih
variabel biasanya merumuskan hipotesis berbentuk komparasi maupun hubungan.
Sehingga dengan itu perlu mengemukakan kerangka berfikir. Dalam langkah menusun
kerangka berfikir kan menghasilkan hipotesis.
Peneliti harus menguasai teori sebagai dasar pendukung argumentasi menyusun
kerangka pemikiran sehingga menghasilkan hipotesis. Kerangka pemikir merupakan
penjelasan sementara tentang objek permasalahan penelitian. Kerangka berfikir adalah
sintesa tentang hubungan antar variabel. Berdasarkan teori yang dideskripsikan
selanjutnya dianalisis kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang
hubungan variabelnya, lalu dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis. Proses
penyusunan kerangka berfikir untuk merumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Menetapkan variabel yang diteliti
2. Membaca buku dan hasil penelitian (HP)
3. Deskripsi teori dan HP
4. Analisis kritis terhadap teori dan HP
5. Analisa komparatif terhadap teori dan HP (peneliti dengan membandingkan teori atau
hasil penelitian maka akan dapat memadukan teori atau bahkan dapat mereduksi bila
dipandang terlalu luas)
6. Sintesa kesimpulan (kesimpulan sementara)
7. Kerangka berfikir (dibagi menjadi dua yaitu kerangka berfikir asosiatif (hubungan)
dan komparatif (perbandingan).
September 2019

8. Hipotesis
Kerangka berfikir yang baik (Uma Sekaran, 1992):
1. Variabel yang diteliti harus jelas
2. Diskusi dalam kerangka berfikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan
pertautan/hubungan antar variabel dan ada teori yang mendasari
3. Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar
variabel positif atau negatif, berbentuk simetris, kausal atau interaktif (timbal balik)
4. Kerangka berfikir selanjutnya dinyatakan dalam bentuk diagram (paradigma
penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka pikir yang dikemukakan
dalam penelitian.
F. Hipotesis
Tidak semua penelitian menggunkan kerangka berfikir. Perumusan hipotesis langka
yang ketika setelah landasan teori dan kerangka berfikir. Penelitian eksploratif dan
deskriptif sering tidak menggunakan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban semntara
(disebut demikian karena masih berupa jawaban berdasarkan teori yang relevan dan
belum dilakukan pengumpulan data dalam memperoleh fakta-fakta empiris) terhadap
rumusan masalah. Sehingga hipotesi merupakan jawaban teoritis bukan empirik.
Penggunaan hipotesis pada penelitian kuantitatif. Peneitian kualitatif tidak menggunkan
hipotesis justru disitu ditemukan hipotesis sehingga akan diuji oleh penelitian kuantitatif.
Hipotesis dibedakan menjadi dua yaitu hipotesis penelitian dan hipotesis statistik.
Pengertian hipotesis penelitian yang disebutkan diatas sedangkan hipotesis statistik
adalahpenelitian yang bekerja dengan sampel, jika tidak menggunakan sampel maka tidak
asa hipotesis statistik. Hipotesis yang akan diuji dinamakan hipotesis kerja (hipotesis yng
disusun dengan teori yang handal) dinyatakan dalam kalimat positif, sedangkan yang
tidak diuji dinamai hipotesis nol (nihil), yaitu hipotesis yang dirumuskan oleh teori yang
diragukan kehandalannya dan dinyatakan dalam kalimat negatif
Dugaan apakah data sampel dapat diberlakukan ke populasi dinamakan hipotesis
statistik. Hipotesis ini digunakan untuk menguji hipotesis penelitian sampel dapat berlaku
untuk populasi atau tidak. Dalam hal ini juga akan dikenal istilah signifikan artinya
hipotesis penelitian yang terbukti pada sampel (baik deskriptif, komparatif, maupun
asosiatif) dapat diberlakukan ke populasi. Jadi hipotesis ini yang akan memutuskan
signifikansi. Teknik statistik yang digunakan adalah statistik inferensial sedangkan
statistika untuk menguji populasi diebut statistika deskripsi. Dalam statistik juga ada dua
hipotesis yaitu hipotesis kerja dengan hipotesis alternatif (tidak sama dengan hipotesis
kerja).
Dalam hipotesis statistik yang diuji adalah hipotesis nol (hipotesis yang menyatakan
tidak ada perbedaan antara data sempel dengan data populasi atau satistik dengan
parameter). Dilakukan uji hipotesis nol karena itu harapan peneliti yaitu tidak ada
perbedaan. Parameter adalah ukuran berkenaan populasi, sedangkan statistik adalah
ukuran yanng berkenaan sampel.
1. Bentuk-bentuk hipotesis
Bentuk hipotesis sangat terkait dengan rumusan masalah. Maka hipotesis juga dibagi
menjadi 3 seperti rumusan masalah.
a. Hipotesis deskriptif
Rumusan hipotesi deskriptif lebih didasarkan pada pengamatan pendahuluan terhadap
objek yang diteliti. Berkenaan dengan variabel mandiri.
b. Hipotesis komparatif
Jawaban sementara rumusan masalah komparatif. Rumusannya sama tetapi populasi
dan sampelnya berbeda atau keadaan waktu itu terjadi pada waktu yang berbeda.
c. Hipotesis assosiatif
September 2019

Hipotesis ini jawaban rumusan assosiatif yang menanyakan hubungan dua variabel
atau lebih.
2. Paradigma penelitian, rumusan masalah, dan hipotesis
Paradigma dapat digunakan sebagai panduan merumuskan masalah dan hipotesis
penelitian selanjutnya juga dapat digunakan sebagai panduan pengumpulan data dan
analisis. Pada setiap paradigma minimal terdapat satu rumusan masalah, yaitu masalah
deskritif. Instrumen penelitian ditentukan banyaknya variabel yang diteliti.
3. Karakteristik hipotesis yang baik
a. Meupakan dugaan yang berupa hipotesis deskriptif, komparatif, dan assosiatif.
Namun pada umumnya hipotesis deskriptif tidak dirumuskan.
b. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas jadi tidak menimbulkan penafsiran
c. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah

Anda mungkin juga menyukai