Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM METODE PEMISAHAN KIMIA


KROMATOGRAFI KERTAS

Disusun Oleh :

Nama : Kharidah Is’ad

NIM : 19303241004

Kelas : Pendidikan Kimia A

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021
LAPORAN PRAKTIKUM
METODE PEMISAHAN KIMIA
KROMATOGRAFI KERTAS

A. TUJUAN
Menentukan harga Rf (Retordation factor) suatu senyawa.
B. DASAR TEORI

Kromatografi kertas merupakan kromatografi cairan-cairan dengan fasa diam


berupa lapisan tipis air yang diserap dari lembab udara oleh kertas. Pada analisis
kromatografi kertas, molekul komponen sebagian terdistribusi dalam zat cair yang
polar ialah yang mudah teradsorpsi oleh kertas dan sebagian komponen terdistribusi
dalam eluen yang akan mengalir naik ke ujung kertas bagian atas (Analisis, 2018).

Teknik kromatografi diperkenalkan oleh Consden, Gordan, dan Matri(1994)


yang menggunakan kertas saring sebagai penunjang fasa diam. Kertas merupakan
selulosa murni yang memiliki afinitas terhadap air atau pelarut polar lainnya. Bila air
diadsorbsikan pada kertas, maka akan membentuk lapisan tipis yang dapat dianggap
sebagai analog atau kolom. Lembaran kertas berperan sebagai penyangga dan air
bertindak sebagai fasa diam yang terserap diantara struktur pori (Dede, 2008).

Fasa diam dalam kromatografi kertas berupa air yang terikat pada selulosa
kertas, sedangkan fasa gerak pada sistem ini berupa pelarut. Dalam kromatografi
kertas fasa gerak merembes ke dalam kertas karena efek kapiler. Rembesan fasa gera
pada kertas dapat dilakukan dengan teknik menaik (ascending) atau dengan teknik
menurun (descending). Pelaksanaan pemisahan kromatografi kertas terbagi dalam tiga
tahap yaitu tahap penotolan cuplikan, tahap pengembangan, dan tahap identifikasi
atau penampakan noda (Subagio, 2002).

Setetes dari larutan cuplikan yang mengandung campuran yang akan


dipisahkan atau diteteskan pada daerah yang diberi tanda di atas sepotong kertas
saring dimana tetesan tersebut akan meluas membentuk noda yang bulat. Bila noda
telah kering kertas dimasukkan ke dalam bejana tertutup yang sesuai dengan satu
ujung dimana tetesan cuplikan ditempatkan tercelup ke dalam pelarut yang dipilih
sebagai fasa gerak dan jangan sampai noda tercelup karena berarti senyawa yang akan
dipisahkan dapat terlarut dari kertas. Pelarut bergerak melalui serat-serat kertas oleh
gaya kapiler dan menggerakkan komponen-komponen dari campuran cuplikan pada
perbedaan jarak dalam arah aliran pelarut . bila permukaan pelarut telah bergerak
sampai jarak yang cukup jauh atau setelah waktu yang telah ditentukan, maka kertas
diambil dari bejana dan kedudukan dari permukaan pelarut diberi tanda dan lembaran
kertas dibiarkan kering. Jika senyawa berwarna maka akan terlihat sebagai pita-pita
atau noda-noda yang terpisah. Jika warna tidak nampak maka harus ditetesi dengan
cara fisika atau kimia (Sukana, 2015).

Untuk mengetahui noda-noda dalam kertas, bisa digunakan harga Rf. Rf atau
Retordaction factor menyatakan perbandingan antara jarak perjalanan suatu
komponen dengan perjalanan eluen pada suatu waktu yang sama. Bagian yang mudah
terdistribusi dalam air akan cepat teradsorpsi oleh kertas. Perjalannya lebih pendek
sedangkan bagian yang tidak terdistribusi dalam air melainkan dalam eluen akan
mengalir ke atas dan perjalanannya lebih jauh berarti Rf nya lebih besar daripada
bagian yang terdahulu yang perjalanannya lebih pendek (Analisis, 2018).

Harga Rf dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

Rf = jarak yang ditempuh komponen : jarak yang ditempuh eluen

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi dalam menentukan harga Rf


yaitu :

1. Pelarut
Disebabkan pentingnya koefisien partisi maka perubahan-perubahan
yang sangat kecil dalam komposisi pelarut dapat menyebabkan
perubahan-perubahan Rf.
2. Suhu
Perubahan suhu merubah koefisien partisi dan kecepatan aliran.
3. Ukuran dari bejana
Jika bejana besar digunakan maka ada tendensi perambatan lebih lama
seperti perubahan-perubahan komposisi pelarut sepanjang kertas maka
koefisien partisi akan berubah juga. Dua faktor yaitu penguapan dan
komposisi mempengaruhi Rf.
4. Kertas
Pengaruh utama kertas pada harga-harga Rf timbul dari perubahan ion
dan serapan yang berbeda untuk macam-macam kertas. Kertas-kertas
mempengaruhi kecepatan aliran dan keseimbangan partisi juga.
5. Sifat dari campuran
Berbagai senyawa mengalami positif diantara volume-volume yang
sama dari fasa tetap dan bergerak. Mereka hampir selalu
mempengaruhi karakteristik dari kelarutan satu terhadap lainnya
hingga terhadap harga-harga Rf().

Senyawa yang memiliki Rf lebih besar berarti mempunyai kepolaran yang


rendah, begitu juga sebaliknya. Hal tersebut dikarenakan fasa diam bersifat polar.
Senyawa yang lebih polar akan tertahan kuat pada fasa diam sehingga menghasilkan
nilai Rf yang rendah. Rf komatografi yang baik berkisar 0,2-0,8. Jika Rf terlalu tinggi
yang harus dilakukan adalah mengurangi kepolaran eluen, begitu juga sebaliknya
(Wood, 1995).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
• Kertas saring whatman
• Bejana pengembang
• Batang penggantung
• Penjepit
• Penggaris
• Pensil
2. Bahan
• Tinta (spidol warna merah, biru, dan hijau)
• Akuades
3. Rangkaian alat
D. CARA KERJA

Kertas saring whatman


ukuran (3x12) cm.
Di keringkan
dibuat

Garis datar 2 cm dari


ujung bawah. Digantung pada
batang
penggantung.
Tinta ditotolkan tepat
pada garis dengan jarak Dicelupkan
2 cm. ke
Bejana Pengembang
berisi pelarut air

Jarak noda pada eluen


diukur

Rf dihitung

E. DATA HASIL PENGAMATAN


Kertas Warna Tinta Wana Komponen Jarak (cm) Jarak Eluen (cm)
I Hijau Kuning 8,1 10,5
Hijau 8,6
Biru 10,4
II Biru Ungu 7,8 10,2
Biru 10,1
III Merah Merah 5,9 10
Kuning 6,5

F. PERHITUNGAN
Rf = jarak tempuh komponen
Jarak tempuh pelarut(eluen)
1. Warna Hijau
• Rf kuning = 8,1 : 10,5 = 0,77
• Rf hijau = 8,6 : 10,5 = 0,82
• Rf biru = 10,4: 10,5 = 0,99

2. Warna Biru
• Rf ungu = 7,8 : 10,2 = 0,76
• Rf biru = 10,1 : 10,2 = 0,99

3. Warna Merah
• Rf merah = 5,9 : 10 = 0,59
• Rf kuning = 6,5 : 10 = 0,65

G. PEMBAHASAN
Praktikum yang berjudul “Kromatografi Kertas” dilakukan secara online
dengan mengamati video yang ada di E-learning Be-Smart Universitas Negeri
Yogyakarta. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan harga
Rf(Retordation faktor) suatu senyawa. Kromatografi kertas merupakan kromatografi
cair-cair dengan fasa diamnya berupa lapisan tipis yang diserap dari lembab udara
kertas. Pada kromatografi kertas molekul komponen sebagian terdistribusi dalam
eluen yang mengalir naik ke ujung kertas bagian atas.
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain kertas saring
whatman, bejana pengembang, batang pengembang, penjepit, penggaris, dan pensil.
Sedangkan bahan-bahan yang dibutuhkan adalan tinta dan akuades. Kertas saring
whatman berfungsi untuk fasa diam dengan pori-pori kertas saring yang dapat
menyerap air, bejana pengembang sebagai tempat terjadinya kromatografi kertas,
batang penggantng berfungsi sebagai penggantung kertas saring supaya tidak
tersentuh bejana pengembang dan tetesan tinta tidak tercelup air degan bantuan
penjepit kertas. Sedangkan penggaris dan pensil digunakan untuk mengukur dan
menandai garis pada kertas saring.
Bahan yang digunakan adalah tinta spidol warna merah, biru, dan hijau.
kemudian akuades berfungsi sebagai fasa gerak dengan melarutkan tinta yang ada
pada kertas saring. Langkah kerja dari percobaan “Kromatografi Kertas” dibagi
menjadi tiga tahapan. Tahap pertama adalah pemberian noda atau tinta pada kertas.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah pertama-tama menggunting kertas sarig
whatman menjadi berukuran 3 x 12 cm sebanyak 3 potongan. Kemudian memberi
tanda batas bawah 2 cm dari ujung bawah dengan penggaris dan pensil. Selanjutnya
ditotolkan noda atau tinta berupa titik menggunakan spidol yang larut dalam pelarut
akuades. Pada praktikum digunakan spidol dengan tinta berwarna merah, hijau dan
biru. Noda didiamkan beberapa menit supaya kering.
Tahap kedua yaitu tahap pengembangan. Pada tahap ini dilakukan proses
pencelupan ujung kertas ke dalam pelarut. Langkah pertama yaitu dengan menjepit
kertas yang telah di totol tinta dan kering dengan penjepit kertas dan digantungkan
pada penggantung. Kemudian kertas dicelupkan ke bejana pengembang yang berisi
pelarut akuades. Bagian yang harus tercelup dalam pelarut adalah bagian bawah
kertas dan tidak mengenai noda tinta yang telah dibuat. Pada tahap ini eluen akan naik
ke atas karena efek kapilaritas dan akan membawa komponen-komponen warna pada
tinta. Pada tahap ini akan diperoleh komponen-komponen penyusun warna pada
setiap tinta yang digunakan. Warna hasil pemisahan atau komponen-komponen warna
yang terlihat disebut dengan kromatogram. Tahap ini dapat dihentikan saat jarak eluen
yang ditempuh 10 cm.
Tahap terakhir yaitu tahap identifikasi. Komponen warna yang mudah
terdistribusi dalam air akan terus naik ke atas. Pada tinta warna hijau terdapat tiga
komponen yaitu warna hijau, kuning, dan biru. Jarak komponen masing-masing
secara berurutan adalah 8,5; 9,5; dan 10,5. Setelah dihitung menggunakan rumus Rf
didapatkan besar Rf masing-masing komponen warna hijau yaitu :
• Rf kuning = 8,1 : 10,5 = 0,77
• Rf hijau = 8,6 : 10,5 = 0,82
• Rf biru = 10,4: 10,5 = 0,99
Kemudian untuk tinta warna merah didapatkan dua komponen warna, yaitu
warna merah dan kuning. Jarak komponen warna merah 5,7 dan warna kuning 6,1.
Masing-masing Rf dari komponen dihitung dan hasilnya sebagai berikut :

• Rf merah = 5,9 : 10 = 0,59


• Rf kuning = 6,5 : 10 = 0,65
Warna terakhir yaitu tinta biru. Pada tinta biru didapatkan dua komponen
warna yaitu warna ungu dan biru. Jarak komponen warna biru adalah 8,4 dan warna
ungu sebesar 10. Dari data tersebut dapat dihitung Rf ungu dan biru sebegai berikut :

• Rf ungu = 7,8 : 10,2 = 0,76


• Rf biru = 10,1 : 10,2 = 0,99
Pada praktikum digunakan akuades sebagai pelarut karena memiliki sifat
polar. Senyawa yang lebih polar akan terdiam lama pada fasa diam dan jarak
tempuhnya pendek sehingga diperoleh Rf kecil. Sedangkan senyawa yang
kepolarannya rendah jarak tempuh komponennya panjang dan Rf-nya besar. Secara
teori nilai Rf yang baik yaitu antara 0,2-0,8. Sehingga komponen warna yang
memiliki Rf yang baik adalah komponen warna ungu pada tinta biru, komponen
warna merah dan kuning pada tinta merah, komponen warna kuning dan hijau pada
tinta hijau.

Saat melakukan praktikum agar didapatkan hasil yang akurat harus dilakukan
berkali-kali, namun pada praktikum ini hanya dilakukan sekali saja pengujian.
Sehingga dalam praktikum harus diperhatikan beberapa hal. Petama adalah
memastikan bahwa kertas tidak menyentuh dinding bejana pengembang. Kedua noda
tidak boleh tercelup oleh eluen.terakhir penotolan warna tinta tidak boleh terlalu tipis
atau terlalu tebal.

H. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa harga Rf pada
setiap warna berbeda-beda. Pada tinta warna merah Rf komponen kuning 0,65 sebesar
dan merah sebesar 0,59. Pada tinta warna hijau Rf komponen warna hijau 0,82 ,
warna biru 0,99 , dan warna kuning 0,77. Sedangkan pada tinta warna biru Rf
komponen warna ungu 0,76 dan biru 0,99.

I. JAWABAN PERTANYAAN
1. Nilai Rf masing-masing noda warna yang terjadi
Warna Hijau
• Rf kuning = 8,1 : 10,5 = 0,77
• Rf hijau = 8,6 : 10,5 = 0,82
• Rf biru = 10,4: 10,5 = 0,99
Warna Biru
• Rf ungu = 7,8 : 10,2 = 0,76
• Rf biru = 10,1 : 10,2 = 0,99

Warna Merah
• Rf merah = 5,9 : 10 = 0,59
• Rf kuning = 6,5 : 10 = 0,65
2. Kesimpulan yang dapat disarankan dalam praktikum
Kesimpulannya bahwa semakin panjang jarak perjalanan noda,
maka semakin besar pula harga Rf. Namun, harga Rf yang besar
membuktikan bahwa noda tersebut sulit terurai atau terdistribusi dalam
air untuk diadsorbsi oleh kertas. Agar didapatkan hasil yang akurat
harus dilakukan berkali-kali. Sehingga dalam praktikum harus
diperhatikan beberapa hal. Petama adalah memastikan bahwa kertas
tidak menyentuh dinding bejana pengembang. Kedua noda tidak boleh
tercelup oleh eluen.terakhir penotolan warna tinta tidak boleh terlalu
tipis atau terlalu tebal.

J. DAFTAR PUSTAKA

Analisis, T. P. (2018). Buku Petunjuk Praktikum Metode Pemisahan Kimia.


Yogyakarta: FMIPA UNY.

Dede. (2008). Metode Pemisahan Kimia. Bandung.

Subagio, d. (2002). Kimia Analitik II. Malang: Universitas Negeri Malang.

Sukana, I. (2015). Metode Pemisahan Kimia Kromatografi. Yogyakarta: FMIPA


UNY.

Wood, E. (1995). Instrument of Chemical Analysis Fifth Edition. Singapore: Mc


Graw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai