Anda di halaman 1dari 39

220 220 220 220

220 220 220 220

0% 0% 0% 0%

0,0128 0,0064 0,00865 0,0216

𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 2𝑣𝑜𝑙𝑡 𝐼𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑎𝑟𝑢𝑠 = 0,1 𝑎𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒

3,75

0,0507

3,75
74
0,0507

220 510 360 100

0,0128 0,0064 0,00865 0,0216

0,0127 0,0064 0,00865 0,0216

0,007% 0% 0% 0%
200 Ω 360 Ω 470 Ω 120 Ω 150 Ω -

𝐼 = 20 𝑚𝐴 𝑉 = 10 𝑣𝑜𝑙𝑡

𝐼𝑥 = 10 𝑚𝐴 𝑉𝑥 = 3,61 𝑣𝑜𝑙𝑡

𝐼𝑦 = 11,9 𝑚𝐴 𝑉𝑦 = 5,61 𝑣𝑜𝑙𝑡

𝐼𝑧 = 13,3 𝑚𝐴 𝑉𝑧 = 2 𝑣𝑜𝑙𝑡
𝐼 = − 𝑚𝐴 𝑉 = 10 𝑣𝑜𝑙𝑡

𝐼𝑥 = 12,4 𝑚𝐴 𝑉𝑥 = 4,45 𝑣𝑜𝑙𝑡

𝐼𝑦 = 11,2 𝑚𝐴 𝑉𝑦 = 5,28 𝑣𝑜𝑙𝑡

𝐼𝑧 = 5,50 𝑚𝐴 𝑉𝑧 = 0,82 𝑣𝑜𝑙𝑡


𝐼 = 20 𝑚𝐴 𝑉 = − 𝑣𝑜𝑙𝑡

𝐼𝑥 = 2,35 𝑚𝐴 𝑉𝑥 = 0,85 𝑣𝑜𝑙𝑡

𝐼𝑦 = 0,7 𝑚𝐴 𝑉𝑦 = 0,33 𝑣𝑜𝑙𝑡

𝐼𝑧 = 7,84 𝑚𝐴 𝑉𝑧 = 1,18 𝑣𝑜𝑙𝑡


10 9,99 1,01% 11,9 11,9 0% 13,3 13,7 2,91%

3,61 3,59 0,5% 5,61 5,61 0% 2 2,05 0,024%


2

12,4 12,3 0,8% 11,2 11,2 0% 5,50 5,81 5,3%

4,45 4,42 0,6% 5,28 5,27 0,18% 0,82 0,87 6,09%

2,35 2,33 0,85% 0,70 0,70 0% 7,84 7,77 0,9%


2 2 2 2 2 2 2 2

0,85 0,83 2,4% 0,33 0,32 0,12% 1,18 1,16 1,7%


2 2 2 2 2 2 2 2 2

Kelompok 5 | Rangkaian Listrik


Kelas E
Pada Praktikum kali ini membahas tentang Theorema Rangkaian. Theorema
menyatakan bahwa untuk menyederhanakan sebuah rangkaian linier. Dalam
praktikum ini membahas tentang tiga theorema yaitu Theorema Thevenin, Theorema
Norton, Theorema Superposisi. Sedikit penjelasan mengenai tiga Theorema tersebut.
Theorema Thevenin adalah salah satu theorema yang berguna untuk
menganalisis suatu sirkuit listrik. Theorema ini menunjukkan bahwa keseluruhan
jaringan listrik tertentu kecuali beban, dapat diganti dengan sirkuit equivalennya yang
hanya mengandung sumber tegangan listrik independen dengan sebuah resistor yang
terhubung secara seri, sedemikian hingga hubungan antara arus listrik dan tegangan
pada beban tidak berubah. Adapun Theorema Norton yang hampir mirip dengan
Theorema Thevenin ini, namun memiliki perbedaan yang terletak pada rangkaian
eqiuvalennya yang mengandung sumber arus dengan sebuah resistor yang terhubung
pararel.
Theorema Superposisi adalah respon dari tegangan atau arus dalam setiap
cabang dari sirkuit linier yang memiliki lebih dari satu sumber independen yang
hasilnya sama dengan jumlah aljabar dari respon yang disebabkan oleh sumber
independen itu sendiri.
Pada praktikum juga memiliki tujuan yang harus praktikan capai antara lain
yang pertama praktikan mampu memahami dan dapat membuat rangkaian ekivalen
Thevenin maupun Norton dari sebuah rangkaian linier, kedua praktikan dapat
menganalisis pada rangkaian linier berdasarkan Theorema Superposisi, ketiga
praktikan dapat memanfaatkan rangkaian ekivalen yang telah dibuat untuk
memprediksi respon rangkaian linier dan membandingkan dengan respon riilnya, dan
terakhir yaitu keempat praktikan mampu atau dapat membandingkan hasil pengukuran
dengan hasil perhitungan berdasarkan pada theorema thevenin, theorema norton, dan
juga theorema superposisi.
Pada bab ini yang pertama dibahas mengenai Theorema Thevenin dan
theorema norton, yang mana bahwa theorema ini menyederhanakan rangkaian listrik
rumit menjadi rangkaian yang sederhana. Pada bab kali ini diberikan rangkaian seri
pararel dengan sumber arus sebesar 0,1 ampere dan sumber tegangan sebesar 2 volt.
Untuk mencari nilai arus yang mengalir atau arus yang ditanyakan pada resistor 𝑅𝑙 ,
yang mana praktikan memilih satu 𝑅𝑙 untuk dianalisis, praktikan harus mengetahui
cara agar rangkaian rumit itu dapat disederhanakan menggunakan theorema thevenin
dan theorema norton.
Cara yang digunakan yaitu dengan cara menentukan besar nilai dari 𝑉𝑜𝑐
(tegangan open sircuit), 𝑉𝑡ℎ dan 𝐼𝑠𝑐 (arus short sircuit) atau 𝐼𝑛 dan juga nilai dari 𝑅𝑡ℎ .
Untuk menentukan 𝑉𝑜𝑐 -nya dengan cara melepas RL yang dijadikan parameter dan
jadilah rangkaian 𝑉𝑜𝑐 , lalu praktikan menghitung dengan hukum-hukum dan analisis-
analisis yang ada. Pada praktikum kali ini hukum yang digunakan yaitu hukum
kirchoff dan hukum ohm yang mana hukum ini tercantum dalam analisis node, dengan
rumus yang telah diketahui, maka didapatkan hasil dari 𝑉𝑜𝑐 -nya sendiri adalah 3,75
volt. Untuk menentukan 𝐼𝑠𝑐 , praktikan cukup menghubung singkatkan rangkaian rumit
tersebut, lalu gunakan rumus, hukum, dan analisis yang telah diketahui maka hasil dari
𝐼𝑠𝑐 adalah 0,05 ampere, lalu untuk mencari nilai 𝑅𝑡ℎ praktikan hanya perlu membagi
nilai dari 𝑉𝑜𝑐 dengan nilai 𝐼𝑠𝑐 .
Setelah ditemukan nilai dari 𝑉𝑜𝑐 , 𝐼𝑠𝑐 , dan juga 𝑅𝑡ℎ lalu praktikan dapat
menentukan berapa nilai dari 𝐼1 , apabila menggunakan theorema thevenin maka
praktikan hanya perlu merangkai seri 𝑉𝑜𝑐 , 𝑅𝑡ℎ dan 𝑅𝑙 maka didapatkan nilai dari 𝐼𝑙
dengan rumus 𝐼𝑙 sama dengan 𝑉𝑜𝑐 dibagi dengan 𝑅𝑡ℎ yang terlebih dahulu dijumlahkan
dengan 𝑅𝑙 . Dan untuk rumus theorema norton 𝐼𝑙 sama dengan 𝐼𝑠𝑐 dikalikan dengan
𝑅𝑡ℎ setelah itu dibagi dengan 𝑅𝑡ℎ yang sudah terlebih dahulu dijumlahkan dengan 𝑅𝑙 .
Terakhir adalah theorema superposisi yang mana theorema ini dihitung dengan
cara melepas atau membuka sumber tegangan atau sumber arus, apabila yang dilepas
sumber arus maka sumber tegangan tetap berada pada rangkaian dan sedangkan jika
sumber sumber tegangan tetap berada pada rangkaian dan sedangakan jika sumber
tegangan yang dilepas maka sumber arus tetap berapa pada rangkaian.
Untuk menghittung rangkaian dengan theorema superposisi, dengan cara
menjumlahkan arus atau tegangan yang diminta pada setiap rangkaian yang dijadikan
parameter. Untuk sumber yang digunakan pada praktikan kali ini adalah sumber arus
yang bernilai 20 mili ampere dan sumber tegangan bernilai 10 volt.

3-19
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan, jika nilai arus 𝑅𝑙 pada
teorema thevenin dan teorema norton adalah sama dapat dilihat pada data hasil
percobaan nilai arus serta tegangan pada resistansi di semua sumber ON teorema
superposisi sama dengan penjumlahan nilai arus dan tegangan arus OFF dengan
sumber tegangan dan sumber arus pada posisi ON.

3-20
Berdasarkan data hasil percobaan tentang teorema rangkaian maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa :
1. Semakin besar nilai hambatan yang diberikan, maka akan diperoleh nilai
arus yang kecil. Dapat dibuktikan pada lampiran.
2. Nilai 𝐼1 yang diperoleh adalah nilai 𝑉𝑜𝑐 yang dibagi dengan 𝑅𝑡ℎ
ditambah dengan nilai 𝑅1 - nya dan dapat dibuktikan pada tabel 3.1
3. Sesuai dengan pengertian superposisi. Nilai-nilai yang diperoleh dari
superposisi adalah sama atau saling berhubungan yang dapat dibuktikan
pada tabel 3.3 Data Hasil Percobaan Semua Sumber ON, 3.4 Data Hasil
Percobaan Sumber Tegangan ON dan Sumber Arus OFF, dan 3.5 Data
Hasil Percobaan Sumber Arus ON dan Sumber Tegangan OFF.
4. Hubungan antara tegangan dan hambatan berbanding lurus, sedangkan
arus berbanding terbalik dengan tegangan. Dibuktikan pada lampiran.
5. Arus norton dihasilkan pada saat hambatan beban dihubung singkat atau
dilepas. Dibuktikan pada lampiran.
LAMPIRAN
LAMPIRAN

 Rangkaian percobaan teorama Thevenin dan Norton.

RL= 220 Ω , 510 Ω , 360 Ω , dan 100 Ω.


 Perhitungan nilai Voc
Menggunakan analisis node:
𝑉1−2 𝑉1
+ 200 = 0,1
560+82

𝑉1 2 𝑉1
- + 200 = 0,1
642 642

200 𝑉1+642 𝑣1 2
= 0,1 + 642
128400

842 𝑣1 66,2
=
128400 642

128400 ×66,2
V1 = 842 × 642

V1 = 15,72 volt

𝑣1−2
 IR = 642
15,72−2
IR = = 0,021 A
642

 Voc = 2v + (82-0,021)
Voc = 2v + 1,75 v
Voc = 3,75 v

Kelompok Praktikum BukuPetunjukPraktikum


5 Rangkaian Listrik B Rangkaian Listrik
UniversitasJember
 Perhitungan nilai Rth/Rn
82 (560+200)
Rth = 82+560+200
62320
= 842

= 74 Ω
 Perhitungan nilai Isc
𝑉𝑜𝑐 3,75
Isc = 𝑅𝑡ℎ = 74 = 0,05A

 Teorama Thevenin

Keterangan :
R1 = 82 Ω
R2 = 560 Ω
R3 = 200 Ω
RL = 220 Ω, 510Ω, 360Ω, dan 100Ω
Voc = 3,75 V
Isc = 0,005 A
Rth = 74Ω

1. Perhitungan dengan nilai Rl = 220Ω


 Rangkaian Ekivalen
𝑉𝑡ℎ
I1 = (𝑅𝑡ℎ+𝑅𝑙)
3,75
= (74+220)
3,75
= 294

= 0,0128 A
= 12,8 mA

Kelompok Praktikum BukuPetunjukPraktikum


5 Rangkaian Listrik B Rangkaian Listrik
UniversitasJember
2. Perhitungan dengan nilai Rl =510 Ω

 Rangkaian Ekivalen
𝑉𝑡ℎ
IL = (𝑅𝑡ℎ+𝑅𝑙)
3,75
= (74+510)

= 0,0064 A
= 6,4 mA

3. Perhitungan Thevenin dengan Rl = 360 Ω


 Rangkaian Ekivalen
𝑉𝑡ℎ
IL = (𝑅𝑡ℎ+𝑅𝑙)
3,75
= (74+360)

= 0,0086 A
= 8,6 mA
4. Perhitungan Thevenin dengan Rl = 100Ω

 Rangkaian Ekivalen
𝑉𝑡ℎ
IL = (𝑅𝑡ℎ+𝑅𝑙)
3,75
= (74+100)

= 0,0218 A
= 21,8Ma

 Teorama Norton

Keterangan :
Kelompok Praktikum BukuPetunjukPraktikum
5 Rangkaian Listrik B Rangkaian Listrik
UniversitasJember
R1 = 82 Ω
R2 = 560 Ω
R3 = 200 Ω
RL = 220 Ω, 510Ω, 360Ω, dan 100Ω
Voc = 3,75 V
Isc = 0,005 A
Rth = 74Ω

1. Perhitungan Norton dengan RL = 220 Ω


𝑉𝑡ℎ
 IL = (𝑅𝑡ℎ+𝑅𝑙)×In
3,75
= (74+220)×0,05

= 0,0125 A
= 12,5mA

2. Perhitungan Norton dengan RL = 510 Ω


𝑉𝑡ℎ
 IL = (𝑅𝑡ℎ+𝑅𝑙)×In
3,75
= (74+510)×0,05

= 0,0063 A
= 6,3mA

3. Perhitungan Norton dengan Rl = 360 Ω


𝑉𝑡ℎ
 IL = (𝑅𝑡ℎ+𝑅𝑙)×In
3,75
= (74+360)×0,05

= 0,0085 A
= 8,5mA
4. Perhitungan Norton dengan RL = 100 Ω
𝑉𝑡ℎ
 IL = (𝑅𝑡ℎ+𝑅𝑙)×In
3,75
= (74+100)×0,05

= 0,021 A
= 21 mA

Kelompok Praktikum BukuPetunjukPraktikum


5 Rangkaian Listrik B Rangkaian Listrik
UniversitasJember
 Perhitungan Eror persen Thevenin dan Norton
12,8−12,8
 RL1 = 12,8 × 100% = 0%

6,4−6,4
 RL2 = × 100% = 0%
6,4

8,6−8,6
 RL3 = × 100% = 0%
8,6

21,8−21,6
 RL4 = × 100% = 0,9%
21,8

 Gambar percobaan Teorama superposisi

R2 = Dialiri arus Ix dan Tegangan Vx


R3 = Dialiri arus Iy dan Tegangan Vy
R5 = Dialiri arus Iz dan Tegangan Vz

 STEP 1 (Sumber tegangan ON dan sumber arus OFF)

Kelompok Praktikum BukuPetunjukPraktikum


5 Rangkaian Listrik B Rangkaian Listrik
UniversitasJember
𝑉1−10 𝑉1 𝑉1−𝑉2
+ 330 + = 0 (×89100)
270 100

330V1 – 3300 + 270 V1 + 891 V1 – 891 V2 = 0


1491 V1 – 891 V2 = 3300
497 V1 - 297 V2 = 1100
4,97 – 2,97 = 11……(1)

𝑉2−𝑉1 𝑉2 𝑉2
+ 360 + 200 = 0 (×1800)
100

18V2 – 18V1 + 5V2 + 9V2 = 0


-18V1 + 32V2 =0
32 V2 = 18 V1
9
V2 = 16 V1…….(2)

 SUBSTITUSI Persamaan 2 ke 1
4,97 V1 – 2,97 (9⁄16 V1) = 11
4,97 – 1,67 V1 = 11
3,33 V1 = 11
V1 = 3,33 V

4,97 V1 – 2,97 V2 = 11
4,97 (3,33) – 2,97 V2 = 11
16,55 – 2,97 V2 = 11
-2,97 V2 = -5,55
V2 = 1,868 V
 STEP 2 (Sumber tegangan OFF dan sumber arus ON)

Kelompok Praktikum BukuPetunjukPraktikum


5 Rangkaian Listrik B Rangkaian Listrik
UniversitasJember
 Tinjau V1
𝑉1 𝑉1 𝑉1−𝑉2
+ 330 + 100 = 0 (×89100)
270

330V1 + 270 V1 + 891 V1 – 891 V2 = 0


1491 V1 – 891 V2 =0
14,91 V1 – 8,91 V2 = 0…….(1)
 Tinjau V2
𝑉2−𝑉1 𝑉2 𝑉2 20
+ + = (×18000)
100 360 200 1000

180V2 – 180V1 + 50V2 + 90V2 = 360


-180V1 + 320V2 = 360
-9v + 16 V2 = 18
16 V2 = 18 V1
18+9𝑣1
V2 = …….(2)
16

SubstitusiPersamaan 2 ke 1
14,91 V1 – 8,91 V2 =0
18+9𝑣1
14,91 V1 – 8,91 ( )=0
16
160,38 80,19
14,91 V1 - - V1 = 0
16 16

14,91 V1 – 10,02 – 5,011 V1 = 0


9,89 V1 = 10,02
V1 = 1,01 V

14,91(1,01) – 8,91 V2 = 0
15,05 – 8,91 V2 = 0
-8,91 V2 = -15,05
V2 = 1,68 V
Sehingga dapat diketahui nilai dari
𝑣1−𝑣2 −0,679
 Ix = = = - 0,00679 A = -6,79 mA
100 100
𝑣1 1,01
 Iy = 330 = = 0,00306 A = 3,06 mA
330
𝑣2 1,68
 Iz = 200 = = 0,0084 A = 8,4 mA
200
 Vx = R2 ×Ix = 100 × (-0,0067) = -0,67 V
 Vy = R3 × Iy = 330 × 0,00306 = 1,0098 V
 Vz = R4 × Iz = 200 × 0,0084 = 1,68 V

Kelompok Praktikum BukuPetunjukPraktikum


5 Rangkaian Listrik B Rangkaian Listrik
UniversitasJember
 STEP 3 (sumber tegangan ON dan sumber arus ON)

 Ix = 14,62 + (-6,79) = 7,83 Ma


 Iy = 10,09 + 3,06 = 13,15 mA
 Iz = 9,3 + 8,4 = 17,7 mA
 Vx = 1,46 + (-0,67) = 0,79 V
 Vy = 3,32 + 1,0098 = 4,32 V
 Vz = 1,86 + 1,68 = 3,54 V

 Perhitungan nilai Error persen


 Error persen pada sumber ON semua
7,83−7,77
o Ix = 7,83 × 100% = 0,7%
13,15−13,2
o Iy = × 100% = 0,3%
13,15
17,7−17,8
o Iz = × 100% = 0,5%
17,7
0,79−0,78
o Vx = × 100% = 1,2%
0,79
4,32−4,35
o Vy = × 100% = 0,6%
4,32
3,54−3,57
o Vz = × 100% = 0,8%
3,54
 Error persen pada sumber tegangan ON dan sumber arus OFF
14,6−14,6
o Ix = 14,6 × 100% = 0%
0,09−10,01
o Iy = × 100% = 0,09%
0,09
9,3−9,3
o Iz = × 100% = 0%
9,3
1,46−1,46
o Vx = × 100% = 0%
1,46
7,32−7,33
o Vy = × 100% = 0,3%
7,32
1,86−1,88
o Vz = × 100% = 0,1%
1,86
 Error persen pada sumber tegangan OFF dan sumber tegangan ON
−6,79−(−6,82)
o Ix = × 100% = 0,4%
−6,79
3,06−3,07
o Iy = × 100% = 0,3%
3,06
8,4−8,4
o Iz = × 100% = 0%
8,4

Kelompok Praktikum BukuPetunjukPraktikum


5 Rangkaian Listrik B Rangkaian Listrik
UniversitasJember
−0,67−(−0,68)
o Vx = × 100% = 1,4%
−0,67
1,0098−1,01
o Vy = × 100% = 0,9%
1,0098
1,68−1,69
o Vz = × 100% = 0,5%
1,68

Kelompok Praktikum BukuPetunjukPraktikum


5 Rangkaian Listrik B Rangkaian Listrik
UniversitasJember
KELOMPOK 5_B_RANGKAIAN LISTRIK

PRE-TEST
BAB 3 TEOREMA RANGKAIAN

Soal
1. Apa yang kalian ketahui tentang teorema thevenin dan teorema norton ?
Jelaskan cara penyelesaian teorema thevenin dan norton !
2. Apa yang kalian ketahui tentang teorema supreposisi ? Jelaskan cara
penyelesaiannya !
3. Carilah nilai 𝐼𝑥 pada rangkaian di bawah ini dengan teorema thevenin
dan norton !

Jawab
1. Teorema Thevenin dan Teorema Norton
 Teorema thevenin adalah salah satu teori elektronika atau alat
analisis yang menyederhanakan suatu rangkaian rumit menjadi suatu
rangkaian sederhana dengan cara membuat suatu rangkaian
pengganti yang berupa sumber tegangan yang dihubungkan secara
seri dengan sebuah resistansi yang ekuivalen. Teorema thevenin ini
sangat bermanfaat apabila diaplikasikan pada analisis rangkaian
yang berkaitan dengan rangkaian lainnya. Rangkaian teorema
thevevin ini ditemukan oleh seorang insinyur yang berasal dari
perancis yaitu M. L. Thevenin
 Bunyi dari Teorema Thevenin
“Setiap rangkaian linear yang terdiri daribebrapa tegangan dan
resistor dapat digantikan dengan hanya satu tegangan tunggal
dan satu resistor yang terhubung secara seri”

LABORATORIUM LISTRIK DASAR


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
 Penyelesaian menggunakan Teorema Thevenin
1) Lepaskan resistor beban.
2) Hitung atau ukur tegangan rangkaian terbukanya. Tegangan
inilah yang disebut dengan tegangan thevenin atau Thevenin
Voltage (𝑉𝑡ℎ ) .
3) Lepaskan sumber arus listriknya dan hubung singkatkan
sumber tegangannya.
4) Hitung atau ukur tegangan resistansi rangkaian terbuka
tersebut. Resistansi Thevenin atau Thevenin Resistance.
5) Gambarkan lagi suatu rangkaian baru berdasarkan pengukuran
yang dilakukan pada langkah kedua yaitu tegangan terbuka
rangkaian terbuka (𝑉𝑡ℎ ) sebagai tegangan sumber dan resistansi
thevenin (𝑅𝑡ℎ ) pada pengukuran di langkah empat sebagai
resistor yang dihubungkan secara seri. Hubungkan kembali
resistor beban yang dilepaskan saat langkah pertama.
Rangkaian inilah sebagai rangkaian ekuivalen thevenin atau
rangkaian rumit yang telah disederhanakan berdasarkan
teorema thevenin.
6) Langkah yang terakhir adalah temukan arus listrik yang
melalui resistor beban tersebut dengan mengguankan hukum
Ohm (𝐼𝑡 = 𝑉𝑡ℎ /(𝑅𝑡ℎ + 𝑅𝑙 )).
 Teorema norton adalah salah satu teori atau alat analisis yang dapat
digunakan untuk menyederhanakan suatu rangkaian linear yang
rumit menjadi rangkaian yang lebih sederhana. Berbeda dengan
teorema thevenin yang penyederhanaannya mengguankan sumber
tegangan (Voltage Source) ekuivalen dengan merangkai resistor
ekuivalen secara seri, teorema norton menyederhanakannya dengan
menggunakan sumber arus (Current Source) ekuivalen dan
perangkaian resistor ekuivalen secara paralel.
 Bunyi Teorema Norton

LABORATORIUM LISTRIK DASAR


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
KELOMPOK 5_B_RANGKAIAN LISTRIK

“Setiap jaringan listrik linear atau rangkaian rumit tertentu dapat


digantikan oleh rangkaian sederhana yang hanya terdiri dari
sebuah arus sumber (𝐼𝑁 ) dan sebuah resistor yang diparalelkan
(𝑅𝑁 ).
 Penyelesaian menggunakan Teorema Norton
1) Hubung singkat resistor beban.
2) Hitung atau ukur arus pada rangkaian hubung singkat
tersebut. Arus ini disebut dengan arus norton (𝐼𝑁 ).
3) Buka arus sumber, hubung singkat tegangan sumber dan
lepaskan resistor beban.
4) Hitung atau ukur resistansi rangkaian terbuka. Resistansi
ini dinamakan dengan Resistansi Norton (𝑅𝑁 ).
5) Gambarkan kembali dengan memasukannilai arus pada
rangkaian yang dihubung singkat dilangkah ke dua.
Rangkaikan arus dan resistansi pada rangkaian terbuka
yang yang dilakukan pada langkah lima secara paralel.
Hubungkan kembali resistor beban yang tadi dilepaskan
pada langkah ke tiga.
6) Arus beban mengalir dan tegangan beban pada resistor
beban berdasarkan aturan pembagi arus listrik ( Current
Devider Rule ). 𝐼𝐿 = 𝐼𝑁 /(𝑅𝑁 + 𝑅𝐿 )
2. Teorema Superposisi adalah mengeliminasi semua sumber tetapi hanya
disisakan satu sumber yang hanya bekerja pada waktu itu juga dan
menganalisa rangkaian itu dengan konsep rangkaian seri-paralel
masing-masing saat saat sumber bekerja sendiri-sendiri. Lalu setelah
masing-masing tegangan dan/atau arus yang tidak diketahui telah
dituangkan saat sumber bekerja sendiri-sendiri masing nilai yang telah
diperoleh dijumlahkan sehingga diperoleh nilai tegangan/arus yang
sebenarnya.

LABORATORIUM LISTRIK DASAR


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
Teorema Superposisi hanya dapat digunakan untuk rangkaian yang bisa
direduksi menjadi seri-paralel saja saat salah satu sumber yang bekerja.
Jadi, teorema ini tidak bisa digunakan untuk menganalisa rangkaian
jembatan wheat-stone yang tidak seimbang. Karena rangkaian tersebut
tidak bisa direduksi menjadi kombinasi seri-paralel. Selain itu, teorema
ini hanya bisa menghitung persamaan-persamaan linear. Jadi, teorema
ini tidak bisa digunakan untuk menghitung dissipasi daya, misal pada
resistor. Teorema ini juga tidak berlaku apabila dalam rangkaian itu
mengandung komponen yang nilai tegangan dan arusnya berubah-ubah.
 Penyelesaian Menggunakan Teorema Superposisi
1) Pilih satu sumber
2) Untuk sumber yang lain :
a. Sumber tegangan dihubung singkat(short circuit)
b. Sumber arus di open circuit
3) Hitung resistor
4) Tentukan arus atau tegangan tiap-tiap elemen
5) Ulangi langkah 1 sampai 4 untuk sumber yang lain
6) Jumlahkan hasil masing-masing secara dialjabarkan
3. Mencari 𝐼𝑥 menggunakan teorema thevenin dan norton
 Teorema Thevenin

Diketahui : 𝑅1 = 25 Ω
𝑅3 = 15 Ω
𝑅𝑥 = 12 Ω
𝐼 =2𝐴
𝑉 = 20 𝑣𝑜𝑙𝑡

LABORATORIUM LISTRIK DASAR


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
KELOMPOK 5_B_RANGKAIAN LISTRIK

 𝑉𝑡ℎ = 𝑉 + (𝑅1 × 𝐼 ) + (𝑅3 × 𝐼 )


= 20 + (25 × 2) + (15 × 2)
= 20 + 50 + 30
= 100 𝑣𝑜𝑙𝑡

 𝑅𝑡ℎ = 𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖
= 25 + 15
= 40 Ω

𝑉𝑡ℎ
 𝐼𝑥 = (𝑅𝑡ℎ+𝑅𝑙)

100
=
(40 + 12)
100
=
52
= 1,923 𝐴
Jadi dari rangkain tersebut diperoleh nilai Ix menggunakan Teorema
Thevenin sebesar 1,923 A

LABORATORIUM LISTRIK DASAR


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
 Teorema Norton

Diketahui : 𝑅1 = 25 Ω
𝑅3 = 15 Ω
𝑅𝑥 = 12 Ω
𝐼2 = 2 𝐴
𝑉 = 20 𝑣𝑜𝑙𝑡

 𝐷𝑖𝑡𝑖𝑛𝑗𝑎𝑢 𝐿𝑜𝑜𝑝 1
Σu = o
O = 𝑢(𝑅1. 𝐼1)
= 20 + (25.I1)
-25 I1 = 20
20
I1 = − 25
4
I1 = −
5

I1 = - 0,8

LABORATORIUM LISTRIK DASAR


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
KELOMPOK 5_B_RANGKAIAN LISTRIK

 𝐷itinjau dari Loop 2


I2 = 2A
Ix = I2 – I1
= 2 – (-0,8)
= 2 + 0,8
= 2,8 A

 𝑅𝑥 = 25Ω

𝑅𝑛
 𝐼𝑥 = . 𝐼𝑛
(𝑅𝑎+𝑅𝑥)

25
= (25+12) . 2,8

70
=
37
= 1,89 𝐴
Jadi dari rangkain tersebut diperoleh nilai Ix menggunakan Teorema
Norton sebesar 1,89 A

LABORATORIUM LISTRIK DASAR


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

Anda mungkin juga menyukai