Anda di halaman 1dari 23

SISTEMACSTEADY

4 STATE

4.1 TujuanPraktikum

1. Mahasiswa memahami pengaruh komponen L (induktansi) dan C


(kapasitansi) terhadap perubahan sudut fasa tegangan dan arus pada sistem
listrik AC sinusoidal.
2. Mahasiswa dapat menghitung pergerseran sudut fasa tegangan yang
diakibatkan oleh keberadaan komponen induktansi dan kapasitansi secara
praktis dengan mengamati gelombang tegangan yang terukur dan
membandingkannya dengan hasil perhitungan teoritis.

4.2 LandasanTeori

Selain memiliki nilai kebesaran (magnitude) yang merupakan


amplitudemaksimum dari gelombang tersebut, sebuah gelombang listrik AC
sinusoida jugamemiliki nilai sudut fasa (phase angle) yang merupakan selisih fasa
terhadap gelombang referesi yang dianggap memiliki sudut fasa nol derajat.
Sebagai contoh, diberikan dua buah gelombang tegangan sinusoida
sebagaiberikut:

𝑣𝑎=𝑉𝑚cos(314𝑡+0)volt ....................................................................... (4.1)

𝑣𝑏=𝑉𝑚cos(314𝑡+30)volt...................................................................... (4.2)

Dalambentukfasortegangan,gelombangdalam(5.1)dan(5.2)dinyatakansebaga
i:

𝐕𝐚=𝑉𝑚0, =314rad/s .................................................................. (4.3)

𝐕𝐛=𝑉𝑚30, =314rad/s ............................................................... (4.4)

Dalam kasus ini dikatakan bahwa Vb mendahului (leading) terhadap Va


Dengan sudut 30atau Va tertinggal (lagging) terhadap Vb dengan sudut 30.

Kelompok 5 | Praktikum
. Rangkaian Listrik B Buku Petunjuk Praktikum
Rangkaian Listrik 4-1
|
Universitas Jember
Selisih sudut fasa tegangan dari beberapa sumber menjadi permasalahan
penting saat melakukan sinkronisasi atau mengoperasikan beberapa sumber AC
pada sebuah sistem yang terinterkoneksi. Dalam hal lain, sudut fasa antara arus
dan tegangan pada beban-beban berpengaruh pada powerfactor dari sebuah
sistem.

4.2.1 PengaruhKomponenInduktansi

Sebuah induktansi menyebabkan pergeseran sudut fasa arus dan


teganganpada beban. Pergeseran sudut fasa ini diukur dengan mengacu pada
tegangan sumber sebagai refernsi. Sebagai contoh diberikan sebuah rangkaian
sebagai berikut.

I 𝐕=𝑉𝑚0 …….……(4.5)
+ R 𝑉
V ….………(4.6)
- 𝐈=
𝑚
0
𝑅

I 𝐕=𝑉𝑚0 …………(4.7)

R 𝑉𝑚 …………(4.8)
+ 𝐈=
V 𝑅+𝑗 𝐿
-
jL 
𝑉𝑚 𝐿 …………(4.9)
𝐈= −atan( )
√𝑅2+(𝐿)2 𝑅

Dari (4.5) dan (4.6) terlihat bahwa sebuah resistansi tidak menyebabkan
pergeseran sudut fasa arus terhadap sudut fasa tegangan sumber. Terlihat bahwa
sudut fasa arus dan tegangan sama-sama 0. Sebaliknya dari (4.7) da (4.9) terlihat
bahwa dengan keberadaan induktansi menyebabkan pergeseran sudut fasa arus
𝐿 
Terhadap tegangan sebesar – atan ( ) yang berarti bahwa arus tertinggal
𝑅

(lagging) terhadap tegangan.

Kelompok 5 | Praktikum
. Rangkaian Listrik B Buku Petunjuk Praktikum
Rangkaian Listrik 4-2
|
Universitas Jember
4.2.2 PengaruhKomponenKapasitansi

Berkebalikan dengan induktansi, sebuah kapasitansi menyebabkan arus


mendahului tegangan dengan sudut tertentu. Secara teoritis hal itu bisa
dijelaskansebagaiberikut:

I 𝐕=𝑉𝑚0 ………(4.10)

R 𝑉𝑚 ....……(4.11)
+ 𝐈= 1
V 𝑅− 𝑗
- 1 𝐶
jC 
𝑉𝑚 1 ………(4.12)
𝐈= atan( )
√𝑅2+(1/𝐶)2 𝑅𝐶
Dari (4.10) dan (4.12) terlihat bahwa dengan keberadaan kapasitansi
menyebabkan pergeseran sudut fasa arus terhadap tegangan sebesar atan (1/
𝑅𝐶)yang berarti bahwa arus mendahului (leading) terhadap tegangan.

4.2.3 PengukuranBedaFasadalamPraktek

Dalam praktek cukup sulit mengukur beda fasa antara arus dan tegangan
karena yang dapat diukur dengan oscilloscope hanyalah sinyal tegangan
saja.Dengan demikian maka perlu diselidiki hubungan antara sudut fasa arus dan
sudut fasa tegangan yang bersesuaian pada masing-masing rangkaian, baik yang
mengandung induktansi maupun yang mengandung kapasitansi.

I 𝐕=𝑉𝑚0 .…….(4.13)

R  .......…(4.14)
𝑉𝑚 𝐿
+ 𝐈= −atan( )
V + √𝑅2+(𝐿)2 𝑅
-
VL jL 𝐿90 …..…(4.15)
_ 𝐕𝐋= 𝐿 𝑉𝑚0
√𝑅2+(  𝐿)2 atan(𝑅)

𝑉𝑚𝐿 𝐿

..….…(4.16)
𝐕𝐋= 90−atan(
√𝑅2+(𝐿)2 𝑅

Kelompok 5 | Praktikum
. Rangkaian Listrik B Buku Petunjuk Praktikum
Rangkaian Listrik 4-3
|
Universitas Jember
Dengan memperhatikan (4.13) , (4.14) dan (4.16) terlihat bahwa ketika arus
(I) tertinggal terhadap (V) dengan sudutatan (𝐿/𝑅), saat itu tegangan yang
diukur pada induktansi (VL) bersudut 90 −atan (𝐿/𝑅)yang berarti tegangan
VL mendahului (leading) terhadap tengangan sumber V dengan sudut
90−atan(𝐿/𝑅).

I 𝐕=𝑉𝑚0 ….…(4.17)
R 𝑉𝑚 1 
…..(4.18)
+ 𝐈= atan( )
V +
√𝑅2+(1/𝐶)2 𝑅𝐶
-
VC
1
jC 1

_ −90 ….…(4.19)
𝐶
𝑉𝑚 0
𝐕𝐂=
1
√𝑅2+(1/  𝐶)2 atan( 𝑅𝐶 )

𝑉𝑚(1/𝐶)  ….…(4.20)
1
𝐕𝐂= atan( 𝑅𝐶) −90
√𝑅2+(1/𝐶)2

Dengan cara yang sama, untuk rangkaian dimana terdapat kapasitansi


perhitungan untuk menentukan besarnya amplitude VC dan sudut fasa tegangan
VC juga dapat dihitung.
Pengukuran beda fasa dapat dilakukan dengan mengamati kedua sinyal
yang ditampilkan dalam oscilloscope. Sebagai contoh adalah dua buah sinyal
tegangandalam Gambar 4.1. Dalam gambar tersebut th adalah waktu yang
dibutuhan untuk menyelesaikan setengah periode sedangkan td adalah selisih
waktu antara dua sinyal tersebut (dalam hal ini diukur saat kedua sinyal mencapai
nilai nol).Kemudian beda fasa antara dua sinyal tegangan itu dihitungsebagai:
𝑡 …………….….…(4.21)
= 𝑑×180
𝑡ℎ

Kelompok 5 | Praktikum
. Rangkaian Listrik B Buku Petunjuk Praktikum
Rangkaian Listrik 4-4
|
Universitas Jember
1.5

1
th
0.5
V(volt)

0 t(ms)
0 10 20 30
-0.5

-1

-1.5 td

Gambar4.1Perngukuranbedafasadenganmenggunakansinyalpadaoscilloscope

4.3 PeralatanyangDigunakan

Alatyangdiperlukanantaralain;
1. Resistor Sesuairangkaian
2. Induktor Sesuairangkaian
3. Kapasitor Sesuairangkaian
2. SignalGenerator 1buah
3. Oscilloscope 1buah
4. Breadboard 1buah
5. Jumper/Kabel secukupnya

4.4 ProsedurPercobaan

1. Rangkaikan peralatan sesuai dengan rangkaian dalam Gambar 4.2 dengan


nilai resistansi (R) dan inductor (L) sesuai yang diberikan oleh asisten.
Dalam gambar tersebut,VS adalah signal generator dan titik a, b dan c
adalah titik-titik pengukuran untuk penempatan probeoscilloscope.
Setnilai frekuensi signal generator dan amplitudo sesuai dengan arahan

Kelompok 5 | Praktikum
. Rangkaian Listrik B Buku Petunjuk Praktikum
Rangkaian Listrik 4-5
|
Universitas Jember
Dari asisten.Catat nilai-nilai R , L, frekuensi dan amplitude tegangan
yang terbaca pada oscilloscope padaTabel4.1.
a

R
+ b
VS
-
L

Gambar 4.2 Rangkaian Percobaan untuk pengukuran pengaru hL

2. Amati sinyal tegangan VS (probepadatitika-c) dan tegangan VL (probe


pada titik b-c). Ukur th dan td. Catat hasilnya pada Tabel4.1.
3. Hitung ZR dan ZL. Hitung VL dan catat hasilnya pada Tabel 4.3.
4. Rangkaikan peralatan sesuai dengan rangkaian dalam Gambar 4.3
dengan nilai resistansi (R) dan kapasitor (C) sesuai yang diberikan oleh
asisten. Dalam gambar tersebut,VS adalah signal generator dan titik a, b
dan c adalah titik-titik pengukuran untuk penempatan probe oscilloscope.
Setnilai frekuensi signal generator dan amplitudo sesuai dengan arahan
dari asisten.Catat nilai-nilai R, C, frekuensi dan amplitude tegangan yang
terbaca pada oscilloscope padaTabel5.2.
a

R
+ b
VS
-
C

Gambar4.3RangkaianPercobaanuntukpengukuranp

Kelompok 5 | Praktikum
. Rangkaian Listrik B Buku Petunjuk Praktikum
Rangkaian Listrik 4-6
|
Universitas Jember
1. AmatisinyalteganganVS(probepadatitika-
c)danteganganVC(probepadatitik b-c). Ukurthdan td.
CatathasilnyapadaTabel4.2.
2. HitungZRdan ZC.HitungVCdancatat hasilnyapadaTabel4.4.

4.2 DataHasilPercobaan

Tabel4.1DataPercobaanPengaruhInduktansi

Komponen/Para NilaiTeruku
SelisihFasa
meter r

R 300 td 5,7.10-7 S

L 0,0001 H th 1,67.10-6S

Frekuensi 300.000 Hz
AmplitudoTega
ngan 1 V

Tabel4.2DataPercobaanPengaruhKapasitansi

Komponen/Para NilaiTeruku
SelisihFasa
meter r

R 300 td 3.10-7 S

C 1X10-9 F th 1,66.10-6S

Frekuensi 300.000 Hz
AmplitudoTega
ngan 1 V

Kelompok5 | PraktikumRangkaian Listrik B Buku Petunjuk Praktikum


Rangkaian Listrik 4 -1
|
Universitas Jember
4.3 AnalisisDatadanPembahasan
4.6.1 AnalisisData
Tabel4.3DataPercobaanPengaruhInduktansi

Komponen/Parameter PerhitunganParameter

Frekuensi 300.000 Hz  1.884.000 rad/s

R 300 ZR 300 

L 0,0001H ZL  188,4

PerhitunganAmplitudoTegangan PengukuranAmplitudoTegangan
𝑍𝐿
𝑉𝐿= 𝑉𝑆
𝑍+𝑍
𝑅 𝐿

0,52volt
0,53Volt

|𝑉𝐿−ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝑉𝐿−𝑢𝑘𝑢𝑟|
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟𝑉𝐿−𝑢𝑘𝑢𝑟/ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= ×100%
𝑉𝐿−ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

1,8%

PerhitunganSudutFasa PengukuranSudutFasa
𝑡𝑑
𝑉𝐿−ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔=90−atan( 𝐿/𝑅)  = ×180
𝑉𝐿−𝑢𝑘𝑢𝑟
𝑡ℎ

57,87° 64,125°
|𝑉𝐿−ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝑉𝐿−𝑢𝑘𝑢𝑟|
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟𝑉𝐿−𝑢𝑘𝑢𝑟/ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= ×100%
𝑉𝐿−ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

0,2%

Kelompok5 | PraktikumRangkaian Listrik B Buku Petunjuk Praktikum


Rangkaian Listrik 4 -2
|
Universitas Jember
Tabel4.4DataPercobaanPengaruhKapasitansi

Komponen/Parameter PerhitunganParameter

Frekuensi 300.000Hz  1.884.000 rad/s


R 300 ZR 300 

C 1X10-9F ZC 531

PerhitunganAmplitudoTegangan PengukuranAmplitudoTegangan
𝑍𝐶
𝑉𝐿= 𝑉𝑆
𝑍+𝑍
𝑅 𝐶

0,84volt
0,87Volt

|𝑉𝐶−ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝑉𝐶−𝑢𝑘𝑢𝑟|
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟𝑉𝐶−𝑢𝑘𝑢𝑟/ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= ×100%
𝑉𝐶−ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

3,4%

PerhitunganSudutFasa PengukuranSudutFasa
𝑡𝑑
𝑉𝐶−ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔=atan(1/𝑅𝐶)−90  = ×180
𝑉𝐿−𝑢𝑘𝑢𝑟
𝑡ℎ

-29,47° 32,54°
|𝑉𝐿−ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝑉𝐿−𝑢𝑘𝑢𝑟|
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟𝑉𝐿−𝑢𝑘𝑢𝑟/ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= ×100%
𝑉𝐿−ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

0,1%

Kelompok5 | PraktikumRangkaian Listrik B Buku Petunjuk Praktikum


Rangkaian Listrik 4 -3
|
Universitas Jember
4.6.2 Pembahasan

Percobaan kali ini membahas tentang sistem AC steady state. Sistem AC


steady state merupakan sistem rangkaian arus bolak-balik (AC) yang berubah
terhadap waktu selain memiliki nilai kebesaran (magtitude) yang merupakan
amplitude maksimum dari gelombang tersebut, sebuah gelombang listrik AC
sinusoida juga memiliki nilai sudut fasa (phanse angle) yang merupakan selisih
fasa terhadap gelombang refrensi yang dianggap memiliki sudut fasa nol derajat.

Pada praktikum ini, praktikan melakukan percobaan untuk


membandingkan gelombang aruslistrik yang dipengaruhi oleh induktansi dan
kapasitansi. Percobaan pertama dilakukan untuk mencari nilai td dan th, dimana td
merupakan selisih saat kedua sinyal mencapai nilai nol. Sedangkan th merupakan
waktu untuk setengah periode dalam satu gelombang. Pada pengaruh induktansi,
didapatkan nilai td 5,7.10-7S dan nilai th 1,67.10-6S. Dari data yang didapatkan,
dapat dianalisis bahwa nilai th lebih besar daripada nilai td pada pengaruh
induktansi.

Pada praktikum ini juga membahas pengaruh komponen induktansi dan


kapitansi terhadap perubahan sudut fasa tegangan dan arus pada sistem listrik AC
sinusoida, sebuah induktansi yang menyebabkan sebuah pergesaran sudut fasa dan
tegangan pada beban. Sedangkan pengaruh kapitansi menyebabkan arus
mendahului tegangan dengan sudut fasa tertentu.

Pada percobaan pertama yaitu pengaruh induktansi terhadap sumber AC


dengan menggunakan sebuah resistor dengan nilai resistansi sebesar 300 ohm,
induktor dengan nilai resistansi sebesar 0,0001 mickro Henry, frekuensi sebesar
300.000 kiloHertaz dan amplitudo tegangan sebesar 1 mili volt. Dengan
menghasilkan selisih fasa td sebesar 5,7.10-7 dan selisih fasa th sebesar 1,67.10-
6
didapatkan atau diperoleh nilai omega sebesar 1.884.000 rad/s, R sebesar 300
ohm dan L sebesar 188,4 ohm. Pada saat pengukuran pada amplitudo tegangan
Kelompok 5 | .Praktikum Rangkaian Listrik B Buku Petunjuk Praktikum
Rangkaian Listrik 4 -10
|
Universitas Jember
didapatkan nilai amplitudi tegangan sebesar 0,52 mili volt, saat perhitungan nilai
amplitudo tegangan sebesar 0,53 mili volt, menghasilkan hasil perhitungan pada
error persen VL sebesar 1,8%. Pada pengukuran sudut fasa didapatkan nilai
sebesar 64,125°, namun pada saat dilakukan perhitungan didapatkan nilai sudut
fasa sebesar 57,87° serta eror persen sebesar 0,2%.

Dari percobaan pertama dapat disimpulkan bahwa rangkaian induktif


menyebabkan arus tertinggal terhadap tegangan karena di sebabkan oleh sifat
inductor yang menyebabkanarus AC.

Pada percobaan kedua yaitu pengaruhsumber AC terhadap kapasitas


dengan menggunakan sebuah resistor dengan nilai resistansi sebesar 300 ohm,
kapasitor dengan nilai kapasitan sisebesar 1X10-9 nano farad frekuensi sebesar
300.000 Heriz dan amplitudo tegangan sebesar 1 mili volt dengan menghasilkan
selisih fasa td sebesar 3.10-7 S, dan selisih fasa th sebesar 1,66.10-6S, didapat kan
atau diperolah nilai omega sebesar 1.884.000 rad/s. R sebesar 300 ohm dan L
sebesar 78.05 ohm.

Perubahan jenis beban pada rangkaian tidak mempengaruhi nilai kecepatan sudut,
namun kecepatan sudut akan mempengaruhi nilai tegangan pada kapasitor
ataupun induktor. Pada saat pengukuran pada amplitudo tegangan didapatkan nilai
amplitudo tegangan sebesar 0,84 mili volt, saat perhitungan pada amplitudo
tegangan didapatkan nilai amplitudo tegangan sebesar 0,87 mili volt.
Menghasilkan hasil perhtingan pada eror persen Vc sebesar 3,4%.

Pada pengukuran sudut fasa diapatkan nilai sebesar 32,54° positif, saat
perhitungan didapatkan nilai sudut fasa sebesar -29,47° negatif karena arus pada
rangkaian kapasitor bersifat mendahului tegangan, artinya arus mendahului
tegangan sebesar -29,47° terjadi karena kapasitor dapat menyimpan muatan
listrik.

Dari percobaan kedua dapat disimpulkan bahwa impedensasi yang terdiri


dari induktansi dan kapasitansi mempengaruhi beda fase antara arus tegangan
Kelompok 5 | .Praktikum Rangkaian Listrik B Buku Petunjuk Praktikum
Rangkaian Listrik 4 -10
| 4-11
Universitas Jember
pada rangkaian AC, pada rangkaian kapaktansi. Arus bersifat mendahului
teganagan, dan menghasilkan hasil perhitungan pada error persen vl sebesar 0,1%

Kelompok 5 | .Praktikum Rangkaian Listrik B Buku Petunjuk Praktikum


Rangkaian Listrik 4 -10
|
Universitas Jember
4.4 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan


sebagai berikut :

1. Rangkaian iduktif menyebabkan arus tertinggal terhadap tegangan karena


disebabkan oleh sifat inductor yang menghambat arus AC dibuktikan oleh
hasil perhitungan sudut fasa yang bernilai 57,87° dibuktikan pada tabel
4.3.
2. Rangkaian kapasitif menyebabkan arus mendahului tegangan terjadi
karena kapasitor dapat menyimpan muatan listrik dapat dibuktikan dari
hasil perhitungan sudut fasa yang bernilai negatif -29,47° dibuktikan pada
tabel 4.4.
3. Nilai inpendasi pada rangkaian resistor induktor ataupun resistor kapasitor
dipengaruhi oleh masing-masing komponen komponen untu inpendasi
induktor dipengaruhi kecepatan sudut fasa dan nilai konduktor, sedangkan
untuk inpedasi kapasitor dipengaruhi oleh kecepatan sudut dan nilai
kapasitor.
4. Pada saat rangkaian berupa pengaruh induktansi nilai th akan selalu lebih
besar daripada td hal ini terbukti pada tabel 4.1 dengan hasil pengukuran
th 1,67.10-6S dan td sebesar 5,7.10-7S.
5. Nilai th didapatkan dari waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
setengah periode dan nilai td di dapatkan dari selisih waktu antara dua
sinyal yang diukur ketika dua sinyal berada pada titik nol.

Kelompok 5 | .Praktikum Rangkaian Listrik B Buku Petunjuk Praktikum


Rangkaian Listrik 44-12
-10
|
Universitas Jember
4.5 LembarEvaluasi

TTD
No Kegiatan Tgl Keterangan Nilai
Assisten
TugasPenda
1
huluan
Pengambilan
2
Data
3 Asistensi

AnalisaData

Pembahasan

Kesimpulan

4 Postest

AsistensiDosen TTDDosen

Kelompok 5 | .Praktikum Rangkaian Listrik B Buku Petunjuk Praktikum


Rangkaian Listrik 4 -10
| 4-13
Universitas Jember
LAMPIRAN
LAMPIRAN
Perhitungan pengaruh iduktansi

 PerhitunganPengaruhInduktansi
Ω= 2πf
= 2. 3,14. 300000
= 1884000 rad/s
ZR = R
ZR = 300
ZL = ωL
= 1884000. 0,0001
= 188,4 Ω

𝑗𝜔𝐿
VL = ZR + jωL
188,4 j
= 300 + 188,4 j
r =√3002 + 188,42
=354,25
188,4
a tan 𝑄 = 300
a tan 𝑄= 0,628
Q = 32,13°

300 + 188,4 j = 354<32,13°


188,4<90°
Jadi VL = 352,25<32,13°
= 0,532<57,87°
= 532 mV

Vm = 0,53

∙>Perhitungansudutfasa
𝜔𝐿
θVL = 90 – arc tan ( 𝑅 )
= 90 – arc tan 0,628
= 57,87°

Kelompok 5 | .Praktikum Rangkaian Listrik B Buku Petunjuk Praktikum


Rangkaian Listrik 4 -10
|
Universitas Jember
∙>Pengukuransudutfasa
𝑡𝑑
θVL = 𝑥 180°
𝑡ℎ
5,7.10−7
= 1,6.10−6 𝑥 180°
= 64,125°

∙>Perhitungan error persen


𝑉𝐿 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 – 𝑉𝐿 𝑈𝑘𝑢𝑟
Error VL Ukur/Hitung = 𝑥 100%
𝑉𝐿 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
0,53 – 0,52
= 𝑥 100%
0,53
= 1,8%
θVL Hitung− θVL Ukur
Error θVL Ukur/Hitung = 𝑥 100%
θVL Hitung
57,87°− 64,125°
= 𝑥 100%
57,87°
= 0,2%

Perhitungan pengaruh kapasitas

 PerhitunganPengaruhKapasitansi
ω = 2πf
= 2. 3,14. 300000
= 1884000 rad/s
ZR = R
ZR =300
1
ZC = 𝐽𝜔𝐶
1
= 𝐽.1884000.1.10−9
= 530,78 J
= 531 J

∙>PerhitunganAmplitudoTegangan
𝑍𝐶
VC = 𝑍𝑅+2𝐶 𝑉𝑐
531 𝑗
= 300+531 𝑗

Kelompok 5 | .Praktikum Rangkaian Listrik B Buku Petunjuk Praktikum


Rangkaian Listrik 4 -10
|
Universitas Jember
r = √(300)2 + (531)2
= √90.000 + 281.961
= √371.961
= 609,8
531
a tan θ= 300
= 1,77
a tan θ = 60,5

300 + 531 j = 009,8<60,5

531<90°
Jadi VC = 00,98<60,5
= 0,87<29,5
Vm = 0,87

∙>Menghitungsudutfasa (VC)

1
Θvc-hitung = a tan (𝜔𝑅𝐶 ) − 90°
1
= a tan − 90°
1884000.300.1..10−9
1
= a tan 0,5625 − 90°
= a tan 1,77 – 90°
= -29,47°
∙>Menghitungpengukuransudutfasa (VC)
𝑡𝑑
θVL = 𝑡ℎ 𝑥 180°
3.10−7
= 1,66.10−6 𝑥 180°
= 32,54°

∙>Perhitungan Error persen


Erorpersentegangan (Vc)
𝑉𝐶 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 – 𝑉𝐶 𝑈𝑘𝑢𝑟
Error VC Ukur/Hitung = 𝑥 100%
𝑉𝐶 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
0,87−0,84
= 𝑥 100%
0,87
= 3,4%

Erorpersentegangan (θVC)
θVC Hitung−θVC Ukur
ErrorVLUkur/Hitung = 𝑥 100%
θVC Hitung
29,47°−32,54°
= 𝑥 100%
29,47°
= 0,1%

Kelompok 5 | .Praktikum Rangkaian Listrik B Buku Petunjuk Praktikum


Rangkaian Listrik 4 -10
|
Universitas Jember
4- 11

Gambar 1 Rangkaian Pengaruh Induktansi

Gambar 2Pengukuran Amplitudo Tegangan pada Pengaruh Induktansi

Kelompok 5 | Praktikum
. Rangkaian Listrik B Buku Petunjuk Praktikum
| Rangkaian Listrik
Universitas Jember
Gambar 3Pengukuran td pada Pengaruh Induktansi

Gambar 4Pengukuran th pada Pengaruh Induktansi

Kelompok 5 | Praktikum
. Rangkaian Listrik - B Buku Petunjuk Praktikum
Rangkaian Listrik 4 - 11
|
Universitas Jember
Gambar 5 Rangkaian Pengaruh Kapasitansi

Gambar 6 Pengukuran Amplitudo Tegangan pada Pengaruh Kapasitansi

Kelompok 5 | Praktikum
. Rangkaian Listrik - B Buku Petunjuk Praktikum
Rangkaian Listrik 4 - 11
|
Universitas Jember
Gambar 7 Pengukuran td pada Pengaruh Kapasitansi

Gambar 8 Pengukuran th pada Pengaruh Kapasitansi

Kelompok 5 | Praktikum
. Rangkaian Listrik - B Buku Petunjuk Praktikum
Rangkaian Listrik 4 - 11
|
Universitas Jember
KELOMPOK 5_B_RANGKAIAN LISTRIK
PREE TEST
Soal :
1. Bagaimana karakteristik rangkaian RL dan rangkaian RC terhadap
tegangan AC ?
2. Apa yang dimaksud dengan beda fasa, impedansi, fasor, dan diagram
fasor ?
Jawaban :
1. Jika rangkaian RL terhadap tegangan AC menyatakan pada ujung nya
hambatan (R), VL menyatakan tegangan pada ujung-ujung indikator,
besarnya sudut pergeseran antara arus dan tegangan pada rangkaian RL
tidak lagi sebesar 90°, melaikan kurang dari 90°.

Jika rangkaian RC terhadap tegangan AC sebuah rangkaian seri hambatan


dan kapasitor yang dihubungkan dengan sumber tegangan AC sebesar V,
yang disebut rangkaian seri RC. Besarnya sudut pergesaran antara arus
dan tegangan pada rangkaian seri RC terhadap AC tidak lagi sebesar 90°,
melaikan kurang dari 90° dimana tegangan tertinggal terhadap arus.

2. * Beda fase merupakan perbedaan waktu dua buah gelombang yang


mempunyai frekuensi sama dalam berisolasi.

*Impedansi adalah ukuran hambatan listrik pada sumber arus bolak balik.

*Fasor merupakan pernyataan besaran-besaran dalam arus bolak-balik


seperti tegangan dan arus.

*Diagram fasor adalah sebuah gambar anak panah yang digunakan


untuk menyatakan suatau besaran bolak-balik. Tegangan bolak-balik
(V) dan arus bolak-balik (I) digambarkan dengan anak panah.

LABORATORIUM LISTRIK DASAR


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

Anda mungkin juga menyukai