Lapres Bab 4 Lapres
Lapres Bab 4 Lapres
4 STATE
4.1 TujuanPraktikum
4.2 LandasanTeori
𝑣𝑏=𝑉𝑚cos(314𝑡+30)volt...................................................................... (4.2)
Dalambentukfasortegangan,gelombangdalam(5.1)dan(5.2)dinyatakansebaga
i:
Kelompok 5 | Praktikum
. Rangkaian Listrik B Buku Petunjuk Praktikum
Rangkaian Listrik 4-1
|
Universitas Jember
Selisih sudut fasa tegangan dari beberapa sumber menjadi permasalahan
penting saat melakukan sinkronisasi atau mengoperasikan beberapa sumber AC
pada sebuah sistem yang terinterkoneksi. Dalam hal lain, sudut fasa antara arus
dan tegangan pada beban-beban berpengaruh pada powerfactor dari sebuah
sistem.
4.2.1 PengaruhKomponenInduktansi
I 𝐕=𝑉𝑚0 …….……(4.5)
+ R 𝑉
V ….………(4.6)
- 𝐈=
𝑚
0
𝑅
I 𝐕=𝑉𝑚0 …………(4.7)
R 𝑉𝑚 …………(4.8)
+ 𝐈=
V 𝑅+𝑗 𝐿
-
jL
𝑉𝑚 𝐿 …………(4.9)
𝐈= −atan( )
√𝑅2+(𝐿)2 𝑅
Dari (4.5) dan (4.6) terlihat bahwa sebuah resistansi tidak menyebabkan
pergeseran sudut fasa arus terhadap sudut fasa tegangan sumber. Terlihat bahwa
sudut fasa arus dan tegangan sama-sama 0. Sebaliknya dari (4.7) da (4.9) terlihat
bahwa dengan keberadaan induktansi menyebabkan pergeseran sudut fasa arus
𝐿
Terhadap tegangan sebesar – atan ( ) yang berarti bahwa arus tertinggal
𝑅
Kelompok 5 | Praktikum
. Rangkaian Listrik B Buku Petunjuk Praktikum
Rangkaian Listrik 4-2
|
Universitas Jember
4.2.2 PengaruhKomponenKapasitansi
I 𝐕=𝑉𝑚0 ………(4.10)
R 𝑉𝑚 ....……(4.11)
+ 𝐈= 1
V 𝑅− 𝑗
- 1 𝐶
jC
𝑉𝑚 1 ………(4.12)
𝐈= atan( )
√𝑅2+(1/𝐶)2 𝑅𝐶
Dari (4.10) dan (4.12) terlihat bahwa dengan keberadaan kapasitansi
menyebabkan pergeseran sudut fasa arus terhadap tegangan sebesar atan (1/
𝑅𝐶)yang berarti bahwa arus mendahului (leading) terhadap tegangan.
4.2.3 PengukuranBedaFasadalamPraktek
Dalam praktek cukup sulit mengukur beda fasa antara arus dan tegangan
karena yang dapat diukur dengan oscilloscope hanyalah sinyal tegangan
saja.Dengan demikian maka perlu diselidiki hubungan antara sudut fasa arus dan
sudut fasa tegangan yang bersesuaian pada masing-masing rangkaian, baik yang
mengandung induktansi maupun yang mengandung kapasitansi.
I 𝐕=𝑉𝑚0 .…….(4.13)
R .......…(4.14)
𝑉𝑚 𝐿
+ 𝐈= −atan( )
V + √𝑅2+(𝐿)2 𝑅
-
VL jL 𝐿90 …..…(4.15)
_ 𝐕𝐋= 𝐿 𝑉𝑚0
√𝑅2+( 𝐿)2 atan(𝑅)
𝑉𝑚𝐿 𝐿
..….…(4.16)
𝐕𝐋= 90−atan(
√𝑅2+(𝐿)2 𝑅
Kelompok 5 | Praktikum
. Rangkaian Listrik B Buku Petunjuk Praktikum
Rangkaian Listrik 4-3
|
Universitas Jember
Dengan memperhatikan (4.13) , (4.14) dan (4.16) terlihat bahwa ketika arus
(I) tertinggal terhadap (V) dengan sudutatan (𝐿/𝑅), saat itu tegangan yang
diukur pada induktansi (VL) bersudut 90 −atan (𝐿/𝑅)yang berarti tegangan
VL mendahului (leading) terhadap tengangan sumber V dengan sudut
90−atan(𝐿/𝑅).
I 𝐕=𝑉𝑚0 ….…(4.17)
R 𝑉𝑚 1
…..(4.18)
+ 𝐈= atan( )
V +
√𝑅2+(1/𝐶)2 𝑅𝐶
-
VC
1
jC 1
_ −90 ….…(4.19)
𝐶
𝑉𝑚 0
𝐕𝐂=
1
√𝑅2+(1/ 𝐶)2 atan( 𝑅𝐶 )
𝑉𝑚(1/𝐶) ….…(4.20)
1
𝐕𝐂= atan( 𝑅𝐶) −90
√𝑅2+(1/𝐶)2
Kelompok 5 | Praktikum
. Rangkaian Listrik B Buku Petunjuk Praktikum
Rangkaian Listrik 4-4
|
Universitas Jember
1.5
1
th
0.5
V(volt)
0 t(ms)
0 10 20 30
-0.5
-1
-1.5 td
Gambar4.1Perngukuranbedafasadenganmenggunakansinyalpadaoscilloscope
4.3 PeralatanyangDigunakan
Alatyangdiperlukanantaralain;
1. Resistor Sesuairangkaian
2. Induktor Sesuairangkaian
3. Kapasitor Sesuairangkaian
2. SignalGenerator 1buah
3. Oscilloscope 1buah
4. Breadboard 1buah
5. Jumper/Kabel secukupnya
4.4 ProsedurPercobaan
Kelompok 5 | Praktikum
. Rangkaian Listrik B Buku Petunjuk Praktikum
Rangkaian Listrik 4-5
|
Universitas Jember
Dari asisten.Catat nilai-nilai R , L, frekuensi dan amplitude tegangan
yang terbaca pada oscilloscope padaTabel4.1.
a
R
+ b
VS
-
L
R
+ b
VS
-
C
Gambar4.3RangkaianPercobaanuntukpengukuranp
Kelompok 5 | Praktikum
. Rangkaian Listrik B Buku Petunjuk Praktikum
Rangkaian Listrik 4-6
|
Universitas Jember
1. AmatisinyalteganganVS(probepadatitika-
c)danteganganVC(probepadatitik b-c). Ukurthdan td.
CatathasilnyapadaTabel4.2.
2. HitungZRdan ZC.HitungVCdancatat hasilnyapadaTabel4.4.
4.2 DataHasilPercobaan
Tabel4.1DataPercobaanPengaruhInduktansi
Komponen/Para NilaiTeruku
SelisihFasa
meter r
R 300 td 5,7.10-7 S
L 0,0001 H th 1,67.10-6S
Frekuensi 300.000 Hz
AmplitudoTega
ngan 1 V
Tabel4.2DataPercobaanPengaruhKapasitansi
Komponen/Para NilaiTeruku
SelisihFasa
meter r
R 300 td 3.10-7 S
C 1X10-9 F th 1,66.10-6S
Frekuensi 300.000 Hz
AmplitudoTega
ngan 1 V
Komponen/Parameter PerhitunganParameter
PerhitunganAmplitudoTegangan PengukuranAmplitudoTegangan
𝑍𝐿
𝑉𝐿= 𝑉𝑆
𝑍+𝑍
𝑅 𝐿
0,52volt
0,53Volt
|𝑉𝐿−ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝑉𝐿−𝑢𝑘𝑢𝑟|
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟𝑉𝐿−𝑢𝑘𝑢𝑟/ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= ×100%
𝑉𝐿−ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
1,8%
PerhitunganSudutFasa PengukuranSudutFasa
𝑡𝑑
𝑉𝐿−ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔=90−atan( 𝐿/𝑅) = ×180
𝑉𝐿−𝑢𝑘𝑢𝑟
𝑡ℎ
57,87° 64,125°
|𝑉𝐿−ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝑉𝐿−𝑢𝑘𝑢𝑟|
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟𝑉𝐿−𝑢𝑘𝑢𝑟/ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= ×100%
𝑉𝐿−ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
0,2%
Komponen/Parameter PerhitunganParameter
C 1X10-9F ZC 531
PerhitunganAmplitudoTegangan PengukuranAmplitudoTegangan
𝑍𝐶
𝑉𝐿= 𝑉𝑆
𝑍+𝑍
𝑅 𝐶
0,84volt
0,87Volt
|𝑉𝐶−ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝑉𝐶−𝑢𝑘𝑢𝑟|
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟𝑉𝐶−𝑢𝑘𝑢𝑟/ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= ×100%
𝑉𝐶−ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
3,4%
PerhitunganSudutFasa PengukuranSudutFasa
𝑡𝑑
𝑉𝐶−ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔=atan(1/𝑅𝐶)−90 = ×180
𝑉𝐿−𝑢𝑘𝑢𝑟
𝑡ℎ
-29,47° 32,54°
|𝑉𝐿−ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝑉𝐿−𝑢𝑘𝑢𝑟|
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟𝑉𝐿−𝑢𝑘𝑢𝑟/ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= ×100%
𝑉𝐿−ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
0,1%
Perubahan jenis beban pada rangkaian tidak mempengaruhi nilai kecepatan sudut,
namun kecepatan sudut akan mempengaruhi nilai tegangan pada kapasitor
ataupun induktor. Pada saat pengukuran pada amplitudo tegangan didapatkan nilai
amplitudo tegangan sebesar 0,84 mili volt, saat perhitungan pada amplitudo
tegangan didapatkan nilai amplitudo tegangan sebesar 0,87 mili volt.
Menghasilkan hasil perhtingan pada eror persen Vc sebesar 3,4%.
Pada pengukuran sudut fasa diapatkan nilai sebesar 32,54° positif, saat
perhitungan didapatkan nilai sudut fasa sebesar -29,47° negatif karena arus pada
rangkaian kapasitor bersifat mendahului tegangan, artinya arus mendahului
tegangan sebesar -29,47° terjadi karena kapasitor dapat menyimpan muatan
listrik.
TTD
No Kegiatan Tgl Keterangan Nilai
Assisten
TugasPenda
1
huluan
Pengambilan
2
Data
3 Asistensi
AnalisaData
Pembahasan
Kesimpulan
4 Postest
AsistensiDosen TTDDosen
PerhitunganPengaruhInduktansi
Ω= 2πf
= 2. 3,14. 300000
= 1884000 rad/s
ZR = R
ZR = 300
ZL = ωL
= 1884000. 0,0001
= 188,4 Ω
𝑗𝜔𝐿
VL = ZR + jωL
188,4 j
= 300 + 188,4 j
r =√3002 + 188,42
=354,25
188,4
a tan 𝑄 = 300
a tan 𝑄= 0,628
Q = 32,13°
Vm = 0,53
∙>Perhitungansudutfasa
𝜔𝐿
θVL = 90 – arc tan ( 𝑅 )
= 90 – arc tan 0,628
= 57,87°
PerhitunganPengaruhKapasitansi
ω = 2πf
= 2. 3,14. 300000
= 1884000 rad/s
ZR = R
ZR =300
1
ZC = 𝐽𝜔𝐶
1
= 𝐽.1884000.1.10−9
= 530,78 J
= 531 J
∙>PerhitunganAmplitudoTegangan
𝑍𝐶
VC = 𝑍𝑅+2𝐶 𝑉𝑐
531 𝑗
= 300+531 𝑗
531<90°
Jadi VC = 00,98<60,5
= 0,87<29,5
Vm = 0,87
∙>Menghitungsudutfasa (VC)
1
Θvc-hitung = a tan (𝜔𝑅𝐶 ) − 90°
1
= a tan − 90°
1884000.300.1..10−9
1
= a tan 0,5625 − 90°
= a tan 1,77 – 90°
= -29,47°
∙>Menghitungpengukuransudutfasa (VC)
𝑡𝑑
θVL = 𝑡ℎ 𝑥 180°
3.10−7
= 1,66.10−6 𝑥 180°
= 32,54°
Erorpersentegangan (θVC)
θVC Hitung−θVC Ukur
ErrorVLUkur/Hitung = 𝑥 100%
θVC Hitung
29,47°−32,54°
= 𝑥 100%
29,47°
= 0,1%
Kelompok 5 | Praktikum
. Rangkaian Listrik B Buku Petunjuk Praktikum
| Rangkaian Listrik
Universitas Jember
Gambar 3Pengukuran td pada Pengaruh Induktansi
Kelompok 5 | Praktikum
. Rangkaian Listrik - B Buku Petunjuk Praktikum
Rangkaian Listrik 4 - 11
|
Universitas Jember
Gambar 5 Rangkaian Pengaruh Kapasitansi
Kelompok 5 | Praktikum
. Rangkaian Listrik - B Buku Petunjuk Praktikum
Rangkaian Listrik 4 - 11
|
Universitas Jember
Gambar 7 Pengukuran td pada Pengaruh Kapasitansi
Kelompok 5 | Praktikum
. Rangkaian Listrik - B Buku Petunjuk Praktikum
Rangkaian Listrik 4 - 11
|
Universitas Jember
KELOMPOK 5_B_RANGKAIAN LISTRIK
PREE TEST
Soal :
1. Bagaimana karakteristik rangkaian RL dan rangkaian RC terhadap
tegangan AC ?
2. Apa yang dimaksud dengan beda fasa, impedansi, fasor, dan diagram
fasor ?
Jawaban :
1. Jika rangkaian RL terhadap tegangan AC menyatakan pada ujung nya
hambatan (R), VL menyatakan tegangan pada ujung-ujung indikator,
besarnya sudut pergeseran antara arus dan tegangan pada rangkaian RL
tidak lagi sebesar 90°, melaikan kurang dari 90°.
*Impedansi adalah ukuran hambatan listrik pada sumber arus bolak balik.