Aktivitas Sedative Hipnotik Obat Aktivitas Sedative Hipnotik Obat Aktivitas Antiinflamasi Obat/Sediaan
Judul Praktikum Pengenalan dan Penanganan Hewan Uji Aktivitas Analgesik Obat/Sediaan Uji
berdasarkan Rute Pemberian Obat berdasarkan Dosis dan Variasi Biologi Uji
Mampu menguasai cara pemilihan , Mengaplikasikan cara penanganan hewan Mampu mengevaluasi aktivitas obat Mengaplikasikan cara penanganan hewan Dapat mengaplikasikan cara penanganan
pemeliharaan dan penanganan hewan uji yang baik dan penggunaan hewan sesuai berdasarkan variasi biologi, memperoleh yang baik dan penggunaan hewan yang hewan yang baik dan penggunaan hewan
Tujuan etik dan mampu mengevaluasi aktivitas kurva hubungan dosis obat dan respon, sesuai etik serta mengevaluasi aktivitas yang sesuai etik dan mengevaluasi aktivitas
Praktikum obat berdasarkan rute pemberian obat. memperoleh DE50 dan DL50 suatu obat, analgesic obat. antiinflamasi obat.
dan memahami konsep indeks terapi dan
implikasinya
Ringkasan Teori Penggunaan hewan uji penting. Hal Pemilihan rute pemberian obat mengacu Efek farmakologi ditentukan proses Nyeri adalah perasaan dan pengalaman Inflamasi a/ suatu respon protektif normal
mendasar yang perlu tahu: anatomi, cara pada pertimbangan tujuan terapi (local atau farmakokinetika dan farmakodinamika. emosional yang tidak menyenangkan yang thdp luka jaringan yg disebabkan oleh
pegang, mengangani, memelihara, teknik sistemik), onset (cepat atau lambat), Keduanya dipengaruhi factor eksternal berhubungan dengan adanya kerusakan trauma fisik, zat kimia yg merusak atau
pemberian sediaan, teknik pengambilan kondisi stabilitas obat (diperut atau usus), (factor obat, missal bso, rute pemberian jaringan yang disebabkan stimulus zat-zat mikrobiologik. Inflamasi
sampel darah dan teknik pembiusan. keamanan relative dan kenyamanan. Rute dan dosis. Factor penderita, missal pola mekanik, kimia dan kalor(panas) → merupakan bentuk usaha tubuh dalam
Hewan uji adalah obyek yang sengaja pemberian obat berpengaru pada mula hidup, pola tidur, tingkat stress, lingkungan menyebabkan kerusakan sel → melepas menginaktivasi atau merusak organism
dipelihara dan digunakan untuk penelitian kerja (onset of action) dan durasi kerja dan budaya) dan internal (umur, jenis mediator nyeri → bila rangsang melampau yang menyerang, menghilangkan zat iritan
lab. Hewan yg biasa dipakai mencit, tikus (duration of action). Efek sistemik didapat kelamin, rasa atau spesies dan kondisi ambang nyeri timbul rasa nyeri. Proses dan mengatur perbaikan jaringan.
dan kelinci. Penggunaannya perlu karena ketika obat beredar melalui darah (Inhalasi, khusus). Dosis obat merupakan jumlah timbulnya nyeri : stimulus → jaringan Klasifikasinya yaitu inflamasi akut
alasan, yaitu peneliti dapat mengontrol oral, parenteral). Efek local didapat hanya atau takaran tertentu dari suatu obat yang rusak → mediator nyeri (hist. pg, (singkat, jam/hari, tandanya eksudasi
variable penelitian, biaya terjangkau, untuk jika diberikan pada titik tertentu, memberikan efek tertentu terhadap suatu bradikinin, leokotrien, serotonin, dll) → cairan, protein plasma serta akumulasi
penenlitian bersifat resiko tinggi, contohnya salep, krim, gel dan pasta penyakit atau gejala sakit. Jenis dosis ada reseptor nyeri (nociceptor) → saraf leukosit neutrofilik yang menonjol) dan
digunakan untuk uji diagnostic, keamanan (rectal, uretral dan vaginal). Rute PO → dosis terapi, dosis maksimum, dosis toksik sensoris → medulla spinal → kronik (lama, minggu/bulan, tandanya
dan toksisitas. Dalam penelitian, peneliti rongga mulut, kerongkongan. Rute IV → dan dosis pemeliharaan (jumlah obat yag thalamus/korteks (pusat nyeri). Sifat nyeri influx limfosit dan makrofag disertai
harus membuat protocol standar ilmiah dan pembuluh darah, pada mencit disuntikan di dapat menjaga keseimbangan fungsi itu subyektif → nilai ambang nyeri tiap proliferasi pembuluh darah dan
etik penelitian kesehatan. Etik penelitian pembuluh cena yang terletak pada bagian organ). Efek obat merupakan hasil individu beda. Endogen opioid diproduksi pembentukan jaringan parut). Mekanisme
berdasarkan WMA yaitu Respect ekor. Rute IP → rongga perut yang sedikit interaksi antara molekul obat dengan secara alami oleh tubuh (endorphin, terjadinya inflamasi. tanda tanda
(menghormati), Beneficiary (bermanfaat) menyerong dari garis tengah bagian bawah reseptornya. DE50 → jika efek hanya 50% enkephalins dan dynorphins). Opioid drug inflamasi → rubor(kemerahan), calor
dan Justice (bersikap adil). Konsep 3R perut mencit dengan sudut 10o agar tidak dari hewan uji. DT50 → jika efek toksik (myu, delta dan kappa opioid receptor). (panas), tumor (bengkak), dolor (sakit) dan
(Replacement, Reduction (rumus mengenai organ vital lainnya, contoh pada 50% dari hewan uji. DL50 → jika Jenis nyeri berdasarkan durasi nyeri (akut loss of function (kehilangan fungsi/kebas).
frederer: (n-1)(t-1)>15, n =jumlah kandung kemih, ginjal dan limpa. Rute IM menimbulkan kematian pada 50% hewan dan kronis), patofisiologi nyeri (nosiseptif Obat antiinflamasi terbagi dua. Steroid
hewan yang akan dipakai, t=kelompok → otot paha kaki belakang. Rute SC → uji. Untuk menentukan secara teliti DE50 → stim. Lgsg di resep. Nyeri, neuropatik (menghambat aksi dari phospholipase)
perlakuan yang akan dibuat), bagian bawah lipatan kulit. dan DL50, lazimnya dilakukan berbagai → cedera struktur syaraf, fungsional → → gol. Glukokortikosteroid dan
Refinement) perlu diperhatikan. Contoh transformasi log probit. Idealnya suatu obat abnormalitas pada struktur saraf) dan mineralokortikoid (drug-one) dan NSAID
hewan uji, kelinci, tikus dan mencit member efek pada semua pasien tanpa kualitas nyeri (pracking pain → teriris (menghambat aksi dari siklooksigenase).
Notes: sifat fisik mencit memiliki member efek toksik. Oleh karena itu dalam pisau, burning pain → terbakar dan aching Metode Uji Antiinflamasi in Vivo →
kemiripan yang paling tinggi dalam hal studi farmakodinamika Indeks Terapi pain → nyeri dalam.). analgesic adalah Antiinflamasi model akut (induksi asam
genetic dengan manusia. dinyatakan dalam rasio DL50/DE50 obat yang meningkatkan ambang nyeri asetat → mengevaluasi aktivitas inhibisi
sehingga nyeri berkurang/hilang. Analgesic obat terhadap peningkatan permeabilitas
terbagi dua. Analgesik opioid → vascular yang diinduksi oleh asam asetat
rmengaktivasi reseptor opioid dalam SSP secara IP → kemampuan obat uji dalam
untuk menurunkan sensasi nyeri pada nyeri mengurangi konsentrasi pewarna yang
sedang sampai berat, penggunaan berulang menempel dalam abdomen menggunakan
→ ketergantungan, ES → mual, muntah, spektrofotometer, induksi histamine →
konstipasi dan rasa kantuk, dosis lebih hampir sama dengan metode induksi
besar → depresi napas dan hipotensi, karagenan, induksi xilena pada udem
contoh → morfin, diamorfin, codein, daun telinga → parameter yg diukur nanti
fentanil, tramadol. Analgesic non-opiod, a/ ketebalan dan bobot dari daun telinga,
terbagi dua. NSAID/OAINS/Inhib. Enzim induksi karagenan → volume udem
COX, peran COX → berperan dalam telapak kaki tikus diukur dengan
terbentknya mediator inflamasi dan pletismometer → tikus diberi larutan uji
nyeri, yaitu pg dan tromboksan, jenis setelah 1 jam induksi → dilakukan
COX → COX1, membentuk pg yang pengukuran volume udem pada 1,2,3,4 dan
dibutuhkan untuk proses normal tubuh, 5 pasca induksi, induksi asam
COX2, penghasil pg yg jadi mediator arakhidonat pada udem daun telinga →
nyeri, efek farmako utamanya → hamper sama dgn metode xilen dengan
antiinflmasi, antipiretik, analgesic. penginduksi asam arakhidonat yang diberi
Contoh golongan NSAID non selektif topical pada daun telinga kanan)
COX → gol. Asam karboksilat(derivate
asam asetat, salisilat, propionate, fenamat)
dan asam enolat (priazolan dan oksikam),