Anda di halaman 1dari 3

Ringkasan Materi P2-P7 Praktikum Farmakologi

Aktivitas Sedative Hipnotik Obat Aktivitas Sedative Hipnotik Obat Aktivitas Antiinflamasi Obat/Sediaan
Judul Praktikum Pengenalan dan Penanganan Hewan Uji Aktivitas Analgesik Obat/Sediaan Uji
berdasarkan Rute Pemberian Obat berdasarkan Dosis dan Variasi Biologi Uji
Mampu menguasai cara pemilihan , Mengaplikasikan cara penanganan hewan Mampu mengevaluasi aktivitas obat Mengaplikasikan cara penanganan hewan Dapat mengaplikasikan cara penanganan
pemeliharaan dan penanganan hewan uji yang baik dan penggunaan hewan sesuai berdasarkan variasi biologi, memperoleh yang baik dan penggunaan hewan yang hewan yang baik dan penggunaan hewan
Tujuan etik dan mampu mengevaluasi aktivitas kurva hubungan dosis obat dan respon, sesuai etik serta mengevaluasi aktivitas yang sesuai etik dan mengevaluasi aktivitas
Praktikum obat berdasarkan rute pemberian obat. memperoleh DE50 dan DL50 suatu obat, analgesic obat. antiinflamasi obat.
dan memahami konsep indeks terapi dan
implikasinya
Ringkasan Teori Penggunaan hewan uji penting. Hal Pemilihan rute pemberian obat mengacu Efek farmakologi ditentukan proses Nyeri adalah perasaan dan pengalaman Inflamasi a/ suatu respon protektif normal
mendasar yang perlu tahu: anatomi, cara pada pertimbangan tujuan terapi (local atau farmakokinetika dan farmakodinamika. emosional yang tidak menyenangkan yang thdp luka jaringan yg disebabkan oleh
pegang, mengangani, memelihara, teknik sistemik), onset (cepat atau lambat), Keduanya dipengaruhi factor eksternal berhubungan dengan adanya kerusakan trauma fisik, zat kimia yg merusak atau
pemberian sediaan, teknik pengambilan kondisi stabilitas obat (diperut atau usus), (factor obat, missal bso, rute pemberian jaringan yang disebabkan stimulus zat-zat mikrobiologik. Inflamasi
sampel darah dan teknik pembiusan. keamanan relative dan kenyamanan. Rute dan dosis. Factor penderita, missal pola mekanik, kimia dan kalor(panas) → merupakan bentuk usaha tubuh dalam
Hewan uji adalah obyek yang sengaja pemberian obat berpengaru pada mula hidup, pola tidur, tingkat stress, lingkungan menyebabkan kerusakan sel → melepas menginaktivasi atau merusak organism
dipelihara dan digunakan untuk penelitian kerja (onset of action) dan durasi kerja dan budaya) dan internal (umur, jenis mediator nyeri → bila rangsang melampau yang menyerang, menghilangkan zat iritan
lab. Hewan yg biasa dipakai mencit, tikus (duration of action). Efek sistemik didapat kelamin, rasa atau spesies dan kondisi ambang nyeri timbul rasa nyeri. Proses dan mengatur perbaikan jaringan.
dan kelinci. Penggunaannya perlu karena ketika obat beredar melalui darah (Inhalasi, khusus). Dosis obat merupakan jumlah timbulnya nyeri : stimulus → jaringan Klasifikasinya yaitu inflamasi akut
alasan, yaitu peneliti dapat mengontrol oral, parenteral). Efek local didapat hanya atau takaran tertentu dari suatu obat yang rusak → mediator nyeri (hist. pg, (singkat, jam/hari, tandanya eksudasi
variable penelitian, biaya terjangkau, untuk jika diberikan pada titik tertentu, memberikan efek tertentu terhadap suatu bradikinin, leokotrien, serotonin, dll) → cairan, protein plasma serta akumulasi
penenlitian bersifat resiko tinggi, contohnya salep, krim, gel dan pasta penyakit atau gejala sakit. Jenis dosis ada reseptor nyeri (nociceptor) → saraf leukosit neutrofilik yang menonjol) dan
digunakan untuk uji diagnostic, keamanan (rectal, uretral dan vaginal). Rute PO → dosis terapi, dosis maksimum, dosis toksik sensoris → medulla spinal → kronik (lama, minggu/bulan, tandanya
dan toksisitas. Dalam penelitian, peneliti rongga mulut, kerongkongan. Rute IV → dan dosis pemeliharaan (jumlah obat yag thalamus/korteks (pusat nyeri). Sifat nyeri influx limfosit dan makrofag disertai
harus membuat protocol standar ilmiah dan pembuluh darah, pada mencit disuntikan di dapat menjaga keseimbangan fungsi itu subyektif → nilai ambang nyeri tiap proliferasi pembuluh darah dan
etik penelitian kesehatan. Etik penelitian pembuluh cena yang terletak pada bagian organ). Efek obat merupakan hasil individu beda. Endogen opioid diproduksi pembentukan jaringan parut). Mekanisme
berdasarkan WMA yaitu Respect ekor. Rute IP → rongga perut yang sedikit interaksi antara molekul obat dengan secara alami oleh tubuh (endorphin, terjadinya inflamasi. tanda tanda
(menghormati), Beneficiary (bermanfaat) menyerong dari garis tengah bagian bawah reseptornya. DE50 → jika efek hanya 50% enkephalins dan dynorphins). Opioid drug inflamasi → rubor(kemerahan), calor
dan Justice (bersikap adil). Konsep 3R perut mencit dengan sudut 10o agar tidak dari hewan uji. DT50 → jika efek toksik (myu, delta dan kappa opioid receptor). (panas), tumor (bengkak), dolor (sakit) dan
(Replacement, Reduction (rumus mengenai organ vital lainnya, contoh pada 50% dari hewan uji. DL50 → jika Jenis nyeri berdasarkan durasi nyeri (akut loss of function (kehilangan fungsi/kebas).
frederer: (n-1)(t-1)>15, n =jumlah kandung kemih, ginjal dan limpa. Rute IM menimbulkan kematian pada 50% hewan dan kronis), patofisiologi nyeri (nosiseptif Obat antiinflamasi terbagi dua. Steroid
hewan yang akan dipakai, t=kelompok → otot paha kaki belakang. Rute SC → uji. Untuk menentukan secara teliti DE50 → stim. Lgsg di resep. Nyeri, neuropatik (menghambat aksi dari phospholipase)
perlakuan yang akan dibuat), bagian bawah lipatan kulit. dan DL50, lazimnya dilakukan berbagai → cedera struktur syaraf, fungsional → → gol. Glukokortikosteroid dan
Refinement) perlu diperhatikan. Contoh transformasi log probit. Idealnya suatu obat abnormalitas pada struktur saraf) dan mineralokortikoid (drug-one) dan NSAID
hewan uji, kelinci, tikus dan mencit member efek pada semua pasien tanpa kualitas nyeri (pracking pain → teriris (menghambat aksi dari siklooksigenase).
Notes: sifat fisik mencit memiliki member efek toksik. Oleh karena itu dalam pisau, burning pain → terbakar dan aching Metode Uji Antiinflamasi in Vivo →
kemiripan yang paling tinggi dalam hal studi farmakodinamika Indeks Terapi pain → nyeri dalam.). analgesic adalah Antiinflamasi model akut (induksi asam
genetic dengan manusia. dinyatakan dalam rasio DL50/DE50 obat yang meningkatkan ambang nyeri asetat → mengevaluasi aktivitas inhibisi
sehingga nyeri berkurang/hilang. Analgesic obat terhadap peningkatan permeabilitas
terbagi dua. Analgesik opioid → vascular yang diinduksi oleh asam asetat
rmengaktivasi reseptor opioid dalam SSP secara IP → kemampuan obat uji dalam
untuk menurunkan sensasi nyeri pada nyeri mengurangi konsentrasi pewarna yang
sedang sampai berat, penggunaan berulang menempel dalam abdomen menggunakan
→ ketergantungan, ES → mual, muntah, spektrofotometer, induksi histamine →
konstipasi dan rasa kantuk, dosis lebih hampir sama dengan metode induksi
besar → depresi napas dan hipotensi, karagenan, induksi xilena pada udem
contoh → morfin, diamorfin, codein, daun telinga → parameter yg diukur nanti
fentanil, tramadol. Analgesic non-opiod, a/ ketebalan dan bobot dari daun telinga,
terbagi dua. NSAID/OAINS/Inhib. Enzim induksi karagenan → volume udem
COX, peran COX → berperan dalam telapak kaki tikus diukur dengan
terbentknya mediator inflamasi dan pletismometer → tikus diberi larutan uji
nyeri, yaitu pg dan tromboksan, jenis setelah 1 jam induksi → dilakukan
COX → COX1, membentuk pg yang pengukuran volume udem pada 1,2,3,4 dan
dibutuhkan untuk proses normal tubuh, 5 pasca induksi, induksi asam
COX2, penghasil pg yg jadi mediator arakhidonat pada udem daun telinga →
nyeri, efek farmako utamanya → hamper sama dgn metode xilen dengan
antiinflmasi, antipiretik, analgesic. penginduksi asam arakhidonat yang diberi
Contoh golongan NSAID non selektif topical pada daun telinga kanan)
COX → gol. Asam karboksilat(derivate
asam asetat, salisilat, propionate, fenamat)
dan asam enolat (priazolan dan oksikam),

1|Ringkasan Materi Prak. Farmakologi


selektif COX2 → celecoxib (rofecoxib
ditarik dr edar kara kontradindikasi
dengan penderita stroke/ gangguan
kardiovaskular). Parasetamol → efeknya
analgesic dan antipiretik. Mekanisme kerja
→ menghambat terbentuknya pg di sentral
lewat blockade enzim COX3 (varian COX
1 yang terdistribusi di SSP), aman
digunakan untuk anak, ibu hamil dan ibu
menyusui. Uji aktivitas analgesic in Vivo
→ stimulus suhu (tail flick, tail
immersion, hot plate, cold stimuli),
stimulasi mekanik (tail clip, von frey
filament) dan stimulasi kimiawi (formailin
1-5% SC, abdominal contriction/writhing
dgn asam asetat glacial 0,1%-0,9% IP)
Mencit, Tikus, Kandang Hewan Hewan cobanya yaitu Mencit jantan. Hewan cobanya yaitu Mencit jantan dan Hewan cobanya yaitu Mencit jantan. Hewan cobanya yaitu Tikus jantan.
Alatnya berupa spuit injeksi 1 mL, jarum betina. Alatnya ada spuit injeksi 1 mL, Alatnya berupa spuit injeksi 1 mL, bejana Alatnya berupa spuit injeksi 1 mL, sonde
sonde oral, bejana untuk pengamatan, bejana untuk pengamatan, timbangan untuk pengamatan, timbangan hewan, oral, bejana untuk pengamatan, timbangan
Alat dan Bahan timbangan hewan, stopwatch, kandang hewan, stopwatch, kandang restriksi, stopwatch, sedangkan obatnya berupa hewan, pletismometer, stopwatch,
restriksi, sedangkan obatnya berupa sedangkan obatnya berupa diazepam serta morfin, antalgin dan asam asetat glacial sedangkan senyawa kimis/obatnya adalah
diazepam serta aquades sebagai control aquades sebagai control negative. serta aquades sebagai control negative. CMCNa, natrium diklofenak, aquades dan
negative. minyak atsiri kemangi.
Menyiapkan 3 ekor mencit dan 3 ekor tikus Mencit dibagi dalam 4 kelompok (dosis Mencit dibagi menjadi 8 kelompok (2 Penyiapan larutan percobaan (morfin 0,1%, Penyiapan larutan (CMC, Natrium
→ Mempraktekkan cara penanganan diazepam sama yaitu 10 mg/70 kg BB mencit jantan/betina diebri aquades, 2 antalgin 2% dan asam asetat glacial 2%) → diklofenak dan minyak atsiri aa 0,5%) →
hewan yang baik dan mendokumentasikan manusia, dengan rute PO, IP dan SC, 1 mencit jantan/betina diberi diazepam dosis Pembagian kel. Mencit (aquades, morfin Pembagian kelompok tikus (kel 1 CMC 2
dalam bentuk foto dan video → Membuat mencit sebagai control negative diberi 50 mg/70 kg BB manusia, 2 mencit dosis 10 mg/70 kg BB dan 15 mg/70 kg mL/200 g tikus, kel 2 nat.dik 27 mg/200 g
laporan penanganan dengan memasukan aquades 1%BB ) → mencit ditimbang dan jantan/betina diberi diazepam dosis 100 BB, antalgin 300 mg/70 kg BB dan 400 BB dalam lar. CMC 0,5%, kel 3 miny atsiri
foto kedalam laporan dan video diunggah diberi tanda menggunakan spidol pada mg/70 kg BB manusia, 2 mencit mg/70 kg BB) → penimbangan mencit → 40 mg/200 g BB dalam lar CMC 0,5%, kel
pada e-learning bagian pangkal ekornya → dosis dan jantan/betina diberi diazepam dosis 200 perhitungan dosis dan volume obat yang 4 miny. atsiri 80 mg/200 g BB dalam lar
volume pemberian obat ditimbang → mg/70 kg BB manusia) dengan rute IP → diberikan ke mencit → pemberian obat CMC 0,5% dan kel 5 miny. Atsiri 160
larutan obat diberi sesuai kelompok dan mencit ditimbang dan diberi tanda → dosis dengan rute intraperitoneal → pemberian mg/200 g BB dalam lar CMC 0,5% ) →
catat waktu pemberiannya →mencit dan volume pemberian obat ditimbang → induksi nyeri setelah 30 menit pemberian penimbangan dan penandaan tikus →
ditempatkan dalam bejana untuk larutan obat diberi sesuai kelompok dan obat yaitu diberikan asam asetat glacial 2% perhitungan dosis dan volume obat yang
pengamatan→ mencatat hasil pengamatan catat waktu pemberiannya →mencit sebanyak 0,5 mL secara IP → pengamatan diberikan ke tikus → pengukuran volume
Prosedur Kerja
dan ditabelkan sesuai masing-masing ditempatkan dalam bejana untuk respon mencit yaitu reflek geliat atau dasar kaki tikus (V0) → pemberian obat ke
kelompok, kemudian bandingkan hasilnya. pengamatan→ mencatat hasil pengamatan writhing reflex yang umumnya muncul ± 5 tikus PO → pemberiaan induksi inflamasi
dan ditabelkan sesuai masing-masing menit setelah diberi penginduksi nyeri → setelah 30 menit pemberian obat yaitu
kelompok, kemudian bandingkan hasilnya. lalu dihitung % daya analgesic/% proteksi karagenan 1% sebanyak 0,2 mL subplantar
pada telapak kaki kiri bagian belakang →
pengamatan respon tikus (volume udem
kaki tikus diperiksa dengan pletismometer
kemudian hitung % udem (Vt-Vo/Vo x
100%)dan % daya antiinflamasi/inhibisi
udem (a-b/a x 100%, dimana a= % udema
kel. Control negative dan b= % udem pada
kelompok perlakuan).)
Hasil dan Cara penanganan mencit: mengambil Pada hewan uji dengan rute PO Mencit jantan 1 vs betina 1, hewan uji Setelah dilakukan perhitungan terhadap Pada percobaan ini, terbukti bahwa minyak
Pembahasan mencit dari kandang dengan menarik didapatkan bahwa waktu onset hipnotik control negative, tidak memperlihatkan data didapatkan bahwa % daya analgesic atsiri daun kemangi memiliki efek
bagian ekor (tangan kanan)→ letakan pada sekitar 30 menit dan onset sedative pada efek sedasi. Mencit jantan 2 vs betina 2, tertinggi terdapat pada kelompok perlakuan antiinflamasi yang sangat baik.Bahkan
permukaan kasar agar kaki depan mencit menit ke 60. Pada hewan uji dengan rute waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 3 dan terendah pada kelompok perlakuan 4. pada ketiga dosis yang diujikan, semuanya
dapat mencengkram →jepit bagian leher IP didapatkan bahwa waktu onset hipnotik onset hipnotik pada mencit betina lebih Dengan menggunakan metode writhing bisa melebihi % inhibisi diklofenak sebagai
mencit sebanyak mungkin agar mencit sekitar 10 menit dan onset sedative pada cepat. Mencit jantan 3 vs betina 3, waktu test, yaitu pengamatan terhadap frekuensi kontrol positifnya.Hal ini menunjukkan
tidak banyak gerak (tangan kiri) → menit ke 30. Pada hewan uji dengan rute yang dibutuhkan untuk mencapai onset terhadap geliat ketika diberikan substansi bahwa minyak atsiri daun kemangi
pastikan posisi benar, menjepit ekor SC didapatkan bahwa waktu onset hipnotik pada mencit betina lebih cepat. penginduksi nyeri. Morfin dengan dosis memiliki potensi sebagai antiinflamasi
diantara jari manis dan kelingking → siap hipnotik sekitar 20 menit dan onset Mencit jantan 4 vs betina 4, waktu yang yang lebih tinggi pada kelompok 3 yang lebih baik daripada diklofenak,
diberi sediaan (rute oral/ip). sedative pada menit ke 40. Pada hewan dibutuhkan untuk mencapai onset hipnotik menunjukan bahwa memiliki % daya meskipun dosis yang dibutuhkan jauh lebih
Cara penanganan tikus: mengambil tikus uji dengan rute PO yang merupakan pada mencit betina lebih cepat. Hal analgesic tertinggi hal ini disebabkan oleh besar daripada dosis diklofenak. Uji
dengan memegang leher tikus dan control negatif didapatkan bahwa tidak tersebut didasarkan pada pengamatan data morfin yang merupakan obat opioid imana antiinflamasi ini dilakukan selama 6 jam
menahan bagian kaki depan → pastikan terjadi reaksi apapun pada hewan uji. tabel kelompok 1, tetapi jika dibandingkan kerja analgetik gol. Narkotik ini berada paa dan setiap jam dicatat persentase udem
posisi sudah benar → siap diberi sediaan Notes: waktu onset adalah waktu yang dengan data kelompok lain akan menjadi system saraf pusat yang daya kerjanya juga yang terlihat di kaki tikus. Setelah 6 jam,
(rute oral/ip) dibutuhkan untuk mencapai efek bervariatif yang didapatkan bahwa mencit memperpanjang aktivasi dari reseptor persen inhibisi dihitung dan dirata-ratakan.
farmakologi. jantan mencapai onset lebih cepat pada opioid. Lain dengan antalgin yang Persen inhibisi pada kelompok 1 adalah 0%

2|Ringkasan Materi Prak. Farmakologi


mencit betina. Berdasarkan data mayoritas merupakan obat non-opioid bekerja pada karena kelompok ini adalah kelompok yang
maka dapat dikatakan bahwa obat system perifer. Dengan perbedaan berperan sebagai kontrol negatif. Untuk
diazepam lebih cepat bereaksi pada mencit golongan serta mekanisme kerjannya kelompok 2, rata-rata persen inhibisinya
jantan. Hal ini dipengaruhi hormone pengaruh antara morfin dana juga antalgin adalah 52,33%. Diketahui bahwa kelompok
estrogen paa mencit betina yang menyebabkan adanya perbedaan dalam 2 merupakan kontrol positif yang berfungsi
mempengaruhi system metabolism pada daya analgesiknnya. Selain itu faktor yang untuk pembanding dengan zat uji yang
tubuh yang akan menyebabkan perubahan mempengaruhi daya analgetik misalnnya sebenarnya. Pada kelompok uji 3, dengan
pada kerja obat. Berdasarkan teori juga faktor gen yang dapat mempengaruhi dosis yang diberikan, yaitu 40mg/200g
disebut bahwa absorbs obat dipengaruhi respon terhadap pemerian obat yang mana tikus, didapatkan rata-rata persen inhibisi
oleh beberapa factor, yang menjadi gen ini menentukan sistem metabolisme sebesar 54,38%. Kelompok uji 4 dengan
perhatiaan disini adalah waktu transit dan ketahan obat dalam tubuh, faktor dosis 80mg/200g tikus memberikan rata-
absorbsi di usus yang berbeda antara pria fisiologis mencit yang mungkin mengami rata inhibisi sebesar 64,85%, sedangkan
dan wanita, dimana pada pria waktu beberapa kali saat percobaan sehingga kelompok uji 5 dengan dosis 160mg/200g
transitnya 44,8 jam dan pada wanita 91,7 memungkinkan stress, serta faktor tikus memberikan rata-rata inhibisi sebesar
jam. Pada praktikum juga dapat dilihat lingkungan terhadap daya kerja obat yakni 54,23%.
bahwa mencit yang mendapatkan dosis dengan mempengaruhi daya kerja obat.
obat lebih tinggi menunjukkan efek yang
lebih panjang jika dibandingkan dengan
hewan mencit yang memiliki jenis kelamin
yang sama, tetapi dengan dosis yang lebih
sedikit
Penggunaan hewan uji merupakan hal Berdasarkan penganalisaan data hasil Berdasarkan praktikum dapat disimpulkan Berdasarkan praktikum dapat disimpulkan Berdasarkan praktikum dapat diketahui
penting dalam melaksanakan penelitian pengamatan efek yang terjadi pada bahwa Dosis obat yang lebih tinggi dapat bahwa . Morfin memiliki proteksi bahwa minyak atsiri daun kemangi bekerja
pada laboratorium. Hal mendasar yang praktikum tersebut dapat disimpulkan memberikan efek yang lebih cepat dan penghilang nyeri lebih besar daripada dengan baik untuk menginhibisi inflamasi
perlu diketahui tentang hewan uji bahwa rute pemberian intraperitonial lebih lama jika dibandingkan dengan dosis antalgin, dapat dilihat dari jumlah geliat yang terjadi pada tikus, bahkan lebih baik
(umumnya mencit dan tikus) adalah cara dinilai lebih cepat memberikan efek atau yang lebih rendah, dan obat diazepam lebih mencit yang lebih sedikit pada pemberian daripada kontrol positifnya, yaitu
menangani, memegang dan memelihara waktu yang dibutuhkan untuk memberikan cepat bereaksi pada mencit jantan. Hal ini morfin daripada antalgin yang sama sama diklofenak.Minyak atsiri daun kemangi ini
hewan uji. Penggunaan hewan uji harus efek lebih singkat sehingga dinilai dapat dipengaruhi hormone estrogen pada mencit merupakan analgetik. Morfin merupakan bekerja secara optimal pada dosis sekitar
memenuhi standar etika terhadap hewan lebih efektif dalam proses pemberian obat. betina yang mempengaruhi system analgesik opioid yang bekerja langsung 80mg/200g tikus, dan efeknya berkurang
atau animal ethics agar hewan uji tidak Pemberian melalui intraperitoneal memiliki metabolism pada tubuh yang akan pada sistem saraf pusat sehingga proteksi pada 40mg dan 160mg/200g tikus.Artinya,
merasa menderita onset of action cepat karena permukaan menyebabkan perubahan pada kerja obat yang diberikan lebih besar daripada dosis yang tepat untuk mendapatkan hasil
epitel usus luas, dinding otot di peritoneum antalgin yang merupakan analgesik yang maksimal adalah 80mg/200g
(di bawah abdomen) sangat tipis dan nonopioid (bekerja pada sistem saraf tikus.Diketahui bahwa minyak atsiri daun
Kesimpulan
terdapat banyak pembuluh darah vaskuler perifer). 2. Besaran dosis yang diberikan kemangi memiliki kandungan sitral yang
di usus. Hal ini menimbulkan sedikit rasa berbanding lurus dengan efek farmakologis dominan (Sulianti, 2008), yang mana sitral
sakit akibat suntikan tersebut. Namun, obat yang didapatkan ini dalam beberapa literatur mengatakan
akan mudah terserap ke dalam sistem bahwa sitral memiliki khasiat sebagai
sirkulasi darah. antiinflamasi. Mekanisme sitral sebagai
antiinflamasi adalah dengan cara
menginhibisi pelepasan histamin dan
serotonin di awal pembentukan inflamasi.
Kemudian menghambat enzim COX yang
memiliki peran dalam pembentukan
prostglandin yang kemudian dapat
merangsang timbulnya inflamasi

3|Ringkasan Materi Prak. Farmakologi

Anda mungkin juga menyukai