Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan (fertilisasi) adalah terjadinya pertemuan dan
persenyawaan antar sel mani dan sel telur. Fertilisasi terjadi di ampula
tuba. Syarat dari setiap kehamilan adalah adanya spermatozoa, ovum,
pembuahan ovum (konsepsi) dan nidasi hasil konsepsi. Dengan adanya
fertilisasi inti ovum segera berubah menjadi pronukleus betina,
sementara spermatozoon setelah melepaskan ekornya berubah
menjadi pronukleus jantan. Kedua pronukleus ini akhirnya melebur
ditengah-tengah sitoplasma sel telur dan terjadilah zigot, sebuah sel
tunggal, awal sebuah kehidupan baru makhluk manusia (Prawirohardjo,
2009).
Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari
hari pertama haid terakhir. Kehamilan aterm ialah usia kehamilan antara
38 sampai 42 minggu dan ini merupakan periode dimana terjadi
persalinan normal. Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut
kehamilan prematur. Kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih 42
minggu lengkap disebut sebagai postterm atau kehamilan lewat waktu.
Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi 3 bagian; masing-
masing 1) kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu); 2)
kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu); dan 3)
kehamilan triwulan terakhir (antara 28 sampai 40 minggu). Janin yang
dilahirkan dalam trimester terakhir telah viable (dapat hidup)
(Prawirohardjo, 2014).
Kehamilan normal adalah dimana ibu sehat tidak ada riwayat
obstetrik buruk dan ukuran uterus sama/sesuai usia kehamilan
Trimester I (sebelum 14 minggu), trimester II (antara minggu 14–28),

1
2

dan trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36)
(Saifuddin, 2010).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini menjadi
permasalahan yang sangat serius dan masih tertinggi di Asia. Menurut
SDKI, AKI Indonesia tahun 2007 adalah 307/100.000 kelahiran hidup,
pada tahun 2009 mengalami penurunan yaitu sebanyak 228/100.000
kelahiran hidup dan pada tahun 2012 mengalami peningkatan yaitu 359
per 100.000 kelahiran hidup. Dengan perhitungan ini, diperkirakan
setiap jam dua orang perempuan mengalami kematian karena hamil
atau melahirkan akibat komplikasi pada masa hamil atau persalinan.
AKI pada proses persalinan dan kehamilan cukup tinggi. Bahkan target
dari Millennium Development Goals (MDGs) adalah menurunkan AKI di
Indonesia sebanyak 75 persen pada 2015. Millennium Development
Goals (MDGs) di mulai tahun 2000 dan berakhir pada tahun 2015.
Dengan demikian, ditargetkan penurunan hingga 102/100.000 kelahiran
hidup pada 2015.hingga akhir tahun 2015 Indonesia berpeluang gagal
mencapai sasaran-sasaran MDGs, beberapa target yang gagal untuk di
capai di antaranya penurunan angka kematian ibu, penurunan angka
kematian balita,penurunan angka HIV/AIDS, dan cakupan air minum
dan sanitasi, dari beberapa sasaran SDGs yang belum selesai tersebut,
sekarang di lanjutkan oleh Sustainable Development Goals (SDGs)
yang tidak lain merupakan kelanjutan dari target-target MDGs dalam hal
bagaimana mewujudkan pembangunan manusia. Sedangkan menurut
SDKI 2013 menunjukan bahwa secara nasional AKB untuk Indonesia
adalah 34/1000 kelahiran hidup dan angka kematian Neonatal untuk
Indonesia adalah 20/1000 kelahiran hidup. AKI untuk propinsi NTB
adalah 72/1000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Neonatal di NTB
adalah 34/1000 kelahiran hidup (DIKES NTB, 2013).
Upaya-upaya pelayanan kesehatan ibu dan anak dilakukan
untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil dan janin dalam kandungan
3

hingga kelahiran, masa nifas dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya
antara lain melalui peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar
sehingga dapat menekan AKI dan AKB. Hasil pencapaian upaya
kesehatan ibu hamil dan bersalin dapat dinilai dengan menggunakan
indikator cakupan K1 dan K4 serta upaya agar setiap persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan dilakukan di fasilitas
pelayanan kesehatan. Pencapaian upaya kesehatan ibu nifas diukur
melalui indikator cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas (KF3) yang
berkualitas sesuai standar. Selain itu, dilakukan juga upaya pelayanan
kesehatan neonatal sesuai standar yaitu pelayanan neonatal saat lahir
dan pelayanan kesehatan saat kunjungan neonatal sebanyak 3 kali.
(Profil Kemenkes RI, 2012).
Secara nasional, indikator kinerja cakupan persentase ibu hamil
yang mendapat pelayanan antenatal pertama (K1) sebanyak 95,71%.
pelayanan kesehatan ibu hamiSl K4 pada tahun 2014 belum mencapai
target Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan di tahun
yang sama, yakni sebesar 95%. Secara nasional, cakupan pelayanan
kesehatan ibu hamil K4 pada tahun 2014 sebesar 86,70%. Capaian
pelayanan kesehatan ibu hamil K4 pada tahun 2014 dari masing-masing
provinsi. (Profil Kemenkes RI, 2014).
Menurut data Dikes Provinsi NTB ,angka kematian ibu di NTB
pada tahun 2010 tercatat 113 kasus,pada tahun 2011 angka kematian
ibu meningkat menjadi 130 kasus. Dan menurun pada tahun 2012
menjadi 100 kasus.Lalu menurun pada tahun 2013 menjadi 75 kasus.
Angka kematian ibu meningkat pada tahun 2014 menjadi 111 kasus.
Banyak kematian ibu saat melahirkan diantaranya , ibu hamil 25
kasus,ibu bersalin 37 kasus,ibu nifas 49 kasus ,disebabkan oleh antara
lain perdarahan hamil muda (abortus, KET, mola) 4 kasus, perdarahan
(APB, HPP, Bleed) 32 kasus, infeksi 13 kasus HDK (HT Kronis, eklamsi,
dll)27 kasus, emboli (pulmonal, air ketuban) 6 kasus, kasus lain lain 34
4

kasus, jadi jumlah angka kematian ibu adalah 111 kasus. (Dikes
Provinsi NTB Dalam Data, 2015).
Di Provinsi NTB pada tahun 2014, cakupan pelayanan antenatal
pertama (K1) sebanyak 120.934 dan K4 sebanyak 112.808, cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih (Pn) sebanyak
103.712 cakupan pelayan ibu nifas sebanyak 103.187, cakupan
pemakaian alat kontrasepsi berdasarkan metode, IUD sebanyak
102.094, Kondom sebanyak 19.168, MOW sebanyak 16.971 dan MOP
sebanyak 4.507. (Dinas Kesehatan NTB, 2015).
Menurut WHO (World Health Organization) AKI diakibatkan
karena komplikasi selama kehamilan, persalinan, infeksi dan pre
eklamsia (Marmi, 2011). Perdarahan merupakan penyebab langsung
kematian ibu. Perdarahan dapat disebabkan adanya anemia pada ibu
hamil. Selain itu, anemia kehamilan juga merupakan penyebab tidak
langsung kematian ibu. (Kemenkes, 2011).
Anemia pada kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar
Hemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5
gr% pada trimester 2. Nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan
kondisi wanita tidak hamil terjadi karena hemodilusi (pengenceran
darah), terutama pada trimester 2 (Prawirohardjo, 2009).
Anemia merupakan masalah nutrisi yang paling sering
ditemukan dan resikonya meningkat pada kehamilan dan berkaitan
dengan asupan besi yang tidak adekuat dibandingkan kebutuhan
pertumbuhan janin dengan cepat. (Prawirohardjo, 2009). Sebagain
besar perempuan mengalami anemia selama kehamilan, baik di Negara
maju maupun Negara berkembang. Badan kesehatan dunia atau World
Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa 35-75 % ibu hamil
di Negara berkembang dan 18 % ibu hamil di Negara maju mengalami
anemia. Namun banyak di antara mereka yang telah menderita anemia
pada 3 saat konsepsi, dengan perkiraan prevalensi sebesar 43 % pada
5

perempuan yang tidak hamil di Negara berkembang dan 12 % di Negara


yang lebih maju (Sarwono, 2010). Berdasarkan Rikesdes di Indonesia
pada tahun 2010 angka kejadian anemia masih cukup tinggi yaitu
sekitar 50-70 juta jiwa, anemia defisiensi besi (anemia yang disebabkan
kurang zat besi) mencapai 20%-33% (Kemenkes, 2011).
Penyebab anemia tersering adalah defisiensi zat-zat nutrisi.
Seringkali defisiensinya bersifat multiple dengan manifestasi klinik yang
di sertai infeksi, gizi buruk atau kelainan herediter seperti
hemoglobinopati. Namun, penyebab mendasar anemia nutrisional
meliputi asupan yang tidak cukup, absorbsi yang tidak adekuat,
bertambahnya zat gizi yang hilang, kebutuhan yang berlebihan, dan
kurangnya utilisasi nutrisi hemopoietik. Sekitar 75% anemia dalam
kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi yang memperlihatkan
gambaran eritrosit mikrositik hipokrom pada asupan darah tepi.
Penyebab tersering kedua adalah anemia megaloblastik yang dapat
disebabkan oleh defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12.
Penyebab lainnya yang jarang di temui antara lain adalah
hemoglobinopati, proses imflamasi, toksisitas zat kimia dan keganasan
(Sarwono, 2010).
Kehamilan yang disertai dengan anemia salah satunya
disebabkan kurangnya nutrisi pada ibu hamil. Dampak anemia yang
dialami oleh ibu hamil dan janin yaitu bervariasi dari yang ringan sampai
berat. Bila kadar Hb lebih rendah dari 6 g/dL, maka dapat timbul
komplikasi yang signifikan pada ibu dan janin. Kadar Hb serendah itu
tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen janin dan dapat
menyebabkan gagal jantung pada ibu. Beberapa penelitian juga
menemukan hubungan antara anemia ibu pada trimester I dan II dengan
kelahiran prematur (kurang dari 37 minggu). Selain itu anemia pada ibu
hamil juga menyebabkan hambatan pada pertumbuhan janin baik sel
tubuh maupun sel otak, abortus, lahir prematur, lamanya waktu partus
6

yang dikarenakan kurangnya daya dorong rahim, perdarahan


postpartum, rentan terhadap infeksi, rawan dekompensasi cordis pada
penderita Hb kurang dari 4 gr%. (Irene, 2012).
Upaya pemerintah dalam mengatasi anemia defisiensi besi ibu
hamil yaitu terpokus pada pemberian tablet penambah darah (Fe) pada
ibu hamil. Departemen kesehatan masih terus melaksanakan
penanggulangan anemia defisiensi besi pada ibu hamil dengan
membagikan tablet besi atau tablet tambah darah kepada ibu hamil
sebanyak 1 tablet setiap satu hari berturut-turut selama 90 hari selama
masa kehamilan (Depkes RI, 2010).
Berdasarkan profil kesehatan 2010 didapatkan data bahwa
cakupan pelayanan K4 meningkat dari 80,26% (tahun 2007) menjadi
86,04% (tahun 2008), namun cakupan pemberian tablet Fe kepada ibu
hamil menurun dari 66,03% (tahun 2007) menjadi 48,14% (tahun 2008)
(Depkes, 2013).
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh
tenaga Kesehatan professional. Pelayanan antenatal ibu hamil
dilaksanakan sesuai standar pelayanan kebidanan. Untuk melihat
akses dan kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil dapat
digambarkan melalui cakupan K1 dan K4. Kunjungan K1 ibu hamil
adalah Ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal
sesuai standar (10T) oleh tenaga kesehatan pada masa kehamilan
kemudian yang dapat dihitung sebagai kunjungan K4 pada ibu hamil
adalah Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
standar (10T) paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian
pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada trimester
pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester
ketiga umur kehamilan. (Profil Kesehatan NTB, 2018)
7

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka perumusan
masalah pada studi kasus ini adalah “Bagaimana Penatalaksanaan
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Anemia Sedang”.

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Komprehesif dengan


pendekatan Manajemen Kebidanan SOAP pada kasus Ny “X”.

2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengumpulan data subyektif dengan benar
pada Ny “X“ ibu hamil dengan anemia sedang.
b. Mampu melakukan pengumpulan data obyektif pada Ny “X“ ibu
hamil dengan anemia sedang.
c. Mampu menganalisa diagnose, masalah, kebutuhan dan masalah
potensial pada Ny “X“ ibu hamil dengan anemia sedang.
d. Mampu melakukan penatalaksanaan tindakan asuhan kebidanan
pada Ny “X“ ibu hamil dengan anemia sedang.

D. Manfaat Studi kasus

1. Manfaat Teoritis

Hasil laporan ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi


perkembangan ilmu kebidanan, khususnya dalam pemberian asuhan
kebidanan komprehensif pada ibu hamil dengan anemia sedang.
8

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan Untuk menambah referensi mengenai


asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia sedang dan
dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam menyusun studi
kasus selanjutnya mengenai asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan anemia sedang.

b. Bagi Profesi Sebagai bahan evaluasi tentang pelayanan asuhan


kebidanan khususnya pada ibu hamil dengan anemia sedang agar
dapat mempertahankan pelayanan yang sudah baik.

c. Bagi Peneliti Untuk menambah ilmu pengetahuan dalam


memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia
sedang dan dapat mengaplikasikan ilmu kebidanan yang sudah
diperoleh, sehingga masalah anemia sedang pada ibu hamil dapat
diatasi dan tidak menjadi suatu masalah lagi.

d. Bagi Klien Dengan melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil


diharapkan ibu dapat melewati kehamilannya dengan sehat dan
selamat sampai proses persalinan khususnya pada ibu hamil
dengan anemia sedang.

D. Keaslian Studi Kasus


Tabel 1. Keaslian Studi Kasus

Nama Judul Variabel Jenis Instrumen Analisis Responden


Peneliti Penelitian Penelitian Data

Peneliti Pengaruh Usia ibu Observa- Hb sahli, Univariat Ibu hamil


Asrini safitri kepatuhan hamil, sional wawancara, sebanyak 32
dkk (tahun mengkonsum pendidikan, analitik orang di
2019) si tablet zat tingkat puskesmas
besi kepatuhan, kassi-kassi
terhadap Kadar Hb, Makasar,Prov
kejadian pengetahua
9

anemia pada n, sikap insi Sulawesi


ibu hamil di dan Selatan.
Puskesmas motivasi
Kassi-kassi
makasar
tahun 2019

Luh marina Gambaran Kadar Hb Studi Pemeriksaan Univariat 94 ibu hamil


wiraharti,dk indeks ibu hamil kohort lab ( Hb, MCV, dengan
k (2016) eritrosit termasuk transver- MCH, MCHC, anemia.
anemia pada anemia sal RDW) Anemia
ibu hamil di berat, ringan
RSUP sedang dan sejumlah 28
Sanglah ringan. orang,
denpasar anemia
sedang 58
orang dan
anemia berat
8 orang.

Dina dwi Intraksi ibu Pola Observasi Kuisioner dan Univariat 34 orang ibu
anggraini,d hamil dengan konsumsi onal wawancara, hamil
kk.(2017) tenaga tablet Fe analitik buku KIA dan
kesehatan dan ibu hasil cek Hb
dan hamil
pengaruhnya
terhadap
kepatuhan
ibu hamil
mengkonsum
si tablet Fe
dan anemia
di
puskesmas
kota wilayah
selatan kota
kediri

Dina Hubungan Pola makan Survey Kuesioner Univariat 30 ibu hamil


Mariana, Pola Makan pada ibu analitik dan
dkk. (2018) Dengan hamil, Bivariat
Kejadian kejadian
Anemia Pada anemia
Ibu Hamil Di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Jalan
Gedang

Studi Asuhan Ibu hamil Deskriptif Kuisioner, Univariat Ny. “X”


Kasus Kebidanan dengan wawancara, Dengan
Sekarang Kehamilan kadar Hb SAP, cek list
Pada Ny. “X” dan kartu
10

Dengan 7,0 – 9,9 pantau peduli Anemia


Anemia g/dL ibu hamil Sedang
Sedang anemia

Anda mungkin juga menyukai