Anda di halaman 1dari 14

Kurangnya asupan gizi pada anak balita, dan mengakibatkan Tubuh Balita

Pendek.

ABSTRAK:

Berdasarkan data pemantauan status gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu,


presentase jumlah stunting di sepuluh kabupaten/kota di Bengkulu dalam lima tahun
terakhir terjadi peningkatan. “Stunting boleh terjadi di bawah 20 persen dari total
jumlah balita. Di Bengkulu, kita coba maping tahun lalu ternyata rata-rata 29,4
persen,” kata Kabid Kesmas Dinkes Bengkulu Nelly Alesa dalam pertemuan
penggalangan organisasi masyarakat dan dunia usaha untuk mendukung kesehatan di
Provinsi Bengkulu, Jumat (27/4/2018). Dari presentase tersebut, angka tertinggi
terdapat di Kabupaten Bengkulu Utara dengan jumlah 35,8 persen. Padahal dalam
standar nasional angka toleransi stunting hanya 20 persen.

1
Angka stunting nilai nya cukup tinggi di Indonesia. Stunting menggambarkan
kejadian kurang gizi pada balita yang berlangsung dalam waktu yang lama, yang berpengaruh
pada fisik dan juga pada
fungsi kognitif pada anak.
Dari hasil riskesdas prevalensi
stunting secara nasional tahun
2013 adalah 37,2%. Hal ini
menunjukan terjadi
peningkatan dibandingkan
tahun 2007 (35,8%) dan 2010
(35,6%). Prevalensi pendek
37,2% ini terdiri dari sangat pendek (18%) dan pendek (19,2%). Untuk prevalensi pendek ini
mengalami peningkatan dari 18% tahun 2007 menjadi 19,2% pada tahun 2013.

STUNTING

S
atu dari tiga bayi di bawah lima tahun (balita) di bengkulu terkena stunting alias
kekurangan gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi sejak dalam kandungan. Di
Indonesia ada 9 juta anak yang menderita stunting. Penyebab langsungnya
terkait konsumsi  makanan dan penyakit, khususnya infeksi.

Mungkin tidak semua orang akrab dengan


istilah stunting. Padahal, menurut Badan
Kesehatan Dunia, Indonesia ada di urutan ke-
lima jumlah anak dengan kondisi stunting.
Salah satu wilayah di Indonesia dengan angka
stunting di bengkulu khususnya di kabupaten
bengkulu selatan . Angka stunting kabupaten
bengkulu selatan menurut Riskesdas mencapai 30,9 % dari 13.183 bocah balita yang ada di
daerah itu. Angka ini tentunya cukup tinggi untuk wilayah tersebut.

2
Beberapa pendapat tentang stunting:
Menurut WHO, di seluruh dunia, Stunting  merupakan istilah para nutrinis
diperkirakan ada 178 juta anak di bawah usia untuk penyebutan anak yang tumbuh tidak
lima tahun pertumbuhannya terhambat sesuai dengan ukuran yang semestinya (bayi
karena stunting. pendek). Stunting (tubuh pendek) adalah
keadaan tubuh yang sangat pendek hingga
Menurut UNICEF, stunting didefinisikan
melampaui batasan dibawah median, panjang
sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai
atau tinggi badan populasi yang menjadi
59 bulan, dengan tinggi di bawah minus
referensi internasional. Stunting adalah
(stunting sedang dan berat) dan minus tiga
keadaan dimana tinggi badan berdasarkan
(stunting kronis) diukur dari standar
umur rendah, atau keadaan dimana tubuh
pertumbuhan anak keluaran WHO. Selain
anak lebih pendek dibandingkan dengan
pertumbuhan terhambat, stunting juga
anak – anak lain seusianya (MCN, 2009).
dikaitkan dengan perkembangan otak yang
tidak maksimal, yang menyebabkan
kemampuan mental dan belajar yang kurang,
serta prestasi sekolah yang buruk. Stunting
dan kondisi lain terkait kurang gizi, juga
dianggap
sebagai salah satu faktor risiko diabetes, 
hipertensi, obesitas dan kematian akibat 
infeksi. Stunting adalah tinggi badan yang kurang
menurut umur kurang dari 2 tahun, ditandai
dengan    terlambatnya pertumbuhan anak
yang mengakibatkan kegagalan dalam
mencapai tinggi badan yang normal dan
sehat sesuai usia anak. Stunting merupakan
kekurangan gizi kronis atau kegagalan
pertumbuhan dimasa
lalu dan digunakan indikator jangka
panjang untuk gizi kurang pada anak.

FAKTOR PENYEBAB STUNTING

3
Menurut penelitian arifin dkk (2012) tentang Gizi buruk kronis
analisis sebaran dan penyebab stunting menunjukkan, (stunting) tidak hanya
pemberian ASI eksklusif mempunyai hubungan yang disebabkan oleh satu
sigifikan dan merupakan faktor paling domain terhadap faktor saja seperti yang
kejadian stunting, masa kanak-kanak dan sepanjang siklus telah dijelaskan diatas,
kehidupan. Pada masa ini merupakan proses terjadinya tetapi disebabkan oleh
stunting pada anak dan peluang peningkatan stunting banyak faktor, dimana
terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan. faktor-faktor tersebut
saling berhubungan satu
sama lainnnya. Terdapat
tiga faktor utama
penyebab stunting yaitu
sebagai berikut :
1.  Asupan makanan tidak
seimbang (berkaitan
Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan
dengan kandungan zat
penyebab tidak langsung yang memberikan kontribusi
gizi dalam makanan
terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu hamil
yaitu karbohidrat,
dengan gizi kurang akan menyebabkan janin mengalami
protein,lemak, mineral,
intrauterine growth retardation (IUGR), sehingga bayi
vitamin, dan air).
akan lahir dengan kurang gizi, dan mengalami gangguan
2.  Riwayat berat badan
pertumbuhan dan perkembangan.
lahir rendah (BBLR),
3.  Riwayat penyakit.

STUNTING (Kerdil)
Adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita
akibat kekurangan gizi kronisterutama dalam 1000
hari kehidupan.
Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Stunting

4
Menurut laporan UNICEF (1998) beberapa fakta terkait stunting dan
pengaruhnya antara lain sebagai berikut :
1.   Anak-anak yang mengalami stuntig lebih awal yaitu Pada usia lima tahun
sebelum usia enam bulan akan mengalami stunting cenderung
lebih berat menjelang usia dua tahun. menetap sepanjang hidup, 
2. Penyebab kegagalan pertumbuhan 
dari anak usia dini berlanjut pada
stunting masa remaja dan kemudian
adalah bayi tumbuh menjadi wanita
berat lahir dewasa yang stunting dan
rendah, mempengaruhi secara 
ASI yang tidak memadai, makanan  tambahan yang langsung pada kesehatan dan
tidak sesuai, diare berulang, dan infeksi pernapasan. produktivitas, sehingga
Berdasarkan penelitian sebagian besar anak-anak meningkatkan peluang
dengan stunted mengkonsumsi makanan yang berada melahirkan anak dengan
di bawah ketentuan  rekomendasi kadar gizi, berasal berat bada berkurang.
dari keluarga miskin dengan jumlah Keluarga banyak,  Stunting terutama
bertempat tinggal di  wilayah pinggiran Kota dan  berbahaya  pada perempuan,
komunitas pedesaan. karena lebih cenderung
3.  Pengaruh gizi  pada anak usia dini yang mengalami menghambat dalam proses
stunting dapat mengganggu pertumbuhan dan pertumbuhan dan berisiko
perkembangan kognitif yang  kurang. Anak stunting, lebih besar meninggal saat
melahirkan.

5
  Dampak
Stunting

Menurut penelitian
hanya pada fisik yang lebih pendek saja, tetapi juga pada
yang dilakukan Ridha
kecerdasan, produktivitas dan prestasinya kelak setelah
Rahmawati (2009),
dewasa, sehingga akan menjadi beban negara. Selain itu dari
Stunting dapat
aspek estetika, seseorang yang tumbuh proporsional akan
mengakibatkan penurunan
kelihatan lebih menarik dari yang tubuhnya pendek.

S
intelegensia (IQ),  sehingga
tunting yang terjadi pada masa anak merupakan
prestasi belajar menjadi
faktor risiko meningkatnya angka kematian,
rendah dan  tidak dapat
kemampuan kognitif, dan perkembangan motorik
melanjutkan sekolah. Bila
yang rendah serta fungsi-fungsi tubuh yang tidak
mencari pekerjaan, 
seimbang (Allen & Gillespie, 2001). Gagal tumbuh yang
peluang  gagal tes
terjadi akibat kurang gizi pada masa-masa emas ini akan
wawancara pekerjaan 
berakibat buruk pada kehidupan berikutnya dan sulit
menjadi besar dan tidak
diperbaiki.
mendapat pekerjaan yang
baik, yang berakibat
penghasilan rendah 
(economic productivity
hypothesis).
dan tidak dapat mencukupi
kebutuhan pangan. Karena
itu anak yang menderita
stunting berdampak tidak

6
Mencegah Stunting pada Balita
Dalam keadaan normal, Maka peluang besar untuk  mencegah stunting dilakukan
tinggi badan tumbuh sedini mungkin. dengan mencegah faktor resiko gizi kurang
bersamaan dengan  baik pada remaja putri, wanita usia subur (WUS), ibu hamil
bertambahnya umur,namun maupun pada balita. Selain itu, menangani balita yang
pertambahan tinggi badan dengan tinggi dan berat badan rendah yang beresiko terjadi
relatif kurang sensitif stunting, serta terhadap balita yang telah stunting agar tidak
terhadap kurang gizi dalam semakin berat. Peningkatan pendidikan ayah dan ibu
waktu singkat. Jika terjadi yang berdampak pada  pengetahuan dan kemampuan dalam
gangguan pertumbuhan penerapan kesehatan dan gizi keluarganya, sehingga anak
tinggi badan pada balita, berada dalam keadaan status gizi yang baik.
maka untuk mengejar Mempermudah akses keluarga terhadap informasi dan
pertumbuhan tinggi badan penyediaan informasi tentang kesehatan dan gizi anak yang
optimalnya masih bisa mudah dimengerti dan dilaksanakan oleh setiap keluarga,
diupayakan, sedangkan anak juga merupakan cara yang efektif dalam mencegah terjadinya
usia Sekolah sampai remaja balita stunting.
relatif kecil kemungkinannya

7
Penanggulangan dan pencegahan Stunting pada Bayi

a.Pada ibu hamil

Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil merupakan cara terbaik dalam mengatasi
stunting. Ibu hamil perlu mendapat makanan yang baik, sehingga apabila ibu hamil
dalam keadaan sangat kurus atau telah mengalami Kurang Energi Kronis (KEK), maka
perlu diberikan makanan tambahan kepada ibu hamil tersebut. Setiap ibu hamil perlu
mendapat tablet tambah darah, minimal 90 tablet selama kehamilan. Kesehatan ibu harus
tetap dijaga agar ibu tidak mengalami sakit.

b. Pada saat bayi lahir

Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu bayi lahir melakukan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu
(ASI) saja (ASI Eksklusif).

c. Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun

Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
Pemberian ASI terus dilakukan sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih. Bayi dan anak
memperoleh kapsul vitamin A, taburia, imunisasi dasar lengkap.

8
Zat Gizi Mikro yang Berperan untuk
Menghindari Stunting (Pendek)
a.Kalsium
kekebalan dan pengembangan fungsi
Kalsium berfungsi dalam pembentukan
reproduksi laki-laki. Bahan makanan
tulang serta gigi, pembekuan darah dan
sumber zink : hati, kerang, telur dan
kontraksi otot. Bahan makanan sumber
kacang-kacangan.
kalsium antara lain : ikan teri kering,
belut, susu, keju, kacang-kacangan. d. Zat Besi
b.Yodium Zat besi berfungsi dalam sistem
kekebalan tubuh, pertumbuhan otak, dan
Yodium sangat berguna bagi hormon
metabolisme energi. Sumber zat besi
tiroid dimana hormon tiroid mengatur
antara lain: hati, telur, ikan, kacang-
metabolisme, pertumbuhan dan
kacangan, sayuran hijau dan buah-
perkembangan tubuh. Yodium juga
buahan.
penting untuk mencegah gondok dan
kekerdilan. Bahan makanan sumber e.Asam Folat
yodium : ikan laut, udang, dan kerang.
Asam folat terutama berfungsi pada
c.Zink periode pembelahan dan pertumbuhan
sel, memproduksi sel darah merah dan
Zink berfungsi dalam metabolisme
mencegah anemia. Sumber asam folat
tulang, penyembuhan luka, fungsi
antara lain : bayam, lobak, kacang-
kacangan, serealia dan sayur-sayuran.

9
Deteksi Dini Terhambatnya Pertumbuhan Balita
Pemantauan tinggi badan dibutuhkan untuk menilai normal tidaknya pertumbuhan
anak. Deteksi dini terhambatnya pertumbuhan diperlukan untuk memberikan terapi lebih
awal, sehingga memberikan hasil yang baik dan mencegah stunting lebih dini.
Pengukuran tinggi badan, berat badan harus diukur dan dipantau berkala, minimal pada
waktu-waktu berikut:

 Umur < 1 tahun       : saat lahir, 1, 2, 4, 6, 9, 12 bulan


 Umur 1 - 2 tahun     : setiap 3 bulan
 Umur > 3 - 7 tahun : setiap 6 bulan
 

Rumus Tinggi Potensi Genetik (TPG) Anak :

TPG Anak Laki laki : TB ibu (cm) + 13 cm + TB Ayah  ± 8,5 cm


                         2

TPG Anak Perempuan : Tb Ayah (cm) - 13 cm + Tb Ibu ± 8,5 cm


2

Stunting atau kondisi balita pendek dapat dicegah dengan langkah-langkah yang

dilakukan sejak dini. Pencegahan dapat dilakukan semenjak sikecil masih dalam

kandungan dan pada saat 1000 hari pertama kehidupannya. Pemberian asupan nutrisi

yang dapat dan seimbang dapat menghindarkan si kecil dari masalah stunting.

Ditulis oleh: dr.Marcella Auditta

Reviewer : dr. Vicka, Sp.A

10
Bagaimana dengan Risiko Kesehatan pada Anak Stunting?

Berikut adalah beberapa risiko kesehatan pada anak stunting.

Stunting dikaitkan dengan otak yang


kurang berkembang dengan konsekuensi
berbahaya untuk jangka waktu lama,
termasuk kecilnya kemampuan mental
dan kapasitas untuk belajar, buruknya
prestasi sekolah di masa kecil, dan
mengalami kesulitan mendapat
pekerjaan ketika dewasa yang akhirnya

U
mengurangi pendapatan, serta
peningkatan risiko penyakit kronis ntuk

terkait gizi seperti diabetes, hipertensi, mencegah stunting, lakukan


dan obesitas. beberapa langkah berikut:
Memiliki risiko yang lebih besar
Seorang ibu harus
untuk terserang penyakit, bahkan
mengonsumsi nutrisi yang
kematian dini.
dibutuhkan selama hamil dan nutrisi
Kekerdilan dapat menurun pada
yang dibutuhkan selama menyusui.
generasi berikutnya, disebut siklus
 Memberikan nutrisi yang baik kepada Si
kekurangan gizi antargenerasi.
Buah Hati, seperti memberikan ASI
Ketika dewasa, seorang
eksklusif dan nutrisi penting lainnya
wanita stunting memiliki risiko lebih
seiring pertambahan usia.
besar untuk mengalami komplikasi
 Menerapkan pola hidup bersih
selama persalinan karena panggul
dan sehat, terutama mencuci tangan
mereka lebih kecil, dan berisiko
sebelum makan, meminum air yang
melahirkan bayi dengan berat badan
aman, mencuci peralatan makan dan
lahir rendah.
peralatan dapur, membersihkan diri
setelah buang air besar atau kecil, serta
memiliki sanitasi yang ideal (toilet yang
bersih).

11
Usaha Pemerintah dalam Masalah Stunting

Selama ini Sadar Gizi Nasional (Scaling Up Nutrition – SUN) dan


pemerintah sudah mendukung pengembangan regulasi tentang pemberian ASI
berusaha mengurangi eksklusif, rencana nasional untuk mengendalikan gangguan
Gizi buruk, terutama kekurangan iodine, panduan tentang pencegahan dan
pertumbuhan yang pengendalian parasit intestinal dan panduan tentang
terhambat, merupakan suplementasi multi-nutrient perempuan dan anak di provinsi
sebuah masalah Bengkulu.
kesehatan masyarakat
yang utama di
bengkulu. Untuk
mengatasi tantangan
itu, pemerintah
bengkulu mendukung
sejumlah inisiatif di
tahun 2017 untuk
menciptakan Manajemen masyarakat tentang gizi buruk akut dan
lingkungan nasional pemberian makan bayi dan anak menjelma menjadi sebuah
yang kondusif untuk paket holistic untuk menangani gizi buruk, sementara
gizi. Ini meliputi pengendalian gizi anak dan malaria ditangani bersama untuk
peluncuran Gerakan mencegah pertumbuhan yang terhambat (stunting).
(Laporan Tahunan/,Dinkes provinsi bengkulu 2017).

12
DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (KEMENKES) Laporan Riset Kesehatan


Dasar (RISKESDAS) Nasional 2013.Indonesia.

Zahrani Y. 1000 Hari: Mengubah Hidup, Mengubah Masa Depan. Gizinet.2015

Pradita, Ayu RR. Hubungan Stunting dengan Skor IQ Anak Usia Sekolah Dasar Keluarga
Miskin di Kabupaten Klaten. UNS, 2009.

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta : Jakarta.


1995.

Gunawan, G dan Fadlayana, F. 2011. Hubungan status Gizi dan Perkembangan Usia 1-2
Tahun. Saripediatri 13 (2):142-6

Muljati S, Agus T., Basuki B. 2011. Determinan Stunting pada Anak Usia 2-3 Tahun di
Tingkat Provinsi. PGM. Vol: 34 (1): 50-62

Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu., 2017. Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu Tahun 2017.
Bengkulu: Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu.

13
MAKALAH KOMUNIKASI KESEHATAN
“MEDIA ONLINE E-MAIL DAN STUNTING”

Dosen Mata Kuliah:


Wisuda Andeka Marleni, SST. M.Kes

Kelompok: 9
1. Silvi Oktavia
2. Shofrotun Khoiriyah
3. Siti Aprianti
4. Zandi Harianto

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU


JURUSAN PROMOSI KESEHATAN
TAHUN AJARAN 2018

14

Anda mungkin juga menyukai