Anda di halaman 1dari 17

Proposal Perencanaan Kampanye Positif Vaksinasi COVID -19

“JOIN WITH US, WE VACCINE TOGHETER AND ENJOY YOUR JOURNEY”

Vaksinasi Seluruh Karyawan Tenant, Manajement dan Pengunjung di Ardina Mall

#wewillwinwithvaccine

Ari Setiawan 1835160050

FISIP Ilmu Komunikasi


Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
Pendahuluan

Saat ini Indonesia masih berada dalam tekanan pandemic Covid-19, setiap hari
masih terdapat kasus baru mengenai positif covid-19 yang bahkan sampai menimbulkan
kluster baru. Dimana kluster tersebut terbentuk akibat adanya masyarakat yang tidak
mematuhi protocol kesehatan maupun dikrarenakan pengelompokkan masyarakat
metropolitan seperti perkantoran, komplek, kluster tenaga pendidik dll. Selain itu ada
pun kemunculan varian baru virus covid-19 yang muncul akibat perubahan mutasi
genetika dari virus tersebut. Virus corona bisa bermutasi karena karakteristik virus
tersebut bisa menggandakan diri dengan bantuan induk dari virus itu sendiri. Lalu virus
itu beradaptasi untuk melawan sistem imun manusia sehingga virus dapat menjadi
lebih kuat dan menghasilkan virus varian baru. (Dilansir dari situs
primayahospital.com)

Akan tetapi selain daripada virus yang dapat berevolusi, adapun manusia yang memiliki
akal serta pikiran tidak henti-hentinya untuk meneliti dari awal munculnya covid-19
hingga saat ini seperti peneliti dan saintis. Sehingga mereka bisa menemukan penawar
virus covid-19 yang dinamakan vaksin Sinovac. Selain daripada itu adapun banyaknya
peneliti yang ingin menunjukkan aksi dan peduli terhadap umat manusia diselutuh
dunia sehingga dapat menciptakan beberapa varian vaksin seperti Astrazeneca, Pfizer
Inc. Sinopharm, Bio Farma dan Moderna.

Dengan adanya kemunculan vaksin, maka Pemerintah dengan segera membentuk tim
nasional pengembangan vaksin dan melakukan riset uji klinis terhadap beberapa jenis
vaksin. Tim pengembangan tersebut dibawah pengawasan Mentri Koordinator Bidang
Perekonomian serta Kementrian Riset dan Teknologi bertanggung jawab untuk hasil
riset yang mereka teliti. Dari semua vaksin yang ada, Pemerintah Indonesia lebih
memilih vaksin Sinovac dari China mesikupun virus tersebut juga berasal dari China
karena semua ini dilakukan atas dasar kecepatan dalam hal uji klinis. perlu kita ketahui
bahwa Indonesia sangat membutuhkan vaksin sebagai solusi untuk menurunkan
tingkat kenaikan kasus positif covid-19 di Indonesia.
Tentunya mengenai pengambilan keputusan Pemerintah dalam vaksinasi mengajak
masyarakat untuk mengambil sikap dengan cara mengisi survei untuk menentukan
bahwa masyarakat Indonesia bersedia untuk di vaksin.

Pict : Status Penerimaan dan Penolakan Vaksin

Jadi sekitar 64,8% Masyarakat siap menerima vaksin, sedangkan 27,4% masih
belum menentukan pilihan, lalu untuk 7,6% Masyarakat tidak ingin divaksin, data ini
didapat dari hasil riset tim satgas covid-19. Lalu dengan adanya hasil 64,8% tersebut
maka pemerintah menginstruksikan kepada masyarakat Indonesia untuk segela
melakukan vaksinasi. Vaksin didatangkan dari China pada kedatangan pertama yaitu
1,2 juta dosis pada awal tahun 2021. Lalu akan menyusul 1,8 juta pada kedatangan
kedua, selain itu vaksin tersebut bisa dikembangkan menjadi lebih banyak oleh
perusahaan BioFarma dalam bentuk curah.

Latar Belakang
Dengan hadirnya vaksin tentunya diharapkan oleh Pemerintah dan masyarakat
untuk dapat memperlambat penumbuhan kasus penambahan covid-19 di Indonesia.
Ditambah lagi dengan adanya antusiasme masyarakat di dalam pengisian survei yang
buat oleh satgas covid-19 untuk bisa menerima dan bersedia untuk di vaksinasi.
Meskipun begitu, namun vaksin Sinovac ini adalah barang yang asing dan sangatlah
baru. Kebanyakan dari kita belum mengetahui adakah efek samping yang akan terjadi
jika kita melakukan vaksinasi. Untuk meyakinkan masyarakat Indonesia, maka
Pemerintah menggunakan Strategi Kampanye penokohan yang dilakukan oleh
Presiden RI dan Influencer yaitu Raffi Ahmad. Hal tersebut dibilang bisa cukup
sukses karena setelahnya cukup banyak masyarakat yang ingin segera melakukan
vaksinasi. Akan tetapi semua harus melalui procedural dan harus mengikuti kebijakan
serta aturan yang dibuat oleh pemerintah.

Kegiatan vaksinasi dibuat secara bertahap dan bergiliran, yang paling diutamakan
adalah golongan orang tua, karena orang tua lebih rentan atau lemah sistem imunnya
untuk terkena paparan virus covid-19. Setelah itu bisa dilanjut dengan vaksinasi tenaga
pengajar atau pendidik seperti guru dan dosen tercinta.

Akan tetapi ditengah kegiatan vaksinasi secara bertahap dan berperiode itu menculah
suatu permalasahan baru yaitu berupa pusing, demam dan mual saat setelah dilakukan
vaksinasi. Padahal hal tersebut adalah bagian efek samping daripada vaksin yang
merupakan hal yang wajar, karena memang ada beberapa yang memiliki reaksi seperti
itu. Namun tidak semua masyarakat yang sudah divaksin menerima gejala seperti
pusing, demam dan mual, ada juga yang tidak sama sekali. Hal tersebut dikarenakan
setiap manusia memiliki tingkatan sistem imun yang berbeda-beda, jadi setiap vaksin
perlu adanya adaptasi terhadap sistem imun. Dilansir dari laman Twitter
@KemenkesRI kejadian tersebut dinamakan KIPI yaitu merupakan gejala medis yang
biasa terjadi karena kegiatan vaksinasi.
Pict : @KemenkesRI

Namun dengan adanya gejala Kejadian Ikutan Pasca Imuniasi (KIPI) ini cukup
membuat gempar masyarakat, sehingga berefek pada penolakan masyarakat terhadap
vaksin. Padahal gejala ini adalah gejala medis yang sangat wajar dan akan dialami oleh
pasien vaksinasi. Stigma negative mengenai vaksin juga bermunculan pada saat itu, ada
yang mengangkat opini bahwasannya kita hanyalah menjadi bahan percobaan daripada
vaksin Sinovac ini. Opini yang beredar bisa diredam oleh hasil vaksinasi pasien pertama
yaitu Presiden RI.

“Jadi setelah suntikan vaksin pertama itu di 13 Januari lalu, 2 minggu yang lalu,
sekarang hari ini saya mendapatkan suntikan vaksin yang kedua," kata Jokowi seusai
vaksinasi, Rabu (27/1/2021) Sumber : News.detik.com

Tetap saja pada sebagian masyarakat yang merasa takut untuk divaksin, selain
dari efek KIPI tersebut, adapun kasus yang meninggal karena setelah melakukan
vaksinasi Sinovac sebanyak 27 jiwa dan AstraZeneca sebanyak 3 jiwa. Maka kejadian ini
sangat membuat masyarakat bingung untuk mengambil keputusan, antara ingin
divaksin namun takut dengan adanya gejala, tapi harus divaksin untuk menambah daya
imun tubuh supaya terhindar dari virus covid-19.
Banyak kasus serta kisruh yang terjadi mengenai vaksinasi Sinovac dan AstraZeneca ini
karena vaksin tersebut termasuk produk baru, juga belum banyak menghasilkan
penelitian dan literature yang bisa dicerna oleh masyarakat awam. Pemerintah juga
sangat cepat dalam mengambil keputusan, dan ketika diputuskan untuk membuat
vaksinasi tidak di irini oleh adanya informasi serta edukasi vaksin dan vaksinasi secara
informatif ke masyarakat kelas menengah hingga kebawah. Jadi hanya masyarakat
tertentu lah yang mendapatkan dan bisa menelaah informasi mengenai vaksin Sinovav,
Astrazeneca dan vaksinasi berperiode yang dilakukan pemerintah.

Saya selaku perwakilan Pro Humas Ardina Plaza langsung membuat riset mengenai
tingkat kesadaran karyawan terhadap vaksinasi Sinovac ataupun AstraZeneca. Untuk
mengetahui kesadaran atau penolakan vaksinasi bagi seluruh karyawan tenant,
manajement dan pengunjung di Ardina Mall mengenai kegiatan vaksinasi yang
diadakan oleh tim manajement Ardina Plaza. Maka sebelum membuat kegiatan secara
real, kita harus memiliki data berdasarkan hasil riset sebagai dasar atas keputusan yang
nantinya akan kita realisasikan.

Analisis Situasi & Masalah

Beberapa waktu lalu saya membuat riset untuk mengetahui kesadaran karyawan
atau buruh terhadap vaksin Sinovac & AstraZeneca. Jawaban daripada responden yang
nantinya akan saya analisis dan menjadikannya sebagai bukti nyata kondisi situasi
terkini. Setelah mendapat jawaban yang relevan lalu kita bisa mengolah data tersebut
untuk dapat menemukan solusi yang tepat atas kebutuhan masyarakat kelas pekerja.
Data yang saya dapatkan berasal dari responden dengan latar belakang karyawan
swasta / buruh, karena setelah adanya vaksin untuk tenaga kesehatan, tenaga pendidik
maka dibutuhkan juga vaksin untuk para kelas pekerja.

Saya membuat pertanyaan berdasarkan observasi dari permasalahan saat ini, seperti
turunnya kepercayaan dan minat masyarakat terhadap vaksin dan kurangnya literature
yang diterima oleh masyarakat kelas pekerja.
Berdasarkan hasil riset, masih sedikit masyarakat yang mengetahui mengenai
vaksin Sinovac atau Astrazeneca. Secara logika bagaimana orang bisa menyukai sesuatu
jika orang tersebut tidak mengetahui tentang objek tersebut. Sekitar 83,3% masyarakat
kelas pekerja kurang mengetahui informasi mengenai asal usul daripda vaksin tersebut,
meskipun ada beberapa literature yang sering dibagikan oleh tim satgas covid-19 dan
tim kemenkesRI.

Salah satu faktor yang menjadi alasan masyarakat dalam kekurangan untuk
mendapatkan literature dan informasi mengenai vaksin adalah banyaknya dari
responden yang tidak mengikuti berita tentang perkembangan vaksin. Kemungkinan
hal ini didasari oleh rendahnya tingkat minat baca di Indonesia, sehingga berefek pada
kurangnya informasi yang seharusnya mudah untuk dicerna, karena tentunya dibantu
dengan kecanggihan teknologi informasi seperti gadget dan social media.
Selain membuat kebijakan dan perintah berdasarkan aturan, Pemerintah juga
wajib untuk menginformasikan vaksin secara informative dan mengedukasi
masyarakat. Sehingga masyarakat menjadi tau maksud dan tujuan dari Pemerintah itu
sendiri. Mau bagaimana pun untuk memperkenalkan produk baru harus menggunakan
strategi kampanye dan menggunakan teknik persuasi menggunakan pendekatan
emosional. Supaya masyarakat dapat mengambil keputusan yang tepat untuk segera
divaksin dan tentunya vaksin Sinovac maupun AstraZeneca mendapatkan stigma yang
positif dimasyarakat, sehingga masyarakat tidak ada lagi yang menolak dan enggan
untuk divaksin.

Konsep

Pemerintah telah membuat sistem vaksinasi terbaru yaitu vaksin gotong royong,
yang dimaksud dengan vaksin gotong royong ini merupakan kegiatan vaksinasi untuk
pekerja, karyawan dan pengusaha. Tentunya vaksin gotong royong ini dibebankan dan
harus dibiayai oleh perusahaan swasta, mulai dari harga, jadwal hingga jenis vaksin
yang digunakan untuk vaksinasi. Vaksin gotong royong ini memiliki beberapa kelebihan
atau kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman untuk mendapatkan hasil yang
maksimal dalam vaksinasi. Konsep ini berupa teori SWOT yang akan saya terpakan
pada kampanye vaksinasi gotong royong, sebagai berikut;
1. Strength
Dengan terbitnya izin penggunaan darurat yang dibuat oleh Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), maka Majelis Ulama
Indonesia (MUI) menyatakan bahwa vaksin Sinovad dan
AstraZeneca COVID-19 halal untuk digunakan dalam kegiatan
vaksinasi. Jadi aman dan boleh digunakan khususnya masyarakat
yang beragama muslim untuk divaksin.

2. Weakness
Gerakan vaksin gotong royong ini adalah gerakan baru, jadi masih
banyak sekali yang belum divaksin, termasuk pada tim internal
manajement itu sendiri maka hal ini bisa menjadi kelemahan pada
kegiatan vaksinasi. Untuk meminimalisir hal tersebut maka dengan
ini kita mengadakan vaksin gotong royong yang dilaksanakan
secara bersama-sama secara berperiode.

Strength dan Weakness ini berasal dari internal perusahaan yang memementingkan
lebihan suatu produk atau jasa.

3. Oportunity
Peluang yang sangat menarik adalah dengan adanya konsep gotong
royong maka bisa dimaksimalkan untuk mendapatkan banyak
karyawan yang divaksin. Vaksin ini diperuntukkan bagi seluruh
karyawan tenant, manajement dan pengunjung di Ardina Mall.
Maka sangat menguntungkan stakeholder karena sudah
memvaksin karyawannya yang berefek pada peningkatan
kepercayaan pelanggan terhadap karyawan. Sehingga bsia
meningkatkan penjualan produk yang diproduksi oleh perusahaan
atau stakeholder.
4. Thread

Banyak kasus yang terjadi, baik kasus lama maupun kasus baru.
Ditakutkan hal ini bisa tetap terjadi meskipun sudah diadakan uji
klinis. Karena produk vaksin ini masih dinilai baru dan belum
maksimal dalam hal keberadaan kasus.

Untuk dari peluang dan ancaman bisanya hal ini terjadi


dikarenakan adanya faktor external, maka kita perlu kerjasama
yang kuat untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuaan
kita semua, yaitu memvaksin seluruh karyawan tenant,
manajement dan pengunjung di Ardina Mall.

Ardina Plaza terletak di bagian utara Jakarta, tepatnya di Pantai


Indah Kapuk 2. Dengan etnografi yang notabennya adalah etnis
tionghoa, lalu hampir rata-rata penduduknya ialah pengusaha dan
memiliki harta kekayaan yang lebih dari cukup.

Penyusunan Tujuan

Tujuan kampanye vaksinasi ini dengan konsep vaksin gotong royong tentunya
bertujuan untuk menyampaikan pemahaman baru tentang fungsi dari vaksinasi,
memperbaiki kesalah pahaman tentang isu vaksin, menciptakan kesadaran untuk ikut
ambil bagian dalam kegiatan vaksinasi bagi seluruh karyawan tenant, manajement dan
pengunjung di Ardina Mall. Maksud tujuan ini termasuk pada tujuan jangka panjang,
karena kegiatan vaksinasi diadakan secara terus menerus akan tetapi tetap pada
tahapan periodic.

Jadi setiap perusahaan yang menempatkan karyawan baru pada Ardina Plaza ini bisa
ikut di vaksinasi, begitupun pada pelanggan yang datang baik pelanggan baru atau pun
lama bisa juga ikut divaksinasi.
Dengan adanya vaksinasi karyawan/I tenant, tim manajemen hingga pelanggan akan
menciptakan rasa aman didalam lingkungan Ardina Mall sehingga kegiatan belanja
pelanggan menjadi lebih nyaman dan bisa meningkatkan daya jual bagi persuhaaan.

Identifikasi dan Segmentasi Sasaran

Pihak yang wajib mengikuti vaksinasi ini yaitu bagi seluruh karyawan tenant,
manajement dan pengunjung di Ardina Mall. Mulai dari karyawan baru hingga lama
ataupun pada pengunjung baru hingga lama. Berikut ini spesifikasi identifikasi sasaran
publiknya. Kebanyakan pengunjung Ardina Mall ialah etnis tionghoa dan ada pun turis
mancanegara maka hal ini cukup berpengaruh pada identifikasi dalam kegiatan
vaksinasi.

Adapun identifikasi public, yaitu;

1. Public active : Pengunjung atau pelanggan tetap Ardina Mall yang


memiliki latar kelas atas atau Borjuis.

2. Public aware : untuk pengunjung yang relative baru, karena mereka baru
mengetahui bahwa di Ardina Mall memiliki kegiatan vaksinasi gotong
royong. Tentunya dengan harapan menjadi pengunjung tetap dan setia.

3. Public laten : karyawan/I yang kebanyakan menolak untuk di vaksinasi,


maka hal ini yang paling diutamakan dan harus diperhatikan. Juga harus
dilakukan pendekatan secra persuasi supaya karyawan/I mau untuk di
vaksinasi.
Menentukan Pesan

Tema

“JOIN WITH US, WE VACCINE TOGHETER AND ENJOY YOUR JOURNEY”

Vaksinasi Seluruh Karyawan Tenant, Manajement dan Pengunjung di Ardina Mall, saya
mendesaign ulang konsep dan tema ini berdasarkan kasus yang terjadi belakangan ini
yaitu perjuangan rakyat Myanmar untuk tetap gigih memperjuangkan hak rakyatnya
atas penindasan dan kudeta yang dilakukan oleh militer. Pada saat itu rakyat Myanmar
menyuarakan “WE STAND TOGHETER” menurut saya ini sangat lah bagus bagi
perjuangan rakyat Myanmar. Untuk relevansi dengan Indonesia saat ini kita sama-sama
berjuang melawan covid-19 secara bersama-sama. Sehingga karyawan, manajemen dan
pengunjung dapat bergabung besama kami lalu melakukan vaksinasi bersama untuk
melawan covid dan bisa melanjutkan kegiatan berbelanja di Ardina Mall dengan enjoy.
Tanpa harus ketakutan akan terserang atau terpapar virus covid-19.

Kami juga memiliki tagline #wewillwinwithvaccine untuk menyemangati semua


lapisan masyarakat yang telah divaksin sehingga tidak adalah pandangan atau opini
yang akan keluar, serta mengajak pengunjung atau karyawan yang belum divaksin.

Strategi

Kami menggunakan strategi pendekatan berupa rasa empati, dimana rasa empati
tersebut yang berusaha untuk sama-sama merasakan apa yang dirasakan oleh yang
lainnya. Seperti pada masa pandemic covid-19 ini pastinya setiap orang merasakan efek
daripada pandemic tersebut. Mulai dari efek psikologis, kesehatan hingga ekonomi.

Makadari itu kita mengangkat tema yang dalam artianya mengajak untuk berjuang
bersama dan tetap enjoy dengan kehidupan seperti sekarang ini. Sebab semua akan
baik-baik saja pada akhirnya.
Taktik

Kita bisa menggunakan dan memanfaatkan social media. Dimana kita bisa
memposting e-pamflet, video, infografik hingga mengedukasi melalui konten dalam
tiktok juga dengan youtube. Akan tetapi kita lebih menekankan pada infografik dan
konten video karena saat ini kedua hal tersebut sangat simple, ramai digunakan dan
sangat efisien.

Waktu

Dalam hal ini, ada beberapa bagian waktu yang harus kita tentukan seperti halnya
kampanye di dalam mall, di lingkungan mall serta didalam social media.

waktu yang kita jadwalkan untuk berkampanye didalam main Atrium Ardina Plaza ialah

Lokasi Waktu
Kampanye Kampanye keterangan
10.00 - 10.30
Main atrium wib opening mall
12.00 - 13.00
  wib waktu makan siang
17.00 - 18.30 waktu pulang kerja dan
  wib istirahat

Untuk kampanye disocial media kita bisa menggunakan algoritma pada social media,
kita memfokuskan untuk memposting di social media Instagram dan tiktok. Bisanya
orang-orang aktif bersocial media pada jam makan siang dan sore hari setelah bekerja.
jadi kita bisa memposting pada saat waktu tersebut.

Lokasi Kampanye Waktu


Sosmed Kampanye keterangan
12.00 - 13.00
IG wib waktu makan siang
19.00 - 20.00
  wib Istirahat
12.00 - 13.00
Tiktok wib waktu makan siang
21.00 - 22.00
  wib Istirahat

Selain waktu berkampanye, kita juga harus memastikan untuk penjadwalan aktivitas
vaksinasi tersebut.

Kegiatan vaksinasi diadakan setiap hari, namun kita tetap membagikan waktu tertentu,
seperti:

1. Karyawan/I penjadwalan dari hari senin-kamis


2. Pengunjung hari jumat- minggu

Untuk dlingkungan Ardina Mall kita memasang ikaln pada billboard, karena bisa
menarik pengunjung yang sedang melintas di sekitaran Pantai Indah Kapuk.

Maksud dibuat jadwal seperti ini untuk bisa menarik pengunjung di waktu weekend
supaya sekaligus bisa berbelanja di toko yang ada Ardina Plaza.

Sumber Daya

Pada saat ini kita membutuhkan tenaga sumber daya manusia dan pendanaan kolektif
dari pihak stakeholder, maka tujuan dari proposal ini dimaksudkan untuk meminta
support pendanaan lebih supaya bisa berjalan dengan maksimal. Adapun pendanaanya
dikhususkan untuk, sebagai berikut;

Produk dan peralatan Dana


vaksin 5.000.00
0
apd 1.000.000
jarum suntik 1.000.000

Jasa Dana
nakes 1.000.000
   
   

Operational Dana
Makanan 1.000.000
Reward 1.000.000
   

Total 10.000.000

Total pendanaan ini yang nantinya kita akan ajukan terhadap perusahaan yang
berada di Ardina Mall. Tentunya hal ini wajib untuk direalisasikan demi terciptanya
lingkungan yang aman dan nyaman.

Evaluasi

Kita selalu mengevaluasi kegiatan vaksinasi ini secara berperiode, ada 2 periode yang
akan kita jalankan pertama periode harian dan kedua periode mingguan. Periode harian
dikhususkan untuk hal yang terjadi diluar dugaan atau update mengenai info terkini.

Sedangkan periode mingguan untuk memperbaiki dan evaluasi kinerja serta proses
yang sudah kita kampanyekan dan jalankan selama 1 minggu.

Tinjauan

Kami memiliki rekomendasi tinjauan yang sangat efektif, yaitu pada awal bulan dan
pertengahan bulan.
Awal bulan bertepatan pada tanggal 1, karena kita bisa merekap data pada akhir bulan
yang bisanya mall itu cukup ramai didatangi oleh pengunjung.

Pertengahan bulan bertepatan pada tanggal 16, kita bisa memaintance alat serta
mengupdate vaksin serta data vaksinasi. Tentunya pada pertengahan bulan pengunjung
yang datang tidak terlalu banyak sehingga baik untuk dilakukan perawatan, evaluasi
bahkan peninjauan.
Daftar Pustaka

Rosady Ruslam S.H., M.M. 2013. Kampanye Public Relations. Jakarta: Rajawali Pers

Dr. Antara Venur, M.A 2019. Manajemen Kampanye. Bandung: Simbiosa Rekatama

Sumber

https://primayahospital.com/covid-19/varian-baru-covid-19/

https://covid19.go.id/edukasi/hasil-kajian

Berita

https://news.detik.com/berita/d-5350005/jokowi-ungkap-yang-dirasakannya-setelah-
vaksinasi-ke-2

InfoGrafis

@KemenkesRI

Anda mungkin juga menyukai