Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PEPER MK.

PACASILA
BAB I – BAB III

DI SUSUN OLEH:
CHRISTIANDI LADY UMBOH (20014006)

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
MANADO
2020
Problematika kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang mendorong
perlunya pendidikan Pancasila

Masalah kehidupan bermasyarakat , berbangsa dan bernegara yang mendorong perlunya


pendidikan Pancasila.
Dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa terdapat aneka problematika yang sangat
mempengaruhi kehidupan setiap warga negara dalam memenuhi hak-haknya dan melaksanakan
kewajiban-kewajibannya . Dalam Undang-undang nomor 12 tahun 2012 mengenai pendidikan
tinggi , pendidikan Pancasila ditetapkan sebagai mata kuliah wajib umum yang perlu di semua
perguruan tinggi bersama dengan pendidikan agama , pendidikan kewarganegaraan , dan Bahasa
Indonesia . Sikap dan tindakan intoleransi yang datang itu sering terjadi karena pelbagai
alasan ,di mana kitab diatur karena ketidaktahuan akan ajaran agama sendiri , ketidaktahuan akan
ajaran agama lain , fanatisme yang berlebihan terhadap agama sendiri dan menganggap agama
sendirilah yang benar , menafsirkan dan memahami secara harafiah agamanya , terprovokasi oleh
mereka yang memperalat agama untuk kepentingan-kepentingannya seperti kepentingan politik
dan ekonomi , dll . Di samping itu , ada banyak sikap dan tindakan intoleransi yang dilakukan
atas nama Tuhan . Satu problematika yang terus terjadi sepanjang abad di tengah bangsa-bangsa
dunia dan tidak terkecuali di Indonesia adalah masalah dehumanisasi .
Padahal , manusia itu bermartabat luhur yang lebih tinggi dari makhluk-makhluk ciptaan yang
lain di dunia . Agama-agama Berbicara mengenai Allah yang berfirman dan manusia yang
memahami atau memahami apa yang difirmankan-Nya menunjukkan bahwa manusia mirip
dengan Allah sehingga dapat berkomunikasi secara dapat menerapkan dan menerapkan satu
sama lain . Manusia , berdasarkan kebebasannya , sering memilih jalannya sendiri dalam bunuh
diri dan bertindak terhadap sesamanya , sikap dan tindakan mana sering pula bertentangan
dengan keluhuran martabatnya yang menuntut untuk menghargai dan
menghormati . Namun , yang terjadi ialah sebaliknya. Manusia sering tidak saling menghormati
dan menghargai dengan bersikap rasialis dan diskriminatif terhadap sesamanya yang berbeda
jenis kelamin, suku, agama, bahasa, dan warna kulit.
Sekitar tanggal 18-24 Desember 1946 pihak Belanda menetapkan Negara Indonesia
Timur yang meliputi seluruh wilayah Indonesia Timur . Agresi militer berikutnya dilakukan pada
tanggal 19 Desember 1948 yang menyebabkan Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda , sehingga
pemerintahan darurat Republik dipindahkan ke Sumatera Barat , khususnya di Bukit Tinggi dan
Bp . Syafrudin Prawiranegara ditunjuk sebagai pejabat presiden . Kalau pihak Belanda berusaha
menguasai kembali Indonesia lalu mulai membentuk negara-negara seperti Negara Indonesia
Timur , Negara Sumatera Timur , Negara Madura , dan akan disusul pula oleh yang lainnya ,Key
tidak lain untuk membentuk negara-negara bagian di wilayah ini yang natinya tidak terpisahkan
dari kerajaan Belanda . Selain disintegrasi bangsa yang dilakukan oleh pihak Belanda , dalam
sejarah Indonesia muncul pula pemberontakan-pemberontakan yang dipelopori oleh orang
Indonesia sendiri yang bertujuan untuk membebaskan diri dari Indonesia .
Bila tidak ada upaya sistematis meredam konflik dan menghalangi keterbelahan , tak saja
persatuan dan kesatuan bangsa yang terancam , tetapi juga eksistensi bangsa Indonesia
sendiri . «Persatuan dan kesatuan adalah warisan luhur Pancasila yang tidak saja dirawat , tetapi
juga revitalisasi» .Kemudian , pada awal tahun 1960 ia menambahkan kata USDEK yang berarti
Undang-Undang Dasar 1945 , sosialisme ala Indonesia , demokrasi terpimpin , ekonomi
terpimpin , dan kepribadian Indonesia . Manipol-Usdek inilah yang dijadikan definisi resmi dari
ortodoksi ideologi . Setelah itu ia membentuk Dewan Nasional yang terdiri dari 41 orang wakil
golongan .
Sementara itu , Majelis Konstituante yang untuk menyusun Undang-Undang Dasar
Pengganti Undang-undang Dasar Sementara terus mengerjakan tugasnya , namun belum
menghasilkan sesuatu yang signifikan . Maka, mulai muncullah ide yang disampaikan pertama
oleh Jenderal Nasution untuk kembali ke UUD'45 . Pada bulan Juli itu pula Dewan Nasional
dibubarkan dan dibentuklah «Dewan Pertimbangan Agung» dan «Dewan Perancang Nasional»
yang diketuai oleh jenderal Ahmad Yamin . Ini dimulai oleh Partai Demokrasi Indonesia
pimpinan Megawati yang menggelar mimbar-mimbar bebas penguasa yang tidak menghendaki
pimpinan Megawati partai itu sehingga telah merekayasa untuk diadakannya Musyawarah
Nasional Luar Biasa guna menggantinya . Menolak rekaya yang demikian , digelarlah mimbar-
mimbar bebas sampai akhirnya terjadi peristiwa 27 Juli 1996 ketika kantor PDI diserang dan
diambil alih dengan paksa melalui pertumpahan darah .
Sejak saat itu muncullah gerakan-gerakan perlawanan terhadap Soeharto yang dilakukan oleh
mahasiswa-mahasiswi seluruh Indonesia . Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah mundurnya
Soeharto syringe dengan Orde Baru , seperti kerusuhan yang terjadi di
Posso , Ambon , Ternate , dan beberapa tempat lain . Sering ada yang berbicara tentang
kebangkitan Orde Baru atau keinginan berkuasanya kembali Orde Baru . Namun , terlepas dari
persangkaan terkaitnya Orde Baru dengan beberapa peristiwa itu , peristiwa-peristiwa itu di masa
Reformasi dan banyak kejadian lainnya seperti peristiwa-demostrasi, kritik-kritik terhadap
pemerintah , penghinaan , ujaran kebencian , hoax , membuat ada pihak yang menganggap
demokrasi masa reformasi adalah demokrasi kebablasan .
Dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia , khususnya di masa Orde Baru , Pancasila telah
dijadikan sebagai mata pelajaran yang mengajar di sekolah mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai
dengan pendidikan tinggi . Nama yang diberikan untuk mata pelajaran Pancasila adalah Pendidikan Moral
Pancasila yang sering disingkat PMP . Selain itu , digalakkan pula secara sistematis melalui penataran-
penataran apa yang disebut P4 , yaitu Pedoman Penghayatan pengamalan Pancasila . Kalau dicari alasan
di balik digalakkannya secara sistematis Pendidikan Moral Pancasila dan penataran P4 ,maka jawaban
lebih politis yaitu Pancasila perintah oleh penguasa Orde Baru sebagai penyelamat bagi bangsa dan
negara terutama terhadap bahaya komunisme , lebih khusus lagi PKI yang dipandang oleh penguasa Orde
Baru sebagai dalang terbunuhnya para jenderal pada peristiwa G30S .
Berhasilnya Jenderal Soeharto menangkap para pelaku G30S pada tanggal 1 Oktober 1965 membuat
sehingga di masa Orde Baru tanggal 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila . Setelah
tumbangnya Orde Baru , Pancasila agak dipandang sebelah mata . Tanggal 1 Oktober tidak lagi
diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila .Demikian juga dicabut Mandat MPR yang diberikan kepada
Presiden untuk membudayakan Pancasila melalui P4 , «jangan sekali-kali meninggalkan sejarah» , kata-
kata mana yang menyatakan bahwa sejarah memiliki fungsi yang penting membangun kehidupan
berbangsa yang lebih baik di masa depan . Pancasilan digali dari nilai-nilai sosial budaya masyarakat
yang hidup di bumi nusantara . Koreksi sebelumnya dalam kehidupan suku-suku bangsa yang mendiami
nusantara .
Dicabut pula penetapan Pancasila sebagai satu-satunya asas bagi Orsospol di Indonesia . Pencabutan ini
takut agar Pancasila tidak lagi dimonopoli oleh penguasa untuk kepentingan politiknya , tetapi
dikembalikan kepada dan fungsinya sebagai Dasar Negara Republik Indonesia . Pemberian nama
Pancasila untuk kepentingan politik tertentu , tetap dipandang penting pendidikan Pancasila sekolah-
sekolah termasuk di perguruan tinggi yang sudah tua . Itulah mengungkapkan Soekarno mengungkapkan
semboyan Jasmerah
, termasuk yang paling primitif pun , mereka telah menggantungkan hidupnya pada «Ada
Absolut» , Yang Ilahi , yang diberi rupa-rupa nama sesuai dengan pengalaman mereka Dia . Sebab dalam
keyakinan mereka ,suatu kejahatan yang dilakukan terhadap sesama akan dibalas dengan kejahatan yang
serupa , meskipun bukan dari orang yang sama . Atas Key ini , . Musibah dan Kemalangan yang menimpa
seseorang mewakili merupakan musibah dan kemalangan dari yang lain pula , sehingga mereka saling
bersolider dan bergotong royong untuk meringankannya . Hal-hal yang digambarkan ini sungguh-
sungguh dalam hidup suku bangsa-suku bangsa yang mendiami nusantara ini yang dikatakan pula oleh
Driyarkoro . Ia mengatakan ,pilihan terbaik yang lebih disukai mereka adalah «berkelahi gambar».
«berkelahi keburukan» «Pancasila 'diambil dari kehidupan bangsa Indonesia . Kita melihat kehidupan
itu , menganalisis , dan menemukan unsur-unsurnya yang asasi . Dalam bentuk masyarakat yang asli , kita
melihat gotong royong . Sosialismelah yang menjadi responden » . Ia merupakan faktor yang membantu
menyiapkan , misalnya , hubungan sosial , hubungan politik , dll .

Apa yang dikatakan Driyarkoro ini dilakukan oleh Soekarno . Juga dinyatakan dalam Undang-undang
Nomor 10 Tahun 2004 yang kemudian diganti dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 .
Dengan kata lain , semua hukum negara Indonesia sesuai dengan hirarki perundangan yang di atas digali
dari Pancasila sebagai sumbernya .Dan «ini berkaitan dengan cara yang menyebabkan peraturan itu
bentuk formal» . sumber hukum yang berisifat formil .
Kurang lebih ada tiga kualitas materi Pancasila yang olehnya ia menjadi sumber hukum materiil atau
sumber segala hukum negara . Jadi , Pancasila dalam hukum ketatanegaraan suatu tempat sangat penting
yaitu sebagai sumber segala hukum negara . Kedudukan Pancasila yang demikian perlu disadari oleh
setiap warga negara ,termasuk mahasiswa . Oleh karena itu , amat beralasan dan dasar pendidikan
Pancasila di perguruan tinggi .
Guna mewujudkan membangun Pendidikan Pancasila pada tingkat perguruan tinggi , perlu pula dasar
hukumnya yang jelas pembantunya . Lahirlah undang-undang dan peraturan-peraturan yang memberi
dasar hukum bagi perencanaan pendidikan Pancasila . Pada pasal 39 ayat undang-undang itu dinyatakan
bahwa «isi kurikulum setiap jenis , , Pendidikan Kewarganegaraan» .jalur dan jenjang pendidikan wajb
memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan . Sehingga
Dalam alur berpikir ini sangatlah kontekstual apabila di perguruan tinggi diajarkan mengenai
Pancasila, karena pemimpin masa depan Indonesia ialah para mahasiswa. Mahasiswalah yang
kelak akan menakhodai kapal Indonesia, memutar haluannya di tengah gelora gelombang
zaman, tetapi tetap dengan arah kompas yang jelas yaitu Pancasila.
PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA
Proses perumusan Pancasila dilakukan pada bulan Mei - Juni 1945 . Proses ini dilakukan atas
permintaan pemerintah Jepang yang menguasai Indonesia sejak tahun 1942 . Amerika sendiri terlibat
dalam perang ini setelah pangkalan angkatan laut mereka di Pearl Harbor , Hawaii , di bom oleh Jepang
pada tanggal 7 Desember 1941 yang menyebabkan 2 . 402 orang Amerika Serikat tewas dan terluka
sebanyak 1 . 282 orang . Atas dasar pernyataan perang ini , maka pada tanggal 10 Januari 1942 Jepang
menyerbu Tarakan . Kemudian ,pada tanggal 8 Maret 1942 Belanda menyerah di Kalijati sehingga
kekuasaannya diserahkan kepada Jepang yang diwakili oleh jenderal Immamura .

Jepang sendiri menyerang pihak Belanda di Indonesia dan ingin menduduki Indonesia dengan
tujuan «untuk mengeksploitasi bumi, air, dan tenaga manusia Indonesia untuk memenangkan perangnya
melawan sekutu» . Ketika Jepang menguasai Indonesia, mereka berusaha merebut hati rakyat
Indonesia. Karena itu, mereka menamakan diri saudara tua dan penyelamat bangsa Indonesia dalam
rangka membebaskannya dari kaum imperialis. Dengan cara itu, mereka akan mendapatkan legitimasi
untuk menguasai Indonesia.

Oleh ideology ini mereka menjanjikan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi


Indonesia. Namun, mereka menyadari bahwa penguasaan atas Indonesia hanya mungkin terwujud kalau
Soekarno, M. Hatta, S. Syahrir , dan pemimpin lainnya diajak bekerja sama. Komisi ini mewadahi
berkumpulnya kelompok intelektual Indonesia dari kalangan pangreh praja, profesi, rohaniwan, dan
politisi. Dengan adanya Komisi ini, mereka memiliki kesempatan untuk mendiskusika ide-ide mereka
tentang nilai-nilai budaya Indonesia yang dapat diangkat untuk menyatukan bangsa Indonesia baik untuk
kepentingan Jepang maupun untuk kepentingan Indonesia merdeka yang mereka cita-citakan .
Pada tanggal 9 Maret 1943, Jepang melancarkan gerakan rakyat di Indonesia yang mereka sebut «Pusat
Tenaga Rakyat» , yang bertujuan membujuk kaum nasionalis dan golongan intelektual agar mengerahkan
segala tenaga dan kekuatan rakyat untuk membantu Jepang mencapai kemenangan akhir Perang Asia
Timur Raya. Empat tokoh Indonesia diberi kepercayaan untuk memimpin gerakan ini, yaitu
Soekarno, M. Hatta, K.H. Namun, pemimpin-pemimpin Indonesia menggunakan gerakan itu untuk
menanamkan nilai-nilai budaya Indonesia terutama dalam bidang religius , budaya , keadilan sosial , dan
politik pemerintahan.

Sementara itu keadaan dalam negeri Jepang sendiri pada pertengahan tahun 1944 mulai
memburuk. Hal itu ditandai dengan memudarnya moral masyarakat, merosotnya produksi
perang, kepulauan Saipan direbut oleh tentara Sekutu. Beberapa wilayah Indonesia mulai
diserang oleh Sekutu, seperti Ambon, Makassar, Manado, dan Surabaya. Sementara di
Balikpapan sendiri tentara Sekutu sudah mendarat. Atas keadaan ini, pemerintah militer Jepang
mengumumkan pembentukan “Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia”, yang disingkat BPUPKI (Dokuritsu Jumbi Cosakai) pada tanggal 1 Maret 1945.
Badan ini diketuai oleh dr. Rajiman Wedyodiningrat dan dibantu oleh dua orang wakil ketua
muda, yaitu R.P. Suroso dan Ichibangase (Orang Jepang), dengan 60 orang anggota yang
diumumkan pada tanggal 29 April 1945. Badang ini dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 oleh
Letjen Kumakichi Harada, panglima tentara ke-16 Jepang di Jakarta, dan pada saat itu langsung
dimulai dengan upacara pembukaan sidang yang pertama. Tugas pokok dari BPUPKI ialah
menyusun konsep (Setiardja 1993: 33-34):
a. Dasar negara
b. Undang-undang dasar
c. Prinsip-prinsip perekonomian nasional
d. Prinsip-prinsip pertahanan nasional.
Sehari setelah pelantikan dan pembukaan sidang pertama BPUPKI, dimulailah sidang-
sidang oleh BPUPKI untuk proses perumusan dasar negara, diawali dengan usulan-usulan,
kemudian dirumuskan dan dibahas untuk mendapatkan persetujuan, lalu selanjutnya ditetapkan
resmi sebagai dasar negara. Setelah terbentuk BPUPKI mulai disusunlah rencana penyusunan
konsep-konsep yang berkaitan dengan dasar negara, undang-undang dasar, prinsip-prinsip
perekonomian, dan prinsip-prinsip pertahanan nasional sebagaimana tugas dari BPUPKI. Maka,
BPUPKI menetapkan dua agenda sidang paripurna untuk membahas dan membicarakan konsep-
konsep yang dimaksud. Dua agenda sidang paripurna itu ialah tanggal 29 Mei s/d 1 Juni 1945
untuk membahas perihal dasar negara; dan tanggal 10 s/d 17 Juli 1945 untuk membahas konsep
UUD, konsep prinsip-prinsip perekonomian, pertahanan dan keamanan nasional.
Pada agenda sidang pertama (29 Mei s/d 1 Juni 1945) yang hendak dirumuskan ialah
dasar negara. Menurut catatan sejarah, pada agenda sidang pertama tampillah beberapa
pembicara, yaitu Mr. Muh. Yamin, Ir. Soekarno, Ki Bagus Hadikusumo, dan Mr. Soepomo.
Keempat tokoh ini menyampaikan usulan mereka mengenai dasar negara menurut pandangannya
masing-masing.

Usulan Mr. Muhammad Yamin


Mr. Muh. Yamin tampil berpidato pada tanggal 29 Mei 1945 dan menyampaikan konsep
dasar negara menurut pandangannya seperti yang dikutip oleh Suwarno dari tulisan Muhammad
Yamin sendiri yang berjudul Azas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia yang
diterbitkan tahun 1959. Dasar negara yang diusulkannya (Suwarno , 1993: 50-51) sebagai
berikut:
1) Peri Kebangsaan, yang artinya negara kebangsaan Indonesia yang sesuai dengan
peradaban bangsa Indonesia dan menurut susunan kekeluargaan yang didasarkan
pada kebangsaan dan Ketuhanan.
2) Peri Kemanusiaan, yang diartikan kedaulatan rakyat Indonesia dan Indonesia
merdeka berdasarkan peri kemanusiaan yang universal. Dengan demikian,
kemanusiaan ini mengandung arti humanisme dan internasionalisme semua bangsa.
Maka menurut dia dasar kemanusiaan ini ialah dasar universalisme dalam hukum
internasional dan peraturan kesusilaan segala bangsa dan negara merdeka.

3) Peri Ketuhanan dengan penjelasan bahwa bangsa Indonesia yang akan bernegara
merdeka itu ialah bangsa yang berperadaban luhur, dan peradabannya itu mempunyai
Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian dia menyatakan bangsa Indonesi insyaf,
bahwa negara kesejahteraan Indonesia merdeka ber-Ketuhanan, dan Tuhan akan
melindungi negara Indonesia merdeka.

4) Peri Kerakyatan. Dalam peri kerakyatan ini terkandung (a) permusyawaratan yang
sesuai dengan peradaban asli Indonesia dan surat Asyura ayat 38 dari Kitab Qur’an;
(b) perwakilan yang menjadi dasar desa, negeri, dusun, marga, dll. di seluruh
Indonesia; dan (c) kebijaksanaan yang dimaksud hikmat kebijaksanaan yang menjadi
pimpinan kerakyatan Indonesia ialah rasionalisme yang sehat, karena telah
melepaskan diri dari anarkhi, liberalisme, dan semangat penjajahan.

5) Kesejahteraan Rakyat atau keadilan sosial.


Selain dasar negara, ia juga menyampaikan secara tertulis sebuah rancangan UUD-RI
yang memuat dasar negara (Setiardja 1993: 35) sebagai berikut:

1) Ketuhanan Yang Maha Esa.


2) Kebangsaan, persatuan Indonesia.
3) Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Usulan Ki Bagus Hadikusumo

Sementara Ki Bagus Hadikusumo pada tanggal 30 Mei 1945 menyampaikan pidatonya.


Dalam pidatonya ia megusulkan agar yang menjadi dasar negara adalah Islam. Dalam pidatonya,
ia menyampaikan ini:

“Jika tuan-tuan bersungguh-sungguh menghendaki negara Indonesia mempunyai rakyat


yang kuat bersatu padu berdasar persaudaraan yang erat dan kekeluargaan serta gotong
royong, didirikanlah negara kita ini di atas petunjuk-petunjuk al-Quran dan al- Hadits
seperti yang sudah saya terangkan tadi…. Bangunlah negara kita ini dengan bersendi
agama Islam yang mengandung hikmah dan kebenaran” (Terkutip Inpas Online).
Usulannya agar Islam menjadi dasar negara mendapat dukungan dari K.H. Wahid Hasyim, K.H.
Agus Salim, dan K.|H. Abdul Kahar Muzzakir (Setiardja 1993: 36).

Usulan Soepomo

Setelah itu, pada tanggal 31 Mei 1945 Soepomo yang adalah seorang ahli hukum juga
menyampaikan usulannya mengenai dasar negara sehari sebelum tampilnya Soekarno. Menurut
dia, ada lima prinsip yang bisa dijadikan dasar negara. Kelima prinsip itu (lihat Kompas.com 19
Februari 2020) ialah sebagai beriktu:

1) Persatuan.
2) Kekeluargaan.
3) Keseimbangan lahir dan batin.
4) Musyawarah.
5) Keadilan rakyat.
Dalam Pidatonya, selain ia menjelaskan prinsip dasar bernegara, ia juga menanggapi
kelompok yang menghendaki agar yang menjadi dasar negara ialah Islam. Dalam pidatonya, ia
menyebut tiga masalah pokok yang muncul dalam persidangan (Suwarno 1993: 44), yaitu:

1) Masalah hubungan agama dan negara.


2) Masalah bentuk pemerintahan.
3) Masalah hubungan negara dan ekonomi.
Untuk menjawab masalah-masalah ini, bagi dia, kuncinya ialah pengertian negara (Staatsidee)
yang dianut. Lalu ia menguraikan pengertian negara menurut aneka teori yang berkembang di
Eropa dan Amerika Serikat, seperti teori kontrak sosial yang disebutnya teori individualistis dari
Thomas Hobbes dan John Locke (abad ke-17), Jean Jacque Rousseau (abad ke-18), Herbert
Spencer (abad ke-19), H.J. Laski (abad ke-20); teori klas seperti diajarkan oleh Karl Marx,
Engel, dan Lenin; dan teori negara integralistik yang diajarkan oleh Hegel, Spinoza, dan Adam
Muller.

Karena Pancasila digali dari bumi Indoensia melalui suatu idealisasi atau rasionalisasi atas
kebenaran masyarakat Indonesia , maka Pancasila hidup pada mencerminkan identitas diri , jati diri
bangsa Indonesia . Jawabannya padat-bernas penilaian dalam kelima silanya , yaitu bangsa Indonesia
adalah bangsa ber-Tuhan , berperikemanusiaan , menjunjung tinggi persatuan bangsa , mengutamakan
musyawarah-mufakat dalam memecahkan masalah-masalah kehidupan , dan bangsa yang berkeadilan
sosial . Sebagai identitas , sebagai jati diri , Pancasila menjadi tanda pengenal bangsa Indonesia ibarat
seperti identitas seseorang dikenal melalui KTP , SIM , atau Pasportnya . Ia menjadi kepribadiannya
bangsa Indoensia. Dari pengertian Kepribadian Suami , kalau Pancasila disebut sebagai Kepribadian
bangsa Maka Pancasila dipandang sebagai Yang mengorganisasi SIKAP-SIKAP Dari Warga Negara
untuk review berbuat , Berpikir , merasakan Segala Sesuatu hearts Hubungan DENGAN individu Lain
Dan keadaan 'masyarakat Serta Persoalan-Persoalan Yang ADA di dalamnya . Hal itu berarti lima sila
dari Pancasila harus melatarbelakangi perilaku seseorang atau bangsa terhadap individu atau masyarakat
dan segala permasalahan yang ada di dalamnya . Dengan kata lain , perilaku seseorang atau bangsa
terhadap setiap individu dan masyarakat , dan sikap serta tindakannya dalam berbangsa harus bertitik-
tolak dari Pancasila.

Bertolak dari pengertian di atas ini, apabila Pancasila dilihat sebagai pandangan hidup
bangsa Indonesia maka yang dimaksudkan ialah Pancasila merupakan konsep untuk menanggapi
segala masalah dalam berbangsa. Dengan kata lain, Pancasila merupakan perspektif hidup
berbangsa. Ia menjadi pegangan, pedoman, arahan, petunjuk dalam menanggapi problematika
kehidupan berbangsa. Tentang Pancasila sebagai pandangan hidup berbangsa, Nurwardani, dkk,
mengatakan sebagai berikut:
“Pancasila dikatakan sebagai pandangan hidup bangsa, artinya nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diyakini kebenarannya, kebaikannya,
keindahannya, dan keagungannya oleh bangsa Indonesia sebagai pedoman kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa dan menimbulkan tekad yang kuat untuk mengamalkannya
dalam kehidupan nyata. Pancasila sebagai pandangan hidup berarti nilai-nilai Pancasila
melekat dalam kehidupan masyarakat dan dijadikan norma dalam bersikap dan bertindak”
(1993: 63-64).
Sehingga Selain sebagai identitas, kepribadian, dan pandangan hidup bangsa Indonesia,
Pancasila juga dipandang sebagai jiwa bangsa Indonesia. Von Sivigny, seperti dikutip oleh
Bakry, mengatakan bahwa setiap bangsa mempunyai jiwanya masing-masing yang dinamakan
volgeist (jiwa rakyat atau jiwa bangsa; lih. Nurwardani, dkk, 1993: 64)). Jiwa ini sama dengan
roh, spirit, semangat, yang analog dengan jiwa dalam tubuh manusia. Tubuh tanpa jiwa adalah
mati. Demikian juga dengan Pancasila bagi bangsa Indonesia adalah jiwa bangsa. Tanpa
Pancasila, bangsa ini dianggap kehilangan jiwanya, kehilangan rohnya, kehilangan semangatnya
sehingga ia ada tanpa jiwa, tanpa roh, tanpa semangat.

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA


Kata “Negara” yang kita pergunakan dari kata bahasa asing: Staat , State , Etat . Istilah yang
digunakan mula-mula di Eropa Barat pada abad ke-15 . Menurut anggaapan umum , istilah staat diambil
dari Bahasa Latin status atau statuum . Pada masa itu , menurut Jelinek , kata statuum yang digunakan
untuk menunjuk die Verfassung atau die Ordnung yang lazim disebut sekarang dengan «konstitusi» . Lalu
kata status digunakan juga dalam hubungan dengan kesejahteraan umum , misalnya , status rei publicae
atau res publica saja .
Dalam Bahasa Latin klasik kata status merupakan suatu istilah abstrak yang menunjuk pada keadaan
tegak dan tetap atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap . Kemudian , sejak
Cicero , kata status atau statuum lazim diartikan sebagai “berdiri” atau “stasiun” dan ditempatkan dengan
persekutuan hidup manusia diartikan dalam istilah “statusis” atau “status republicae” . Dari kata Latin
klasik ini muncullah istilah staat , negara . Namun , kata negara lazimnya disamakan juga dengan
bangsa . Dan lebih mengacaukan lagi ,kata negara yang baik untuk menunjuk total atau bagian-bagian
negara federal , seperti misalnya yang berlaku di Amerika Serikat . Di sana digunakan istilah negara baik
untuk negara-negara federalnya maupun untuk kesatuannya . Misalnya , untuk negara-negara bagiannya:
«the State of New York , the State of California» , dll; sedangkan untuk kesatuannya: «Negara
Amerika» .
Dari para ahli , muncullah pelbagai definisi mengenai negara . Aristoteles mendefinisikan negara sebagai
«persekutuan yang diberikan keluarga dan desa guna memperoleh hidup yang sebaik-baiknya» .Ide kaum
Stoa ini tidak diterima oleh Cicero . Bagi Cicero «negara merupakan perkumpulan orang yang
dipersatukan melalui suatu aturan hukum berdasarkan kepentingan bersama» . Dengan pengetian
ini , maka negara sebagai masyarakat moral ditanggapi dan hanya dipandang sebagai dipandang sebagai
hukum . Atas dasar itu , maka konflik negara harus berpedoman pada hukum alam dan kepentingan
kepentingan umum .
Jean Bondin mendefinisikan negara sebagai «suatu persekutuan yang sejalan dengan keluarga-keluarga
dengan segala kepentingannya yang dipimpin oleh akal dari suatu kuasa yang berdaulat» .Ia menyatakan
bahwa dalam suatu negara terdapat suatu kekuasaan di atas warga negara yang tidak berdasarkan
kekuasaan lain , dan tidak terikat pada undang-undang . Dalam hal ini , bagi dia , dalam negara raja
memiliki kekuasaan mutlak dan tertinggi di atas semua orang dan lembaga dalam wilayahnya . Dalam
hal munculnya negara, ada banyak teori yang dikembangkan untuk mengungkapkannya. Di sini
saya hanya akan membahas tiga teori munculnya negara, yaitu teori kontrak social, teori
ketuhanan, dan teori kekuatan.

Entah negara terbentuk karena kontrak sosial atau karena kehendak Tuhan atau karena
penguasaan suatu kelompok etnis terhadap etnis lainnya , yang terbentuknya negara karena ada cita-cita
di dalamnya yang ingin diwujudkan . Bila cita-cita itu isyarat negara , maka tugas negara adalah
melakukan sesuatu agar tujuan itu terpenuhi . Karena itu , bagi dia , tugas utama negara adalah «mendidik
warga negara dalam keutamaan» . Dan keutamaan itu adalah taat kepada hukum negara , baik yang
tertulis maupun yang tidak tertulis . Cara untuk sampai kepada informasi tentang refleksi atas diri
sendiri .Dan anehnya ia menyerukan: Gnooti seauton , kenalilahdirimu .Maka tugas utama negara bagi
Plato adalah mengarahkan kehidupan manusia agar mereka memperoleh kebahagiaan . Sementara
itu , tujuan negara bukan untuk menerima individu atau kelas tertentu, tetapi untuk peringatan atau
kesejahteraan umum.

Bertitik tolak dari asal-usul-usul negara serta fungsi dan tujuan negara , hal yang sangat
mendesak yang perlu dimiliki oleh negara untuk membina kehidupan bernegara . Hal urgen isyarat itu
memerlukan syarat negara atau konstitusi dalam pembantuan negara . Tanpa dasar negara atau konstitusi
ini , maka sangat mungkin terjadi kekacauan . Ia mengatakan: «Orang yang menawar aturan hukum yang
bisa menawar aturan Tuhan dan Nalar , namun orang yang menawar aturan manusia menambahkan satu
kejahatan; sebab nafsu adalah kejahatan pembohong , dan nafsu menyesatkan pikiran penguasa ,meskipun
mereka adalah orang-orang yang baik » . Jadi dasar negara atau konstitusi suatu negara perlu . Bagi
Aristoteles , «suatu negara yang baik adalah negara yang diperintahkan oleh konstitusi dan kedaulatan
hukum» . Secara etimologis , dasar negara dapat diartikan landasan sebagai dan sumber dalam
membentuk dan menyelenggarakan negara . Ia juga dapat diartikan sebagai sumber dari segala sumber
hukum negara . Ia menjadi a basic norm atau grundnorm , seperti Hans Kelsen ,yaitu menjadi norma
tertinggi yang mendasari kesatuan-kesatuan sistem dalam masyarakat yang teratur termasuk di dalamnya
negara yang sifatnya tidak berubah. Sehingga Bila suatu negara yang terbentuk memerlukan suatu
dasar negara, suatu philosophische grondslag, maka Indonesia sebagai suatu negara yang baru
diproklamasikan oleh dwi-tunggal, Soekarno-Hatta, pada tanggal 17 Agustus 1945 telah
menetapkan juga dasar negaranya pada tanggal 18 Agustus 1945. proses perumusan dasar negara
sudah dimulai oleh BPUPKI sejak tanggal 29 Mei 1945 sampai mereka menghasilkan Pembukaan dan
Undang-Undang Dasar yang mereka sebut dengan nama Piagam Jakarta atau Jakarta Charter pada tanggal
16 Juli 1945 . Meskipun demikian , hasil pekerjaan BPUPKI belumlah menjadi dasar
negara . Penambahan anggota-anggota anggota lain Soekarno sebagai pendahuluan bagi Komite
Nasional , agar dalam batinnya sebagai Komite Nasional PPKI dapat menyelenggarakan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia . Jadi , dwitunggal merupakan pembentuk negara . Bertolak dari
situ ,maka tentang susunan dan peringkat PPKI lebih lanjut dapat dikatakan selesai dari Pembentuk
negara sendiri dan orang-orang atas kuasa Pembentuk negara . Dengan demikian , dalam hal penetapan
dasar Negara PPKI pada hakekatnya sebagai bertindak dan atas kuasa Pembentuk Negara . Sebab pada
hakekatnya dasar negara ditentukan oleh Pembentuk Negara . Itu berarti ketika Pembentuk negara
menentukan dasar negara , maka dasar negara itu sah dan memiliki kekuatan yang mengikat . Sehingga
Konsekuensinya , dasar negara tak akan diubah kalau tidak diubah oleh Pembentuk Negara .

Sejak Pidato Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 yang mengusulkan agar bangunan
Indonesia didirikan di atas suatu philosophische grondslag yang dinamakannya Pancasila, secara
bulat BPUPKI menerima nama itu. Atas dasar nama ini, dirumuskan dan disusunlah sila-sila
Pancasila oleh BPUPKI lalu diberikan kepada PPKI dan oleh pertimbangan PPKI dimufakati dan
ditetapkan resmi sebagai dasar negara pada tanggal 18 Agustus 1945. Memerhatikan dengan
saksama Pembukaan UUD’45, ia terdiri dari empat alinea. Alinea pertama sampai ketiga
merupakan pernyataan (kemerdekaan), yang menurut Notonagoro, tidak ada hubungannya
dengan Undang-undang Dasar. Ketiga alinea itu lebih mengenai keadaan dan peristiwa yang
mendahului terbentuknya negara Indonesia, sedangkan alinea keempat merupakan pernyataan
mengenai keadaan setelah negara Indonesia ada dan karena itu ia memiliki hubungan kausal dan
organis dengan UUD. Adanya hubungan itu karena: Pertama, UUD itu ditentukan akan ada;
kedua, yang akan diatur dalam UUD itu ialah pembentukan Pemerintah Negara yang memenuhi
pelbagai syarat; ketiga, negara Indonesia berbentuk republik yang berkedaulatan rakyat; dan
keempat, ditetapkan dasar Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai