FAKULTAS KEPERAWATAN
MANADO
2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dimana atas berkat
cinta kasihnya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Asuhan
Keperawatan Kegawatdaruratan dengan Atonia Uteri” ini, dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Terima kasih kepada dosen kami Ns. Vergeina Ayu, M. Mastur, S.Kep, M.Kep yang
telah mengarahkan kami dalam mata kuliah Keperawatan Kegawatdaruratan III ini dan kepada
teman-teman yang juga telah membantu dan memberikan ide-idenya sehingga makalah kami
dapat tersusun.
Kelompok kami berharap dengan adanya makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna,
sehingga kami berharap mendapatkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya dengan lebih baik lagi.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang………………………………………………………………………………..
B. Tujuan…………………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian…………………………………………………………………………………...….
B. Etiologi……………………………………………………………………………………..…..
C. Tanda dan Gejala………………………………………………………………………….…..
D. Pencegahan……………………………………………………………………………….……
E. Penanganan…………………………………………………………………………….……....
F. Komplikasi………………………………………………………………………………..……
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………….
B. Saran………………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Atonia uteri adalah keadaan lemahnya tonus/kontraksi rahim yang menyebabkan uterus
tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat implamantasi plasenta setelah bayi dan
plasenta lahir (Sylvi Wafda 2019).
Penyebab atonia uteri belum diketahui dengan pasti. Namun, beberapa faktor selama
kehamilan dan proses melahirkan diduga berkontribusi terhadap terjadinya kondisi ini.
Banyaknya darah yang hilang akan mempengaruhi keadaan umum pasien. Pasien bisa masih
dalam keadaan sadar, sedikit anemis, atau sampai syok berat hipovolemik. Tindakan pertama
yang harus dilakukan bergantung pada keadaan kliniknya.
Jadi, kesimpulannya adalah Atonia uteri adalah kondisi ketika rahim tidak bisa berkontraksi
kembali setelah melahirkan. Kondisi ini dapat mengakibatkan perdarahan pasca persalinan yang
dapat membahayakan nyawa ibu.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan tugas makalah ini, mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan
asuhan keperawatan kegawatdaruratan tentang konsep Atonia Uteri sebagaimana yang sudah
dituliskan dan dibaca agar nanti bisa melakukan teori keperawatan kegawatdaruratan yang tepat
dan akurat.
b. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu memahami konsep dari atonia uteri dan apa saja
penyebab dan tanda gejala serta penanganan dari atonia uteri.
BAB II
PEMBAHASAN
Atonia uteri adalah keadaan lemahnya tonus/kontraksi rahim yang menyebabkan uterus tidak
mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat implamantasi plasenta setelah bayi dan plasenta
lahir (Sylvi Wafda 2019).
Atonia uteri adalah suatu kondisi dimana miometrium tidak dapat berkontraksi dan bila
terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali
(Manuaba, 2012).
Jadi, kesimpulannya adalah Atonia uteri adalah kondisi ketika rahim tidak bisa berkontraksi
kembali setelah melahirkan. Kondisi ini dapat mengakibatkan perdarahan pascapersalinan yang
dapat membahayakan nyawa ibu.
B. Etiologi
Kasus atonia uteri penyebabnya belum diketahui dengan pasti. Namun demikian ada
beberapa faktor predisposisi yang biasa dikenal (Wiknjosastro, 2010) :
Penyebab atonia uteri belum diketahui dengan pasti. Namun, beberapa faktor selama
kehamilan dan proses melahirkan diduga berkontribusi terhadap terjadinya kondisi ini. Faktor
tersebut di antaranya adalah:
Kehamilan kembar
Persalinan dengan induksi
Penggunaan obat-obatan seperti obat bius umum ataupun oksitosin selama persalinan
E. Penanganan
Banyaknya darah yang hilang akan mempengaruhi keadaan umum pasien. Pasien bisa masih
dalam keadaan sadar, sedikit anemis, atau sampai syok berat hipovolemik. Tindakan pertama
yang harus dilakukan bergantung pada keadaan kliniknya. Prinsip penanganan atonia uteri adalah
merangsang rahim untuk berkontraksi, menghentikan pendarahan, dan mengganti volume darah
yang hilang. Berikut adalah rinciannya:
Memasang infus dan transfusi darah
Petugas medis akan sesegera mungkin memasang infus dan transfusi darah. Infus
dipasang terutama untuk memberikan obat penghenti pendarahan, sedangkan transfusi darah
diberikan untuk menggantikan darah yang hilang.
Dokter juga bisa merangsang kontraksi rahim dengan melakukan pijatan pada rahim. Tindakan
ini dilakukan dengan satu tangan berada di dalam rahim dan tangan lain memijat rahim dari luar.
Apabila seluruh upaya telah dilakukan, namun masih belum dapat mengatasi perdarahan
akibat atonia uteri, terpaksa dilakukan operasi pengangkatan rahim untuk menyelamatkan nyawa
ibu.
Kadang atonia uteri tidak dapat dicegah, apalagi jika riwayat kesehatan kehamilan saat
ini ataupun sebelumnya tidak diketahui dengan jelas. Oleh karena itu, setiap ibu hamil perlu
berkonsultasi secara rutin dan memberikan riwayat kesehatan atau kehamilan yang lengkap
kepada dokter agar komplikasi saat melahirkan bisa dicegah.
Tidak hanya itu, dokter kandungan juga dapat menyarankan rumah sakit yang bisa
menunjang persalinan dengan baik, terutama bagi yang berisiko untuk mengalami atonia uteri.
Pasalnya dengan fasilitas penunjang yang baik, penanganan atonia uteri yang didapat juga akan
lebih maksimal.
Apabila semua tindakan gagal, maka dipersiapkan untuk dilakukan tindakan operatif
laparatomi dengan pilihan bedah konservatif (mempertahankan uterus) atau melakukan
histerektomi. (Sylvi Wafda, 2019)
F. Komplikasi
Atonia uteri adalah komplikasi yang menjadi penyebab terbanyak pada kasus perdarahan
pascamelahirkan. Perdarahan ini biasanya terjadi setelah plasenta berhasil dikeluarkan. Beberapa
komplikasi dari atonia uteri antara lain adalah sebagai berikut:
PENUTUP
A. Kesimpulan
Atonia uteri adalah suatu kondisi dimana miometrium tidak dapat berkontraksi dan bila
terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali
(Manuaba, 2012). Atonia uteri adalah komplikasi yang menjadi penyebab terbanyak pada kasus
perdarahan pascamelahirkan. Perdarahan ini biasanya terjadi setelah plasenta berhasil
dikeluarkan. Penyebab atonia uteri belum diketahui dengan pasti. Namun, beberapa faktor
selama kehamilan dan proses melahirkan diduga berkontribusi terhadap terjadinya kondisi ini.
B. Saran
Disarankan kepada bidan yang menolong persalinan dengan permasalahan atonia uteri
agar mampu memberikan upaya penanganan dan pencegahan atonia uteri yang adekuat serta
selalu memperhatikan upaya pencegahan infeksi dalam setiap memberikan asuhan.
Bagi mahasiswa, kiranya apa yang tertulis disini bisa menambah sedikit pengetahuan dan
skill tindakan yang akan diambil dalam asuhan keperawatan kegawatdaruratan.
Kelompok kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari kata baik dan
sempurna dalam hal tulisan maupun materinya yang mungkin sulit dimengerti pembaca, karena
keterbatasan pengetahuan dan referensi dari kami, maka dari itu saran dan kritik dari pembaca
sangat diharapkan agar makalah selanjutnya dapat disusun dengan lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA
Memahami Atonia Uteri pada Ibu Hamil - Alodokter, dr. Meva Nareza 11 Juni 2020
Atonia Uteri Bisa Sebabkan Perdarahan Fatal Setelah Melahirkan (hellosehat.com) Ditinjau
oleh dr. Damar Upahita - Dokter Umum Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri Tanggal
diperbarui 10/03/2017