Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL

1. Kasus (Masalah Utama) :


Isolasi Sosial

2. Proses terjadinya masalah :


a. Pengertian
Isolasi sosial adalah keadaan dimana individu mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya. Klien mungkin merasa ditolak, tidak terima, kesepian, dan
tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Budi.,
Akemat., dkk. 2007).
Isolasi sosial juga merupakan kesepian yang dialami oleh individu dan
dirasakan saat didorong oleh keberadaan orang lain dan sebagai
pernyataan negative atau mengancam (Nanda-1,2012).
Isolasi sosial adalah suatu gangguan hubungan interpersonal yang
terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan
prilaku maladaktif dan mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan
sosial (Depkes RI, 2000).
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh
seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan
mengancam (Twondsend, 1998 dikutip Farida Kusumawati dan Yudi
Hartono, 2012).

b. Tanda dan gejala


1) Gejala Sujektif:
a) Klien menceritakan perasaan kesepian atau di tolak oleh orang
lain
b) Klien merasa tidak aman dengan orang lain
c) Respon verbal kurang dan sangat singkat

1
d) Klien mengatakan hubunga yang tidak berarti dengan orang lain
e) klien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
f) Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
g) Klien merasa tidak berguna
h) Klien tidak yakin dapat melangsungkan hidup
i) Klien merasa di tolak

2) Gejala Objektif:
a) Klien banyak diam dan tidak mau bicara
b) Tidak mengikuti kegiatan
c) Banyak berdiam diri di kamar
d) Klien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang yang
terdekat
e) Klien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal
f) Kontak mata kurang
g) Kurang spontan
h) Apatis (acuh terhadap lingkungan)
i) Ekspresi wajah kurang berseri
j) Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri
k) Mengisolasi diri
l) Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitar
m) Masukan makanan dan minuman terganggu
n) Retensi urin dan feses
o) Aktifitas menurun
p) Kurang energy
q) Rendah diri
r) Postur tubuh kurang misalnya sikap fetus/ janin (khususnya pada
posisi tidur)

2
c. Rentang Respon
Menurut Stuart Sundeen tentang repon klien di tinjau dari interaksinya
dengan lingkungan social merupakan suatu kontinun yang terbantang
antara respon adaptif dengan maladaptive sebagai berikut:
Respon adaptif Respon maladaftif

1) Respon Adaptif
Respon yang masih di terima oleh norma-norma social dan
kebudayaan secara umum serta masih dalam batas normal dalam
menyelesaikan masalah:
a) Menyendiri: respon yang di butuhkan seseorang untuk
merenungkan apa yang terjadi di lingkungan sosialnya
b) Otonomi: kemampuan individu untuk menentukan dan
menyampaikan ide, pikiran, perasaan, dalam hubungan social
c) Bekerjasama: kemampuan individu yang membutuhkan satu sama
lain
d) Interdependan: saling ketergantungan antar individu dengan orang
lain dalam membina hubungan interpersonal.

2) Respon Maladaptive:
Respon yang diberikan individu yang menyimpang dari norma social,
yang termasuk respon maladaptive adalah:
a) Menarik diri: seseorang yang mengalami kesulitan dalam membina
hubungan secara terbuka dengan orang lain
b) Ketergantungan: seseorang gagal dalam mengembangkan rasa
percaya diri sehingga tergantung dengan orang lain.
c) Manipulasi: seseorang yang menggangu orang lain sebagai objek
ondividu sehingga tidak dapat membina hubungan social secara
mendalam

3
d) Curiga: seseorang gagal mengembangkan rasa percaya terhadap
orang lain.

d. Faktor Predisposisi
1) Faktor Perkembangan
Pada dasarnya kemampuan seseorang untuk berhubungan sosial
berkembang sesuai dengan proses tumbuh kembang mulai dari usoa
bayi sampai dewasa lanjut Untuk mengembangkan hubungan social
yang positif, diharapkan setiap tahapan perkembangan dapat dilalui
dengan sukses. System keluarga yang terganggu dapat menunjng
perkembangan respon social yang maladaftif.
2) Faktor Biologis
Faktor genetic dapat berperan dalam respon sosial maladaftif.
3) Faktor Sosio-kultural
Isolasi sosial merupakan factor utama dalam gangguan berhubungan
atau interaksi dengan orang lain, hal ini diakibatkan oleh norma yang
tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain. Tidak mempunyai
anggota masyarakat yang kurang produktif seperti lanjut usia, orang
cacat dan penderitaan penyakit kronis. Isolasi dapat terjadi karena
mengadopsi norma, perilaku, dan system nilai yang berbeda dari yang
dimiliki budaya mayoritas.
4) Faktor dalam Keluarga
Pada komunikasi dalam keluarga dapat mengantar seseorang kedalam
gangguan sosialisasi, bila keluarga hanya menginformasikan hal-hal
yang negative maka anak akan mempunyai harga diri yang rendah.

e. Faktor Prespitasi
1) Stres Sosiokultural
Stres dapat ditimbulkan oleh karena menurunnya stabilitas unit
keluarga (perceraian) dan berpisah dari orang yang berarti.

4
2) Stres Psikologis
Ansietas berat yang berkepanjangan dapat terjadi bersamaan dengan
keterbatasan kemampuan seseorang untuk mengatasinya. Tuntutan
untuk berpisah dengan orang yang terdekat atau kegagalan orang lain
untuk memenuhi kebutuhan, ketergantungan dapat menimbulkan
ansietas tingkat tinggi. Kegagalan perkembangan dapat mengakibatkan
individu tidak percaya diri, tidak percaya dengan orang lain, ragu,
takut salah, pesimis, putus asa terhadap hubungan dengan orang lain,
tidak mampu merumuskan keinginan, keadaan menimbulkan perilaku
tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain. Adapun gejala klinis
sebagai berikut:
a) Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan
tindakan terhadap Penyakit.
b) Rasa bersalah terhadap diri sendiri
c) Gangguan hubungan social.
d) Percaya diri kurang.
e) Menciderai diri

f. Sumber Koping
Menurut Stuart sumber koping yang berhubungan dengan respon sosial
maladaptif adalah sebagai berikut:
1) Keterlibatan dalam hubungan keluarga yang luas dan teman.
2) Hubungan dengan hewan peliharaan yaitu dengan mencurahkan
perhatian pada hewan peliharaan.
3) Penggunaan kreativitas untuk mengekspresikan stres interpersonal
(misalnya: kesenian, musik, atau tulisan).
4) Menurut Stuart & Laraia terkadang ada beberapa orang yang ketika
ada masalah mereka mendapat dukungan dari keluarga dan teman yang
membantunya dalam mencari jalan keluar, tetapi ada juga sebagian
orang yang memiliki masalah, tetapi menghadapinya dengan

5
menyendiri dan tidak mau menceritakan kepada siapapun, termasuk
keluarga dan temannya.

g. Mekanisme Koping
Menurut Stuart (2007, hlm. 281) Individu yang mengalami respon sosial
maladaptif menggunakan berbagai mekanisme dalam upaya mengatasi
ansietas. Mekanisme tersebut berkaitan dengan dua jenis masalah
hubungan yang spesifik yaitu sebagai berikut:
1) Proyeksi merupakan Keinginan yang tidak dapat ditoleransi,
mencurahkan emosi kepada orang lain karena kesalahan sendiri
(Rasmun, 2004, hlm. 35).
2) Isolasi merupakan perilaku yang menunjukan pengasingan diri dari
lingkungan dan orang lain (Rasmun, 2004, hlm. 32).
3) Spiliting atau memisah merupakan kegagalan individu dalam
menginterpretasikan dirinya dalam menilai baik buruk

3. Pohon Masalah

6
4. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji
Masalah Keperawatan Data yang perlu dikaji
Isolasi Sosial S:
1) Klien mengatakan bingung dalam memulai
pembicaraan karena menurut klien tidak ada bahan
pembicaraan untuk berinteraksi
O:
1) Klien lebih banyak berdiam diri
2) Kontak mata kurang
3) Klien sering menyendiri
4) Klien tidak pernah memulai pembicaraan, maupun
perkenalan
5) Afek tumpul (hanya mampu tertawa saat ada
stimulus perawat tertawa

5. Diagnosis Keperawatan
1. Isolasi Sosial

6. Rencana Keperawatan
Diagnosa Rencanana Tindakan Keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Keperawatan
Isolasi Sosial 1. Pasien dapat membina Setelah 3 kali interaksi 1. Bina hubungan saling percaya
hubungan saling pasien dapat dengan :
percaya menunjukkan tanda - A. Beri salam setiap interaksi
tanda percaya kepada B. Perkenalkan nama, nama
perawat : panggilan perawat dan
1. Wajah cerah tujuan perawat berkenalan
tersenyum C. Tanyakan dan panggil nama
2. Mau berkenalan kesukaan pasien
3. Ada kontak mata D. Tunjukkan sikap jujur dan
4. Bersedia menepati janji setiap kali

7
menceritakan berinteraksi
perasaannya E. Tanyakan perasaan pasien
5. Bersedia dan masalah yang dihadapi
mengungkapkan pasien
masalahnya F. Buat kontrak interaksi yang
jelas
G. Dengarkan dengan penuh
perhatian ekspresi perasaan
pasien

2. Pasien mampu Setelah 4 kali interaksi, 2. Tanyakan kepada pasien


menyebutkan penyebab pasien dapat tentang:
menarik diri menyebutkan minimal A. Orang yang tinggal serumah
satu penyebab menarik atau teman sekamar pasien
diri, yaitu dari : diri B. Orang yang paling dekat
sendiri, orang lain dan dengan pasien dirumah atau
lingkungan. di ruang perawatan
C. Apa yang membuat pasien
dekat dengan orang tersebut
D. Orang yang tidak dekat
dengan pasien di rumah atau
di ruang perawatan
E. Apa yang membuat pasien
tidak dekat dengan orang
tersebut
F. Upaya yang sudah dilakukan
agar dekat dengan orang lain

3. Tanyakan kepada pasien tentang

8
3. Pasien mampu Setelah 6 kali tujuan:
meyebutkan berinteraksi pasien dapat A. Manfaat hubungan sosial
keuntungan menyebutkan B. Kerugian menarik diri
berhubungan sosial keuntungan C. Diskusikan bersama pasien
berhubungan sosial tentang manfaat
misalnya: berhubungan sosial dan
1. Banyak teman kerugian menarik diri
2. Tidak kesepian D. Beri pujian terhadap
3. Bisa berdiskusi kemampuan pasien
4. Saling menolong mengungkapkan
perasaannyaa

4. Observasi perilaku pasien saat


Setelah 7 kali interaksi, berhubungan sosial
4. Pasien dapat
pasien dapat A. Beri motivasi dan bantu
melaksanakan
melaksanakan hubungan pasien untuk berkenalan /
hubungan sosial secara
sosial secara bertahap berkomunikasi
bertahap
dengan: B. Llibatkan klien dalam TAK
1. Perawat C. Diskusikan jadwal harian
2. Perawat lain yang dapat dilaksanakan
3. Pasien lain untuk meningkatkan
4. Kelompok kemampuan pasien
bersosialisasi
D. Beri motivasi pasien untuk
melakukan kegiatan sesuai
dengan jadwal yang telah
dibuat
E. Beri pujiaan terhadap
kemampuan pasien
memperluas pergaulan
melalui aktivitas yang

9
dilaksanakannya

Setelah 8 kali interaksi, 5. Diskusikan dengan pasien


5. Pasien mampu pasien dapat tentang perasaannya setelah
menjelaskan menjelaskan berhubungan sosial
perasaannya setelah perasaannya setelah A. Beri pujian terhdap
berhubungan sosial. berhubungan sosial kemampuan pasien

dengan orang lain dan mengungkapkan

kelompok perasaannya

Setelah 10 kali interaksi 6. Diskusikan dengan pasien


6. Pasien dapat pasien dapat tentang manfaat minum obat,
memanfaatkan obat menyebutkan: kerugian tidak minum obat,
dengan baik 1. Manfaat minum obat nama obat, warna obat, dosis

2.  Kerugian tidak yang diberikan, efek terapi, dan

minum obat efek samping.

3. Nama obat A. Pantau pasien saat

4. Warna obat menggunakan obat

5. Dosis yang B. Beri pujian jika pasien

diberikan menggunakan obat dengan

6. Efek terapi benar

7. Efek samping C. Diskusikan akibat dari


menghentikan penggunaan
obat tanpa berkonsultasi
dengan dokter
D. Anjurkan pasien untuk
berkonsultasi kepada
dokter atau perawat jika
terjadi hal-hal yang tidak

10
diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Budi Anna Keliat. 2009. Model praktik keperawatan professional jiwa.


Jakarta. ECG
2. Kusumawati, Farida dan Yudi Hartono. 2012. Buku Ajar Keperawatan
Jiwa. Jakarta : Salemba Medika
3. Direja, A .2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Nuha medika :
Yogyakarta
4. Kusumawati, farida, 2010.Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Salemba Medika :
Jakarta

11

Anda mungkin juga menyukai