Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ruang Volume 1 Nomor 2 Tahun 2013

ISSN 1858-3881
________________________________________________________________________________________________________________

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP AKTIVITAS RUANG TERBUKA PUBLIK


DI LAPANGAN PANCASILA SIMPANG LIMA, SEMARANG

Muhammad Ridha Azzaki¹ dan Djoko Suwandono²


1
Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
2
Dosen Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Email: m.ridha_az@ymail.com

Abstrak: Kawasan Simpang lima mempunyai fungsi kawasan sebagai central business district dengan
kepadatan aktivitas tinggi oleh masyarakat yang berkunjung. Karena tingginya aktivitas yang terjadi di
kawasan ini Pemerintah Kota Semarang mengeluarkan kebijakan dalam merevitalisasi ruang terbuka publik di
kawasan Simpng lima pada akhir tahun 2010-2011 berguna untuk menyeimbangkan aktivitas tinggi dan
mengoptimalkan fungsi ruang terbuka publik yang diperuntukan untuk masyarakat secara umum. Fenomena
tersebut mengarahkan pertanyaan penelitian yaitu Bagaimana persepsi masyarakat terhadap aktivitas ruang
terbuka publik di lapangan Pancasila Simpang lima, Semarang?. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
persepsi masyarakat terhadap aktivitas ruang terbuka publik di lapangan Pancasila Simpang lima Semarang.
Dengan tujuan tersebut maka sasaran yang dilakukan adalah identifikasi karakteristik dan fungsi ruang terbuka
publik, identifikasi kondisi fisik fasilitas umum, identifikasi karakteristik pengguna, dan identifikasi karakteristik
aktivitas. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa pada aspek karakteristik dan fungsi ruang terbuka publik yaitu
fungsi sebagai wadah interaksi sosial, tipologi sebagai lapangan pusat kota (Central Square), aksesbilitas
kawasan adalah cukup baik mudah dijangkau, kenyamanan adalah baik untuk beraktivitas, keamanan adalah
cukup baik dari tindakan kejahatan, kebersihan adalah cukup baik kebersihan lingkungan, dan jangkauan
pelayanan adalah pelayanan skala kota. Pada aspek kondisi fisik fasilitas umum yang tidak berfungsi dengan
optimal adalah toilet umum, penerangan jalan dan tempat parkir, selain itu diantaranya berfungsi dengan baik.
Pada aspek karakteristik pengguna yaitu alasan pemilihan lokasi untuk menghabiskan waktu luang, waktu
berkunjung lebih banyak terjadi di malam hari, intensitas berkunjung dilakukan 1 minggu sekali, rekan
berkunjung bersama dengan teman, dan moda transportasi menggunakan kendaraan pribadi. Pada aspek
karakteristik aktivitas yaitu aktivitas sosial, rekreatif dan olah raga yang diantaranya lebih dominan aktivitas
rekeatif yang dilakukan oleh pengunjung.
Kunci : Ruang Terbuka Publik, Fasilitas Umum, Persepsi Masyarakat.

Abstract: The region of Simpang lima has the function of the area as central business district with a high density
of activity by people who visited. because of the high activity in this region of Semarang city government
developing policies for the revitalization of open space in the area of Simpang lima at the end of the year 2010-
2011 useful to balance high activity and optimize the function of open space that is intended for the general
public. This phenomenon leads to a research question, How do community perception of public open space
activity in Pancasila field, Semarang?. The purpose of this research is to identify of characteristics and functions
of open space, identify of physical condition of public facilities, identify of user characteristics, and identify of
characteristics of the activity. The Results of the analysis that is on aspects of characteristics and functions of
open space that functions as a place of social interaction, typology as a central square, accessibility is quite easy
to reach, comfort is good to do activity, safety is pretty good from crime, environmental hygiene is maintained,
and city-wide outreach. On aspects of physical condition of public facilities are not functioning optimally are
toilets, street lighting and parking area, but it serves them well. on aspects of user characteristics are reasons
for selecting the location for spending free time, time visited more dominant in the evenings, intensity to visited
once in a week, more hanging out with friends, and transportation by private vehicle.on aspects of
characteristics of the activity are social activity, recreation and sport are among more dominant rekeatif
activities undertaken by visitors.

Keywords: Open Space, Public Facilities, Community Perception.

Ruang; Vol. 1; No. 2; 2013; hal. 231-240 | 231


Persepsi Masyarakat Terhadap Perkembangan Aktivitas Ruang Terbuka Publik Di Lapangan Pancasila Simpang Lima Muhammad R.A. dan Djoko Suwandono

PENDAHULUAN tingkat kenyamanan masyarakat melakukan


Perkembangan kawasan simpang lima aktivitas di ruang terbuka publik berdasarkan
sebagai Central Bussiness District (CBD) setelah adanya perhatian dari Pemerintah
memiliki pertumbuhan pembangunan fisik Kota Semarang melakukan renovasi fisik ruang
kawasan yang tinggi karena aktivitas terbuka publik di akhir tahun 2010 –
perekonomian yang terpusat di kawasan ini. pertengahan tahun 2011.
Hal ini mempengaruhi kebutuhan ruang Berangkat dari fenomena tersebut
terbuka publik untuk memenuhi syarat maka yang menjadi pertanyaan penelitian ini
kebutuhan masyarakat dalam menunjang adalah “Bagaimana persepsi masyarakat
aktivitas yang beragam didalamnya, terhadap aktivitas ruang terbuka publik di
merupakan ruang yang fungsi dan manfaatnya lapangan Pancasila Simpang Lima,
digunakan sepenuhnya untuk kepentingan Semarang?” Dalam penelitian ini bertujuan
publik atau masyarakat untuk berkumpul, untuk mengetahui persepsi masyarakat
tempat rekreasi dan sebagai wadah interaksi terhadap aktivitas ruang terbuka publik di
sosial yang diharapkan dapat mempertautkan lapangan Pancasila Simpang Lima, Semarang.
seluruh anggota masyarakat tanpa Dengan tujuan tersebut maka sasaran yang
membedakan latar belakang sosial, ekonomi, dilakukan adalah identifikasi karakteristik dan
dan budaya. fungsi ruang terbuka publik, identifikasi
Ruang terbuka publik juga dipahami kondisi fisik fasilitas umum, identifikasi
sebagai ruang yang diperuntukan sebagai karakteristik pengguna, dan identifikasi
sebuah ruang kota yang dapat diakses secara karakteristik aktivitas.
umum dan cuma-cuma oleh masyarakat kota Ruang lingkup penelitian ini adalah
dari berbagai lapisan (Shirvani, 1985). Definisi Ruang terbuka publik di lapangan Pancasila
Ruang Terbuka Publik secara umum adalah Simpang lima, Semarang.
ruang yang fungsi dan manfaatnya digunakan
sepenuhnya untuk kepentingan publik atau
masyarakat luas dan bukan untuk seseorang
ataupun kelompok - kelompok tertentu
(Hastijanti, 2006).
Interaksi sosial adalah syarat utama bagi
terjadinya aktifitas sosial dan hadirnya
kenyataan sosial, kenyataan sosial didasarkan
pada motivasi individu dan tindakan-tindakan
sosialnya. Ketika berinteraksi seorang individu
atau kelompok sosial sebenarnya tengah
berusaha atau belajar bagaimana memahami
tindakan sosial seorang individu atau
kelompok sosial lain. Interaksi sosial akan
berjalan dengan tertib dan teratur dan Sumber : Peta Kawasan Simpang Lima
anggota masyarakat bisa berfungsi secara GAMBAR 1
normal, yang diperlukan bukan hanya PETA KAWASAN SIMPANG LIMA
kemampuan untuk bertindak sesuai dengan
konteks sosialnya, tetapi juga memerlukan KAJIAN LITERATUR
kemampuan untuk menilai secara objektif Ruang Terbuka Publik
perilaku pribadinya dipandang dari sudut Menurut Stephen carr (1992) dalam
sosial masyarakatnya (Narwoko, 2004:21). Darmawan (2009:48) tipologi ruang terbuka
Keterkaitan aktivitas ruang terbuka publik dibagi menjadi beberapa tipe dan
publik di lapangan Pancasila Simpang Lima karakter, adalah sebagai berikut:
terhadap persepsi masyarakat ini perlu 1. Taman Umum (Public Park).
diidentifikasi untuk mengetahui seberapa a. Taman Nasional (National Park);

232| Ruang; Vol. 1; No. 2; Th. 2013; hal. 231-240


Persepsi Masyarakat Terhadap Perkembangan Aktivitas Ruang Terbuka Publik Di Lapangan Pancasila Simpang Lima Muhammad R.A. dan Djoko Suwandono

b. Taman Pusat Kota (Downtown Park); d. Tanda petunjuk: tanda petunjuk disatukan
c. Taman Lingkungan (Neighborhood); dengan lampu penerangan, terletak di
d. Taman Kecil (Mini Park). tempat terbuka, memuat informasi
2. Lapangan dan Plasa (Squares and Plazas). tentang lokasi dan fasilitas, tidak tertutupi
a. Lapangan Pusat Kota (Central Square); pepohonan, penggunaan penandaan harus
b. Plasa Pengikat (Corporate Plaza); merefleksikan karakter kawasan, jarak dan
c. Peringatan (Memorial). ukuran harus memadahi dan diatur agar
3. Pasar (Markets). menjamin jarak penglihatan, penggunaan
4. Jalan (Streets). dan keberadaannya harus harmonis
a. Pedestrian Sisi Jalan (Pedestrian terhadap bangunan arsiterktur,
Sidewalk); pembatasan penggunaan lampu hias
b. Mal Pedestrian (Pedestrian Malls); kecuali penggunaan khusus untuk theater
c. Mall Transit (Transit Mall); dan tempat pertunjukan, dan pembatasan
d. Jalur Lambat (Traffic Restricted Streets); penandaan yang berukuran besar yang
e. Gang Kecil Kota (Town Trail). mendominasi pemandangan kota.
5. Tempat Bermain (Play Ground). e. Telepon Umum: memberikan ciri sebagai
a. Tempat Bermain (Play Ground); fasilitas komunikasi, memberikan
b. Halaman Sekolah (School yard). kenyamanan bagi pengguna, mudah
6. Ruang Komunitas (Community Space). terlihat dan terlindung dari cuaca,
7. Jalan Hijau dan Jalan Taman (Green Ways & ditempatkan pada tepi atau tengah jalur
Park Ways). pedestrian, dan tiap telepon umum
8. Atrium / Pasar di Dalam Ruang (Atrium memiliki lebar kurang lebih 1 meter.
Indoor Market Place). f. Tempat sampah: tempat sampah
a. Atrium; diletakkan dalam jarak tertentu misalnya
b. Pasar / Pusat Perbelanjaan di Pusat Kota tiap 15 -20 meter, mudah dalam sistem
(Market Place / Downtown Shopping pengangkutan, dan jenis tempat sampah
Center). dibedakan untuk sampah kering dan basah.
9. Ruang di Lingkungan Rumah (Found / g. Vegetasi: berfungsi sebagai peneduh,
Neighborhood Spaces). ditempatkan pada jalur tanaman (minimal
10.Waterfront. 1.5 meter), percabangan 2 meter di atas
tanah, bentuk percabangan tidak
Elemen-elemen Desain Ruang Terbuka Publik merunduk, ditanam secara berbaris, tidak
Menurut Rubenstein (dalam Rahayu, hanya mengandung nilai estetika, tetapi
2005), elemen-elemen desain pendukung juga pengendali iklim, tanaman tidak
yang harus terdapat pada ruang terbuka beracun, tidak berduri, dahan tidak mudah
publik, antara lain: patah, ketinggian tanaman bervariasi,
a. Lampu pejalan kaki: tinggi 4-6 meter, jarak warna hijau dengan variasi warna lain
penempatan 10-15 meter, dan seimbang, jenis tanaman tahunan atau
mengakomodasi tempat menggantung. musiman, kecepatan tumbuh sedang,
b. Lampu penerangan jalan: penerangan yang mampu menyerap cemaran udara, dan
merata, dan pemilihan jenis lampu jarak tanaman setengah rapat sehingga
berdasarkan efektifitas. menghasilkan keteduhan optimal.
c. Halte bus: terlindung dari perubahan h. Air bersih/Kamar Mandi: air bersih /kamar
cuaca, misalnya panas dan hujan, mandi sangat dibutuhkan pada ruang
ditempatkan pada tepi jalan utama yang terbuka publik.
padat lalu lintas, dan panjang halte
minimum sama dengan panjang bus kota METODE PENELITIAN
sehingga memungkinkan penumpang Pendekatan yang digunakan dalam
dapat naik dari pintu depan maupun penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif,
belakang. dengan melakukan observasi lapangan, dan

Ruang; Vol. 1; No. 2; 2013; hal. 231-240 | 233


Persepsi Masyarakat Terhadap Perkembangan Aktivitas Ruang Terbuka Publik Di Lapangan Pancasila Simpang Lima Muhammad R.A. dan Djoko Suwandono

kuisioner terhadap aktivitas masyarakat yang sampah, penerangan jalan, vegetasi,


berkunjung di ruang terbuka publik. Data yang penandaan, dan tempat parkir.
diperoleh melalui kuisioner akan diolah secara 3. Identifikasi karakteristik pengguna ruang
deskriptif kuantitatif. terbuka publik, untuk menganalisis
Metode deskriptif kuantitatif karakteristik pengguna atau pengunjung
digunakan dalam perhitungan-perhitungan yang meliputi alasan pemilihan lokasi,
data yang diperoleh, baik berupa data primer waktu berkunjung, intensitas berkunjung,
seperti data hasil perhitungan jumlah moda transportasi yang digunakan.
responden dilapangan melalui kuisioner yang 4. Identifikasi karakteristik aktivitas ruang
kemudian menggunakan analisis deskriptif terbuka publik, untuk menganalisis
dalam proses pengerjaannya untuk karakteristik aktivitas yang terjadi yaitu
mengambil sebuah kesimpulan. Hasil aktivitas sosial, aktivitas rekreatif, dan
perhitungan data-data tersebut digunakan aktivitas olah raga.
untuk memperkuat fokus utama dalam 5. Identifikasi persepsi masyarakat terhadap
penelitian ini untuk mengetahui persepsi aktivitas ruang terbuka publik, untuk
masyarakat terhadap aktivitas ruang terbuka menganalisis persepsi pengguna untuk
publik di lapangan Pancasila Simpang Lima, menjelaskan keempat faktor diatas,
Semarang. sehingga dapat diketahui keefektifan fungsi
Pengumpulan data merupakan ruang terbuka publik setelah renovasi yang
bagian dari suatu proses pengadaan data dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang.
primer untuk keperluan penelitian. Dalam
penelitian ini mengunakan metode. HASIL PEMBAHASAN
 Pengumpulan data primer Berdasarkan dari hasil analisis
 Observasi Lapangan penelitian adalah sebagai berikut:
 Kuesioner Analisis Karakteristik Dan Fungsi Ruang
Jenis analisis yang digunakan dalam Terbuka Publik
penelitian ini, untuk menjawab pertanyaan Fungsi ruang terbuka publik di lapangan
dan mencapai tujuan penelitian sesuai dengan Pancasila Simpang lima, Semarang sudah
sasaran penelitian yang akan dicapai yaitu sesuai dengan fungsi ruang terbuka publik
dengan cara mengidentifikasi diantara lain yaitu dapat menampung beberapa aktivitas
sebagai berikut: didalamnya yang diperuntukan untuk
1. Identifikasi karakteristik dan Fungsi ruang masyarakat secara umum tanpa memandang
terbuka publik, untuk menganalisis status sosial dan membaur satu sama lain saat
karakteristik ruang terbuka publik terjadinya aktivitas didalamnya penuh dengan
berdasarkan tipologi dan fungsi ruang suasana kebersamaan meskipun tidak saling
terbuka publik, aksesbilitas kawasan, mengenal dengan teman komunitas lainnya.
kenyamanan dan keamanan kawasan, Tipologi ruang terbuka publik di
jangkauan pelayanan ruang terbuka publik. lapangan Pancasila Simpang lima, Semarang
2. Identifikasi kondisi fisik fasilitas umum termasuk dalam kategori lapangan pusat kota
ruang terbuka publik, untuk menganalisis (Central Square) yang berlokasi di pusat kota
ketersediaan fasilitas umum dengan dan sering digunakan untuk kegiatan-kegiatan
kelayakan kondisi yang berfungsi untuk formal seperti upacara peringatan hari
menunjang aktivitas di ruang terbuka nasional dan kegiatan-kegiatan masyarakat
publik, yang terdiri dari jalur pedestrian, baik sosial dan apresiasi budaya.
penyediaan sport area berupa lapangan Penilaian aksesbilitas di kawasan
voli dan basket, toilet umum penambahan simpang lima dari 100 responden adalah
beberapa fasilitas penunjang aktivitas cukup baik. Kelengkapan moda transportasi
masyarakat seperti sitting group, tempat kendaraan umum dan letak yang strategis
menghubungkan koridor-koridor kawasan
memudahkan dalam aksesbilitasnya. Namun,

234| Ruang; Vol. 1; No. 2; Th. 2013; hal. 231-240


Persepsi Masyarakat Terhadap Perkembangan Aktivitas Ruang Terbuka Publik Di Lapangan Pancasila Simpang Lima Muhammad R.A. dan Djoko Suwandono

dalam penyediaan moda transportasi Intensitas berkunjung oleh pengguna


kendaraan umum masih perlu untuk ditinjau berdasarkan diagram presentase dari 100
penambahan jumlah moda-nya dan memberi resoinden dalam ruang terbuka publik di
strategi yang tepat dan praktis. lapangan Pancasila Simpang lima, Semarang
Penilaian kenyamanan, keamanan, dan yaitu 1 kali seminggu 50%, tidak tetap dalam
kebersihan dari 100 responden adalah baik seminggu 34%, 2-4 kali seminggu 13%, dan >4
untuk kenyamanan dan cukup baik untuk kali seminggu 3%.
keamanan dan kebersihan. Sangat penting Rekan berkunjung oleh pengguna
memperhatikan faktor-faktor tersebut dan berdasarkan diagram persentase dari 100
menyediakan fasilitas-fasilitas penunjangnya resoinden rekan berkunjung dalam ruang
sehingga dapat menarik minat masyarakat terbuka publik di lapangan Pancasila Simpang
berkunjung untuk melakukan aktivitas- lima, Semarang yaitu kunjungan dengan
aktivitas beragam didalamnya. teman 29%, kunjungan dengan komunitas
Jangkauan pelayanan ruang publik di 27%, kunjungan dengan saudara 24%, dan
lapangan Pancasila Simpang lima, Semarang kunjungan sendiri 20%.
adalah skala kota yang diperuntukan oleh Moda transportasi oleh pengguna
masyarakat kota semarang yang dapat diakses berdasarkan diagram persentase dari 100
oleh semua golongan masyarakat secara resoinden moda tranportasi yang digunakan
umum. Namun, tidak sedikit juga pengunjung untuk menjangkau ruang terbuka publik di
yang berasal dari luar kota yang melakukan lapangan Pancasila Simpang lima, Semarang
transit atau sekedar untuk beristirahat dan yaitu kendaraan pribadi 57%, sepeda roda
menikmati suasana keramaian di kawasan 22%, kendaraan umum 11%, dan berjalan kaki
simpang lima. 10%.

Analisis Karakteristik Pengguna Ruang Analisis Kondisi Fisik Fasilitas Umum Ruang
Terbuka Publik Terbuka Publik
Alasan pemilihan Lokasi oleh pengguna Jalur pedestrian berdasarkan diagram
berdasarkan diagram presentase dari 100 batang presentase dari 100 responden yaitu
responden menjadikan ruang terbuka publik menunjukan skala likert dengan nilai baik. Hal
di lapangan Pancasila Simpang lima Semarang ini menunjukan bahwa adanya jalur pejalan
untuk dikunjungi bersama teman, komunitas, kaki yang ada pada ruang terbuka publik di
dan keluarga yaitu menghabiskan waktu luang lapangan Pancasila, Semarang oleh penilaian
dengan 30%, berkumpul dengan responden dirasa sudah baik dan sudah
teman/komunitas dengan 25%, dan banyak dilengkapi dengan fasilitas untuk penyandang
orang dengan 13%. Persentase tertinggi alasan cacat. Desain jalur pejalan kaki juga sudah
untuk berkunjung dengan maksud memenuhi standar yaitu dengan lebar 8,5m,
menghabiskan waktu luang dimungkinkan sehingga pengunjung merasa nyaman dengan
lokasi yang strategis dan menjadi daya tarik desain warna dan konstruksinya yang
utama masyarakat kota semarang untuk memberikan manfaat positif untuk menambah
dikunjungi karena merupakan kawasan keindahan wajah Kota Semarang.
sebagai CBD. Sport area berdasarkan diagram batang
Waktu berkunjung oleh pengguna presentase dari 100 responden yaitu
berdasarkan diagram presentase dari 100 menunjukan skala likert dengan nilai cukup.
resoinden tentang waktu berkunjung ruang Hal ini menunjukan bahwa adanya tempat
terbuka publik di lapangan Pancasila Simpang olah raga berperan penting untuk menarik
lima, Semarang yaitu waktu berkunjung di minat masyarakat kota semarang untuk
malam hari dengan 31%, sore hari dengan berkunjung dan merupakan fasilitas-faslitas
29%, pagi hari dengan 25%, dan siang hari yang memang diperlukan dalam ruang terbuka
dengan 15%. publik untuk terciptanya aktivitas yang
beragam dan dimanfaatkan oleh masyarakat

Ruang; Vol. 1; No. 2; 2013; hal. 231-240 | 235


Persepsi Masyarakat Terhadap Perkembangan Aktivitas Ruang Terbuka Publik Di Lapangan Pancasila Simpang Lima Muhammad R.A. dan Djoko Suwandono

secara umum yang pada kenyataanya dalam Terlihat tidak maksimal lampu penerangan di
perkembangannya saat ini aktivitas-aktivitas malam hari, sedangkan aktivitas yang terjadi
yang terjadi bisa dikatakan menjadi trend di ruang terbuka publik ini sangatlah padat
untuk berkunjung oleh kalangan masyarakat selalu dipenuhi oleh para pengunjung yang
kota semarang. tidak diimbangi dengan penerangan yang
Toilet umum berdasarkan diagram layak atau tampak remang-remang dengan
batang presentase dari 100 responden yaitu sedikit cahaya. Lampu penerangan sangatlah
menunjukan skala likert dengan nilai buruk. diperlukan untuk menciptakan keindahan
Hal ini menunjukan bahwa toilet umum ini pada kawasan atau ruang terbuka publik yang
dirasa belum memnuhi kriteria kenyamanan letaknya di pusat kota sehingga perlu adanya
oleh pengunjung dalam pemanfaatannya tambahan jumlah lampu penerangan yang
dikarenakan kondisi toilet yang kotor dan layak dari Pemerintah Kota Semarang.
terdapat sisi blok toilet lainnya terkesan tidak Vegetasi berdasrkan diagram batang
terawat sehingga jarang pengunjung yang presentase dari 100 responden yaitu
memanfaatkan toilet tersebut. menunjukan skala likert dengan nilai baik. Hal
Sitting group berdasarkan diagram ini menunjukan bahwa kebijakan yang
batang presentase dari 100 responden dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang
menunjukan skala likert dengan nilai baik. Hal untuk menyediakan vegetasi sudah baik
ini menunjukan bahwa fungsi dari fasilitas menurut penilaian masyarakat kota semarang
tempat duduk ini sudah optimal untuk yang berkunjung dalam ruang terbuka publik.
memberikan kesan nyaman dan Vegetasi yang ditanam ini diperlukan untuk
menyenangkan sebagai alat tempat duduk menurunkan tingkat polusi udara sebagai
atau tempat bersantai dan berinteraksi sosial pusat kota dengan aktivitas pergerakan tinggi
oleh sesama pengunjung. dan memberikan kesan nyaman dan
Tempat sampah berdasarkan diagram kesegaran oleh masyarakat yang berkunjung
batang presentase dari 100 responden yaitu untuk bersantai atau berinteraksi sosial
menunjukan skala likert dengan nilai cukup. sesama pengunjung.
Hal ini menunjuk fungsi dari fasilitas tempat Kriteria vegetasi ruang terbuka publik di
sampah yang sudah tersedia belum berfungsi Lapangan Pancasila, Semarang yang secara
secara optimal dimungkinkan karena fungsi sebagai taman kota adalah sebagai
jumlahnya yang masih kurang atu tidak berikut:
mampu untuk mewadahi kebutuhan buang a) Pohon tidak beracun, tidak berduri, dahan
sampah oleh pengunjung, semakin banyaknya tidak mudah patah,
tempat sampah yang tersedia maka akan b) mempunyai ketinggian pohon bervariasi
mempermudah pengunjung dalam membuang dan berdaun hijau,
sampah tidak dengan jarak antar tempat c) perawakan dan bentuk pohon cukup indah,
sampah satu sama lain yang berjauhan. d) mempunyai kecepatan tumbuh pohon
Namun, tersedianya tempat sampah yang sedang,
sudah dikategorikan berdasarkan sampah e) merupakan tanaman lokal dan tanaman
organik atau non organik sudah dirasa baik budidaya,
karena akan mempermudah untuk proses f) jarak antar pohon berdekatan sehingga
pengolahan sampah berikutnya. menghasilkan keteduhan yang optimal.
Penerangan jalan berdasarkan diagram Penandaan berdasarkan diagram
batang presentase dari 100 responden yaitu batang presentase dari 100 responden yaitu
menunjukan skala likert dengan nilai buruk. menunjukan skala likert dengan nilai cukup.
Hal ini menunjukan bahwa berdasarkan Hal ini menunjukan bahwa papan petunjuk
penilaian pengunjung atau persepsi menurut penilaian pengunjuk belum optimal
pengunjung mempunyai nilai negatif terhadap secara fungsi ataupun jumlah papan petunjuk
penerangan jalan yang ada di kawasan yang tersedia sehingga masih perlu untuk
simpang lima maupun ruang terbuka publik. ditambah untuk memberikan informasi yang

236| Ruang; Vol. 1; No. 2; Th. 2013; hal. 231-240


Persepsi Masyarakat Terhadap Perkembangan Aktivitas Ruang Terbuka Publik Di Lapangan Pancasila Simpang Lima Muhammad R.A. dan Djoko Suwandono

lengkap dalam penjangkauan setiap titik tersedia papan petunjuknya, hal ini sangatlah
fasilitas. seperti contoh penyediaan papan membantu untuk memberikan informasi
petunjuk untuk fasilitas lapangan voli, basket, petunjuk arah.
dan toilet umum yang memang masih belum

Lampu Papan Area Bermain


Penerangan Informasi Sepatu Roda

Jalur Pejalan
Vegetasi Kaki

Jalur Difabel
Toilet Umum

Tempat Duduk
Vegetasi

Lap. Voli Lap. Basket Tempat Sampah

Sumber : Analisis Peneliti, 2013


GAMBAR 2
PETA FASILITAS UMUM RUANG TERBUKA PUBLIK DI LAPANGAN PANCASILA

Ruang; Vol. 1; No. 2; 2013; hal. 231-240 | 237


Persepsi Masyarakat Terhadap Perkembangan Aktivitas Ruang Terbuka Publik Di Lapangan Pancasila Simpang Lima Muhammad R.A. dan Djoko Suwandono

Tempat parkir berdasarkan diagram Berdasarkan diagram persentase dari


batang presentase dari 100 responden yaitu 100 resoinden penilaian terhadap kesesuaian
menunjukan skala likert dengan nilai buruk. aktivitas didalam ruang terbuka publik yaitu
Hal ini menunjukan bahwa perlu adanya yang menilai sudah sudah sesuai 90 %, dan
kebijakan yang tepat oleh Pemerintah Kota sebaliknya yang menilai tidak sesuai 10%.
Semarang untuk mengatasi kurangnya tempat Oleh karena tingginya persentase positif dari
parkir yang memang sangat dibutuhkan untuk 100 responden ini bisa dikatakan kebijakan
menampung kendaraan pribadi atau angkutan Pemerintah Kota Semarang untuk
umum untuk berhenti agar tidak merevitalisasi ruang terbuka publik ini sudah
menimbulkan masalah lain seperti kemacetan berjalan dengan baik dan dapat dioptimalkan
yang sering terjadi akibat dari adanya tempat fungsinya oleh masyarakat kota semarang
parkir on street yang terlalu menjorok ke jalan maupun luar kota semarang.
raya yaitu parkir on street depan masjid
baiturrahaman, parkir on street samping KESIMPULAN & REKOMENDASI
matahari, dan lain-lain. Kelancaran dalam Kesimpulan
transportasi dalam ruang terbuka publik juga Adapun hasil yang sudah terdiri dari
akan menimbulkan minat masyarakat untuk analisis persepsi kondisi fisik dan non fisik
selalu mengunjunginya hanya sekedar untuk adalah sebagai berikut :
mengobrol, bersantai, berkumpul, dan a. Analisis persepsi kondisi fisik meliputi
berolah raga menikmati suasana pusat kota analisis persepsi karakteristik dan fungsi
semarang. ruang terbuka publik, dan analisis
persepsi kondisi fisik fasilitas umum.
Analisis Karakteristik Aktivitas Ruang Persepsi karakteristik dan fungsi
Terbuka Publik ruang terbuka publik di lapangan
Aktivitas sosial di dalam ruang terbuka Pancasila mempunyai fungsi ruang
publik ini terdiri dari berkumpul bersama, terbuka publik untuk terjadinya aktivitas
mengobrol atau bercengkrama, beristirahat sosial, rekreatif, dan olah raga, tipologi
meluangkan waktu, dan bersosialisas yang sebagai lapangan pusat kota (central
dilakukan bersama teman-taman atau square), persepsi masyarakat yang
komunitas dan keluarga. ditunjukan dari pengukuran skala likert
Aktivitas rekreatif di dalam ruang yang menunjukan nilai baik yaitu tingkat
terbuka publik ini terdiri dari hiburan, kenyamanan dengan skor 402, sedangkan
refreshing, dan jalan-jalan meluangkan waktu penilaian cukup yaitu tingkat aksesbilitas
dan memanfaatkan sebagai publik space. dengan skor 374, tingkat keamanan
Aktivitas olah raga di dalam ruang dengan skor 333, dan tingkat kebersihan
terbuka publik ini terdiri dari olah raga bola dengan skor 360.
voli, bola basket, dan area sepatu roda atau Persepsi kondisi fisik fasilitas
sepeda roda. Namun, untuk sepeda roda umum ruang terbuka publik di lapangan
biasanya lebih memanfaatkan pedestrian yang Pancasila yang ditunjukan dari
memang cukup lebar mengelilingi lapangan pengukuran skala likert yang menunjukan
pancasila tetapi hal ini tidak mengurangi rasa nilai baik yaitu jalur pedestrian dengan
kenyamanan sebagai jalur pejalan kaki karena skor 419, tempat duduk dengan skor 403,
memang sudah menjadi trend saat ini di kota dan vegetasi dengan skor 403, sedangkan
semarang. dengan penilaian cukup adalah sport area
Berdasarkan diagram persentase dari dengan skor 390, tempat sampah dengan
100 resoinden pemanfaatan jenis aktivitas skor 325, dan penandaan dengan skor
yang terjadi didalam ruang terbuka publik 372, dan penilaian buruk adalah toilet
yaitu aktivitas rekreatif 42%, aktivitas olahraga umum dengan skor 289, penerangan
38%, dan aktivitas sosial 20%. jalan dengan skor 296, dan tempat parkir
dengan skor 245.

238| Ruang; Vol. 1; No. 2; Th. 2013; hal. 231-240


Persepsi Masyarakat Terhadap Perkembangan Aktivitas Ruang Terbuka Publik Di Lapangan Pancasila Simpang Lima Muhammad R.A. dan Djoko Suwandono

b. Analisis persepsi kondisi non fisik meliputi aktivitas rekreatif 42%, aktivitas olahraga
analisis persepsi karakteristik pengguna, 38%, dan aktivitas sosial 20%.
dan analisis persepsi karakteristik Prerferensi berdasarkan diagram
aktivitas. prosentase dari 100 responden penilaian
Persepsi kondisi non fisik tentang kesesuaian aktivitas didalam
karakteristik penggunan tidak dapat ruang terbuka publik yaitu yang menilai
diukur menggunakan skala likert namun sudah sudah sesuai 90 %, dan sebaliknya
hanya berupa diagram pie untuk yang menilai tidak sesuai 10%.
menampilkan hasil persepsi dari 100 Kemudian dari analisis persepsi
responden yang terdiri dari alasan kondisi non fisik dan kondisi fisik ruang
pemilihan lokasi prosentase terbesar terbuka publik sudah sesuai dengan
yaitu menghabiskan waktu luang dengan fungsi tipologi sebagai lapangan pusat
30%, waktu berkunjung prosentase kota yang disebutkan dalam teori (carr,
terbesar yaitu waktu berkunjung dimalam 1992), berfungsi sebagai bagian
hari dengan 31%, intensitas berkunjung pengembangan sejarah yang berlokasi di
prosentase terbesar yaitu berkunjung 1 pusat kota, sering digunakan untuk
kali seminggu dengan 50%, rekan kegiatan-kegiatan formal seperti upacara
berkunjung prosentase terbesar yaitu peringatan hari nasional, sebagai
berkunjung bersama teman dengan 29%, rendezvous point kridor-koridor jalan
dan transportasi yang digunakan dikawasan tersebut, dan juga untuk
prosentase terbesar yaitu menggunakan kegiatan-kegiatan masyarakat baik sosial
kendaraan pribadi dengan 57%. dan apresiasi budaya. Oleh karena itu
Persepsi kondisi non fisik sebagai lapangan pusat kota yang sudah
karakteristik aktivitas terdiri dari aktivitas dilengkapi dengan fasilitas umum di
sosial, rekreatif, dan olahraga. Aktivitas ruang terbuka publik lapangan Pancasila
sosial yang terjadi di ruang terbuka publik ini menjadi alasan masyarakat Kota
yaitu terjadinya interaksi sosial antar Semarang untuk berkunjung dan
pengunjung, sebagai wadah berkumpul, beraktivitas didalamnya bersama teman,
mengobrol, bercengkrama, dan komunitas, dan keluarga.
bristirahat bersama teman, komunitas, Dalam hal ini perlu adanya
dan keluarga. Aktivitas rekreatif yang kebijakan untuk mempertahankan fungsi
terjadi diruang terbuka publik yaitu ruang terbuka publik sesuai dengan
alasan pengunjung untuk berefrehing tipologi sebagai lapangan pusat kota dan
mendapatkan hiburan dan jalan-jalan lebih mengoptimalkan kembali
menikmati suasana pusat kota. Aktivitas keberadaan fasilitas-fasilitas umum baik
olahraga yang terjadi diruang terbuka dari penambahan jumlah fasilitas umum
publik yaitu aktivitas yang memanfaatkan yang masih kurang dan perbaikan kondisi
fasilitas-fasilitas yang sudah disediakan fisik fasilitas umum yang tidak berfungsi
dalam ruang terbuka publik dan dapat secara optimal pada saat ini.
digunakan dengan gratis, seperti bermain
bola voli pada lapangangan voli, bola Rekomendasi
basket pada lapangan basket, sepatu Adapun rekomendasi yang dapat
roda pada area bermain sepatu roda, dijadikan masukan bagi pihak-pihak yang
bersepeda pada jalur pedestian, dan terkait hasil penelitian adalah sebagai berikut :
fungsi campuran yang terdapat pada a. Bagi pemerintah
lapangan hijau.  Perlu adanya pembuatan lahan parkir
Persepsi berdasarkan diagram khusus bagi pengunjung sehingga tidak
prosentase dari 100 responden parkir di tepi jalan yang dapat
pemanfaatan jenis aktivitas yang terjadi mengakibatkan kemacetan.
didalam ruang terbuka publik yaitu

Ruang; Vol. 1; No. 2; 2013; hal. 231-240 | 239


Persepsi Masyarakat Terhadap Perkembangan Aktivitas Ruang Terbuka Publik Di Lapangan Pancasila Simpang Lima Muhammad R.A. dan Djoko Suwandono

 Perlu adanya penambahan tempat Pemerintah Kota Semarang dengan cara


sampah yang disediakan agar mengukur persepsi masyarakat.
memudahkan pengunjung untuk Sehingga dapat memberikan acuan
membuang sampah di tempat prinsip keberlanjutan dalam
semestinya. pengembangan yang lebih baik di masa
 Perlu adanya penertiban pengamen dan mendatang.
pengemis yang ada di kawasan ini,
karena mengganggu aktivitas dan DAFTAR PUSTAKA
mengurangi rasa keamanan atau Carr, Stephen, dkk. 1992. Public Space.
kenyamanan masyarakat. Australia: Cambridge University.
 Fasilitas yang disediakan secara umum Christaller. Daldjoeni. 1992. Teori Central
sudah lengkap, namun untuk toilet Place dan Urban Base. Bandung:
umum tidak berfungsi dengan optial Penerbit Alumni.
dengan kondisi kotor dan tidak layak. Hastijanti, Retno. 2006. Ruang Publik. Juni.
Oleh karena itu perlu perbaikan agar Surabaya.
toilet tersebut dapat digunakan Hendarto, Welly Andriat. 2008. Pengaruh
keduanya agar pengunjung dapat Perkembangan Ekonomi Kota Medan
menerima manfaatnya. Terhadap Perkembangan Ekonomi
 Diperlukan penyediaan bangunan Kawasan Pesisir Sekitar. Medan:
peneduh yang menggunakan canopy Universitas Sumatera Utara.
sebagai tempat berteduh pengunjung Meider. 1958. Definisi Persepsi. Jakarta:
pada saat hujan ataupun panas. Kencana.
 Vegetasi yang sudah ada perlu Shirvani, Hamid. 1985. The Urban Design
dipertahankan dan dilakukan perawatan Process. New York: Van Nostrand
dengan benar dan jauh lebih baik Reinhold Co.
adanya penambahan vegetasi yang
sudah ada di sepanjang pedestrian.
 Perlu adanya penambahan kualitas
penerangan jalan ataupun penerangan
dalam ruang terbuka publik di lapangan
Pancasila Simpang lima.
b. Bagi Masyarakat atau Pengunjung Ruang
Terbuka Publik
 Perlu adanya kesadaran masyarakat
dalam menjaga kebersihan lingkungan
 Perlu adanya kesadaran untuk ikut
menjaga fasilitas yang ada, seperti tidak
mencoret-coret fasilitas umum yang
telah disediakan atau merusak bentuk
fisik bangunan fasilitas umum.
 Perlu adanya membangun sikap
tanggung jawab individu saat
menggunakan fasilitas umum agar tetap
terjaga dengan baik dan terawat.
c. Rekomendasi Studi
 Penelitian yang telah dilakukan ini
diperlukan untuk mengukur
keberhasilan adanya kebijakan
revitalisasi ruang terbuka publik dari

240| Ruang; Vol. 1; No. 2; Th. 2013; hal. 231-240

Anda mungkin juga menyukai