Anda di halaman 1dari 18

PEDOMAN

PELAYANAN
TB DOTS
RUMAH
SAKIT
UMUM
DAERAH
BANTARGEB
ANG
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
BANTARGEBANG
NO : 22/PER/DIR/RSBG/I/2021
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN TB DOTS

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada tahun 1993, WHO telah menyatakan bahwa TB merupakan keadaan darurat dan pada
tahun 1995 merekomendasikan strategi DOTS sebagai salah satu langkah yang paling efektif dan
efisien dalam penanggulangan TB.
Pelaksanaan DOTS di rumah sakit mempunyai daya ungkit dalam penemuan kasus (case
detection rate, CDR), angka keberhasilan pengobatan (cure rate), dan angka keberhasilan rujukan
(succes referal rate).
Adapun strategi DOTS terdiri dari:
1. Komitmen politis.
2. Pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya.
3. Pengobatan jangka pendek yang terstandar bagi semua kasus TB, dengan penatalaksanaan kasus
secara tepat, termasuk pengawasan langsung pengobatan.
4. Jaminan ketersediaan obat anti tuberkulosis (OAT) yang bermutu.
5. Sistem pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan penilaian terhadap hasil pengobatan
pasien dan kinerja program secara keseluruhan.
Untuk menanggulangi masalah TB, strategi DOTS harus diekspansi dan diakselerasi pada
seluruh unit pelayanan kesehatan dan berbagai institusi terkait termasuk rumah sakit pemerintah dan
swasta, dengan mengikutsertakan secara aktif semua pihak dalam kemitraan yang bersinergi untuk
penanggulangan TB.

B. Ruang Lingkup Pelayanan


Kebijakan ini berlaku bagi semua staf Rumah Sakit Umum Daerah Bantargebang; Dokter, perawat,
penunjang medik dan staff lainnya yang memberikan pelayanan pada pasien.

C. Batasan Operasional
Batasan operasional dalam pelayanan tuberculosis adalah member asuhan keperawatan kepada
penderita tuberculosis di Rumah Sakit Umum Daerah Bantargebang.

D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara RI Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5063).
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran
Negara RI Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5072)
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4431)

Pedoman Pelayanan TB DOTS 1


4. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364/Menkes/SK/V/2009 tentang
Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis
6. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan
Tuberkulosis
7. Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor 884/Menkes/VII/2007 tentang Ekspansi TB Strategi
DOTS di Rumah Sakit dan Balai Kesehatan / Pengobatan Penyakit Paru.

Pedoman Pelayanan TB DOTS 2


BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Sumber Daya Manusia.


Tabel 1. Pola ketenagaan

NO JABATAN KRITERIA
B. Distribusi
1 Dokter - Bersertifikat pelatihan TB DOTS
- Minimal dokter umum

2 Perawat - Bersertifikat pelatihan TB DOTS


- Minimal berijazah D3 Keperawatan

3 Farmasi - Bersertifikat pelatihan TB DOTS


- Minimal berijazah D3 farmasi

4 Laboran - Bersertifikat pelatihan TB DOTS


- Minimal berijazah analis

Ketenagaan.
Untuk distribusi ketenagaan di setiap instalasi ada satu orang koordinator dan bergabung dalam tim
TB DOTS.Untuk waktu kerja masing-masing koordinator ini disesusaikan dengan kondisi masing-
masing instalasi dimana petugas / tim TB DOTS bekerja.
1. Ketua Tim
Ketua Tim berperan sebagai pelaksana harian pelayanan TB DOTS di rumah sakit dengan tugas :
a. Melaksanakan kebijakan, memberikan arahan, menetapkan standar pelayanan TB DOTS di
rumah sakit;
b. Melakukan perencanaan, penggerakan dan pengendalian pelayanan TB DOTS di rumah
sakit;
c. Melakukan koordinasi lintas sektor/organisasi (pemanfaatan sumberdaya efektif dan efisien);
d. Memfasilitasi rujukan internal dan eksternal;
e. Mengelola informasi (akurat dan akuntabel);
f. Memfasilitasi kebutuhan logistik (termasuk obat, alat kesehatan dan peralatan yang
dibutuhkan) pada pelayanan TB DOTS di rumah sakit;
g. Melakukan Self Assesment.
2. Sekretaris Tim
Tugas Sekretaris Tim Pelayanan TB DOTS adalah :
a. Melaksanakan kegiatan administrasi dan menginventarisir program kerja Tim TB DOTS;
b. Bertanggungjawab terhadap pencatatan dan pelaporan semua kegiatan Tim TB DOTS;
c. Membuat dan mensosialisasikan Uraian Tugas Tim TB DOTS di rumah sakit;
d. Bertanggungjawab terhadap penyediaan dan penyimpanan berkas rekam medis;
e. Bertanggungjawab terhadap pelaporan internal dan eksternal.
3. Konsulen Teknis
Tugas Konsulen Teknis Tim Pelayanan TB DOTS adalah :

Pedoman Pelayanan TB DOTS 3


a. Melakukan pemeriksaan terhadap pasien suspek TB maupun pasien positif TB Paru;
b. Melakukan edukasi dengan komunikasi yang baik terhadap pasien dan keluarga;
c. Memberikan inform consent terhadap pasien dan atau keluarga pasien terhadap setiap
tindakan yang akan dilaksanakan;
d. Memberikan terapi dan tindakan terhadap pasien sesuai indikasi;
e. Menulis resep untuk pasien yang ditangani;
f. Menerima rujukan dari ekternal dan melakukan rujukan keluar rumah sakit.
4. Perawat Pelaksana TB DOTS
Tugas bidan pelaksana TB DOTS adalah :
a. Melakukan asuhan keperawatan/kebidanan langsung terhadap pasien, meliputi
1) Pengkajian keperawatan/kebidanan;
2) Diagnosa keperawatan/kebidanan;
3) Rencana keperawatan/kebidanan;
4) Implementasi keperawatan/kebidanan;
5) Evaluasi keperawatan/kebidanan;
6) Dokumentasi asuhan keperawatan/kebidanan.
b. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
5. Petugas Laboratorium
Tugas Petugas Laboratorium adalah :
a. Melakukan pemeriksaan terhadap sampel darah pasien;
b. Melakukan pencatatan hasil pemeriksaan sampel;
c. Membuat pencatatan dan pelaporan penggunaan reagen.
6. Petugas Radiologi
Tugas Petugas Radiologi adalah :
a. Melakukan pemeriksaan rontgen terhadap pasin suspek TB;
b. Melakukan pencatatan hasil pemeriksaan rontgen;
c. Membuat pencatatan dan pelaporan.

Pedoman Pelayanan TB DOTS 4


BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Standar Peralatan Dan Pelaporan TB Dots Di Rumah Sakit Umum Daerah Bantargebang.
1. Alat keperawatan diruang klinik TB DOTS
No Nama Barang Jumlah

1 Meja 2

2 Kursi 4

3 Tempat Tidur Periksa Pasien 1

4 Lemari Arsip 1

5 Box X-Ray 1

6 Stetoskop 1

7 Tensimeter 1

8 Timbangan Badan 1

9 Masker 1 Box

10 Buku Pelaporan TB 2

Tabel 2. Alat keperawatan diruang klinik TB DOTS

2. Standar Peralatan dan Pelaporan TB di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah

Bantargebang.

No Nama Barang Jumlah

1 Ruang Isolasi 6

2 Tempat tidur Pasien 6

3 Meja Pasien 6

4 Kursi 6

5 Oksigen 6

6 Buku Pelaporan TB 2

Tabel 3. StandarPeralatan dan Pelaporan TB di ruang rawat inap RS Mekar Sari

3. Standart Peralatan dan Pelaporan TB di Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Bantargebang.

No Nama Barang Jumlah

1 Mikroskop 1

2 Objek Glass 1 BOX

3 Rak Warna 1

4 Rak Pengering 1

Pedoman Pelayanan TB DOTS 5


5 Bunsen 1

6 Ose 1

7 Pipet Pewarna 1

8 Hemostat / Penjepit Objek Glass 1

9 Lidi 1

10 Korek 1

11 Reagen Ziehl Neelsen 1

12 Buku Pelaporan 2

Tabel 4. Standart Peralatan dan Pelaporan TB di Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Bantargebang

B. DenahRuang

Pedoman Pelayanan TB DOTS 6


BAB IV
KEBIJAKAN

1. Rumah Sakit Umum Daerah Bantargebang melaksanakan program pelayanan penanggulangan TB


dengan strategi DOTS sebagai salah satu langkah yang paling efektif dan efisien.
2. Mengembangkan kebijakan dan SPO pelayanan kedokteran untuk pelayanan TB.
3. Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan terhadap angka pemeriksaan mikroskopik dahak,
menurunnya angka drop out, angka kesalahan baca laboratorium.
4. Menjamin ketersediaan obat, alat kesehatan, dan perbekalan kesehatan lainnya yang diperlukan.
5. Memberikan pelayanan terhadap pasien TB dari mulai pendaftaran, pemeriksaan, diagnosa, dan
pengobatan TB.
6. Melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan pelayanan penanggulangan TB

Pedoman Pelayanan TB DOTS 7


BAB V
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Konsep Pelayanan Secara Umum.


Penatalaksanaan TB meliputi penemuan pasien dan pengobatan yang di kelola dengan
menggunakan strategi TB DOTS. Tujuan utama pengobatan pasien TB adalah menurunkan angka
kematian dan kesakitan serta mencegah penularan dengan cara menyembuhkan pasien.
1. Dilakukan secara kerjasama tim (teamwork) dokter, perawat dan farmasi, laboratorium,serta
melibatkan tenaga kesahatan lain yaitu gizi dan pendaftaran.
2. Pelayanan dilakukan sesuai standar asuhan keperawatan.
3. Peralatan yang tersedia memenuhi ketentuan undang-undang.
4. Semua tindakan terdokumentasikan dengan baik.
5. Harus ada sistem monitor dan evaluasi.
6. Penemuan pasien TB dilakukan secara pasif dengan promosi aktif. Penjaringan tersangka pasien
TB dilakukan di unit pelayanan.
7. Pemeriksaan terhadap kontak pasien TB terutama mereka yang BTA positif,yang menunjukkan
gejala sama,harus diperiksa dahaknya.

B. Diagnosis TB.
1. Semua suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari
2. Diagnosis TB pada orang dewasa ditegakkan dengan ditemukannya kuman TB (BTA) melalui
pemeriksaan mikroskopik dahak dan foto thorak

C. Pengobatan TB.

Pedoman Pelayanan TB DOTS 8


1. Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah
kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap
OAT.
2. OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dan dalam jumlah cukup dan
dosis tepat.
3. Perlu adanya seorang pengawas menelan obat (PMO) untuk menjamin kepatuhan pasien menelan
obat.
4. Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap yaitu tahap awal/intensif dan tahap lanjutan.

D. Pemeriksaan Mikroskopik.
Laboratorium sebagai sarana pendukung penegakan diagnosa melakukan pemeriksaan
mikroskopis deteksi Basil Tahan Asam (BTA) dengan pewarnaan ziehl neelsen dengan tahap tahap
pemeriksaan sebagai berikut :
1. Ose yang akan digunakan dibakar dengan api sampai berwarna merah.
2. Pembuatan preparat harus tipis dan rata, setelah preparat kering kemudian difiksasi diatas nyala
api sebanyak 3x.
3. Preparat yang sudah difiksasi, didinginkan dulu, baru ditetesi dengan larutan karbon fuksin, bakar
dengan nyala api selama 5 menit (jangan sampai mendidih).
4. Setelah dingin buanglah karbol fuksin tersebut dan dibilas dengan air mengalir.
5. Lunturkan dengan alkohol asam sampai sisa warna luntur, kurang lebih 10 menit, kemudian
dibilas dengan air mengalir.
6. Kemudian ditetesi dengan larutan Methylen Blue selama 30 detik, dibilas dengan air mengalir dan
keringkan.
7. Periksa di bawah mikroskop dengan perbesaran lensa 100x, yang sebelumnya preparat diberi oil
imersi. Bakteri tahan asam akan tampak berwarna merah dan lainnya akan tampak berwarna biru.

E. Tata Alur Penderita TB


Bagan 1. Alur Penderita TB
Poliklinik Umum Laboratorium
Pasien PoliklinikSpesialis
Umum Radiologi
IGD

Unit DOTS
Rumah Sakit

Farmasi
Rekam Medis

UPK Lain / KADER PKMRS


Rawat Inap

Pedoman Pelayanan TB DOTS 9


1. Alur Diagnosis TB Paru Dewasa
Bagan 2.Alur Diagnosis TB Paru Dewasa
SUSPEK TB ( BATUK BERDAHAK LEBIH DARI 2 MINGGU )

Pemeriksaan Dahak Mikrokopis – sewaktu, pagi, Sewaktu

Hasil BTA Hasil BTA Hasil BTA


+++ / ++- +- - ---

Antibiotic NON – OAT (2


Minggu)

Foto Thoraks & Pertimbangan Tidak ada


Dokter ada perbaika
perbaika n
n
Pemeriksaan dahak mikroskopis

Hasil BTA Hasil BTA


+++ / ++- ---

Foto thoraks & pertimbangan


TB dokter

Pedoman Pelayanan TB DOTS 10


Bukan TB
Diagnosis TB dengan pemeriksaan selengkap mungkin (Skor ≥6 sebagai entry point) Beri OAT 2
bulan terapi kemudiandievaluasi

2. Alur Diagnosis TB Paru Anak


Diagnosis TB pada anak sulit sehingga sering terjadi miss-diagnosis baik overdiagnosis
maupun underdiagnosis. Pada anak-anak batuk bukan merupakan gejala utama. Pengambilan
dahak pada anak biasanya sulit, maka diagnosis TB anak perlu kriteria lain dengan menggunakan
sistem skor.( Lihat Tabel 4)
Setelah dokter melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
maka dilakukan pembobotan dengan sistem skor. Pasien dengan skor lebih atau sama dengan 6
(≥6), harus dilakukan tatalaksana sebagai pasien TB dan mendapat OAT (Obat Anti
Tuberkulosis).
Bila skor kurang dari 6 tapi secara klinis kecurigaan mengarah ke TB kuat maka perlu
dilakukan pemeriksaan diagnostik lainnya sesuai indikasi, seperti bilasan lambung, patologi
anatomi, pungsi pleura dan lainnya.
Tabel 5. Sistem Pembobotan (scoring system) TB Anak
Parameter/skor 0 1 2 3
Kontak TB Tak jelas Ada, Ada, BTA (+)
BTA tidak tahu
Uji tuberkulin Negatif Positif
Berat badan/keadaan < 80% < 60%
gizi
Demam tanpa sebab ±2 minggu
jelas
Batuk ±3 minggu
Pembesaran limfe ≥1 cm
>1 tdk nyeri
Pembengkakan Ada
tulang/sendi
Rontgen thorax Normal Mendukung TB

Pedoman Pelayanan TB DOTS 11


BAB VI
LOGISTIK

Kegiatan logistik Obat Anti Tuberkulosis dan Pot Dahak dalam pelayanan TB Rumah Sakit
Umum Daerah Bantargebang merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi perencanaan kebutuhan,
pengadaan, pendistribusian, monitoring dan evaluasi.

Pedoman Pelayanan TB DOTS 12


BAB VII
KESELAMATAN PASIEN

A. Definisi.
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu system dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman.

B. Tujuan.
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapakan (KTD) di Rumah Sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak
diharapkan

C. Standar Patien Safety.


Standar keselamatan pasien (patient safety) untuk pelayanan klinik TB DOTS adalah:
1. Ketepatan Identitas. Target 100% label identitas tidak tepat apabila tidak terpasang, salah pasang,
salah penulisan nama, salah penulisan gelar (Tn/Ny/An), salah jenis kelamin, salah alamat.
2. Terpasang gelang identitas pasien rawat inap. Target 100% pasien yang masuk ke rawat inap
terpasang gelang identitas pasien.
3. Pelaksanaan SBAR. Target 100% konsul ke dokter via telpon menggunakan metode SBAR.
a. Situation. (Identifikasi data pasien dengan  jelas termasuk keluarga pasien  no. telpon yang
bisa dihubungi untuk mencari informasi sehubungan dengan keadaan pasien.
Contoh : Selamat pagi dr. Desiana, Saya Suster Ani dari Ruangan Flamboyan, ijin
melaporkan kondisi Bapak Joko saat ini mengalami distress pernafasan
b. Background. (Menyediakan  riwayat kesehatan yang signifikan dengan singkat, termasuk tes
atau perawatan yang telah dilakukan, atau perubahan pasien dari kondisi sebelumnya.)

Pedoman Pelayanan TB DOTS 13


Contoh : Bpk. Joko, 60 tahun dengan COPD berat, keadaannya semakin menurun dan
saat ini kondisinya semakin memburuk
c. Assessment. (Jelaskan kondisi pasien saat ini.)
Contoh : Suara nafas makin menurun pada paru kanan, kemungkinan Bapak Joko
mengalami pneumothoraks
d. Recommendation. (Diskusikan rencana perawatan untuk pasien selanjutnya).
Contoh : Ijin menyampaikan menurut saya pasien perlu chest X - ray
2. Ketepatan penyampaian hasil pemeriksaan penunjang. Target 100% yang dimaksud tidak tepat
apabila : salah ketik hasil, mengetik terbalik dengan hasil lain, hasil tidak terketik, salah identitas.
3. Ketepatan pemberian obat. Target 100% yang dimaksud tidak tepat apabila salah obat, salah
dosis, salah jenis, kurang/kelebihan dosis, salah rute pemberian, salah identitas pada etiket, salah
pasien.
4. Ketepatan tranfusi. Target 100% yang dimaksud tidak tepat apabila salah identitas pada
permintaan salah tulis jenis produk darah,salah pasien.

BAB VIII
KESELAMATAN KERJA

A. Pengertian.
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja / aktifitas karyawan
lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.

B. Tujuan.
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di Rumah Sakit Umum Daerah Bantargebang.
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya
menjadi bertambah tinggi.

C. Tata Laksana Keselamatan Karyawan.


1. Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip pencegahan infeksi, yaitu :
a. Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan infeksi.
b. Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu boot/alas kaki tertutup,
celemek, masker dll) terutama bila terdapat kontak dengan spesimen pasien yaitu: urin, darah,
muntah, sekret, dll.
c. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah menangani pasien.
2. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius.
3. Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas yaitu:
a. Dekontaminasi dengan larutan klorin.
b. Pencucian dengan sabun.
c. Pengeringan.

Pedoman Pelayanan TB DOTS 14


d. Menggunakan baju kerja yang bersih

BAB IX
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu dilakukan untuk mencegah kesalahan dalam pemeriksaan, penegakan


diagnosis, pengobatan maupun pemeriksaan laboratorium agar hasil pemeriksaan tepat dan benar.
Pemantauan Mutu OAT. Mutu OAT diperiksa melalui pemeriksaan pengamatan fisik obat yang meliputi :
1. Keutuhan kemasan dan wadah.
2. Penandaan/label termasuk persyaratan penyimpanan.
3. Pengontrolan nomer batch dan tanggal kadaluarsa.
Pemantauan Mutu Laboratorium pada prinsipnya pemantauan mutu laboratorium berdasarkan standar
pemeriksaan laboratorium.

Pedoman Pelayanan TB DOTS 15


BAB X
PELAPORAN

Dalam rangka memenuhi kebutuhan institusi, pemerintah, pasien / klien dan pelaksana untuk kepentingan
peningkatan mutu, keakurasian, keamanan, penelitian dan pengembangan, bimbingan dan pengawasan
diperlukan laporan berkala meliputi unsur masukan, proses, keluaran dan dampak.

A. Masukan
1. Kelengkapan perangkat hukum yaitu izin petugas TB Dots dan izin sarana kesehatan
2. Jumlah dan jenis tenaga pelayanan
3. Jumlah, jenis dan kualitas sarana, prasarana dan peralatan
4. Jenis tindakan dan tarif pelayanan
5. Jumlah dan pengelompokan jenis serta usia pasien/klien

B. Proses
1. Pengorganisasian tenaga, sarana dan peralatan
2. Prosedur kerjadan SPO profesi
3. Jumlah pasien/klien rujukandan non rujukan
4. Jumlah pasien/klien berdasarkan pengelompokan diagnosis dan intervensi
5. Kelengkapan rekam medis

C. Keluaran
1. Hasil analisis survey kepuasan pasien/klien
2. Prosentase kemajuan kondisi pasien
3. Pendapatan dan peruntukan keuangan

D. Dampak

Pedoman Pelayanan TB DOTS 16


Parameter manfaat terhadap pasien/klien, institusi dan petugas TB Dots Rumah Sakit Umum Daerah
Bantargebang

BAB XI
PENUTUP

Demikan program kerja Tim TB DOTs Rumah Sakit Umum Daerah Bantargebang, kami berharap
dengan adanya program kerja ini dapat berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan guna meningkatkan
kualitas dan kuantitas pelayanan yang ada agar lebih baik dan terarah.
Pada akhirnya program kerja ini dapat digunakan sebagai dasar acuan dalam pelayanan Tim TB
DOTs untuk mencapai kualitas yang lebih baik.

Direktur Rumah Sakit,

dr. Bambang Ismanto

Pedoman Pelayanan TB DOTS 17

Anda mungkin juga menyukai