Anda di halaman 1dari 13

(Materi 1)

MANAJEMEN PERAWATAN
PENDAHULUAN

Manajemen Perawatan (Maintenance Management) adalah pengelolaan


pekerjaan perawatan dengan melalui suatu proses perencanaan, pengorganisasian serta
pengendalian operasi perawatan untuk memberikan performasi mengenai fasilitas
pekerjaan. Gagasan yang muncul mengenai pokok-pokok pikiran dalam perencanaannya
antara lain:
• Bagian yang akan dilakukan perawatan
• Cara melakukan perawatan
• Waktu/timing dalam melakukan perawatan
• Pelaksana perawatan

Sedangkan pengorganisasiannya akan mencakup penerapan dari metode


manajemen dengan cara yang sistematis. Dengan demikian jelaslah bahwa tercapainya
tujuan perawatan industri atau bengkel-bengkel kerja serta unit-unit kerja lainnya,
tidaklah hanya ditunjang dengan fasilitas dan teknik perawatannya saja, namun selain itu
pula diperlukan menajemen yang memadai.

Perawatan pada Alat Berat merupakan salah satu faktor yang penting dalam
mendukung kegiatan operasi pada perusahaan yang mengunakan unit alat berat, seperti
pada pekerjaan tambang dan konstruksi. Hasil produk maupun performa dalam operasi
pada perusahaan tersebut diharapkan dapat memenuhi beberapa kriteria, antara lain:
✓ Kualitas
✓ Ekonomis
✓ Efisien

Manajemen Perawatan Alat Berat-Jurusan Teknik Mesin 1


Program Studi Alat Berat
A. Konsep Dasar Perawatan
Pada bab ini akan dibahas mengenai pengertian perawatan (maintenance), karena
hingga saat ini praktek pemeliharaan cenderung dimaknai sebagai tindakan yang terkait dengan
perbaikan peralatan setelah rusak. dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa, tujuan
perawatan menjaga mesin dan peralatan terhadap kerusakan dan kegagalan mesin dalam
berproduksi. Secara umum kata perawatan tidak akan terlepas dengan pekerjaan memperbaiki,
membongkar, atau memeriksa mesin secara saksama dan menyeluruh (Maintenance, Repair,
and Overhaul - MRO). Sistem pemeliharaan sendiri mencakup pengertian memperbaiki
perangkat mekanik dan atau kelistrikan yang menjadi rusak. Pemeliharaan juga bermakna
melakukan tindakan rutin guna menjaga perangkat (dikenal sebagai pemeliharaan terjadwal)
atau mencegah timbulnya gangguan (pemeliharaan pencegahan). Jadi MRO dapat
didefinisikan sebagai, semua tindakan yang bertujuan untuk mempertahankan atau
memulihkan komponen atau mesin kekeadaan ideal agar dapat menjalankan fungsinya sesuai
kebutuhan perusahaan. Tindakannya mencakup kombinasi dari semua manajerial teknis,
administratif dan tindakan pengawasan yang sesuai.

Secara umum istilah perawatan memiliki arti sebagai berikut:

1. Menjaga (Keep), Mempertahankan (Preserve), dan melindungi (Protect). Pekerjaan


rutin berkelanjutan yang dilakukan untuk menjaga fasilitas (perencanaan, bangunan,
struktur, fasilitas tanah, sistem utilitas, atau properti riil lainnya) dalam kondisi
sedemikian rupa sehingga dapat terus digunakan, dengan kapasitas asli rancangan dan
untuk efisiensi perusahaan sesuai tujuan yang dimaksudkan.
2. Berbagai kegiatan, seperti: tes, pengukuran, penggantian, penyesuaian dan perbaikan
yang bertujuan untuk mempertahankan atau mengembalikan fungsi komponen/unit
dalam atau ke sistem tertentu di mana unit dapat melakukan fungsi yang dibutuhkan
perusahaan
3. Semua tindakan yang diambil untuk melindungi aset perusahaan dari berbagai
gangguan agar sistem dapat senantiasa bekerja optimal. Kegiatannya mencakup
inspeksi, pengujian, pelayanan, klasifikasi untuk servis, perbaikan reklamasi,
membangun kembali, dan semua tindakan pasokan dan perbaikan yang diambil untuk
menjaga kekuatan dalam kondisi untuk melaksanakan misinya.

Manajemen Perawatan Alat Berat-Jurusan Teknik Mesin 2


Program Studi Alat Berat
Tidak ada mesin maupun peralatan yang mampu berproduksi selamanya, beberapa
mampu bertahan atau bekerja sesuai standar operasional. Kebutuhan pemeliharaan umumnya
juga didasarkan pada prediksi kegagalan nyata atau standar idealnya. Kurva bak mandi
(Gambar 1.1) menunjukkan hubungan tingkat kegagalan komponen terhadap waktu. Dalam
gambar sumbu Y merupakan tingkat kegagalan dan X sumbu adalah waktu. Dari bentuknya,
kurva dapat dibagi menjadi tiga golongan yang berbeda: periode awal, periode kegagalan
konstan, dan periode lelah (wear-out periods). Pada periode awal kurva bak mandi ini ditandai
dengan tingkat kegagalan yang tinggi diikuti oleh masa penurunan kegagalan. Kegagalan
periode awal pada umumnya berkaitan dengan lemahnya perencanaan, lemahnya pemasangan,
atau aplikasi yang keliru.

Periode kegagalan awal dilanjutkan oleh laju periode kegagalan konstan dan dikenal
sebagai umur efektif. Ada banyak teori tentang mengapa komponen gagal dalam wilayah ini,
sebagian besar mengakui bahwa lemahnya managemen sering memainkan peran yang
signifikan. Hal ini juga umumnya disetujui bahwa praktek-praktek perawatan luar biasa yang
mencakup unsur-unsur pencegahan dan prediktif dapat memperpanjang periode ini. Periode
kegagalan (wear-out) dicirikan dengan tingkat kegagalan yang cepat meningkat mengikuti
waktu. Kegagalan pada periode ini dikarenakan buruknya perawatan dan atau telah melampui
umur efektif alat.

Setiap kali kita gagal dalam melakukan kegiatan pemeliharaan seperti permintaan
perancang peralatan, maka akan mempersingkat umur operasi peralatan tersebut. Selama 30
tahun terakhir, pendekatan yang berbeda bagaimana perawatan dapat dilakukan untuk
memastikan peralatan mencapai atau melebihi umur rencana perusahaan telah dikembangkan
di negara industri. Selain menunggu sebuah peralatan gagal (reaktif perawatan), kita dapat
memanfaatkan perawatan preventif, perawatan prediktif, atau keandalan berpusat perawatan.

Manajemen Perawatan Alat Berat-Jurusan Teknik Mesin 3


Program Studi Alat Berat
Gambar 1.1. Kurva bak mandi

B. Tujuan Perawatan

Setiap jenis kegiatan perawatan pasti mempunyai tujuan. Secara umum tujuan
dilakukannya perawatan adalah menjaga kondisi dan atau untuk memperbaiki mesin agar dapat
berfungsi sesuai tujuan usaha. Kondisi yang diterima adalah sesuai mesin yang mampu
menghasilkan produk sesuai standar, yaitu memenuhi toleransi bentuk, ukuran dan fungsi.
Namun demikian secara umum tujuan utama perawatan adalah:
1. Menjamin ketersedian optimum peralatan yang tepat guna memenuhi rencana kegiatan
produksi dan proses produksi dapat memperoleh laba investasi secara maksimal.

Manajemen Perawatan Alat Berat-Jurusan Teknik Mesin 4


Program Studi Alat Berat
2. Memperpanjang umur produktif suatu mesin pada tempat kerja, bangunan dan seluruh
isinya. Menjamin ketersediaan seluruh peralatan yang diperlukan dalam kondisi
darurat.
3. Menjamin keselamatan semua orang yang berada dan menggunakkan sarana tersebut.

Suatu aturan umum dalam dunia usaha mengatakan: Bila suatu masalah telah menjadi
kompleks dan berdampak besar, maka manajemen yang baik harus ditetapkan.
Demikian halnya dengan perawatan bagi suatu sistem usaha, manajemen perawatan yang baik
akan mendatangkan kebaikan pada sistem usaha yang bersangkutan.

Perawatan berarti biaya, tetapi tidak adanya perawatan yang sesuai dengan yang
diharapkan bisa berarti biaya yang jauh lebih besar. Dengan demikian bila masalah perawatan
telah menjadi kompleks dan berdampak besar, maka manajemen yang baik harus ditetapkan,
sehingga keberhasilan dalam melakukan pengelolaan perawatan akan memberikan berbagai
keuntungan, yaitu:
1. Memperpanjang waktu pengoperasian mesin yang digunakan semaksimal mungkin,
dengan biaya perawatan yang seminimal mungkin.
2. Menjamin ketersediaan mesin dan peralatan secara optimal pada saat mesin akan
digunakan.
3. Menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam
keadaan darurat setiap waktu.
4. Menjamin keselamatan kerja bagi setiap orang yang menggunakan mesin/peralatan.
5. Menyediakan informasi yang dapat menunjang pekerjaan perawatan.
6. Menentukan metode evaluasi yang berguna dalam pengawasan perawatan.
7. Membantu menciptakan kondisi kerja yang aman dan tertib.
8. Meningkatkan keterampilan para pekerja karyawan.

C. Aspek Dasar Manajemen Perawatan


Aspek dasar manajemen perawatan terkait dengan efisiensi, subjek ini sangat
berhubungan dengan:
1. Tujuan, adalah sangat penting dalam menilai serta menentukan tujuan perawatan.
2. Organisasi, adalah penyusunan tenaga kerja dan pembagian tugas untuk tenaga kerja
bagian perawatan.
Manajemen Perawatan Alat Berat-Jurusan Teknik Mesin 5
Program Studi Alat Berat
3. Metode atau sistem, adalah urutan pelaksanaan kegiatan pekerjaan perawatan dan
bagaimana serta dimana pekerjaan itu dilaksanakan.
4. Keternagakerjaan, biasanya yang berhubungan dengan rekruitmen, penempatan,
latihan, kenaikan pangkat, dan pemberhentian.
5. Lingkungan, yang dimaksud adalah meliputi kondisi lingkungan kerja seperti tempat
kerja, kantor, gudang, dan kondisi fisik lainnya.
6. Mesin dan peralatan, adalah semua yang digunakan dalam melakukan pekerjaan
perawatan

D. Klasifikasi Perawatan

Gambar 1.2. Diagram Maintenance

Kegiatan perawatan yang dilakukan pada suatu perusahaan dapat dibedakan atas dua
jenis, yaitu Planned maintenance dan Unplanned maintenance.

E. Planned Maintenance
Planned Maintenance adalah pemeliharaan yang diorganisasi dan dilakukan dengan
pemikiran ke masa depan, pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah

Manajemen Perawatan Alat Berat-Jurusan Teknik Mesin 6


Program Studi Alat Berat
ditentukan sebelumnya. Oleh karena itu program Maintenance yang akan dilakukan harus
dinamis dan memerlukan pengawasan dan pengendalian secara aktif dari bagian maintenance
melalui informasi dari catatan riwayat mesin/peralatan. Konsep Planned Maintenance
ditujukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi manajer dengan pelaksanaan kegiatan
maintenance. Komunikasi dapat diperbaiki dengan informasi yang dapat memberi data yang
lengkap untuk mengambil keputusan. Adapun data yang penting dalam kegiatan maintenance
adalah laporan pemeliharaan, laporan pemeriksaan, laporan perbaikan, dan lain-lain.
Keuntungan dilakukannya Planned Maintenance antara lain:

✓ Mengurangi downtime, corrective maintenance, dan menaikkan up- time.

✓ Memperpanjang interval waktu overhaul dan umur mesin/peralatan.

✓ Meningkatkan efisiensi mesin/peralatan serta penjadwalan tenaga kerja yang lebih


efektif.

✓ Mengurangi jumlah mesin untuk stand by dan jumlah persediaan suku cadang.

✓ Distribusi pekerjaan antara tenaga kerja secara seimbang

✓ Dapat meningkatkan produksi dan penghematan biaya.

Kerugian dilaksanakan planned maintenance antara lain adalah:

✓ Biaya awal untuk pembentukan Preventive maintenance yang tinggi.

✓ Dengan Planned maintenance mesin dan peralatan akan lebih sering di periksa dan di
tangani jika salah penanganan justru dapat menimbulkan kerugian.

✓ Pemakaian suku cadang ternyata lebih baik, karena komponen yang kondisinya
menurun tidak ditunggu sampai betul-betul rusak.

Pemeliharaan terencana (planned maintenance) terdiri dari dua bentuk pelaksanaan,


yaitu :

1. Preventive maintenance (pemeliharaan pencegahan)

Preventive maintenance (pemeliharaan pencegahan) adalah kegiatan pemeliharaan dan


perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga
Manajemen Perawatan Alat Berat-Jurusan Teknik Mesin 7
Program Studi Alat Berat
dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami
kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi. Dengan demikian semua fasilitas
produksi yang diberikan preventive maintenance akan terjamin kelancarannya dan selalu
diusahakan dalam kondisi atau keadaan yang siap dipergunakan untuk setiap operasi atau
proses produksi setiap saat. Sehingga dapatlah dimungkinkan pembuatan suatu rencana dan
jadwal pemeliharaan dan perawatan yang sangat cermat dan rencana produksi yang lebih tepat.

a) Tujuan dari preventive maintenance adalah :

• Meminimumkan downtime serta meningkatkan kehandalan mesin/peralatan dan agar


menjaga mesin/peralatan dapat berfungsi tanpa gangguan.

• Meningkatkan efisiensi dan umur ekonomis mesin/peralatan.

Menurut The Japan Institute of Plant Maintenance, tujuan dari preventive maintenance
adalah untuk menjaga supaya mesin-mesin produksi yang digunakan dilantai pabrik tidak
mengalami kerusakan selama produksi terjadi dan tidak dihasilkannya produk yang cacat.
Kegiatan utama yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan dan tetap menjaga agar
mesin berfungsi dengan baik meliputi tiga hal :

1) Pemeliharaan harian untuk mencegah terjadinya pemburukan (deterioration) mesin


meliputi kegiatan membersihkan (cleaning), memeriksa checking, pelumasan
(lubricating) dan pengencangan baut/mur mesin (tightening).

2) Pemeliharaan berkala (periodic inspection) untuk mencari gejala memburuknya kondisi


mesin yang mungkin terjadi.

3) Melaksanakan perbaikan (restorations) jika terdapat kerusakan pada mesin ataupun


melakukan perbaikan untuk mencegah kerusakan yang mungkin timbul sebelum
terjadi.

Kegiatan preventive maintenance sangat penting bagi mesin/peralatan produksi yang


bersipat kritis (critical unit). Sebuah mesin/peralatan produksi termasuk dalam kritical unit
apabila :

✓ Kerusakan mesin/peralatan akan mempengaruhi kualitas dari produk yang dihasilkan


dan akan dapat menyebabkan kemacetan proses produksi.
Manajemen Perawatan Alat Berat-Jurusan Teknik Mesin 8
Program Studi Alat Berat
✓ Kerusakan mesin/peralatan akan membahayakan keselamatan atau kesehatan para
pekerja

✓ Modal yang ditanamkan pada mesin/peralatan tersebut atau harga dari mesin/peralatan
tersebut mahal.

b) Ciri-ciri preventive maintenance antara lain :

✓ Maintenance dilakukan ini terencana dan terjadwal.

✓ Mesin/peralatan yang akan dirawat telah teridentifikasi dan telah diuraikan menjadi
komponen-komponennya (tertulis dalam daftar).

✓ Untuk setiap komponen dilakukan tindakan-tindakan maintenance yang telah


ditetapkan secara rutin pada interval-interval waktu tertentu.

✓ Sebagian besar kegiatan maintenance dilakukan pada komponen mesin pada keadaan
mesin masih bekerja, dan sebagian pada keadaan masih berhenti.

Preventive maintenance ini sangat penting karena kegunaannya yang sangat efektif di
dalam menghadapi fasilitas-fasilitas produksi yang termasuk pada golongan critical unit, dimana
sebuah fasilitas atau peralatan produksi akan termasuk pada golongan ini apabila:

a) Kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatanatau


keselamatan para pekerja.
b) Kerusakan fasilitas ini akan mepengaruhi kualitas produk yang dihasilkan.
c) Kerusakan fasilitas ini akan menyebabkan kemacetan suatu proses produksi.
d) Modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut atau harga fasilitas tersebut cukup besar
atau mahal.

Bilamana preventive maintenance dilaksanakan pada fasilitas-fasilitas atau peralatan


yang termasuk dalam critical unit, maka tugas-tugas maintenance dapat dilakukan dengan
suatu perencanaan yang intensif untuk unit yang bersangkutan sehingga rencana produksi dapat
dicapai dengan jumlah hasil produksi yang lebih besar dalam waktu yang relatif singkat dalam
praktiknya, preventive maintenance yang dilakukan oleh suatu perusahan dapat dibedakan atas:

a. Routine Maintenance

Manajemen Perawatan Alat Berat-Jurusan Teknik Mesin 9


Program Studi Alat Berat
Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan
secara rutin, misalnya setiap hari. Sebagai contoh dari kegiatan ini adalah pembersihan fasilitas
maupun peralatan, pelumasan, serta pemeriksaan bahan bakarnya dan mungkin termasuk
pemanasan (warming-up) mesin-mesin selama beberapa menit sebelum dipakai beroperasi
sepanjang hari. Periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan secara periodik atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya setiap satu minggu
sekali, lalu meningkat setiap bulan sekali, dan akhirnya setiap setahun sekali.

b. Periodic Maintenance
Periodic maintenance dapat pula dilakukan dengan memakai lamanya jam kerja mesin
atau fasilitas produksi tersebut sebagai jadual kegiatan, misalnya setiap seratus jam kerja mesin
sekali atau seterusnya. Sebagai contoh untuk kegiatan periodic maintenance adalah
pembongkaran karburator atau pembongkaran alat-alat dibagian sistem aliran bensin,
penyetelan katup-katup pemasukan dan pembuangan silinder mesin, dan pembongkaran mesin
ataupun fasilitas tersebut untuk penggantian bearing, serta service dan overhaul kecil maupun
besar.

2. Breakdown Maintenance
Breakdown atau corrective maintenance adalah kegiatan perawatan yang dilakukan
setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas maupun peralatan sehingga tidak
dapat berfungsi dengan baik dan benar. Kegiatan breakdown maintenance yang dilakukan
sering disebut dengan kegiatan perbaikan atau reparasi. Perbaikan yang dilakukan karena
adanya kerusakan yang dapat terjadi akibat tidak dilakukannnya preventive maintenance
ataupun telah dilakukan tetapi sampai pada waktu tertentu fasilitas atau peralatan tersebut tetap
rusak. Jadi, dalam hal ini, kegiatan maintenance sifatnya hanya menunggu sampai kerusakan
terjadi dahulu, baru kemudian diperbaiki. Maksud dari tindakan perbaikan ini adalah agar
fasilitas atau peralatan tersebut dapat dipergunakan kembali dalam proses produksi sehingga
proses produksinya dapat berjalan lancar kembali.

Dengan demikian, apabila perusahaan hanya menerapkan breakdown maintenance saja,


maka akan terjadi ketidakpastian (uncertainity) dalam kelancaran proses produksinya yang
diakibatkan oleh ketidakpastian dalam kelancaran fasilitas atau peralatan produksi yang ada
dalam pekerjaan. Oleh karena itu, penerapan breakdown maintenance saja tanpa preventive
maintenance akan menimbulkan akibat-akibat yang dapat menghambat kegiatan produksi
Manajemen Perawatan Alat Berat-Jurusan Teknik Mesin 10
Program Studi Alat Berat
apabila terjadi suatu kerusakan yang tiba-tiba pada fasilitas produksi yang digunakan. Sekilas,
breakdown maintenance lebih murah biayanya dibandingkan dengan preventive maintenance.
Namun, bilamana kerusakan terjadi pada peralatan selama proses produksi berlangsung,
breakdown maintenance akan jauh lebih besar kerugiannya dari pada preventive maintenance.
Atas hal tersebut, sehingga sedapat mungkin harus dicegah dengan mengintensifkan preventive
maintenance. Selain itu, perlu dipertimbangkan bahwa dalam jangka panjang untuk mesin-
mesin yang mahal dan termasuk pada critical unit dari proses produksi, bahwa preventive
maintenance akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan breakdown maintenance.

F. Unplanned Maintenance
Unplanned Maintenance biasanya berupa breakdown/emergency maintenance.
Breakdown/emergency maintenance adalah tindakan perawatan yang tidak dilakukan pada
mesin/peralatan yang masih dapat beroperasi, sampai mesin/peralatan tersebut rusak dan tidak
dapat beroperasi lagi. Melalui bentuk pemeliharaan tidak direncanakan ini, diharapkan
pemeliharaan tersebut akan dapat memperpanjang umur mesin/ peralatan dan memperkecil
frekuensi kerusakan.

Autonomous Maintenance (Pemeliharaan Mandiri) Autonomous maintenance


(pemeliharaan mandiri) merupakan suatu kegiatan untuk dapat meningkatkan produktivitas
dan efisiensi mesin/peralatan melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh operator untuk
memelihara Mesin/peralatan yang mereka tangani sendiri. Prinsip-prinsip yang terdapat pada
5S, merupakan prinsip yang mendasari kegiatan autonomous maintenance, yaitu:

✓ Seiri (clearing up): menyingkirkan benda-benda yang tidak diperlukan.

✓ Seiton (organizing): menempatkan benda-benda dengan rapi.

✓ Seiso (cleaning): membersihkan peralatan dan tempat kerja.

✓ Seikatsu (standarizing): membuat standar kebersihan, pelumasan dan inspeksi.

✓ Shitsuke (training and discipline): Meningkatkan skil dan moral.

Autonomous maintenance diimplementasikan melalui tujuh langkah yang Akan


membangun keahlian yang dibutuhkan operator agar mereka mengetahui tindakan apa yang

Manajemen Perawatan Alat Berat-Jurusan Teknik Mesin 11


Program Studi Alat Berat
harus dilakukan. Tujuh langkah yang kegiatan yang terdapat dalam autonomous maintenance
adalah:

✓ Membersihkan dan memeriksa

✓ Membuat standar pembersihan dan pelumasan

✓ Menghilangkan sumber masalah dan area yang tidak terjangkau

✓ Melaksanaan pemeliharaan mandiri

✓ Melaksanakan pemeliharaan menyeluruh

Disamping jenis-jenis perawatan yang telah disebutkan diatas, terdapat juga beberapa
jenis pekerjaan lain yang bisa dianggap merupakan jenis pekerjaan perawatan seperti:

a) Perawatan dengan cara penggantian (replacement instead ofmaintenance)


Perawatan dilakukan dengan cara mengganti peralatan tanpa dilakukan perawatan,
karena harga peralatan pengganti lebih murah bila dibandingkan biaya perawatannya. Atau
alasan lainnya adalah apabila perkembangan teknologi sangat cepat, peralatan tidak
dirancang untuk waktu yang lama, atau banyak komponen rusak tidak memungkinkan lagi
diperbaiki.

b) Penggantian yang direncanakan (Planned Replacement)


Dengan telah ditentukan waktu mengganti peralatan dengan peralatan yang baru,
berarti industri tidak memerlukan waktu lama untuk melakukan perawatan, kecuali untuk
melakukan perawatan dasar yang ringan seperti pelumasan dan penyetelan. Ketika peralatan
telah menurun kondisinya langsung diganti dengan yang baru. Cara penggantian ini
mempunyai keuntungan antara lain, pabrik selalu memiliki peralatan yang baru dan siap
pakai

Manajemen Perawatan Alat Berat-Jurusan Teknik Mesin 12


Program Studi Alat Berat
DAFTAR PUSTAKA

Corder, A., & Hadi, K. 1992. Teknik Manajemen Pemeliharaan. Jakarta: Erlangga.

Ansori, Nachmul dan M. Imron Mustajib. 2013. Sistem Perawatan Terpadu (Integrated
Maintenance System), Edisi Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Supandi, 1990, Manajemen Perawatan Industri, Bandung: Ganeca Exact

Mustofa Agus. 1997. Manajemen Perawatan. Yogyakarta: UII.

Ben-Daya, M. 2009. Handbook of Maintenance Management and Engineering. London:


Springer.

Daryus, A. 2008. Manajemen Pemeliharaan Mesin. Fakultas Teknik Universitas Darma


Persada

Ebeling, C. E. 1997. An Introduction to Reliability and Maintainability. Singapore: Me Graw


Hill Book Co.

Manajemen Perawatan Alat Berat-Jurusan Teknik Mesin 13


Program Studi Alat Berat

Anda mungkin juga menyukai