MANAJEMEN PERAWATAN
PENDAHULUAN
Perawatan pada Alat Berat merupakan salah satu faktor yang penting dalam
mendukung kegiatan operasi pada perusahaan yang mengunakan unit alat berat, seperti
pada pekerjaan tambang dan konstruksi. Hasil produk maupun performa dalam operasi
pada perusahaan tersebut diharapkan dapat memenuhi beberapa kriteria, antara lain:
✓ Kualitas
✓ Ekonomis
✓ Efisien
Periode kegagalan awal dilanjutkan oleh laju periode kegagalan konstan dan dikenal
sebagai umur efektif. Ada banyak teori tentang mengapa komponen gagal dalam wilayah ini,
sebagian besar mengakui bahwa lemahnya managemen sering memainkan peran yang
signifikan. Hal ini juga umumnya disetujui bahwa praktek-praktek perawatan luar biasa yang
mencakup unsur-unsur pencegahan dan prediktif dapat memperpanjang periode ini. Periode
kegagalan (wear-out) dicirikan dengan tingkat kegagalan yang cepat meningkat mengikuti
waktu. Kegagalan pada periode ini dikarenakan buruknya perawatan dan atau telah melampui
umur efektif alat.
Setiap kali kita gagal dalam melakukan kegiatan pemeliharaan seperti permintaan
perancang peralatan, maka akan mempersingkat umur operasi peralatan tersebut. Selama 30
tahun terakhir, pendekatan yang berbeda bagaimana perawatan dapat dilakukan untuk
memastikan peralatan mencapai atau melebihi umur rencana perusahaan telah dikembangkan
di negara industri. Selain menunggu sebuah peralatan gagal (reaktif perawatan), kita dapat
memanfaatkan perawatan preventif, perawatan prediktif, atau keandalan berpusat perawatan.
B. Tujuan Perawatan
Setiap jenis kegiatan perawatan pasti mempunyai tujuan. Secara umum tujuan
dilakukannya perawatan adalah menjaga kondisi dan atau untuk memperbaiki mesin agar dapat
berfungsi sesuai tujuan usaha. Kondisi yang diterima adalah sesuai mesin yang mampu
menghasilkan produk sesuai standar, yaitu memenuhi toleransi bentuk, ukuran dan fungsi.
Namun demikian secara umum tujuan utama perawatan adalah:
1. Menjamin ketersedian optimum peralatan yang tepat guna memenuhi rencana kegiatan
produksi dan proses produksi dapat memperoleh laba investasi secara maksimal.
Suatu aturan umum dalam dunia usaha mengatakan: Bila suatu masalah telah menjadi
kompleks dan berdampak besar, maka manajemen yang baik harus ditetapkan.
Demikian halnya dengan perawatan bagi suatu sistem usaha, manajemen perawatan yang baik
akan mendatangkan kebaikan pada sistem usaha yang bersangkutan.
Perawatan berarti biaya, tetapi tidak adanya perawatan yang sesuai dengan yang
diharapkan bisa berarti biaya yang jauh lebih besar. Dengan demikian bila masalah perawatan
telah menjadi kompleks dan berdampak besar, maka manajemen yang baik harus ditetapkan,
sehingga keberhasilan dalam melakukan pengelolaan perawatan akan memberikan berbagai
keuntungan, yaitu:
1. Memperpanjang waktu pengoperasian mesin yang digunakan semaksimal mungkin,
dengan biaya perawatan yang seminimal mungkin.
2. Menjamin ketersediaan mesin dan peralatan secara optimal pada saat mesin akan
digunakan.
3. Menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam
keadaan darurat setiap waktu.
4. Menjamin keselamatan kerja bagi setiap orang yang menggunakan mesin/peralatan.
5. Menyediakan informasi yang dapat menunjang pekerjaan perawatan.
6. Menentukan metode evaluasi yang berguna dalam pengawasan perawatan.
7. Membantu menciptakan kondisi kerja yang aman dan tertib.
8. Meningkatkan keterampilan para pekerja karyawan.
D. Klasifikasi Perawatan
Kegiatan perawatan yang dilakukan pada suatu perusahaan dapat dibedakan atas dua
jenis, yaitu Planned maintenance dan Unplanned maintenance.
E. Planned Maintenance
Planned Maintenance adalah pemeliharaan yang diorganisasi dan dilakukan dengan
pemikiran ke masa depan, pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah
✓ Mengurangi jumlah mesin untuk stand by dan jumlah persediaan suku cadang.
✓ Dengan Planned maintenance mesin dan peralatan akan lebih sering di periksa dan di
tangani jika salah penanganan justru dapat menimbulkan kerugian.
✓ Pemakaian suku cadang ternyata lebih baik, karena komponen yang kondisinya
menurun tidak ditunggu sampai betul-betul rusak.
Menurut The Japan Institute of Plant Maintenance, tujuan dari preventive maintenance
adalah untuk menjaga supaya mesin-mesin produksi yang digunakan dilantai pabrik tidak
mengalami kerusakan selama produksi terjadi dan tidak dihasilkannya produk yang cacat.
Kegiatan utama yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan dan tetap menjaga agar
mesin berfungsi dengan baik meliputi tiga hal :
✓ Modal yang ditanamkan pada mesin/peralatan tersebut atau harga dari mesin/peralatan
tersebut mahal.
✓ Mesin/peralatan yang akan dirawat telah teridentifikasi dan telah diuraikan menjadi
komponen-komponennya (tertulis dalam daftar).
✓ Sebagian besar kegiatan maintenance dilakukan pada komponen mesin pada keadaan
mesin masih bekerja, dan sebagian pada keadaan masih berhenti.
Preventive maintenance ini sangat penting karena kegunaannya yang sangat efektif di
dalam menghadapi fasilitas-fasilitas produksi yang termasuk pada golongan critical unit, dimana
sebuah fasilitas atau peralatan produksi akan termasuk pada golongan ini apabila:
a. Routine Maintenance
b. Periodic Maintenance
Periodic maintenance dapat pula dilakukan dengan memakai lamanya jam kerja mesin
atau fasilitas produksi tersebut sebagai jadual kegiatan, misalnya setiap seratus jam kerja mesin
sekali atau seterusnya. Sebagai contoh untuk kegiatan periodic maintenance adalah
pembongkaran karburator atau pembongkaran alat-alat dibagian sistem aliran bensin,
penyetelan katup-katup pemasukan dan pembuangan silinder mesin, dan pembongkaran mesin
ataupun fasilitas tersebut untuk penggantian bearing, serta service dan overhaul kecil maupun
besar.
2. Breakdown Maintenance
Breakdown atau corrective maintenance adalah kegiatan perawatan yang dilakukan
setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas maupun peralatan sehingga tidak
dapat berfungsi dengan baik dan benar. Kegiatan breakdown maintenance yang dilakukan
sering disebut dengan kegiatan perbaikan atau reparasi. Perbaikan yang dilakukan karena
adanya kerusakan yang dapat terjadi akibat tidak dilakukannnya preventive maintenance
ataupun telah dilakukan tetapi sampai pada waktu tertentu fasilitas atau peralatan tersebut tetap
rusak. Jadi, dalam hal ini, kegiatan maintenance sifatnya hanya menunggu sampai kerusakan
terjadi dahulu, baru kemudian diperbaiki. Maksud dari tindakan perbaikan ini adalah agar
fasilitas atau peralatan tersebut dapat dipergunakan kembali dalam proses produksi sehingga
proses produksinya dapat berjalan lancar kembali.
F. Unplanned Maintenance
Unplanned Maintenance biasanya berupa breakdown/emergency maintenance.
Breakdown/emergency maintenance adalah tindakan perawatan yang tidak dilakukan pada
mesin/peralatan yang masih dapat beroperasi, sampai mesin/peralatan tersebut rusak dan tidak
dapat beroperasi lagi. Melalui bentuk pemeliharaan tidak direncanakan ini, diharapkan
pemeliharaan tersebut akan dapat memperpanjang umur mesin/ peralatan dan memperkecil
frekuensi kerusakan.
Disamping jenis-jenis perawatan yang telah disebutkan diatas, terdapat juga beberapa
jenis pekerjaan lain yang bisa dianggap merupakan jenis pekerjaan perawatan seperti:
Corder, A., & Hadi, K. 1992. Teknik Manajemen Pemeliharaan. Jakarta: Erlangga.
Ansori, Nachmul dan M. Imron Mustajib. 2013. Sistem Perawatan Terpadu (Integrated
Maintenance System), Edisi Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu.