Anda di halaman 1dari 6

NAMA : NEYSA AGUSTINA SIAGIAN

NIM : 7173220027
KELAS : AKUNTANSI B (2017)
MATA KULIAH : AKUNTANSI INTERNASIONAL
JUDUL MATERI : TRANSAKSI MATA UANG ASING
(2)

Transaksi Mata Uang Asing

Transaksi yang terjadi dalam suatu Negara merupakan transaksi lokal yang dinilai
dan dicatat dalam mata uang Negara tersebut. Transaksi luar negeri adalah transaksi yang
terjadi antar luar Negara atau antar perusahaan dari Negara yang berbeda. Transaksi mata
uang asing adalah transaksi dimana nilai tukarnya dinyatakan dalam mata uang selain dari
mata uang fungsional suatu entitas. Jadi, sebuah transaksi luar negeri tidak otomatis
merupakan transaksi mata uang asing.

1. Ketentuan dalam PSAK


Ketentuan yang tercantum dalam PSAK no 10 hanya diterapkan dalam trasaksi mata
uang asing dan untuk laporan keuangan mata uang luar negeri untuk trasaksi mata uang
asing selain kontrak berjangka, maka:
a. Pada tanggal transaksi diakui, setiap aktiva, kewajiban, penerimaan, pengeluaran ,
keuntungan dan kerugian yang timbul dari transaksi tersebut harus dinilai dan
dicatat dalam mata uang fungsional dari entitas yang melakukan pencatatan
dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut.
b. Pada setiap tanggal neraca, sdaldo yang tercatat dalam mata uang selain mata
uang fungsional dari entitas yang melakukan pencatatan harus disesuaikan untuk
mencerminkan kurs sekarang.
c. pos aktiva dan kewajiban moneter dalam matya uang asing dilaporkan kedalam
mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Apabila terdapat
kesulitan dalam menentukan kurs tanggal neraca, maka dapat digunakan kurs
tengah Bank Indonesia.
d. Pos non moneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca
tetapi tetap harus dilaporkan dengan kurs tanggal transaksi.
e. Pos non moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus
dilaporkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut
ditentukan.

1
2. Penjabaran pada Kurs Spot
Syarat utama bagi transaksi mata uang asing adalah membuat transaksi tersebut
adalah bahwa transaksi tersebut dijabarkan dalam mata uang domestik pada kurs spot
yang terjadi pada tanggal tersebut. Unit pengukuran berubah dari mata uang asing ke
mata uang fungsional. PSAK no 10 menyatakan:“keuntungan dan kerugian akibat
translasi harus dinyatakan dalam perhitungan laba rugi periode dimana kurs mengalami
perubahan. Bila timbulnya dan penyelesaian transdaksi berada dalam suatu priode
transaksi yang sama maka sluruh selisih kurs diakui pada priode kurs. Namun jika
timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa priode akuntansi,
maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode dengan memperhitungkan kurs untuk
masing-masing priode”. Kerugian akibat pertukaran mata uang asing hanya terjadi jika
tagihan dalam mata uang asing dan kerugian terjadi pada saat pencatatan pembayaran
bukan pada pencatatan transaksi pertama.

3. Pembelian yang dinyatakan dalam Mata Uang Asing (perusahaan Indonesia)


a. Pada saat terjadinya, transaksi dicatat pada kurs spot yang berlaku.
b. Pada saat tutup buku, disesuaikan apakah transaksi tersebut merupakan
keuntungan/ kerugian
c. Pada saat dilakukan pembayaran dicatat dengan kurs spot yang berlaku.

4. Penjualan yang dinyatakan dalam Mata Uang Asing


a. Pada saat terjadinya, transaksi dicatat pada kurs spot yang berlaku.
b. Pada saat tutup buku, disesuaikan apakah merupakan keuntungan /kerugian dari
pertukaran.
c. Pada saat pelunasan selisih dari kurs yang berlaku dengan kurs tutup buku diakui
sebagai keuntungan /kerugian pertukaran.
d. Dikonversikan menjadi mata uang fungsional entitas.

2
CONTOH KASUS.

PT ABC menjual barang kepada Salford LTD seharga RP 30.000.000 atau 15.000 Mark pada
saat kurs RP 2000 dan menerima pembayaran pada saat kurs Rp. 1920 . Selain itu PT ABC
juga membeli barang dagang kepada perusahaan XYZ seharga Rp. 10.000.000 atau 10.000
ringgit pada saat kurs Rp 1.000 dan membayar hutang tersebut ketika kurs 1.100
Penyelesaian.
A. Transaksi Penjualan
1) Jika tagihan dalam Rupiah
Saat penjualan :
Piutang dagang Rp. 30.000.000
Penjualan Rp. 30.000.000
Untuk mencatat penjualan kepada Salford Ltd sebesar Rp 30.000.000

Saat Pembayaran :
Kas Rp. 30.000.000
Piutang dagang Rp. 30.000.000
Untuk mencatat penerimaan pembayaran penuh dari Salford Ltd

2) Jika tagihan dalam Mark Jerman


Saat penjualan :
Piutang dagang Rp. 30.000.000
Penjualan Rp. 30.000.000
Untuk mencatat penjualan kepada Salford Ltd, tagihan untuk 15.000 Mark

Saat pembayaran ;
Kas Rp.28.800.000
Kerugian pertukaran mata uang asin Rp. 1.200.000
Piutang dagang Rp. 30.000.000
Untuk mencatat penerimaan pembayaran penuh dari Salford Ltd,( 15.000*Rp 1.920)

3
B. Transaksi Pembelian
1) Jika tagihan dalam Rupiah
Saat penjualan
Persediaan Rp. 10.000.000
Hutang dagang Rp. 10.000.000
Untuk mencatat pembelian kepada XYZ tagihan Rp. 10.000.000

Saat pembayaran
Hutang dagang Rp. 10.000.000
Kas Rp. 10.000.000
Untuk mencatat pembayaran penuh kepada XYZ

2) Jika tagihan dalam Ringgit Malaysia


Saat penjualan
Persediaan Rp. 10.000.000
Hutang dagang Rp.10.000.000
Untuk mencatat pembelian dari XYZ tagihan untuk 10.000 Ringgit

Saat pembayaran
Hutang dagang Rp. 10.000.000
Kerugian pertukaran mata uang asingRp. 1.000.000
Kas Rp 11.000.000
Untuk mencatat pembayaran penuh kepada XYZ( 10.000 Ringgit *Rp 1.100 )

4
5. Penyesuaian ke Kurs Sekarang
PSAK No.10 mengatur bahwa keuntungan atau kerugian dalam transaksi mata uang
asing tidak boleh ditangguhkan sampai mata uang asing dikonversikan kedalam mata
uang domestic atau hutang dan piutang dibayar / diterima. Jumlah-jumlah ini harus
disesuaikan untuk mencerminkan kurs sekarang pada tanggal neraca dan semua
keuntungan / kerugian yang timbul dari penyesuaian harus diperhitungkan kedalam laba-
rugi periode terjajdinya.

CONTOH KASUS :
PT. Abuba membeli barang dagangan dari perusahaan Malaysia pada tanggal 1 Desember
19X8 sebesar 10.000 Ringgit, pada saat kurs Spot untuk Ringgit Malaysia Rp. 770. PT.Abuba
melakukan tutup buku pada tganggal 31 Desember 19X8 Saat kurs Spot Rp.765 dan melunasi
hutang tersebut pada tanggal 30 Januari 19X9 saat kurs Spot Rp. 775.

Jurnal 1 Desember 19X8


Persediaan Rp. 7.700.000
Hutang dagang Rp. 7.700.000
Untuk mencatat pembelian barang dagang pada Malaysia ( 10.000.Ringgit*Rp 770 )

Jurnal 31 Desember 19X8


Hutang dagang Rp. 50.000
Keuntungan pertukaran mata uang asing Rp 50.000
Untuk menyesuaikan hutang dagang dengan kurs akhir tahun[10.000 Ringgit* (770-765)]

Jurnal 30 Januari 19X9


Hutang dagang Rp. 7.650.000
Kerugian pertukaran mata uang Rp. 100.000
Kas Rp. 7.750.000
Untuk mencatat pembayaran total kepada perusahaan Malaysia ( 10.000 Ringgit *Rp775)

5
CONTOH KASUS :
Pada tanggal 16 Desember 19X8 menjual barang dagangan ke Malaysia sebesar 20.000
Ringgit saat kurs Spot Rp 760 . PT. Abuba melakukan tutup buku pada tanggal 31 Desember
19X8 saat kurs spot Rp 765 . Perusahaan Malaysia melunasi hutangnya tanggal 15 Januari
19X9 pada kurs Spot Rp. 770 dan PT, Abuba mengkonversikan Ringgit tersebut ke Rupiah
tanggal 20 Januari 19X9 saat kurs Spot 772,5.

Jurnal 16 Desember 19X8


Piutang dagang Rp. 15.200.000
Penjualan Rp. 15.200.000
Untuk mencatat penjualan ke perusahaan Malaysia ( 20.000 Ringgit * Rp 760 )

Jurnal 31Desember 19X8


Piutang dagang Rp.100.000
Keuntungan pertukaran mata uang Rp.100.000
Untuk menyesuaikan piutang dagang pada akhir tahun [20.000Ringgit*(Rp765-Rp7600)]

Jurnal 15 Januari 19X9


Kas Rp. 15.400.000
Piutang dagang Rp.15.300.000
Keuntungan pertukaran mata uang Rp. 100.000
Untuk mencatat pelunasan hutang oleh perusahaan Malaysia (20.000Ringgit*Rp770)
Dan mengakui keuntungan untuk tahun 19X9 [20.000 Ringgit*(770-765)]

Jurnal tanggal 20 Januari 19X9


Kas Rp. 15.450.000
Keuntungan pertukaran mata uang Rp. 50.000
Kas Rp 15.400.000
Untuk mengkonversikan 20.000 Ringgit menjadi Rupiah ( 20.000 Ringgit*772.5)

Anda mungkin juga menyukai