Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

LANSIA

Disusun oleh :

Kelompok 7

1. Daulay Khairin Salmawati 19.0601.0031


2. Triyana Ermawati 19.0601.0032
3. Nur Rahmah Tianawati 19.0601.0033
4. Aviva Umi Kulsum 19.0601.0034
5. Ronald Raychrezvy C 19.0601.0042

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang telah menciptakan
alam semesta dengan segala ilmu-ilmu pengetahuan yang penuh manfaat sehingga mendorong
paramakhluk-nya untuk menggali ilmu-ilmu demi kesejahteraan manusia. Tak lupa shalawat
serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat
dan umat-umatnya. Adapun makalah ini kami buat selain untuk melengkapi tugas mata kuliah
Keperawatan Gerontik yang berjudul “Lansia”, juga sebagai sumber informasi kepada
masyarakat luas khususnya para tenaga kesehatan. Kami juga mengucapkan terimakasih yang
sebesarbesarnya kepada pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini, baik itu
secara material ataupun spiritual. Karena tanpa bantuan berbagai pihak, makalah ini tidak dapat
selesai tepat pada waktunya Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi penyempurnaan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan berguna bagi pembaca dan masyarakat luas di masa yang akan datang.

Magelang, 9 April 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .............................................................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ...........................................................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah .....................................................................................................................................................5

C. Tujuan ........................................................................................................................................................................5

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................................................................. 6

A. Definisi Lanjut Usia (Lansia) .......................................................................................................................................6

B. Karakteristik Lansia ....................................................................................................................................................6

C. Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia..........................................................................................................6

D. Tipologi Lansia ...........................................................................................................................................................8

E. Perubahan Fisik Yang Terjadi Pada Lansia .................................................................................................................9

F. Perubahan Psikologis ...............................................................................................................................................10

G. Perubahan Mental Spiritual ....................................................................................................................................11

H. Aging Proses ............................................................................................................................................................11

BAB III PENUTUP ............................................................................................................................................... 13

A. Kesimpulan ..............................................................................................................................................................13

B. Saran ........................................................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................................. 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lansia merupakan proses penuaan dengan bertambahnya usia individu yang
ditandai dengan penurunan fungsi organ tubuh seperti otak, jantung, hati dan ginjal serta
peningkatan kehilangan jaringan aktif tubuh berupa otot-otot tubuh. Penurunan fungsi
organ tubuh pada lansia akibat dari berkurangnya jumlah dan kemampuan sel tubuh,
sehingga kemampuan jaringan tubuh untuk mempertahankan fungsi secara normal
menghilang, sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang diderita (Fatmah, 2010). Populasi lansia berusia ≥ 60 tahun sebanyak 10% dan
diperkirakan akan meningkat pada tahun 2050 di dunia. Sedangkan lansia berusia ≥ 85
tahun meningkat 0,25 %(Holdsworth, 2014).
Lansia adalah sekelompok orang yang mengalami suatu proses perubahan secara
bertahap dalam jangka waktu tertentu. Jumlah lansia di dunia, termasuk negara Indonesia
bertambah tiap tahunnya. Pada tahun 2012persentase penduduk usia 60 tahun keatas
adalah 7,58%, sedangkan pada tahun 2013 meningkat menjadi 8 %, pada tahun 2014
meningkat menjadi 8,2% dan tahun 2015 meningkat menjadi 8,5% ( BPS 2015).
Jumlah orang usia lanjut setiap tahun bertambah, hal ini dipengaruhi oleh
pendidikan, lingkungan dan pola hidup yang sehat. Pola hidup sehat pada lansia seperti
membiasakan melakukan aktivitas fisik, mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang,
tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol dapat meningkatkan kesehatan, status
gizi dan penurunan fungsi organ tidak berlangsung secara cepat (Deiby, 2013).
Status gizi adalah suatu keadaan tubuh akibat dari konsumsi makanan dan zat gizi
yang digunakan. Status gizi pada lansia dipengaruhi oleh asupan makan, penyakit
degeneratif dan infeksi, usia, tingkat pendidikan, pendapatan dan pengetahuan. Sebagian
besar status gizi lansia dipengaruhi oleh perubahan saluran pencernaan yang meliputi
rongga mulut, esofagus, lambung, dan usus (Harinda, 2012).

4
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan definisi lansia ?
2. Bagaimana karakteristik lansia ?
3. Perubahan fisik apa saja yang terjadi pada lansia ?
4. Perubahan psikologis apa yang dialami terjadi pada lansia ?
5. Apa saja perubahan mental spiritual yang terjadi pada lansia ?
6. Bagaimana proses penuaan berlangsung ?
7. Faktor kesehatan apa saja yang terjadi pada lansia ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti dari lansia
2. Untuk mengetahui karakterisitik lansia
3. Untuk mengetahui perubahan fisik yang terjadi pada lansia
4. Untuk mengetahui perubahan psikologis yang terjadi pada lansia
5. Untuk mengetahui perubahan mental spiritual yang terjadi pada lansia
6. Untuk mengetahui proses penuaan yang terjadi
7. Dan untuk mengetahui factor kesehatan yang terjadi pada lansia

5
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Definisi Lanjut Usia (Lansia)


Lansia usia didefinisikan sebagai penurunan, kelemahan, meningkatnya
kerentanan terhadap berbagai penyakit dan perubahan lingkungan, hilangnya mobilitas
dan ketangkasan, serta perubahan fisiologis yang terkait dengan usia. Lansia dapat
dikategorikan berdasarkan kemampuan mencari nafkah yang dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu: lansia potensial jika mampu melakukan pekerjaan atau kegiatan yang dapat
menghasilkan barang atau jasa, dan lansia tidak potensial jika lansia tidak berdaya
mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain (Misnaniarti,
2017).

B. Karakteristik Lansia
Lansia memiliki karakteristik yaitu berusia lebih dari 60 tahun, kebutuhan dan
masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, kebutuhan biopsikososial dan
spiritual, kondisi adaptif hingga kondisi maladaptif untuk mengatakan bahwa seseorang
sudah berusia lanjut usia, misalnya, bahkan bisa didasarkan atas gender. Mayoritas pria
dikatakan tua ketika usianya berada pada rentang 55-75 tahun, namun wanita bisa
dikatakan tua bahkan ketika ia masih berusia 45-55 tahun. (Maryam, 2008).

C. Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia


1. Sosial
Pada lansia terjadi perubahan-perubahan psikososial yaitu merasakan takut
kematian, penyakit kronis dan ketidakmampuan dalam melakukan aktifitas fisiknya.
Kesepian akibat pengasingan dari lingkungan sosial, dari segi ekonomi akibat dari
pemberhentian jabatan atau pension juga dapat mempengaruhi kesehatan lansia. Hal
tersebut dapat meningkatkan resiko lansia untuk mengalami disabilitas dan kematian
lebih awal. Dukungan sosial yang tidak cukup, sangat erat hubungannya dengan
peningkatan kematian, kesakitan dan depresi juga kesehatan dan kesejahteraan secara
keseluruhan.

6
Lansia yang tidak mendapatkan dukungan sosial yang cukup 1,5 kali lebih
besarkemungkinan untuk mengalami kematian pada tiga tahun kedepan dari padamereka
yang mendapatkan dukungan sosial yang cukup.Oleh karena itu dibutuhkandukungan
sosial yang tinggi ,memiliki perasaan yang kuat bahwa individu tersebutdicintai dan
dihargi. Lansia dengan dukungan sosial yang tinggi merasa bahwaorang lain peduli dan
membutuhkan individu tersebut, sehingga hal itu dapatmengarahkan individu kepada
gaya hidup yang sehat.
2. Ekonomi
Faktor ekonomi sangat mempengaruhi kesehatan lansia. Pada lansia secara umum
yangmemiliki pendapatan sendiri cenderung menolak bantuan orang lain, sedangkan
lansiayang tidak memiliki pendapatan akan menggantungkan hidupnya pada anak
atausaudaranya. Lansia yang tidak memiliki cukup pendapatan meningkatkan resiko
untukmenjadi sakit dan disabilitas.Banyak lansia yang tinggal sendiri dan tidak
mempunyai cukup uang untuk memenuhikebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini dapat
mempengaruhi mereka untuk membelimakanan yang bergizi,rumah yang layak,dan
pelayanan kesehatan.Lansia yang sangatrentan adalah yang tidak mempunyai asset,
sedikit atau tidak ada tabungan, tidak adapensiun dan tidak dapat membayar keamanan
atau merupakan bagian dari keluargayang sedikit atau pendapatan yang rendah.
3. Lingkungan
Perhatian spesifik harus diberikan pada lansia yang hidup dan tinggal di
pedesaandimana pola penyakit dapat berbeda tergantung pada kondisi lingkungan
danketerbatasan ketersediaan pelayanan pendukung. Urbanisasi dan migrasi
untukmencari pekerjaan membuat lansia semakin terisolasi di pedesaan
denganketerbatasan bahkan ketiadaan akses untuk pelayanan kesehatan. Akses dan
ketersediaan transportasi umum dibutuhkan baik di kota maupun dipedesaan sehingga
orang dengan segala usia dapat berpartisipasi secara penuh dikeluarga dan kehidupan
masyarakat. Ini sangat penting untuk lansia yang memilikimasalah mobilitas. Resiko-
resiko pada lingkungan fisik menyebabkan kelemahandan cidera yang menyakitkan di
antara lanjut usia. Cidera dari jatuh, terbakar,kecelakaan lalu lintas adalah yang paling
sering.Air yang bersih,udara yang bersihdan makanan yang aman terutama sangat penting

7
untuk sebagian besar kelompokusia rentan dan mereka yang mempunyai penyakit kronis
dan system kekebalanyang menurun.

D. Tipologi Lansia
1. Tipe Mandiri
Mengganti kegiatan-kegiatan yang hilang dengan kegiatan-kegiatan baru,
selektif dalam mencari pekerjaan, teman pergaulan, serta memenuhi undangan.
2. Tipe tidak Puas
Konflik lahir batin menentang proses ketuaan, yang menyebabkan kehilangan
kecantikan, kehilangan daya tarik jasmaniah, kehilangan kekuasaan, status,
teman yang disayangi, pemarah, tidak sabar , mudah tersinggung, menuntut sulit
dilayani dan pengkritik.
3. Tipe Pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep habis gelap dating
terang, emgikuti kegiatan beribadah, ringan kaki, pekerjaan apa saja dilakukan.
4. Tipe Bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa minder, menyesal,
pasif, acuh tak acuh.
Orang lanjut usia dapat pula dikelompokan dalam beberapa tipe yang tergatung
kepada karakter, pengalaman kehidupannya, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial,
dan ekonominya. Tipe ini, antara lain :
1. Tipe optimis
2. Tipe kontruktif
3. Tipe ketergantungan (dependent)
4. Tipe defensif
5. Tipe militan dan serius
6. Tipe marah/ frustasi (the angry man)
7. Tipe putus asa ; (benci pada diri sendiri) = self heating man
- Menurut kemampuannya dalam berdiri sendiri para lanjut usia dapat digolongkan
dalam kelompok-kelompok sebagai berikut :
1. Lanjut usia mandiri sepenuhnya
2. Lanjut usia mandiri dengan bantuan langsung keluarganya

8
3. Lanjut usia mandiri dengan bantuan tidak langsung
4. Lanjut usia dibantu oleh Badan Sosial
5. Lanjut usia Panti Sosial Tresna Werda
6. Lanjut usia yang dirawat di Rumah Sakit
7. Lanjut usia yang menderita gangguan mental.
Kemampuan kemandirian di negara maju, lanjut usia dijelajahi kemampuan untuk
melakukan aktifitas normal sehari-hari. Apakah mereka tanpa bantuan dapat bangun,
mandi, ke wc, kerja ringan, olahraga, pergi ke pasar, berpakaian rapi, membersihkan
kamar, tempat tidur, lemari, mengunci pintu dan jendela dan lain-lain yang normal
dapat dilakukan olehnya. Salah satu faktor yang sangat menentukan adalah keadaan
mentalnya yang dapat mengalami apa yang disebut demensia (kemunduran dalam
fungsi berfikir).

E. Perubahan Fisik Yang Terjadi Pada Lansia


1) Perubahan sel dan ekstrasel pada lansia mengakibatkan penurunan tampilan dan
fungsi fisik. lansia menjadi lebih pendek akibat adanya pengurangan lebar bahu dan
pelebaran lingkar dada dan perut, dan diameter pelvis. Kulit menjadi tipis dan
keriput, masa tubuh berkurang dan masa lemak bertambah.
2) Perubahan kardiovaskular yaitu pada katup jantung terjadi adanya penebalan dan
kaku, terjadi penurunan kemampuan memompa darah (kontraksi dan volume)
elastisistas pembuluh darah menurun serta meningkatnya resistensi pembuluh darah
perifer sehingga tekanan darah meningkat.
3) Perubahan sistem pernapasan yang berhubungan dengan usia yang mempengaruhi
kapasitas fungsi paru yaitu penurunan elastisitas paru, otot-otot pernapasan
kekuatannya menurun dan kaku, kapasitas residu meningkat sehingga menarik nafas
lebih berat, alveoli melebar dan jumlahnya menurun, kemampuan batuk menurun dan
terjadinya penyempitan pada bronkus.
4) Perubahan integumen terjadi dengan bertambahnya usia mempengaruhi fungsi dan
penampilan kulit, dimana epidermis dan dermis menjadi lebih tipis, jumlah serat
elastis berkurang dan keriput serta kulit kepala dan rambut menipis, rambut dalam

9
hidung dan telinga menebal, vaskularisasi menurun, rambut memutih (uban), kelenjar
keringat menurun, kuku keras dan rapuh serta kuku kaki tumbuh seperti tanduk.
5) Perubahan sistem persyarafan terjadi perubahan struktur dan fungsi sistem saraf.
Saraf pancaindra mengecil sehingga fungsi menurun serta lambat dalam merespon
dan waktu bereaksi khususnya yang berhubungan dengan stress, berkurangnya atau
hilangnya lapisan mielin akson sehingga menyebabkan berkurangnya respon motorik
dan refleks.
6) Perubahan musculoskeletal sering terjadi pada wanita pasca monopause yang dapat
mengalami kehilangan densitas tulang yang masif dapat mengakibatkan osteoporosis,
terjadi bungkuk (kifosis), persendian membesar dan menjadi kaku (atrofi otot), kram,
tremor, tendon mengerut dan mengalami sklerosis.
7) Perubahan gastroinstestinal terjadi pelebaran esofagus, terjadi penurunan asam
lambung, peristaltik menurun sehingga daya absorpsi juga ikut menurun, ukuran
lambung mengecil serta fungsi organ aksesoris menurun sehingga menyebabkan
berkurangnya produksi hormon dan enzim pencernaan.
8) Perubahan genitourinaria terjadi pengecilan ginjal, pada aliran darah ke ginjal
menurun, penyaringan di glomerulus menurun dan fungsi tubulus menurun sehingga
kemampuan mengonsentrasikan urine ikut menurun.
9) Perubahan pada vesika urinaria terjadi pada wanita yang dapat menyebabkan otot-
otot melemah, kapasitasnya menurun, dan terjadi retensi urine.
10) Perubahan pada pendengaran yaitu terjadi membran timpani atrofi yang dapat
menyebabkan ganguan pendengaran dan tulang-tulang pendengaran mengalami
kekakuan.
11) Perubahan pada penglihatan terjadi pada respon mata yang menurun terhadap sinar,
adaptasi terhadap menurun, akomodasi menurun, lapang pandang menurun, dan
katarak (Siti dkk, 2008).

F. Perubahan Psikologis
Pada lansia dapat dilihat dari kemampuanya beradaptasi terhadap kehilangan fisik,
sosial, emosional serta mencapai kebahagiaan, kedamaian dan kepuasan hidup.ketakutan
menjadi tua dan tidak mampu produktif lagi memunculkan gambaran yang negatif
tentang proses menua. Banyak kultur dan budaya yang ikut menumbuhkan angapan

10
negatif tersebut, dimana lansia dipandang sebagai individu yang tidak mempunyai
sumbangan apapun terhadap masyarakat dan memboroskan sumber daya ekonomi
(Fatimah, 2010).

G. Perubahan Mental Spiritual


1. Hubungan dengan diri sendiri
Kekuatan dalam diri atau kepercayaan dalam diri yang meliputi pengenalan tentang
diri sendiri dan sikap pada diri sendiri yang dimanifestasikan dengan percaya pada
kehidupan dan masa depan, ketentraman, dan harmonis dengan diri sendiri.
2. Hubungan dengan orang lain
Dimanifestasikan denga berbagai waktu, pengetahuan, dan sumber daya dengan
orang lain dan membalas perbuatan baik orang lain. Hubungan ini juga
dimanifestasikan dengan sikap peduli pada anak-anak, orang tua, dan orang yang
sakit, menguatkan kembali makna kehidupan dan kematian dengan cara mengunjungi
makam/kuburan. Hubungan dengan sesama dideskripsikan sebagai dimensi horisontal
yang berisian dengan hubungan vertikal dengan tuhan.
3. Hubungan dengan alam
Harmonisasi dengan alam, meliputi pengenalan tentang tumbuhan, tanaman,
pepohonan, kehidupan alam, dan cuaca. Harmonisasi dengan alam juga
dimanifestasikan dengan hidup bersama dengan alam seperti berkebun, berjalan,
berada diluar dan memelihara alam.
4. Hubungan dengan tuhan
Hubungan dengan tuhan dilihat dari relijius atau tidaknya seseorang, seperti
melakukan kegiatan doa atau meditasi, membaca kitab atau buku keagamaan,
berpartisipasi dalam kelompok keagamaan.

H. Aging Proses
Proses penuaan (aging process) merupakan suatu proses yang alami ditandai
dengan adanya penurunan atau perubahan kondisi fisik, psikologis maupun sosial dalam
berinteraksi dengan orang lain.
Lansia mengalami proses penuaan secara biologis yang berlangsung terus
menerus yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik dan semakin rentan terhadap
penyakit yang dapat menyebabkan kematian.

11
Proses penuaan dimulai dengan menurunnya bahkan berhentinya fungsi berbagai organ
tubuh. Berbagai teori menjelaskan mengapa manusia mengalami proses penuaan.
Beberapa teori proses penuaan ialah:
a) Teori pakai dan rusak (wear and tear theory)
Menurut teori ini tubuh dan sel-selnya menjadi rusak dikarenakan organ tubuh
terlalu sering digunakan dan disalahgunakan. Organ tubuh seperti hati, lambung,
ginjal, kulit, dan yang lainnya fungsinya menurun.
b) Hipotesis radikal bebas
Bersama dengan bertambahnya usia terjadi akumulasi kerusakan sel akibat radikal
bebas semakin mengambil peranan, sehingga menganggu metabolisme sel, juga
merangsang mutasi sel, yang akhirnya membawa pada kangker dan kematian. Radikal
bebas juga merusak kolagen dan elastin.
c) Teori genetic clock
Teori menua ini telah terprogram secara genetik untuk spesies-spesies tertentu
setiap spesies mempunyai nuclei (inti selnya) suatu jam genetik yang telah diputar
menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan
replikasi sel bila tidak berputar, menurut konsep ini bila jam kita tidak berputar dan
berhenti kita akan meninggal dunia meskipun tanpa disertai keccelakaan lingkungan
atau penyakit akhir yang katastrofal.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak, kulit kering dan elastis karena
menurunnya cairan dan hilangnya cairan adiposa, kulit pecah, dan terdapat bintik-bintik
hitam akibat menurunnya aliran darah ke kulit dan menurunnya sel-sel yang
memproduksi pigmen, kuku pada jaringan tangan dan kaki menjadi tabal dan rapuh,
pada wanita usia > 60 tahun rambut wajah meningkat, rambut menipis dan botak dan
warna kelabu, kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya dan fungsi kulit
sebagai proteksi menurun.

Produksi hampri semua hormon menurun, fungsi pharatyroid dan sekresinya


tidakberubah, berkurangnya ACTH, FSH, TSH, LH, menurunnya aktivitas tyroid
akibatnya basal metabolisme menurun, menurunnya produksi aldosterone, estrogen dan
bertembahnya insulin, parathormon, vasopresin, berkurangnya kridotironin, psikomotor
melambat.

B. Saran
Akibat perkembangan usia, masa lansia mengalami perubahan bersifat universal
dan menuntut lansia untuk beradaptasi,secara terus menerus.Di dalam proses
metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu
yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.

13
DAFTAR PUSTAKA

Aspiani, Y.R. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jilid 1. Jakarta : Trans
Info Media.

Misnaniarti. 2017. Analisis Situasi Penduduk Lanjut Usia dan Upaya Peningkatan
kesejahteraan Sosial di Indonesia. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 8 (2). 67-73.

14

Anda mungkin juga menyukai