Anda di halaman 1dari 63

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN BENTOS

PADA POKOK BAHASAN PENCEMARAN LINGKUNGAN


TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
KELAS X SMA NEGERI 1 MOJOLABAN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh :
PANDU HARYO WIBOWO
K 4308106

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
OKTOBER 2012

i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini


Nama : Pandu Haryo Wibowo
NIM : K 4308106
Jurusan / Program Studi : PMIPA / Pendidikan Biologi
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ”PENGARUH PENGGUNAAN
MODUL HASIL PENELITIAN BENTOS PADA POKOK BAHASAN
PENCEMARAN LINGKUNGAN TERHADAP KETERAMPILAN PROSES
SAINS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN
PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri.
Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Oktober 2012


Yang membuat pernyataan

Pandu Haryo Wibowo

ii
PENGARUH PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN BENTOS
PADA POKOK BAHASAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
KELAS X SMA NEGERI 1 MOJOLABAN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh :
PANDU HARYO WIBOWO
K 4308106

Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat guna mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
OKTOBER 2012

iii
PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji


Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.

Surakarta, Oktober 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Meti Indrowati, S.Si, M.Si Bowo Sugiharto, S.Pd, M.Pd


NIP. 19781001 200112 2 001 NIP.19760125 200501 1 001

iv
PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas


Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Rabu


Tanggal : 10 Oktober 2012

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Puguh Karyanto, S.Si, M.Si, Ph.D ……………..

Sekretaris : Joko Ariyanto, S.Si, M.Si ……………...

Anggota I : Meti Indrowati, S.Si, M.Si .......................

Anggota II : Bowo Sugiharto, S.Pd, M.Pd ........................

Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta

a.n. Dekan
Pembantu Dekan I,

Prof. Dr. rer. nat. Sajidan., M.Si


NIP. 19660415 199103 002

v
MOTTO

Berusaha menjadi diri sendiri, mencari jati diri, dan hidup mandiri saat jauh
dari keluarga.
(Penulis)
Sebuah kegagalan merupakan sesuatu yang indah karena setelah melewatinya
maka akan semakin dekat dengan keberhasilan.
(Penulis)
Seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan skripsi yang
terpenting adalah dapat menyelesaikannya dengan sebaik mungkin
(Penulis)
Mimpi itu tidak akan menjadi kenyataan jika tidak ada usaha dan tekad untuk
mewujudkannya.
(Bapak & Ibu)
Jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai penolongmu, karena sesungguhnya
Allah beserta orang-orang yang sabar
(Al-Baqarah: 153)
“Allah meninggikan orang-orang beriman diantara kamu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”
(QS. Al-Mujadalah :14)

vi
PERSEMBAHAN

Kupanjatkan syukurku padaMu Ya Robb, karya ini aku persembahkan untuk:

Bapaku tersayang yang tak pernah berhenti memberikan dukungan,


mendoakan, dan selalu berjuang demi masa depanku.
Ibuku tersayang yang senantisa mendukungku, memberikan motivasi,
memberikan semua yang aku inginkan, mendoakan disetiap langkahku
dan memberikan kasih sayang selama ini.
Adikku tersayang yang selalu meberikan kebahagiaan, kasih sayang dan
doanya untukku.
Ibu Harlita yang telah membimbingku selama ini.
Ibu Meti Indrowati yang dengan sabar memberikan arahan dan
bimbingan untukku.
Bapak Bowo Sugiharto yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya.
Ibu Sri Supadningsih yang telah memberi izin dan membantu selama
penelitian.
Ibu Deasy yang selalu membantuku dan mendoakanku selama PPL.
Siswa kelas X SMA Negeri 1 Mojolaban yang telah membantu dalam
penelitianku
Siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta yang telah membantu dalam
PPL.
Novia yang selalu memberikan semangat, membantu dan menemaniku,
terimakasih untuk semuanya dan maaf selalu merepotkan kamu.
Taufik, Luqman, Purwo, dan Rofa terima kasih atas semua yang kita lalui
bersama tertawa, bahagia dan sedih bersama, persaudaraan yang sangat
indah dan tak mungkin terlupakan.
Dwito, Agung, Eko, Evin, Sintaria, Wulan, Sophia, Suparmi, dan Anggun
yang memberikan tawa kebahagiaan selama ini.
Mba Laras dan mba Siti yang telah membantu dan memberi saran yang
baik.
Sahabat-sahabatku yang selalu berbagi cerita baik suka maupun duka.
Teman-teman sebimbingan yang senantiasa berjuang bersama.
Teman-teman pendidikan Biologi UNS 2008 yang memberikan banyak
kenangan dan cerita indah dalam hidupku.
Almamater Universitas Sebelas Maret Surakarta.

vii
ABSTRACT

Pandu Haryo Wibowo. THE EFFECT OF BENTOS RESEARCH


FINDING MODULE USE IN ENVIRONMENTAL POLLUTION SUBJECT
MATTER ON THE SCIENCE PROCESS SKILL OF THE X GRADERS
OF SMA NEGERI 1 MOJOLABAN IN THE SCHOOL YEAR OF
2011/2012. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Surakarta
Sebelas Maret University, October 2012.
This research aims to find out the effect of bentos research finding module
use in environmental pollution subject matter on the science process skill of the X
graders of SMA Negeri 1 Mojolaban in the school year of 2011/2012.
This study was a quasi-experimental research with quantitative approach.
The research design used was Posttest Only Control Design applying the module
of bentos research finding to the experiment group and conventional model with
varying lecture to the group control. The population of research was all X graders
of SMA Negeri 1 Mojolaban in the school year of 2011/2012. The sampling
technique used was cluster random sampling, thereby the X.5 grade was obtained
as experiment group and X.6 grade as the control. Techniques of collecting data
used were essay test, observation, and school document. The hypothesis testing
was done using t-test.
The result of research using t-test obtained α of 0.004, so the probability
significance (p-value) < 0.05; thus HO was not supported, and H1 was supported, it
means that there was a significant difference of effect between the use of bentos
research finding module as bioindicator of environmental pollution subject matter
in experiment class and the application of conventional learning model with
varying lecture in control group on the student science process skill.
From the result of research, it could be concluded that the use of bentos
research finding module as bioindicator in environmental pollution subject matter
affected the science process skill of the X graders of SMA Negeri 1 Mojolaban in
the school year of 2011/2012.

Keywords: Module, Science Process Skill

viii
ABSTRACT

Pandu Haryo Wibowo. PENGARUH PENGGUNAAN MODUL HASIL


PENELITIAN BENTOS PADA POKOK BAHASAN PENCEMARAN
LINGKUNGAN TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
KELAS X SMA NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN
2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas
Sebelas Maret Surakarta, Oktober 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan modul
hasil penelitian bentos pada pokok bahasan pencemaran lingkungan terhadap
keterampilan proses sains siswa kelas X SMA Negeri 1 Mojolaban tahun
pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini termasuk dalam eksperimen semu dengan pendekatan
kuantitatif. Desain penelitian adalah Posttest Only Control Design dengan
menerapkan modul hasil penelitian bentos pada kelompok eksperimen dan model
pembelajaran konvensional dengan ceramah bervariasi pada kelompok kontrol.
Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Mojolaban tahun
pelajaran 2011/2012. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster
random sampling, sehingga diperoleh kelas X.5 sebagai kelompok eksperimen
dan X.6 sebagai kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan, tes
uraian, lembar observasi, dan dokumen sekolah. Uji hipotesis menggunakan uji-t.
Hasil penelitian menggunakan uji-t diperoleh α sebesar 0.004, jadi
signifikasi probabilitas (p-value) < 0.05, sehingga HO ditolak, maka H1 diterima,
artinya bahwa ada perbedaan yang nyata antara penggunaan modul hasil
penelitian bentos sebagai bioindikator pada pokok bahasan pencemaran
lingkungan pada kelas eksperimen dan penerapan model pembelajaran
konvensional dengan ceramah bervariasi pada kelompok kontrol terhadap
kemampuan keterampilan proses sains siswa.
Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa penggunaan modul hasil penelitian
bentos sebagai bioindikator pada pokok bahasan pencemaran lingkungan
berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa kelas X SMA Negeri 1
Mojolaban tahun pelajaran 2011/2012.

Kata Kunci: Modul, Keterampilan Proses Sains

ix
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Pengasih dan
Penyayang, yang memberi kedamaian hati dan inspirasi. Atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”PENGARUH
PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN BENTOS PADA POKOK
BAHASAN PENCEMARAN LINGKUNGAN TERHADAP
KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1
MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar
sarjana pada program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Pendidikan dan Keguruan Universitas Sebelas
Maret Surakarta. Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, yang telah memberi ijin dan kesempatan dalam penyusunan skripsi.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
4. Meti Indrowati, S.Si, M.Si, selaku Pembimbing I yang selalu memberikan
bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.
5. Bowo Sugiharto, S.Pd, M.Pd, selaku Pembimbing II yang selalu memberikan
bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.
6. Kepala SMA Negeri 1 Mojolaban yang telah memberi ijin dalam penelitian.
7. Sri Supadningsih, S.Pd selaku guru mata pelajaran biologi yang telah memberi
bimbingan dan bantuan selama penelitian.
8. Para siswa SMA Negeri 1 Mojolaban yang telah bersedia berpartisipasi dalam
penelitian ini.
9. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna karena
keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semuanya.

Surakarta, Oktober 2012


Penulis

x
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN............................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................ v
HALAMAN MOTO ........................................................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii
ABSTRACT..................................................................................................... viii
ABSTRAK ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI.................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Pembatasan Masalah .............................................................................. 7
C. Perumusan Masalah ................................................................................. 7
D. Tujuan Penelitian.................................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 8
BAB II. LANDASAN TEORI......................................................................... 9
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 9
1. Pengertian Modul Pembelajaran.......................................................... 9
a. Pengertian Modul ............................................................................ 9
b. Modul Sebagai Media Pembelajaran .............................................. 10
2. Keterampilan Proses Sains ................................................................. 12

xi
B. Hasil Penelitian Relevan .......................................................................... 16
C. Kerangka Berfikir .................................................................................... 17
D. Hipotesis ................................................................................................... 19
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 20
I. Penelitian Laboratorium .............................................................. ........... ... 20
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 20
1. Tempat Penelitian............................................................................. 20
2. Waktu Penelitian .............................................................................. 20
B. Penyusunan Modul Hasil Penelitian .................................................... 20
1. Alat dan Bahan ................................................................................. 20
2. Cara Kerja ........................................................................................ 20
a. Pengambilan Sampel Bentos ....................................................... 20
b. Penghitungan kerapatan Bentos .................................................. 21
c. Pengukuran Parameter Kimia Fisika Air Sungai ......................... 21
d. Interpretasi Data .......................................................................... 21
II. Penelitian Sekolah ..................................................................................... 22
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 22
1. Tempat Penelitian............................................................................. 22
2. Waktu Penelitian .............................................................................. 22
B. Rancangan Penelitian ........................................................................... 23
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel .......................................... 25
1. Populasi Penelitian . …..................................................................... 25
2. Sampel Penelitian .... ........................................................................ 25
D. TeknikPengambilan Sampel ................................................................ 26
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 27
1. Variabel Penelitian ................ ..................................................... ..... 27
a. Variabel Bebas ............................................................................. 27
b. Variabel Terikat ........................................................................... 27
2. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 27
a. Metode Tes .............. ................................................................... 27
b. Metode Nontes ........ ................................................................... 28

xii
3. Teknik Penyusunan Instrumen ......................................................... 28
F. Validasi Instrumen ................................................................................ 28
1. Validasi ............................................................................................ 29
2. Reabilitas .......................................................................................... 31
G. Teknik Analisis Data ........................................................................... 32
1. Uji Prasarat ....................................................................................... 32
a. Uji Normalitas ............................................................................. 32
b. Uji Homogenitas ......................................................................... 33
2. Uji Hipotesis .................................................................................... 33
H. Prosedur Penelitian .......................................................................... ... 33
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................... 34
A. Deskripsi Data ...................................................................................... 35
B. Pengujian Prasyarat Analisis ................................................................ 37
1. Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 37
2. Hasil Uji Homogenitas .................................................................... 38
C. Pengujian Hipotesis .............................................................................. 39
D. Pembahasan Hasil Analisis Data.......................................................... 40
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ..................................... 45
A. Simpulan .............................................................................................. 45
B. Implikasi ............................................................................................... 45
C. Saran..................................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 47

xiii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1. Macam-macam Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya ....... 15
Tabel 3.1. Tingkat Pencemaran Berdasarkan Indeks Diversitas ..................... 21
Tabel 3.2. Rancangan Penelitian Posttest Only Control Design .................... 23
Tabel 3.3. Rangkuman Uji Normalitas ........................................................... 26
Tabel 3.4. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas .............................................. 27
Tabel 3.5. Rangkuman Hasil Uji Validitas Try Out........................................ 30
Tabel 3.6. Skala Penilaian Reliabilitas Butir Soal atau Item .......................... 32
Tabel 3.7. Rangkuman Hasil Try Out Uji Reliabilitas .................................... 32
Tabel 4.1. Data keterampilan Proses Sains Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperiment .................................................................................... 35
Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Keterampilan Proses Sains .......................... 38
Tabel 4.3. Hasil Uji Homogenitas Keterampilan Proses Sains ....................... 38
Tabel 4.4. Rangkuman Hasil Uji t Keterampilan Proses Sains....................... 40

xiv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Skema Kerangka Barfikir........................................................... 18
Gambar 3.1. Waktu Penelitian ........................................................................ 22
Gambar 3.2. Skema Paradigma Penelitian ...................................................... 25
Gambar 4.1. Grafik Perbandingan Rata-Rata Nilai Keterampilan Proses
Sains Kelompok.Kontrol dan Eksperimen ................................ 36
Gambar 4.2. Histogram Rata-Rata Nilai KPS Siswa Setiap Aspek. ............... 37
Gambar 4.1. Perbandingan Hasil Belajar Ranah Psikomotor Biologi
Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen. ....................... 48

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Instrumen Penelitian .................................................................... 49
a. Silabus Kelas Eksperimen ............................................................... 50
b. Silabus Kelas Kontrol ..................................................................... 53
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ................. 56
d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ........................ 73
e. Lembar Observasi Psikomotor ........................................................ 90
f. Rubrik Penilaian Lembar Observasi Psikomotor ............................ 91
g. Lembar Observasi Penilaian Afektif……………………………… 92
h. Rubrik Penilaian Lembar Observasi Afektif……………………… 93
i. Kisi-kisi Soal Uraian ....................................................................... 95
j. Soal Uraian ...................................................................................... 96
k. Rubrik Penilaian Soal Uraian.......................................................... 98
l. Lembar Kerja Siswa......................................................................... 100
m. Modul ............................................................................................. 114
Lampiran 2. Analisis Instrumen...................................................................... 143
a. Uji Validitas Soal Uraian Try Out ................................................... 144
b. Uji Realibilitas Soal Uraian Try Out ............................................... 147
c. Rangkuman Hasil Try Out .............................................................. 148
d. Surat Pernyataan Valid dari Ahli .................................................... 149
Lampian 3. Data Hasil Penelitian ................................................................... 151
a. Daftar Nilai Kelas Eksperimen ....................................................... 152
b. Daftar Nilai Kelas Kontrol .............................................................. 154
c. Distribusi Keterampilan Proses Sains ............................................. 156
d. Dokumen Nilai Kelas Eksperimen ................................................. 157
e. Dokumen Nilai Kelas Kontrol ....................................................... 158
Lampiran 4. Analisis Data .............................................................................. 159
a. Uji Homogenitas Data Dokumen .................................................... 160
b. Uji Normalitas Data Dokumen ....................................................... 161
c. Uji Homogenitas Keterampilan Proses Sains ................................ 162

xvi
d. Uji Normalitas Keterampilan Proses Sains ..................................... 163
e. Uji Hipotesis Keterampilan Proses Sains ........................................ 164
Lampiran 5. Perijinan...................................................................................... 165
a. Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................... 166
b. Surat Permohonan Izin Penyusunan Skripsi ................................... 170
c. Surat Bukti Telah Melakukan Penelitaian ...................................... 172
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian.............................................................. 173
a. Dokumentasi Kelas Eksperimen ..................................................... 174
b. Dokumentasi Kelas Kontrol ............................................................ 176
Lampiran 7. Tabel Distribusi F dan t .............................................................. 178
a. Tabel Distribusi F ........................................................................... 179
b. Tabel Distribusi t............................................................................. 182

xvii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah proses pembelajaran yang didapat oleh setiap manusia
(peserta didik) untuk dapat membuat manusia itu mengerti, paham, dan lebih
dewasa serta mampu membuat manusia lebih kritis dalam berpikir. Pendidikan
dapat diperoleh baik secara formal maupun nonformal. Pendidikan formal
diperoleh melalui progam-program yang sudah dirancang secara terstruktur oleh
suatu institusi, departemen atau kementrian suatu negara. Pendidikan non-
formal adalah pengetahuan yang didapat manusia dari pengalaman kehidupan
sehari-hari baik yang dirasakan sendiri atau yang dipelajari dari orang lain
(mengamati dan mengikuti).
Tujuan pendidikan untuk mengembangkan kualitas manusia, maka dalam
pelaksanaanya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam setiap
jenis dan jenjang pendidikan semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan
yang integral. Ketercapaian tujuan pendidikan dibutuhkan suatu proses
pembelajaran. Menurut Annurahman (2009) belajar adalah suatu proses yang
menimbulkan terjadinya perubahan dalam tingkah laku dan kecakapan.
Keseluruhan proses belajar menghasilkan perubahan tingkah laku baik dalam
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Siswa yang belajar berarti
menggunakan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Salah satu upaya
untuk menghasilkan perubahan perilaku siswa pada aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik adalah dengan pendekatan proses sains.
Belajar yang berhasil haruslah melalui berbagai macam aktivitas, baik
aktivitas fisik maupun psikis. Dua aktivitas ini memiliki hubungan yang erat
seperti yang diungkapkan Piaget dalam Rohani (2004) bahwa seorang anak
berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa melakukan suatu perbuatan anak tidak akan
dapat berpikir. Agar anak aktif berpikir sendiri, anak harus diberi kesempatan
berbuat sendiri. Berdasarkan kenyataan yang ada bahwa siswa tidak
mengaktifkan dirinya selama kegiatan belajar mengajar. Siswa cenderung pasif

1
2

tanpa melibatkan kelima panca indera mereka secara maksimal. Kebanyakan


siswa hanya menunggu instruksi dari guru, hal ini disebabkan: (1) siswa tidak
memiliki budaya belajar mandiri, selalu bergantung pada guru, tanpa diterangkan
guru siswa tidak mau belajar sendiri, (2) kurangnya sumber belajar sehingga siswa
tidak memiliki kesempatan untuk mengetahui lebih dahulu materi yang akan
dibahas. Fenomena di atas mengakibatkan pembelajaran menjadi tidak bermakna.
Salah satu komponen manusiawi yang sangat berperan dalam usaha
pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan adalah
guru. Sardiman (2004) mengatakan bahwa guru tidak semata-mata sebagai
pengajar yang melakukan transfer of knowledge, tetapi juga sebagai pendidik
yang melakukan transfer of values dan pembimbing yang memberikan
pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Guru merupakan salah satu unsur
pendidik yang berperan aktif dalam menempatkan kedudukannya sebagai tenaga
profesional. Pada diri guru terletak tanggung jawab untuk membawa siswa pada
suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu.
Siswa dalam pembelajaran harus mengalami sendiri apa yang
dipelajarinya. Proses belajar tidak hanya menghafal, tetapi siswa harus
membangun pengetahuan dipikirannya sendiri tanpa harus dipaksa sehingga
pembelajaran akan menjadi bermakna. Suparno (2008) berpendapat bahwa
pembelajaran bermakna adalah suatu proses pembelajaran di mana informasi baru
dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dipunyai seseorang yang
sedang dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang bermakna terjadi bila
siswa mencoba menghubungkan fenomena baru ke dalam struktur pengetahuan
mereka. Artinya, bahan pelajaran itu harus cocok dengan kemampuan siswa dan
harus relevan dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa. Oleh karena itu,
pelajaran harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah dimiliki siswa,
sehingga konsep-konsep baru tersebut benar-benar terserap olehnya.
Tujuan dari pembelajaran biologi di sekolah adalah siswa mampu
memahami konsep-konsep biologi. Berdasarkan tujuan dari pembelajaran biologi
tersebut maka selama proses pembelajaran biologi, siswa dituntut untuk aktif
dalam menemukan konsep-konsep utama dari materi biologi baik melalui kegiatan
3

observasi, eksperimen, membuat gambar, grafik, tabel dan mengkomunikasikan


hasilnya pada orang lain. Pembelajaran biologi diharapkan dapat menjadi wahana
bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitarnya. Siswa akan
mampu membaca grafik, bagan, peta, dan diagram yang menjelaskan mengenai
sistem dalam diri siswa sendiri sehingga siswa akan mampu memahami konsep
materi biologi.
Biologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup,
sebaiknya melibatkan objek-objek nyata dalam kehidupan. Pencemaran
lingkungan merupakan salah satu contoh objek nyata dalam kehidupan disekitar
kita. Masalah tersebut adalah masalah yang dapat dipecahkan dalam ilmu biologi,
terutama masalah yang berhubungan dengan alam. Proses pembelajaran Biologi
akan lebih berarti apabila menggunakan objek-objek yang dapat diamati dan
dipegang secara langsung oleh siswa. Pembelajaran biologi membutuhkan
berbagai macam sumber belajar untuk menunjang proses pembelajaran biologi.
Sumber belajar dapat diartikan sebagai sesuatu yang digunakan untuk
memfasilitasi kegiatan belajar. Sumber belajar dapat diklasifikasikan menjadi
dua, yaitu : resources by design (sumber belajar yang dirancang) dan resources by
utilization (sumber belajar yang dimanfaatkan). Hal tersebut sesuai dengan
simpulan Association of Education Communication and Technology (AECT,1977)
bahwa sumber belajar yang dirancang maksudnya sumber belajar itu sengaja
direncanakan untuk keperluan pembelajaran, misalnya : buku paket, modul,
Lembar kerja Siswa (LKS). Sumber belajar yang dimanfaatkan yaitu segala
sesuatu yang sudah tergelar disekitar kita dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan
belajar, misalnya: pasar, museum, kebun binatang, lingkungan, semuanya itu tidak
dirancang untuk pembelajaran karena memang sudah tersedia dan tinggal
memanfaatkan (Anitah,2009).
Penggunaan media pembelajaran memungkinkan siswa untuk
memberikan reaksi terhadap penjelasan guru, mengamati dan menyentuh objek
kajian pelajaran serta mengkongkritkan konsep yang abstrak. Kegiatan
pengamatan oleh siswa memunculkan berbagai fenomena yang menarik perhatian
siswa. Fenomena-fenomena yang ditangkap oleh siswa dari efek penggunaan
4

media memunculkan keingintahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan topik


yang dipelajari. Selanjutnya muncul berbagai pertanyaan yang di antaranya dapat
diangkat sebagai suatu permasalahan yang harus dipecahkan. Tugas belajar siswa
adalah mencari jawaban atau solusi atas setiap permasalahan yang diangkat
tersebut.
Salah satu solusi untuk menciptakan pembelajaran bermakna yang
mengutamakan keaktifan siswa adalah dengan modul dalam pembelajaran.
Nasution (2005) mengatakan bahwa pembelajaran modul termasuk salah satu
sistem individual yang menghubungkan keuntungan dari berbagai pembelajaran
individual lainnya seperti; tujuan spesifik dalam bentuk kelakuan yang dapat
diamati dan diukur, belajar menurut kecepatan masing-masing, balikan atau
feedback yang banyak. Dalam pembelajaran modul siswa, diberi kesempatan
untuk belajar menurut cara masing-masing menggunakan teknik yang berbeda-
beda untuk memecahkan masalah-masalah tertentu, berdasarkan latar belakang
pengetahuan dan kebiasaan masing-masing. Modul merupakan suatu unit yang
lengkap dan dapat berdiri sendiri serta terdiri atas suatu rangkaian kegiatan
belajar-mengajar yang disusun untuk dapat membantu siswa dalam mencapai
sejumlah tujuan yang akan dicapai serta dirumuskan secara khusus dan jelas.
Modul merupakan suatu paket kurikulum yang disediakan untuk siswa supaya
dapat belajar sendiri untuk dapat mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.
Mulyasa (2006) berpendapat bahwa terdapat beberapa keunggulan
pembelajaran dengan menggunakan media modul, antara lain: pertama berfokus
pada kemampuan individual peserta didik, karena pada hakikatnya mereka
memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dan lebih bertanggung jawab atas
tindakan-tindakannya. Kedua adanya kontrol terhadap hasil belajar melalui
penggunaan standar kompetensi dalam setiap modul yang harus dicapai oleh
peserta didik. Ketiga relevansi kurikulum ditunjukkan dengan adanya tujuan dan
cara penyapaiannya, sehingga peserta didik dapat mengetahui keterkaitan antara
pembelajaran dan hasil yang akan diperoleh.
Pendekatan pembelajaran IPA tidak hanya mengutamakan hasil, tetapi
juga mengharapkan terjadinya proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
5

pendapat Kamalia (2010) bahwa pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai


titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran yang merujuk
pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum, di dalamnya mewadahi, menginsporasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Penggunaan pendekatan
pembelajaran IPA harus sesuai dengan karakteristik materi IPA yang akan
dipelajari siswa juga harus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar yang harus dicapai siswa.
Keterampilan proses sains perlu dikembangkan khususnya dalam mata
pelajaran biologi, terkait dengan pembelajaran sains yang lebih banyak menuntut
keterampilan dari siswa. Menurut Semiawan (1992) alasan pertama,
perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak
mungkin lagi guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Alasan
kedua, para ahli psikologi berpendapat bahwa anak-anak mudah memahami
konsep-konsep yang rumit dan abstrak bila disertai dengan contoh konkret, contoh
yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, dan dengan cara
mempraktekan melalui benda-benda yang benar-benar nyata.
Keterampilan proses sains merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengutamakan proses IPA. Jenis-jenis keterampilan proses dalam pendekatan
keterampilan proses sains dapat dikembangkan secara terpisah-pisah, tergantung
dari metode yang akan digunakan (Rustaman, 2005).
Dimyati (2006) berpendapat bahwa terdapat berbagai keterampilan dalam
keterampilan proses, keterampilan-keterampilan tersebut terdiri dari keterampilan-
keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan-keterampilan terintegrasi
(integrated skills). Keterampilan-keterampilan dasar terdiri dari enam
keterampilan, yaitu : mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur,
menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Keterampilan-keterampilan terintegrasi
terdiri dari : mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data
dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, menyimpulkan
dan mengolah data, menganalisa penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan
variabel secara operasional, merancang penelitian dan melaksanakan eksperimen.
6

Proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah-sekolah masih


menggunakan sistem konvensional dengan metode ceramah meskipun divariasi
tanya jawab dengan siswa dan pemberian tugas pada siswa. Sebagian besar waktu
belajar siswa, dihabiskan untuk mendengarkan ceramah guru, menghafalkan
materi dan mencatat materi. Suasana kelas yang monoton, membuat siswa merasa
bosan dan mengantuk serta lebih memilih berbicara sendiri dengan temannya
daripada memperhatikan penjelasan dari guru. Akibatnya, siswa menjadi pasif
dan kurang kreatif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Kurangnya interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan
siswa dengan sumber maupun media belajar dalam kegiatan pembelajaran
menyebabkan kurangnya kemampuan psikomotor dan afektif siswa. Siswa jarang
berdiskusi dan bekerja sama dengan siswa lain yang mengakibatkan siswa
menjadi pasif, keterampilan proses sains tidak berkembang, dan sikap ilmiah
siswa kurang. Kebanyakan siswa hanya berorientasi pada kemampuan kognitif
saja serta menganggap bahwa biologi merupakan mata pelajaran yang banyak
menghafal dan membosankan sehingga timbul rasa malas untuk belajar biologi.
Keterampilan proses sains siswa menjadi kurang terakomodasi dengan baik yang
seharusnya ada dalam pembelajaran biologi. Berdasarkan pernyataan–pernyataan
tersebut maka diperlukan suatu inovasi dalam pembelajaran berupa metode atau
model pembelajaran yang interaktif dan dapat membantu siswa dalam penguasaan
keterampilan proses sains. Salah satu inovasi pembelajaran tersebut dengan
menggunakan media modul pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, hasil penelitian
diharapkan dapat meningkatkan keterampilan proses sains pada mata pelajaran
biologi, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul sebagai
berikut: “Pengaruh Penggunaan Modul Hasil Penelitian Bentos sebagai
Bioindikator pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan terhadap
Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Mojolaban Tahun
Pelajaran 2011/2012”.
7

B. Pembatasan Masalah
Dengan melihat identifikasi masalah yang ada di atas, maka perlu
dijelaskan batasan masalah yang ada sehingga penelitian memiliki arti yang jelas
dan terarah. Adapun batasan masalah tersebut adalah :
1. Subjek penelitian
Subyek dalam penelitian ini menggunakan siswa kelas X semester 2
SMA Negeri 1 Mojolaban Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Obyek penelitian
Objek penelitian dibatasi pada:
a. Strategi pembelajaran, meliputi : konvensional ceramah pada kelas kontrol dan
penggunaan modul pada kelas eksperimen.
b. Keterampilan proses sains, meliputi keterampilan terintegrasi dan dasar yang
mengacu pada standart kompetensi dan kompetensi dasar biologi di X SMA
Negeri 1 Mojolaban.

C. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan
adakah pengaruh penggunaan modul hasil penelitian bentos sebagai bioindikator
pada pokok bahasan pencemaran lingkungan terhadap keterampilan proses sains
siswa kelas X SMA Negeri 1 Mojolaban tahun pelajaran 2011/2012?

D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan
modul hasil penelitian bentos sebagai bioindikator pada pokok bahasan
pencemaran lingkungan terhadap keterampilan proses sains siswa kelas X SMA
Negeri 1 Mojolaban tahun pelajaran 2011/2012.
8

E. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :
1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran biologi.
b. Melalui penggunaan modul untuk mengaktifkan siswa dalam proses belajar
mengajar.
2. Bagi Guru
a. Memotivasi guru untuk mengembangkan lebih lanjut penggunaan modul pada
konsep yang lain.
b. Memberikan solusi terhadap kendala pelaksanaan pembelajaran biologi
khususnya terkait dengan keterampilan proses sains terintegrasi dan dasar.
3. Bagi Institusi
Memberikan masukan atau saran dalam upaya mengembangkan suatu
proses pembelajaran yang mampu meningkatkan keterampilan proses sains
terintegrasi dan dasar siswa kelas X SMA Negeri 1 Mojolaban sehingga
meningkatkan sumber daya pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang
berkualitas.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Modul Pembelajaran
a. Pengertian Modul
Modul merupakan paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian
pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk
membantu peserta didik mencapai tujuan belajar. Hal ini senada dengan pendapat
Daryanto (2010) yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran dapat diartikan
sebagai proses penciptaan lingkungan yang dapat memungkinkan terjadinya
proses belajar. Belajar dalam pengertian aktifitas mental siswa dalam berinteraksi
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan perilaku siswa yang bersifat
konstan. Materi belajar siswa akan menjadi lebih mudah untuk dapat dipahami
dengan bantuan berbagai macam-macam media pembelajaran, salah satunya yaitu
modul pembelajaran.
Pengertian modul menurut Nasution (2005) modul merupakan suatu unit
yang lengkap dan dapat berdiri sendiri serta terdiri atas suatu rangkaian kegiatan
belajar-mengajar yang disusun untuk dapat membantu siswa dalam mencapai
sejumlah tujuan yang akan dicapai serta dirumuskan secara khusus dan jelas.
Modul merupakan suatu paket kurikulum yang disediakan untuk siswa supaya
dapat belajar sendiri untuk dapat mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.
Mulyasa (2006) berpendapat bahwa modul adalah suatu proses
pembelajaran mengenai suatu satuan pokok bahasan tertentu yang disusun secara
sistematis, operasional dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik, disertai
dengan pedoman penggunaannya untuk guru. Sebuah modul merupakan
pernyataan satuan pembelajaran dengan tujuan-tujuan, pretes aktivitas belajar
yang memungkinkan peserta didik untuk dapat memperoleh kompetensi-
kompetensi yang belum dikuasai dari hasil pretest dan mengevaluasi
kompetensinya untuk mengukur keberhasilan belajar yang akan dicapai.

9
10

Winkel (1999) menyatakan bahwa modul merupakan suatu unit program


belajar-mengajar terkecil yang secara rinci menggariskan tujuan instruksional
umum yang ditunjang, tujuan instruksional khusus yang harus dicapai, satuan
bahasa yang dipelajari, peranan guru, alat-alat serta sumber yang dipakai, kegiatan
belajar yang dilakukan oleh siswa secara berurutan serta tugas-tugas yang harus
dikerjakannya, cara diadakan evaluasi serta alatnya, cara siswa mendapat umpan
balik.
Terdapat beberapa keuntungan untuk siswa dalam penggunaan modul
sebagai media pembelajaran, sesuai dengan pendapat Nasution (2005)
menyatakan bahwa modul yang disusun dengan baik dapat memberikan banyak
keuntungan bagi siswa, antara lain : balikan atau feedback, penguasaan tuntas
atau mastery, tujuan, motivasi, fleksibilitas, kerja sama, pengajaran remedial.
Modul juga mempunyai sejumlah keuntungan bagi tenaga pengajar, antara lain :
rasa kepuasan, bantuan individual, pengayaan, kebebasan rutin, mencegah
kemubasiran, meningkatkan profesi tenaga pengajar, dan evaluasi formatif.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa modul
merupakan suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu
yang disusun secara sistematis, operasional dan terarah untuk digunakan oleh
peserta didik.
b. Modul Sebagai Media Pembelajaran
Media pendidikan adalah segala jenis sarana pendidikan yang digunakan
sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan efektivitas
dan efisiensi pencapaian darri tujuan pendidikan. Hal ini senada dengan pendapat
Winkel (1999) memberi batasan bahwa pengajaran individual yang digunakan,
bukan pengajaran yang diberikan kepada siswa secara individu, melainkan
pengajaran yang melibatkan setiap siswa yang berada dalam kelas secara
maksimal dengan kondisi-kondisi eksternal yang di optimalkan bagi masing-
masing siswa.
Mulyasa (2006) berpendapat bahwa tujuan penggunaan modul adalah
untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran di sekolah meliputi,
waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal.
11

Pembelajaran dengan sistem modul memiliki karakteristik sebagai berikut :


pertama setiap modul harus memberikan informasi dan memberikan pelaksanaan
yang jelas tentangapa yang harus dilakukan oleh seorang peserta didik, bagaimana
melakukannya dan sumber belajar apa yang harus digunakan. Kedua modul
merupakan pembelajaran individual, sehingga mengupayakan untuk melibatkan
sebanyak mungkin karakteristik peserta didik. Ketiga pengalaman belajar dalam
modul disediakan untuk membantu peserta didik mencapaii tujuan pembelajaran
seefektif dan seefisien mungkin, serta memungkinkan peserta didik untuk
melakukan pembelajaran secara aktif, tidak sekedar membaca dan mendengar.
Modul memberikan kesempatan untuk bermain peran (role playing), simulasi dan
berdiskusi. Keempat materi pembelajaran disajiakan secara logis dan sistematis,
sehingga peserta didik dapat mengetahui kapan dia memulai dan kapan dia
mengakhiri suatu modul dan tidak meninbulkan pertanyaan mengenai apa yang
harus dilakuakan. Kelima setiap modul memiliki mekanisme untuk mengukur
pencapaian tujuan belajar peserta didik.
Rustaman (2005) menyampaikan beberapa fungsi dari media
pembelajaran, yaitu : pertama memperjelas dan memperkaya informasi yang
diberikan secara verbal. Kedua meningkatkan motivasi dan perhatian siswa untuk
belajar. Ketiga meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyampaian informasi.
Keempat menambah variasi penyajian materi. Kelima pemilihan media yang tepat
akan menimbulkan semangat, gairah dan mencegah kebosanan siswa untuk
belajar. Keenam kemudahan materi untuk dicerna dan lebih membekas, sehingga
tidak mudah dilupakan siswa. Ketujuh memberikan pengalaman yang lebih
konkret bagi hal yang mungkin abstrak. Kedelapan meningkatkan keingintahuan
siswa. Kesembilan memberikan stimulus dan mendorong respon siswa.
Tujuan penggunaan modul menurut Nasution (2005) yaitu : pertama
membuka kesempatan bagi siswa untuk dapat belajar menurut kecepatan masing-
masing dalam belajar. Siswa dianggap tidak akan dapat mencapai hasil yang sama
dalam waktu yang sama dan tidak dapat mempelajari sesuatu pada waktu yang
sama. Kedua dapat memberi pilihan dari sejumlah besar topik dalam rangka
sebuah materi dalam suatu mata pelajaran, mata kuliah, bidang studi atau disiplin
12

bila kita anggap bahwa pelajar tidak akan mempunyai minat atau motivasi yang
sama untuk dapat mencapai tujuan yang sama. Ketiga memberikan kesempatan
kepada siswa untuk dapat mengenal kelebihan dan kekurangan serta memiliki
kelemahannya yang dapat dilihat melalui modul remedial.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan
utama penggunaan modul sebagai media pembelajaran adalah untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran disekolah.

2. Keterampilan Proses Sains


Keterampilan proses merupakan pendekatan belajar-mengajar yang
mengarah kepada pengembangan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang
mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri invidu
siswa. Pendekatan keterampilan proses lebih menekankan pada penumbuhan dan
pengembangan sejumlah keterampilan tertentu pada diri peserta didik agar mereka
mampu memproses informasi sehingga ditemukan hal-hal yang baru dan
bermanfaat baik berupa fakta, konsep, maupun pengembangan sikap dan nilai.
Hal ini senada dengan pendapat Sriyono (1992) menyatakan bahwa dalam
pendekatan keterampilan proses dilaksanakan dengan lebih menekankan pada
bagaimana cara siswa dalam belajar, bagaimana cara siswa mengelola
perolehannya, sehingga dapat menjadi miliknya; dimengerti dan dapat diterapkan
sebagai bekal dalam kehidupan di masyarakat sesuai kebutuhannya. Untuk
pembelajaran.
Kamalia (2010) berpendapat bahwa pendekatan keterampilan proses
adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat
berproses untuk dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan
teori-teori dengan keterampilan intelektual dan sikap ilmiah siswa sendiri.
Terdapat beberapa alasan yang mendasari perlunya keterampilan proses
sains dilatihkan pada siswa dalam kegiatan belajar mengajar diungkapkan oleh
Dimyati dan Mudjiono (2006) bahwa terdapat berbagai keterampilan dalam
keterampilan proses, keterampilan-keterampilan tersebut terdiri dari keterampilan-
keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan-keterampilan terintegrasi
13

(integrated skills). Keterampilan-keterampilan dasar terdiri dari enam


keterampilan, yaitu : mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur,
menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Keterampilan-keterampilan terintegrasi
terdiri dari : mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data
dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, menyimpulkan
dan mengolah data, menganalisa penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan
variabel secara operasional, merancang penelitian dan melaksanakan eksperimen.
Semiawan (1992) berpendapat bahwa terdapat beberapa alasan yang
mendasari perlunya dilatihkan keterampilan proses sains pada siswa dalam
kegiatan belajar mengajar diungkapkan oleh yaitu: siswa harus dilatih untuk
menemukan pengetahuan dan konsep serta mengembangkan sendiri, siswa akan
mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai contoh
yang konkrit, siswa perlu dilatih untuk selalu bertanya, berfikir kritis dan
mengusahakan kemungkinan-kemungkinan untuk menjawab suatu masalah, serta
pengembangan konsep dalam proses belajar mengajar. Pengembangan konsep
tidak lepas dari pengembangan sikap dalam diri siswa, dengan dilatihkannya
keterampilan proses sains dapat mengembangkan sikap ilmiah dalam diri siswa.
Peran guru dalam mengembangkan keterampilan proses sains siswa
menurut Rustaman (2005) terdiri dari: (1) memberikan kesempatan pada siswa
untuk menggunakan keterampilan proses dalam melakkan eksplorasi materi dan
fenomena yang memungkinkan siswa menggunakan alat indranya,
mengumpulkan bukti-bukti, bertanya, merumuskan hipotesis dan keterampilan
proses sains yang lainnya, (2) memberi kesempatan pada siswa untuk berdiskusi
dalam kelompok ataupun kelas, tugas-tugas dirancang agar siswa berbagi
gagasan, menyimak teman lain, mempertahankan dan menjelaskan gagasan
mereka sehingga mereka dituntut untuk berfikir reflektif, (3) membantu siswa
untuk menyadari bahwa keterampilan proses sains penting sebagai bagian dari
proses belajar mereka sendiri, dengan kata lain membantu pengembangan
keterampilan bergantung pada pengetahuan siswa, (4) mendorong siswa mengulas
(review) secara kritis tentang kegiatan yang telah mereka lakukan, (5) memberi
teknik atau strategi untuk meningkatkan keterampilan, khususnya ketepatan dalam
14

observasi. Guru bertindak sebagai fasilitator, guru tidak memberikan konsep


kepada siswa, tetapi berusaha untuk membimbing dan menciptakan kondisi
belajar yang memungkinkan siswa untuk dapat melakukan penemuan konsep-
konsep atau fakta-fakta.
Kamalia (2010) berpendapat bahwa pendekatan keterampilan proses
adalah perlakuan yang diterapkan dalam pembelajaran yang menekankan pada
pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan kemudian
mengkomunikasikan perolehannya. Keterampilan memperoleh pengetahuan dapat
dengan menggunakan kemampuan olah pikir (psikis) atau olah perbuatan (fisik).
Belajar sains tidak hanya belajar dalam wujud pengetahuan dekklaratif
berupa fakta, konsep, hukum, prinsip, tetapi juga belajar tentang pengetahuan
prosedural berupa cara memperoleh informasi, cara sains dan teknologi bekerja,
kebiasaan bekerja ilmiah dan keterampilan berfikir. Belajar sains memfokuskan
kegiatan pada penemuan dan pengolahan informasi melalui kegiatan mengamati,
mengukur, mengajukan pertanyaan, mengklasifikasi, memecahkan masalah dan
lain-lain (Wenno, 2008).
Keterampilan proses sains mempunyai ciri-ciri tertentu, menurut Samana
(1992) ciri-ciri tersebut meliputi pendekatan pembelajaran yang strategis,
mendayagunakan semua fungsi diri siswa, mendukung nilai tambah dan
meningkatkan kreativitas, berasaskan utuh serta kemanusiaan dan meningkatkan
sosialisasi diri siswa.
Rustaman (2005) berpendapat bahwa keterampilan proses sains
mempunyai ciri-ciri aktifitas yang dapat diamati sehingga memudahkan dalam
pengukurannya. Penjelasan jenis keterampilan proses sains dan ciri indikatornya
dapat dilihat pada Tabel 2.1
15

Tabel 2.1 Macam-macam Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya


Keterampilan Proses Indikator
Sains
1. Mengamati v Menggunakan banyak indera untuk memperoleh
informasi
2. Mengelompokkan v Membandingkan beberapa objek
v Membandingkan ciri-ciri
v Mencari persamaan dan perbedaan
3. Menafsirkan v Mencari hubungan hasil-hasil pengamatan
v Menyimpulkan hasil pengamatan
4. Memprediksi v Menggunakan pola hasil pengamatan
v Mengemukakan kejadian yang mungkin terjadi pada
sesuatu yang belum diamati
5. Mengajukan v Membuat pertanyaan apa, bagaimana, dan mengapa
pertanyaan v Bertanya meminta suatu penjelasan
6. Berhipotesis v Mengetahui terdapat bangak penjelasan dari satu
kejadian
v Memahami bahwa suatu penjelasan perlu diuji
kebenarannya
7. Merencanakan v Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan
percobaan v Menentukan variabel
v Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa
langkah kerja
v Menentukan apa yang akan diukur, diamati, dan
dicatat
8. Menggunakan v Mengetahui bagaimana menggunakan alat dan bahan
Alat
9. Menerapkan v Menggunakan konsep yan telah dipelajari dalam
konsep situasi baru
v Menggunakan konsep lama untuk memahami
kejadian baru
10. Berkomunikasi v Memvariasi bentuk penyajian
v Menggunakan grafik, tabel, atau diagram
11. Melaksanakan v Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan
percobaan v Menentukan variabel
v Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa
langkah kerja
v Menentukan apa yang akan diukur, diamati, dan
dicatat
Keterampilan proses sains dilatihkan untuk mendapatkan suatu
pengetahuan dari dalam siswa. Guru mengajar bukanlah memindahkan
pengetahuan dari guru pada siswa, melainkan suatu aktivitas yang memungkinkan
siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya sehingga siswa aktif dalam
16

pembelajaran. Diperlukan suatu pembelajaran yang dapat menunjang


dilatihkannya keterampilan proses sains siswa.
Siswa akan mendapatkan ditribusi yang baik dari keterampilan proses,
siswa memperoleh pengertian yang tepat tentang hakikat pengetahuan,
memperoleh kesempatan bekerja dengan ilmu pengetahuan dan merasa senang
memperoleh kesempatan belajar proses memperoleh dan memproduk ilmu
pengetahuan (Dimyati dan Mudjiono, 2006)
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
proses sains dapat membantu siswa dalam menemukan dan mengembangkan
sendiri fakta dan konsep serta dapat menumbuhkan dan mengembangkan sikap
dan nilai yang dituntut. Keterampilan proses sains juga menjadi roda penggerak
penemuan dan pengembangan sikap dan nilai. Seluruh irama gerak atau tindakan
dalam proses belajar-mengajar seperti ini akan menciptakan kondisi belajar siswa
aktif .

B. Hasil Penelitian Relevan


Penelitian tentang modul sebagai media pembelajaran dan keterampilan
proses sain sudah digunakan oleh peneliti-peneliti yang sudah lalu. Berikut ini
merupakan beberapa penelitian yang menggunakan modul sebagai media
pembelajaran dan keterampilan proses sains, yaitu :
Kesimpulan yang diperolah dari hasil penelitian Yulianti (2010)
menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together
disertai modul pada pokok bahasan pencemaran dan perubahan lingkungan dapat
meningkatkan keterampilan proses sains dasar siswa kelas X-6 SMA Negeri 8
Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.
Hasil penelitian Wenno (2010) dalam jurnal model modul pembelajaran
sains berbasis problem solving method, dan sistem evaluasi berdasarkan
karakteristik siswa dalam pembelajaran sains dapat dikembangkan lebih lanjut
sebagai alternatif pemecahan masalah proses pembelajaran sains SMP/MTs di
Propinsi Maluku.
17

Sunyoto (2006) dalam jurnal efektifitas yang berjudul penggunaan


Modul Pembelajaran Interaktif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa SMK
bidang keahlian teknik mesin, diperoleh hasil penelitian bahwa penggunaan
Modul Pembelajaran Interaktif dalam pembelajaran siswa SMK bidang keahlian
Teknik Mesin lebih efektif daripada pembelajaran tanpa menggunakan Modul
Pembelajaran Interaktif.

C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran biologi sebagai sains yang harus berorientasi pada hasil
dan proses. Pembelajaran biologi selain mendapatkan hasil yang baik seseorang
juga harus melalui proses ilmiah supaya dapat memaknai pembelajaran biologi
sebagai sains. Dengan mengikuti proses yang baik seseorang juga akan
mempunyai keterampilan proses sains yang bagus. Pembelajaran biologi tidak
cukup hanya dengan menghafalkan fakta dan konsep yang sudah jadi, tetapi
dituntut pula menemukan fakta-fakta dan konsep-konsep tersebut melalui
observasi dan eksperimen.
Banyak hal yang yang dapat mempengaruhi keterampilan proses sains
siswa. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi keterampilan proses sains adalah
penggunaan media pembelajaran yang diterapkan dikelas dengan baik dan tepat.
Banyak dikembangkan media-media pembelajaran oleh para ahli-ahli pendidikan
dan guru sebagai tenaga pengajar. Salah satu media pembelajaran yang baik untuk
kreativitas guru dan menunjang keaktifan siswa adalah dengan menggunakan
media pembelajaran modul. Peneliti bermaksud untuk mengetahui pengaruh
penggunaan modul hasil penelitian sebagai bioindikator terhadap keterampilan
proses sains siswa SMA Negeri 1 Mojolaban. Supaya lebih jelas kerangka
berpikir juga disajikan dalam bentuk peta konsep berikut :
18

Masalah:
1. Pembelajaran disekolah cenderung
hanya menghafal materi yang
disampaikan guru.
2. Pembelajaran saat ini siswa kurang
diberi kesempatan mengembangkan
keterampilan proses sains.

Keterampilan Proses Akibatnya:


Sains Siswa Rendah a) Siswa hanya mendengarkan guru
ceramah dan tidak aktif saat proses
pembelajaran.
b) Keterampilan proses sains siswa
rendah.

Penerapan Modul Sebagai Media Pembelajaran

Manfaat:
a. Meningkatkan keterampilan proses sains siswa
dalam pembelajaran biologi.
b. Melalui penggunaan modul untuk
mengaktifkan siswa dalam proses belajar
mengajar

Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir


19

D. Hipotesis
Dengan dasar kajian teori beberapa referensi tersebut, peneliti
mengajukan hipotesis berikut : Terdapat pengaruh penggunaan modul hasil
penelitian bentos sebagai bioindikator terhadap keterampilan proses sains siswa
kelas X SMA Negeri 1 Mojolaban.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (Quasi experiment)


yang menggunakan modul sebagai sumber atau bahan pembelajaran pada kelas
kontrol. Modul sebagai bahan pembelajaran ini disusun dari hasil penelitian.
I. Penelitian Laboratorium
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sungai Pepe Surakarta, Jawa tengah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada Juni-November 2011.
B. Penyusunan Modul Hasil Penelitian
1. Alat dan Bahan
Penelitian ini memerlukan alat dan bahan yaitu SRCC (Sedgwick Rafter
Counting Cell), formalin 40%, water sampler, jala sauber, pipet tetes, cawan petri,
saringan standard berpori 0.595 mm, botol sampel, cawan petri bergaris, buku
identifikasi plankton bentos,
2. Cara Kerja
a. Pengambilan sampel bentos
Penelitian dilakukan di sepanjang perairan Sungai Pepe Surakarta dengan
menentukan 3 lokasi penelitian yaitu hulu,tengah dan hilir. Dalam setiap lokasi
penelitian atau stasiun diambil sampel pada 3 titik yaitu tepi kiri, tengah dan tepi
kanan sebagai substasiun. Pada tiap substasiun, dilakukan 3 kali pengambilan
sampel sebagai ulangan.
Pengambilan sampel bentos dilakukan dengan menggunakan Sauber dan
Ekman Grab disesuaikan dengan kondisi di setiap stasiun apakah berarus
deras/tidak dan dasar berpasir/berbatu. Sampel bentos yang sudah diambil
selanjutnya disaring dengan saringan bertingkat dan diawetkan dengan formalin
40%.

20
21

Sampel bentos yang sudah diambil selanjutnya diidentifikasi di


laboratorium dengan bantuan mikroskop, mikroskop stereo dan buku identifikasi
bentos.
b. Penghitungan kerapatan bentos
Kerapatan atau densitas bentos dihitung dengan rumus :
S
10 . 000
N =
r ´ l
´ å 1
c

N = kerapatan bentos r = jumlah ulangan pengambilan


S = jumlah spesies l = luas bidang pengambilan pada alat
c = jumlah individu tiap spesies (cm2)

c. Pengukuran parameter kimia fisika air sungai


Dilakukan pengukuran parameter kimia dan fisika air sungai meliputi DO
(Dissolved Oxigen). pH dan Suhu. Pengukuran parameter ini dilakukan langsung
di tempat pengambilan sampel.
d. Interpretasi Data
Dilakukan interpretasi data melalui uji lanjutan pengukuran Indeks
Diversitas bentos yang dihitung berdasarkan rumus Shanon & Weaver yaitu:
H = - ∑ phi ln phi sedangkan phi =

Dimana:
H = Indeks Diversitas (ID) Shanon-Wiener
N = Jumlah total seluruh spesies
n = Jumlah spesies X
Selanjutnya nilai ID tiap stasiun dikonversikan ke dalam Table 3.1

Tabel 3.1 Tingkat Pencemaran Berdasarkan Indeks Diversitas


No Tingkat Pencemaran ID
1. Tidak tercemar >2
2. Tercemar ringan 2 - 1,6
3. Tercemar sedang 1,6 – 1
4. Tercemar berat <1
Sumber (Wisnu Wardhana, 2006)
22

II. Penelitian Sekolah


A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Mojolaban Sukoharjo
tahun pelajaran 2011/2012.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012.
Pelaksanaan penelitian dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
Bulan ke (dalam tahun 2012)
Tahap Kegiatan penelitian
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10
1. Permohonan
pembimbing
2. Survei sekolah

3. Konsultasi judul
Persiapan
4. Konsultasi draf
proposal
5. Konsultasi
instrument dan
seminar proposal
1. Ijin penelitian
dan melengkapi
instrument
2. Try out
Pelaksanaan instrumen
penelitian
3. Pelaksanaan
penelitian dan
konsultasi bab I,
II, dan III
Pengolahan Pengolahan data
data dan hasil penelitian dan
penyusunan penyusunan laporan
laporan
Gambar 3.1 Jadwal Penelitian
23

B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu (Quasi
experiment). Alasan digunakan penelitian eksperimental semu adalah peneliti
tidak mungkin mengontrol semua variabel yang relevan. Tujuan penelitian
eksperimen adalah untuk mencari hubungan sebab akibat dengan memberi
perlakuan-perlakuan tertentu pada dua kelompok eksperimen. Rancangan
penelitian ini adalah Posttest Only Control Design menurut Sugiyono (2011:
112) dapat digambarkan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Skala Rancangan Posttest Only Control Design.


Kelompok Treatment Posttest
Kontrol (R) X1 O1
Eksperimen (R) X2 O2

Keterangan:
X1 : Perlakuan yang diberikan kepada kelompok kontrol dengan pendekatan
pembelajaran konvensional.
X2 : Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen dengan pendekatan
pembelajaran konvensional disertai dengan modul.
O1 : Tes akhir yang diberikan kepada kelompok kontrol.
O2 : Tes akhir yang diberikan kepada kelompok eksperimen.
(R) : Random assigment (pemilihan kelompok secara random)

Keterkaitan antara variabel bebas yang berupa modul hasil penelitian dan
pendekatan konvensional terhadap variabel terikat yang berupa Keterampilan
Proses Sains tertuang dalam paradigma penelitian. Skema paradigma penelitian
bisa dilihat pada Gambar 3.2.
24

Y1 X1 Y1

Y2 X1 Y2

Y3 X1 Y3
X1 Y
Y4 X1 Y4

Y5 X1 Y5

Y6 X1 Y6
X
Y1 X2 Y1

Y2 X2 Y2

Y3 X2 Y3
X2 Y
Y4 X2 Y4

Y5 X2 Y5

Y6 X2 Y6

Gambar 3.2 Skema paradigma penelitian

Keterangan :
X : Model pembelajaran
X1 : Model pembelajaran konvensional dengan ceramah bervariasi disertai
dengan media modul
X2 : Model pembelajaran konvensional dengan ceramah bervariasi
Y : Keterampilan proses sains
Y1 : Keterampilan proses sains mengamati
Y2 : Keterampilan proses sains mengelompokkan
Y3 : Keterampilan proses sains merencanakan percobaan
Y4 : Keterampilan proses sains menggunakan alat dan bahan
Y5 : Keterampilan proses sains berkomunikasi
25

Y6 : Keterampilan proses sains mengajukan pertanyaan


X1 Y1 : Keterampilan proses sains mengamati dengan media modul
X1 Y2 : Keterampilan proses sains mengelompokkan dengan media modul
X1 Y3 : Keterampilan proses sains merencanakan percobaan dengan media modul
X1 Y4 : Keterampilan proses sains menggunakan alat dan bahan dengan media
modul
X1 Y5 : Keterampilan proses sains berkomunikasi dengan media modul
X1 Y6 : Keterampilan proses sains mengajukan pertanyaan dengan media modul
X2 Y1 : Keterampilan proses sains mengamati dalam pembelajaran konvensional
X2 Y2 :Keterampilan proses sains mengelompokkan dalam pembelajaran
konvensional
X2 Y3 : Keterampilan proses sains merencanakan percobaan dalam pembelajaran
konvensional
X2 Y4 :Keterampilan proses sains menggunakan alat dan bahan dalam
pembelajaran konvensional
X2 Y5 :Keterampilan proses sains berkomunikasi dalam pembelajaran
konvensional
X2 Y6 :Keterampilan proses sains mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran
konvensional

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel


1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester 2
SMA Negeri 1 Mojolaban Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak enam
kelas.
2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi (Sugiyono, 2011). Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas,
yaitu kelas X.6 sebagai kelas kontrol sebanyak 36 siswa dan kelas X.5 sebagai
kelas eksperimen sebanyak 38 siswa.
26

D. Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
cluster random sampling. Cluster random sampling merupakan cara pengambilan
sampel pada sumber data yang luas, dimana sampel dipilih dalam kelompok-
kelompok tertentu secara random. Menurut Subana dan Sudrajat (2009) cluster
random sampling adalah pengambilan sampel secara random yang bukan
individual, tetapi kelompok-kelompok unit yang kecil atau cluster. Pengambilan
sampel dilakukan secara acak dari tiga kelas pada kelas X Negeri 1 Mojolaban
Sukoharjo. Jumlah sampel yang dibutuhkan adalah dua cluster diperoleh dengan
membagi besarnya sampel dengan ukuran cluster, sehingga dari populasi
sebanyak tiga kelas diambil dua kelas sebagai sampel. Sampel yang diambil
sebanyak dua kelas yang akan diperlakukan sebagai kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
Uji normalitas dilakukan dengan uji Anderson Darling (α = 0,05) dan
menggunakan bantuan program minitab 16. H0 menyatakan bahwa sampel berasal
dari populasi yang berdistribusi normal dan H1 menyatakan bahwa sampel tidak
berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Keputusan uji dinyatakan bahwa
Ho diterima jika p-value>0.05. Hasil pengolahan data menunjukan bahwa tiap
kelompok dalam populasi kelas X SMA N 1 Mojolaban memiliki nilai p-
value>0.05 pada setiap kelompok sehingga menunjukan distribusi yang normal.
Hasil tes normalitas disajikan pada Tabel 3.3 dan selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 4.

Tabel 3.3. Rangkuman Uji Normalitas


P-value Kriteria Keputusan
Keterampilan Kelompok Kelompok Uji H0
Proses Sains Kontrol Eksperimen
0.223 0.122 P-value > Diterima
0.05 (Normal)

Data yang berupa dokumen hasil belajar pada kelompok-kelompok dalam


populasi kemudian diuji dengan uji Levene’s (α=0,05) yang menggunakan
bantuan program minitab 16 untuk mengatahui apakah populasi bersifat homogen.
H0 dinyatakan bahwa tiap kelompok memiliki variansi yang sama (Homogen). H1
27

dinyatakan bahwa tiap kelompok tidak memiliki variansi yang sama. Keputusan
uji dinyatakan jika p-value>0.05 maka Ho diterima. Hasil uji homogenitas
disajikan pada Tabel 3.4 dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.

Tabel 3.4 Rangkuman Uji Homogenitas


P-value Kriteria Keputusan
Keterampilan Kelompok Kelompok Uji H0
Proses Sains Kontrol Eksperimen
0.223 0.122 P-value > Diterima
0.05 (Normal)

Hasil dari uji Levene’s menunjukan nilai p-value>0.05 sehingga dapat


diketahui bahwa kelompok-kelompok dalam populasi memiliki varians yang tidak
berbeda nyata sehingga populasi bersifat homogen.

E. Teknik Pengumpulan Data


1. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu
variabel terikat, yaitu:
a. Variabel bebas
Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang dipilih
oleh peneliti untuk dicari pengaruhnya terhadap variabel terikat (dependent
variable). Variable bebas dalam penelitian ini adalah media pembelajaran modul.
b. Variabel terikat
Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang
kehadirannya dipengaruhi oleh variabel yang lain. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah Keterampilan Proses Sains.
2. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengambilan data yaitu:
a. Metode Tes
Tes sebagai instrumen pengumpul data merupakan serangkaian
pertanyaan yang digunakan sebagai pengukur dari keterampilan, pegetahuan,
intelegensi, kemampuan yang dimiliki individu atau kelompok (Subana dkk.
28

2000). Bentuk tes yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa tes uraian
sebanyak 5 butir soal. Instrumen secara lengkap terdapat di Lampiran 1.
b. Metode Nontes
1. Metode Dokumentasi
Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data berupa
catatan-catatan dan menelaah dokumen sekolah yang berkaitan dengan
objek penelitian. Data yang dikumpulkan dengan teknik ini adalah data
nilai Ujian Semester Ganjil kelas X tahun pelajaran 2011/2012 mata
pelajaran biologi sebagai data awal yang di gunakan untuk uji
keseimbangan. Instrumen secara lengkap terdapat di Lampiran 3.
2. Metode Observasi
Observasi merupakan salah satu langkah untuk memperoleh data
tentang pribadi dan tingkah laku setiap individu anak didik secara
langsung. Metode observasi digunakan untuk mengambil data
keterampilan proses sains siswa yang mengarah ke psikomotor. Penilaian
dilakukan oleh observer dengan melakukan checklist (√) pada lembar
observasi. Skala yang digunakan pada lembar observasi adalah numerical
rating scale dengan skala 1 sampai 4 (Sugiyono, 2011). Instrumen secara
lengkap terdapat di Lampiran 1.
3. Teknik Penyusunan Instrumen
Penilaian kemampuan berpikir kreatif menggunakan bentuk tes uraian.
Instrumen yang akan dibuat terlebih dahulu dibuat kisi-kisi yang selanjutnya
dituangkan dalam bentuk tes. Instrumen yang akan digunakan untuk
mengambil data harus diujicobakan terlebih dahulu pada sampel dari mana
populasi diambil (Sugiyono, 2011). Instrument tes diuji validitas dan
reliabilitasnya untuk mengetahui tingkat kualitas soal.

F. Validasi Instrumen
Penilaian kemampuan keterampilan proses sains menggunakan bentuk
soal uraian. Instrumen yang akan dibuat terlebih dahulu dibuat kisi-kisi yang
selanjutnya dituangkan dalam bentuk tes. Instrumen yang akan digunakan untuk
29

mengambil data harus diujicobakan terlebih dahulu pada sampel dari mana
populasi diambil (Sugiyono, 2011). Instrument tes diuji validitas dan
reliabilitasnya untuk mengetahui tingkat kualitas soal, secara lengkap terdapat
pada Lampiran 2. Kelayakan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diuji
sebagai berikut:
a. Validitas
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi validitas
konstruk, isi, dan butir soal. Validitas isi merupakan tingkat dimana suatu tes
mengukur lingkup isi yang dimaksudkan (Darmadi, 2011). Pengujian
validitas isi untuk instrumen berbentuk tes obyektif tipe pilihan ganda pada
penelitian ini dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan
materi pelajaran yang telah diajarkan. Instrumen yang telah disusun sesuai
kurikulum (materi dan tujuannya) agar memenuhi validitas isi, dapat
dimintakan bantuan ahli bidang studi untuk menelaah apakah konsep materi
yang diajukan telah memenuhi atau tidak sebagai sampel tes (Sudjana, 2010).
Validitas konstruk merupakan kesanggupan alat penilaian untuk mengukur
pengertian-pengertian yang terkandung dalam materi yang diukur (Sudjana,
2010). Pengujian validitas konstruk instrumen test pada penelitian ini
menggunakan pendapat dari ahli (experts judgment). Para ahli diminta
pendapatnya mengenai instrumen yang telah disusun berdasarkan aspek-
aspek yang akan diukur (Sugiyono, 2011).
Validitas butir soal dihitung dengan menggunakan rumus koefisien
Product moment dari Karl Pearson sebagai berikut:

n å x i y i - (å xi )(å y i )
rxy =
{n å xi - (å xi ) }{n å y i - (å y i ) }
2 2 2 2

Keterangan :
Rxy: koefisien korelasi antara x dan y
n : cacah subyek yang dikenai tes (instrumen)
30

X : skor untuk butir ke-i


Y : skor total (dari subyek try out)
Jika harga r hitung < r tabel, maka korelasi tidak signifikan sehingga
item pertanyaan dikatakan tidak valid. Dan sebaliknya, jika r hitung > r tabel
maka item petanyaan dinyatakan valid (Hamzah, 2001).
Nilai rXY kemudian digunakan dalam perhitungan pada uji-t. Uji-t
dilakukan dengan rumus Riduwan (2004) yaitu:
rXY N - 2
thitung =
1 - rXY
2

Keterangan :
t : nilai t menurut perhitungan uji t
rXY : koefisien korelasi antara x dan y
N : cacah subyek yang dikenai tes (instrumen)

Langkah selanjutnya adalah melihat distribusi (Tabel t) untuk taraf


signifikansi (α) = 0,05 dan derajad kebebasannya (dk= N-2). Perbandingan
tersebut menghasilkan keputusan uji yaitu jika jika thitung < ttabel maka item
soal tidak valid, sedangkan jika thitung > ttabel maka item soal dapat dinyatakan
sebagai soal yang valid. Hasil try out pertama uji validitas tes KPS secara
lengkap disajikan pada Tabel 3.5 dan selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 2.

Tabel 3.5 Rangkuman Hasil Uji Validitas Try Out


Instrumen Jumlah Soal Keputusan Uji Validitas
Penelitian Valid Invalid
Tes KPS 5 soal 5 -

Berdasarkan Tabel 3.5 dapat diketahui bahwa hasil perhitungan uji


validitas soal kognitif menunjukkan bahwa dari 5 butir soal yang diberikan
sudah valid, karena itu tidak perlu diadakan dites ulang (retest).
31

b. Reliabilitas
Reliabilitas alat penilaian merupakan tingkatan dimana suatu tes
secara konsisten mengukur apa yang diukur (Darmadi, 2011). Hal ini
memiliki makna bahwa kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan
memberikan hasil yang relatif sama. Pengujian reliabilitas ini menggunakan
metode reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari hasil
satu kali uji coba instrumen. Analisis uji reliabilitas ini menggunakan rumus
Alfa Cronbach.
Rumus koefisien reliabilitas Alfa Cronbach menurut Sugiyono (2011).

k ìï å S i üï
2

r11 = í1 - 2 ý
k - 1 ïî S t ïþ

Keterangan:
r11 = Reliabilitas yang dicari
k = Mean kuadrat antar subjek
åS
2
i = Mean kuadrat kesalahan

St
2 = Varians total

Rumus untuk varians total:


2 SXt2 (SXt)2
St = - 2
n n

Rumus untuk varians item:

2 JKi JKs
Si = -
n n2

Keterangan:
JKi = jumlah kuadrat seluruh skor item
JKs = jumlah kuadrat subjek
Acuan penilaian reliabilitas dari butir soal atau item dilihat dari nilai r
menurut Riduwan (2004) dalam Tabel 3.6.
32

Tabel 3.6 Skala Penilaian Reliabilitas Butir Soal atau Item.


No Skala r11 Keterangan
1 Antara 0,80 sampai dengan 1,00 Sangat Tinggi (ST)
2 Antara 0,60 sampai dengan 0,799 Tinggi (T)
3 Antara 0,40 sampai dengan 0,599 Cukup (C)
4 Antara 0,20 sampai dengan 0,399 Rendah (R)
5 Antara 0,00 sampai dengan 0,199 Sangat Rendah (SR)

Hasil try out uji reliabilitas soal tes KPS dan angket afektif disajikan
pada Tabel 3.7 dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.

Tabel 3.7 Rangkuman Hasil Try Out Uji Reliabilitas.


Instrumen Jumlah Keputusan Uji Kriteria
Penelitian Soal Reliabilitas Reliabilitas
Tes KPS 5 soal 0.57 Cukup

Berdasarkan Tabel 3.7 menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas tes


KPS menggunakan rumus Kuder-Richardson (K-R 20) diperoleh r11=0.57038
yang berarti bahwa koefisien reliabilitas soal tes KPS memiliki kriteria
cukup.

G. Teknik Analisis Data


Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis perbedaan
dua perlakuan dengan uji t (t test). Analisis uji t memerlukan uji prasyarat analisis
yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Prasyarat
Uji prasyarat yang dibutuhkan untuk hipotess penelitian ini adalah uji
normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas menggunakan uji Anderson-Darling dengan α=
0.050 dan dibantu program Minitab 16. H0 dinyatakan bahwa data
berdistribusi normal. H1 dinyatakan bahwa data tidak berdistribusi
normal. Jika nilai p-value>0.050 maka H0 diterima sehingga dapat
dikatakan bahwa data terdistribusi normal.
33

b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel
penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak (Budiyono,2009).
Perhitungan uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji uji
Levene’s dengan α = 0,050 dan dibantu program Minitab 16. H0
dinyatakan bahwa tiap kelompok memiliki variansi yang sama
(Homogen). H1 dinyatakan bahwa tiap kelompok tidak memiliki variansi
yang sama. Keputusan untuk uji ini adalah jika nilai p-value>0.050 maka
H0 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa data homogen.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis perbedaan dua
perlakuan dengan uji t (t-test). Statistik uji hipotesis yang digunakan adalah uji-
t dua sampel yang independen pada tingkat signifikasi (α): 0.05 yang dibantu
dengan program Minitab 16. Kriteria yang digunakan dalam pengambilan
keputusan hipotesis adalah H0 ditolak jika nilai probabilitas p-value<0.050 dan
thitung>t(α,df). Hal ini berlaku pula sebaliknya yaitu jika nilai probabilitas p-
value>0.050 dan thitung < t(α,df), maka H0 diterima.
Hipotesis nihil (Ho) dalam penelitian ini menyebutkan bahwa tidak ada
perbedaan penggunaan modul hasil penelitian bentos sebagai bioindikator pada
pokok bahasan pencemaran lingkungan terhadap keterampilan proses sains
siswa kelas X SMA Negeri 1 Mojolaban tahun pelajaran 2011/2012, sedangkan
H1 menyebutkan bahwa ada perbedaan antara penggunaan modul hasil
penelitian bentos sebagai bioindikator pada pokok bahasan pencemaran
lingkungan terhadap keterampilan proses sains siswa kelas X SMA Negeri 1
Mojolaban tahun pelajaran 2011/2012.

H. Prosedur Penelitian
Sesuai dengan rancangan penelitian Posttest Only Control Design, dapat
disusun prosedur operasional penelitian, yaitu perencanaan, perlakuan, dan
analisis data. Secara terperinci prosedur penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.2.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data penelitian diperoleh dari keterampilan proses sains siawa.


Penggunaan modul hasil penelitian diterapkan pada kelas X.5 sebagai kelompok
eksperimen sebanyak 30 siswa dan pendekatan konvensional dengan metode
ceramah diterapkan pada kelompok kontrol, yaitu kelas X.6 sebanyak 36 siswa.
Hasil data keterampilan proses sains dari kedua kelompok yang diperlakukan
dengan pembelajaran yang berbeda kemudian dibandingkan sehingga diketahui
ada atau tidaknya pengaruh modul hasil penelitian terhadap kemampuan
keterampilan proses sains siswa.
Data penelitian berupa nilai postes siswa yang diambil setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran. Dua nilai postes dari kelompok konrol dan kelompok
eksperimen dianalisis secara statistik menggunakan uji-t. Uji-t digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara nilai kelompok
kontrol dengan nilai kelompok eksperimen. Uji normalitas berupa uji Anderson-
Darling dan uji homogenitas yang berupa uji levene’s diperlukan sebagai
prasyarat uji-t. Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan hipotesis
adalah tingkat signifikasi (α) : 0.05 atau 5% dengan daerah kritisnya yaitu Ho
ditolak jika signifikasi probabilitas (p-value) < α (0.05). Hal ini berarti jika
signifikasi probabilitas (p-value) < 0.05 maka hipotesis nihil (Ho) ditolak dan
sebaliknya jika signifikasi probabilitas (p-value) > 0.05 maka hipotesis nihil
diterima. Diterima dan ditolaknya hipotesisi menunjukkan ada atau tidaknya
pengaruh penggunaan modul hasil penelitian sebagai bioindikator pada pokok
bahasan pencemaran lingkungan terhadap keterampilan proses sains siswa kelas X
SMA Negeri 1 Mojolaban tahun pelajaran 2011/2012
Pengambilan data keterampilan proses sains menggunakan tes tertulis
berupa tes uraian dan lembar observasi. Data penelitian diperoleh dari dua
kelompok, yaitu kelompok kontrol dan eksperimen. Kelompok eksperimen pada
kelas X.5 dan kelompok kontrol pada kelas X.6 SMA N 1 Mojolaban, tahun

34
35

pelajaran 2011/2012. Hasil penelitian berupa deskripsi data, pengujian hipotesis,


dan pembahasan disampaikan sebagai berikut:
A. Deskripsi Data
Deskripsi Data Keterampilan Proses Sains Biologi
Data hasil penelitian dalam pembelajaran biologi berupa keterampilan
proses sains biologi siswa pada materi pencemaran lingkungan. Keterampilan
proses sains yang lebih menekankan kognitif diukur menggunakan tes essay
seperti mengelompokkan, menggunakan alat dan bahan, berhipotesis,
menyimpulkan, mengajukan pertanyaan dan keterampilan proses sains yang lebih
menekankan psikomotor diukur menggunakan lembar observasi seperti
mengamati, melaksanakan percobaan dan mengkomunikasikan. Hasil
keterampilan proses sains siswa secara keseluruhan yaitu kelas kontrol dan kelas
eksperimen pada materi pencemaran lingkungan berdasarkan perhitungan dapat
dilihat pada lampiran dan disajikan secara ringkas dalam Tabel 4.1 dan Gambar
4.1

Tabel 4.1 Data Keterampilan Proses Sains Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Hasil Kelompok Kelompok
Statistik Kontrol Eksperimen
Mean 77.361 85.000
Standart Deviation 11.861 9.726
Variance 140.694 94.595
Minimun 50.000 60.00
Maximum 100.00 100.00
N 36 38

Tabel 4.1. menunjukan bahwa rata-rata nilai keterampilan proses sains


siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol.
Variansi dan standar deviasi kelompok eksperimen lebih rendah daripada
kelompok kontrol, keadaan ini menunjukan bahwa tingkat keragaman atau
variabilitas nilai pada kelompok eksperimen lebih kecil atau lebih homogen
daripada kelompok kontrol (Sudijono, 2006). Nilai minimum pada kelompok
eksperimen menunjukan hasil yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol.
Nilai maksimum antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama tetapi
36

jumlah siswa yang memperoleh nilai maksimum di kelompok eksperimen lebih


banyak dibandingkan pada kelompok kontrol. Data selengkapnya dapat dilihat
pada Lampiran 3. Berdasar hasil tersebut secara umum dapat dikatakan bahwa
keterampilan proses sains siswa pada kelompok eksperimen secara deskriptif
lebih baik dari pada kelompok kontrol.

Berdasarkan Tabel 4.1. dapat dibuat diagram batang perbandingan


keterampilan proses sains kelompok kontrol dengan konvensional menggunakan
ceramah bervariasi dan kelompok eksperimen dengan menggunakan modul hasil
penelitian seperti pada Gambar 4.1.

HASIL KEMAMPUAN KETERAMPILAN PROSES


SAINS
85,000
85
RATA-RA NILAI KPS

77,361
80

75

70
KELOMPOK KONTROL KELOMPOK
EKSPERIMEN

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Rata-rata Nilai Keterampilan Proses Sains


Kelompok Kontrol dan Eksperimen.

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata nilai KPS siswa secara


keseluruhan yang hasilnya lebih tinggi kelompok eksperimen dari pada kelompok
kontrol. Keadaan tersebut menunjukan bahwa penggunaan modul hasil penelitian
mampu meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Nilai KPS juga dapat
dilihat rata-ratanya setiap aspek. Aspek-aspek KPS dinilai menggunakan tes essay
dan lembar observasi. Berikut disajikan dalam histogram pada gambar 4.2.
37

97 93 95
100 89
Prosentase Nilai Keterampilan Proses Sains 84 82
76 76 78 79
80 71
57
60

40

20

Kelas kontrol

Kelas eksperimen
Aspek Keterampilan Proses Sains

Gambar 4.2 Histogram Rata-rata Nilai KPS Siswa Setiap Aspek

Gambar 4.2 menunjukkan rata-rata nilai setiap aspek keterampilan proses


sains kelas eksperimen bahwa hampir seluruh aspek lebih tinggi dari pada kelas
kontrol. Nilai tertinggi kelas eksperimen didapat pada aspek mengelompokkan
yaitu sebanyak 97 %, sedangkan terendah pada aspek mengamati yaitu sebanyak
76 %. Berdasarkan urutan dari nilai aspek keterampilan proses sains dari yang
terendah ke yang tertinggi adalah mengamati 76%, menyimpulkan 78%,
mengkomunikasikan 82%, menggunakan alat dan bahan 93%, melakukan
percobaan 95%, dan mengelompokkan 97%. Sedangkan pada kelas kontrol secara
berurutan dari terendah ke yang tertinggi adalah menyimpulakn 57%, mengamati
71%, mengkomunikasikan 76%, melakukan percobaan 79%, menggunakan alat
dan bahan 84%, dan mengelompokkan 89%.

B. Uji Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas
Tujuan dilakukan uji normalitas ini untuk melihat apakah data yang
diperoleh terdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini
38

menggunakan uji Anderson-Darling. Normalitas pada data dapat diketahui dari


populasi yang berdistribusi normal (H0=diterima), yaitu jika nilai nyata
probabilitasnya (p-value) lebih besar dari nilai signifikansi (α = 0.05). Hasil uji
normalitas keterampilan proses sains secara lengkap disajikan pada Lampiran 4
dan secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Keterampilan Proses Sains Siswa


P-value Kriteria Keputusan
Keterampilan Kelompok Kelompok Uji H0
Proses Sains Kontrol Eksperimen
0.223 0.122 P-value > Diterima
0.05 (Normal)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil uji normalitas menggunakan


Anderson-Darling diperoleh nilai probabiliti (p-value) lebih dari nilai signifikasi
0.05 (p-value > 0.05) sehingga keputusan uji H0 diterima. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa semua sampel pada penelitian ini terdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui bahwa variansi-variansi


pada populasi sama atau homogen. Perhitungan uji homogenitas pada penelitian
ini menggunakan uji Levene’s. Kriteria pengujiannya adalah varians populasi
baik strategi maupun motivasi yang diteliti dinyatakan homogen jika nilai nyatasi
probabilitasnya (p-value) lebih besar dari nilai nyatasi α = 0.05. Sebaliknya
apabila p-value lebih kecil dari α maka dinyatakan tidak homogen. Hasil uji
homogenitas hasil belajar ranah kognitif, afektif dan psikomotor siswa secara
lengkap disajikan pada Lampiran dan secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Hasil Uji Homogenitas Keterampilan Proses Sains Siswa


Uji Homogenitas P-value Kriteria Keputusan
Penggunaan Modul Uji H0
Keterampilan Proses 0.322 P-value Diterima,
Sains >0.05 (Homogen)
39

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai probabilitas (p-value) untuk semua


variasi berdasarkan media pembelajaran lebih dari nilai signifikasi 0.05 sehingga
keputusan uji H0 diterima. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua sampel
mempunyai variasi metode pembelajaran yang homogen.
Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas yang telah dilakukan
maka diketahui bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan
homogen. Uji dapat dilanjutkan pada uji hipotesis menggunakan uji t.

C. Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis Uji t. Uji t
digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan dari
dua variabel yang dikomparasikan Prasyarat uji t yaitu uji normalitas dan
homogenitas telah terpenuhi. Sampel populasi harus terdistribusi normal dan
memiliki variasi yang sama.Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji t.
Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan hipotesis adalah tingkat
signifikasi (α) : 0.05 atau 5% dengan daerah kritisnya yaitu Ho ditolak jika
signifikasi probabilitas (p-value) < α (0.05). Hal ini berarti jika signifikasi
probabilitas (p-value) < 0.05 maka hipotesis nihil (Ho) ditolak dan sebaliknya jika
signifikasi probabilitas (p-value) > 0.05 maka hipotesis nihil diterima.
Hipotesis nihil (H0) dalam penelitian ini dirumuskan bahwa tidak ada
perbedaan antara penggunaan media modul hasil penelitian dengan penerapan
metode ceramah bervariasi terhadap kemampuan keterampilan proses sains siswa
kelas X SMA Negeri 1 Mojolaban tahun pelajaran 2011/ 2012, sedangkan H1
dirumuskan bahwa ada perbedaan penggunaan media modul hasil penelitian
dengan penerapan metode ceramah bervariasi terhadap kemampuan keterampilan
proses sains siswa kelas X SMA Negeri 1 Mojolaban tahun pelajaran 2011/ 2012.
Hasil analisis pengaruh penggunaan media modul hasil penelitian terhadap
keterampilan proses sains biologi menggunakan uji t dapat dilihat dalam
Lampiran sedangkan secara ringkas disajikan pada Tabel 4.4 dan selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 4.
40

Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Uji t Keterampilan Proses Sains


P-value Kriteria Keputusan
Keterampilan Ho ditolak,
Proses Saains 0.004 H1 diterima
p-value < 0.05

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa HO ditolak, maka H1 diterima, berdasarkan


hasil tersebut maka dapat diambil keputusan bahwa H0 yang menyatakan bahwa
tidak ada perbedaan antara penggunaan modul hasil penelitian bentos sebagai
bioindikator pada pokok bahasan pencemaran lingkungan dengan penerapan
metode ceramah, diskusi dan presentasi terhadap kemampuan keterampilan proses
sains siswa ditolak dan menerima H1 yang menyatakan bahwa ada perbedaan yang
nyata antara penggunaan modul hasil penelitian bentos sebagai bioindikator pada
pokok bahasan pencemaran lingkungan dengan penerapan metode ceramah,
diskusi dan presentasi terhadap kemampuan keterampilan proses sains siswa. Hal
ini menunjukkan bahwa penerapan penggunaan modul hasil penelitian bentos
sebagai bioindikator pada pokok bahasan pencemaran lingkungan berpengaruh
terhadap kemampuan keterampilan proses sains siswa.

D. Pembahasan dan Hasil Analisis Data

Keterampilan proses merupakan pendekatan belajar-mengajar yang


mengarah kepada pengembangan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang
mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri invidu
siswa. Beberapa alasan yang mendasari perlunya dilatihkan keterampilan proses
sains pada siswa dalam kegiatan belajar mengajar diungkapkan oleh Dimyati dan
Mudjiono (2006) bahwa terdapat berbagai keterampilan dalam keterampilan
proses, keterampilan-keterampilan tersebut terdiri dari keterampilan-keterampilan
dasar (basic skills) dan keterampilan-keterampilan terintegrasi (integrated skills).
Keterampilan-keterampilan dasar terdiri dari enam keterampilan, yaitu :
mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan
mengkomunikasikan. Keterampilan-keterampilan terintegrasi terdiri dari :
41

mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk


grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, menyimpulkan dan mengolah
data, menganalisa penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara
operasional, merancang penelitian dan melaksanakan eksperimen.
Penelitian ini menilai enam keterampilan proses sains, diantaranya
mengamati, melakukan percobaan, mengkomunikasikan, mengelompokkan,
menggunakan alat dan bahan, dan menyimpulkan. Mengamati pada pembelajaran
kali ini berupa pengamatan gambar dan mengamati reaksi dari percobaan yang
dilakukan. Melakukan percobaan berupa praktikum pencemaran lingkungan yang
dilakukan oleh siswa didalam laboratorium. Mengkomunikasikan berupa
presentasi hasil diskusi kelompok didepan kelas. Mengelompokkan berupa
pengelompokan gambar pencemaran lingkungan. Menggunakan alat dan bahan
terlihat saat para siswa melaksanakan praktikum dengan menggunakan alat dan
bahan yang diperlukan. Menyimpulkan berupa penyimpulan materi selama
kegiatan pembelajan berlangsung. Penilaian keterampilan proses sains tersebut
dilakukan oleh guru dan juga observer. Penilaian berupa lembar observasi yang
dilakukan oleh observer dan soal uraian yang dikerjakan siswa yang akan dinilai
oleh guru.
Penerapan media modul terbukti menimbulkan interaksi yang efektif
antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. Interaksi tersebut muncul
karena siswa dan guru dapat terlibat secara langsung dalam pembelajaran melalui
kegiatan diskusi kelompok dan melakukan pembelajaran (praktikum) di kelas
maupun laboratorium, sehingga siswa mampu mengkonstruksi penegetahuannya
sendiri keuntungan untuk siswa dalam penggunaan modul sebagai media
pembelajaran, sesuai dengan pendapat Nasution (2005) menyatakan bahwa modul
yang disusun dengan baik dapat memberikan banyak keuntungan bagi siswa,
antara lain : balikan atau feedback, penguasaan tuntas atau mastery, tujuan,
motivasi, fleksibilitas, kerja sama, pengajaran remedial. Modul juga mempunyai
sejumlah keuntungan bagi tenaga pengajar, antara lain : rasa kepuasan, bantuan
individual, pengayaan, kebebasan rutin, mencegah kemubasiran, meningkatkan
profesi tenaga pengajar, dan evaluasi formatif. Eko dan Budi (2006) dalam
42

jurnalnya yang berjudul penyusunan dan penggunaan modul pembelajaran


berdasar kurikulum berbasis kompetensi sub pokok bahasan analisa kuantitatif
untuk soal-soal dinamika sederhana pada kelas X semester I SMA. Berpendapat
bahwa dari penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan tentang penyusunan
dan penggunaan modul pembelajaran berdasar Kurikulum Berbasis Kompetensi
Sub Pokok Bahasan Analisa Kuantitatif untuk Soal-soal Dinamika Sederhana
pada siswa Kelas X-7, didapatkan kesimpulan bahwa modul pembelajaran yang
disusun dapat meningkatkan kompetensi mengaplikasikan hukum-hukum Newton
dalam persoalan dinamika sederhana dan dapat meningkatkan kemandirian siswa
dalam belajar. Cara yang makin baik dalam menggunakan modul adalah siswa
aktif mempelajarinya bersama dengan rekan kerja sementara guru melakukan
pengecekan secara intensif dan memberikan bantuan kepada siswa yang
mengalami kesulitan dalam mempelajari modul secara individual.
Proses belajar mengajar pada kelas X.5 sebagai kelas eksperimen
menunjukkan bahwa siswa cukup antusias selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Hal ini terlihat saat guru melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan modul mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep yang
diberikan guru dengan memperhatikan dan bertanya kepada guru pada mata
pelajaran pencemaran lingkungan. Selama kegiatan praktikum siswa terlihat
semangat untuk melaksanakan percobaan pencemaran lingkungan ini. Siswa
melaksanakan praktikum sesuai denganm langkah-langkah yang dijelaskan oleh
guru. Terlihatnya kekompakan dan kerja sama di dalam kelompok berupa
pembagian kerja yang membuat semua siswa aktif (Gambar pembelajaran
didalam kelas dapat dilihat pada Lampiran 6). Selain itu siswa terlihat teliti saat
menganalisis hasil percobaan dan siswa berani mengkomunikasikan hasil
percobaan didepan kelas.
Kelas X.6 sebagai kelas kontrol selama proses pembelajaran berlangsung
dengan tidak menggunakan media modul terlihat berbeda dengan pembelajaran di
kelas eksperimen. Siswa-siswa di kelas ini terlihat kurang bersemangat dan
kurang antusias mengikuti kegiatan pembelajaran didalam kelas, hal ini
dikarenakan siswa hanya mendengarkan materi pembelajaran berasal dari
43

ceramah yang dilakukan oleh guru. Akibatnya siswa cenderung menjadi bosan
mengikuti pembelajaran. Pembelajaran dikelas ini siswa tidak semua melakukan
percobaan pencemaran. Percobaan diganti dengan simulasi yang dilakukan oleh
perwakilan siswa, sehingga siswa kurang memahami materi pembelajaran
pencemaran lingkungan. Siswa yang lain ada yang tidak memperhatikan teman
yang melakukan simulasi.
Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji t diketahui bahwa penerapan
media modul yang dilaksanakan di kelas X.5 berpengaruh terhadap Keterampilan
Proses Sains siswa. Ada pengaruh karena ada perbedaan yang signifikan rata-rata
Keterampilan Proses Sains berdasarkan media modul pembelajaran. Kelas X.6
sebagai kelompok kontrol dengan pendekatan konvesional dengan metode
ceramah dan kelas eksperimen yang menggunakan media modul terhadap
Keterampilan Proses Sains siswa.
Pengaruh penggunaan media modul didukung dengan penelitian yang di
lakukan oleh Stephen Beck & Elena María Rodríguez-Falcón (2009) dalam
jurnalnya yang berjudul Student learning on non-traditional modules on
traditional courses. Penelitiannya menyatakan bahwa media modul dapat
digunakan sebgai umpan balik siswa. Siswa memerlukan keterampilan dalam
komunikasi, negosiasi, sosial dan lingkungan, kesadaran dan refleksi disamping
teknik ilmu pelatihan mereka. Siswa yang telah melakukan latihan-latihan ini
cenderung untuk mengingatkan mereka dan mereka dan mengambil basis
keterampilan yang berbeda dan yang mereka harapkan. Penggunaan media modul
juga diteliti oleh Afza Shafie1 and Wan Fatimah Wan Ahmad2 dalam jurnal
Design of the Learning Module for Math Quest: A Role Playing Game for
Learning Numbers. Penelitiannya mnemukakan bahwa desain modul
pembelajaran untuk Quest Matematika merupakan sebuah role-playing game
untuk belajar angka. Evaluasi heuristik dilakukan untuk 20 siswa untuk
mendapatkan umpan balik pada modul. Fitur khusus disorot oleh responden,
pelajaran mudah untuk belajar karena langkah demi langkah kerja.
Menurut pendapat dari Mulyasa (2006) bahwa tujuan penggunaan modul
adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran di sekolah
44

meliputi, waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara
optimal. Pembelajaran dengan sistem modul memiliki karakteristik sebagai
berikut: pertama setiap modul harus memberikan informasi dan memberikan
pelaksanaan yang jelas tentangapa yang harus dilakukan oleh seorang peserta
didik, bagaimana melakukannya dan sumber belajar apa yang harus digunakan.
Kedua modul merupakan pembelajaran individual, sehingga mengupayakan untuk
melibatkan sebanyak mungkin karakteristik peserta didik. Ketiga pengalaman
belajar dalam modul disediakan untuk membantu peserta didik mencapaii tujuan
pembelajaran seefektif dan seefisien mungkin, serta memungkinkan peserta didik
untuk melakukan pembelajaran secara aktif, tidak sekedar membaca dan
mendengar. Modul memberikan kesempatan untuk bermain peran (role playing),
simulasi dan berdiskusi. Keempat materi pembelajaran disajiakan secara logis dan
sistematis, sehingga peserta didik dapat mengetahui kapan dia memulai dan kapan
dia mengakhiri suatu modul dan tidak meninbulkan pertanyaan mengenai apa
yang harus dilakuakan. Kelima setiap modul memiliki mekanisme untuk
mengukur pencapaian tujuan belajar peserta didik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan modul hasil penelitian
bentos sebagai bioindikator pada pokok bahasan pencemaran lingkungan terhadap
keterampilan proses sains siswa antara lain yaitu guru benar-benar mengetahui
materi yang ada didalam modul hasil penelitian tersebut. Guru harus bisa
mengelola waktu belajar siswa agar materi-materi pada modul dapat semua
tersampaikan. Guru harus dapat membimbing siswa saat melaksanakan
pembelajaran menggunakan modul sehingga mampu mengoptimalkan
kemampuan keterampilan proses sains siswa.
46

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan


modul hasil penelitian “bentos sebagai bioindikator pada pokok bahasan
pencemaran lingkungan” berpengaruh nyata terhadap kemampuan keterampilan
proses sains biologi siswa kelas X SMA Negeri 1 Mojolaban.

B. IMPLIKASI

1. Implikasi Teoretis
Hasil penelitian secara teoretis dapat digunakan sebagai bahan kajian dan
referensi pada penelitian sejenis mengenai penggunaan modul dan kemampuan
keterampilan proses sains.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi guru
dalam memberikan pembelajaran biologi pada kelas X yaitu menggunakan modul
pembelajaran yang membantu siswa menemukan konsep-konsep baru dan
menumbuhkan peran aktif siswa sehingga dapat mengoptimalkan keterampilan
proses sains.

C. SARAN
1. Guru
a. Modul hasil penelitian “bentos sebagai bioindikator pada pokok bahasan
pencemaran lingkungan” sebagai salah satu alternatif dalam mengoptimalkan
keterampilan proses sains.
b. Guru dalam menjelaskan materi pencemaran lingkungan juga memberikan
contoh nyata, sehingga siswa dapat mengimplikasikan pelajaran yang
diperoleh kedalam lingkungan hidup.
c. Guru haruslah teliti dalam melakukan penelitian sehingga hasilnya dapat
dibuat modul yang berfungsi sebagai sumber pengetahuan.

45
46

d. Guru lebih mengerti dan memahami karakter dari setiap siswa agar
pembelajaran lebih dapat dimengerti siswa sehingga dapat meningkatkan dan
mengoptimalkan kemampuan keterampilan proses sains siswa.
2. Peneliti
Penelitian ini sangat terbatas pada kemampuan peneliti, maka perlu
diadakan penelitian yang lebih lanjut mengenai penggunaan modul hasil
penelitian dalam ruang lingkup yang lebih luas serta faktor-faktor lain yang turut
berpengaruh terhadap pembelajaran.

45

Anda mungkin juga menyukai