Anda di halaman 1dari 20

Sistem otot adalah sistem organ pada hewan dan manusia yang mengizinkan makhluk tersebut

bergerak. Sistem otot pada vertebrata dikontrol oleh sistem saraf, walaupun beberapa otot
(seperti otot jantung) dapat bergerak secara otonom. Manusia sendiri memiliki sekitar 650 jenis
otot rangka.

Sistem otot manusia

Daftar isi
 1 Jenis-jenis Otot
o 1.1 Otot Kerangka/Otot Lurik
o 1.2 Otot Polos
o 1.3 Otot Jantung
 2 Referensi

Jenis-jenis Otot
Otot ada tiga macam, yaitu otot lurik/otot kerangka, otot polos, dan otot jantung.

Otot Kerangka/Otot Lurik

Otot kerangka adalah otot yang melekat pada kerangka. Bagian tubuh kita yang berdaging
merupakan otot kerangka. Otot ini disebut juga otot lurik, karena jika dilihat dari samping,
serabut otot ini memperlihatkan suatu pola serat melintang atau bergaris. Irisan melintang otot ini
memperlihatkan beribu-ribu serabut otot. Serabut-serabut itu tersusun dalam berkas-berkas yang
sejajar, dan terikat sesamanya oleh jaringan penyambung yang dilalui oleh pembuluh darah dan
saraf. Ukuran diameter otot ini 50 mikron dengan panjang 2,5 cm.[1] Kontraksi otot rangka cepat,
kuat, dan disadari. Setiap serabut otot dibungkus oleh endomisium, kumpulan berkas-berkas
serabut dibungkus oleh fasia propia/perimisium, sedangkan otot (daging) dibungkus oleh selaput
fasia super fisalis/epimisium. Endomisium, perimisium, dan epimisium bergabung membentuk
urat (tendon) yang melekatkan otot pada tulang

Otot Polos

Sel otot polos memiliki bentuk memanjang dengan kedua ujungnya yang runcing dan nukleus
terletak di tengah sel otot. Serat miofibril pada otot polos bersifat homogen dan lebih kecil dari
serabut otot lurik. Otot polos terdapat pada dinding pembuluh darah, dinding saluran pencernaan,
paru-paru, dan ovarium. Otot ini bersifat lambat bereaksi dalam menerima rangsang, tetapi tahan
terhadap kelelahan, dan bekerja di bawah pengaruh saraf tak sadar.[2]

Otot Jantung

Otot jantung dijumpai hanya pada dinding jantung. Struktur otot jantung menyerupai otot lurik,
tetapi nukleus terletak di tengah sel dan memiliki percabangan. Setiap percabangan pada otot
jantung terdapat jaringan pengikat yang disebut discus interkalaris. Otot jantung bekerja di
bawah pengaruh saraf tidak sadar, cepat bereaksi terhadap rangsangan, dan tahan terhadap
kelelahan.

SISTEM OTOT MANUSIA 11

 
Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi seperti untuk alat gerak, menyimpan
glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot jantung dan otot rangka. Otot
merupakan alat gerak aktif yang mampu menggerakkan tulang, kulit dan rambut setelah
mendapat rangsangan. Otot memiliki tiga kemampuan khusus yaitu :

1. kontraktibilitas : kemampuan untuk berkontraksi / memendek


2. Ekstensibilitas : kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari gerakan yang
ditimbulkan saat kontraksi
3. Elastisitas : kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula setelah berkontraksi.
Saat kembali pada ukuran semula otot disebut dalam keadaan relaksasi.

Jenis otot
1. otot lurik

 Nama lain: otot rangka, otot serat lintang (musculus striated) atau otot involunter
 Struktur : serabut panjang, berwarna/lurik dengan garis terang dan gelap, memiliki inti
dalam jumlah banyak dan terletak dipinggir
 Kontraksi: menurut kehendak kita (dibawah kendali sistem syaraf pusat), gerakan cepat,
kuat, mudah lelah dan tidak beraturan
 Struktur anatomi dari otot rangka

2. Otot Polos

 Nama lain : otot alat-alat dalam / visceral / musculus nonstriated / otot involunter
 Struktur : bentuk serabut panjang seperti kumparan, dengan ujung runcing, dengan inti
berjumlah satu terletak dibagiann tengah.
 Kontraksi : tidak menurut kehendak atau diluar kendali sistem saraf pusat, gerakan
lambat, ritmis dan tidak mudah lelah.

3. otot jantung

 Nama lain: Myocardium atau musculus cardiata atau otot involunter


 struktur : Bentuk serabutnya memanjang, silindris, bercabang. Tampak adanya garis
terang dan gelap. memiliki satu inti yang terletak di tengah
 Kontraksi: tidak menurut kehendak, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah

Fungsi Sistem Otot Manusia


Posted on Agustus 30, 2014 by kliksma
Hampir segala sesuatu yang dikandung oleh otak kita menemukan ekspresi dalam sistem otot.
Anda dapat mengekspresikan ide dengan bantuan otot-otot laring, lidah dan mulut (tindakan
berbicara), otot-otot jari (tindakan menulis) atau dengan otot rangka (tindakan menari, berlari,
dll).

Otot tubuh membantu seorang individu untuk berdiri tegak, berjalan, bergerak, membungkuk dan
mengambil benda. Mereka membantu dalam pernapasan, sirkulasi darah dan fungsi organ
internal lainnya. Sistem otot terdiri dari berbagai organ dan jaringan otot. Masing-masing organ-
organ ini dan jaringan otot memiliki tugas khusus dalam fungsi tubuh.

Komposisi Sistem Otot


Sistem otot terdiri dari berbagai organ, termasuk otot jantung, otot rangka dan otot polos. Satu
organ otot lengkap terdiri dari serat otot, jaringan saraf, jaringan ikat dan pembuluh darah. 40
persen dari total tubuh manusia terdiri dari jaringan otot, yang dibentuk dari sekitar 600 organ
otot. Jaringan otot dapat dibagi menjadi empat kelompok utama menurut lokasi mereka yang
hadir dalam tubuh: organ otot tungkai bawah, organ otot batang, organ otot tungkai atas dan
organ otot daerah kepala dan leher.

Fungsi Sistem Otot


Tubuh manusia tidak dapat berfungsi tanpa sistem otot. Hampir setiap impuls saraf dikirimkan
oleh otak kita dinyatakan sebagai gerakan otot. Fungsi penting dari sistem otot dalam tubuh
manusia dijelaskan sebagai berikut:

1. Pergerakan
Advertisement

Otot rangka masing-masing membantu dalam gerakan sadar di setiap bagian tubuh manusia.
Kontraksi aktif otot-otot ini terjadi dengan mengeluarkan energi, yang menciptakan kekuatan
yang menggerakkan bagian tubuh. Untuk mengatakan itu berbeda, otot dapat dianggap sebagai
motorik tubuh, yang mengubah energi kimia dalam makanan ini menjadi kerja mekanik.

2. Postur dan stabilitas


Kerangka manusia terdiri dari tulang dan sendi yang terbentuk di antara mereka. Otot rangka
memainkan peran utama dalam menstabilkan kerangka manusia. Mereka juga membantu dalam
mempertahankan postur tubuh yang tepat dari tubuh manusia. Jaringan otot mendukung sendi
yang terbentuk antara berbagai tulang, memberi mereka stabilitas.

3. Produksi Panas
Seperti telah disebutkan, kontraksi aktif otot membutuhkan energi. Oleh karena itu, otot
menggunakan sejumlah besar energi total tubuh. Karena tingkat metabolisme tubuh meningkat,
menghasilkan sejumlah besar panas dalam tubuh. Fitur otot ini memegang kepentingan khusus
bagi individu yang tinggal di daerah beriklim dingin.

4. Sirkulasi
Otot jantung bertanggung jawab untuk memaksa darah keluar dari jantung dan memompa ke seluruh
tubuh manusia. Darah yang terus bergerak dengan gerakan memompa jantung secara reguler, sehingga
memasok nutrisi ke setiap jaringan tubuh manusia dan juga menghapus produk limbah.

5. Mendorong Pencernaan
Organ sistem pencernaan manusia seperti kerongkongan, lambung dan usus dilapisi oleh otot polos.
Otot-otot ini berkontraksi dan membantu sistem pencernaan untuk mencerna makanan.Jenis Otot
Seperti telah disebutkan, ada berbagai jenis otot yang ada dalam tubuh, masing-masing dengan fungsi
dan struktur tertentu. Berbagai jenis otot dijelaskan sebagai berikut:

Mengenal Jenis Sistem Otot Manusia


Oleh : Yanti Kristy diperbaharui: 9 September, 2015
Sistem otot manusia terdiri lebih dari 600 otot, yang bertindak secara berkelompok. Otot, pada
gilirannya, terdiri dari serat dan sel. Otot adalah apa yang memungkinkan Anda untuk
melakukan hampir segala sesuatu – dari berjalan ke mengangkat benda berat untuk membantu
memompa darah ke seluruh tubuh. Otot dibedakan sebagai baik tak sadar atau sadar. Otot tak
sadar berfungsi dalam tubuh secara otomatis, tanpa Anda mampu mengendalikan mereka. Otot
Voluntary adalah mereka yang berada di bawah kendali Anda.

Jenis Sistem Otot Manusia

Semua otot terdiri bahan dari jenis yang sama – semacam sebuah
jaringan elastis, mirip dengan apa yang terbuat dari karet gelang. Setiap
otot terdiri dari ribuan serat kecil. Ada tiga jenis otot dalam sistem otot
manusia: otot rangka, otot jantung, dan otot polos. Plus, otot-otot wajah
dan lidah adalah dari jenis yang unik.

Advertisement

Otot Skeletal/rangka: Ini adalah jenis otot sadar. Ini berarti bahwa
mereka dapat dikendalikan oleh Anda. Misalnya, Anda tidak dapat
mengambil kegiatan secangkir kopi dengan tangan Anda kecuali jika
Anda ingin tangan Anda untuk melakukannya. Mereka disebut kadang-
kadang otot lurik, karena bahan berserat gelap dan terang membuat
mereka tampak bergaris. Ini juga dikenal sebagai sistem
muskuloskeletal, atau kombinasi dari otot-otot dan tulang-tulang yang
membentuk kerangka.

Umumnya, otot rangka yang melekat pada ujung tulang, peregangan


seluruh sendi dan kemudian melekat sekali lagi untuk tulang lain.
Tendon, yang merupakan tali atau pita jaringan elastis, adalah apa yang
menempelkan otot ke tulang. Otot rangka adalah dari berbagai bentuk
dan ukuran, yang memungkinkan mereka untuk melakukan berbagai
tugas. Gluteus maximus, atau otot yang terjadi di bagian bokong, adalah
otot rangka terbesar. Beberapa otot rangka utama lainnya adalah otot
deltoid di bahu, otot bisep dan trisep di lengan, pectoralis di dada,
abdominus rektus di perut, paha depan dan otot hamstring di kaki.

Otot Jantung: Jantung terdiri dari otot jantung, yang juga disebut sebagai
miokardium. Otot-otot ini tebal dan kontraksi dalam rangka untuk
memompa keluar darah dan kemudian rileks untuk memungkinkan lebih
banyak darah masuk. otot jantung adalah otot tak sadar, atau jenis yang
bekerja tanpa kemauan Anda. Tipe khusus dari sel-sel di otot jantung,
yang disebut alat pacu jantung, membantu dalam mengendalikan detak
jantung.

Otot Polos: Ini adalah otot tak sadar dari sistem otot manusia, dan
mereka umumnya terjadi pada lapisan atau lembaran, dengan satu
lapisan otot di belakang lain. Otot-otot ini tidak berada di bawah kendali
Anda. Otak dan tubuh mengontrol otot-otot dalam melakukan fungsinya
tanpa kemauan sadar dari pihak Anda.

Otot polos dan otot lurik dapat dengan mudah dibedakan dari satu sama
lain dalam berbagai cara, termasuk penampilan. Misalnya, otot polos
adalah uni-nukleus dan berisi sarkomer (unit fungsional otot) yang diatur
pada sudut miring satu sama lain; di bawah mikroskop cahaya otot polos
tampaknya relatif tanpa sifat sebagai akibat dari orientasi sarkomer nya.
Di sisi lain, otot lurik mengandung array protein yang disebut miofibril
yang sejajar satu sama atau garis. Otot jantung dapat dengan mudah
diidentifikasi berbeda dari otot rangka oleh penampilan dan perbedaan
fungsi, seperti kemampuan intrinsik untuk berkontraksi.
Beberapa contoh otot polos adalah perut dan sistem pencernaan, yang
mengkerut dan mengendur untuk polos makanan melalui saluran
pencernaan tubuh. Kandung kemih adalah contoh lain dari otot polos,
dan begitu juga rahim pada wanita. Otot polos juga terjadi di mata, yang
membantu untuk menjaga mata terfokus. Menurut para ilmuwan, mata
bisa bergerak lebih dari 100.000 kali dalam sehari, membuat mereka otot
yang tersibuk.

Otot wajah Ada lebih dari 30 otot di wajah. Tidak semua otot-otot wajah
yang melekat pada tulang, seperti yang terjadi di bagian lain dari tubuh.
Banyak otot-otot wajah yang melekat pada bagian bawah kulit wajah.
Kontraksi otot-otot ini adalah apa yang memberikan wajah berbagai
ekspresi, seperti mengerutkan kening, tawa, terkejut, sedih dan
sebagainya.

Otot Lidah: Dan otot lain yang unik adalah lidah, yang bebas di salah
satu ujung dan hanya menempel di ujung lainnya. Lidah benar-benar
terdiri dari sekelompok otot, yang bekerja bersama-sama,
memungkinkan Anda untuk mengunyah dan menelan makanan, dan
berbicara.

Terlepas dari jenis, semua otot berbagi sifat dasar berikut (Gowitzke dan
Milner 1988):

 Konduktivitas: otot memiliki kemampuan untuk melakukan


potensial aksi.
 Iritabilitas: Ketika dirangsang, otot akan bereaksi.
 Kontraktilitas: otot dapat memendek atau menghasilkan
ketegangan antara ujung-ujungnya.
 Relaksasi: Sebuah otot dapat kembali ke sifat istirahat setelah
kontraksi.
 distensibility: otot dapat ditarik oleh kekuatan luar otot itu
sendiri. Otot tidak terluka asalkan tidak membentang melewati
batas fisiologisnya.
 Elastisitas: Otot akan menolak perpanjangan berlebihan dan akan
kembali ke posisi semula setelah perpanjangan pasif atau aktif.
Elastisitas adalah kebalikan dari distensibility.
Tetanus yang juga dikenal dengan lockjaw [1], merupakan penyakit yang disebakan
oleh tetanospasmin, yaitu sejenis neurotoksin yang diproduksi oleh Clostridium
tetani yang menginfeksi sistem urat saraf dan otot sehingga saraf dan otot
menjadi kaku (rigid).[1] Kitasato merupakan orang pertama yang berhasil
mengisolasi organisme dari korban manusia yang terkena tetanus dan juga
melaporkan bahwa toksinnya dapat dinetralisasi dengan antibodi yang spesifik.[1]
Kata tetanus diambil dari bahasa Yunani yaitu tetanos dari teinein yang berarti
menegang.[2] Penyakit ini adalah penyakit infeksi di saat spasme otot tonik dan
hiperrefleksia menyebabkan trismus (lockjaw), spasme otot umum,
melengkungnya punggung (opistotonus), spasme glotal, kejang, dan paralisis
pernapasan

Tetanus yang juga dikenal dengan lockjaw [1], merupakan penyakit yang
disebakan oleh tetanospasmin, yaitu sejenis neurotoksin yang diproduksi oleh
Clostridium tetani yang menginfeksi sistem urat saraf dan otot sehingga saraf dan
otot menjadi kaku (rigid).[1] Kitasato merupakan orang pertama yang berhasil
mengisolasi organisme dari korban manusia yang terkena tetanus dan juga
melaporkan bahwa toksinnya dapat dinetralisasi dengan antibodi yang spesifik.[1]
Kata tetanus diambil dari bahasa Yunani yaitu tetanos dari teinein yang berarti
menegang.[2] Penyakit ini adalah penyakit infeksi di saat spasme otot tonik dan
hiperrefleksia menyebabkan trismus (lockjaw), spasme otot umum,
melengkungnya punggung (opistotonus), spasme glotal, kejang, dan paralisis
pernapasan

Karakteristik Clostridium tetani

Clostridium tetani

C. tetani termasuk dalam bakteri Gram positif, anaerob obligat, dapat membentuk
spora, dan berbentuk drumstick.[4] Spora yang dibentuk oleh C. tetani ini sangat
resisten terhadap panas dan antiseptik.[3] Ia dapat tahan walaupun telah diautoklaf
(1210C, 10-15 menit) dan juga resisten terhadap fenol dan agen kimia lainnya.[3]
Bakteri Clostridium tetani ini banyak ditemukan di tanah, kotoran manusia dan
hewan peliharaan dan di daerah pertanian.[1][5] Umumnya, spora bakteri ini
terdistribusi pada tanah dan saluran penceranaan serta feses dari kuda, domba,
anjing, kucing, tikus, babi, dan ayam.[3] Ketika bakteri tersebut berada di dalam
tubuh, ia akan menghasilkan neurotoksin (sejenis protein yang bertindak sebagai
racun yang menyerang bagian sistem saraf).[1] C. tetani menghasilkan dua buah
eksotoksin, yaitu tetanolysin dan tetanospasmin.[6] Fungsi dari tetanoysin tidak
diketahui dengan pasti, namun juga dapat memengaruhi tetanus.[1] Tetanospasmin
merupakan toksin yang cukup kuat.

Hipertrofi otot adalah peningkatan ukuran sel-sel otot. Ini berbeda dengan
hiperplasia otot, yang adalah pembentukan sel-sel otot baru. Rangsangan Hipertrofi

Beberapa rangsangan tertentu bisa meningkatkan volume sel-sel otot. Perubahan


ini terjadi sebagai respon adapatif yang berfungsi meningkatkan kemampuan untuk
membangkitkan tenaga atau menahan kelelahan dalam kondisi anaerobik.

Faktor yang mempengaruhi hipertrofi

Beberapa faktor biologis seperti umur dan nutrisi mempengaruhi hipertrofi otot.
Saat lelaki dalam pubertas, hipertrofi terjadi pada kecepatan yang meningkat.
Hipertrofi alami normalnya berhenti pada pertumbuhan maksimal pada remaja
akhir. Hipertrofi otot bisa ditingkatkan melalui latihan kekuatan dan latihan
anaerobik yang berintensitas tinggi serta berdurasi pendek lainnya. Latihan
anaerobik yang berdurasi panjang, berintensitas rendah secara umum tidak
menghasilkan hipertrofi jaringan yang efektif; malah, atlet daya tahan
meningkatkan penyimpanan lemak dan karbohidrat dalam otot, seperti
neovaskularisasi. Pada dasarnya suplai asam amino yang cukup sangat diperlukan
untuk menghasilkan hipertrofi otot.

Kontroversi hipertrofi miofibrillar vs. sarkoplasma

Dalam komunitas binaraga dan kebugaran dan bahkan dalam buku-buku akademik
hipertrofi otot kerangka dideskripsikan dalam satu dari dua jenis: sarkoplasma atau
miofibrillar. Mengacu pada teori ini, pada hipertrofi sarkoplasma, volume cairan
sarkoplasma dalam sel otot meningkat tanpa diiringi peningkatan pada kekuatan
otot, dimana pada hipertrofi miofibrillar, protein kontraktil aktin dan miosin
meningkat dalam jumlah dan menambah kekuatan otot dan juga peningkatan kecil
pada ukuran otot.

Hipertrofi sarkoplasma adalah karakteristik dari otot-otot binaragawan khusus


sementara hipertrofi miofibrillar adalah karakteristik dari altet angkat besi Olimpic.
Dua bentuk adaptasi ini jarang terjadi dengan bergantung sepenuhnya satu sama
lain. Seseorang bisa mengalami peningkatan besar-besaran pada cairan diiringi
peningkatan sedikit pada protein, peningkatan besar-besaran pada protein diiringi
peningkatan kecil pada cairan, atau kombinasi keduanya yang relatif seimbang.
Berbeda dengan teori ini perlu dicatat bahwa ketika dilihat dalam mikroskop, otot-
otot diisi sepenuhnya dengan miofibrils, tidak peduli apakah otot dari binaraga atau
pengangkat besi yang digunakan. Juga, sebenarnya sangat sedikit bukti aktual yang
mendukung bahwa bagian non-miofibrillar dari sarkoplasma pernah berkembang.
Lawan dari teori ini menasehatkan bahwa penyebab dari dugaan popular ini adalah
dua: Pertama, ini diperoleh dari pemecahan pada penggunaan otot ketika mengukur
sintesis protein. Ini adalah teknik dimana protein otot dipisahkan secara biokimia
ke dalam pecahan miofibrillar, sarkoplasmic, membrane dan mitokondria untuk
sintesis protein.

Validitas dari pemisahan ini dengan kurang baik divalidasi dan juga, hasil dari
pemecahan ini dan pengukuran sintesis protein isotop stabil sesudahnya yang biasa
tidak menunjukan apa-apa tentang kelebihan relatif dari pemecahan protein-protein
ini (seperti perubahan pada sintesis protein yang secara definisi relatif (cth.
perubahan 50% pada sebuah zat yang terdapat 1% otot masih tidak berarti dalam
konteks fisiologi)). Ke-dua, pendukung sarkoplasmic/miofibrillar menggunakan
teorinya untuk menjelaskan mengapa bianraga memiliki kekuatan yang relatif tak
sebanyak strongman. Tapi teori ini tidak perlu menjelaskan perbedaan ini.
Perubahan fisiologi yang berhubungan dengan latihan dengan volume yang sangat
tinggi dan kadar kelelahan otot menghasilkan adaptasi neuromuskular yang
berbeda dari yang dialami pada latihan kekuatan dengan beban mekanik yang
sangat tinggi dan sedikit kelelahan otot.

Dalam olahraga

Contoh dari hipertrofi otot dapat dilihat pada macam-macam olahraga profesional,
sebagian besar olahraga yang berhubungan dengan kekuatan seperti tinju, binaraga,
rugby, pegulat profesional dan macam-macam bentuk senam. Atlet-atlet ini
berlatih secara ekstensif pada kekuatan dan juga latihan daya tahan otot dan
kardiovaskular.

Patogenesis dan patofisiologi


Tetanus disebabkan neurotoksin (tetanospasmin) dari bakteri Gram positif anaerob,
Clostridium tetani, dengan mula-mula 1 hingga 2 minggu setelah inokulasi bentuk
spora ke dalam darah tubuh yang mengalami cedera (periode inkubasi).[4][7]
Penyakit ini merupakan 1 dari 4 penyakit penting yang manifestasi klinis utamanya
adalah hasil dari pengaruh kekuatan eksotoksin (tetanus, gas ganggren, dipteri,
botulisme).[2] Tempat masuknya kuman penyakit ini bisa berupa luka yang dalam
yang berhubungan dengan kerusakan jaringan lokal, tertanamnya benda asing atau
sepsis dengan kontaminasi tanah, lecet yang dangkal dan kecil atau luka geser yang
terkontaminasi tanah, trauma pada jari tangan atau jari kaki yang berhubungan
dengan patah tulang jari dan luka pada pembedahan.[5]

Pada keadaan anaerobik, spora bakteri ini akan bergerminasi menjadi sel vegetatif.
[3]
Selanjutnya, toksin akan diproduksi dan menyebar ke seluruh bagian tubuh
melalui peredaran darah dan sistem limpa.[3] Toksin tersebut akan beraktivitas pada
tempat-tempat tertentu seperti pusat sistem saraf termasuk otak.[3] Gejala kronis
yang ditimbulkan dari toksin tersebut adalah dengan memblok pelepasan dari
neurotransmiter sehingga terjadi kontraksi otot yang tidak terkontrol.[3] Akibat dari
tetanus adalah rigid paralysis (kehilangan kemampuan untuk bergerak) pada
voluntary muscles (otot yang geraknya dapat dikontrol), sering disebut lockjaw
karena biasanya pertama kali muncul pada otot rahang dan wajah.[8] Kematian
biasanya disebabkan oleh kegagalan pernapasan dan rasio kematian sangatlah
tinggi.[3]

Pengobatan

Untuk menetralisir racun, diberikan immunoglobulin tetanus.[7] Antibiotik


tetrasiklin dan penisilin diberikan untuk mencegah pembentukan racun lebih lanjut,
supaya racun yang ada mati.[7]

Obat lainnya bisa diberikan untuk menenangkan penderita, mengendalikan kejang


dan mengendurkan otot-otot.[7] Penderita biasanya dirawat di rumah sakit dan
ditempatkan dalam ruangan yang tenang.[7] Untuk infeksi menengah sampai berat,
mungkin perlu dipasang ventilator untuk membantu pernapasan.[7]

Makanan diberikan melalui infus atau selang nasogastrik.[9] Untuk membuang


kotoran, dipasang kateter.[9] Penderita sebaiknya berbaring bergantian miring ke
kiri atau ke kanan dan dipaksa untuk batuk guna mencegah terjadinya pneumonia.
[9]

Untuk mengurangi nyeri diberikan kodein.[9] Obat lainnya bisa diberikan untuk
mengendalikan tekanan darah dan denyut jantung. Setelah sembuh, harus diberikan
vaksinasi lengkap karena infeksi tetanus tidak memberikan kekebalan terhadap
infeksi berikutnya.

Prognosis

Tetanus memiliki angka kematian sampai 50%. Kematian biasanya terjadi pada
penderita yang sangat muda, sangat tua dan pemakai obat suntik.[2] Jika gejalanya
memburuk dengan segera atau jika pengobatan tertunda maka prognosisnya akan
menjadi buruk.

Pencegahan

Mencegah tetanus melalui vaksinasi adalah jauh lebih baik daripada mengobatinya.
[10]
Pada anak-anak, vaksin tetanus diberikan sebagai bagian dari vaksin DPT
(difteri, pertusis, tetanus).[10] Bagi yang sudah dewasa sebaiknya menerima booster.
[10]

Pada seseorang yang memiliki luka, jika[10]:

1. Telah menerima booster tetanus dalam waktu 5 tahun terakhir, tidak perlu
menjalani vaksinasi lebih lanjut
2. Belum pernah menerima booster dalam waktu 5 tahun terakhir, segera
diberikan vaksinasi
3. Belum pernah menjalani vaksinasi atau vaksinasinya tidak lengkap,
diberikan suntikan immunoglobulin tetanus dan suntikan pertama dari
vaksinasi 3 bulanan.

Setiap luka (terutama luka tusukan yang dalam) harus dibersihkan secara seksama
karena kotoran dan jaringan mati akan mempermudah pertumbuhan bakteri
Clostridium tetani.[10] Bagi orang yang rentan terhadap luka (luka tertutup,
misalnya tertusuk paku dan bukannya luka terbuka yang mengeluarkan darah
mengalir) perlu dilakukan vaksinasi toksoid.

Atrofi adalah pengecilan atau penyusutan jaringan otot atau jaringan


saraf. Penyebab atrofi termasuk makanan yang buruk, sirkulasi yang buruk,
kehilangan dukungan hormonal pada organ, hilangnya suplai saraf, tidak
digunakan atau penyakit

Distrofi otot adalah suatu kelompok penyakit yang terdiri dari 30 jenis penyakit
genetik yang ditandari dengan kelemahan progresif dan degenerasi (kemunduran)
otot rangka dalam mengendalikan gerak tubuh.[1] Beberapa bentuk distrofi otot
dapat terlihat pada masa bayi atau anak-anak, sedangkan sebagian lainnya dapat
muncul pada usia pertengahan.[1] Seorang anak yang menderita distrofi otot akan
menunjukkan gejala berupa tubuh bergoyang saat mulai berjalan atau berlari,
menggunakan jari kaki dibandingkan kaki keseluruhan untuk berjalan, umumnya
otot betis membesar yang disebut pseudohipertrofi, dan terjadi lordosis.[2] Lama-
kelamaan, otot yang rusak dapat menjadi makin tegang hingga menyebabkan
kontraktur dan tidak dapat direnggangkan lagi.[2] Apabila anggota tubuh dan
persendian tidak dapat digerakkan maka penderita akan mengalami kesulitan
berjalan, berdiri, dan bahkan menggunakan lengannya.[2] Berbagai tipe distropfi
otot dibedakan berdasarkan distribusi dan tingkat kelemahan otot, tingkat
perkembangan, pola penurunan sifat, dan waktu pertama kali menderita kelainan
tersebut.

Myasthenia gravis adalah penyakit yang terjadi karena terputusnya komunikasi antara saraf dan
otot. Penyakit kronis ini biasanya ditandai dengan lemahnya otot dan kelelahan.

Kondisi kronis ini dapat terjadi pada semua orang dari segala usia, tetapi penyakit ini paling
umum dialami oleh wanita berusia di bawah 40 tahun dan pria di atas 60 tahun. Wanita juga
memiliki risiko tiga kali lebih tinggi daripada pria untuk mengidap myasthenia gravis.

Myasthenia Gravis
Kondisi melemahnya otot adalah gejala utama penyakit myasthenia
gravis. Indikasi tersebut memiliki kecenderungan untuk menjadi makin
parah jika otot yang lemah sering digunakan.

Gejala pelemahan otot ini umumnya terjadi secara kambuhan dengan tingkat
keparahan yang berbeda-beda pada tiap penderita. Tetapi keparahannya akan
berangsur-angsur meningkat. Lemahnya otot biasanya tidak terasa sakit, tapi
terdapat sebagian penderita yang merasa nyeri saat gejala kambuh, terutama ketika
melakukan aktivitas fisik.

Otot yang paling sering diserang penyakit ini adalah otot mata, otot wajah, dan otot
yang mengendalikan proses menelan. Gejala-gejala myasthenia gravis meliputi:

 Salah satu atau kedua kelopak mata penderita yang turun.


 Penglihatan ganda atau kabur.
 Perubahan kualitas suara, misalnya menjadi sengau atau pelan.
 Sulit menelan dan mengunyah. Gejala ini akan menyebabkan penderita
mudah tersedak.
 Sulit bernapas, terutama saat beraktivitas atau berbaring.
 Ekspresi wajah yang terbatas, misalnya sulit tersenyum.
 Melemahnya otot tangan, kaki, dan leher. Gejala ini akan memicu gangguan
mobilitas, seperti pincang atau kesulitan mengangkat barang.

Jika Anda merasakan gejala-gejala tersebut, segera periksakan diri ke dokter agar
diagnosis dan penanganan yang tepat dapat dilakukan.

Penyebab Myasthenia Gravis

Myasthenia gravis termasuk dalam kondisi autoimun. Sistem kekebalan tubuh pada


pengidap memproduksi antibodi yang menghalangi kinerja atau menghancurkan
sel-sel saraf pada otot. Penyebab keabnormalan antibodi ini belum diketahui secara
pasti.

Asetilkolin adalah salah satu senyawa neurotransmiter yang dapat mengaktifkan


reseptor otot untuk berkontraksi. Jika kinerjanya terhambat oleh antibodi, jalur
komunikasi saraf dan otot akhirnya terputus sehingga pengidap myasthenia gravis
akan mengalami lemas otot dan mudah lelah.

Para pakar juga menduga bahwa kelenjar timus berperan dalam munculnya
penyakit autoimun ini. Pada kondisi normal, ukuran kelenjar timus seseorang akan
membesar selama masa kanak-kanak dan menyusut menjelang dewasa. Tetapi
pengidap myasthenia gravis dewasa umumnya mengalami keabnormalan dengan
memiliki kelenjar timus yang berukuran besar. Sekitar 1 dari 10 penderita
myasthenia gravis memiliki tumor jinak pada kelenjar timus.

Diagnosis Myasthenia Gravis

Untuk mendiagnosis myasthenia gravis, dokter akan menanyakan gejala dan


memeriksa kondisi fisik Anda. Demikian pula dengan riwayat kesehatan Anda.

Proses ini umumnya membutuhkan waktu yang lama karena gejala pelemahan otot
terlalu umum dan mirip dengan penyakit-penyakit lain, misalnya multiple sclerosis
atau hipertiroidisme. Karena itu, diagnosis myasthenia gravis bisa sulit untuk
dipastikan.
Jika diduga mengidap kondisi autoimun ini, Anda akan dirujuk kepada dokter ahli
neurologi. Untuk mengonfirmasi diagnosis, dokter akan meminta Anda untuk
menjalani tes-tes berikut.

 Pemeriksaan neurologi. Kondisi saraf Anda akan diperiksa dengan menguji


refleks, kekuatan otot, koordinasi, serta keseimbangan.
 Tes darah. Proses ini digunakan untuk mendeteksi keberadaan antibodi
yang menghambat atau merusak reseptor otot.
 Uji edrofonium. Obat edrophonium chloride akan disuntikkan untuk
mencegah hancurnya senyawa asetilkolin sehingga kekuatan otot akan
kembali untuk sementara. Tetapi jika Anda tidak mengidap myasthenia
gravis, obat ini tidak akan memicu reaksi apa pun. Tes ini hanya boleh
dijalani oleh pasien yang diduga mengidap myasthenia gravis karena
berpotensi memicu gangguan pernapasan serta detak jantung sebagai efek
samping.
 Elektromiografi (EMG). Tes ini akan mengukur aktivitas elektrik yang
mengalir dari saraf ke otot.
 MRI atau CT scan untuk mendeteksi keberadaan tumor serta
keabnormalan dalam kelenjar timus.

Langkah-langkah Pengobatan Myasthenia Gravis

Myasthenia gravis tidak dapat disembuhkan. Tetapi sejumlah penanganan bisa


dilakukan untuk mengendalikan gejala-gejalanya, terutama mengurangi kelemahan
otot.

Penanganan myasthenia gravis untuk tiap penderita berbeda-beda. Penentuan


jenisnya tergantung pada usia pasien, tingkat keparahan kondisi, lokasi otot yang
diserang, serta penyakit-penyakit lain yang diidap pasien.

Bagi pengidap myasthenia gravis ringan, gejala-gejalanya dapat dikurangi dengan


banyak istirahat. Sebagian pengidap ada yang mengalami masa remisi sementara
maupun permanen sehingga tidak mengalami gejala-gejala lagi dan bisa berhenti
menjalani pengobatan.

Langkah penanganan myasthenia gravis memiliki tiga kategori, yaitu melalui obat-
obatan, terapi, dan operasi.
Terdapat beberapa obat yang bisa digunakan untuk meningkatkan kekuatan otot.
Jenis-jenis obat tersebut meliputi:

 Penghambat kolinesterase, seperti pyridostigmine dan neostigmine. Obat


ini berfungsi memperbaiki komunikasi antara saraf dan otot. Hasilnya,
kontraksi dan kekuatan otot menjadi lebih baik.
 Imunosupresan. Obat ini akan menekan kinerja sistem kekebalan tubuh
sehingga mengendalikan produksi antibodi yang abnormal. Contohnya
adalah azathioprine, methotrexate, atau mycophenolate.
 Kortikosteroid, misalnya prednison, digunakan untuk menekan kekebalan
tubuh dalam memproduksi antibodi.

Pemberian penghambat kolinesterase umumnya dilakukan sebagai langkah


penanganan awal untuk menangani myasthenia gravis dengan gejala-gejala yang
ringan hingga menengah. Sedangkan kortikosteroid dan imunosupresan digunakan
ketika gejala-gejala tetap bertambah parah.

Pengobatan myasthenia gravis juga cenderung lebih efektif jika dilakukan dengan
kombinasi kortikosteroid dan imunosupresan. Kebutuhan kortikosteroid umumnya
bisa dikurangi jika dokter menambahkan imunosupresan.

Tiap obat tentu memiliki efek samping. Sama halnya dengan obat-obatan
myasthenia gravis. Penghambat kolinesterase dan imunosupresan dapat memicu
efek samping seperti diare, kram perut, mual, dan otot berkedut. Sementara efek
samping yang berpotensi muncul akibat penggunaan kortikosteroid jangka panjang
meliputi diabetes, osteoporosis, serta kenaikan berat badan.

Pengidap myasthenia gravis yang parah berisiko mengalami komplikasi yang dapat
mengancam jiwa. Karena itu, ada dua langkah terapi yang dibutuhkan untuk
menangani pelemahan otot dengan tingkat keparahan tinggi ini. Jenis-jenis terapi
tersebut meliputi:

 Plasmaferesis. Dalam prosedur yang mirip dengan dialisis ini, darah Anda
dialirkan ke dalam mesin yang akan menyingkirkan antibodi penghalang
sinyal dari saraf ke otot.
 Terapi imunoglobulin. Proses ini dilakukan melalui infus untuk
memasukkan antibodi normal dari darah pendonor sehingga kinerja sistem
kekebalan tubuh penderita berubah.
Meski sangat efektif, kedua terapi ini tidak cocok untuk menangani myasthenia
gravis dalam jangka panjang. Manfaat jenis pengobatan ini pada umumnya hanya
bertahan untuk jangka pendek, yaitu hingga beberapa minggu.

Myasthenia gravis juga terkadang membutuhkan penanganan dengan timektomi,


yaitu operasi pengangkatan kelenjar timus. Diperkirakan sekitar 30 persen
pengidap yang menjalani prosedur timektomi akan mengalami masa remisi yang
permanen.

Operasi ini dilakukan untuk penderita myasthenia gravis yang memiliki tumor
dalam kelenjar timus maupun yang tidak. Meski demikian, timektomi umumnya
hanya dianjurkan bagi penderita berusia di bawah 60 tahun.

Timektomi dapat mengurangi tingkat keparahan gejala pada penderita myasthenia


gravis yang tidak memiliki tumor timus. Tetapi keefektifannya membutuhkan
waktu yang cukup lama, yaitu sekitar satu hingga tiga tahun.

Komplikasi Myasthenia Gravis

Myasthenia gravis dapat menyebabkan komplikasi tertentu yang umumnya bisa


dikontrol. Tetapi ada juga yang berbahaya dan dapat berakibat fatal. Komplikasi-
komplikasi tersebut meliputi:

 Krisis myasthenia. Kondisi ini terjadi ketika otot-otot sistem pernapasan


menjadi terlalu lemah untuk berfungsi. Penderita harus segera dibawa ke
rumah sakit terdekat untuk mendapatkan alat bantu pernapasan mekanik.
Komplikasi ini juga sering terjadi ketika pengidap myasthenia gravis
mengalami infeksi yang parah.
 Gangguan dan kondisi autoimun lain. Pengidap penyakit ini juga memiliki
kecenderungan untuk mengidap kondisi-kondisi lain yang meliputi
gangguan kelenjar tiroid (misalnya hipertiroid atau hipotiroid) atau kondisi
autoimun (seperti lupus atau rheumatoid arthritis).

Penyakit ini memang tidak bisa dicegah sepenuhnya karena sifatnya yang
autoimun. Tetapi terdapat beberapa langkah sederhana bagi penderita myasthenia
gravis agar terhindar dari kambuhnya gejala. Misalnya berhenti beraktivitas
sebelum kelelahan, menjaga kebersihan guna mencegah infeksi, menangani infeksi
yang dialami secara seksama, menghindari suhu tubuh yang terlalu dingin atau
panas, serta menangani stres dengan efektif.
Hernia Abdominalis
Hernia, atau yang lebih dikenal dengan turun berok, adalah penyakit akibat turunnya buah zakar
seiring melemahnya lapisan otot dinding perut. Penderita hernia, memang kebanyakan laki-laki,
terutama anak-anak. Kebanyakan penderitanya akan merasakan nyeri, jika terjadi infeksi di
dalamnya, misalnya, jika anak-anak penderitanya terlalu aktif.

Berasal dari bahasa Latin, herniae, yaitu menonjolnya isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis
yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong
dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar
berupa bagian dari usus.

Hernia yang terjadi pada anak-anak, lebih disebabkan karena kurang sempurnanya procesus
vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis atau buah zakar. Sementara pada orang
dewasa, karena adanya tekanan yang tinggi dalam rongga perut dan karena faktor usia yang
menyebabkan lemahnya otot dinding perut.

Penyakit hernia banyak diderita oleh orang yang tinggal didaerah perkotaan yang notabene yang
penuh dengan aktivitas maupun kesibukan dimana aktivitas tersebut membutuhkan stamina yang
tinggi. Jika stamina kurang bagus dan terus dipaksakan maka, penyakit hernia akan segera
menghinggapinya.

Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas :

 hernia bawaan (kongenital)


 hernia yang didapat (akuisita)

Berdasarkan letaknya, hernia dibagi menjadi

 hernia diafragma yaitu menonjolnya organ perut kedalam rongga dada melalui lubang pada
diafragma (sekat yang membatasi rongga dada dan rongga perut).
 inguinal
 umbilical yaitu benjolan yang masuk melalui cincin umbilikus (pusar)
 femoral yaitu benjolan di lipat paha melalui anulus femoralis.

Sedangkan menurut sifatnya, ada hernia

 reponibel ; bila isi hernia dapat keluar masuk dalam waktu yang singkat.
 hernia irreponibel ; bila isi kantung hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga
 strangulata : bila terdapat keluhan nyeri, biasanya karena terjepitnya pembuluh darah
 incarserata : terdapat tanda obstruktif, sperti tidak bisa buang air besar, tidak bisa buang angin
dan terdapat nyeri
 hernia akreta ; jika tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus akibat perlekatan
tersebut.
Semua Hernia perlu operasi, Hernia Reponible yang tergolong ringan juga harus dioperasi, tetapi
dapat dijadwalkan, sedangkan Hernia jenis lainnya harus segera dioperasi, karena dikhawatirkan
akan/sudah menekan pembuluh darah, syaraf atau jaringan lainnya, sehingga dapat
mengakibatkan matinya/terganggunya organ tertentu. Sekarang ini operasi banyak disertai
pemasangan Mesh/Jaring untuk memperkuat otot, walaupun demikian tidak ada jaminan bahwa
Hernia tidak muncul kembali terutama bila Faktor Penyebabnya tidak dihilangkan.

Tindakan Pencegahan
Langkah pertama untuk mencegah hernia adalah mengetahui penyebabnya. Hernia yang timbul
akibat kelainan bawaan dan efek penuaan tidak dapat dicegah. Hernia bisa muncul bila otot
dinding tipis yang menyekat/ membungkus organ mendapatkan tekanan melebihi kapasitasnya.

 Gunakan teknik mengangkat yang benar. Selalu gunakan kaki Anda, bukan otot punggung Anda,
untuk mengangkat, jika perlu lutut ditekuk. Pakailah dukungan penahan ketika melakukan
kegiatan mengangkat berat.
 Sampaikan kesulitan buang air kecil ke dokter Anda. Kesulitan buang air kronis dapat
menyebabkan hernia. Penyebab sulit buang air kecil perlu ditentukan dan diobati oleh dokter
Anda.
 Turunkan berat badan jika Anda kelebihan berat badan.
 Hindari sembelit dengan banyak makan serat, banyak minum, dan segera ke kamar kecil bila
“kebelet”.
 Berolahragalah secara teratur.
 Berhentilah merokok. Oksigenasi buruk akibat merokok dapat menyebabkan kerusakan otot dan
kelemahan otot yang menjadi sasaran utama perkembangan hernia.

Anda mungkin juga menyukai