Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, Juni 2016 Tersedia online pada:

Vol. 5 No. 2, hlm 132–137 http://ijcp.or.id


ISSN: 2252–6218 DOI: 10.15416/ijcp.2016.5.2.132
Artikel Penelitian

Analisis Minimalisasi Biaya Penggunaan Antibiotik Meropenem dan


Ceftazidime pada Terapi Febrile Neutropenia
Rizky Abdulah1, Raine D. Kumamba1, Rano K. Sinuraya1, Cherry Rahayu2,
Melisa I. Barliana3
1
Departemen Farmakologi dan Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran,
Sumedang, Indonesia
2
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin, Bandung, Indonesia
3
Departemen Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Sumedang, Indonesia

Abstrak
Antibiotik dibutuhkan sebagai salah satu terapi dalam menunjang keberhasilan terapi febrile neutropenia.
Beragamnya alternatif terapi antibiotik, menjadikan studi farmakoekonomi diperlukan agar didapatkan
terapi yang efektif dan efisien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui antibiotik yang lebih
efisien dari segi biaya, yang digunakan dalam terapi febrile neutropenia di salah satu rumah sakit
rujukan di kota Bandung selama periode 2011–2013. Penelitian ini merupakan studi observasi analisis,
dengan pengambilan data secara retrospektif yang dilakukan pada bulan Februari 2014, melalui data
rekam medis pasien rawat inap febrile neutropenia yang mendapatkan terapi antibiotik meropenem
atau ceftazidime. Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun secara statistik tidak menunjukkan
perbedaan bermakna, rata-rata total biaya terapi menggunakan antibiotik meropenem adalah sebesar
Rp11.094.147, sedangkan rata-rata biaya total perawatan kelompok antibiotik ceftazidime sebesar
Rp7.082.523. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu tenaga profesional kesehatan dalam
manajemen terapi febrile neutropenia.

Kata kunci: Ceftazidime, farmakoekonomi, febrile neutropenia, meropenem

Cost Minimization Analysis of the Use of Meropenem and Ceftazidime in


Febrile Neutropenia Therapy
Abstract
Use of antibiotics is required in febrile neutropenia therapy. The variety choice on the use of antibiotics
has increased the role of pharmacoeconomics study to determine the most effective and efficient
antibiotic in a specific area. The purpose of this study was to investigate the lowest cost antibiotic
between meropenem and ceftazidime that were used as one of febrile neutropenia treatments at one of
referral hospitals in West Java province during 2011–2013. This study was a retrospective, observational
and analytical study that was performed on February 2014 by collecting medical record data related to
febrile neutropenia inpatient who received meropenem or ceftazidime therapy. The result showed that
although it was not statistically significant, the total cost for ceftazidime therapy was IDR7,082,523,
which was lower than meropenem therapy (IDR11,094,147). Hopefully, this result can assist the health
professionals in the management of febrile neutropenia therapy.

Keywords: Ceftazidime, febrile neutropenia, meropenem, pharmacoeconomics

Korespondensi: Rizky Abdulah, PhD., Apt., Departemen Farmakologi dan Farmasi Klinik Fakultas Farmasi
Universitas Padjadjaran, Sumedang, Indonesia, email: r.abdulah@unpad.ac.id
Naskah diterima: 1 Mei 2016, Diterima untuk diterbitkan: 16 Mei 2016, Diterbitkan: 1 Juni 2016

132
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 2, Juni 2016

Pendahuluan ekonomi penting untuk dipertimbangkan


dalam memunculkan inovasi baru.7 Sampai
Neutropenia merupakan keadaan dimana saat ini belum ada penelitian analisis biaya
jumlah neutrofil total (Absolute Neutrophils terkait strategi pemilihan obat untuk febrile
Count/ANC) dalam darah menurun drastis neutropenia di Indonesia. Analisis yang
hingga kurang dari 500/µL atau 1000/ digunakan untuk membandingkan biaya dari
µL cenderung menurun hingga 500/µL.1 dua atau lebih program dimana tujuannya
Febrile neutropenia, demam pada keadaan adalah untuk mengidentifikasi alternatif
neutropenia, adalah keadaan darurat yang dengan biaya yang terendah dengan outcome
membutuhkan penanganan cepat dengan sama ialah Cost Minimization Analysis
pemberian antibiotik yang tepat. Febrile (CMA) atau Analisis Minimalisasi Biaya.8
neutropenia dapat terjadi pada 8–36% pasien Oleh karena itu pada penelitian ini, akan dikaji
dengan neutropenia, sehingga bila tanpa terapi antibiotik mana diantara meropenem
pemberian antibiotik, sebanyak 30–50% dan ceftazidime yang mempunyai biaya
kasus febrile neutropenia dapat mempunyai terendah dengan asumsi outcome sama pada
case fatality rate (CFR) mencapai 80%.2 pasien febrile neutropenia.
Belum adanya ada strategi baku diagnosis
dan penatalaksanaan febrile neutropenia, Metode
dapat menjadi penyebab besarnya angka
kematian akibat dari penyakit ini. Sampai Desain dan Objek Penelitian
saat ini, penggunaan antibiotik empiris Penelitian ini dilakukan menggunakan
masih digunakan dalam mengatasi penyakit desain penelitian potong lintang dengan
febrile neutropenia. Beberapa tahun terakhir pengambilan data secara retrospektif pada
antibiotik jenis meropenem dan ceftazidime bulan Februari 2014. Populasi target pada
menjadi pilihan untuk monoterapi pada penelitian adalah pasien dewasa rawat inap di
pasien febrile neutropenia.3 Meropenem, RSUP Dr. Hasan Sadikin pada periode 2011
merupakan antibiotik golongan carbapenem, sampai dengan 2013, yang didiagnosis febrile
dan ceftazidime, antibiotik golongan neutropenia dan mendapatkan antibiotik
cephalosporins, bekerja menghambat proses meropenem atau ceftazidime minimal 3
akhir sintesis peptidoglikan pada dinding sel hari, dan mempunyai outcome terapi demam
bakteri dengan terikat pada satu atau lebih hilang dan ANC normal. Pasien dengan data
penicillin-binding proteins (PBPs) sehingga yang tidak lengkap atau tidak dapat ditelusuri,
tidak terbentuk dinding sel menyebabkan dieksklusi dari penelitian ini.
bakteri menjadi lisis.4, 5 Data yang diambil dari rekam medik
Minimnya penelitian efektivitas antibiotik pasien meliputi diagnosis, lama rawat inap,
untuk penatalaksanaan febrile neutropenia penggunaan antibiotik (jenis, dosis, interval
di Indonesia membuat banyaknya kandidat dan cara pemberian), dan outcome terapi.
obat untuk mengatasi penyakit tersebut. Selanjutnya diidentifikasi juga data biaya,
Alternatif dalam pemilihan obat yang sangat yang meliputi biaya pengobatan febrile
beragam, menyebabkan pengetahuan dalam neutropenia yang digunakan selama rawat
farmakologi harus diiringi dengan aspek inap, biaya alat kesehatan yang berhubungan
ekonomi yang berperan dalam pemilihan dengan pengobatan febrile neutropenia,
obat yang terjangkau sehingga memberikan biaya alat kesehatan yang berhubungan
hasil terapi yang optimal.6 Biaya kesehatan dengan terapi penunjang, biaya laboratorium
yang semakin meningkat akan membuat sisi penunjang, jasa tenaga profesional kesehatan,

133
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 2, Juni 2016

biaya rawat inap, dan biaya administrasi. dengan terlebih dahulu menghitung biaya
Desain penelitian ini telah disetujui oleh masing-masing pasien kemudian dijumlahkan
Komite Etik Penelitian Kesehatan RSUP Dr. keseluruhan kemudian dibagi dengan jumlah
Hasan Sadikin Bandung dengan nomor izin pasien berdasarkan kelompok pemberian
LB.02.01/C02/297/I/2014. terapi. Sehingga didapat total biaya rata-rata
per pasien. Hasil perhitungan dianalisis secara
Perhitungan CMA minimalisasi biaya dan ditarik kesimpulan
Perhitungan CMA dilakukan dengan cara pengobatan febrile neutropenia yang paling
menghitung biaya total dari masing-masing murah terhadap total biaya perawatan.
komponen dari biaya, dengan menggunakan Analisis statistik yang digunakan adalah uji
perspektif biaya dari rumah sakit tempat beda dua kelompok untuk membandingkan
penelitian ini dilaksanakan. Pada perhitungan perbedaan signifikasi variable secara statistik.
biaya digunakan asumsi tidak ada kenaikan
harga dan penurunan daya beli pasien, dengan Analisis Statistik
formula: Perbedaaan biaya antara terapi meropenem
dan terapi ceftazidime diukur menggunakan
Biaya total = Fixed Cost + Variable Cost student t-test bila data terdistribusi secara
normal, dan uji Mann-Whitney bila tidak
Komponen biaya yang termasuk fixed cost terdistribusi secara normal. Jika nilai p lebih
yaitu biaya rawat inap dan biaya administrasi, kecil dari 0,05, maka perbedaan dianggap
sedangkan komponen biaya yang termasuk bermakna.
variable cost yaitu biaya pengobatan febrile
neutropenia, biaya penunjang terapi, dan Hasil
biaya tindakan.
Masing-masing komponen biaya dihitung Dari hasil penelusuran rekam medik pasien

Gambar 1 Diagram Alir Rekam Medik Pasien yang Memenuhi Kriteria Penelitian

134
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 2, Juni 2016

Tabel 1 Hasil Perhitungan CMA


Biaya Terapi (Rp) Nilai p
Jenis Biaya (two-tailed)
Meropenem Ceftazidime
Biaya Antibiotik 4.816.500 673.809 0,024*
Biaya Penunjang 3.948.552 4.400.544 0,704*
Biaya Tindakan dan Administrasi 326.495 178.170 0,075*
Biaya Rawat Inap 2.002.600 1.830.000 0,51**
CMA 11.094.147 7.082.523 0,11*
*) independent t-test
**) Mann Whitney test

di tahun 2011–2013, terdapat 16 pasien di rumah sakit tempat penelitian dengan


yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diagnosis febrile neutropenia. Data rekam
penelitian, yaitu 5 pasien dengan terapi medik pasien yang memenuhi kriteria inklusi
meropenem dan 11 pasien dengan terapi dan eksklusi sebanyak 16 pasien, lima pasien
ceftazidime. Detail identifikasi objek yang menggunakan meropenem dan 11 pasien
memenuhi kriteria dapat dilihat pada Gambar menggunakan ceftadizime.
1. Antibiotik ceftazidime dan meropenem Rekam medik pasien pada penelitian
merupakan antibiotik yang paling banyak ini didominasi oleh usia diatas 65 tahun
digunakan pada terapi febrile neutropenia dengan persentase 46%. Tingginya kejadian
di tempat penelitian ini di tahun 2011–2013. febrile neutropenia pada pasien geriatri
Terapi antibiotik ceftazidime mencapai 51% yang berumur diatas 65 tahun salah satunya
dari seluruh terapi antibiotik, dan meropenem dikarenakan adanya faktor penuaan sehingga
mencapai 14% dari seluruh terapi antibiotik fungsi fisiologis dan sistem imun setelah
pada febrile neutropenia, sedangkan 35% kemoterapi menurun. Adanya suatu keadaan
sisanya menggunakan antibiotik lain. kerusakan organ pada populasi geriatri juga
Pada analisis kompenen perhitungan CMA, akan meningkatkan resiko keterjadian febrile
hanya biaya antibiotik yang memberikan neutropenia.
perbedaan yang signifikan secara statistik. Pada penelitian ini dilakukan economic
Sementara biaya penunjang, biaya tindakan evaluation study dengan pendekatan CMA.
dan administrasi, serta biaya rawat inap tidak Studi CMA ini sangat terbatas penggunaannya
memberikan perbedaan yang signifikan. Hasil karena outcome dari kedua strategi harus
dari perhitungan CMA menunjukkan bahwa ekuivalen/sama. Selama outcome klinis dari
rata-rata total biaya terapi febrile neutropenia strategi yang dibandingkan ekuivalen maka
menggunakan antibiotik meropenem adalah studi ini sangat efektif untuk dilakukan.
sebesar Rp11.094.147, sedangkan rata-rata Meropenem dan ceftazidime memiliki
biaya total perawatan kelompok antibiotik outcome klinis yang sama yaitu menekan
ceftazidime sebesar Rp7.082.523. Akan tetapi pertumbuhan bakteri dengan menghambat
perbedaan ini tidak berbeda secara signifikan proses akhir sintesis peptidoglikan pada
secara statistik (p>0,05). Hasil lengkap dari dinding sel bakteri sehingga menyebabkan
perhitungan CMA dalam penelitian ini dapat bakteri menjadi lisis.5 Dari hasil perhitungan
dilihat pada Tabel 1. CMA, didapatkan rata-rata biaya total
perawatan per pasien kelompok antibiotik
Pembahasan meropenem lebih mahal dibandingkan dengan
kelompok antibiotik ceftazidime. Rata-rata
Tercatat sebanyak 106 pasien rawat inap biaya total perawatan kelompok antibiotik

135
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 2, Juni 2016

meropenem adalah sebesar Rp11.094.147, dibutuhkan, hal ini terjadi karena lama rawat
sedangkan rata-rata biaya total perawatan inap berhubungan erat dengan kejadian
kelompok antibiotik ceftazidime sebesar infeksi nosokomial yang akan menyebabkan
Rp7.082.523. Sehingga diperoleh nilai selisih biaya perawatan meningkat. Peningkatan
dari kedua rata-rata biaya total perawatan morbiditas akan terjadi seiring dengan
adalah sebesar Rp4.011.624. Walaupun meningkatnya kejadian infeksi, dimana akan
perbedaan tersebut dapat dikarenakan oleh meningkatkan resiko kematian dan lama
beberapa hal, tetapi harga satuan antibiotik rawat inap. Fenomena tersebut yang akan
meropenem yang lebih mahal enam kali menyebabkan adanya biaya lebih untuk
lipat dibandingkan harga satuan antibiotik pengobatan, tes laboratorium dan biaya rawat
ceftazidime, memberikan kontribusi yang inap.9,10 Sehingga semakin lama jumlah rawat
cukup besar bagi perbedaan tersebut. Hal ini inap maka biaya yang dikeluarkan akan
dikarenakan uji statistik tidak memberikan semakin tinggi.
perbedaan yang signifikan pada komponen Dari penelitian ini diketahui bahwa dari
biaya yang lain. segi ekonomi, kelompok terapi antibiotik
Jenis biaya yang dikeluarkan oleh pasien ceftazidime lebih murah dalam pelaksanaan
yang tergolong dalam komponen biaya terapi febrile neutropenia dibandingkan
penunjang adalah biaya untuk terapi obat dengan antibiotik meropenem, dengan
lain, terapi nutrisi, biaya untuk pemantauan asumsi outcome yang sama. Tetapi perbedaan
efek samping, dan penegakkan diagnosis. tersebut tidak signifikan (Tabel 1). Walaupun
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan antibiotik meropenem mempunyai harga
untuk menunjang terapi pada pasien febrile enam kali lebih mahal dari ceftazidime, tetapi
neutropenia diantaranya, pemeriksaan gas perbedaan harga tersebut tidak memberikan
darah, pemeriksaan hematologi, pemeriksaan pengaruh yang signifikan terhadap total biaya
biologi, pemeriksaan feses dan urin, transfusi terapi febrile neutropenia.
darah dan transfusi trombosit. Walaupun tidak
berbeda secara signifikan, dalam penelitian Simpulan
ini, didapatkan bahwa biaya penunjang pasien
febrile neutropenia kelompok ceftazidime Walaupun total biaya terapi febrile neutropenia
lebih mahal apabila dibandingkan dengan dengan menggunakan antibiotik meropenem
kelompok meropenem. Perbedaan harga ini lebih mahal dari antibiotik ceftazidime, hasil
dikarenakan adanya perbedaan perlakuan dan dari penelitian ini tidak menunjukkan adanya
jenis terapi penunjang pada kedua kelompok perbedaan yang bermakna antara rata-rata
terapi antibiotik tersebut. biaya total perawatan pasien kelompok
Biaya tindakan merupakan jenis biaya antibiotik meropenem dan ceftazidime.
yang dikeluarkan oleh pasien untuk seluruh
tindakan medis yang diterima pasien sejak Pendanaan
diagnosis telah ditegakkan. Biaya tindakan
kelompok antibiotik meropenem lebih mahal Penelitian ini tidak dibiayai oleh sumber dana
Rp148.325, dibandingkan denga kelompok manapun.
antibiotik ceftazidime. Perbedaan harga
terjadi karena tindakan pada kelompok Konflik Kepentingan
meropenem lebih banyak.
Lama rawat inap juga berperan pada Seluruh penulis menyatakan bahwa tidak
meningkatnya jumlah biaya tindakan yang terdapat potensi konflik kepentingan dengan

136
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 5, Nomor 2, Juni 2016

penelitian, kepenulisan (authorship), dan mims.com/INDONESIA/Home/Gateway


atau publikasi artikel ini. Subscription/?generic=ceftazidime
6. Pane AH. Re-profesionalisasi Farmasis.
Daftar Pustaka Makalah seminar regional pharmaceutical
care: idealisme versus realita. Jakarta:
1. Hsieh MM, Everhart JE, Byrd- IPHW; 2003.
Holt DD, Tisdale JF, Rodgers GP. 7. Haghparast-Bidgoli H, Kiadaliri
Prevalence of neutropenia in the U.S. AA, Skordis-Worrall J. Do economic
population: age, sex, smoking status, evaluation studies inform effective
and ethnic differences. Ann Intern Med. healthcare resource allocation in Iran?
2007;146(7):486–92. doi: 10.7326/0003- A critical review of the literature. Cost
4819-146-7-200704030-00004 Eff Resour Alloc. 2014;12:15. doi:
2. Mahmud S, Ghafoor T, Badsha S, Gul 10.1186/1478-7547-12-15
MS. Bacterial infections in paediatric 8. Ahmad A, Patel I, Parimilakrishnan S,
patients with chemotherapy induced Mohanta GP, Chung H, Chang J. The role
neutropenia. Journal of Pakistan Med of pharmacoeconomics in current Indian
Association. 2004;54(5):237–43. healthcare system. JRPP. 2013;2(1):3–9.
3. Paul M, Yahav D, Fraser A, Leibovici doi: 10.4103/2279-042X.114081
L. Empirical antibiotic monotherapy 9. Gould IM. Costs of hospital-acquired
for febrile neutropenia: systematic methicillin-resistant Staphylococcus
review and meta-analysis of randomized aureus (MRSA) and its control. Int J
controlled trials. J Antimicrob Chemoth. Antimicrob Ag. 2006;28(5):379–84. doi:
2006;57(2):176–89. doi: 10.1093/jac/ 10.1016/j.ijantimicag.2006.09.001
dki448 10. Graves N, Halton K, Lairson D.
4. MIMS. Meropenem [Diunduh 11 Economics and preventing hospital
November 2013]. Tersedia dari: http:// acquired infection: broadening the
mims.com/INDONESIA/Home/Gateway perspective. Infect Control Hosp
Subscription/?generic=meropenem Epidemiol. 2007;28(2):178–84. doi:
5. MIMS. Ceftazidime [Diunduh 11 10.1086/510787
November 2013]. Tersedia dari: http://

137

Anda mungkin juga menyukai