3. Pengolahan Data
a. Tahap persiapan
Tahap persiapan dilakukan dengan
mengumpulkan bahan-bahan pustaka seperti
buku-buku teori, jurnal dan kepustakaan
lainnya serta mengumpulkan data peta batas
Administrasi Kabupaten Tanah Laut dalam
bentuk shp dengan mengunduh dari website
https://tanahair.indonesia.go.id/. Citra
penginderaan jauh yang digunakan dalam
penelitian ini adalah citra Satelit Sentinel-2.
Citra ini dapat diperoleh pada situs milik
USGS (United States Geological Surveys)
dengan alamat website
http://earthexplorer.usgs.gov/.
b. Koreksi Radiometrik
Koreksi radiometrik yaitu koreksi yang
dilakukan untuk mengurangi dampak atmosfer
pada citra, sehingga perubahan refleksi
permukaan bumi yang diperoleh pada citra
adalah murni nilai penutupan lahan bukan
karena pengaruh atmosfer.
c. Koreksi Geometrik
Koreksi geometrik ialah koreksi yang
dilakukan untuk memperbaiki posisi citra
sehingga sesuai dengan koordinat peta yang
sebenarnya di lapangan..
d. Cropping citra
Cropping (pemotongan) citra yaitu
pengambilan area tertentu yang akan diamati
(area of interest) dalam citra, yang bertujuan
untuk mempermudah analisis citra dan
memperkecil ukuran penyimpanan citra.
Pemotongan citra bertujuan untuk
mendapatkan daerah penelitian sesuai
dengan daerah yang diperlukan untuk
pengolahan data. Pemotongan citra dapat
dilakukan dengan peta batas administrasi
daerah penelitian.
e. Klasifikasi Maximum Likelihood
Pada penelitian ini proses klasifikasi kawasan
mangrove dilakukan dengan klasifikasi
terbimbing yaitu menggunakan metode
klasifikasi maximum likelihood. Sebelum
klasifikasi citra terlebih dahulu melakukan
training area yang akan dijadikan acuan.
Pemilihan training area diharapkan dilakukan
dengan teliti 18 sehingga menghasilkan
klasifikasi yang optimal. Hasil klasifikasi akan
dibagi menjadi 2 kelas yaitu, mangrove dan
non mangrove.
F. Uji Akurasi
Pada tahap ini digunakan untuk melihat tingkat
ketelitian dari informasi yang diklasifikasi. Uji
Akurasi dapat dilakukan dengan mengecek dari
Google Earth. Akurasi klasifikasi ini menggunakan
uji akurasi nominal menggunakan confusion
matrix. Pada tahap ini jika akurasi yang didapat
<80% maka akan dilakukan proses klasifikasi
ulang hingga akurasi yang didapat 80%. Mengacu
pada teori oleh (Sutanto, 2013) yaitu akurasi yang
bagus untuk penggunaan citra satelit dalam
pengindraan jauh ialah ≥80%.