Anda di halaman 1dari 4

ALIRAN PSIKOLOGI DAN IMPLIKASINYA

DISUSUN OLEH :
DYAN NIZAQRA ADITAMA
200701552006
KELAS I

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
Teori Psikoanalisis Menurut Sigmund Freud
Psikoanalisis merupakan teori dalam psikologi yang berfokus pada ketidaksadaran manusia,
teori ini sendiri digagas oleh salah satu tokoh psikologi, yaitu Sigmund Freud (Wijaya &
Darmawan, 2019). Menurut Freud, ketidaksadaran merupakan sumber dorongan dan motivasi
terhadap harapan individu (Ahmad dalam Wijaya & Darmawan, 2019). Teori ini berusaha
menjelaskan hakikat dan perkembangan kepribadian. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori
ini adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainnya. Teori yang mengasumsikan bahwa
kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis, yang pada
umumnya terjadi pada anak-anak atau usia dini. Psikoanalisis memiliki tiga penerapan:
1.Suatu metode penelitian dari pikiran.
2.Suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia.
3.Suatu metode perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional.
Implikasi Psikoanalisa dalam Pendidikan
Bentuk aplikasi teori psikoanalisis pada dunia pendidikan juga dapat dilihat pada beberapa aspek
pendidikan seperti berikut ini:
Pertama, aspek kecemasan, berkaitan dengan struktur kepribadian Freud, yaitu ego yang akan
memberikan tanda bahaya, yang kemudian ego ini akan membantu pertahanan diri individu
terhadap bahaya tertentu (Helaluddin & Syawal, 2018:13).
Aspek yang kedua, mengenai konsep kecerdasan. Menurut teori psikoanalisis, kecerdasan yang
dimiliki oleh tiap individu adalah kecerdasan majemuk, yang artinya tiap individu memiliki
kecerdasan yang berbeda-beda (Helaluddin & Syawal, 2018:13).
Aspek yang ketiga, yaitu mengenai perilaku anak didik. Perilaku yang dimaksud di sini adalah
perilaku negatif seperti merusak, menyakiti, ataupun mengganggu orang lain.
Aspek yang terakhir, yaitu bentuk pendidikan. Menurut psikoanalisis, pendidikan seharusnya
diarahkan pada bentuk pendidikan yang inklusif. Maksudnya ialah adanya persamaan hak dalam
menempuh pendidikan oleh anak berkebutuhan khusus dan anak normal (Helaluddin & Syawal,
2018:14).
Teori Behavioristik
Pembelajaran merupakan berubahnya sikap, perubahan ini terjadi karena terjadinya tindakan dari
repson dan pembelajaran siswa. Siswa/murid dianggap belajar jika dia mengalami perubahan
pada dirinya dan tingkah lakunya. Tapi yang terpenting dalam teori ini adalah masuknya
stimulus atau keluar dan ouput yang berupa respon tidak terlalu diperhatikan karena tidak terlalu
penting.
Implikasi Behavioristik dalam Pendidikan
Kegiatan ini sangat penting pengaruhnya terhadap cara belajar dan praktek pada pendidikan.
Aliran ini sangat menekankan perilaku sebagai hasil belajar. Teori Behavioristik tergantung
pada: tujuan pembelajaran,materi pembelajaran,karaktek pembelajaran, dan fasilitas. Tujuan
belajar untuk teori ini penambahan pengetahuan dan belajar sebagai aktivitas. Dalam teori ini
melihat pengetahuan merupakan suatu yang tidak akan berubah dan pasti.

Teori Kognitif
Teori ini biasanya dikenal dengan teori proses belajar, dimana teori ini lebih mementingkan
kemampuan psikis atau mental pada seseorang seperti memahami, mengenali, melihat dan
lainnya, maka dari itu teori ini umumnya lebih berkonsep tentang pengenalan pada seseorang.
Teori kognitif juga lebih mengutamakan proses belajarnya dibandingkan dengan hasil
belajarnya.
Implikasi Kognitif dalam Pendidikan
1.Implikasi teori kognitif piaget, dimana teori ini guru yang mengajar lebih
mengutamakan memahami bahasa dan cara berpikir seorang anak, dikarenakan, agar
anak lebih memahami pelajaran dan dapat mengenali lingkungannya dengan baik.
2. Implikasi Teori Kognitif Bruner, dimana teori ini lebih menghadapkan anak pada suatu
masalah, agar anak tersebut dapat membandingkan kenyataan diluar dirinya dengan
mental yang ada pada dirinya atau pengalaman yang ia alami.
3. Implikasi Teori Ausubel, dimana teori ini lebih berfokus memahami bagaimana cara
seorang siswa belajar dengan baik.

Teori Humanistik
Psikologi humanistik adalah pemahaman tentang manusia sebagai makhluk yang kreatif, spontan
dan aktif, baik dalam berpikir maupun berperilaku (Friedman dan Schustack, 2008). Psikologi
humanistik merupakan pandangan yang menekankan pada pembelajaran tentang seseorang
secara penuh. Psikolog humanistik memandang perilaku manusia berdasarkan dari pengamatan
ke perilaku individu dan menyelaraskan dengan perasaan mereka. Psikologi humanistik berusaha
memahami tingkah laku individu dari sudut pandang pelaku, bukan dari pengamat. Menurut
aliran ini tingkah laku individu ditentukan oleh individu itu sendiri (Mustaqin, Psikologi
Pendidikan). Proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri.Teori ini
menekankan pada isi dan proses belajar dan pada kenyataanya teori ini lebih banyak berbicara
tentang pendidikan dan proses belajar dalam  bentuk yang paling ideal daripada belajar apa
adanya yang biasa kita amati dalam dunia keseharian.
Implikasi Humanistik dalam Pendidikan
Teori ini selalu dipandang sebagai teori yang sulit diterapkan dalam bidang pendidikan. Teori
humanistik lebih berkaitan kepada jiwa dan kepribadian seseorang dibandingkan bidang
pendidikan, akibatnya sulit mengaplikasikannya dalam bidang pendidikan. Tetapi, disebabkan
karena sifatnya yaitu, memperlakukan manusia sebagai manusia, maka humanistic bisa
menunjukkan taringnya pada proses pembelajaran guna menunjang terwujudnya tujuan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai