Anda di halaman 1dari 9

HAMBATAN DAN TANTANGAN PERPUSTAKAAN DESA

DALAM MASYARAKAT DESA

Nilna Sakinah
13040112130155

Abstrak
Salah satu jenis perpustakaan umum adalah perpustakaan desa, yaitu perpustakaan yang
terletak di desa/ kelurahan dan menjalankan tugas dan fungsi yang sama dengan perpustakaan
umum. Dalam artikel ini juga dijelaskan peran dan fungsi perpustakaan desa bagi masyarakat
desa sekitar perpustakaan. Perpustakaan desa memiliki peran dan fungsi yang bisa membantu
masyarakat desa terutama dalam memenuhi kebutuhan informasi masyarakat desa. Selain peran
dan fungsi perpustakaan, dijelaskan pula hambatan dan tantangan yang harus dihadapi oleh
perpustakaan baik hambatan internal maupun hambatan eksternal dilengkapi juga dengan solusi
yang kira-kira tepat untuk diterapkan di perpustakaan desa untuk beberapa hambatan dan
tantangan.
Kata kunci: Perpustakaan Umum, Perpustakaan Desa, Peran, Fungsi, Hambatan, Tantangan
Pendahuluan

Manusia hidup di dunia ini membutuhkan ilmu pengetahuan untuk bisa bertahan dalam
persaingan. Ilmu pengetahuan yang kita temukan atau kita peroleh dari orang lain perlu untuk
dicatat agar ilmu tersebut bisa terus kita gunakan mengingat manusia adalah makhluk yang
kadang lupa. Ilmu pengetahuan yang telah kita peroleh tersebut bisa kita tulis dalam kertas dan
kita cetak menjadi buku. Sudah banyak orang yang mengabadikan ilmu pengetahuan yang
ditemukan di dunia ini dalam bentuk buku. Seiring berjalannya waktu, ilmu pengetahuan yang
kita peroleh juga semakin banyak dan semakin banyak pula buku-buku yang tercipta.

Buku-buku tersebut perlu untuk kita rawat, kita lestarikan, dan kita sebarkan informasi
yang terdapat di dalamnya. Untuk melakukan itu semua kita memerlukan suatu wadah, tempat,
atau suatu instansi tertentu yang memang bergerak di bidang tersebut. Pihak yang melakukan
tugas-tugas tersebut adalah perpustakaan. Perpustakaan itu sendiri sebenarnya apa? Kadang kita
masih bingung akan menjawab apa ketika ada yang bertanya perpustakaan itu apa? Dan kita
sering menjawabnya dengan “perpustakaan itu suatu ruangan yang menyimpan banyak buku”.
Apakah perpustakaan hanya menyimpan buku? Atau ada fungsi dari perpustakaan?.
Sulistiyo-Basuki dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Perpustakaan menjelaskan
bahwa perpustakaan adalah “sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri
yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut
tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual.” (Sulistiyo-Basuki, 1991:
3).

Sedangkan menurut Suwarno dalam bukunya Psikologi Perpustakaanmenjelaskan


pengertian perpustakaan yaitu sebagai suatu satuan unit kerja yang di dalamnya terdapat
organisasi yang membedakan perpustakaan dengan induknya. Satuan unit kerja tersebut bisa
berdiri sendiri, tetapi dapat juga merupakan bagian dari organisasi di atasnya yang lebih besar
(Suwarno, 2009: 33-34)

Perpustakaan Desa

Kita sering mendengar ada beberapa jenis perpustakaan, ada perpustakaan nasional,
perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan sekolah, dan perpustakaan perguruan
tinggi. Kita juga kadang mendengar istilah perpustakaan desa. Lalu, apakah yang dimaksud
dengan perpustakaan desa? Dan termasuk ke jenis perpustakaan yang manakah perpustakaan
desa itu? Ataukah perpustakaan desa termasuk jenis perpustakaan yang tersendiri?

Menurut Sutarno NS, perpustakaan desa termasuk ke dalam perpustakaan umum dan
bukan merupakan jenis perpustakaan tersendiri. Dalam bukunya Perpustakaan dan Masyarakat
Sutarno menjelaskan bahwa perpustakaan umum merupakan satu-satunya jenis perpustakaan
yang masih dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Perpustakaan-perpustakaan yang yang
termasuk di dalam kategori perpustakaan umum adalah: perpustakaan umum kabupaten/ kota,
perpustakaan umum tingkat kecamatan, perpustakaan umum desa/ kelurahan, taman bacaan
rakyat/ taman baca masyarakat, dan perpustakaan keliling. (Sutarno NS, 2006:43)

Perpustakaan umum itu merupakan lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan
menyediakan berbagai informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya, sebagai sumber
belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat
(Sutarno NS, 2006:43).

Sedangkan menurut Sulistiyo-Basuki, perpustakaan umum adalah “perpustakaan yang


diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum” (Sulistiyo-Basuki, 1991: 46).
Dan masih menurut Sulistiyo-Basuki “perpustakaan umum desa merupakan perpustakaan umum
yang terletak di desa dan dikelola oleh swadaya masyarakat desa.” (Sulistiyo Basuki, 1993: 48).
Sedangkan menurut Saputera (2014) dalam situs web Kementerian Agama Kanwil Riau,
menjelaskan bahwa menurut lokasinya perpustakaan desa tidak terbatas kepada perpustakaan
yang terletak di pedesaan, tetapi secara luas juga mencakup semua perpustakaan yang ada di
wilayah desa/kelurahan dalam sebuah kota.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan desa merupakan perpustakaan umum yang
terletak di desa/ kelurahan, diselenggarakan oleh pemerintah desa dan dikelola oleh masyarakat
desa serta menjalankan fungsi dan tugasnya sama seperti perpustakaan umum lain karena
perpustakaan desa termasuk ke dalam perpustakaan umum. Perpustakaan desa ditujukan untuk
masyarakat desa yang karena fungsinya sama seperti perpustakaan umum lain maka
perpustakaan desa memiliki berbagai macam koleksi dan bisa dikunjungi oleh siapapun.
Sehingga masyarakat bisa memanfaatkannya dengan sebaik mungkin untuk membantu mereka
dalam proses belajar dan meningkatkan taraf kehidupan dengan koleksi-koleksi yang mendukung
dan sesuai dengan profesi penduduk desa.

Fungsi dan Peran Perpustakaan Desa

Karena perpustakaan desa merupakan perpustakaan dengan jenis yang sama dengan
perpustakaan umum, maka perpustakaan desa juga memiliki fungsi dan peran yang sama dengan
perpustakaan umum dalam kedudukannya di masyarakat. Peran perpustakaan di sini adalah
kedudukan, posisi, dan tempat perpustakaan beroperasional. Apakah penting, strategis, sangat
menetukan, berpengaruh, atau hanya sebagai pelengkap saja. Jika mememerhatikan konsep dasar
perpustakaan sebagai pusat informasi, maka peran perpustakaan cukup strategis di tengah
masyarakat. (Suwarno, 2009: 40)

Menurut Sutarno, peran perpustakaan merupakan bagian pokok yang harus dijalankan di
dalam perpustakaan. Peranan yang harus dijalankan oleh perpustakaan ikut menentukan dan
mempengaruhi tercapainya visi dan misi dari perpustakaan. (Sutarno NS, 2006: 68)

Peranan yang dapat dijalankan oleh perpustakaan anatara lain:

1. Sebagai sumber informasi, pendidikan, penelitian, preservasi dan pelestari khasanah


budaya bangsa serta tempat rekreasi yang sehat, murah, dan bermanfaat.
2. Merupakan media atau jembatan yang berfungsi menghubungkan antara sumber
informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam koleksi perpustakaan dengan
para pemakainya.
3. Sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai
dan antara penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayani.
4. Sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, kegemaran membaca, kebiasaan
membaca, dan budaya baca, melalui penyediaan berbagai bahan bacaan yang sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat.
5. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi
mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
pengalamannya.
6. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan agen kebudayaan
umat manusia.
7. Perpustakaan berperanan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggota
masyarakat dan pengunjung perpustakaan.
8. Petugas perpustakaan dapat berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi
kepada pemakai atau melakukan pendidikan pemakai, dan pembinaan serta menanamkan
pemahaman tentang pentingnya perpustakaan bagi orang banyak.
9. Perpustakaan berperan dalam menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar
tetap dalam keadaan baik semua hasil karya umat manusia yang tak ternilai harganya.
10. Perpustakaan dapat berperan sebagai ukuran (barometer) atas kemajuan masyarakat
dilihat dari intensitas kunjungan dan pemakaian perpustakaan.
11. Secara tidak langsung, perpustakaan yang telah berfungsi dan dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya ikut berperan dalam mengurangi dan mencagah kenakalan remaja.
(Sutarno NS, 2006: 68-69)

Selain memiliki peranan yang cukup strategis dalam masyarakat, perpustakaan juga
memiliki dan menjalankan fungsi-fungsi yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari semua
tugas perpustakaan. Fungsi perpustakaan tersebut, antara lain, pendidikan dan pembelajaran,
informasi, penelitian, rekreasi, dan preservasi. (Suwarno, 2009: 42)
Sedangkan Sulistiyo-Basuki dalam bukunya Pengantar Ilmu Perpustakaan menjelaskan
bahwa perpustakaan mempunyai fungsi yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat. Dan
fungsi-fungsi perpustakaan di masyarakat tersebut antara lain:

1. Sebagai sarana simpan karya manusia


Perpustakaan berfungsi sebagai tempat menyimpan karya manusia, khususnya karya
cetak seperti buku, majalah, dan sejenisnya serta karya rekaman seperti kaset, piringan hitam,
dan sejenisnya.
2. Fungsi informasi
Bagi anggota masyarakat yang memrlukan informasi, dapat memintanya atau
menanyakannya ke perpustakaan. Informasi yang diminta dapat berupa informasi mengenai
tugas sehari-hari, pelajaran ataupun informasi lainnya.
3. Fungsi rekreasi
Masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan cara membaca, dan bacaan ini
disediakan oleh perpustakaan. Untuk masyarakat desa, dengan membaca mereka akan bisa
mengenal dunia dengan lebih luas tanpa harus mengunjungi suatu tempat satu persatu.
4. Fungsi pendidikan
Perpustakaan umum desa merupakan sarana pendidikan nonformal, artinya perpustakaan
merupakan tempat belajar di luar bangku sekolah maupun juga tempat belajar dalam
lingkungan pendidikan sekolah. Di Indonesia, banyak anggota masyarakat yang tingkat
pendidikannya masih rendah dikarenakan masalah ekonomi. Oleh karena itu perpustakaan
desa memiliki peran penting dalam menjalankan fungsinya sebagai tempat untuk belajar bagi
masyarakat.
5. Fungsi kultural
Perpustakaan merupakan tempat untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya
masyarakat. (Sulistiyo-Basuki, 1993: 27-29)

Hambatan dan Tantangan yang Dihadapi Perpustakaan Desa

Setiap perpustakaan tentunya memiliki peran, fungsi, tantangan, dan hambatannya


masing-masing. Begitu juga dengan perpustakaan desa yang memiliki tantangan dan hambatan
dalam menjalankan peran dan fungsinya sehingga kadang peran dan fungsi tersebut tak bisa
terlaksana dengan baik. Hambatan perpustakaan merupakan kelemahan-kelemahan yang harus
dihadapi oleh perpustakaan, ada hambatan dari dalam perpustakaan dan ada pula hambatan yang
berasal dari luar perpustakaan. Sedangkan ancaman yang harus dihadapi oleh perpustakaan
adalah adanya pesaing-pesaing yang menyebabkan kurangnya minat masyarakat untuk
berkunjung ke perpustakaan. Semua hambatan dan ancaman yang ada tersebut harus dihadapi
oleh perpustakaan dan perlu untuk dicarikan solusi yang tepat.

1. Hambatan yang dihadapi perpustakaan desa


Hambatan-hambatan internal adalah hambatan seperti sumber daya perpustakaan,
administrasi, dan manajemen. Kelemahan berupa sumber daya perpustakaan mencakup segala
sesuatu yang menjadi bagian atau unsur penyelenggaraan kegiatan perpustakaan. Administrasi
disini dimaksudkan bahwa karena tidak semua orang, baik ia sebagai manajer, staf, maupun
pelaksana teknis operasional perpustakaan memahami dan bersedia menjalankan hal-hal yang
bersifat administratif dengan sebaik-baiknya.
Sedangkan hambatan berupa manajemen yaitu hambatan karena dalam perpustakaan
tugas seorang manajer itu luas dan besar, sehingga tidak semata-mata tergantung pada
kemampuan dalam memimpin, mengorganisasikan, mengendalikan, serta mengarahkan
bawahan, melainkan juga meliputi unsur kepatuhan, kekompakan, kerjasama, dan ketertiban
organisasi dan manajemen, sedangkan tidak semua orang bisa melakukannya. (Sutarno NS,
2006: 125-130)
Sedangkan hambatan eksternal adalah hambatan yang muncul dari luar perpustakaan,
diantaranya yaitu:
a. Adanya jarak atau celah antara perpustakaan dengan masyarakat
Antar perpustakaan dan masyarakat seharusnya ada hubungan yang erat, tetapi antara
keduanya seolah-olah masing-masing berjalan sendiri-sendiri. Artinya penyelenggaraan
perpustakaan, dengan maksud dan tujuan melayani masyarakat belum mampu menyentuh
kebutuhan masyarakat. Karena itu perpustakaan perlu untuk menyesuaikan koleksi yang
dimiliki dengan kebutuhan masyarakat.
b. Adanya keterbatasan akses informasi dan komunikasi
Informasi dan komunkasi antara perpustakaan dengan masyarakat merupakan sesuatu
yang pentingkarena tanpa adanya informasi dan komunikasi, antara keduanya tidak akan
pernah ada keterikatan. Oleh karena itu perpustakaan dan masyarakat perlu menjalin
komunikasi dengan lebih baik, perpustakaan perlu mengadakan program yang melibatkan
masyarakat di dalamnya.
c. Respon dan perhatian masyarakat relatif rendah
Respon dan perhatian masyarakat terhadap perpustakaan yang relatif rendah karena
adanya ketidaktahuan masyarakat mengenai perpustakaan menjadikan masyarakat kurang
merespon dan memperhatikan masyarakat. Perlu adanya pengenalan lebih lanjut dan
mendalam tentang perpustakaan kepada masyarakat.
d. Persepsi yang keliru dan tidak lengkap tentang perpustakaan
Masyarakat Indonesia terdiri dari banyak sekali kelompok dan respon masing-masing
kelompok terhadap perpustakaan tidak sama, akibatnya persepsi masing-masing kelompok
tentang perpustakaan sering tidak sama dan kadang ada yang keliru menganggap suatu
perpustakaan hanya untuk kalangan tertentu. Sebab itu perpustakaan perlu untuk memberikan
kesan yang jelas sehingga tidak ada lagi persepsi yang salah dalam masyarakat.
e. Minat masyarakat terhadap perpustakaan yang relatif rendah
Minat masyarakat yang relatif rendah masih berkaitan dengan respon masyarakat
terhadap perpustakaan. Karena respon mereka rendah, maka minat mereka terhadap
perpustakaan juga rendah. Pihak perpustakaan dan masyarakat sendiri perlu untuk
meningkatkan minat masyarakat terhadap perpustakaan, salah satu caranya adalah dengan
meningkatkan minat baca.
f. Tingkat kesibukan/ waktu masyarakat terbatas
Kebanyakan masyarakat desa sibuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan mereka
sehari-hari dan tidak sempat untuk berkunjung ke perpustakaan, selain itu banyak masyarakat
desa yang masih belum begitu mengenal perpustakaan. Masyarakat perlu mengurangi sedikit
kesibukannya untuk berkunjung ke perpustakaan, apalagi anak-anak sangat perlu untuk
diberi waktu untuk berkunjung ke perpustakaan. (Suwarno, 2009: 119-124)
Menurut laporan Perpustakaan Desa Purworejo Kecamatan Sanankulon kabupaten Blitar,
kendala utama kegiatan perpustakaan desa berkisar pada rendahnya budaya baca masyarakat
sehingga pengelola harus mengerahkan energi ekstra jika tidak mau perpustakaannya layaknya
seperti “kuburan”. Kreatifitas SDM menjadi ujung tombak keberhasilan pendekatan, selain itu
menajemen profesional wajib dikembangkan untuk membuat perpustakaan desa berfungsi ganda.
2. Tantangan yang dihadapi perpustakaan desa
Selain hambatan-hambatan, perpustakaan juga memiliki ancaman-ancaman yang
menyebabkan sepinya perpustakaan dari pengunjung. Menurut Suwarno, ada 5 ancaman yang
dihadapi perpustakaan, yaitu:
a. Perkembangan pusat-pusat informasi yang lain
Perkembangan pusat-pusat informasi, seperti pusat dokumentasi ilmiah, pusat pengolahan
data, kearsipan, pusat kajian atau pusat studi bidang-bidang tertentu sekarang telah banyak,
dan pengelolanya terdiri dari tenaga-tenaga ahli yang sesuai dengan bidang yang
bersangkutan. Perkembangan pusat-pusat informasi tersebut menjadikan jumlah pengunjung
perpustakaan semakin sedikit dan menjadikan perpustakaan sepi pengunjung. Untuk
mengatasinya, perpustakaan perlu untuk mengimbangi dan meningkatkan sistem kerja atau
menjalin kerjasma dengan pusat-pusat informasi tersebut.
b. Perkembangan tempat-tempat hiburan (entertainment)
Perpustakaan tidak dapat dibandingkan dengan pusat-pusat hiburan, meski di dalam
perpustakaan terdapat kegiatan yang mengandung unsur hiburan, terutama hiburan batin.
Karena hiburan di perpustakaan seringnya hanyalah merupakan hiburan berupa bacaan
ringan, sedangkan pusat hiburan menyediakan berbagai macam hiburan yang disukai oleh
banyak orang, tidak hanya anak-anak. Sebab itu, dalam perpustakaan perlu adanya
keseimbangan antara kebutuhan ilmiah dan kebutuhan hiburan baik di perpustakaan maupun
di luar perpustakaan.
c. Acara televisi
Salah satu media elektronik yang berkembang pesat adalah televisi, karena kemajuan
teknologi, kini siaran televisi berlangsung selama 24 jam sehari terus menerus denga
tayangan yang menarik minat sehingga masyarakat lebih tertarik untuk menonton televisi
dibandingkan pergi ke perpustakaan untuk membaca buku. Perpustakaan perlu untuk
mengantisipasinya dengan mengadakan suatu program yang menarik minat masyarakat.
d. Status dan kedudukan perpustakaan
Status dan kedudukan perpustakaan di dalam masyarakat merupakan sesuatu yang
penting, namun kadang perpustakaan memiliki kedudukan yang tidak begitu dianggap dalam
masyarakat. Oleh karena itu, perpustakaan perlu untuk memiliki kedudukan yang wajar/
memadai dan sesuai dengan besar kecilnya masyarakat yang dilayani.
e. Citra perpustakaan
Citra perpustakaan merupakan cermin kinerja perpustakaan, oleh karena itu
penyelenggara perputsakaan semestinya memberikan gambaran yang baik kepada
masyarakat. Perpustakaan harus berupaya untuk menjalankan semua tugas dan fungsinya
secara optimal. (Suwarno, 2006: 129-135)

Kesimpulan

Perpustakaan desa merupakan perpustakaan umum yang terletak di desa/ kelurahan,


diselenggarakan oleh pemerintah desa dan dikelola oleh masyarakat desa serta menjalankan
fungsi dan tugasnya sama seperti perpustakaan umum lain karena perpustakaan desa termasuk ke
dalam perpustakaan umum. Perpustakaan desa memiliki peran dan fungsi yang sangat membantu
masyarakat. Namun selain memiliki peran dan fungsi yang penting, perpustakaan juga memiliki
hambatan dan tantangan yang harus dihadapi dan dicari solusinya.

Daftar Pustaka

Perpustakaan Desa Purworejo Kecamatan Sanankulon Kabupaten Blitar. “Laporan”, dalam


Google Search. https://app.box.com/s/k3o7mizeti9y4z8hklcw. Diunduh Jumat, 13 Juni
2014.

Saputera, Agus. 2014. “Perpustakaan Desa, Basis Pengembangan Perpustakaan di Indonesia”,


dalam Google Search. riau1.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id2=desa. Diunduh
Jumat, 13 Juni 2014.

Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

-------------------. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sutarno NS. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto

Suwarno, Wiji. 2009. Psikologi Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto

Anda mungkin juga menyukai