Anda di halaman 1dari 2

          

           
148. Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah
(dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari
kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Tafsir QS. Al Baqarah (2) : 148. Oleh Kementrian Agama RI

Setiap umat mempunyai kiblat masing-masing.


Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail `alaihis salam,, menghadap ke Ka’bah.
Bani Israil menghadap ke Baitulmakdis dan orang Nasrani menghadap ke timur, yang
prinsip ialah beriman kepada Allah dan mematuhi segala perintah-Nya.
Karena Allah telah memerintahkan agar kaum Muslimin menghadap ke Ka’bah
dalam salat, maka fitnah dan cemoohan dari orang yang ingkar itu tidak perlu dilayani,
tetapi hendaklah kaum Muslimin bekerja dengan giat, beramal, bertobat dan berlomba
membuat kebajikan.
Allah nanti akan menghimpun umat manusia untuk menghitung serta membalas segala
amal perbuatannya, dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu;
tidak ada yang dapat melemahkan-Nya untuk mengumpulkan semua manusia pada hari
pembalasan.

Tafsir Ibnu Katsir


Oleh Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-Dimasyqi:

Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, yang dimaksud dengan pengertian ‘tiap-tiap umat
mempunyai kiblatnya yang ia menghadap kepadanya’ ialah semua pemeluk agama.
Dengan kata lain, tiap-tiap kabilah mempunyai kiblatnya sendiri yang disukainya, dan kiblat yang
diridai oleh Allah ialah kiblat yang orang-orang mukmin menghadap kepadanya.

Abul Aliyah mengatakan bahwa orang-orang Yahudi mempunyai kiblatnya sendiri yang mereka


menghadap kepadanya, dan orang-orang Nasrani mempunyai kiblatnya sendiri yang mereka
menghadap kepadanya.
Allah memberikan petunjuk kepada kalian, hai umat Muhammad, kepada kiblat yang
merupakan kiblat yang sesungguhnya.

Telah diriwayatkan dari Mujahid, Ata, Ad-Dahhak, Ar-Rabi’ ibnu Anas, dan As-Saddi hal yang


semisal dengan pendapat Abul Aliyah tadi.

Mujahid mengatakan dalam riwayat yang lain —begitu pula Al-Hasaiy— bahwa Allah
memerintahkan kepada semua kaum agar salat menghadap ke arah Ka’bah.

Ibnu Abbas, Abu Ja’far Al-Baqir, dan Ibnu Amir membaca ayat ini dengan bunyi walikullin
wajhatun huwa muwallaha (Bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya sendiri yang diperintahkan oleh
Dia (Allah) agar mereka menghadap kepadanya).
Ayat ini serupa maknanya dengan firman-Nya:

Untuk tiap-tiap umat di antara kalian, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.
Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kalian dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak
menguji kalian terhadap pemberian-Nya kepada kalian, maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan.
Hanya kepada Allah-lah kembali kalian semuanya.
(QS. Al-Ma’idah [5]: 48)

Dalam surat ini Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Di mana saja kalian berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat).
Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.

Yakni Dia berkuasa untuk menghimpun kalian dari muka bumi, sekalipun jasad dan tubuh kalian
bercerai-berai.

Anda mungkin juga menyukai