Anda di halaman 1dari 9

Nama : Cici Andini

NIM : 855765768
Kelas : 1B
MK : Evaluasi Pembelajaran di SD
Tugas : Tutorial 2

1. Kita ketahui bahwa asesemen alternative dikelompokan menjadi beberapa asesemen


yaitu performance assessment, portofolio assessment, dan authentic assesement. Coba
saudara jelaskan dari masing-masing asesemen tersebut beserta contohnya!
2. Menurut teori C. Rogers (1969), menjelaskan bahwa teori ini membedakan dua jenis
belajar, yaitu cognitive learning dan experiential learning. Coba saudara jelaskan
perbedaan dan berikan contoh pelaksanaan di dalam kelas, khususnya pembelajaran
untuk siswa Sekolah Dasar!
3. Berdasarkan criteria penilaian rubric, dibedakan menjadi rubric holistic dan rubric
analytic. Coba saudara jelaskan perbedaannya dan berikan masing-masing contohnya!
4. Dalam pengumpulan dan pengolahan informasi hasil belajar dilakukannya
pemeriksaan hasil tes objektif, tes uraian, dan pengamatan. Coba saudara jelaskan
bagaimana proses memeriksa dari masing-masing hasil tes di atas!

Jawaban
1. Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan asesmen yang dibahas di soal ini,yaitu
tradisional assessmen,performance assessment,authentic assesmen,portofolio
assesmen, achievement assessment, dan alternatife assessment.
 Performance assessment ( asesmen kinerja)
Asesmen kinerja merupakan asesmen yang menghendaki siswa untuk
mendemonstrasikan kemampuannya baik pengetahuan atau ketrampilan dalam
bentuk kinerja nyata yang ditunjukan dalam bentuk penyelesaian suatu tugas,
bukan hanya menjawab atau memilih jawaban yang sudah tersedia. Asesmen
kinerja menilai hasil belajar siswa dan proses belajarnya. Contoh pada
aktivitas diskusi yang melibatkan kegiatan presentasi di kelas, baik secara
berkelompok maupun individual.
 Authentic assessment.
Authentic assessment merupakan assessment yang menuntut siswa mampu
menerapkan pengetahuan dan ketrampilannya dalam kehidupan nyata diluar
sekolah. Tujuan dan otentik assessment adalah untuk mengumpulkan bukti-
bukti apakah siswa sudah dapat menggunakan pengetahuan dan
ketrampilannya secara efektif dalam kehidupan nyata dan dapat memberikan
kritik terhadap upaya yang telah ia lakukan. Contoh pada pemberian tugas
praktikum yang harus dipraktikan siswa untuk membuktikan sesuatu, misalnya
kegiatan untuk mengetahui pertumbuhan kacang hijau dalam waktu 7 hari.
Siswa dituntut untuk melakukan praktik tersebut dan menulis laporannya
perhari tentang pertumbuhan kacang hijau tersebut. Di akhir kegiatan, siswa
diwajibkan untuk mengumpulkan laporan/resume tentang praktikum yang
telah siswa lakukan, dengan menggunakan format tertentu yang telah
ditetapkan oleh guru.
 Portofolio assessment (assessment portofolio) 
Asesmen portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang disusun
secara sistematis yang menunjukan upaya,proses,hasil dan kemajuan belajar
yang dilakukan siswa dari waktu ke waktu. Mungkin banyak definisi
portofolio yang telah anda kenal dan agak berbeda dengan pengertian diatas
tetapi pada dasarnya portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang
menunjukan pencapaian dan perkembangan hasil hasil belajar siswa.
Portofolio dapat berbentuk tugas-tugas yang dikerjakan siswa, jawaban siswa
atas pertanyaan guru, catatan hasil observasi guru, catatan hasil wawancara
guru dengan siswa, laporan kegiatan siswa dan karangan atau jurnal yang
dibuat siswa.
2. Rogers membedakan dua tipe belajar, yaitu kognitif (kebermaknaan) dan
eksperiensial (pengalaman atau signifikansi). Guru menghubungkan pengetahuan
akademik ke dalam pengetahuan terpakai, seperti contohnya yaitu mempelajari tata
cara pelaksanaan shalat dengan tujuan agar anak mampu melaksanakan shalat 5 waktu
setiap hari. Experiential Learning bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan dan
keinginan siswa. Kualitas belajar experiential learning mencakup keterlibatan siswa
secara personal, berinisiatif, evaluasi oleh siswa sendiri, dan adanya efek yang
membekas pada siswa. Model experiential learning merupakan proses belajar dimana
proses perubahan menggunakan pengalaman sebagai media belajar atau pembelajaran
bukan hanya materi yang bersumber pada dari buku atau guru, tetapi juga bisa dari
pengalaman siswa. Experiential learning (belajar berdasarkan pengalaman) membantu
siswa dalam mengaitkan materi pembelajaran dengan keadaan nyata, sehingga dengan
pengalaman nyata tersebut siswa dapat mengingat dan memahami informasi yang
didapatkan dalam pendidikan dan dapat meningkatkan mutu pendidikan. Experiential
learning memiliki tiga aspek, yaitu Pengetahuan (konsep, fakta, informasi), Aktivitas
(penerapan dalam kegiatan) dan Refleksi (Analisis dampak kegiatan terhadap
perkembangan individu).
3. Berdasarkan kegunaannya rubric dapat dibedakan menjadi dua yaitu rubric holistic
dan rubric analytic .

a. Holistic Rubric
Yang dimaksud dengan holistic rubric adalah rubric yang deskripsi dimensi
kinerjanya dibuat secara umum, Karena itu biasanya holistic rubric digunakan untuk
menilai berbagai macam kinerja.

Aspek – aspek yang perlu diperhatikan dalam menilai kinerja siswa antara lain :

 Kwalitas pengerjaan tugas.


 Kretifitas dalam pengerjaan tugas.
 Produk tugas.

Setiap aspek yang akan dilihat kinerjanya kemudian ditentukan gradasi mutunya
mulai dari yang paling sempurna sampai yang paling jelek.
Dimensi kinerja Sko Deskripsi
r
1. Kualitas pengerjaan 4 Tugas dikerjakan dengan sangat baik dan
tugas 3 akurat.
2 Tugas dikerjakan dengan baik tetapi tidak
1 akurat
Pengerjaan tugas yang kurang baik dan
kurang akurat
Pengerjaan tugas tidak baik dan tidak akurat.
2. Kualitas dalam 4 Mampu memodifikasi  prosedur dalam
pengerjaan tugas kondisi yang menantang.
3 Mampu memodifikasi prosedur tetapi atas
bantuan instruktur
2 Mampu memodifikasi prosedur tapi setelah
1 diberi contoh.
Tugas dikerjakan dengan prosedur baku.
3. Produk tugas 4 Secara keseluruhan produk tugas sangat
3 bagus .
2 Secara keseluruhan produk tugas bagus .
1 Secara keseluruhan produk tugas sedang .
Secara keseluruhan produk tugas kurang
bagus .

Holistik rubric yang khusus dibuat untuk menilai kinerja siswa yang berhubungan
dengan keterampilan mengerjakan sesuatu , Dimensi kerjanya yang harus
diperhatikan antara lain :
 Kemampuan menggunakan prosedur kerja.
 Kemampuan menunjukan fungsi dari setiap langkah sesuai dengan prosedur,
dan
 Kemampuan memodifikasi prosedur yang ada tanpa menyalahi fungsi.

Dimensi kinerja Sko Deskripsi


r
1. Penggunaan prosedur 4 Prosedur digunakan secara cepat dan
3 terampil.
2 Prosedur digunakan secara cepat tetapi
kurang terampil.
1 Ada kesalahan penggunaan
prosedur,digunakan lambat dan canggung.
Tidak menggunakan prosedur
2. Fungsi langkah dalam 4 Mampu menunjukan fungsi masing – masing
prosedur langkah  dalam prosedur dengan baik.
3 Langkah – langkah dalam prosedur
ditunjukan secara umum.
2 Langkah – langkah dalam prosedur
ditunjukan secara terbatas
1 Langkah – langkah dalam prosedur
ditunjukan kurang bisa dipahami
3. kemampuan 4 Mampu memodifikasi prosedur dalam
memodifikasi prosedur keadaan menantang.
3 Mampu memodifikasi prosedur tapi dengan
bantuan instruktur.
2 Mampu memodifikasi prosedur setelah diberi
contoh oleh instruktur
1 Tidak mampu memodifikasi prosedur..

b. Analitic Rubric
Analitic rubric adalah  rubric yang dimensi atau aspek kinerjanya dibuat lebih
rincidemikian pula deskripsi setiap aspek kinerjanya.
Contoh rubric tugas karangan  dengan topic pengalaman saat liburan semester,
panjang karangan dan komponen – komponen serta tanggal pengumpulan tugas sudah
di tentukan :
Aspek Indikator sko Deskripsi
kinerja r

1. Struktur Judul
karangan 4 Judul berupa frase,
penulisannya tepat, judul
3 sesuai isi karangan.
Judul bukan frase,
2 penulisannya tepat,judul
sesuai dengan karangan.
1 Judul bukan frase,
penulisannya kurang
Pembukaa tepat, judul sesuai dengan
n 4 isi karangan.
3 Judul bukan frase
2 penulisannya tidak tepat,
1 judul tidak sesuai dengan
isi karangan.
Isi 4
3 Ada dan mengarah ke isi
2 karangan
1 Ada dan kurang mengarah
ke isi karangan
d. Penutup 4 Ada tetapi tidak mengarah
3 ke isi karangan
2 Tidak ada pembukaan
1
Isi lengkap dan jelas
Isi lengkap tetapi kurang
jelas
Isi kurang lengkap tetapi
jelas
Isi tidak langkap dan tidak
jelas

Ada dan merupakan


kesimpulan isi karangan
Ada tapi kurang sesuai
dengan isi karangan
Ada tepai tidak sesuai
dengan isi karangan
Tidak ada penutup
2. kosa kata
Penggunaan 4 Makna dan bentuk tepat
bahasa 3 Makna tepat,bentuk
2 kurang tepat
1 Makna kuarang tepat,
Struktur bentuk tepat
kalimat 4 Makna dan bentuk tidak
3 tepat
2
1 90% - 100% Struktur
C. Alinea kalimat benar
4 80% - 89% Struktur
kalimat benar
3 60% - 79 % Struktur
kalimat benar
2 Kurang dari 60% Struktur
kalimat benar
d. Ejaan 1
Ada satu pokok pikiran
dan dikembangkan
4 dengan jelas
3 Ada satu pokok pikiran
2 dan pengembangannya
1 kurang jelas
Ada lebih dari satu pokok
pikiran dan
dikembangkan dengan
jelas
Ada lebih dari satu pokok
pikiran dan
pengembangannya tidak
jelas

90% - 100% benar


80% - 89% benar
70% - 79 % benar
Paling banyak69% benar

4. 1. Memeriksa Hasil Tes Objektif


Cara yang paling umum dilakukan oleh para praktisi pendidikan di lapangan adalah
dengan pemeriksaan secara manual. Cara ini tepat dilakukan jika jumlah peserta
tesnya tidak terlalu banyak. Caranya dengan  membuat master kunci jawaban pada
lembar jawaban kosong.  Master jawaban digunakan untuk memeriksa hasil jawaban
siswa. Jika jumlah peserta tes sangat besar, maka pemeriksaan secara manual dirasa
tidak efektif lagi. Jika peserta tes dalam jumlah besar maka dapat menggunakan
fasilitas komputer untuk menskor dan mengolahnya. Pembacaan jawaban siswa dapat
dilakukan dengan menggunakan bantuan mesin pembaca (scanner machine) dan
untuk mengolah data selanjutnya dapat digunakan komputer.
Prinsip kerja pemeriksaan jawaban dengan fasilitas komputer:
a.       Semua jawaban siswa di-scan.
b.      Identitas data siswa yang terisi benar dipisahkan dari yang terisi salah melalui
proses editing.
c.       Data yang salah diperbaiki melalui proses up-dating.
d.      Setelah semua identitas siswa benar, kunci jawaban dimasukkan ke dalam
komputer.
e.       Menghitung jawaban yang benar dari setiap siswa melalui proses scoring.
2. Memeriksa Hasil Tes Uraian
Pemberian skor atau scoring merupakan masalah serius dalam pemeriksaan hasil tes
uraian. Menurut Hopkins dan kawan-kawan (1990) terdapat lima faktor yang menjadi
permasalahan pada saat memeriksa hasil tes uraian yaitu ketidaktetapan pemeriksa
dalam memberikan skor, adanya hallo effect, carri over effect, order effect, dan
adanya efek penggunakan bahasa serta tulisan siswa. Untuk memeriksa hasil tes
uraian sebaiknya mengikuti cara-cara berikut:
a. Setiap lembar jawaban siswa sebaiknya diperiksa oleh dua orang pemeriksa
b. Prosedur Pemeriksaan:
 Kedua pemeriksa menyamakan persepsi untuk mencari kesepakatan cara
memeriksa jawaban siswa.
 Pemeriksa mengujicobakan pedoman penskoran yang sudah disepakati dengan
memeriksa 5 – 10 lembar jawaban siswa.
 Pemeriksaan jawaban siswa dilaksanakan setelah uji coba pemeriksaan
menunjukkan hasil pemeriksaan yang baik.
 Pemeriksa menentukan skor yang diperoleh setiap siswa.
3. Memeriksa Hasil Pengamatan
Informasi hasil belajar yang diperoleh dari unjuk siswa kerja siswa,
baik yang berupa unjuk kerja yang langsung diamati guru, pembuatan laporan,
pengumpulan hasil karya, pengumpulan portofoio dan lain sebagianya. Satu hal yang
tidak kalah penting adalah informasi yang berkenaan dengan proses selama
menghasilkan karya tersebut. Untuk memperoleh informasi tersebut sudah barang
tentu guru harus mempersiapkan pedoman pengamatan yang dilengkapi dengan
kriteria penskoran. Inilah yang dikenal dengan rubrik
Pengolahan Data dari Pengukuran Unjuk Kerja Siswa (melalui Skala Rating atau
Skala Sikap dari Likert), dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
a.       Hitung jumlah skor maksimal dan minimal yang mungkin diperoleh siswa untuk
semua indikator.
b.      Jumlahkan skor yang diperoleh setiap siswa.
c.       Bandingkan skor yang diperoleh dengan standar kompetensi yang telah
ditetapkan atau
d.      Membagi jumlah skor yang diperoleh siswa dengan skor maksimal kali 100%.

Hormat Saya

Cici Andini

Anda mungkin juga menyukai