Anda di halaman 1dari 8

Nama : Asha Sakinah

UPT : Lapas Kelas IIA Pamekasan

Gelombang / angkatan : I / XXXIV

Kelompok / absen : 4 / 39

JAWABAN TUGAS INDIVIDU TGL 20 MEI 2021

1. ISU-ISU AKTUAL :
a. Kurang memadainya perlengkapan e-court yang digunakan untuk sidang online oleh jaksa.
b. Ketimpangan tusi sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sub bagian di dalam lapas.
c. Kurangnya penguatan koordinasi antar sub bagian oleh Kalapas.

2. DESKRIPSI DAN DAMPAK DARI ISU-ISU TERSEBUT :


a. Kurang memadainya perlengkapan e-court yang digunakan untuk sidang online oleh jaksa.
Deskripsi Isu: Sejak adanya Pandemi Covid-19 Lapas Kelas IIA Pamekasan sudah menerapkan
e-Court sebagai persidangan online. Sejak terbit Perma Nomor 1 Tahun 2019 telah
ditambahkan mekanisme Persidangan Secara Elektronik (e-Litigation) ke dalam model e-
Court. Mengenai teknologi yang dipergunakan dalam praktek penyelenggaraan peradilan,
seperti alat perekaman dan transkrip digital, video conferences, proyektor layar lebar, dan lain-
lain. Penggunaan aplikasi e-Litigation dan penggunaan teknologi pengadilan tersebut
setidaknya berhasil sebagai pengadilan modern tetapi teknologi tersebut belum disediakan
secara optimal oleh Lapas Kelas IIA Pamekasan. Dimana masih terdapat kekurangan dalam hal
penyediaan teknologi tersebut sehingga mempersulit jaksa dan narapidanan yang sedang
melakukan persidangan online. Kualitas sebuah badan peradilan ditentukan dengan pelayanan
masyarakatnya. Kualitas pelayanan ini dapat diartikan sebagai tingkat kepuasan tamu atau
konsumen yang dalam hal ini masyarakat. Sedangkan tingkat kepuasan tamu ini sendiri dapat
diperoleh dari perbandingan atas jenis pelayanan yang nyata diterima oleh konsumen dengan
jenis pelayanan yang diharapkan oleh konsumen. Jenis kualitas pelayanan yang baik adalah
jenis pelayanan yang memuaskan dan sesuai dengan pelayanan yang diharapkan oleh
konsumen.
Dampak Isu: Kualitas pelayanan pengadilan ini menjadi penting kurang efektif yang akan
berdampak langsung pada citra instansi. Kualitas pelayanan yang kurang optimal akan menjadi
sebuah kerugian bagi instansi. Bagaimana tidak, jika suatu instansi sudah mendapat nilai
negatif di mata masyarakat, maka masyarakat tersebut akan memberikan feedback (umpan
balik) yang buruk. Artinya, masyarakat memiliki tingkat kepercayaan yang rendah akan kinerja
petugas Lapas Kelas IIA Pamekasan.
b. Ketimpangan tusi sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sub bagian oleh Kalapas.
Deskripsi Isu: di Lapas Kelas IIA Pamekasan sering terjadi ketimpangan tugas dan fungsi,
dimana petugas tidak mau saling membantu dikala ada bantuan dari sub bagian lain. Suatu
contoh, kamtib enggan membantu KPLP karena terdapat nuansa kompetisi. Dimana kamtib
dan KPLP harus memiliki kerja sama yang kuat agar dapat meminimalisir adanya pelanggaran
oleh narapidana. Padahal sesama petugas harus memiliki kolaborasi antar bidang apalagi di
dalam satu instansi. Banyak manfaat yang akan diperoleh seperti menambah wawasan
pengetahuan tidak hanya belajar dalam satu bidang saja serta menambah jiwa solidaritas dalam
satu instansi. Dimana jika terjadi sesuatu di dalam lapas seperti kerusuhan narapidana, kita
sebagai petugas dalam satu instansi dapat saling melindungi dan menguatkan. Sesuai dengan
slogan lapas “Waspada Jangan-jangan”, artinya kita sesama petugas harus bisa saling bekerja
sama agar dapat meminimalisir pelanggaran yang terjadi baik oleh narapidana maupun petugas
itu sendiri. Sehingga, Lapas Kelas IIA Pamekasan memiliki integritas yang tinggi untuk
meciptakan citra yang baik kepada mayarakat.
Dampak Isu: akan berdampak kurangnya kekompakan serta rasa solidaritas antar petugas di
Lapas Kelas IIA Pamekasan yang akan sangat merugikan. Dimana tugas petugas
pemasyarakatan sebagai insan pengayom harus menjadi role mode bagi narapidana maupun
masyarakat. Hal tersebut sangat merugikan karena narapidana bisa mudah saja mengelabui
petugas dikarenakan kurangnya rasa solidaritas antar petugas, mungkin saja mereka bisa
menjadi kompor untuk menciptakan suasana yang tidak kondusif antar petugas. Sehingga,
narapidana tersebut bisa saja dengan mudah kabur dari lapas dikarenakan kurangnya
pengawasan oleh petugas yang disebabkan oleh lebih mementingkan ego sendiri.
c. Kurangnya penguatan koordinasi antar sub bagian di dalam lapas.
Deskripsi Isu: kurangnya penguatan koordinasi oleh Kalapas Kelas IIA Pamekasan, dimana
kurangnya pengawasan dari kalapas antar sub bagian sehingga petugas lebih bersikap
seenaknya sendiri. Kalapas hanya berfokus kepada kplp saja karena memang ada beberapa
kasus pelanggaran yang harus diselesaikan tetapi alangkah baiknya jika lebih mengawasi sub
bagian yang lain juga. Sehingga, ada rasa antusias dari petugas setiap sub bagian untuk
memperbaiki kinerja menjadi lebih maksimal lagi. Kurangnya reward dari kalapas kepada
petugas juga menjadi sebab kurangnya antusias petugas, kalapas hanya menyuruh untuk terus
bekerja kepada semua petugas tanpa ada reward sedikitpun. Hal itu yang sangat memicu
kurang efektif dan efisien kinerja dari petugas.
Dampak Isu: akan menurunkan kinerja petugas Lapas Kelas IIA Pamekasan, sehingga
pekerjaan tidak berjalan dengan baik. Akan ada ketimpangan sosial antar petugas, dimana ada
yang merasa anak emas kalapas seolah-olah ia merasa berkuasa di atas petugas yang lain. Di
sisi lain, ada petugas yang merasa buat apa bekerja keras kalau tidak ada hasil apapun yang ia
peroleh.

3. ANALISIS ISU :
Setelah dideskripsikan pada bagian sebelumnya, maka diperlukan analisis lanjutan dari isu-isu
tersebut. Analisis isu dilakukan bertujuan untuk menetapkan kriteria kualitas isu. Isu dan
problematika yang telah diidentifikasi di atas kemudian dianalisa menggunakan metode USG untuk
memilih isu yang dikategorikan sebagai isu aktual yang akan ditetapkan sebagai isu utama. Adapun
Variabel penetapan kriteria kualiatas isu pada USG adalah sebagai berikut:
1. Urgency artinya seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis, dan ditindak lanjuti.
2. Seriousness merujuk pada seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat
yang ditimbulkan.
3. Growth menekankan pada seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani segera.

Analisis dengan metode USG ditunjukkan pada Tabel sebagai berikut:


NO ISU U S G JLH PERINGKAT
.
1. Kurang memadainya perlengkapan e-
court yang digunakan untuk sidang 3 3 4 10 3
online oleh jaksa.
2. Ketimpangan tusi sebagai akibat dari
adanya nuansa kompetisi antar sub 5 3 4 12 2
bagian di dalam lapas.
3. Kurangnya penguatan koordinasi antar
sub bagian oleh Kalapas. 5 5 5 15 1
Analisis Isu dengan menggunakan pisau ukur USG, merupakan analisis final dari Isu yang
ditentukan. Berdasarkan analisis diatas maka ditemukan isu yang paling tinggi urgensinya untuk
dicarikan solusi yaitu “Kurangnya penguatan koordinasi antar sub bagian oleh Kalapas.”

Isu tersebut sangat penting karena fakta di lapangan saat ini di Lembaga Pemasyarakatan Kelas
IIA Pamekasan masih kurang mengoptimalkan penguatan koordinasi antar sub bagian dimana
isu tersebut sangat berdampak negatif bukan hanya terhadap petugas tetapi juga berdampak pada
citra instansi yang akan berdampak buruk. Sehingga, masih perlu penguatan koordinasi antar
sub bagian maupun kepada petugas agar tercipta kinerja yang efekif dan efisien serta dapat
memajukan instansi.

Apabila dianalisis penyebab Kurangnya penguatan koordinasi antar sub bagian oleh Kalapas , bisa
menggunakan teknik analisis isu yaitu fishbone diagram yang penjelasanya sebagai berikut :

Penyebab Akibat

Surroundings
System

Kalapas yang bertindak Kurangnya


pasif penguatan

Kurangnya Akan meimbulkan


Tata kelola kepegawaian kurangnya kinerja yang
kepedulian kurang efektif
petugas efektif dan efisien oleh
petugas, adanya
ketimpangan sosial antar
petugas, dan dapat merusak
Kurangnya citra instansi
Rasa solidaritas masih rendah komitmen
petugas

Kurang Kurangnya
berfikir pengawasan oleh
Skills Kalapas Suppliers

Dari fishbone diagram tersebut, penyebab yang bisa saya temukan adalah kurangnya
penguatan koordinasi oleh kalapas dan kalapas yang lebih bersifat pasif hanya fokus pada
satu sub bagian saja serta pola pikir petugas yang kurang positif sehingga menciptakan
kurangnya rasa solidaritas antar petugas karena kurangnya efektifnya tata kelola kepegawaian
sehingga terjadi kurangnya antusias dalam bekerja oleh petugas.
TUGAS LEARNING JOURNAL

A. PELAYANAN PUBLIK
Lapas Kelas IIA Pamekasan sudah menerapkan Pelayanan yang Bersifat Adminisitratif.
Dimana dalam pelayanan yang bersifat administratif seperti Pelayanan publik yang
menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan warga masyarakat. Sebagai
lembaga pemerintah dalam bidang hukum dan ham yang memiliki banyak data, maka
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pamekasan memerlukan teknologi IT yang tinggi untuk
menyelesaikan masalah-masalah serta pengolahan data narapidana. Untuk itu, diperlukan
suatu Sistem Informasi yang dapat mengelola data-data menjadi sebuah informasi yang dapat
bermanfaat bagi para penggunanya. Selama ini pemasukan data masih dilaksanakan dengan
cara manual, dengan adanya sistem ini, diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam
pengolahan informasi mengenai data narapidana dan mempermudah Lapas Kelas IIA
Pamekasan dalam melakukan pelaporan dan penyimpanan data lebih cepat dan efisien
daripada dilakukan dengan cara manual biasa. Proses Sistem ini akan dibuat dengan salah
satu bahasa pemrograman Web, yaitu PHP dan salah satu Sistem Basis Data, yaitu MySql.
PHP memiliki struktur bahasa yang dinamis dalam pembuatan interface-interfacenya,
misalkan pembuatan tabel. Karena tabel-tabel dalam pendataan sangat kompleks dan
bervariasi, tidak hanya dalam bentuk tabel biasanya.
PHP (Hypertext Pre Processor) merupakan bahasa sever-side scripting yang menyatu dengan
HTML untuk membuat Halaman WEB yang dinamis. Maksud dari sever-side scripting adalah
sintaks dan perintah-perintah yang diberikan akan sepenuhnya dijalankan do server tetapi
disertakan pada dokumen HTML. Pembuatan WEB ini merupakan kombinasi antara PHP
sebagai bahasa pemrograman dan HTML sebagai pembangun halaman WEB. Secara umum
aplikasi sistem informasi administrasi pelayanan narapidana ini mempunyai lima akses login
bagi admin yang menampilkan beberapa menú pilihan yaitu :
1) Admin bag. Narapidana. Setelah sukses login, admin bag. narapidana dapat
melakukan:
- Manajemen data narapidana.
- Manajemen data simpanan barang bawaan napi.
- Manajemen remisi.
- Cetak laporan bulanan (lap. isi Lapas, lap. napi bebas, lap. napi masuk).
- Manajemen data admin.
- Manajemen Informasi.
- Ubah Password.
2) Admin bag. Kesehatan. Setelah sukses login, admin bag. kesehatan dapat
melakukan:
- Manajemen data penghuni sakit.
- Ubah Password.
3) Admin bag. Keamanan. Setelah sukses login, admin bag. keamanan dapat
melakukan:
- Manajemen data pelanggaran napi.
- Ubah Password.
4) Admin bag. Kunjungan. Setelah sukses login, admin bag. kunjungan dapat
melakukan:
- Manajemendata pengunjung.
- Ubah Password.
5) Admin bag. Kunjungan. Setelah sukses login, admin bag. kunjungan dapat
melakukan:
- Manajemen data pengunjung.
- Ubah Password.

Untuk membangun sebuah aplikasi yangdinamis salah satu hal yang penting untuk
mendukungnya adalah keberadaan sebuah database. Implementasi dari perancangan
aplikasi, yaitu : Home (halaman ini merupakan halaman utama dari sebuah aplikasi kami,
halaman ini bisa diakses oleh para pengguna dan berisikan mengenai profil Lapas Kelas
IIA Pamekasan), Login Admin (halaman ini merupakan halaman login admin dimana
akan di akses apabila sang admin akan masuk kedalam sistem), Data Narapidana
(halaman admin bag. Napi untuk memanajemen data Narapidana yang ada di Lapas Kelas
IIA Pamekasan. Halaman ini bisa diakses setelah admin bag. Napi berhasil melakukan
proses login), Data Barang Bawaan Napi (halaman admin bag. Napi untuk memanajemen
data simpanan barang bawaan napi. Halaman ini bisa diakses setelah admin bag. napi
berhasil melakukan proses login), Cetak laporan (Halaman ini adalah halaman admin bag.
Napi untuk mencetak laporan bulanan yang terdiri dari laporan isi Lapas dan laporan
Napi bebas), Remisi (halaman admin bag. Napi untuk memprediksi Remisi yang di dapat
oleh napi dengan ketentuan yang ada dan dapat di edit sesuai keputusan dari kanwil),
Data User (halaman admin bag. Napi untuk memanajemen data user/admin yang
terdaftar), Data Pelanggaran (Halaman ini adalah halaman admin bag. Keamanan untuk
memanajemen data pelanggaran yang dilakukan oleh napi), Data Penghuni Sakit
(halaman admin bag. Kesehatan untuk memanajemen data penghuni yang sakit. Halaman
ini bisa diakses setelah admin bag. Kesehatan berhasil melakukan proses login).

Sistem ini dapat mempermudah pegawai dalam pembuatan laporan bulanan yang dapat
dilakukan lebih cepat dibandingkan dilakukan dengan cara manual. Sistem ini
memberikan kemudahan dalam menentukan tanggal habis hukuman napi tanpa
menghitungnya dengan cara manual. Sistem ini juga dapat memberikan informasi dan
prediksi otomatis mengenai remisi yang didapat oleh narapidana dan dapat diubah sesuai
keputusan dari Kanwil Hukum dan Ham.

B. WHOLE OF GOVERNMENT
Lapas Kelas IIA Pamekasan sudah menerapkan WoG dengan optimal dengan menjalin sinergi
dengan TNI dan POLRI setempat demi Cegah peredaran gelap narkotika dan meminimalisir
pelanggaran oleh WBP dengan cara menggeledah blok hunian WBP dan melakukan
penyuluhan-penyuluhan kepada WBP. Demi mewujudkan layanan Pemasyarakatan yang
PASTI, Pemasyarakatan harus terus membenahi diri. Salah satu kunci untuk mewujudkan
Pemasyarakatan Maju menurut Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS), Reynhard
Silitonga, adalah sinergi dengan Aparat Penegak Hukum (APH). Dengan mengadakan Apel
siaga adalah wujud bakti kita kepada negeri dan sebenar-benarnya tugas kita sebagai petugas
Pemasyarakatan. Apel siaga adalah tindak lanjut arahan Dirjen PAS yang menekankan upaya
pewujudan Pemasyarakatan Maju yang menggarisbawahi upaya deteksi dini gangguan
keamanan dan ketertiban, pemberantasan narkoba, dan sinergi dengan APH lainnya.
Pelaksanaan deteksi dini tidak dianggap sebagai rutinitas saja. Pencegahan merupakan
langkah terbaik untuk menciptakan situasi yang kondusif sehingga bisa meredam pemberitaan
dan stigma negatif di masyarakat. Menyoroti peredaran gelap narkoba, masih maraknya
pemberitaan yang menyatakan peredaran narkoba dikendalikan dari dalam lapas. Kalapas
Lapas Kelas IIA Pamekasan berharap para petugas tidak main-main dengan barang haram
tersebut. Ia juga kembali mengingatkan pentingnya komitmen dan integritas seorang petugas
Pemasyarakatan. Sanksi berat sudah menanti petugas yang terlibat karena pemberantasan
narkoba adalah komitmen Dirjen PAS, bahkan Menteri Hukum dan HAM RI. Kalapas secara
khusus mengucapkan terima kasih kepada jajaran Kepolisian dan TNI yang hadir dalam apel
siaga. Kehadiran mereka merupakan bentuk dukungan terhadap Pemasyarakatan dalam
melaksanakan tugas. Selain itu, hal ini merupakan wujud sinergi dan kordinasi yang baik
antara Pemasyarakatan dan aparat TNI/Kepolisian. Petugas Pemasyarakatan tidak bisa
bekerja sendiri. Maka, Kalapas memberi instruksi kepada kita para petugas untuk menjalin
sinergi dengan APH lain dan mitra kerja dalam menjalankan tugas. Serta meningkatkan
kinerja demi kemajuan dan kebaikan organisasi. Ekspektasi masyarakat yang semakin tinggi
dan kompleksitas permasalahan di lingkungan Pemasyarakatan tidak akan bisa ditangani jika
jajaran Pemasyarakatan hanya berleha-leha. Kita sebagai dari Kemenkumham harus
merefleksi diri, apa sumbangsih kita bagi organisasi yang membesarkan kita. Jangan justru
memberi dampak negatif.

Anda mungkin juga menyukai