Anda di halaman 1dari 6

Nama : Asha Sakinah

UPT : Lapa Kelas IIA Pamekasan


Angkatan / Gelombang : XXXIV / 1
Kelompok / Absen : 4 / 39

JAWABAN TUGAS AGENDA 1


MATERI ANALISIS ISU KONTEMPORER

1. Siswi SMA yang Bakar Masker dan Sebut Covid-19 Hoaks Ditangkap, Orangtua Hanya Bisa
Pasrah (https://regional.kompas.com/read/2021/02/01/10462381/siswi-sma-yang-
bakar-masker-dan-sebut-covid-19-hoaks-ditangkap-orangtua?page=all)
(https://regional.kompas.com/read/2021/02/02/07030091/fakta-siswi-sma-bakar-
masker-dan-sebut-covid-19-hoaks-berawal-dari-lihat?page=all)
KUPANG, KOMPAS.com - Polisi menangkap seorang siswi salah satu sekolah
menengah atas (SMA) negeri di Kota Kupang berinisial GSDS (19) pada Minggu
(31/1/2021). GSDS ditangkap karena diduga melakukan penyebaran ujaran kebencian
terkait Covid-19. Ia membuat video membakar masker dan menyebut Covid-19
hoaks. Saat diperiksa polisi, GSDS mengaku membuat video bernada ujaran
kebencian itu setelah melihat unggahan temannya di WhatsApp. Dalam status
WhatsApp itu, temannya membagikan kabar tentang seorang pasien Covid-19 yang
meninggal berada dalam satu ruangan dengan pasien yang masih hidup. Ia mengaku
kesal setelah melihat status temannya itu. Ia pun langsung membuat video
menggunakan ponselnya. Video itu dibuat GSDS di dalam kantor lama Panti Asuhan
Hitbia, Kota Kupang, pada Minggu sekitar pukul 06.00 Wita. "Saya rekam sendiri
menggunakan HP Samsung J2 Prime warna hitam milik saya," kata GSDS saat
ditangkap polisi berdasarkan keterangan tertulis yang diterima, Senin (1/2/2021).
Baca juga: Pelajar Ngebut di Genangan hingga Menciprat ke Toko, Ini Sanksi yang
Diberikan Polisi... Orangtua GSDS pasrah saat polisi datang menjemput anaknya.
GSDS pun langsung dibawa ke Mapolda NTT. Kabid Humas Polda NTT Kombes
Rishian Krisna Budhiaswanto menuturkan, pelaku ditangkap setelah tim siber Polda
NTT melakukan patroli media sosial. "Kita amankan seorang perempuan diduga
melakukan penyebaran kebencian melalui media sosial Facebook pada Minggu 31
Januari 2021," ujar Krisna kepada Kompas.com, Senin (1/2/2021). Krisna
mengatakan, GSDS diperiksa tim Subdit V/Cyber Crime Dit Reskrimsus Polda NTT.
Setelah diperiksa, pelaku mengaku membuat enam video. Namun, dari seluruh video
tersebut, ada dua yang mengandung ujaran kebencian. "Pelaku lihat story WA
temannya tentang kondisi korban Covid-19 sehingga pelaku membuat video dan
disebarkan melalui Facebook," kata Krisna. Dalam penangkapan itu, polisi
mengamankan sebuah ponsel milik pelaku yang dipakai merekam dan mengunggah
video ke Facebook. Terkait dugaan pelaku mengalami gangguan jiwa, penyidik masih
menyelidiki lebih lanjut. "Kita masih lakukan penyelidikan untuk itu (soal dugaan
gangguan jiwa). Kita juga dalami siapa yang viral kan," imbuhnya. Saat ditangkap di
rumah orangtuanya, pelaku pasrah dan tidak memberikan perlawanan. Atas
perbuatannya, penyidik menjerat pelaku dengan Pasal 45A ayat (2) dan Pasal 43
Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi Transaksi Elektronik.
"Sesuai pasal ini, pelaku dihukum enam tahun penjara atau denda Rp 1 miliar," jelas
Krisna.
Sebelumnya, sebanyak dua video berisi kata kasar yang ditujukan kepada tenaga
amedis dan pemerintah terkait penanganan pandemi Covid-19 viral di media sosial.
Masing-masing video itu berdurasi 29 detik. Dalam video itu terlihat seorang remaja
perempuan tanpa mengenakan masker dan memakai kaus hitam lengan panjang. Pada
video pertama, perempuan itu memperkenalkan diri sembari memegang masker. Ia
mengaku tinggal di salah satu panti tunanetra di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.
"Saudara kita yang tidak melihat dan tidak tahun Covid-19 yang hoaks, sakit hati ya,"
kata perempuan itu dikutip dari video yang beredar. Perempuan itu juga menyebut
dokter dan perawat bodoh. Pada akhir video pertama, ia memperlihatkan suasana
ruangan tempatnya berada. Adapun pada video kedua, perempuan itu membakar
masker yang sebelumnya dipegang. "Kita cegah Covid-19 dengan bakar masker,
bakar masker, buang hand sanitizer, buang air cuci tangan," kata dia.
2.

ANALISIS AKPK
NO ISU A K P K JUMLAH PERINGKAT
1 UJARAN KEBENCIAN KEPADA DI 5 5 5 5 20 1
SOSIAL MEDIA MENGENAI
TENGGELAMNYA KAPAL SELAM
NANGGALA-402

KETERANGAN :
BOBOT KETERANGAN
5 SANGAT BEDAMPAK
4 BERDAMPAK
3 CUKUP BERDAMPAK
2 KURANG BEDAMPAK
1 SANGAT KURANG BEDAMPAK

AKTUAL :
a. Viral di media sosial : Warganet dihebohkan dengan beredarnya dua video
yang memperlihatkan seorang remaja perempuan berkata kasar yang ditujukan
kepada tenaga medis dan pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19.
Masing-masing video itu berdurasi 29 detik.
b. Ditangkap polisi, sudah buat enam video : Setelah video itu viral, polisi
kemudian melakukan penyelidikan hingga akhirnya berhasil menangkap
perempuan tersebut. Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Rishian Krisna
Budhiaswanto mengatakan, pelaku ditangkap setelah tim Subdit V/Cyber
Crime Dit Reskrimsus Polda NTT melakukan patroli di media sosial. Pelaku,
kata Krisna, ditangkap di rumahnya di Kecamatan Maulafa, Kota Kupang,
pada Minggu (31/1/2021) malam. Kepada polisi, GSDS mengaku membuat
enam video. "Dari enam video yang dibuat, ada dua video yang mengandung
ujaran kebencian," kata Krisna kepada Kompas.com, Senin (1/2/2021).
c. Berawal dari lihat unggahan teman di medsos : Kata Krisna, pelaku membuat
video bernada ujaran kebencian itu setelah melihat unggahan temannya di
WhatsApp. Dalam status WhatsApp itu, temannya membagikan kabar tentang
seorang pasien Covid-19 yang meninggal berada dalam satu ruangan dengan
pasien yang masih hidup. Melihat itu, GSDS pun mengaku kesal, ia langsung
membuat video menggunakan ponsel miliknya. Video itu dibuat GSDS di
dalam kantor lama Panti Asuhan Hitbia, Kota Kupang, pada Minggu sekitar
pukul 06.00 Wita.
d. Terancam enam tahun penjara : Atas perbuatannya, pelaku dijerat dengan
Pasal 45A ayat (2) dan Pasal 43 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008
tentang Informasi Transaksi Elektronik. "Sesuai pasal ini, pelaku dihukum
enam tahun penjara atau denda Rp 1 miliar," tegasnya.

KHEKALAYAKAN :
Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak dikarenakan dengan adanya isu
tersebut akan meresahkan masyarakat luas. Masyarakat akan meremehkan dan tidak
mematuhi protokol kesehatan padahal hal tersebut akan mengakibatkan semakin
meluasnya penyebaran Virus Covid-19. Dan kurang menghargai usaha tenaga medis
dalam meminimalisir keadaan tersebut dengan mengorbankan segala jiwa dan
raganya. Bahkan, ada tenaga medis yang tumbang terkena Virus Covid-19 demi
menyelematkan pasien.

PROBLEMATIK :
Isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga solusinya yaitu
dengan memberikan sanksi pidana kepada pelaku sesuai undang-undang agar ada efek
jera dan tidak mengakibatkan masalah yang berkepanjangan di kemudian hari. Serta
memberikan sosialisasi kepada pelaku akan pentingnya berhati-hati dalam suatu
tindakan dilihat dari latar belakang pelaku masih pelajar SMA. Diperlukan
pengarahan dan pembelajaran untuk membentuk emosionalnya menjadi lebih baik
lagi untuk kedepannya.
KELAYAKAN :
Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan karena dalam isu tersebut sudah jelas bahwa
tindakan siswi SMA tersebut salah dan melanggar peraturan yang dewasa ini mulai
diterapkan masyarakat nasional terkait penerapan protokol kesehatan Covid-19. Serta
perbuatan tersebut sudah diatur dalam undang-undang hukum pidana dan terdapat
sanksi pidana yang menjerat siswi SMA tersebut.

ANALISIS USG
Analisis USG
N ISU U S G PERINGKAT
O
1 UJARAN KEBENCIAN KEPADA DI 5 5 5 15
SOSIAL MEDIA MENGENAI
TENGGELAMNYA KAPAL SELAM
NANGGALA-402

KETERANGAN :
BOBOT KETERANGAN
5 SANGAT BEDAMPAK
4 BERDAMPAK
3 CUKUP BERDAMPAK
2 KURANG BEDAMPAK
1 SANGAT KURANG BEDAMPAK

URGENCY :
Isu tersebut sangat mendesak yang harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti
dikarenakan jika isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak jika dibiarkan
begitu saja tanpa adanya punishment. Maka, akan meresahkan masyarakat luas dan
merugikan orang banyak terutama tenaga medis. Dimana, Virus Covid-19 sudah
menjadi suatu pandemi yang harus kita minimalisirkan agar bumi kembali membaik
dan aktivitas sehari-hari kita dapat kembali normal. Serta perekonomian negara
kembali berjalan dengan baik sehingga mengurangi beban negara.
SERIOUSNESS :
Isu tersebut sangat serius dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan, banyak
akibat yang akan ditimbulkan seperti meresahkan masyarakat dengan dapat hilangnya
rasa kepercayaan masyarakat terhadap adanya Covid-19 dan usaha tenaga medis akan
terlaksana dengan sia-sia. Hal ini akan menambah beban negara hanya karena hal isu
tersebut serta circle kehidupan normal akan sulit diciptakan kembali.

GROWTH :
Besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera karena isu
tersebut akan menyebar luas bukan hanya di dalam negeri tetapi bahkan ke luar
negeri. Hal ini, yang akan sangat berdampak buruk kepada negara kita karena
masyarakat dunia menilai negara kita kurang tegas dalam menangani pandemi Virus
Covid-19 ini yang dapat merugikan masyarakat luas. Sehingga, bisa saja negara kita
mendapat sanksi internasional yang akan berakibat penilaian buruk terhadap negara
kita.
3.
ANALISIS FISHBONE
Penyebab Akibat
Surroundings System 1. Timbul
Keresahan
kepercayaan
dari masyarakat
terhadap adanya
Pendidikan ber IT tidak tuntas pandemi Covid-
Masyarakat 19
Tunggal 2. Menyebabkan
sia-sianya usaha
tenaga medis
dalam
mengupayakan
pengurangan
pasien Virus
Covid-19
Indoktrinasi media sosial

Kebencian

Skill Suppliers

Dari analisis saya, yang mungkin merupakan orang yang tinggal di masyarakat tunggal,
pedidikan mengenai IT tidak tuntas, indoktrinasi media sosial, dan memiliki kebencian
terhadap kelompok tertentu (Intoleransi). Akibat dari ujaran kebenciannya adalah bahaya
konflik dan intoleransi.
4. PENYEBAB UTAMA ISU :
Siswi SMA tersebut mengaku membuat video bernada ujaran kebencian itu setelah
melihat unggahan temannya di WhatsApp. Dalam status WhatsApp itu, temannya
membagikan kabar tentang seorang pasien Covid-19 yang meninggal berada dalam
satu ruangan dengan pasien yang masih hidup. Ia mengaku kesal setelah melihat
status temannya itu. Ia pun langsung membuat video menggunakan ponselnya.

5. ALTERNATIF PEMECAHAN ISU :


Pemecahan isu tersebut adalah memberikan sanksi yang tegas terhadap pelaku sesuai
undang-undang yang berlaku yaitu dengan sanksi pidana dan memberikan sosialisasi
serta pengarahan-pengarahan yang dapat menyadarkan ia tentang perilakunya menjadi
lebih baik lagi kedepannya dan tidak melakukan kesalahan yang fatal untuk
kedepannya. Serta peran serta orang tuanya sebagai role model bagi anak juga
diperlukan dengan selalu melakukan hal-hal positif dan juga bisa menjadi teman
bercerita untuk anak agar dapat membentuk pribadi anak yang baik.

Anda mungkin juga menyukai