Xxxiv.4.39.asha Sakinah-Tugas Individu TGL 19 Mei 2021
Xxxiv.4.39.asha Sakinah-Tugas Individu TGL 19 Mei 2021
Kelompok / absen : 4 / 39
1. ISU-ISU AKTUAL :
a. Kurang menerapkan transparansi dalam layanan informasi dan pengaduan
b. Belum optimalnya penerapan program reintegrasi sosial di lapas
c. Kurang optimalnya jenis kegiatan program pengendalian penyakit TB/TB program activity
Dampak Isu: akan memberikan dampak citra yang buruk terhadap instansi dan seluruh petugas
lapas karena masyarakat merasa kurang puas akan pelayanan dan terdapat ketimpangan sosial
di dalamnya. Sehingga, kepercayaan dan kenyamanan masyarakat terhadap pelayanan oleh
petugas akan berkurang. Padahal, tugas kita adalah sebagai insan pengayoman yang memiliki
fungsi sebagai pelayan publik.
b. Belum optimalnya penerapan program reintegrasi sosial di lapas
Deskripsi Isu: program Reintegrasi Sosial bermanfaat untuk mengurangi over kapasitas di
lapas namun pelaksanannya masih sangat kurang di Lapas Kelas IIA Pamekasan. Karena apa
yang saya temukan masih ada stigma negatif yang diberikan masyarakat terhadap warga
binaan. Pemberian bimbingan setelah keluar dari lapas diharapkan mampu mencegah
terjadinya cap negatif dan mencegah pengulangan tindakan yang melanggar hukum namun
pada kenyataannya tidak ada lagi bimbingan yang diberikan. Tidak semua klien Bapas yaitu
bekas warga binaan mendapatkan bimbingan baik itu bimbingan kepribadian dan bimbingan
keterampilan yang menjadi sangat penting karena usaha developmental setelah menjalani
proses rehabilitative di Lapas dapat pulih kembali sehingga tidak lagi menjadi penyandang
masalah sosial dan dapat mengembangkan dirinya ke arah lebih baik. Adapun hambatan yang
dihadapi dalam menjalani program reintegrasi sosial ini adalah dari warga binaan itu sendiri.
Kurangnya kegiatan setelah keluar dari Lapas disinyalir menjadi alasan bekas warga binaan
kembali ke kehidupan lamanya. Kedua kurang memadai sarana dan prasarana, misalnya sarana
fisik, seperti kelas-kelas, perlengkapan, dll. Selain sarana fisik, anggaran yang tidak mencukupi
untuk memberikan keterampilan seluruh Warga Binaan juga menjadi masalah yang harus dicari
jalan keluarnya.\
Akhir 2020 sudah berjumlah 1987 orang dan per Maret 2021 sebanyak 1205 penghuni. Terjadi
peningkatan isi lapas/rutan dalam kurun waktu 2,5 tahun. Sementara kapasitas yang tersedia di
Lapas Kelas IIA Pamekasan hanya mampu menampung 670 orang. Untuk menekan over
crowded yang terjadi di Lapas Kelas IIA Pamekasan, Kalapas memberikan beberapa alternatif,
diantaranya adalah menambah kapasitas hunian dan pemindahan narapidana. Langkah ini
dilakukan hanya untuk meratakan kapasitas yang over crowded ke wilayah yang
memungkinkan daya tampungnya. Namun, tidak menjawab penanggulangan yang
komprehensif khususnya hak-hak dasar penghuni lapas. Hal ini manjadi keluhan keluarga
narapidana karena mereka akan dijauhkan oleh anggota keluarganya yang menjadi narapidana..
Dampak Isu: lapas yang biasanya sebagai tempat WBP untuk menjadi insan yang lebih baik
akan tidak optimal dalam menciptakan insan yang lebih baik dan dapat diterima kembali dalam
masyarakat, hal itu akan berdampak kepada WBP itu sendiri maupun petugas lapas karena
dianggap gagal dalam mengayomi WBP. Sehingga, kemungkinan WBP melakukan
kesalahannya berulang kali karena tidak adanya rasa jera di dalam dirinya serta kurangnya
integrasi sosial yang ia peroleh. Over crowded juga dapat meresahkan WBP karena merasa
tidak ada kenyamanan di lingkungan sekitarnya dan kemungkinan akan menciptakan
kerusuhan antar blok di lapas.
c. Kurang optimalnya jenis kegiatan program pengendalian penyakit TB/TB program activity
Deskripsi Isu: Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan di Lapas Kelas IIA Pamekasan
dengan penemuan kasus yang intensif terutama pada kelompok-kelompok risiko tinggi TB
seperti kelompok rentan. Setiap tahun dilaporkan terdapat 197 kasus TB baru per 1205
populasi. 1 Angka penemuan kasus baru TB secara nasional mengalami penaikan dalam tiga
tahun terakhir. Tahun 2018 CDR 31%, naik diperberat oleh situasi lapas yang sebagian besar
menampung Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) melebihi kapasitas daya huni,
berkontribusi terhadap meningkatnya kerentanan WBP dalam penularan TB.
Berdasarkan data Poliklinik Lapas Kelas IIA Pamekasan pada tahun 2020 penyakit infeksi
saluran pernapasan merupakan peringkat kedua dari 10 besar penyakit yang banyak diderita
WBP di lapas, salah satunya yaitu tuberkulosis. Prevalensi penyakit tuberkulosis mengalami
peningkatan dari tahun 2019 (1,51%) meningkat menjadi (15,12%) pada tahun 2020.
Dampak Isu: risiko penularan penyakit tuberkulosis paru dengan kebiasaan batuk tidak
menutup mulut akan menyebarkan bakteri penyebab penyakit yang sangat tinggi. Memiliki
kebiasaan membuang dahak di sembarang tempat baik di dalam blok masing – masing ataupun
diluar blok, membuang dahak di tanah tanpa ditimbun, di lantai kamar mandi tanpa disentor, di
selokan-selokan di dalam lingkungan lapas, serta membuang dahak dengan menggunakan
tissue dan dalam wadah khusus tetapi disimpan selama beberapa hari di dalam kamar hunian
dapat memperluas penularan TB.
4. ANALISIS ISU :
Setelah dideskripsikan pada bagian sebelumnya, maka diperlukan analisis lanjutan dari isu-isu
tersebut. Analisis isu dilakukan bertujuan untuk menetapkan kriteria kualitas isu. Isu dan
problematika yang telah diidentifikasi di atas kemudian dianalisa menggunakan metode USG untuk
memilih isu yang dikategorikan sebagai isu aktual yang akan ditetapkan sebagai isu utama. Adapun
Variabel penetapan kriteria kualiatas isu pada USG adalah sebagai berikut:
1. Urgency artinya seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis, dan ditindak lanjuti.
2. Seriousness merujuk pada seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat
yang ditimbulkan.
3. Growth menekankan pada seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani segera.
Analisis dengan metode USG ditunjukkan pada Tabel sebagai berikut:
NO ISU U S G JLH PERINGKAT
.
1. Kurang menerapkan transparansi dalam
layanan informasi dan pengaduan. 4 4 4 12 2
Isu tersebut sangat penting karena fakta di lapangan saat ini Warga Binaan Pemasyarakatan di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pamekasan masih kurang mengoptimalkan jenis kegiatan
program pengendalian penyakit TB dimana isu tersebut sangat berdampak negatif bukan hanya
terhadap masyarakat yang ada di lapas tetapi juga berdampak kepada masyarakat di luar lapas.
Sehingga, masih perlu perencanaan program yang efisien dan efektif untuk dapat meminimalisir
penyebaran penyakit TB.
Apabila dianalisis penyebab Kurang optimalnya jenis kegiatan program pengendalian penyakit
TB/TB program activity, bisa menggunakan teknik analisis isu yaitu fishbone diagram yang
penjelasanya sebagai berikut :
Penyebab Akibat
Surroundings
System
Kurangnya Anggaran
kepedulian yang kurang
WBP Meningkatnya penularan
penyakit TB
Kurangnya
Tidak
komitmen
menerapkan
petugas
Peralatan Kurangnya
medis pengawasan oleh
Skills tenaga medis Suppliers
yang kurang
Dari fishbone diagram tersebut, penyebab yang bisa saya temukan adalah kurangnya tenaga
medis yang kompeten serta peralatan medis yang kurang memadai karena kurangnya
anggaran sehingga terjadi kurangnya penyuluhan kesehatan oleh petugas dan minimnya
pengetahuan tentang penularan penyakit TB oleh WBP.
4. CARA MEMINIMALISIR TERJADINYA ISU :
a. Kurang menerapkan transparansi dalam layanan informasi dan pengaduan
- mengidentifikasi Peran Masyarakat. Aspek ini menjadi penting dalam
mewujudkan transparansi sebagai stimulus dalam mendorong partisipasi
publik. Menurut Korten dan Uphoff bahwa masyarakat merupakan akar
rumput yang harus diperhatikan hak dan kewajibannya. Sebagai negara
demokrasi, wajib bagi pemerintah untuk mendorong partisipasi masyarakat
sesuai dengan perannya sehingga terwujud transparansi dalam meningkatkan
kualitas pelayanan publik.
- meningkatkan peran lembaga pengawas eksternal. Ombudsman RI merupakan
lembaga negara pengawas secara eksternal yang memiliki tugas dan fungsi
dalam mengawasi pelayanan publik. Ombudsman juga dapat berfungsi sebagai
perantara masyarakat dalam menyampaikan keluhan dan evaluasi terhadap
pelayanan publik yang kurang optimal. Sehingga lembaga ini perlu didukung
penuh oleh pemerintah sehingga terwujud pelayanan publik yang prima.
- komitmen dari petugas. Komitmen petugas terutama petugas yang bertugas
dalam pelayanan publik menjadi penting untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat. Komitmen dimaksudkan dalam mewujudkan transparansi dengan
adanya keterbukaan publik. Sehingga masyarakat dapat dengan mudah
mengakses informasi dan mampu mengawal proses pelayanan publik. Selain
itu, mengajak masyarakat, misalnya dalam dialog publik untuk sama-sama
mengevaluasi pelayanan publik yang dirasa masih kurang optimal.
A. MANAJEMEN ASN
Sebanyak 45 orang pegawai di ikutkan dalam kegiatan Diklat dengan metode e-Learning
yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Hukum
dan HAM. Dimana pada pelatihan tersebut terdiri dari dua program pelatihan yakni Pelatihan
Pemeriksa Pelanggaran Tata tertib diikuti sebanyak 21 orang, serta Pelatihan
Pengadministrasian dan Perlengkapan Keamanan sebanyak 24 orang pegawai Lapas Kelas
IIA Pamekasan. Kepala Lapas Kelas IIA Pamekasan mengikut sertakan pegawainya dalam
kegiatan Diklat, selain sebagai bentuk pemenuhan hak mereka sebagai ASN, dalam hal
pengembangan kompetensi, seperti yang diamanatkan dalam UU ASN, juga menjadi wujud
implementasi penerapan penataan sistem manajemen SDM, yang merupakan bagian dari 6
area perubahan Zona Integritas yang pelaksnaanya bertujuan untuk meningkatkan
profesionalisme SDM aparatur pada Zona Integritas Menuju Wilayah Birokrasi Bersih
Melayani yang saat ini tengah diterapkan pada Lapas Kelas IIA Pamekasan. Diharapkan
dengan metode belajar yang memanfaatkan penggunaan teknologi informasi (TI) dapat
menjadi sebuah motivasi untuk lebih mendalam mempelajari dan adaptif dengan TI , yang
saat ini sudah menjadi tuntutan di era tatanan normal baru.
Penerapan Sistem Merit dalam Penyelenggaraan Manajemen ASN, sehingga menyangkut
kinerja sasaran kinerja pegawai bisa dilaksanakan sesuai dengan target waktu yang telah
ditentukan. Sistem ini untuk memastikan jabatan pegawai yang ada sesuai jabatan dengan
kualifikasi kompetensi yang dimiliki sesuai kualitas pegawai. Selain itu, sistem Merit juga
merupakan salah satu hal penting untuk menciptakan pemerintahan yang efektif.
Penerapannya telah diamanatkan dalam UU Nomor 5 tahun 2014 tentang ASN yang memiliki
pengertian Kebijakan dan manajemen ASN berdasar pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja
secara adil dan wajar tanpa membedakan latar belakang politik, ras, kulit, agama, asal usul,
jenis kelamin, status pernikahan, umur atau kondisi kecacatan. Dalam sistem Merit ini akan
lebih berpeluang mendapatkan karir yang lebih baik lagi. ASN dituntut profesional dan
menjunjung tinggi etos kerja dan kebersamaan yang harmonis. Manfaat sistem merit yaitu
organisasi/instansi pemerintah dapat merekrut ASN yang profesional dan berintegritas,
mempermudah PPK dalam pengisian jabatan. ASN pun dapat mengembangkan diri sesuai
dengan kebutuhan organisasi. Perlindungan karir bagi ASN, meningkatkan motivasi ASN
karena jalur karir yang jelas. Birokrasi kuat yang mandiri menjadi pusat inovasi dan
kreativitas. Bagi masyarakat terutama, pelayanan publik terjamin kualitasnya.
B. PELAYANAN PUBLIK
Kepala Lapas (Kalapas) Lapas Kelas IIA Pamekasan memberikan kuliah umum standar
pelayanan publik kepada beberapa pegawainya. Kalapas menekankan pentingnya kualitas
pelayanan publik di Lapas Kelas IIA Pamekasan, baik bidang kunjungan, pengaduan, dan
informasi publik. Bidang ini penting karena langsung mengarah ke masyarakat sehingga perlu
ditingkatkan. Ia menuturkan pelayanan publik di Lapas Kelas IIA Pamekasan sudah berjalan
dengan cukup baik dan sesuai dengan standar publik Pemasyarakatan. Walaupun sudah baik,
perlu adanya peningkatan dan inovasi bidang standar pelayanan publik sehingga tidak hanya
mengena di bidang kunjungan, informasi, dan pengaduan. Kalapas melakukan peninjauan
langsung terhadap penyelenggaraan pelayanan publik di area Penjaga Pintu Utama. Walau di
masa pandemi Coronavirus disease kunjungan tatap muka ditiadakan, hal itu tidak
menyurutkan antusiasme pengunjung karena masyarakat masih bisa memanfaatkan layanan
pengiriman makanan bagi keluarganya yang menjadi penghuni di Lapas Kelas IIA
Pamekasan.
Kalapas berpesan kepada seluruh petugas, khususnya yang menangani langsung pelayanan
publik, agar bekerja ikhlas, selalu tersenyum ramah, dan melayani dengan smart. Kita wajib
melayani dan memberikan informasi kepada seluruh masyarakat, khususnya keluarga Warga
Binaan Pemasyarakatan yang menanyakan prosedur dan pelayanan yang bisa mereka
dapatkan di lapas. Selain itu, terdapat beberapa pengunjung yang antre di loket layanan
informasi untuk berkonsultasi terkait hak-hak yang bisa diperoleh keluarganya yang sedang
menjalani masa pidana. Rata-rata harian pengunjung yang terdaftar di Lapas Cipinang
sebanyak 50 orang. Sebagian besar mengantarkan makanan dan barang-barang kebutuhan
keluarganya yang sedang menjalani pidana di lapas. Beberapa ada yang datang khusus untuk
melakukan konsultasi terkait hak-hak narapidana, seperti cara pengajuan Pembebasan
Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, atau pengajuan Justice Colaborator (JC).
Implementasi pelayanan kunjungan yang berbasis IT di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA
Pamekasan sudah diterapkan sesuai dengan prosedurnya, pelayanan berlangsung cepat,
pengunjung diberikan tempat yang nyaman, keterbukaan pun diberikan sesuai dengan
porsinya, sehingga walaupun masih terdapat kekurangan namun dapat diminimalisir dengan
pelayanan yang jujur, cepat, dan baik. Proses pelayanan kunjungan sudah lebih efektif
terutama mengatasi pungutan liar yang selama ini terjadi untuk mempercepat proses
pelayanan, dengan telah teritegrasikan dengan IT pelayanan yang diberikan sudah dapat
dijalankan dengan lebih tertib. Di balik banyaknya perubahan yang tentunya dianggap lebih
baik oleh masyarakat khususnya yang menerima pelayanan kunjungan tersebut, namun masih
terdapat kendala yang masih menghambat pelaksanaan pelayanan kunjungan yang berbasis IT
seperti jaringan internet yang terkadang tidak lancar, kurangnya pengetahuan pengunjung
tentang penggunaan teknologi dan kurangnya sarana dan prasarana.
C. WHOLE OF GOVERNMENT
penerapane-governmantdikota Makassarmenghadapi beberapa tantangan khususnya yang
dihadapi oleh organisasi pemerintah.Salah satu diantaranya adalah masalah sumber daya
manusia yang belum memadai. Penerapane-governmantdi kantor-kantor publik perlu
didukung olehpegawai yang mengerti mengenai teknologi.Yang juga diperlukan adalah
pegawai yang mau belajar dan mampu menanggapi perubahanteknologiinformasi berubah
secara cepat sehingga kemauan belajar pun dituntut untuk dimiliki setiap pegawailembaga
publik. Selain itu penerapane-governmantmemerlukan perubahan dalam organisasi
dandukungan ketrampilan baru.Penerapkane-governmantbukan hanya sekedar penggunaan
teknologiinformasi melainkan “penggunaan teknologi informasi dikombinasikan dengan
perubahan organisasidan ketrampilan baru dalam rangka memperbaiki pelayanan publik dan
proses demokrasi dalammendukung kebijakan publik”.
memasuki era 4.0, sebuah era berkembangnya internet hingga terdisrupsinya berbagai
sistem yang ada. Memasuki era tersebut maka sistem e-government mulai gencar di
galakan. Hal tersebut dilakukan guna memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Lapas
Kelas IIA Pamekasan merupakan salah satu instansi pemerintahan UPT (unit pelaksana
teknis) di bawah kementrian hukum dan ham provinsi Jawa Timur yang saat ini giat
meningkatkan pelayanan guna mendukung sistem pemerintahan berbasis E-Government.
Setelah sebelumnya layanan self service, kini Lapas Kelas IIA Pamekasan memiliki layanan
Besukan Online atau Kunjungan Online. Besukan online atau kunjungan online merupakan
bentuk pelayanan yang memudahkan masyarakat dalam mendaftar besukan secara online.
Selain mempermudah, hadirnya sistem layanan secara online ini membuat waktu semakin
efisien. Terlebih bagi para pengunjung yang tinggal di tempat jauh yang mana akses menuju
lapas telah memakan waktu yang lama, dan ketika datang ternyata ia masih harus mengantri
untuk mendaftar dalam melakukan besukan.
E-Government memang sangat berperan dalam mewujudkan good governance, peran ini telah
dibuktikan oleh kota-kota besar dan daerah-daerah lain di Indonesia, namun demikian,
disamping perannya yang besar dan positif, kita juga tidak menutup mata bahwa penerapan
E-Government masih memiliki sejumlah kelemahan, hambatan dan tantangan. Hambatan dan
tantangan tersebut masih dianggap wajar. Karena implementasi E-Government di Indonesia
masih terbilang baru, sehingga secara teknis masih sering adanya kesalahan di lapangan.
Untuk itu, diperlukan pengembangan lebih lanjut dari E-Government pada tahapan perbaikan
di perbagai lini setiap instansi dalam lingkup Kemenkumham memiliki website dan
administrator masing-masing yang bertanggung jawab untuk menyediakan informasi secara
terintegrasi. Dan yang paling memungkinkan, terutama melalui pendidikan dan pemerataan
akses masyarakat terhadap internet. Kesimpulannya, karena peran E-Government sangat besar
peranannya dalam mewujudkan Good Governance (Tata Kepemerintahan yang baik)
sekarang ini, maka penerapannya adalah merupakan hal yang sangat penting .