Anda di halaman 1dari 63

MODUL PEMBELAJARAN

MODUL TEKNOLOGI PENDIDIKAN


Integrasi Pembelajaran Blended dalam Mata Kuliah Umum dan
Matematika

Dr. Muhammad Yaumi, M.Hum, M.A.


Dr. Muljono Damopolii, M.Ag.
Sitti Fatimah S. Sirate, SP., S.Pd., M.Pd.

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN


ALAUDDIN MAKASSAR
2016

1
MODUL 1
MENGENAL MEDIA PEMBELAJARAN

Tujuan
1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian, fungsi, dan peranan media
pembelajaran.
2. Peserta didik dapat menjelaskan perbedaan antara media pembelajaran,
teknologi pembelajaran, pusat belajar, dan alat peraga.
3. Peserta didik dapat menentukan kategori dasar media pembelajaran
yang sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaran.
4. Peserta didik dapat memilih bagian tertentu dari pusat belajar dan alat
peraga untuk diintegrasikan dalam pelaksanaan pembelajaran.

Uraian Materi

A. Pengertian Media Pembelajaran

Media
Sebelum membahas lebih jauh tentang media pembelajaran, perlu
mengenal lebih dulu apa yang dimaksud dengan media secara umum. Kata
Media (bentuk tunggalnya medium) berasal dari bahasa latin yang berarti
antara atau perantara, yang merujuk pada sesuatu yang dapat
menghubungkan informasi antara sumber dan penerima informasi. Heinin,
Molenda, Russell, dan Smaldino (2008: 6) mendefinisikan media sebagai alat
atau saluran komunikasi (means of communication). Misalnya, media cetak,
audio, visual, video, objek, dan orang. Media ini akan dibahas lebih jauh pada
modul II bagian klasifikasi media.
Sedangkan, saluran komunikasi adalah alat yang membawa pesan dari
seorang individu ke individu lainnya (Rogers: 2003). Selanjutnya, media juga
dipandang sebagai bentuk-bentuk komunikasi massa yang melibatkan sistem
simbol dan peralatan produksi dan distribusi (Palazon, 2000). Jadi, media

2
adalah alat komunikasi yang dapat digunakan untuk membawa pesan dari
pemberi kepada penerima pesan.

visual video

audio objek

cetak MEDIA orang

Gambar 1. Gambaran Umum Media

Dalam bidang komunikasi, istilah media sering dilekatkan bersama


dengan kata massa, seperti kata media massa, mass media, yang
perwujudannnya dapat dilihat dalam bentuk surat kabar, majalah, radio, video,
televisi, komputer, Internet. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi,
media menjadi suatu kajian menarik dan banyak diminati pada hampir seluruh
disiplin ilmu walaupun dengan penamaan yang sedikit berbeda. Misalnya,
media telekomunikasi, media dakwah, pembelajaran bahasa mediasi
komputer, media pembelajaran dan sebagainya. Khusus mengenai media
pembelajaran sebagai fokus kajian dalam modul ini, perlu kita renungkan
bersama pertanyaan sebagai berikut:

Apakah Media Mempengaruhi Hasil Belajar?

Dalam pandangan sederhana, banyak orang yang berpendapat bahwa


sekalipun berbagai media canggih telah dirancang dengan segala
karakteristiknya untuk kebutuhan pembelajaran, tetapi selama instruktur, guru,
tutor, atau pengajar tidak dapat berfungsi sebagaimana seharusnya tidak akan
memberikan dampak yang berarti pada prestasi peserta didik. Sebaliknya,
walaupun hanya menggunakan media sederhana seperti buku teks, kapur tulis,

3
dan instruktur itu sendiri sebagai media, prestasi peserta didik tetap dapat
ditingkatkan. Hampir sama dengan pandangan tradisional tersebut, Clark
dalam Hastings dan Tracey (2005) berpendapat bahwa media hanyalah
kendaraan yang menyampaikan pembelajaran tetapi tidak mempengaruhi
prestasi siswa, media tidak lebih dari mobil truk yang mengangkut bahan
makanan, tetapi tidak membawa perubahan dalam nutrisi kita.
Pernyataan Clark tersebut, kemudian mendapat bantahan dari Kozma
(1991) yang berpandangan bahwa media bukan hanya berkontribusi besar
pada proses dan hasil pembelajaran, melainkan dapat membangkitkan
motivasi dan gairah belajar. Oleh karena itu, media dan belajar memiliki
hubungan yang sangat signifikan dalam menciptakan kondisi belajar secara
efektif dan efisien. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin bagus
media itu dirancang untuk kebutuhan pembelajaran, maka semakin efektif dan
efisienlah proses pembelajaran dan semakin baik prestasi peserta didik yang
dihasilkan. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah perhatian untuk
merancang media berdasarkan tujuan,materi, dan metode pembelajaran, maka
semakin tidak efektif dan efisien pembelajaran yang dilakukan dan akhirnya
menyebabkan hasil belajar peserta didik menurun.
Lebih spesifik lagi, Scanlan (2012) menemukan bahwa media dapat
menfasilitasi belajar dan dapat meningkatkan pemahaman materi
pembelajaran. Hal ini dapat diamati bahwa media dapat:
Menarik perhatian
meningkatkan minat belajar
Membangkan iklim belajar, dan
menciptakaan keberterimaan ide-ide dan pandangan.

Media Pembelajaran
Dalam perkembangan awal (dan hingga kini masih dianut), istilah
media pembelajaran hanyalah berkisar guru, kapur tulis, dan buku paket.
Sekarang ini media pembelajaran lebih cenderung dipandang sebagai alat
untuk menyampaikan pembelajaran. Reiser and Dempsey (2012) memandang
media pembelajaran sebagai peralatan fisik untuk menyajikan pembelajaran

4
kepada peserta didik. Definisi ini menekankan bahwa setiap peralatan fisik
yang digunakan untuk menyajikan pembelajaran apakah buku paket, peralatan
visual, audio, komputer, atau peralatan lainnya diklasifikasikan sebagai media
pembelajaran.
Media pembelajaran mencakup semua peralatan fisik dan materi yang
digunakan oleh instruktur, dosen, guru, tutor, atau pendidik lainnya dalam
melaksanakan pembelajaran dan menfasilitasi tercapainya tujuan
pembelajaran. Media pembelajaran yang dimaksud mencakup media
tradisional yang terdiri atas kapur tulis, handaout, diagram, slide, overhead,
objek nyata, dan rekaman video, atau film dan media mutakhir seperti
komputer, DVD, CD-ROM, Internet, dan konferensi video interaktif (Scanlan:
1, 2012). Gagne dan Briggs (1979: 175) juga mengatakan bahwa sebenarnya
penyebutan media yang digunakan dalam media pembelajaran itu tidak
memiliki makna yang standar. Kadang-kadang media merujuk pada istilah-
istilah sebagai berikut:
Sensory mode: alat indera yang yang didorong oleh pesan-pesan
pembelajaran (mata, telinga, dan sebagainya).
Channel of communication: alat indera yang digunakan dalam suatu
komunikasi ( viual, auditori, alat peraba, kinestetik, alat penciuman,
dan sebagainya).
Type of Stimulus: peralatan tapi bukan mekanisme komunikasi, yaitu
kata-kata lisan (suara asli atau rekaman), penyajian kata (yang ditulis
dalam buku atau yang masih tertulis di papan tulis), gambar bergerak
(video atau film).
Media: peralatan fisik komunikasi (buku, bahan cetak seperti modul,
naskah yang diprogramkan, komputer, slide, film, video, dan
sebagainya) (Yaumi & Syahid, 2013) .

Sekalipun terdapat pandangan yang cenderung membedakan istilah-


istilah di atas, tetapi banyak juga yang berpendapat bahwa yang dimaksud
dengan media pembelajaran adalah semua komponen istilah tersebut. Ditinjau
dari perspektif sejarah, penggunaan media untuk tujuan pembelajaran dapat

5
ditelusuri kembali sejak dekade pertama abad kedua puluh (Saettler, 2004).
Pada saat itu muncul beberapa sekolah musium yang berfungsi sebagai pusat
satuan administrasi untuk pembelajaran visual seperti slide, film, bahan cetak,
diagram, dan materi apa saja yang digunakan untuk kebutuhan pembelajaran.
Dengan demikian yang dimaksud dengan media pembelajaran adalah
peralatan fisik apa saja (bahan cetak, teks, objek nyata, audio, visual, video,
Internet, dan berbagai media interaktif yang menggunakan DVD dan CD
Rom) yang didesain secara terrencana dan sistematis untuk menyampaikan
pesan-pesan pembelajaran dengan maksud menciptakan kondisi belajar yang
efektif dan efisien.
Dari definisi tersebut, semua peralatan termasuk barang bekas yang
dirancang untuk kebutuhan pembelajaran dinamakan media pembelajaran.
Dengan kata lain, media pembelajaran adalah semua perangkat lunak
(software) dan atau perangkat keras (hardware) yang berfungsi sebagai
peralatan yang digunakan untuk menyalurkan pesan-pesan pembelajaran dari
pengirim kepada penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat peserta didik sehingga terjadi efektivitas dan
efisiensi proses pembelajaran.

Beberapa Istilah seputar Media Pembelajaran


Selain istilah media pembelajaran, terdapat pula istilah-istilah lain
yang penggunaan dan fungsinya hampir sama dengan media pembelajaran.
Beberapa istilah yang dimaksud adalah teknologi pembelajaran, sumber
belajar (learning resources), dan alat peraga.
Teknologi Pembelajaran
Saettler (2004) dalam bukunya “The Evolution of American
Educational Technology” menggambarkan evolusi teknologi pembelajaran
dan mengelompokkan era media pembelajaran yakni ketika bangkitnya
penelitian mengenai media yang berkembang antara tahun 1918-1950. Sejak
tahun 1950 hingga sampai saat ini istilah yang digunakan adalah teknologi
pendidikan (pembelajaran). Begitu pula Shrock (2011) menjelaskan bahwa
teknologi pendidikan muncul pada masa perang dunia kedua, sebelum itu

6
istilah yang lebih umum digunakan adalah media pembelajaran. Seels (2011:
55-68) menulis tentang From Dale to Delivery Systems: The Problem of
Media Selection Theory, menguraikan begitu sulitnya membedakan istilah
media, sistem penyampaian, dan teknologi pembelajaran. Ketiga istilah ini
sama-sama mempengaruhi komunikasi mengenai media dan belajar.
Oleh karena itu, Saettler (2004) berpendapat bahwa konsep media
terlalu kompleks dan luas. Dia memberikan contoh bahwa terdapat banyak
bentuk televisi yang tidak dapat diinterpretasikan dengan kata televisi ketika
digunakan tanpa adanya modifikasi. Video yang dihubungkan dengan televisi
digunakan untuk pembelajaran juga dinamakan media dan teknologi
pembelajaran. Begitu pula dengan Internet yang digunakan untuk menyajikan
pesan-pesan pembelajaran. Itulah sebabnya Smaldino, Lowther, and Russell
(2008) lebih cenderung menggunakan istilah media dan technologi
pembelajaran.
Saat ini ketika orang mendengar kata teknologi, pemahaman mereka
mengarah pada apa yang disebut dengan komputer, Mp3/MP4 player, dan
ruang jejaring, digitalisasi, atau telefon mobile, konferensi melalui video atau
audio, dan sebagainya. Kata teknologi berasal dari bahasa Yunani,
technologia. Techne berarti keterampilan, kerajinan, atau keahlian dan logia
berarti mengatakan (Smaldino, Lowther, and Russell, 2008: 4). Teknologi
adalah penggunaan, pembuatan, dan pengetahuan tentang peralatan, mesin,
teknik, hasil kerajinan, sistem atau metode organisasi untuk menyelesaikan
persoalan atau melakukan fungsi khusus (Wikipedia, 2012).
Berdasarkan definisi secara etimologi inilah yang sering membuat
orang keliru dalam memahami teknologi pembelajaran. Banyak yang
memandang bahwa bidang teknologi pembelajaran hanya sekedar bagaimana
menggunakan media dan teknologi dalam pembelajaran. Padahal ketika
teknologi pembelajaran menjadi suatu disiplin ilmu tersendiri, kawasan
kajiannya tidak sesederhana definisi teknologi yang bersifat etimologis itu.
Namun, dalam uraian ini tidak membahas secara tuntas mengenai kawasan
ilmu teknologi pembelajaran itu, melainkan hanya untuk membedakannya
dengan media pembelajaran. Oleh karena itu, di sini tidak memberikan

7
seluruh definisi teknologi pembelajaran sejak menjadi suatu disiplin ilmu
tersendiri (definisi AECT 1963), melainkan hanya menurunkan tiga definisi,
yakni definisi teknologi pembelajaran yang diberikan oleh Komisi teknologi
Pembelajaran tahun 1990, definisi 1994 dan definisi AECT 2008. Hal ini
dimaksudkan untuk menelusuri kembali penggunaan media pembelajaran.
Komisi teknologi Pembelajaran tahun 1970 mengajukan dua definisi, salah
satunya masih menggunakan istilah media, yaitu:
Dalam pengertian yang lebih umum, teknologi pembelajaran berarti
media yang lahir dari revolusi komunikasi yang dapat digunakan
untuk tujuan pembelajaran berdampingan dengan guru, buku paket,
dan papan tulis... bagian-bagian yang membangun teknologi
pendidikan mencakup televisi, film, OHP, komputer, dan berbagai
komponen yang terdapat dalam hardware (perangkat keras) and
software (perangkat lunak).

Dalam definisi kedua, komisi teknologi pendidikan mengajukan


definisi yang bukan hanya sekedar merupakan peralatan dan media khusus
yang merujuk pada bagian-bagian dalam perangkat lunak dan keras.
Teknologi pendidikan merupakan cara sistematis untuk mendesain,
melaksanakan, dan mengevaluasi seluruh proses belajar dan mengajar dalam
hubungannya dengan tujuan pembelajaran, berdasarkan penelitian tentang
belajar dan komunikasi manusia dan menggunakan kombinasi antara sumber-
sumber dari manusia dan bukan manusia untuk menciptakan pembelajaran
yang lebih efektif (Reiser dan Dempsey, 2012: 2). Definisi tersebut belum
terlalu jelas menggambarkan kawasan disiplin ilmu teknologi pendidikan,
sehingga lahirlah definisi 1977 yang kemudian dirumuskan kembali menjadi
definisi 1994, sebagai berikut:
Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek tentang desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi proses dan
sumber-sumber belajar (Seels dan Richey, 1994).

Definisi 1994 nampaknya tidak lagi menguraikan berbagai peralatan


fisik seperti definisi 1970 yang pertama, namun lebih mengarah pada
penguatan kawasan kajian teknologi pendidikan. Seiring dengan kemajuan
teknologi dewasa ini, AECT mengembangkan definisi mutakhir pada tahun
2008, sebagai berikut:

8
Teknologi pendidikan adalah kajian dan praktek etis untuk
menfasilitasi belajar dan memperbaiki kinerja dengan menciptakaan,
menggunakan, dan mengelola proses dan sumber-sumber teknologi
yang sesuai (Januszewski dan Molenda, 2008: 1).

Berdasarkan definisi teknologi pendidikan (pembelajaran) seperti telah


dijabarkan di atas, maka dapat dikatakan bahwa:
Teknologi pembelajaran pada perkembangan awalnya sama dengan media
pembelajaran yang lahir dari revolusi komunikasi.
Dalam perkembangan selanjutnya teknologi pembelajaran merupakan
suatu disiplin ilmu tersendiri yang bukan hanya terbatas pada media
dalam bentuk peralatan fisik semata, melainkan merupakan kajian dan
praktek etis dalam mendesain, mengembangkan, menggunakan,
mengelola, dan mengevaluasi proses dan sumber teknologi yang sesuai
untuk menfasilitasi belajar dan memperbaiki kinerja tenaga pendidik,
peserta didik, dan organisasi kependidikan.
Media pembelajaran yang dipandang sebagai segala bentuk peralatan fisik
komunikasi berupa hardware dan software merupakan bagian kecil dari
teknologi pembelajaran yang harus diciptakan (didesain dan
dikembangkan), digunakan, dan dikelola (dievalusi) untuk kebutuhan
pembelajaran dengan maksud untuk mencapai efektivitas dan efisiensi
dalam proses pembelajaran.
Oleh karena itu, media pembelajaran sebagai peralatan fisik tidak sama
dengan teknologi pembelajaran sebagai suatu disiplin ilmu.
Sumber Belajar
Istilah sumber belajar dipahami sebagai perangkat, bahan (materi),
peralatan, pengaturan, dan orang di mana pemelajar dapat berinteraksi
dengannya yang bertujuan untuk menfasilitasi belajar dan memperbaiki
kinerja (Januszewski dan Molenda, 2008: 213). Perangkat yang dimaksud di
sini adalah perangkat keras dan lunak yang digunakan untuk menciptakan
video training, yang kemudian direkam atau dihasilkan sebagai materi atau
bahan. Sementara, yang dimaksud dengan bahan adalah aliran jaringan digital,
kaset video analog, dan DVD digital untuk meningkatkan kualitas yang
digunakan untuk menyimpan video training yang dapat dilihat melalui

9
peralatan. Sedangkan, yang dimaksud dengan peralatan di sini adalah
komputer multimedia, VCR analog, DVD- player digital, dan komputer yang
dilengkapi dengan DVD- ROM yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas
yang lebih sederhana dari pada perangkat yang digunakan untuk mengakses
bahan.
Oleh karena itu, yang dimaksud dengan sumber belajar adalah
sumber-sumber yang mendukung belajar termasuk sistem penunjang, materi,
dan lingkungan pembelajaran (Seels dan Richey, 1994: 12). Sumber di sini
bukan hanya terbatas pada peralatan dan bahan yang digunakan dalam proses
belajar dan mengajar, melainkan juga orang, anggaran (budget) dan fasilitas.
Pendeknya, sumber belajar di sini mencakup segala yang tersedia untuk
membantu individu belajar dan menunjukkan kemampuan dan
kompetensinya.
Berdasarkan definsi sumber belajar sebagaimana diberikan di atas,
maka media pembelajaran dan sumber belajar memiliki kesamaan di suatu sisi
dan juga berbedaan di sisi lain. Persamaannya, ketika media berfungsi sebagai
sumber untuk membantu individu dalam proses pembelajaran. Misalnya,
media video yang berisi materi atau bahan pembelajaran digunakan untuk
membantu proses pembelajaran baik dalam ruang kelas ataupun di luar ruang
kelas, maka kedudukan media video tersebut sama dengan sumber belajar.
Tetapi, jika media visual yang hanya berfungsi sebagai peralatan fisik saja
berfungsi sebagai perantara antara sumber dengan penerima informasi, maka
peralatan visual tersebut hanyalah media dan bukan sebagai sumber belajar.
Dari perspektif ini, media pembelajaran lebih sempit dari sumber belajar.
Alat Peraga
Alat peraga adalah alat-alat yang digunakan guru untuk membantu
peserta didik belajar sepenuhnya dengan cepat (Klaus, 2012). Alat peraga
dapat juga sesederhana kapur tulis atau sesulit program komputer. Mengingat
peserta didik belajar dengan cara yang berbeda-beda, penggunaan alat peraga
merupakan suatu cara untuk mengakomodasi berbagai jenis dan gaya belajar
peserta didik. Hampir sama dengan definisi di atas, Anderson (2012)
menjelaskan bahwa yang dimaksudkan dengan alat peraga adalah segala

10
sesuatu yang dapat digunakan untuk membantu peserta didik dalam
memperkuat informasi atau keterampilan baru yang diperoleh. Penggunaan
alat peraga seharusnya mempertimbangkan tingkat, kelas, semester, umur dan
juga kerumitan mata pelajaran/kuliah yang diajarkan.
Asyhar (2011:12) mengutip definisi menurut Estiningsih dan Sanaky.
Estiningsih memandang alat peraga sebagai media pembelajaran yang
mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari.
Sementara Sanaky mengartikan alat peraga sebagai suatu alat bantu yang
dipergunakan oleh pebelajar untuk memperagakan materi pelajaran.
Berdasarkan definisi tersebut, maka yang dimaksudkan dengan alat
peraga adalah alat bantu pembelajaran, dan segala macam benda yang
digunakan untuk memperagaan materi pelajaran. Alat peraga di sini
mengandung pengertian bahwa segala sesuatu yang masih bersifat abstrak,
kemudian dikongkritkan dengan menggunakan alat agar dapat dijangkau
dengan pikiran yang sederhana dan dapat dilihat, dipandang,dan dirasakan.
Dengan demikian, alat peraga lebih khusus dari media dan teknologi
pembelajaran karena berfungsi hanya untuk memperagakan materi pelajaran
yang bersifat abstrak. Beberapa contoh alat peraga dapat dilihat seperti di
bawah ini.

Peta Dunia

Surat Alfatihah Susunan Anatomi Manusia

Gambar 2. Contoh Alat Peraga

11
B. Pentingnya Media Pembelajaran
Dengan memahami konsep media dan peranannya sebagai salah satu
komponen dalam pembelajaran, maka kedudukan media dalam perencanaan
dan pelaksanaan pembelajaran tidak dapat dipandang hanya sebatas sebagai
alat bantu yang boleh diabaikan manakala media tersebut tidak tersedia. Perlu
dipahami bahwa kedudukan media pembelajaran dapat memberikan kontribusi
besar terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Dengan demikian fungsi media pembelajaran merupakan bagian
integral dari proses pembelajaran dan bertumpu pada tujuan, materi,
pendekatan, metode dan evaluasi pembelajaran. Asyhar (2011:12)
menjabarkan empat alasan rasional mengapa mediapembelajaran itu penting
untuk digunakan dalam pembelajaran, yakni (1) meningkatkan mutu
pembelajaran, (2) tuntutan paradigma baru, (3) kebutuhan pasar, (4) visi
pendidikan global.

Meningkatkan Mutu Pembelajaran


Salah satu faktor penting dalam membangun kualitas pendidikan
adalah kualitas tenaga pendidik dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran. Guru seharusnya memiliki keterampilan yang memadai untuk
mendesain, mengembangkan, dan memanfaatkan media pembelajaran dalam
upaya meningkatkan minat, perhatian, dan motivasi belajar peserta didik.
Dengan meningkatnya motivasi dan minat belajar diharapkan dapat mencerna
dan menerima pembelajaran dengan mudah. Namun, keterampilan guru di
Indonesia pada umumnya masih rendah dan cenderung lebih senang
menggunakan pendekatan yang berbasis pada guru dengan menerapkan
metode ceramah dari pada menggunakan pendekatan pada peserta didik
dengan menerapkan aktivitas pembelajaran.
Rapidbe (2012) menjabarkan dampak aktivitas pembelajaran terhadap
peningkatan kemampuan peserta didik seperti di bawah ini:
 10% dari apa yang dibaca
 20% dari apa yang didengar
 30% dari apa yang dilihat

12
 50% dari apa yang dilihat dan didengar
 70% dari apa yang ditulis dan katakan
 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan.

Dari persentase perbedaan pemahaman yang diperoleh melalui


berbagai indera seperti disebutkan di atas, maka rancangan media dapat
diarahkan untuk mendorong optimalisasi pemanfatan media pembelajaran
yang sesuai dengan aktivitas-aktivitas membaca, mendengar, melihat,
menulis, mengucapkan dan melaksanakan. Artinya, media audio, visual,
vedeo, dan media interaktif seperti yang dijelaskan sebelumnya perlu
dikembangkan dalam upaya meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan
daya kreativitas peserta didik dalam memperoleh ilmu pengetahuan.
Tuntutan Paradigma Baru
Paradigma baru pendidikan mengharuskan tenaga pendidik berperan
bukan hanya sekedar memindahkan pengetahuan kepada peserta didik atau
sekedar memberi hafalan, melainkan juga harus menjadi fasilitator, perancang
pembelajaran, mediator, dan bahkan sebagai manager dalam ruang kelas.
Peserta didik diharapkan bukan sekedar menghafal, mengerti, dan menguasai
isi pembelajaran, melainkan juga mampu menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan bahkan menciptakan sesuatu yang dibutuhkan dalam dunia
nyata. Prinsip pembelajaran Merrill yang mencakup demonstrasi, aplikasi,
prinsip berbasis pada tugas, aktivasi, dan integrasi perlu dijadikan pijakan
untuk membangun pengetahuan yang sesuai dengan dunia nyata, seperti
dalam gambar di bawah ini.

integrasi aktivasi

TUGAS

aplikasi demonstrasi
Gambar 3.
Prinsip-prinsip
Pembelajaran Merrill

13
Kelima fase tersebut dijabarkan ke dalam prinsip-prinsip, seperti (1)
belajar difasilitasi bila peserta didik terlibat dalam strategi pembelajaran yang
berpusat pada tugas, (2) belajar difasilitasi ketika pengetahuan diaktifkan
sebagai dasar untuk mendapatkan pengetahuan baru, (3) belajar difasilitasi
ketika pengetahuan baru didemonstrasikan pada peserta didik, (4) belajar
difasilitasi ketika pengetahuan baru diterapkan oleh peserta didik, (5) belajar
difasilitasi ketika pengetahuan baru terintegrasi ke dalam dunia peserta didik.
Artinya, media pembelajaran harus disesuaikan dengan tugas sehingga mudah
untuk diaktivasi, dilakukan, diintegrasikan, dan didemosntrasikan.
Kebutuhan Pasar
Penggunaan media pembelajaran harus sesuai dengan tuntutan dan
kebutuhan pasar agar lulusan yang dihasilkan dapat mengikuti perkembangan
zaman. Lembaga pendidikan seharusnya merancang media pembelajaran
dengan mengkaji dan memahami perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi dewasa ini. Sering terjadi, tenaga pendidik pada institusi
pendidikan kalah cepat dengan derasnya arus kemajuan teknologi, akibatnya
alumni yang dihasilkan tidak mampu berkompetisi dengan pasar kerja yang
menyebabkan mereka lebih banyak yang menganggur. Di sinilah pentingnya
peserta didik dibekali dengan pembelajaran yang memanfaatkan aneka sumber
belajar, alat peraga, dan media pembelajaran mutakhir.

Visi Pendidikan Global


Memasuki abad ke-21 sekarang ini, berbagai model pendidikan
tradisional yang mengandalkan pertemuan face to face memperlihatkan
pergeseran yang hebat, di mana pendidikan online (jejaring) telah membawa
dampak pada perubahan-perubahan yang menantang. Lahirnya kecenderungan
baru seperti bersekolah di rumah (home schooling), belajar mandiri (self-
study), dan pendidikan jarak jauh (distant learning) telah menjadi kebanggaan
tersendiri dan dipandang sebagai model pendidikan paling bergensi saat ini.
Media facebook, twitter, blog, youtube, dan berbagai fasilitas permainan
seolah menjadi tradisi baru dalam dunia anak-anak usia sekolah saat ini.

14
Rumah yang berfungsi sebagai sekolah menjadi tren baru pada kebanyakan
Negara dan bahkan sudah terasa di beberapa kota di Indonesia saat ini.
Pembiayaan pendidikan seperti buku dan peralatan lain, pakaian
seragam, biaya transportasi, biaya kursus atau les privat yang semakin tinggi
serta politisasi pendidikan yang kurang berpihak pada masyarakat plus beban
tugas seperti pekerjaan rumah, ujian lokal dan nasional, ketidakadilan
penilaian dan berbagai permasalahan pendidikan lainnya membawa kejenuhan
tersendiri bagi masyarakat. Di sisi lain, fasilitas Internet seperti tumbuhnya
warnet, café net, dan bahkan RT-net telah memberi kemudahan tersendiri bagi
masyarakat, di mana pembiayaan amat sangat terjangkau bagi semua
kalangan. Di sini homeschooling, self study, dan distance learning menjadi
pilihan tepat bagi sebagian masyarakat saat ini. Di samping itu, kurikulum,
materi ajar, dan ujian berstandar internasional yang didesain khusus bagi anak
yang memilih bersekolah di rumah telah tersedia di berbagai situs Internet dan
bahkan untuk mendapatkan pengakuan internasional pun menjadi lebih mudah.
Teknologi mutakhir harus dirancang sedemikian mudah bagi guru,
pengetahuan dan keterampilan guru harus selalu ditingkatkan, dan berbagai
fasilitas belajar dengan memanfaatkan aneka sumber harus selalu tersedia
untuk menghindari rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan
pendidikan yang diselenggarakan di sekolah.

C. Fungsi dan Peran Media Pembelajaran


1. Fungsi Media dalam Pembelajaran
Fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan beberapa hal berikut ini.
b. Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan,
tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan
situasi pembelajaran yang lebih efektif.
c. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan
proses pembelajaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa media
pembelajaran sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri
tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka
menciptakan situasi belajar yang diharapkan.

15
d. Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan
komponen yang ingin dicapai dan pembelajaran itu sendiri. Fungsi ini
mengandung makna bahwa penggunaan media dalam pembelajaran
harus selalu melihat kepada kompetensi dan bahan ajar.
e. Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan. Dengan
demikian tidak diperkenankan menggunakannya hanya sekedar untuk
permainan atau memancing perhatian peserta didik semata.
f. Media pembelajaran bias berfungsi untuk mempercepat proses belajar.
Fungsi ini mengandung arti bahwa dengan media pembelajaran pesrta
didik dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih
cepat.
g. Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran . Pada umumnya hasil belajar peserta didik dengan
menggunakan media pembelajaran akan lebih lama mengendap
sehingga kualitas pembelajaran memiliki nilai yang tinggi.
h. Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk
berfikir. Oleh karena itu, dapat mengurangi terjadinya penyakit
verbalisme (Yaumi & February, 2006).
2. Peranan Media Pembelajaran
Selain fungsi-fungsi sebagaimana yang telah diuraikan di atas, media
pembelajaran ini juga memiliki peran dan manfaat sebagai berikut.
a. Membuat konkret konsep-konsep yang abstrak, Konsep-konsep yang
dirasakan masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara langsung
kepada peserta didik bisa dikonkretkan atau disederhanakan melalui
pemanfaatan media pembelajaran. Misalnya untuk menjelaskan
tentang sistem peredaran darah manusia, arus listrik, berhembusnya
angin bisa menggunakan media gambar atau bagan sederhana .
b. Menghadirkan obyek-obyek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat
ke dalam lingkungan belajar. Misalnya, guru menjelaskan dengan
menggunakan harimau dan beruang atau hewan-hewan lainnya,
seperti gajah, jerapah, dinasaurus.

16
c. Menampilkan obyek yang terlalu besar atau kecil. Misalnya, guru akan
menyampaikan gambaran mengenai sebuah kapal laut, pesawat udara,
pasar, candi, atau menampilkan obyek-obyek yang terlalu kecil, seperti
bakteri, virus, semut, nyamuk atau hewan/benda kecil lainnya..
d. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Dengan
menggunakan teknik gerakan lambat (slow motion) dalam media film
kita memperlihatkan tentang lintasan peluru, melesatnya anak panah
atau memperlihatkan suatu ledakan. Demikian juga gerakan-gerakan
yang terlalu lambat seperti pertumbuhan kecambah, mekarnya bunga
wijaya kusumah.
Selain peran dan manfaat di atas, masih banyak peran manfaat media
pembelajaran yang lainnya. Kali ini, coba Anda deskripsikan penjelasan
mengenai peran dan manfaat media pembelajaran di bawah ini dengan
menggunakan bahasa anda sendiri!
Dengan menggunakan media pembelajaran
a. Memungkinkan peserta didik berinteraksi secara langsung dengan
lingkungannya.
b. Memungkinkan adanya keseragaman pengamatan atau persepsi belajar
pada masing-masing peserta didik
c. Membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
d. Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang
maupun disimpan menurut kebutuhan.
e. Menyajikan pesan atau bahan ajar/informasi belajar secara serempak
bagi seluruh peserta didik.
f. Mengatasi keterbatasan waktu dan ruang.
g. Mengontrol arah dan kecepatan belajar peserta didik.

17
D. Rangkuman
Media adalah alat komunikasi yang dapat digunakan untuk membawa
pesan dari pemberi kepada penerima pesan. Enam kategori dasar media:

Media audio
Media visual
Media cetak

Objek langsung

Orang sebagai
media

Media dapat mempengaruhi belajar karena dapat menarik perhatian,


meningkatkan minat belajar, membangkan iklim belajar, dan menciptakaan
keberterimaan ide-ide dan pandangan dalam belajar. media pembelajaran
adalah peralatan fisik apa saja (bahan cetak, teks, objek nyata, audio, visual,
video, Internet, dan berbagai media interaktif yang menggunakan DVD dan
CD Rom) yang didesain secara terrencana dan sistematis untuk
menyampaikan pesan-pesan pembelajaran dengan maksud menciptakan
kondisi belajar yang efektif dan efisien.
Teknologi pembelajaran adalah kajian dan praktek etis untuk
menfasilitasi belajar dan memperbaiki kinerja dengan menciptakaan,
menggunakan, dan mengelola proses dan sumber-sumber teknologi yang
sesuai. Sumber belajar adalah sumber-sumber yang mendukung belajar
termasuk sistem penunjang, materi, dan lingkungan pembelajaran. Alat peraga
adalah media alat bantu pembelajaran, dan segala macam benda yang
digunakan untuk memperagaan materi pelajaran.
Media pembelajaran sangat penting untuk dikembangkan karena dapat
meningkatkan mutu pembelajaran, merupakan tuntutan paradigma baru
pendidikan, sesuai dengan kebutuhan pasar, dan mengikuti visi pendidikan
global yang menganut pendidikan untuk semua. Media pembelajaran
merupakan bagian integral dari proses pembelajaran, berfungsi sebagai alat
bantu yang sangat dibutuhkan, memepercepat proses pemahaman,
meningkatkan kualitas, meletakan dasar yang kongkrit dalam pembelajaran.
Sedangkan manfaat dan kegunaan media pembelajaran adalah membuat
kongkrit konsep-konsep yang abstrak, menghadirkan obyek-obyek yang
terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar,
menampilkan obyek yang terlalu besar atau kecil, dan memperlihatkan
gerakan yang terlalu cepat atau lambat.

18
E. Aktivitas
1. Bagilah beberapa kelompok yang terdiri atas 3 sampai 5 orang,
kemudian sediakanlah bahan dan peralatan seperti spidol, gunting, lem
atau selotip, dan karton manila pada masing-masing meja Anda.
Diskusikanlah media yang baru saja Anda pelajari dan tentukan media
apa saja yang pernah digunakan dalam ruang kelas, serta mengapa
memilih media tersebut. Masing-masing kelompok menempel hasil
diskusinya pada dinding atau di depan ruang kelas, kemudian
menunjuk salah seorang wakil dari masing-masing kelompok untuk
menjelaskan kepada kelompok lain dalam ruang kelas.

F. Latihan
1. Jelaskan pengertian, fungsi, dan peranan media pembelajaran menurut
pemahaman Anda dan berikan contoh!
2. Jelaskan apa perbedaan antara media pembelajaran, teknologi
pembelajaran, pusat belajar, dan alat peraga!
3. Tentukan media pembelajaran apa yang paling sesuai untuk
menerapkan prinsip pembelajaran Merrill yang berbasis pada tugas!
4. Jelaskan fungsi dan peranan media pembelajaran yang pernah Anda
gunakan di sekolah!

19
Referensi

Anderson, Marcy. Teaching Aids in the Classroom. Online;


http://www.ehow.com/way_5169433_teaching-aids-classroom.html
(Diakses Tanggal 4 Mei 2012).

Asyhar, Rayandra. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta:


Gaung Persada Press. 2011.

Gagne, Robert M., Briggs, Leslie J. Principles of Instructional Design. New


York: Holt, Rinehart and Winston. 1979.

Hastings, Nancy B., dan Tracey, Monica W. Does Media Affect Learning,
Where Are We Now? TechTrends Volume 49 Number 2, Maret/April,
28-38. 2005.

Januszewski, Alan & Molenda, Michael. Educational Technology: A


Definition with Commentary. New York:Taylor & Prancis Group.
2008.

Klaus, Julia. A Definition of Teaching Aids. Online;


http://www.ehow.com/about_6317487_definition-teaching-aids.html
(Diakses, 4 Mei, 2012).

Kozma, R.B. Learning with media. Review of Educational Research, 61(2),


179-212. 1991.

Palazon, Maria. The Media and Transformative Learning. ERIC Database and
Reproductions Supplied by EDRS. 2000.

Rapidbe. Dale's Cone of Experience. Online;


http://rapidbi.com/created/Coneofexperience-dale/ (Diakses 4 Mei
2012).

Reiser, Robert A., dan Dempsey, John V. Trends and Issues in Instructional
Design and Technology. New York: Pearson. 2012.

Rogers, Everett M. Diffusion of Innovations. New York:Free Press. 2003.

Saettler, Paul. The Evolution of American Educational Technology.


Connecticut: Information Age Publishing. 2004.

Scanlan, Craig L. Instructional Media: Selection and Use. Online;


http://www.umdnj.edu/idsweb/idst5330/instructional_media.htm
(Diakses Tanggal 3 Mei, 2012).

Seels, Barbara. From Dale to Delivery Systems: The problem of Media


Selection Theory. In GaryJ. Anglin. Instructional Technology: Past,

20
Present, and Future (hh. 55-68). California: An Imprint of ABC-
CLIO,LLC. 2011.

Seels, Barbara B. dan Richey, Rita C. Instructional Technology: The


Definition and Domains of the Field. Bloomington: Association for
Educational Communications and Technology.1994.

Shrock, Sharon A. A Brief History of Instructional Development. In GaryJ.


Anglin. Instructional Technology: Past, Present, and Future (hh. 69-
104). California: An Imprint of ABC-CLIO,LLC. 2011.

Smaldino, Sharon E., Lowther, Deborah L., dan Russell, James D.


Instructional Technology and Media for Learning. Upper Saddle
River, New Jersey: Pearson. 2008.

Wikipedia. Technology.Online; http://en.wikipedia.org/wiki/Technology


(Diakses 07 Mei 2012).

Arsyad, A. (2011). Media pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


Yaumi, M., & February, B. E. (2006). Using Distance Education to Deliver
English Instruction in Indonesia. Graduate Research Paper. UNI. USA.
Yaumi, M., & Syahid. (2013). English in Real Situation. Kencana Prenada
Media Group.

21
KARAKTERISTIK DAN JENIS MEDIA PEMBELAJARAN

Tujuan
1. Dapat menjelaskan karakteristik media pembelajaran ditinjau dari
berbagai aspek.
2. Dapat menjabarkan jenis atau ragam media pembelajaran yang dapat
digunakan secara umum dan khusus.
3. Dapat menentukan kelebihan dan kekurangan media pembelajaran
yang digunaan.
4. Dapat menganalisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang
memungkinkan untuk diterapkan media pembelajaran.

Uraian Materi
A. Karakteristik Media Pembelajaran
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa karakteristik media berbeda
menurut maksud dan tujuan pengelompokannya. Ada pengelompokan yang
berdasarkan karakteristik ekonominya, lingkup sasarannya, dan ada pula yang
membaginya berdasarkan kemudahan kontrol dalam pemakaian. Pembagian
ini hanya dimaksudkan untuk memudahkan kita melihat secara lebih jauh
bagaimana variasi media pembelajaran digunakan baik secara sederhana
maupun dengan menggunakan media dan teknologi kontemporer sekarang ini.
Di samping itu, terdapat pula media jadi yang dapat dibeli langsung di
pasaran mulai dari media yang sangat sederhana sampai pada media yang
canggih dan kompleks. Namun demikian, untuk membeli media pembelajaran
tersebut tentu membutuhkan biaya yang cukup banyak, apalagi untuk jenis
media yang canggih. Bagi kebanyakan sekolah-sekolah yang ada di pedesaan
atau perkampungan, media tersebut di samping cukup mahal harganya juga
dirasa kurang efisien.
Media yang terdapat di pasaran dan siap digunakan tersebut dalam
bahasa media disebut media by utilization, sedangkan media yang sengaja
dirancang dan dipersiapkan sesuai dengan tuntutan kompetensi/tujuan

22
pembelajaran disebut media by design. Untuk jenis media yang pertama
kepentingan pembelajaran, namun biasa dimanfaatkan untuk pencapaian
kompensi/tujuan pembelajaran. Sedangkan, untuk jenis media yang kedua,
para guru sebenarnya dapat mengembangkannya sendiri sesuai dengan
kebutuhan melalui pemanfaatan bahan-bahan yang ada atau tersedia di
lingkungannya masing-masing, tidak terkendala karena harus membelinya
dengan biaya yang cukup mahal. Namun demikian, untuk hal itu diperlukan
kreativitas yang tinggi dan jiwa inovatif dari masing-masing guru.
Jika dicermati, media yang tidak sengaja dirancang untuk keperluan
pembelajaran jumlahmya jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan media
yang sengaja dirancang. Media tersebut terdapat di lingkungan sekitar kita,
tidak perlu dibeli, dan sudah tersedia dengan sendirinya. Misalnya, ketika guru
menjelaskan karakteristik dan jenis-jenis binatang buas atau binatang yang
lainnya, dengan menggunakan media karyawisata (fieldtrip) peserta didik bisa
dibawa ke kebun binatang. Jika guru akan menjelaskan tentang jenis-jenis
batuan dan fosil binatang purba, peserta didik bisa dibawa ke Museum
Geologi (untuk peserta didik yang ada di Kota Bandung). Untuk hal tersebut,
guru dan sekolah perlu mengidentifikasi berbagai potensi di lingkungannya
masing-masing yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran.
Dengan adanya berbagai macam media yang dapat digunakan untuk
mengoptimalkan proses pembelajaran, baik yang dijual di toko-toko, dibuat
atau didesain sendiri oleh guru maupun yang dapat dimanfaatkan di
lingkungan sekitar maka sebaiknya mengetahui berbagai jenis media tersebut
serta memahami karakteristik-karakteristik yang dimilikinya. Selain itu,
diperlukan juga kemampuan untuk memilih media yang sesuai dengan
kompetensi/tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran.
Untuk lebih mempertajam wawasan Anda mengenai karakteristik
media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, coba pelajari uraian-
uraian di bawah ini dengan seksama.

23
B. Jenis Media Pembelajaran
Jika ditelusuri lebih jauh tentang berbagai variasi media pembelajaran,
tentu banyak sekali jenis media yang sudah dikembangkan oleh para praktisi
pendidikan. Sadiman, Rahardjo, Haryono, & Rahardjito (2002: 19)
menyajikan beberapa taksonomi yang sangat berguna bagi kita di dalam
mempelajari jenis dan karakteristik media pembelajaran, mulai dari jenis
media menurut Bretz, Duncan, Briggs, Gagne, sampai dengan pembagian
media menurut Edling. Kemp dan Smellie (1989:45-55) membagi media
pembelajaran ke dalam delapan bagian, yakni (1) media cetak, (2) OHP, (3)
perekaman audiotape, (4) slide dan film, (5) penyajian dengan multi gambar,
(6) rekaman, videotape dan videodisc, dan media interaktif.
Asyhar (2011) membagi jenis media pembelajaran ke dalam empat
bagian, yakni (1) media visual, (2) media audio, (3) media audio-visual, (4)
dan multimedia. Pembagian yang lebih lengkap dapat dilihat pada jenis media
pembelajaran menurut Pribadi (2011: 88), di mana dikatakan bahwa pada
dasarnya media pembelajaran dapat diklasifkasi menjadi delapan bagian, yaitu
(1) orang, (2) objek, (3) teks, (4) audio, (5) visual, (6) video, (7) komputer
multimedia, dan (8) jaringan komputer. Heinich, Molenda, Russell, dan
Smaldino (2002) mengelompokkan media pembelajaran ke dalam beberapa
jenis, yaitu (1) bahan cetak, (2) visual, (3) audio, (4) video, (5) komputer, (6)
multimedia, (7) Internet dan Intranet.
Berdasarkan jenis media pembelajaran sebagaimana telah dikutip di atas,
maka media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian,
seperti (1) media cetak , (2) media pameran, (3) audio, (4) visual, (5)
multimedia, (6) komputer dan jaringan.

Media Cetak
Media cetak merupakan media sederhana dan mudah diperoleh di mana
dan kapan saja. Media ini juga dapat dibeli dengan biaya yang relatif murah
dan dapat dijangkau pada toko-toko terdekat. Buku, brosur, leaflet, modul,
lembar kerja siswa, dan handout termasuk bagian-bagian dari media cetak.
Keuntungan menggunakan media cetak adalah mudah untuk diperoleh,

24
fleksibel, mudah dibawa ke mana-mana, dan ekonomis. Namun, media cetak
memiliki kesulitan terutama bagi peserta didik yang terlambat atau malas
membaca, tidak memiliki pengetahuan awal yang memadai.

Gambar 4. Media Cetak

Di samping itu, penggunaan media menulitkn bagi mereka yang senang


belajar dengan menghafal atau bagi guru yang menerapkan proses belajar
dengan hafalan karena kanketinggalan materi mengingat banyak yang harus
dikuasai. Media cetak juga cenderung digunakan atau arah dan tidak dapat
berinteraksi timbal balik. Media cetak seperti buku paket cenderung hanya
digunakan untuk sekedar mengajarkan kurikulum dan tidak untuk mencapai
tujuan pembelajaran.

Media Pameran (display)


Seperti halnya media cetak, media pameran ini bermacam-macam
jenisnya, seperti benda nyata (realia) dan benda tiruan (replika dan model).
Benda nyata sering dilihat sebagai media tersendiri karena jumlahnya yang
sangat banyak. Pribadi (2011) membagi media pameran ke dalam realia,
model, diaroma, dan kit. Penggunaan media ini dilakukan dengan cara
memasang atau memamerkan pada suatu tempat tertentu; di depan ruang
kelas, pada dinding ruang kelas, di samping papan tulis, atau di tempat lain
yang memungkin untuk dapat menyampaikan informasi atau pesan-pesan
pembelajaran.
Realia adalah benda asli yang digunakan sebagai media untuk
menyampaikan informasi. Realia tidak dapat dimanipulasi dan tidak

25
mengalami perubahan sama sekali. Penggunaan realia dalam ruang kelas
dapat memberi motivasi dan menarik perhatian peserta didik karena dapat
melihat bendanya secara langsung. Namun, kadang-kadang mengalami
kesulitan apa lagi jika bendanya sangat susah untuk didapatkan. Oleh karena
itu, ketika guru pendidikan agama Islam melaksanakan praktek shalat wajib,
maka objek asli seperti sarung, sajadah, mukenah, al-Quran, dan lain-lain
dapat dibawa dari rumah. Tetapi jika menjelaskan tentang arah kiblat dan
menunjukkan Ka’bah maka tiak mungkin benda asli dapat diperoleh sehingga
hanya menggunakan media visual atau video untuk menjelaskannya.
Media pameran lainnya adalah model yang dapat dipahami sebagai
benda-benda pengganti yang fungsinya untuk menggantikan benda
sebenarnya. Diaroma adalah suatu bentuk benda statis yang dipamerkan yang
didesain untuk menyampaikan informasi tentang kejadian nyata yang terjadi
di masa lalu atau sekarang atau menggambarkan masa depan dalam bentuk
tiga dimensi. Sedangkan kit adalah media yang bisa diraba, dilihat, didengar,
dan dapat diamati melalui panca indera manusia. Dalam proses pembelajaran
yang menggunakan kit, pengguna kit harus ikut terlibat dan berinteraksi
langsung dengan benda-benda yang menjadi bagian dari koleksi kit tersebut.

Gua Hira Kit drum


Gambar 5. Contoh Diaroma dan Kit

26
Media Audio
Media audio adalah jenis media yang digunakan dalam proses
pembelajaran dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik
(Asyhar, 2011: 45). Indera pendengaran sangat efektif memproses informasi
yang diperoleh dari sumber-sumber informasi. Secara umum, media audio
memiliki keunggulan, antara lain:
Relatif murah
Mudah untuk diperoleh dan digunakan
Fleksibel untuk digunakan baik secara kelompok maupun bagi
individu itu sendiri.
Bentuknya mudah dibawa ke mana-mana.

Berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera


pendengaran. Pesan yang ingin disampaikan dituangkan ke dalam lambang-
lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata lisan) maupun non verbal.
Ada beberapa jenis media yang dapat kita kelompokkan dalam media audio,
antara lain, radio, alat perekam pita magnetik, piringan hitam dan
laboratorium bahasa. Dalam perkembangannya media audio berubah sesuai
dengan kemajuan teknologi. Sekarang kita mengenal audiotape, compact disk
(CD), MP3 dan MP4.
Radio sebagai media komunikasi yang mengandalkan indera
pendengaran masih tetap eksis dan sangat berterima terutama dalam
menyiarkan program pembinaan bahasa asing, siaran olah raga seperti sepak
bola, lagu-lagu nostalgia dan lagu-lagu baru. Selain itu, beberapa acara yang
sangat disenangi adalah serial sandiwara, program belajar Membaca al-Quran,
siaran keagamaan, dan lain sebagainya. Sayangnya, amat sangat jarang radio
diintegrasikan ke dalam pembelajaran atau guru seharusnya mengetahui siaran
khusus yang berkenaan dengan materi-materi yang dipelajari di sekolah.
Selain radio, terdapat pula audiotape walaupun saat ini relatif sudah
jarang digunakan. Namun, untuk merekam suara dapat dilakukan dengan
mudah termasuk jika file yang sudah direkam tidak dibutuhkan lagi, maka

27
dapat dihapus. Keuntungan auditape adalah tidak mudah rusak dan walaupun
terjadi kerusakan masih dapat diperbaiki kembali.

Kaset yang telah digunakan


puluhan tahun pun masih sangat
bagus untuk digunakan termasuk
kualitas suaranya. Hanya yang
menjadi kelemahan dari kaset audio
adalah suaranya agak ramai dan
sulit dihilangkan latarnya sehingga
kualitasnya kurang memuaskan.
Gambar 6. Kaset tape audio

Selain audiotape, terdapat pula compact disc atau disingkat CD. Musik
atau suara-suara dapat direkam secara digital melalui CD. Besarnya CD
tersebut hanya berkisar sekitar 12 cm (4,75 inci) diameternya, namun dapat
menyimpan banyak sekali informasi yang berharga. Banyak CD yang bisa
menampung sampai 80 menit musik, bahkan lebih itu.
Jenis lain audio yang baru adalah MP3 (MP4) yang merupakan format
audio kompres yang memperbesar file audio yang tersedia dengan menyusut
ke dalam file-file yang lebih kecil yang dapat dengan mudah dan cepat
diperoleh melalui jaringan Internet. Sekarang banyak file dalam bentuk
aliran audio (audio streaming) yang dikirim dalam bentuk paket audio kepada
pengguna audio. Audio streaming pada umumnya digunakan oleh saluran
radio untuk mempercepat proses penyampaian informasi kepada para
pendengar.
Sekarang, hampir semua tlp mobile
atau hand phone (HP) telah
memiliki kartu memori yang di
dalamnya dapat menyimpan file
yang telah diformat ke dalam MP3.
Misalnya, file-file tentang baca al-
Quran, lagu-lagu, ceramah agama, Kartu Memory
HP
dan lain-lain. Gambar 7. MP3 dalam Kartu Memory

28
Kartu memory tersebut dapat langsung dimasukkan ke dalam laptop untuk
mengambil file yang kemungkinan tersimpan dalam format MP3, kemudian
dipindahkan ke dalam kartu memory yang dapat dimasukan dalam HP.

Media Visual
Secara garis besar, media visual dapat dibagi menjadi dua komponen,
yakni media visual yang nonprojected dan projected. Media visual
nonprojector mencakup gambar, tabel, grafik, poster, dan, karton. Media
visual tersebut dapat menerjemahkan ide-ide yang abstrak ke dalam suatu
format yang realistik, dari simbol-simbol verbal ke dalam bentuk yang
kongkrit, dan dapat diperoleh dengan mudah walaupun menggunakan biaya
yang relatif mahal tetapi dibutuhkan kreatifitas untuk merancang,
mengembangkan, dan memanipulasinya sesuai dengan kebutuhan peserta
didik. Sedangkan yang termasuk media visual projected adalah kamera, OHP,
Slide, gambar digital (CD-Room, foto CD, DVD-Rom dan disket komputer),
dan gambar projeksi digital yang didesain untuk digunakan dengan perangkat
lunak presentasi grafik seperti panel projeksi liquid crystal display (LCD)
yang dihubungkan dengan komputer ke layar.
Foto
Foto merupakan representasi orang, tempat, dan benda-benda. Foto
biasa digunakan dalam pembelajaran adalah foto itu sendiri; kartu pos,
ilustrasi dari buku, katalog, dan berbagai ilustrasi yang berukuran besar.

Foto Masjidil Haram

Kartu Pos Lebaran Ilustrasi Buku

Katalog
Gambar 8. Foto tak Bergerak

29
Gambar
Gambar dapat berupa sketsa dan diagram. Sketsa adalah draf kasar
yang melukiskan bagian-bagian pokok dari suatu benda, orang, atau tempat
tanpa menguraikan secara detail. Seorang guru mungkin dapat membuat
sketsa terhadap proses perkembangbiakan kupu-kupu yang dimulai dengan
telur, kemudian menjadi ulat, kepompong, hingga menjadi kupu-kupu
sebagaimana berikut ini.

Gambar 9. Sketsa Perkembangbiakan Kupu-Kupu

Sedangkan penggunaan diagram dimaksudkan untuk memperlihatkan


hubungan atau untuk mengekspresikan proses seperti bagaimana sesuatu
benda itu dibangun atau dikonstruksi. Isi diagram pada umumnya berupa
petunjuk-petunjuk. Diagram menyerderhanakan yang kompleks sehingga
dapat memperjelas penyajian pesan. Cirinya adalah bersifat simbolik dan
abstrak, harus ada latar belakang yang didiagramkan, dapat memperjelas arti.
Diagam dapat ditemukan jika kita membeli barang-barang elektronika yang
baru yang di dalamnya terdapat diagram dan tata cara penggunaannya.
Diagram yang lainnya dapat dibuat dan digambar jika kita ingin menunjukkan
bagaimana membuat denah rumah, dan lain-lain.

Bagan
Seperti halnya media grafik lain, bagan merupakan representasi visual
dari hubungan suatu benda yang abstrak seperti kronologi kejadian, kuantitas,
dan hirarki. Dengan kata lain media visual yang berfungsi untuk menyajikan

30
ide-ide atau konsep-konsep yang sulit disampaiakan secara tertulis atau lisan
secara visual.

Gambar 10. Contoh Bagan

Grafik
Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau
gambar yang berfungsi untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti,
menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa
yang saling berhubungan secara singkat dan jelas. Manfaat grafik adalah (1)
mempelajari dan mengingat data kuantitatif dan hubungan-hubungannya, (2)
grafik dengan cepat memungkinkan kita mengadakan analisis, interpretasi,
dan perbandingan antara data-data yang disajikan baik dalam hal ukuran,
jumlah, pertumbuhan, dan arah, (3) penyajian data grafik: jelas, cepat,
menarik, ringkas, dan logis. Grafik yang baik dapat memenuhi kriteria jelas,
menyajikan satu ide untuk setiap kelas, ada jarak atau ruang kosong antara
kolom-kolom bagiannya, warna yang digunakan kontras dan harmonis, dan
berjudul dan ringkas. Di samping itu, ciri-ciri grafik yang baik adalah
sederhana, mudah dibaca, praktis dan mudah diatur, menggambarkan
kenyataan, menarik, jelas dan tak memerlukan informasi tambahan, dan teliti.

Gambar 11. Contoh Grafik

31
Poster
Poster menggabungkan kombinasi visual gambar, baris, warna dan
kata. Kombinasi visual ini dimaksudkan untuk menangkap dan menarik
perhatian orang paling tidak dalam jarak yang sedikit jauh untuk
berkomunikasi melalui perasaan. Untuk efektifnya poster harus berwarna-
warni dan dinamik. Poster dapat dibuat di atas kertas, kain, batang kayu, dan
dan semacamnya.

Poster menjadi sangat efektif ketika diterapakan


untuk tujuan pembelajaran. Misalnya poster dilarang
merokok, di larang membuang sampah di sembarang
tempat, di larang berparkir, dan berbagai larangan
lain. Di samping larangan, poster juga dapat
digunakan untuk perintah. Misalnya poster yang
membolehkan orang duduk yang berhadapan dengan
poster yang melarangnya. Gambar 12. Contoh Poster

Karton
Kartun sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis adalah suatu
gambar interpretif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan
suatu pesan secara cepat dan ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang,
situasi, atau kejadian-kejadian tertentu. Karton juga dapat digunakan untuk
membuat ringkasan belajar. Dengan ringkasan itu, peserta didik dapat
memahaminya dengan cepat dan mudah. Dalam berbagai pelatihan PLPG
sebelumnya, penggunaan kertas karton sangat umum dipilih. Hal ini dilakukan
mengingat karton sangat mudah diperoleh, dapat dijangkau di toko-toko
terdekat, ekonomis, dan dapat langsung digunakan tanpa harus didesain,
diformat, atau dimanipulasi.
Kertas karton ada yang berwarna-warni, tapi pada umumnya berwarna
putih. Karton yang berwarna putih sangat netral untuk dikombinasikan dengan
warna tinta spidol. Biasanya peserta didik sangat menyukai kombinasi warna
yang terdiri atas dua atau lebih termasuk ilustrasi warna dasar dapat ditambah
dengan gambar-gambar yang menarik perhatian.

32
Kertas Karton seperti ini dapat
digunakan secara maksimal terutama di
daerah-daerah pedesaan dan pedalaman
yang tingkat pengetahuan peserta didik
tentang media digital dan Internet
terbatas. Namun di daerah perkotaan,
penggunaan media karton yang
sederhana dapat menyebabkan peserta
didik kurang berminat dan cenderung
Gambar 13. Penggunaan Karton
tidak diperhatikan.

Papan Flanel ( Flannel Board)


Papan flanel adalah media grafis yang efektif sekali untuk menyajikan
pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula. Papan berlapis kain flanel
ini dapat dilipat sehingga praktis. Gambar-gambar yang akan disajikan dapat
dipasang dan dicopot dengan mudah sehingga dapat dipakai berkali-kali.
Selain gambar, di kelas-kelas rendah sekolah dasar atau Taman kanak-kanak,
papan flanel ini dipakai pula untuk menempelkan huruf dan angka-angka.
Karena penyajiannya seketika, kecuali menarik perhatian siswa, penggunaan
papan flanel dapat membuat sajian lebih efisien. Papan flanel dapat diperoleh
di toko-toko terdekat. Biasanya kebanyakan dapat diperoleh di toko-toko
buku, toko foto copy, dan toko yang menyediakan media jadi untuk
pembelajaran.

Gambar 14. Papan Flanel

33
Kamera Dokumen
Kamera dokumen adalah kamera video yang dipasang pada salinan
dokumen, foto datar, grafik atau bahan sejenis koin kecil dengan maksud
untuk menampilkannya melalui layar yang lebih besar di dalam ruangan kelas
atau ditayangkan melalui layar televisi. Kelebihan kamera dokumen (1) tidak
membutuhkan untuk memproduksi. Semuanya dapat diambil melalui surat
kabar atau majalah, kalender, brosur, atau ilustrasi yang diperoleh dari buku-
buku teks, (2) semua peserta didik dapat sama-sama melihat. Peserta didik
dapat memiliki kesempatan yang sama untuk melihat dengan mudah melalui
layar yang diperlihatkan di dalam ruangan kelas atau lewat tayangan televisi,
(3) dapat memudahkan kelompok yang satu menyaksikan hasil pekerjaan
kelompok lain.
Kelemahan kamera dokumen adalah (1)
perangkat keras yang besar sekali dan
membutuhkan monitor atau projektor
video untuk menampilkan gambar, (2)
membutuhkan adanya monitor dan
projektor, (3) membutuhkan tambahan
lampu atau sinar.
Gambar 15. Kamera Dokumen

Kelemahan lain berhubungan dengan kemampuan tenaga pendidik dalam


menggunakan media tersebut.
Oherhead Projector (OHP)
OHP adalah peralatan yang menggunakan sistem optik (lensa-lensa) dan
elektrik (kipas pendingin dan lampu proyektor). OHP berfungsi untuk
memproyeksikan (menyajikan) transparansi. Ada beberapa model OHP, tetapi
pada dasarnya mempunyai prinsip kerja yang sama.
Kelebihan OHP dapat dilihat dari kecerahan.
Lampunya sangat terang dan sistem optikal
yang efisien, kontak mata langsung, mudah
digunakan, dapat dimanipulasi ketersediaan
materi, dan materi yang dapat dipersiapkan
sendiri.
Gambar 16. Contoh OHP
34
Kelemahan OHP tidak dapat diprogramkan sebelumnya, tidak dapat
berjalan sendiri tanpa dikendalikan, dan membutuhkan proses produksi.
Namun, saat ini, OHP sudah sangat jarang digunakan di samping karena
harganya hampir sama dengan LCD projektor juga berbagai kelemahan itu
membuat orang lebih cenderung memilih media dan teknologi mutakhir.

Digital Images (Gambar Digital)


Penggunaan media gambar saat ini, sangat mungkin menggunakan
gambar-gambar digital atau analog dan menyimpannya secara digital. Gambar
yang disimpan itu dapat ditampilkan melalui layar komputer atau
menggunakan Televisi. Contohnya adalah CD-ROM, foto CD, DVD-ROM,
dan disket komputer dan juga digital kamera.
CD-ROM (compact disk read only memory) memunyai kapasitas
bukan hanya menyimpan bunyi tetapi juga teks dan visual. Sedangkan Photo
CD (photographic compact Disk) menggunakan teknologi digital untuk
menyimpan gambar. DVD-ROM (Digital videodisk read only memory)
adalah suatu format penyimpanan digital dengan kapasitas yang besar.
Selanjutnya, Kamera digital adalah suatu kamera yang langsung dapat
dihubungan dengan komputer untuk mentransfer gambar atau foto yang telaha
diambil. Projeksi gambar digital dalam bentuk liquid crystal display (LCD)
adalah peralatan elektronik yang sepadan dengan overhead transparansi, tetapi
lebih terprogram dan dapat langsung dihubungkan dengan komputer.
LCD projector dapat dipisahkan dalam satuan
tersendiri yang disebut dengan data projector
yang berbeda dengan OHP yang masih
mengandalkan sumber lampu. Sekarang ini
LCD projector sudah banyak dirancang dalam
bentuk lebih kecil besarnya CD komputer.
Gambar 17. LCD Projector

LCD projector seperti ini dapat dengan mudah untuk dibawa ke mana-mana
sehingga secara langsung dapat dihubungkan dengan laptop. Namun, karena

35
bentuknya yang kecil sehingga kapasitasnya tidak sama dengan LCD projector
pada umumnya yang bentuknya lebih besar.

Media Video
Kata video berasal dari bahasa latin yang berarti “saya melihat.”
Semua format media elektronik yang menggunakan gambar bergerak untuk
menyampaikan pesan dapat disebut dengan video. Video adalah gambar yang
bergerak yang direkam pada tape atau CD yang setiap bentuknya berbeda
ukurannya, bentuknya, kecepatannya, metode perekaman, dan mekanisme
kerjanya. Format video yang sangat umum digunakan adalah videotape,
DVD, Videodisc, dan Internet Video. Media video mempunyai banyak
kelebihan, yaitu:
Dapat menayangkan gambar bergerak seperti dalam film
Dapat menayangkan proses kejadian secara bertahap, gerak lambat,
dan gerak cepat.
Dapat dipergunakan sebagai medium observasi yang aman
Dapat menggugah memosi dari penonton
Dapat dipergunakan untuk tujuan penghayatan terhadap objek atau
pesan-pesan tertentu.
Dapat memberikan pengalaman yang sama kepada kelompok pemirsa
atau penonton yang berada pada lokasi yang berbeda.
Video juga dapat memperlihatkan peristiwa dan objek yang direkam
secara nyata.

Multimedia
Multimedia adalah penggabungan penggunaan teks, gambar, animasi,
foto, video, dan suara untuk menyajika informasi. Multimedia merupakan
produk teknologi mutakhir yang bersifat digital. Media ini mampu
memberikan pengalaman belajar yang kaya dengan berbagai kreativitas.
Penggunaan multimedia dapat disesuaikan dengan kemampuan pebeljar,
pemelajar, dan didukung dengan sarana dan fasilitas yang memadai. Banyak

36
metode dan strategi yang dapat digunakan untuk menggunakan multimedia
yang efektif dan interaktif.

Perangkat Komputer
Komputer berkembang tidak lagi berfungsi hanya sebagai sarana
komputasi,melainkan telah menjadi sarana untuk berkomunikasi. Penggunaan
komputer telah membentuk jaringan yang mendunia. Sebagai pengguna
jaringan komputer kita dapat berkomunikasi dengan jaringan komputer yang
ada di seluruh dunia. Kita dapat mencari dan memperoleh beragam informasi
dan pengetahuan yang diperlukan. Berbagai situs Internet yang dapat
dipergunakan untuk mencari buku, makalah, artikel, jurnal, dan berbagai hasil
penelitian mutakhir dapat diakses di mana-mana. Begitu pula video on line
seperti youtube, audio online seperti audio straming dapat diperoleh secara
gratis. Termasuk perangkat lunak yang dapat digunakan untuk belajar mandiri
dengan mudah dapat diunduh dari berbagai alamat situs online. Pendek kata,
dunia begitu dekat dengan kita hanya dengan membuat jaringan komputer
baik dengan jaringan Internet (jaringan keluar dengan komputer lain di dunia)
maupun Intranet (jaringan dlam wilayah yang terbatas seperti dalam ruangan
atau gedung tertentu).

C. Kriteria Pemilihan Media


Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk memilih dan
menentukan media pembelajaran yang tepat, antara lain sebagai berikut:
1. Tujuan/Kompetensi yang ingin dicapai
2. Materi pembelajaran
3. Karakteristik siswa
4. Fasilitas pendukung/Ketersediaan
5. Kemampuan guru
6. Karakteristik Media/mutu teknis
7. Biaya
8. Ketepatgunaan/praktis penggunaannya
9. Pengelompokkan sasaran (Yaumi & February, 2006).

37
1. Tujuan yang ingin dicapai
Tujuan dapat dibedakan antara tujuan kognitif, tujuan afektif dan
psikomotor. Di bawah ini diberikan masing-masing satu contoh;
a. Tujuan kognitif, setelah mempelajari transformasi energi, diharapkan
peserta didik dapat mengetahui tentang transformasi energi dalam
makhluk hidup, transformasi energi dalam peserta didik, industri dan
rumah tangga.
b. Tujuan afektif, setelah mempelajari sejarah penemuan unsur-unsur
radio aktif, peserta didik dapat menghargai karya para ahli kimia yang
menemukan unsur-unsur tersebut
c. Tujuan psikomotor, setelah mempelajari penggunaan listrik dalam
komunikasi, peserta didik dapat membuat alat elektronik sederhana
untuk keperluan komunikasi.
Atas dasar tujuan/kompetensi yang ingin dicapai oleh guru dalam
pembelajarannya, maka guru dapat memilih media yang cocok untuk
keperluan tersebut, misalnya untuk tujuan pertama dapat menggunakan model
alat-alat dalam laboratorium yang dapat dimanipulasi oleh peserta didika
bersama gurunya, untuk tujuan pembelajaran kedua dapat digunakan slide
yang berisi gambar/film yang memperlihatkan bagaimana mereka bekerja
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, para penemu unsur-unsur
radioaktif serta laboratorium yang dapat diambil dari buku sejarah kimia. Di
samping itu banyak sekali tumbuhan, barang bekas di sekitar pserta didik/di
rumah yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran misalnya kaleng,
koran/surat kabar, tumbuhan, lampu yang sudah tidak digunakan sebagai alat
penerangan, dan sebagainya.

2. Materi Pembelajaran
Kadang-kadang suatu pokok bahsan atau sub pokok bahasan dapat
membosankan, atau terlalu abtstrak, apalagi kalau hanya disajikan dengan
metode ceramah saja, akan lebih membosankan peserta didik. Padahal konsep-
konsep dalam sub pokok bahasan tersebut perlu dipahami betul karena

38
merupakan dasar bagi konsep-konsep selanjutnya, atau diperlukan untuk dapat
melakukan keterampilan tertentu. Misalnya untuk membahas transformasi
energi perlu dipahami lebih dahulu konsep hukum kekekalan energi. Tinggal
kreativitas guru untuk dapat memilih media apakah yang akan digunakan
untuk meningkatkan efektivitas proses pembelajaran.

3. Karakteristik Siswa
Setelah media dipilih atas dasar tujuan, materi yang akan dibahas,
perlu dipertimbangkan kesiapan atau pengetahuan awap peserta didik. Tingkat
kesiapan peserta didik dan pengalaman belajar sebelumnya. Misalnya tingkat
kemampuan membaca, mendengar, dan melihat.

4. Fasilitas Pendukung/Ketersediaan
Tiap madrasah/sekolah mempunyai fasilitas yang berbeda untuk dapat
mendukung penggunaan media tertentu. Ada yang memadai, ada yang sangat
terbatas dalam jumlah dan macamnya. Dalam hal ini perlu diingat bahwa
media yang dirancang untuk digunakan harus disesuaikan dengan fasilitas
pendukung, misal;nya listrik atau generator, sedangkan foto, gambar dalam
buku/majalah, slide, film digunakan sebagai informasi tambahan apabila
media tersebut memang tersedia.

5. Kemampuan Guru
Kreativitas dan keterampilan guru dalam membuat media perlu
dikembangkan hal ini disebabkan karena dalam kondisi yang terbatas, petugas
sekolah di bawah pimpinan guru diharapkan dapat membuat media sederhana.
Di samping itu pengadaan media sederhana dapat pula diselenggarakan
dengan partisipasi aktif peserta didik. Misalnya dengan menugaskan para
peserta didik untuk mengumpulkan berbagai jenis batuan, dan tumbuhan
dalam suatu karya wisata, akan menambah koleksi batu-batuan, dan tumbuhan
di sekolah.

39
7. Karakteristik Media/mutu teknis
Karakteristik media/mutu teknis harus diperhatikan oleh guru karena
setiap media ada kelebihan dan kekurangannya dalam proses pembelajaran,
misalnya pengembangan media visual baik gambar maupun fotograf harus
memnuhi persyaratan teknis tertentu, seperti visual pada slide harus jelas dan
informasi/pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh
terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang.

8. Biaya
Selanjutnya dalam pemilihan media tidak dapat lepas dari kebutuhan
biaya dan karena itu dari berbagai jenis media yang akan diperkenalkan nanti,
perlu dipilih media yang dapat dibuat dengan murah. Bagi media yang
diproyeksikan, umumnya mahal, biaya perawatan perlu mendapat perhatian.
Di samping itu kemampuan pemeliharaan dan kesadaran untuk ikut
bertanggung jawab dengan perasaan ikut memiliki perlu ditanamkan pada para
staf pengajar maupun para peserta didik.

9. Ketepatgunaan/praktis Penggunaannya
Media yang mahal belum tentu jaminan sebagai media yang terbaik,
untuk itu media yang dipilih mudah penggunaannya, mudah diperoleh/dibuat
sendiri oleh guru bersama peserta didik, juga dapat digunakan di mana pun
dan kapan pun dengan peralatan yang tersedia di sekitarnya, serta mudah
dipindahkan dan dibawa ke mana-mana.

10. Pengelompokkan Sasaran


Media yang efektif untuk kelompok massal, besar belum tentu sama
efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Ada media
yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil,
dan perorangan.

40
Rangkuman
Karakteristik media pembelajaran dapat ditinjau dari berbagai sisi,
yakni berdasarkan nilai ekonomis, lingkup sasaran, dan berdasarkan
kemudahan kontrol dalam pemakaian. Media pembelajaran dapat juga
diklasifikasi berdasarkan media jadi yang mencakup media yang sangat
sederhana sampai pada media yang canggih dan kompleks, dan media yang
dirancang berdasarkan kebutuhan dan tujuan pembelajaran.
Media pembelajaran mencaku media cetak, media pameran, audio,
visual, multimedia, dan komputer dan jaringan. Sedangkan kriteria pemilihan
media harus memeperhatikan beberapa hal, seperti tujuan/kompetensi yang
ingin dicapai, materi pembelajaran, karakteristik siswa, fasilitas
pendukung/ketersediaan, kemampuan guru, karakteristik media/mutu teknis,
biaya, ketepatgunaan/praktis penggunaannya, dan pengelompokkan sasaran.

Aktivitas
1. Berdasarkan kelompok yang sudah ada sebelumnya, duduklah secara
berkelompok dan diskusikan jenis media yang dianggap sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik peserta didik di sekolah Anda.
Pertimbangkan beberapa aspek sesuai kriteria pemilihan media
pembelajaran. Gunakan kertas karton untuk memaparkan pandangan
kelompok .

Latihan
1. Jelaskan karakteristik media pembelajaran yang Anda ketahui!
2. Sebutkan jenis atau klasifikasi media pembelajaran?
3. Tunjukkan kriteria pemilihan media pembelajaran?
4. Coba anda identifikasi kelebihan dan kekurangan media pembelajaran?

41
Referensi

Asyhar, Rayandra. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta:


Gaung Persada Press. 2011.

Heinich, Robert, Molenda, Michael. Russell, James D., dan Smaldino, Sharon
E. Instructional Technology and Media for Learning. Upper Saddle
River, New Jersey: Pearson. 2002.

Kemp, Jerrold E., Smellie, Don C. Planning, Producing, and Using


Instructional Media. New York: Harper & Row Publishers. 1989.

Pribadi, Benny A. Model Assure untuk Mendesain Pembelajaran Sukses.


Jakarta: Dian Rakyat. 2011.

Sadiman, Arif S., Rahardjo, Haryono, Rahardjito. Media Pendidikan:


Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. 2002.

Smaldino, Sharon E., Lowther, Deborah L., dan Russell, James D.


Instructional Technology and Media for Learning. Upper Saddle
River, New Jersey: Pearson. 2008.
Arsyad, A. (2011). Media pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Yaumi, M., & February, B. E. (2006). Using Distance Education to Deliver
English Instruction in Indonesia. Graduate Research Paper. UNI. USA.
Yaumi, M., & Syahid. (2013). English in Real Situation. Kencana Prenada
Media Group.

42
MODUL 2
POLA PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN
MEDIA PEMBELAJARAN

Tujuan
1. Dapat menjelaskan tentang model ASSURE dalam hubungannya
dengan pengembangan media pembelajaran.
2. Dapat mengintegrasikan model ASSURE dalam mendesain dan
mengembangkan media pembelajaran
3. Dapat membuat media visual dengan memanfaatkan barang bekas
yang tidak berguna untuk tujuan pembelajaran
4. Dapat menyeleksi jenis media cetak, pameran, audio, visual, video,
multimedia, dan media Internet/Intranet untuk digunakan dalam
menyajikan pembelajaran.

Uraian Materi
A. Pengembangan Media Pembelajaran
Salah satu model yang banyak dirujuk untuk mengembangkan dan
memanfaatkan media pembelajaran adalah model ASSURE atau model yang
dikembangkan oleh Smaldino, Russell, Heinich, dan Molenda (2002).
ASSURE merupakan akronim dari:
A = Analize learner characteristics (analisis karakteristik pemelajar)
S = State performance objectives (merumuskan kompetensi).
S = Select method, media, and materials (memilih metode, media, dan
dan bahan ajar).
U = Utilize technology, media, and materials (pemanfaatan media,
teknologi, dan bahan ajar).
R = Requires learner participation (melibatkan partisipasi pemelajar).
E = Evaluate and revise (evaluasi dan revisi).

43
Analisis Karakteristik Pemelajar
Langkah pertama dalam mendesain pembelajaran adalah menganalisis
karakteristik pemelajar untuk dihubungkan dengan kompetensi. Informasi
yang diperoleh dari hasil analisis tersebut dapat mengarahkan pengembang
pembelajaran untuk memutuskan desain. Bagian penting untuk
dipertimbangkan di sini adalah:
Karakteristik umum yang mencakup deskripsi kelas secara
keseluruhan termasuk umur, tingkat, jender, latar belakang dan
sebagainya.
Pengetahuan atau kompetensi prasyarat yang menggambarkan jenis
kemampuan, keterampilan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh
pemelajar sebelum pembelajaran.
Gaya belajar yang dimiliki pemelajar termasuk kesukaan atau
kebiasaan belajar yang biasa dialami.

Merumuskan Tujuan (Kompetensi)


Dalam merumuskan kompetensi atau dalam bahasa yang sering
digunakan oleh pengembang dalam merancang pembelajaran yang disebut
dengan tujuan instruksional khusus (TIU), perlu mengetahui kurikulum yang
berlaku. Selain itu, perlu juga melibatkan ahli konten jika mengalami
kesulitan untuk mmendapatkan materi berdasarkan deskripsi kurikulum.
Dalam merumuskan tujuan perlu memperhatikan tiga domain seperti
dikemukakan oleh Bloom yang dikenal dengan istilah Taksonomi Bloom yang
meliputi:
Ranah kognitif
Ranah afektif
Ranah psikomotorik.

Bloom dan kawan-kawan (1964) mengemukakan enam kemampuan


yang bersifat hierarkis yang terdapat dalam aspek kognitif, yakni:
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Keenam

44
kemampuan itu kemudian direvisi oleh Anderson (Marzano dan Kendall,
2007) seperti terlihat dalam gambar berikut:

menciptakan

mengevaluasi

Gambar 18. Taksonomi Bloom dan Revisi


Anderson

Dalam hubungannya dengan domain kognisi, Hubbell (2010)


merumuskan katak kerja operasional dengan mendeskripsikan domain
pengetahuan yang mencakup (1) experiencial knowledge (pengetahuan
berdasarkan pengalaman), (2) contextual knowledge (pengetahuan
berdasarkan konteks), (3) declarative knowledge (pengetahuan bersifat
deklaratif), dan (4) procedural knowledge (pengetahuan yang bersifat
prosedural). Keempat dimensi tersebut dapat dilihat dalam kata kerja
operasional sebagai berikut:
Tabel 1. Proses Kognisi

DIMENSI PROSES KOGNISI


Pengetahuan Faktual Konseptual Prosedural Metakognisi
memahami membuat daftar mendeskripsi menabulasi menggunakan
mengetahui meringkas menginterpretasi memprediksi melakukan
menerapkan menggolongkan mengujicoba menghitung mengonstruksi
menganalisis mengatur menjelaskan membedakan memperoleh
mengevaluasi mengurut mengukur menyimpulkan menindaki
menciptakan menggabungkan mendesain menyusun mengaktualisasi

Selain itu, rumusan tujuan pembelajaran atau kompetensi dapat


dikembangkan dengan menggunakan rumusan ABCD (Pribadi, 2011: 67).

45
Rumusan ABCD merupakan akronin dari komponen-komponen sebagai
berikut:
 A = audience (maksudnya individu yang belajar)
 B = Behavior (prilaku atau kompetensi yang harus
dimiliki)
 C = Condition (kondisi yang menggambarkan situasi yang
terjadi pada saat belajar)
 D = degree (tingkat adalah standar yang ditunjukkan oleh
pemelajar yang telah dipelajari dan dikuasai).

Memilih Metode, Media, dan Bahan Ajar


Ketika berhasil menganalisis karakteristik pemelajar dan merumuskan
tujuan pembelajaran, berarti telah mengkaji pengetahuan, keterampilan, dan
sikap pemelajar saat ini dan merumuskan model pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang akan datang sebagai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu,
perlu dibangun suatu jembatan yang menghubungkan kedua kompetensi
tersebut, yakni memilih strategi, media dan teknologi yang sesuai, dan
memutuskan jenis bahan ajar yang dapat digunakan untuk menunjang
keberhasilan tujuan tersebut.
Tugas utama yang harus diselesaikan adalah menggambarkan semua
strategi, media dan teknologi, serta bahan ajar yang paling esensial dalam
pembelajaran. Setelah itu perlu mempertimbangkan secara rasional tentang
keputusan untuk memilih, dan bila perlu menggunakan rubrik pilihan untuk
mengevaluasi kesesuaian antara media, teknologi, dan materi dengan tujuan
yang telah dirumuskan. Metode yang dapat dipilih adalah belajar kooperatif,
eksplorasi (penemuan), pemecahan masalah, diskusi, latihan terbimbing,
tutorial, demonstrasi, presentasi, bermain peran (Suparman, 2010), dan lain-
lain.

Pemanfaatan Media, Teknologi, dan Bahan Ajar


Bagian ini mencakup langkah untuk menentukan peranan instruktur,
pendidik, atau pengembang sebagai guru untuk memanfaatkan media,

46
teknologi, bahan ajar untuk membantu peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran. Untuk memudahkan pemanfaatannya dapat dilakukan melalui
proses 5 P, yakni seperti di bawah ini:
 Preview (tinjauan, meninjau) media, teknologi, dan bahan ajar
 Prepare (menyediakan) media, teknologi, dan bahan ajar, yang
berarti praktek menggunakannya sebelum pelaksanaan
pembelajaran.
 Prepare environment (persiapkan lingkungan) belajar yang
memadai, yang berarti sarana dan prasarana atau fasilitas yang
dapat menunjang proses pembelajaran.
 Prepare the learners (persiapkan pemelajar), bagaimana
melibatkan pemelajar sepenuhnya dalam pelaksanaan
pembelajaran.
 Prepare the learning experience (persiapan pengalaman belajar)
yang mencakup kondisi dan strategi pembelajaran, artinya
tentukan apakah guru menggunakan pendekatan yang berpusat
pada guru atau yang berpusat pada siswa. Jika memilih salah
satunya harus mempersiapkan berbagai cara penanganannya.

Melibatkan Partisipasi Pemelajar


Untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, keterlibatan pemelajar
dalam proses pembelajaran sangat diperlukan. Terdapat banyak aktivitas
pembelajaran yang dapat diterapkan yang dapat mendorong pemelajar
mempraktekkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap baru dan untuk
menerima umpan balik berdasarkan tingkat kesesuaian upaya mereka sebelum
secara formal melakukan penilaian.
Latihan dapat melibatkan pemelajar dengan menggunakan pengecekan
sendiri-sendiri (self-check), pembelajaran dengan alat bantu komputer,
kegiatan Internet, diskusi kelompok, atau model lain yang dipandang dapat
meningkatkan partisipasi pemelajar dalam pembelajaran. Sementara itu, guru,
komputer, siswa lain dapat mempersiapkan umpan balik.

47
Evaluasi dan Revisi
Setelah melaksanakan pembelajaran, sangat penting melakukan
evaluasi untuk mengetahui dampak dari pelaksanaan pembelajaran terhadap
prestasi belajar siswa. Evaluasi tidak hanya terbatas pada tingkat pengetahuan
yang dicapai oleh siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran, tetapi juga
mengukur keseluruhan proses pembelajaran termasuk dampak dari
penggunaan media dan tekologi. Jika terdapat kelemahan, atau kekeliruan
termasuk tentang bahan ajar, maka perlu dilakukan revisi untuk mendapatkan
perbaikan sebagai persiapan untuk digunakan pada hari berikutnya. Evaluasi
dan revisi harus selalu dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan,
walaupun sudah pernah dilakukan sebelumnya tetapi bukan berarti semuanya
sudah sempurna. Oleh karena itu, dalam melakukan evaluasi dan revisi perlu
mempertimbangkan tahapan sebagai berikut:
Gunakan penilaian otentik dan tradisional untuk menentukan prestasi
siswa berdasarkan standar dan tujuan.
Memeriksa keseluruhan proses pembelajaran dan dampak dari
penggunaan media dan teknologi dalam pembelajaran.
Jika terdapat perbedaan antara tujuan dan hasil belajar, revisi
perencanaan pembelajaran untuk lebih menekankan pada fokus yang
menjadi perhatian utama. Ketiga tahapan ini dapat dilakukan secara
berulang-ulang jika hasil belajar tidak sesuai dengan tujuan yang
telah dirumuskan dalam perencanaan pembelajaran.

B. Pemanfaatan Media Pembelajaran

1. Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Media Sederhana


Kreativitas guru dalam mengembangkan dan memanfaatkan
semaksimal mungkin berbagai media sederhana diharapkan dapat membantu
meningkatkan kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan yang baik dapat
berkontribusi pada pembangunan bangsa yang maju, suatu bangsa yang
memiliki pendidikan nasional yang berkualitas dengan keunggulan kompetitif
dan komparatif dibandingkan dengan bangsa lainnya. Pengembangan media

48
sederhana setidaknya mampu merespons secara proaktif berbagai
perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Dengan
demikian pendidikan diharapkan tidak akan kehilangan relevansi program
pembelajarannya terhadap kepentingan pembangunan daerah serta tetap
memiliki fleksibilitas dalam melaksanakan kurikulum yang berdiversivikasi.
Dalam hal ini pengembangan media sederhana hendaknya dapat menyokong
penguasaan keterampilan hidup, pengembangan kepribadian yang kuat dan
berakhlak mulia, serta pertumbuhan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
Media pembelajaran yang paling dikenal oleh para guru adalah papan
tulis, whiteboard, dan OHP.

Papan tulis misalnya, dapat diterima di


masa-masa sebagai alat peraga yang
sangat aktif. Namun pemakaian papan
tulis tidak memungkinkan guru
menjelaskan sesuatu secara rinci. Perlu
kita sadari bahwa media tersebut tidak
dapat menjawab kebutuhan kita dalam
Gambar 19. Papan Tulis
memberikan pengertian yang lebih
mendalam kepada anak didik. Disamping
itu, papan tulis tidak dapat dipergunakan
untuk memberikan motivasi dan
merangsang imajinasi anak didik. Di pihak
lain kita harus dapat menciptakan suatu
proses perubahan dalam diri siswa yaitu dari
tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat
Gambar 20. whiteboard
menjadi dapat, dari sebelumnya tidak mengerti akhirnya mengerti.
Sesungguhnya proses belajar selalu terjadi dalam kegiatan kejiwaan
siswa sendiri atau penalaran sendiri yaitu ketika terjadi interaksi antara siswa
dan lingkungan diri sendiri dengan lingkungan luar. Salah satu alasan
perlunya mengembangkan media sederhana adalah keyakinan bahwa

49
penggunaan media yang sesuai dengan materi pelajaran dan karakteristik anak
didik mampu memberikan suatu pengalaman baru yang bisa mengubah
perilaku (pengetahuan, nilai-nilai atau suatu keckapan/keterampilan) melalui
aktivitas kejiwaan sendiri. Oleh karena itulah kita perlu menciptakan dan
menggunakan berbagai media sederhana yang kita buat sendiri. Kita dapat
mulai memanfaatkan berbagai sumbel belajar yang ada di sekitar kita. Melalui
penmakaian media sederhana diharapkan imaginasi anak terangsang,
perasaannya tersentuh dan terjadinya pemahaman secara mendalam dalam
pikirannya sehingga mereka mampu memahami, mengingat, dan melakukan
sesuatu yang diajarkan dengan baik.
Contoh dalam proses pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru
adalah menerapkan tentang ciri-ciri makhluk hidup anatara lain bahwa
tumbuhan juga makan dan minum. Makanan tumbuhan daat berasal dari
pembusukan makhluk hidup yang lain, seperti pembusukan daun-daunan dan
garam mineral yang sehari-hari biasa dikenal dengan istilah pupuk. Untuk
menerangkan bagaimana tumbuhan menyerap air dan garam mineral dari
tanah melalui akar-akarnya tidak dapat dilakukan melalui ceramah atau
menggunakan gambar saja. Proses pembelajaran akan lebih bermakna apabila
siswa terlibat langsung melalui proses pengamatan seperti pada gambar di
bawah ini.
Alasan kedua, sangat perlu
mengembangkan media sederhana
untuk mengoptimalkan pancaindra
dan seluruh kesanggupan belajar
peserta didik termasuk dirangsang,
digunakan, dan juga dilibatkan,
sehingga mereka tidak hanya dan
mengetahui dan memahami,
melainkan juga menganalisis dan
Gambar 21. Tumbuhan sebagai Media

melakukan kembali setiap peragaan yang dilakukan guru dengan baik dan
benar serta kemampuan lainnya yang bersifat kognisi.

50
Ada sejumlah alasan penting yang menjadikan tumbuhan dapat
dijadikan media sederhana dalam menjelaskan sejumlah materi pelajaran.
Beberapa alasan penting yang dapat dijadikan pegangan guru adalah sebagai
berikut:
a. Pengintegrasian materi lokal
b. Meningkatkan daya tarik mata ajaran IPA
c. Peningkatan kesadaran tentang lingkungan hidup yang sehat
d. Pengenalan dan penghargaan adanya berbagai keanekaragaman
sumber daya alam hayati di Indonesia
e. Meningkatkan kreativitas dan imajinasi peserta didik.

2. Memanfaatkan Barang Bekas, Bahan, dan Peralatan sederhana


sebagai media pembelajaran
Sebelum berkembangnya media dan teknologi canggih dalam
pembelajaran, para guru telah menggunakan berbagai media dan alat peraga
buatannya sendiri untuk menjelaskan materi pelajarannya. Dalam materi diklat
kali ini berusaha menggugah para guru bahwa media sederhana dari barang
bekas dan peralatan sederhana tetap dibutuhkan dan dapat berfungsi efektif,
tidak kalah dengan media modern, dan bisa menjadi lebih unggul jika
penggunaannya tepat dan sesuai. Kegiatan diklat ini juga akan berusaha
membuka ruang dan memberikan peluang bagi para guru untuk menjadi
bagian dari (kelompok) masyarakat yang terlihat dalam proses pembelajaran
secara aktif kreatif dan mampu membangun sebuah dunia pendidikan yang
lebih baik dan membangun kesaaran akan pentingnya lingkungan sekitar
untuk dijadikan media terbaik bagi pendidikan
Jika kita jeli melihat sekeliling, maka kita dapat menemukan begitu
banyak sumber belajar yang bisa dimanfaatkan dari barang bekas maka
rencanakanlah terlebih dahulu program pengembangan yang dilakukan
berdasarkan GBPP. Kemudian analisislah kematangan dan kemampuan
peserta didik yang akan mengikuti pembelajaran. Amatilah lingkungan
madrasah/sekolah dan rumah peserta didik untuk menentukan barang bekas
yang bisa digunakan. Membeli atau meminjam media sederhana yang telah

51
ada jalan terakhir guru jika lingkungan sekitar mampu memberikan solusi
yang tepat.
Ada beberapa contoh pembuatan media sederhana dari barang bekas,
sebagai berikut:
a. Membuat barang-barang berguna
Berbagai cara pengelolaan sampah kertas bisa diolah menjadi bubur
kertas yang kemudian dijadikan bentuk barang baru. Sampah kertas
juga bisa dimanfaatkan tanpa harus diolah menjadi bubur kertas tetapi
langsung dirancang dan diolah ke dalam beragam aplikasi kebutuhan
manusia seperti kertas surat, amplop, map, hiasan dinding, dan banyak
lagi.
b. Membuat wajah di bulan
Guru juga dapat membuat media sederhana dari limbah kertas koran,
misalnya membuat hiasan dalam bentuk wajah di bulan atau
bentuk/gambar lainnya dapat dipakai sebagai hiasan. Berikut adalah
cara membuatnya, bahan yang diperlukan; kertas koran, lem kertas
dari sagu, cat air, dan kertas. Cara membuatnya; Rendamlah kertas
koran di dalam air untuk beberapa saat hingga koran tersebut menjadi
gembur. Kemudian tumbuklah koran tersebut menjadi bubur kertas.
Lalu aduklah bubur kertas tersebut dengan lem dari sagu. Sekarang
bubur kertas telah menjadi adonan dan siap dibentuk. Wajah di bulan
dibuat dengan menempelkan bubur kertas ke atas karton. Selanjutnya
diberi warna sesuai selera dengan menggunakan cat air.
c. Membuat sandiwara boneka
Contoh lain adalah membuat sandiwara boneka dengan menggunakan
bahan kaos kaki bekas. Media ini memberikan pendidikan sekaligus
hiburan yang menyegarkan dengan cerita-cerita lucu. Pengetahuan
juga bisa disajikan dalam bentuk boneka dengan cara ringan sehingga
anak tidak merasa seperti belajar. Karena dibuat sendiri dan setiap saat
bisa dikembangkan kapan dan di mana saja.. Bahan yang diperlukan
dalam membuat boneka adalah; kaos kaki bekas yang bersih, gunting,
dan spidol. Cara membuatnya: siapkan kapas yang dibuat bulatan

52
untuk mengisi bagian kepala, gambarlah mukanya dengan memakai
spidol, gunting sedikit sisi kiri dan kanan sebagai tempat jari-jari, buat
beberapa boneka dengan karakter wajah yang berbeda-beda, dan
sebagianya
Demkianlah beberapa aspek dalam memanfaatkan lingkungan sebagai
media sederhana/sumber belajar yang sangat bermanfaat bagi siswa terutama
untuk memberikan motivasi belajar, mengarahkan aktivitas belajar,
memperkaya informasi, meningkatkan hubungan social, mengenalkan
lingkungan, serta menumbuhkan sikap dan apresiasi terhadap lingkungan
sekitar.

3. Panduan Menfaatkan Komputer/Praktek Membuat Media


Sederhana, Internet, dan Power Point

Berbeda dengan format sebelumnya, maka uraian materi diklat kali ini
berbentuk panduan tentang prosedur melakukan praktek pembuatan beberapa
jenis media pembelajaran serta pemanfaatan komputer terutama aplikasi MS.
word untuk pengetikan dan Internet Ekplorer. Setelah mempelajari kegiatan
belajar ini, Anda diharapkan dapat merencanakan dan memproduksi beberapa
jenis media pembelajaran yang sederhana untuk keperluan proses belajar
mengajar yang menjadi tugas Anda, serta memanfaatkan aplikasi Word untuk
pengetikan dokumen dan Internet Explorer untuk melihat atau mencarai
referensi/artikel/bacaan/berita.
Dengan praktek merencanakan dan mengembangkan media
pembelajaran sederhana serta memanfaatkan computer, Anda akan
mempunyai pengalaman langsung mencoba menerapkan teori-teori tentang
media pembelajaran dari materi diklat yang telah Anda pelajari sebelumnya.
Media pembelajaran yang Anda produksi untuk keperluan praktek ini
diharapkan dapat Anda cobakan langsung pada saat Anda mengajarkan
konsep yang sesuai dengan media tersebut. Sedapat mungkin gunakan bahan-
bahan dan sumber yang di dapat dari lingkungan sekitar Anda sehingga lebih
efisien.

53
Perlu Anda ketahui bahwa media dikatakan efektif apabila sesuai
dengan kebutuhan belajar siswa dan dapat digunakan untuk
mengkomunikasikan isi informasi dan pengetahuan yang ada didalamnya.
Untuk para guru yang mengikuti program pendidikan dan pelatihan
dalam sertifikasi ini, tiga tugas pokok yang diminta dalam kegiatan belajar ini
adalah merupakan tugas wajib yang harus dikerjakan dan akan dinilai oleh
dosen/instruktur, serta nilai praktek ini mempunyai konstribusi terhadap nilai
Ujian Akhir Semester (UAS). Oleh karena itu, kerjakan seluruh tugas yang
diminta di dalam materi diklat ini.
Untuk dosen/instruktur yang mengelola kegiatan pendidikan dan
pelatihan guru materi diklat ini sangat penting untuk diketahui oleh guru
karena segala aktivitas dalam proses pembelajaran akan selalu terkait dengan
media atau alat bantu yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Berhubung dengan keterbatasan waktu dan halaman yang tersedia, serta
melihat kondisi kelayakan ( visibility) pengajaran agama di rumah-rumah,
maka untuk sementara di antara sekian banyak media pembelajaran yang kita
telah ketahui antara lain berrikut ini yang akan kita bahas pembuatan dan
penggunaannya; Kepingan/potongan kertas strip story dan jigsaw
cardboard,Speed reading, Stick figures, Papan kantong, Flashcards (kartu
pengingat/kartu yang diperlihatkan secara sekilas), OHP ( overhead
projector), poster, media tiga dimensi, dan multimedia melalui computer.

Langkah-Langkah Pemanfaatan Komputer


a. Hidupkan komputer dengan menekan tombol ON, sampai
memperlihatkan menu program
b. Gunakan mouse lalu pilihlah program Microsoft word untuk melakukan
pengetikan. Tunggu sampai keluar format untuk mengetik
c. Ketiklah informasi atau teks dari manuskrip yang telah Anda siapkan,
Cetaklah hasil ketikan Anda.
d. Mintalah bantuan Tutor jika Anda mengalami kesulitan atau baru pertama
kali mengetik dengan menggunakan computer.

54
Langkah-langkah Membuka Internet dan Mencetak Informasi
a. Anda dapat menggunakan komputer lengkap dengan modemnya atau
yang terhubungan dengan jaringan Internet
b. Gunakan mouse, lalu pilihlah menu internet explorer atau mozilla firefox
yang terdapat dalam layar komputer seperti terlihat di bawah ini:

c. Setelah klik Mozilla Firefox seperti yang terlihat paling atas sebelah
kanan (setiap komputer berbeda-beda letaknya), Anda akan melihat
alamat kosong atau kalau pemilikkomputer atau laptop sudah
mengaturnya, maka langsung keluar situs google (yakni mesin pencari
informasi). Seperti terlihat di bawah ini:

55
d. Pada kotak berwarna putih di tengah layar google tersebut, Anda dapat
menulis kata kunci dari informasi yang ingin dicari. Misalnya ‘BELAJAR
SHALAT.’ Artinya, anda ingin mencari referensi tentang belajar shalat.
Setelah anda menulis kata kunci tersebut, klik tombol yang bertuliskan
“PENELUSURAN GOOGLE” di bawah kotak sebelah kiri. Informasi
yang akan muncul adalah seperti di bawah ini.

Anda dapat memilih dengan mengelik informasi yang anda suka. Jika
ingin mencari informasi lain, lakukan cara pada poin a sampai d.

Langkah-langkah Membuat Power Point


a. Hidupkan komputer atau laptop anda dengan menekan tombol power
(ON) pada CPU/Komputer atau pada pada papan key board kalau
laptop.
b. Setelah muncul tampilan layar dan proses kerja komputer sudah
selesai, arahkan mouse ke menu start yang berada di bagian bawah kiri
layar monitor, seperti pada gambar di bawah ini:

56

STAR
c. setelah itu arahkan mouse ke menu start lalu klik kiri, tunggu sampai
muncul pilihan menu, selanjutnya arahkan mouse ke menu All
Program, lalu arahkan mouse ke pilihan microsoft office, lalu klik kiri,
seperti di bawah ini:

All Programs
d. Mengaplikasikan program power point, setelah muncul program
microsoft, klik kiri Microsoft power point lalu dengan sendirinya
muncul tampilan/lembar kerja power point, seperti berikut ini.

e. Setelah muncul tampilan program, anda tinggal menuliskan


informasi/memberi animasi pada lembar kerja Power Point, langkah
selanjunya anda tinggal memilih atau menggunakan Program ini sesuai
kemauan dan kebutuhan anda. Misalnya Anda ingin membuat
powerpoint tentang SHALAT LIMA WAKTU.

57
f. Membuka lembaran kerja baru dan menyimpan file yang anda
kerjakan, anda tinggal mengarahkan mouse ke menu file lalu pilih
menu New lalu klik kiri, jika anda telah selesai menggunakan program
ini, agar pekerjaan anda menu save lalu beri nama File anda, seperti
gambar di bawah ini.

g. Jika telah selesai menggunakan program ini, anda tinggal


mengarahkan mouse ke menu File lalu klik menu Exit atau arahkan
kursor ke bagian kanan atas layar dengan icon berwarna merah (X),
Selamat mencoba dan jangan takut salah, Terima kasih.

4. Cara Penggunaan dan Pembuatan Media Potongan Kertas Strip Story

58
Sebelum Pertemuan.
a. Guru memilih ayat-ayat Al Qur’an yang bersambung dengan rapi,
yang kira-kira dapat dibagi rata ayat-ayatnya kepada siswa.
b. Ayat-ayat tersebut ditulis atau diketik Arab dengan jelas dengan
mengosongkan ruang ekstra antara setiap ayat denagan ayat lain. (satu
ayat dapat dibagi dua).
c. Lembaran ayat-ayat itu dipotong-potong dengan gunting menjadi
berkeping dengan satu kalimat/ayat buat satu kepingan /potong. (Kalau
siswanya banyak maka ayat-ayat itu dapat ditulis berkali-kali pada
lembaran yang lain kemudian siswa nantinya dibagi perfirqah. Setiap
satu firqah dapat dipotong-potong yhang materinya sama dengan
firqah lainnya.

Di Depan Peserta Didik


a. Kepingan-kepingan kertas yang berisi ayat-ayat itu dibagi-bagikan
secara random kepada siswa.
b. Guru meminta siswa menghafal luar kepala ayat-ayatnya dalam
sekejab
c. (satu-dua menit). Siswa-siswa dilarang menulis apa-apa atau
memperlihatkan kepada orang lain.
d. Guru meminta murid agar keertas-kertas itu dikumpul kembali. ( ini
berarti bahwa setelah ini, setiap orang harus berpartisipasi aktif agar
dapat memproduksikan sesuatu sambungan ayat yang teratur sesuai
dalam Al Qur’an.
e. Guru duduk dan tetap diam.(kelas jadi tenang kurang lebih satu kurang
dua menit )
f. Guru meminta pada siswa untuk berdiri pada kursi. Kalau kelas besar/
murid banyak, mereka dibagi pergrup. Grup A (putih) Grup B (kuning)
Grup C (merah) Grup D (biru).
g. Setelah ini, guru harus betul-betul tenang, diam, mendengar, dan
melihat apa yang terjadi.

59
h. Siswa nampak sibuk berusaha menyusun ayat-ayat itu., kadang-kadang
pemimpin grup akan muncul dengan sendirinya, bertanya dan
menyarankan sesuatu. sampai satu waktu secara otomatis semua orang
yang ada digrup itu akan mendengar seluruh ayat-ayat itu banyak kali,
setelah ayat-ayat itu terdengar beberapa kali, maka tibalah saatnya
informasi ayat yang tak bersambuung menjadi tersambung dengan
rapi.

5. Speed Reading Card


Kalau “Jigsaw Cardboard” atau “strip story” merupakan media
menyusun kalimat-kalimat yang kelihatannya tidak tersusun dengan tepat,
maka “Speed Reading Card” merupakan media menyusun kartu bernilai kata-
kata yang tidak tersusun dengan tepat.
Sebaliknya dibalik dari kartu-kartu itu bisa kita tulis artinya kemudian
kita meminta siswa menebak. Biasanya kalau murid salah dia akan tersenyum
malu. Media ini tampak hamper sama dengan menyusun kartu pada papan
kantong diatas secara horizontal, sedangkan Speed reading card diatur secara
vertikal.

6. Stick Figures
Gambar tangan yang dibuat sendiri oleh guru sewaktu ia mengajar atau
yang telah disiapkan sebelumnya disebut “Stick Figures” ( stick =
tongkat/batang ).Gambar yang dimaksud disini bukanlah gambar yang indah
yang perlu dibuat oleh ahli gambar.Dengan demikian gambar tersebut dapat
dibuat oleh guru agama yang tidak pandai menggambar.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam membuat stick figures.
1. Ciri-ciri yang tetap pada benda atau situasi yang digambar. Sebagai
contoh gambar wanita dibedakan dengan memakai jilabab, sedangkan
laki-laki dengan memakai celana panjang. Seorang yang tertawa dapat
dibedakan dengan seorang yang cemberut pada keadaan bibirnya.
2. Bentuknya sederhana dan jelas mudah dikenal. Tambahan-tambahan
yang mungkin mengandung keraguan dan salah penafsiran hendaknya

60
dihindari. Oleh karenanya tidak perlu diusahakan gambar itu lebih
hidup dan realistik.

7. Papan Kantong
Untuk membuat papan kantong, diperlukan papan triplex dan karton kata.
Kalau triplex tidak ada, kita bisa memakai karton tebal. Panjang triplex/karton
tebal kira-kira 90 cm, dan tinggi kuranng lebih 60 cm. pada papan
triplex/karton ini dilekatkan dengan lem atau perekat lainnya, beberapa
deretan kantong karton setinggi kurang lebih 5 cm. Pada deretan kantong ini
dapat dipindah-pindahkan beberapa karton-karton kecil yang bertuliskan kata-
kata Arab atau Indonesia.

8. Flashcards
Flashcards adalah semacam kartu pengingat atau kartu yang
diperlihatkan sekilas kepada siswa. Ukuran biasanya terserah pada kelasnya
atau murid yang dihadapi. Kalau banyak orang yang dihadapi maka kita
memakai ukuran 25 X 20 cm. Kartu-kartu tersebut digambari atau ditulisi
atau diberi tanda untuk memberikan petunjuk atau rangsangan bagi siswa
berpikir atau melakukan/mengucapkan sesuatu. Contoh:
Flashcards Respon sisiwa
- Gambar orang tahiyyat - Bacaan tahiyyat dalam shalat.
- Gambar orang ruku’ - Bacaan ruku’ dalam shalat, dst.

Rangkuman
Sebelum melakukan pengembangan media pembelajaran, perlu
mengetahui terlebih dahulu pola pengembangannya yang mencakup (1)
analisis karakteristik pemelajar, (2) merumuskan tujuan atau kompetensi, (3)
memilih metode, media, dan bahan ajar, (4) pemanfaatan media, teknologi,
dan bahan ajar, (5) melibatkan partisipasi pemelajar, dan (6) evaluasi dan
revisi. Keenam komponen tersubut dalam bahasa Inggris disingkat menjadi
ASSURE.

61
Dalam memanfaatkan media pembelajaran, perlu memperhatikan
media sederhana seperti pemanfaatan tumbuhan sebagai media pembelajaran,
memanfaatkan barang bekas, bahan, dan peralatan sederhana sebagai media
pembelajaran. Selain itu guru hendaknya mencoba menggunakanperalatan
atau teknologi sederhana seperti belajar menggunakan komputer atau laptop,
menggunakan powerpoint, dan berbagai media sederhana lainnya. Media
sederhana yang dibaksud adalah (1) pembuatan media potongan kertas strip
story, (2) speed reading card, (3) stick figures, (4) papan kantong, (5)
flashcards (Arsyad, 2011).

Aktivitas
2. Berdasarkan kelompok yang sudah ada sebelumnya, duduklah secara
berkelompok dan diskusikan jenis media pembelajaran yang hendak
dikembangkan secara bersama-sama. Perhatikan jenis media (media
cetak, pameran, audio, video, multimedia, dan Internet atau Intranet)
pada modul 2. Ikuti langkah yang terdapat dalam model ASSURE.
Gunakan kertas karton untuk memaparkan media yang dikembangkan .

Latihan
1. Uraikan dan jelaskan apa yang dimaksud dengan model ASSURE!
2. Jelaskan Bagaimana anda merumuskan tujuan pembelajaran dengan
menggunakan model ABCD!
3. Kemukan pendapat Anda bagaimana memanfaatkan media
pembelajaran ?
4. Jelaskan disertai contoh-contoh pembuatan media sederhana dari
barang bekas!

62
REFERENSI

Arsyad, A. (2011). Media pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Bloom, Benjamin S., Krathwohl, David R., and Masia, Bertram B. Taxonomy
of Educational Objectives: The Classification of Educational Goals.
London: Long Mans Green and CO LTD. 1964.

Heinich, Robert, Molenda, Michael. Russell, James D., dan Smaldino, Sharon
E. Instructional Technology and Media for Learning. Upper Saddle
River, New Jersey: Pearson. 2002.

Hubbell, Elizabeth Ross. Using McRel’s Knowledge Taxonomy for


Educational Technology Professional Development. 2011
(http://www.learningandleading-
digital.com/learning_leading/20100607#pg22).

Marzano, Robert J. and Kendall, John S. The New Taxonomy of Educational


Objectives, Second Edition. California: Corwin Press. 2007.

Pribadi, Benny A. Model Assure untuk Mendesain Pembelajaran Sukses.


Jakarta: Dian Rakyat. 2011.

Suparman, M. Atwi. Desain Instruksional. Jakarta: Universitas Terbuka.


2010.

Yaumi, M., & February, B. E. (2006). Using Distance Education to Deliver


English Instruction in Indonesia. Graduate Research Paper. UNI. USA.

Yaumi, M., & Syahid. (2013). English in Real Situation. Kencana Prenada
Media Group.

63

Anda mungkin juga menyukai

  • Pembelajaran Biologi Berbasis Komputer D
    Pembelajaran Biologi Berbasis Komputer D
    Dokumen23 halaman
    Pembelajaran Biologi Berbasis Komputer D
    유진이
    Belum ada peringkat
  • SL Kerja
    SL Kerja
    Dokumen1 halaman
    SL Kerja
    Ratna Silvia Devvy Anggrainy
    Belum ada peringkat
  • SL Kerja
    SL Kerja
    Dokumen1 halaman
    SL Kerja
    Ratna Silvia Devvy Anggrainy
    Belum ada peringkat
  • SL Kerja
    SL Kerja
    Dokumen1 halaman
    SL Kerja
    Ratna Silvia Devvy Anggrainy
    Belum ada peringkat
  • SL Kerja
    SL Kerja
    Dokumen1 halaman
    SL Kerja
    Ratna Silvia Devvy Anggrainy
    Belum ada peringkat
  • SL Kerja
    SL Kerja
    Dokumen1 halaman
    SL Kerja
    Ratna Silvia Devvy Anggrainy
    Belum ada peringkat
  • SL Kerja
    SL Kerja
    Dokumen1 halaman
    SL Kerja
    Ratna Silvia Devvy Anggrainy
    Belum ada peringkat
  • Gsja'
    Gsja'
    Dokumen1 halaman
    Gsja'
    유진이
    Belum ada peringkat
  • Gsja'
    Gsja'
    Dokumen1 halaman
    Gsja'
    유진이
    Belum ada peringkat