Anda di halaman 1dari 14

Makalah

“Kombinasi Bisnis dan Investasi Saham”


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi Lanjutan II

Dosen Pengampu :

Drs. Nurdin M.M., Ak.

Disusun Oleh :

Siti Maisyarah (1810313320056)

S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Sistem
Pengendalian Manajemen tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada
Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulisan makalah berjudul “Kombinasi Bisnis dan Investasi Saham” dapat


diselesaikan karena bantuan banyak pihak. Saya berharap makalah tentang Tujuan
Perusahaan dan Strategi untuk Mencapai Tujuan dapat menjadi referensi bagi pihak yang
tertarik. Selain itu, saya juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru
setelah membaca makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada


bagian isi. Saya menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan
makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, saya memohon maaf.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Banjarmasin,05 Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................................4
1.2 PERMASALAHAN.............................................................................................................4
1.3 TUJUAN PENULISAN.......................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
2.1 KOMBINASI BISNIS..........................................................................................................5
PSAK 22 : Kombinasi Binis........................................................................................................5
Pengertian Kombinasi Bisnis......................................................................................................5
Tanggal Kombinasi Bisnis...........................................................................................................6
Identifikasi Pihak-Pihak Dalam Kombinasi Bisnis...................................................................7
2.2 Investasi saham....................................................................................................................8
Metode Ekuitas............................................................................................................................9
BAB III...............................................................................................................................................12
PENUTUP..........................................................................................................................................12
Kesimpulan....................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberi sebuah gambaran mengenai
kombinasi bisnis dan investasi saham mulai dari definisi hingga teknik pengukuran,
pengakuan dan juga pelaporan hingga dapat menjadi dasar memahami perubahan
standar akuntansi yang digunakan untuk kombinasi bisnis yang berdasarkan PSAK
22 tentang Kombinasi bisnis telah disahkan oleh dewan standar akuntansi keuangan
pada tanggal 22 Januari 2010. PSAK 22 ini merevisi PSAK 22 tentang Akuntansi
Penggabungan Usaha yang telah dikeluarkan pada tanggal 7 September 1994.

1.2 PERMASALAHAN
Sudah sering kita melihat adanya dua entitas bisnis atau lebih yang bergabung
atau satu entitas bisnis membeli atau mengambil alih entitas bisnis yang lain oleh
karena itu diperlukan adanya laporan atas peralihan aset maupun kewajiban yang
relevan, andal dan memiliki daya banding dari informasi ini, diperlukan standar atas
bagaimana pengakuan dan pengukuran atas perpindahan aset dan kewajiban dari
entitas yang saling bergabung.

1.3 TUJUAN PENULISAN


Dengan makalah ini diharapkan dapat memberikan gambaran akan bagaimana
pengakuan dan pengukuran atas aset dan kewajiban bagi entitas yang bergabung
atau diambil alih, dan juga hal-hal lain yang harus dipertimbangkan dalam membuat
laporan yang relevan bagi entitas yang mengambil alih dan juga mengakui adanya
hak kepemilikan minoritas, juga adanya profit/loss dalam penggabungan atau
pengambil alihan tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KOMBINASI BISNIS


PSAK 22 : Kombinasi Binis

PSAK 22 mengadopsi seluruh IFRS 3 Business Combination per 1 Januari 2009,


kecuali penerapan dini, sehingga pada PSAK 22 menambah beberapa paragraf yang tidak ada
di IFRS 3 Business Combination per 1 Januari 2009, yaitu : PSAK 22 Paragraf 65 tentang
ketentuan transisi untuk goodwill yang berasal dari kombinasi bisnis sebelum 1 Januari 2011
paragraf tersebut mengadopsi IFRS 3 Business Combination yang dikeluarkan pada 31 Maret
2004 paragraf 79 dengan meniadakan ketentuan transisi untuk goodwill yang berasal dari
akuisisi pengendalian bersama entitas, karena jenis ventura bersama tersebut tidak diatur
sebelumnya dalam SAK, yaitu PSAK 12: Pelaporan keuangan mengenai bagian partisipasi
dalam pengendalian bersama operasi dan aset, juga PSAK Paragraf 66 tentang ketentuan
transisi untuk negatif goodwill yang berasal dari kombinasi bisnis sebelum 1 Januari 2011.
Paragraf tersebut mengadopsi IFRS 3 per 3 maret 2004 paragraf 81 dengan meniadakan
ketentuan transisi untuk negatif goodwill yang berasal dari akuisisi pengendalian bersama
entitas, dengan alasan yang sama.

Pengertian Kombinasi Bisnis


Kombinasi bisnis merupakan terminologi akuntansi yang substansinya di Indonesia
dibahas dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 22 yang telah direvisi pada
tahun 2010. Transaksi kombinasi menurut PSAK 22 revisi tahun 2010 terjadi ketika suatu
entitas memperoleh pengendalian atas entitas lain yang berupa bisnis. Disini yang dimaksud
dengan pengendalian adalah kekuasaan untuk mengatur kebijaksanaan keuangan dan operasi
suatu entitas demi memperoleh manfaat dari aktivitas entitas tersebut. Kombinasi bisnis
melibatkan 2 pihak, yakni entitas pengakuisisi dan entitas yang diakuisisi. Pihak pengakuisisi
merupakan entitas yang memperoleh pengendalian atas entitas yang diakuisisi dalam
transaksi bisnis. Sebaliknya, entitas yang diakuisisi, atau disebut juga entitas target,
merupakan entitas yang dalam transaksi kombinasi bisnis dikendalikan oleh entitas lain
(entitas pengakuisisi). PSAK 33 direvisi tahun 2010 cenderung menggunakan istilah entitas
dibanding perusahaan.

PSAK 22: Kombinasi Bisnis, merupakan pengadopsian dari Standar Akuntansi


Internasional, yakni Internasional Finansial Reporting Standard (IFRS) 3 tahun 2008. IFRS
3 pada awalnya terbit tahun 2004 sebagai pengganti dari Internasional Accounting Standard
(IAS) 22. Hasil kerja sama dewan standar akuntansi internasional atau Internasional
Accounting Standard Boars (FASB) dengan dewan standar Amerika- dalam hal ini Financial
Accounting Standard Boars (FASB) – sebagai bagian dari upaya konvergensi standar
akuntansi internasional, menghasilkan Norwalk agreement yang merevisi kembali IFRS 3
tahun 2004 sehingga terbitlah IFRS 3 tahun 2008. Pada tahun 1994 terbit PSAK 22 mengenai
Pengabunggan Usaha sebagai hasil adopsi dari Internasional Accounting Standard (IAS) 22.
PSAK 22 tahun 1994 menggunakan termoninologi “ Penggabungan Usaha”,kemudian pada
tahun 2010 revisi PSAK 22 mengganti terminologi “Penggabungan Usaha” menjadi
“Kombinasi Bisnis”

Tanggal Kombinasi Bisnis


Dalam PSAK 22 revisi 2010 telah menjelaskan bahwa kombinasi bisnis terjadi pada
saat satu entitas mengendalikan entitas lain yang berupa bisnis. Tanggal transaksi bisnis
merupakan tanggal diperolehnya kendali atas suatu bisnis.

Tanggal kombinasi bisnis mungkin merupakan tanggal akuisisi atau tanggal ketika
pihak pengakuisisi secara hukum mengalihkan imbalan, memperoleh aset, dan mengambil
alih liabilitas/kewajiban pihak yang diakuisisi, atau disebut juga tanggal penutupan. Akan
tetapi, pihak pengakuisisi mungkin saja memperoleh pengendalian pada tanggal sebelum atau
setelah tanggap penutupan. Misalnya, dalma perjanjian tertulis dinyatakan bahwa pihak
pengakuisisi memperoleh pengendalian atas pihak yang diakuisisi pada tanggal sebelum
tanggal penutupan. Sebagai contoh, PT A mengakuisisi seluruh hak suara PT B yang efektif
pada tanggal 1 Juli 2014. Akan tetapi, PT B terikat kontrak dengan PT X untuk mengalihkan
aset kepada PT X hingga 31/12/2014. Dalam hal ini, kombinasi bisnis antara PT A dan PT B
terjadi pada tanggal 31/12/2014, walaupun tanggal penutupan transaksi akuisisi adalah 1 Juli
2014. Ini karena pada tanggal 31/12/2014 diperoleh kendali atas PT B yang merupakan
persyaratan kombinasi bisnis.
Identifikasi Pihak-Pihak Dalam Kombinasi Bisnis
Kombinasi bisnis melibatkan pihak pengakuisisi dan entitas target. Pihak pengakuisisi
merupakan pihak yang memeproleh kendali atas aktiva neto dna operasi pihak yang
diakuisisi. Pengendalian atas pihak yang diakuisisi mungkin diperoleh dengen beberapa cara,
seperti:

(a) Dengan mengalihkan kas, setara kas, atau aset lainnya (termasuk aset neto yang
merupakan suatu bisnis);
(b) Dengan menimbulkan laibilitas/kewajiban;
(c) Dengan menerbitkan kepentingan ekuitas;
(d) Dengen memebrikan l;ebih dari satu jenis imbalan; atau
(e) Tanpa mengalihkan imbalan, termasuk yang hanya berdasarkan kontrak

Pihak pengakuisisi setelah kombinasi bisnis disebut induk, yang berkewajiban


menyusun laporan konsolidasi yang akan dibahas pada bab-bab berikutnya. Pada umumnya,
pihak pengakuisisi diidentifikasi sebagai pihak yangmengalihkan kas atau aset lainnya, atau
meiliki liabilitas sebagai pihak yang mengalihkan kas atau aset lainnya, atau memiliki
liabilitas atas kombinasi bisnis. Kas atau aset lainnya akan diberikan atau dialihkan
(liablilitas) kepada pemilik atau pengendali entitas target sebelumnya. Jika terjadi hal
semacam itu, PSAK 22 revisi 2010 memberikan indikasi yang dapat dipakai untuk
mennetukan nama perusahaan pengakuisisi, yakni:
 Ukuran pihak pengakuisisi (dinyatakan dengan laba, aset atau pendapatan) lebih besar
dari entitas target.
 Jika kombinasi bisnis melibatkan lebih dari dua pihak, maka pengakuisisi biasanya
merupakan pihak yang berinisiatif melakukan kombinasi bisnis, dan ukurannya lebih
besar dari pihak lain dalam kombinasi bisnis.
 Entitas baru yang dibentuk sebagai hasil dari kombinasi bisnis tidak selalu merupakan
pihak pengakuisisi. Jika entitas baru dibentuk untuk menerbitkan kepentingan ekuitas
dalam rangka kombinasi bisnis, maka salah satu entitas yang bergabung merupakan
peihak pengakuisisi dengan melihat ukuran dan faktor lainnya.
 Jika kombinasi bisnis mengakibatkan manajemen suatu perusahaan mendominasi
penentuan anggota manajemen perusahaan yang bergabung, mak aperusahaan yang
dominan tersebut adalh perusahaan pengakuisisi.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam kombinasi bisnis yang dilakukan dengan
penerbitan ekuitas, pihak pengakuisisi umumnya merupakan pihak yang menerbitkan
ekuitas. Pengecualian terjadi dalam Reverse Acquistion di mana pihak yang secara
hukum diidentifikasi sebagai pihak pengakuisisi, tetapi berdasarkan substansi akuntansi
diidentifikasi sebagai pihak yang diakuisisi.

2.2 Investasi saham

Jika investor memiliki, secara langsung maupun tidak langsung (misalnya melalui entitas
anak), 20% atau lebih hak suara investee, maka investor dianggap mempunyai pengaruh
signifikan, kecuali dapat dibuktikan dengan jelas bahwa entitas tidak memiliki pengaruh
signifikan. Sebaliknya, jika investor memiliki, secara langsung maupun tidak langsung
(misalnya melalui entitas anak), kurang dari 20% hak suara investee, maka investor dianggap
tidak mempunyai pengaruh signifikan, kecuali pengaruh signifikan tersebut dapat dibuktikan
dengan jelas.

Keberadaan pengaruh signifikan oleh investor umumnya dibuktikan dengan satu atau lebih
cara berikut ini:
a) keterwakilan dalam dewan direksi atau organ setara di investee;
b) partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan, termasuk partisipasi dalam
pengambilan keputusan tentang dividenatau distribusi lainnya;
c) adanya transaksi material antara investor dengan investee;
d) pertukaran personel manajerial; atau
e) penyediaan informasi teknis pokok.
Entitas mungkin memiliki waran, opsi beli saham, instrumen utang atau instrumen ekuitas
yang dapat dikonversi menjadi saham biasa, atau instrumen sejenis lainnya yang mempunyai
potensi (jika dieksekusi atau dikonversi) untuk menambah hak suara entitas atau mengurangi
hak suara pihak lain atas kebijakan keuangan dan operasional entitas lainnya (yaitu hak suara
potensial). Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang saat ini dapat dieksekusi
atau dikonversi, termasuk hak suara potensial yang dimiliki oleh entitas lain,
dipertimbangkan ketika menilai apakah suatu entitas mempunyai pengaruh signifi kan. Hak
suara potensial saat ini tidak dapat dieksekusi atau dikonversi ketika, misalnya, hak suara
tersebut tidak dapat dieksekusi atau dikonversi sampai dengan suatu tanggal di masa depan
atau sampai terjadinya suatu peristiwa di masa depan.

Entitas kehilangan pengaruh signifi kan atas suatu investee ketika entitas tersebut kehilangan
kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional
investee tersebut. Hilangnya pengaruh signifikan dapat terjadi dengan atau tanpa perubahan
dalam tingkat kepemilikan secara absolut atau relatif. Hal ini dapat terjadi, misalnya, ketika
entitas asosiasi menjadi subjek pengendalian pemerintah, pengadilan, administrator atau
regulator. Hal tersebut dapat juga terjadi sebagai hasil dari suatu perjanjian kontraktual.

Metode Ekuitas
Dalam metode ekuitas, investasi dalam entitas asosiasi pada awalnya diakui sebesar
biaya perolehan dan nilai tercatat tersebut ditambah atau dikurang untuk mengakui bagian
investor atas laba atau rugi investee setelah tanggal perolehan. Bagian investor atas laba atau
rugi investee diakui dalam laporan laba rugi investor. Penerimaan distribusi dari investee
mengurangi nilai tercatat investasi. Penyesuaian terhadap nilai tercatat tersebut juga
diperlukan jika terdapat perubahan dalam proporsi bagian investor atas investee yang timbul
dari pendapatan komprehensif lain investee. Perubahan tersebut termasuk perubahan yang
timbul dari revalusi aset tetap dan selisih penjabaran mata uang asing. Bagian investor atas
perubahan tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif lain investor. Ketika terdapat hak
suara potensial, maka bagian investor atas laba atau rugi investee dan perubahan dalam
ekuitas investee ditentukan berdasarkan bagian kepemilikan saat ini dan tidak mencerminkan
kemungkinan eksekusi atau konversi hak suara potensial.

PENERAPAN METODE EKUITAS


Investasi dalam entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, kecuali
ketika:
(a) investasi diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58:
Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi Dihentikan;
(b) pengecualian dalam paragraf 10 PSAK 4, yang mengijinkan entitas induk yang
juga memiliki investasi dalam entitas asosiasi untuk tidak menyajikan laporan
keuangan konsolidasian; atau
(c) memenuhi semua persyaratan berikut ini:
(i) investor adalah entitas anak yang dimiliki seluruhnya, atau entitas anak yang
dimiliki sebagian oleh entitas lainnya dan pemilik lain, termasuk pihak yang
tidak memiliki hak suara, yang telah diinformasikan dan tidak menolak investor
untuk tidak menerapkan metode ekuitas;
(ii) instrumen utang dan instrumen ekuitas investor tidak diperdagangkan di pasar
publik (bursa domestik atau bursa luar negeri atau over the counter, termasuk
pasar lokal dan regional);
(iii) investor tidak menyampaikan, atau dalam proses menyampaikan, laporan
keuangannya pada badan pengawas atau organisasi regulator lain, untuk
tujuan penerbitan setiap jenis instrumen di pasar publik; dan
(iv) entitas induk akhir atau entitas induk antara dari investor menerbitkan laporan
keuangan konsolidasian yang tersedia untuk pemakaian publik yang sesuai
Standar Akuntansi Keuangan.

Investasi dalam entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas sejak tanggal
investasi ter sebut memenuhi defi nisi entitas asosiasi. Pada saat perolehan investasi, setiap
selisih antara biaya perolehan investasi dengan bagian investor atas nilai wajar neto aset dan
kewajiban teridentifi kasi dari entitas asosiasi dicatat dengan cara sebagai berikut:
(a) goodwill yang terkait dengan entitas asosiasi termasuk nilai tercatat investasi.
Amortisasi goodwill tersebut tidak diperkenankan .
(b) setiap selisih lebih bagian investor atas nilai wajar neto aset dan kewajiban
teridentifi kasi dari entitas asosiasi yang dapat diidentifi kasi terhadap biaya perolehan
investasi termasuk dalam menentukan bagian investor atas laba atau rugi entitas
asosiasi pada periode investasi diperoleh.

Penyesuaian yang tepat terhadap bagian investor atas laba atau rugi entitas asosiasi setelah
perolehan juga dilakukan untuk mencatat, misalnya penyusutan aset yang dapat disusutkan
berdasarkan nilai wajarnya pada tanggal perolehan. Serupa dengan hal tersebut, penyesuaian
yang tepat terhadap bagian investor atas laba atau rugi entitas asosiasi setelah perolehan di
lakukan kerugian penurunan nilai yang diakui oleh entitasasosiasi, misalnya goodwill atau
aset tetap.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan relevansi


keandalan, dan daya banding informasi yang disampaikan entitas pelapor dalam laporan
keuangannya mengenai kombinasi bisnis dan dampaknya, pihak pengakuisisi mengakui dan
mengukur dalam laporan keuangannya aset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang
diambil alih dan kepentingan non pengendali dari pihak yang diakuisisi, mengakui dan
mengukur goodwill yang diperoleh dari kombinasi bisnis atau keuntungan dari pembelian
dengan diskon dan menentukan informasi yang diungkapkan yang memungkinkan pengguna
laporan keuangan mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari kombinasi bisnis.

Dan dalam uraian investasi saham diharapkan dapat mengetahui metode - metode dalam
pengakuan dan pengukuran investasi dan pengaruh dari besarnya saham yang diinvestasikan
dan dapat mengevaluasi investasi yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan


(PSAK) No 15: Investasi Pada Entitas Asosiasi: IAI.

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan


(PSAK) No 22: Kombinasi Bisnis: IAI.

Karyawati, Golrida. 2011. “Akuntansi Keuangan Lanjutan”. Jakarta: Erlangga.

Yunus, Hadori dan Harnanto. 1981. “Akuntansi Keuangan Lanjutan”. Yogyakarta: BPFE
Yogyaka

Anda mungkin juga menyukai