OLEH :
12 / XI DPIB 1
KATA PENGANTAR
“Om Swastyastu”
Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
karena atas Asungkertawaranugraha-Nya saya dapat menyelesaikan Tugas
Konstruksi Jalan Dan Jembatan ini.
Pada Mata Pelajaran Konstruksi Jalan Dan Jembatan kali ini saya
membuat tugas perencanaan geometrik jalan sesuai dengan peta kontur yang
ada. Dalam perencanaan geometrik jalan, saya merecanakan alinyemen
horisontal, alinyemen vertical.
Pada kesempatan ini juga saya tidak lupa berterimakasih kepada guru yang
telah membantu dan membimbing saya dalam penyelesaian tugas ini.
Akhirnya, tidak lupa kami memohon maaf atas segala kekurangan dan
kesalahan dalam tugas ini. Kami sadar bahwa tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun yang sekiranya dapat digunakan untuk perbaikan pada
penyusunan tugas berikutnya. Untuk itu kami ucapkan terima kasih.
Penulis
Kadek Dinarta Gita
Daftar Isi
KATA PENGANTAR......................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan...................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................1
1.3 Manfaat...........................................................................................2
2.1 Tikungan.......................................................................................31
1.6.1 Kelandaian.............................................................................57
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................68
BAB 1
PENDAHULUAN
I.2 Tujuan
BAB II
LANDASAN TEORI
TB = tidak terbagi.
B = terbagi
3. Bahu Jalan
a. Bahu Jalan adalah bagian jalan yang terletak di tepi jalur lalu lintas dan
harus diperkeras (lihat Gambar 2.2).
b. Fungsi bahu jalan adalah sebagai berikut:
1. Lajur lalu lintas darurat, tempat berhenti sementara, dan atau tempat
parkir
2. Darurat;
3. Ruang bebas samping bagi lalu lintas; dan
4. Penyangga sampai untuk kestabilan perkerasan jalur lalu lintas.
c. Kemiringan bahu jalan normal antara 3 - 5%.
4. Trotoar
Trotoar adalah jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalu
lintas yang khusus dipergunaka n untuk pejaln kaki dengan lebar antara
1,50 m sampai 3,00 m. ( Sumber :TCPGJAK No : 38/TBM/1997)
5. Median
a. Median adalah bagian bangunan jalan yang secara fisik memisahkan
dua jalur lalu lintas yang berlawanan arah.
b. Fungsi median adalah untuk:
1. Memisahkan dua aliran lalu lintas yang berlawanan arah;
2. Uang lapak tunggu penyeberang jalan;
3. Penempatan fasilitas jalan;
4. Tempat prasarana kerja sementara;
5. Penghijauan;
6. Tempat berhenti darurat (jika cukup luas);
7. Cadangan lajur (jika cukup luas); dan
8. Mengurangi silau dari sinar lampu kendaraan dari arah yang
berlawanan.
c. Jalan 2 arah dengan 4 lajur atau lebih perlu dilengkapi median.
1. Median dapat dibedakan atas Median direndahkan, terdiri atas jalur
tepian dan bangunan pemisah jalur yang direndahkan.
2. Median ditinggikan, terdiri atas jalur tepian dan bangunan pemisah
jalur yang ditinggikan.
d. Lebar minimum median terdiri atas jalur tepian selebar 0,25-0,50
meter dan bangunan pemisah jalur.
2. Pengaman Tepi
Pengaman tepi bertujuan untuk memberikan ketegasan tepi badan
jalan, mencegah kendaraan keluar dari badan jalan. Umumnya digunakan
sepanjang jalan menyusuri jurang, tikungan yang tajam , pada tepi – tepi
jalan dengan tinggi timbunan lebih besar dari 2,50 m seta jalan – jalan
dengan kecepatan tinggi.
1. Lebar antara batas ambang pengaman konstruksi jalan di kedua sisi jalan,
2. Tinggi 5 meter di atas permukaan perkerasan pada sumbu jalan, dan
3. Kedalaman ruang bebas 1,5 meter di bawah muka jalan.
di mana K (disebut faktor K), adalah faktor volume lalu lintas jam
sibuk, dan
F (disebut faktor F), adalah faktor variasi tingkat lalu lintas
perseperempat jam dalam satu jam.
3. VJR digunakan untuk menghitung jumlah lajur jalan dan fasilitas lalu lintas
lainnya yang diperlukan.
Jd = dl + d2 + d3 + d4
d4 = jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang ating dari arah berlawanan,
yang besarnya diambil sama dengan 213 d2 (m).
a. Jika Jh<Lt :
b. Jika Jh>Lt :
GV 2
gR = (f1 + f2) . (N1 + N2)
Dimana (F1 + f2) Bila menyatakan dengan koefisien gesekan (fm)
dan gaya normal antara perkerasaan ban (N1 + N2) = G
GV 2
gR = G . fm
V2 V2 Km /Jm
2
(1000 m) /(3600 dt )
fm = gR = gR = 9. 81 m/dt m =
2
9 . 81 m/dt 2 m
Jadi:
2
V
fm = 127.R '
V2
R = 127.fm
fm = Koefisien Gesekan
GV 2
G sin α + Fs = gR cos α
GV 2 GV 2
G sin α + f ( G cos α + gR sin α ) = gR cosα
GV 2
G sin α + f G cos α = gR ( cos α – f sin α )
sin α GV 2
G cosα + f G gR ( 1 – f tg α )
Bila : e = tg α
sin α GV 2
G cosα + f G gR (1–ef)
e+f V2
1−ef = gR
Karena nilai ef itu kecil, maka dapat diabaikan menjadi rumus umum untuk
lengkung horizontal adalah :
V2
e+f = gR
Jika V dinyatakan dalam km/jam, g = 9,81 m/dt, dan R dalam m maka diperoleh :
2
V
e + f = 127 R
2
V
R = 127(e +f )
2. Bentuk Bagian Lengkung Dapat Berupa:
(Km/jam) (m)
120 ≥ 2000
100 ≥ 1500
80 ≥1100
60 ≥700
40 ≥300
30 ≥180
Rumus:
Tc = Rc tg ½ β
Ec = Tc ¼ β
βπ
Lc = 180 . Rc
Rumus :
Ls 2
2
Xs = Ls (1 - 40 . Rc )
2
Ls
Ys = 6. Rc
90 Ls
θs = π Rc , dalam derajat
Besarnya jarak dari busur lingkaran yang tergeser dari titik Ts, (K)
3
Ls
2
K = Ls - 40 . Rc - Rc sin θs
Sudut pusat busur lingkaran = θc, dan sudut spiral = θc
Θ = β–θs..........(0o)
Ts = (Rc+ P ) . tg ½ β + K..........(m)
θc
Lc = 180 π . Rc. (m)
c. Spiral-Spiral (SS).
Θs = ½.β
Ls = ( θ . π . Rc ) / 90,
Ls min = m ( e + en ) B………(m)
Untuk menghitung persentase busur lingkaran (P) dan jarak dari busur
lingkaran (K) adalah sama halnya dengan perhitungan sebetulnya
dengan menggunakan
Es = ( Rc + P ) . sec ½ β – Rc……(m)
Ts = ( Rc + P ) . tg ½ β + K……(m)
Syarat : Ls < 2 Ts
3. Jari-Jari Tikungan
di mana :
4. LS ditentukan dari 3 rumus di bawah ini dan diambil nilai yang terbesar:
m/dt
em = superelevasi maximum,
en = superelevasi normal,
Kecepatan rencana 80 60 50 40 30 20
( km/jam )
Panjang ( m ) 70 50 45 35 25 20
5. Selain menggunakan rumus-rumus (2.32) s.d. (2.34), untuk tujuan praktis
LS dapat ditetapkan. Panjang Lengkung Peralihan (L,) dan panjang
pencapaian superelevasi (Le) untuk jalan ljalur-2lajur-2arah
6. Lengkung dengan R lebih besar atau sama dengan yang ditunjukkan pada
Tabel, tidak memerlukan lengkung peralihan. Jari-jari tikungan yang tidak
memerlukan lengkungan peralihan
1) Off Tracking
Untuk perencanaan geometrik jalan antar kota, Bina Marga
memperhitungkan lebar perkerasan yang ditempati satu kendaraan
ditikungan pada jalur sebelah dalam (b’) dengan mengambil posisi
kritis kendaraan yaitu pada saat roda depan kendaraan pertama kali
dibelehkan dan ditinjau dilakukan untuk sebelah dalam. Besaran (b’)
V
Dapat dicari dengan rumus : Z = 0.105 x √R
3) Tonjolon depan kendaraan
Tambahan lebar perkerasan akibat tonjolan depan kendaraan dapat
Bt = n (b’ + c) + Td + Z
= 7m = 0.78 m
= 7.5 m = 0.91 m
V = Kecepatan rencana...................(km)
I.4.1 Kelandaian
Kelandaian suatu jalan memeberi efek yang berarti terhadap
gerak kendaraan, maka landai jalan yang diberi tanda positif untuk
pendakaian dan tanda negative untuk penurunan
1. Kelandaian Minimum
Dalam perencanaan disarankan menggunakan :
2. Kelandaian Maksimum
A . S2
Rumus : Lv=
120+3,5. S
(120+ 3,5. S)
Rumus : Lv=2. S−
A
b. Bentuk
Visual Lengkung Vertikal Cekung
A V2
Rumus : Lv=
380
Dimana : Lv =Panjang lengkung vertikal (m)
A = Selisih kelandaian (km/jam)
c. Jarak
pandangan bebas dibawah bangunan pada lengkung vertical cekung
Jarak pandangan S < L
A . S2
Rumus : Lv=
3480
Dimana : Lv =Panjang lengkung vertikal (m)
S = Jarak pandang menyiap (m)
A = Selisih kelandaian (g2 – g1) (m)
Jarak Pandang S>L
3480 A .
Rumus : Lv=2. S
A
Dimana : Lv = Panjang lengkung vertikal (m)
S = Jarak pandang menyiap (m)
A = Selisih kelandaian (g2 – g1) (m)
Cara penomoran adalah Sta jalan dimulai dari 0 + 000 yang berarti
km dari 0 m dari awal pekerjaan . sta 2 + 250 berarti lokasi jalan terletak
pada jarak 2 km dan 250 m dari awal pekerjaan. Jika tidak terjadi
perubahan arah tengen pada alinyemen horizontal maupun vertical maka
penomoran selanjutnya dilakukan dengan :
A B C d │e│ =│( a - c )│
1-1' 152 135 118 150.00 34
2-2' 138 123 110 150.00 28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1 Kontur Jalan
A. Pengertian garis kontur
Garis kontur atau disebut dengan garis tranches, garis tinggi, atau
garis tinggi horizontal, adalah garis imajiner pada suatu wilayah atau area
di atas peta yang menghubungkan dan memperlihatkan beberapa titik
pada peta yang memiliki ketinggian yang sama. Garis ini selanjutnya
menunjukkan pergerakan atau perkembangan naik turunnya suatu
keadaan tanah.
• Jalan lokal primer dalam kota merupakan terusan jalan lokal primer
luar kota.
• Jalan lokal primer melalui atau menuju kawasan primer atau jalan
primer lainnya.
• Jalan lokal primer dirancang berdasarkan kecepatan rencana paling
rendah 20 (dua puluh) km per jam.
• Kendaraan angkutan barang dan bus dapat diizinkan melalui jalan
ini.
• Lebar badan jalan lokal primer tidak kurang dari 6 (enam) meter.
• Besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya paling rendah
pada sistem primer.
D. Perhitungan
𝜃𝑠 =
𝜃s = 46o /2
𝜃s = 23.00
𝐿𝑠 =(𝜃𝑠.𝜋.𝑅)/ [ 90 ]
Ls = (36,50.𝜋.𝑅)/ [ 90 ]
Ls =
𝑇𝑠 = (𝑅 + 𝑝). tan ∆ + 𝑘
Ts = 183,53
Es = (𝑅 + 𝑝)/(𝑐𝑜𝑠1/2 ∆) − 𝑅
Es =12,84
IV.2 Tikungan 1 (Full Circle) dengan ∆ = 81o
Tc = R . tan ½ ∆
Tc =93,949
Ec = Tc . tan ¼ ∆
Ec =34,660
Lc = . 2𝜋𝑅
Lc = 155,430
Tc = R . tan ½ ∆
Tc = 111,937
Ec = Tc . tan ¼ ∆
Ec = 46,939
Lc = . 2𝜋𝑅
Lc = 174,619
Tikungan 3 (spiral spiral) dengan ∆ = 21o
𝜃𝑠 =
𝜃s = 46o /2
𝜃s = 10.50
𝐿𝑠 =(𝜃𝑠.𝜋.𝑅)/ [ 90 ]
Ls =
𝑇𝑠 = (𝑅 + 𝑝). tan ∆ + 𝑘
Ts = 40,77
Es = (𝑅 + 𝑝)/(𝑐𝑜𝑠1/2 ∆) − 𝑅
Es =2,50
e𝐿𝑠 = 𝑉. 𝑡
Ls =41,66667
𝜃𝑠 = 𝐿𝑠.90 /𝜋.𝑅
𝜃s = 15,040
𝜃c = ∆ - 2 𝜃𝑠
𝜃c = 42,920
𝐿𝑐 =
𝜃c/180.𝜋𝑅
Lc =59,927
𝑋𝑐 = 𝐿𝑠 − 𝐿𝑠3/40.R2
Xc = 41,771
𝑌𝑐 = 𝐿𝑠2 / 6R
Yc =3,68
𝑃 = 𝑌𝑐 − 𝑅(1 – cos.𝜃𝑠)
P = 0,93454
𝑘 = 𝑋𝑐 − 𝑅. Sin. 𝜃𝑠
K = 20,951
𝑇𝑠 = (𝑅 + 𝑝). tan ∆ + 𝑘
Ts= 80,84
Es = (𝑅 + 𝑝)/𝑐𝑜𝑠1/2 ∆ − 𝑅
Es = 20,68
< 40 1 20-30.
40-60 0,6 40-80
> 60 OA 80-150
https://id.wikipedia.org/wiki/Teknik
https://id.teknik/sipil/itb
https://id.wikipedia.org/wiki/tekniksipil/jalanjembatan/
https://id.wikipedia.org/wiki/Teknikkontruksi
https://id.wikipedia.org/wiki/Teknik/Sipil/univ/indonesia
https://tekniksipilbali
https://jalanjembatanmakalah.com
https://belajarmembuattikungan.co.id
https://www.pusjatan.pu.go.id
http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewjournal&journal=10592
https://www.youthmanual.com/cari-jurusan/teknik/teknik-perancangan-jalan-dan-jembatan
https://lib.uajy.ac.id/jurnal-jalan-jembatan/
http://ptbck.com/id/jalan-jembatan/
https://finance.detik.com/infrastruktur/d-4223960/ri-gandeng-spanyol-tingkatkan-
teknologi-jalan-dan-jembatan