Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

“KEBUTUHAN CAIRAN, ELEKTROLIT, ASAM DAN BASA “

OLEH
SUWANTO

PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PERINTIS PADANG

TAHUN 2016/ 2017


BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

I.  1. Definisi
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena proses metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressoir fisiologi dan
lingkungan. Cairan dan elektrolit sangat dibutuhkan oleh tubuh dan jumlahnya harus
diperhatikan demi kesehatan tubuh manusia.

  2 . Fungsi Cairan Tubuh


1.      Transport nutrien
2.      Transport hasil sisa metabolisme
3.      Transport hormon
4.      Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperatur tubuh
5.      Membutuhkan proses pencernaan dan eliminasi

  3. Pembagia Cairan Tubuh


Cairan di dalam tubuh dibagi menjadi 2 yaitu :
1.      Cairan Intra Seluler (CIS)
Adalah cairan yang terkandung di dalam sel pada orang dewasa 25lt jumlah CIS ± 40% BB
2.      Cairan Ekstra Seluler ( CES)
Adalah cairan yang diluar sel ukuran relatif CES dengan peningkatan usia jumlah CES ±
20% BB

CES dibagi menjadi 3 yaitu :


a.       Cairan Inferstital (CIT)
Cairan Inferstital sel yang megisi ruang yang berada di antara sebagia besar tubuh.
b.      Cairan Intravas Kular (CIV)
Cairan yang terkandung didalam pembalut darah terdiri dari plasma.
c.       Cairan Transeluler
Cairan yang terkandung didalam rongga kulit dari tubuh.

4. Pergerakan Cairan Tubuh


Perpindahan cairan tubuh tergantung pada permeabilitas membran sel atau kemampuan
membran untuk di tembus cairan dan elektrolit.

Mekanis Pergerakan Cairan Tubuh Melalui 3 Proses, yaitu :


1.      Difusi
Proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan berpindah diri konsentrasi ke konsentrasi
misal pertukaran O2 dan CO2 dalam alveoli.
2.      Osmosis
Berpindahnya pelarut air melalui membran semi peimieabel dari larutan berkonsentrasi
rekonsentrasi sehingga air masuk dalam larutan.
a.       Isotonik
Suatu larutan yang osmolalitanya sama dengan plasma darah.
b.      Hipotonik
Suatu larutan yang memiliki konsentrasi solut lebih rendah dari plasma darah.
c.       Hipertonik
Larutan yang memiliki konsentrasi lebih rendah dari plasma darah.

5. Pengaturan Cairan Tubuh


1.    Asupan Cairan diperoleh dari :
a.       Cairan Ingested
Sumber yang paling besar dari air pengambilan air tersebut diatur oleh mekanisme hous
b.      Air dalam makanan, biasanya didapatkan dari sayuran dan buah-buahan.
c.       Air dari oksidasi metabolism

2.    Hilangnya Cairan


a.       Cairan dikeluarkan melalui ginjal dan saluran gas troin testinal
b.      Kehilangan air melalui kulit
c.       Paru-paru mengalami kehilangan cairan rata-rata 40 ml/hr
d.      Kehilangan air tidak dapat dirasakan oleh tubuh

3.    Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan.


a.       Umur
Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh metabolisme yang diperlukan dan
BB.
b.      Temeratur Lingkungan
Panas yang berlebihan dapat menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat kehilangan Nacl
melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari.
c.       Diet
Saat tubuh kekurangan nutrisi tubuh akan memecah cadangan energi.
d.      Stres
Menyebabkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah dan glikolisis mekanisme
ini menimbulkan retensi sidium dan air akan menimbulkan produksi ADH dan
menurunkan produksi urin
e.       Sakit
Terdapat banyak sel rusak, sehingga untuk memperbaikinya sel membutuhkan, proses
pemenuhan kebutuhn cairan yang cukup.

6. kebutuhan Cairan dan Elektrolit dalam Tubuh diatur oleh :


.

1.      Ginjal
Organ yang memiliki peran cukup besar dalam pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit
dilihat dari fungsi ginjal sebgai penagtur air.
2.      Kulit
Bagian paling penting dalam pengaturan cairan yang terkait dengan proses pengaturan
panas
3.      Paru-Paru
Berperan dalam pengeluaran cairan dengan menghasilkan insensible 1055 ± 400 ml/hari.
4.      Gastrointestinal
Berperan dalam pengeluaran cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air.
Pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui mekanisme rasa haus yang dikontrol sistem
endokrin (hormonal) yakni anti diuretik hormon (ADH) sistem aldosteron, prostagladin, dan
glukokortiroid :
1.      ADH
Berperan meningkatkan reapsorpsi air sehingga dapat mengendalikan keseimbangan
air dalam tubuh.
2.      Aldosteron
Berfungsi pada absorpsi No.
3.      Prostaglandin
Berfungsi merespon radang pengendalian TD. Kontraksi uterus, dan pengaturan
pergerakan gastrointestinal.

7. Masalah Keseimbangan Cairan


1.      Hipovolum atau Clehidrasi
Terjadi karena penurunan asupan cairan dan kelebihan pengeluaran pengosongan cairan ini
terjadi pada pasien diare dan muntah ada 3 macam kekurangan volume cairan eksternal atau
dehidrasi yaitu :
a.       Dehidrasi isotonik, terjadi jika kehilangan sejumlah cairan dan elektrolitnya seimbang.
b.      Dehidrasi hipertonik, terjadi jika kehilangan sejumlah air yang lebih banyak dari dari
pada elektrolitnya.
c.       Dehidrasi hipotonik, terjadi jika tubuh lebih banyak kehilangan elektrolitnya daripada
air.

Macam Dehidrasi ( kurang volume cairan ) Berdasarkan Derajatnya :


a.       Dehidrasi Berat
1.      Pengeluaran / kehilangan cairan 4 – 6 c
2.      Serum Na 159 – 166 Meg/ L
3.      Hipotensi
4.      Turgor Kulit Buruk
5.      Nadi dan RR
6.      Kehilangan cairan mencapai > 10% BB

b.      Dehidrasi Sedang


1.      Kehilangan cairan antara 5 – 10% BB, 2 – 4L
2.      Mata cekung
c.       Dehidrasi Ringan
1.      Kehilangan cairan antara 5% BB 1,5 – 2L

2.      Hipervolemi atau Overdrasi


Kelebihan cairan yaitu hipervolume (peningkatan : volume darah) dan edema
NILAI – NILAI NORMAL
Presentase Cairan dalam tubuh manusia :
Umur Presentase
Bagi cukup umur, BBL 70 – 80 %
1 tahun 64 %
Usia puber (39 tahun) 54 – 60 %
40 – 60 tahun 47 – 55 %
760 tahun 46 – 52 %

Gejala Klinis kekurangan elektrolit :


1.      Haus
2.      Anoreksia
3.      Lemas / pucat
4.      Kulit dingin

Tanda dan Gejala secara umum :


1.      Hipotensi
2.      Takikardi
3.      Lemah
4.      Mual
5.      Muntah
6.      Turgor kulit buruk
7.      Nadi dan pernafasan meningkat
8.      Mata cekung

Masalah Kebutuhan Elektrolit


1.      Hiponatremia
Adalah suatu keadaan kekurangan kadar Na dalam plasma darah kurang dari 136 Mea /L
muntak dan diare menimbulkan rasa haus berlebihan.
2.      Hipernatremia
Adalah suatu keadaan dimana kadar Na tinggi ditandai dengan mukosa kering, turgor kulit
buruk suhu badan naik disebabkan asupan air berlebihan asupan garam sedikit.
3.      Hipokasemia
Adalah suatu keadaan dimana kadar kalium dalam darah tinggi, terjadi pada pasien diare
berkepanjangan ditandai lemahnya denyut nadi, turun TD.
4.      Hiperkalemia
Adalah suatu keadaan dimana kadar kalium dalam darah tinggi terjadi pada pasien penyakit
ginjal, ditandai dengan mual, muntah.
5.      Hipomagnesia
Adalah kekurangan kadar megnesia dalam darah ditandai dengan takikardi, hipertensi, kram
pada kaki dan tangan.
6.      Hipermagnesia
Adalah kondisi kelebihan kadar magnesium dalam darah, ditandai dengan gangguan
pernapasan.

II.      Proses Keperawatan


1.  Pengkajian
Pengkajian keperawatan secara umum pada pasien dengan gangguan atau resiko gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit meliputi :

a.       Kaji Riwayat Kesehatan dan keperawatan untuk identifikasi penyebab gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit.
b.      Kaji manifestasi klinik melalui
1.      Timbang berat badan klien setiap hari
2.      Monitir vital sign
3.      Kaji intake output

c.       Lakukan pemeriksaan fisik meliputi


1.      Kaji turgor kulit, hydration, temperatur tubuh dan neuromuskules irritablity
2.      Auskultasi bunyi / suram nafas
3.      Kaji prilaku, tingkat energi, dan tingkat kesadaran
d.      Review nilai pemeriksaan laboratorium :
1.      Berat jenis urine
2.      PH serum
3.      Analisa gas
4.      Darah
5.      Elektronik serum
6.      Hematokrik
7.      BUN
8.      Kreatinin urine

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang umum terjadi pada klien dengan resiko atau gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit adalah :
1.      Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ansietes gangguan mekanisme pernafasan
abnormalitas nilai darah arteri
2.      Penurunan kardiak output berhubungan dengan dytritmia kardio, ketidak seimbangan
elektrolit.
3.      Gangguan keseimbangan volume cairan : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan diare kehilangan cairan lambung diaphoresis, polyuria
4.      Gangguan keseimbagan cairan tubuh, berlebih berhubungan dengan arunia, penurunan
kardiak output gangguan proses keseimbangan penumpukan cairan, di ektra seluler.
5.      Kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan kekurangan volume cairan
6.      Gangguan integritas kulit berhubungan dengan dehidrasi dan atau odema.
7.      Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan edema.

3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan yang umum dilakukan pada pasien gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit adalah :
a.       Atur intake cairan dan elektrolit
b.      Berikan terpai intravena ( IVFD ) sesuai kondisi pasien dan intruksi dokter dengan
memperhatikan jenis cairan, jumlah / dosis pemberian, komplikasi dari tindakan.
c.       Kolaborasi pemberian obat-obatan seperti : deuretif keyexalate.
d.      Proulde care seperti : perawatan kulit, safe environment.

4. Evaluasi / kreteria hasil


Kreteria hasil meliputi :
a.       Intake dan output dalam batas keseimbangan
b.      Elektrolit serum dalam batas normal
c.       Vital sign dalam batas normal

Anda mungkin juga menyukai