Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Hadits Tarbawi
(Hadits-Hadits Tentang Anak Didik)
Di Susun
Oleh
Semester/Unit : II (DUA)/ 1
Fakultas/Jurusan : TARBIYAH/PMA
Dosen Pembimbing : HAMDANI, S.Pd.I., M.A.
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kita kesehatan
dan kesempatan dalam rangka menyelesaikan kewajiban kami sebagai mahasiswa, yakni
berupa tugas yang diberikan oleh bapak dosen dalam rangka menambah ilmu pengetahuan
dan wawasan kami. Kemudian shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengikutinya sampai
akhir zaman di manapun mereka berada. Ucapan terima kasih kepada bapak selaku dosen
pengajar pada mata kuliah “Hadits Tarbawi” yang telah memberikan bimbingan serta arahan
kepada kami sehingga makalah sederhana yang berjudul “Hadits-Hadits Tentang Anak
Didik” ini dapat diselesaikan.
Dalam makalah ini dijelaskan beberapa hal tentang hadits-hadits mengenai anak didik
dan dalam makalah ini juga diharapkan kepada para pembaca untuk dapat lebih memahami
mengenai tentang hadits anak didik tersebut.
Adapun dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang memotivasi dalam
rangka perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin
Ya Rabbal ‘Alamin.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan Makalah......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................... 3
A. Pengertian Peserta Didik................................................................................................3
B. Hadits Tentang Peserta Didik.........................................................................................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................................9
B. Kritik dan Saran .........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peserta didik adalah orang yang memiliki potensi dasar, yang perlu
dikembangkan melalui pendidikan, baik melalui fisik maupun psikis, baik itu
pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah, maupun di lingkungan masyarakat
dimana anak tersebut berada. Potensi dasar itu sering disebut sebagai fitrah. Dalam
menentukan potensi fitrah tersebut orang tua memiliki peran yang sangat penting
dalam pendidikan. Secara kodrati anak memerlukan pendidikan atau bimbingan
karena dipahami sebagai kebutuhan-kebutuhan dasar yang harus dimiliki seorang
anak. Manusia akan menemukan status sebagai manusia apabila telah mendapatkan
pendidikan. Untuk itu pendidikan bagi anak menjadi factor penting dalam
memanusiakan manusia.
Melalui pendidikan itulah manusia dapat menemukan pengetahuan,
kecakapan, dan keahlian dalam kehidupannya. Sebagai makhluk yang imitasi
(meniru) pendidikan menjadi hal yang harus diberikan pada anak. Tanpa dididik anak
tidak akan mampu mengembangkan fitrah kebaikan yang dibawa sejak lahir tersebut.
Untuk itu pendidikan terhadap anak harus dioptimalkan sehingga segala potensinya
dapat berkembang dan bermanfaat dalam hidupnya diwaktu akan dating. Dengan
pendidikan anak akan mampu membedakan yang baik dan buruk, benar dan salah,
dan lain sebagainya sehingga hidupnya dapat berkualitas dan dapat berhasil sesuai
apa yang diharapkan. Dalam makalah ini akan dipaparkan beberapa hadits terkait
dengan peserta didik meliputi hadits tentang fitrah anak, kemuliaan martabat peserta
didik, keutamaan peserta didik, dan lain-lain.1
1
http://niambinnaim.blogspot.com/2016/01/makalah-hadits-tarbawi-hadits-tentang.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian peserta didik ?
2. Bagaimana hadits tentang peserta didik ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2
Lihat! Undang-undang No.29, Tahun 2003, tentang sistem pendidikan Nasional Bab I, Pasal 1, point 4
3
Abuddin Nata,3 mengatakan, bahwa peserta didik diartikan dengan orang yang
tengah memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan, dan pengarahan.
Sehubung dengan itu, Samsul Nizar,4 memberikan kriteria peserta didik
kepada lima kriteria;
1. Peserta didik bukanlah miniatur orang dewasa tetapi memiliki dunia sendiri;
2. Peserta didik memiliki periodesasi perkembangan dan pertumbuhan;
3. Peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan individu baik
yang disebabkan oleh faktor bawaan maupun lingkungan dimana ia berada;
4. Peserta didik merupakan dua unsur utama jasmani dan rohani, unsur jasmani
memiliki daya fisik dan unsur rohani memiliki daya akal hati nurani dan nafsu;
5. Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi atau fitrah yang dapat
dikembangkan dan berkembang secara dinamis.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peserta didik adalah setiap orang
yang meluangkan waktunya untuk belajar kepada seorang pendidik. Peserta didik
adalah orang yang sedang berada dalam fase pertumbuhan dan perkembangan, baik
secara fisik maupun psikis.
3
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan, op.cit., h. 132.
4
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam; Pendekatan Historis, Teoretis, dan praktis, (Jakarta: Ciputat Press,
2002), cet. Ke-2, h. 48-50
5
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), cet. Ke-1, h. 101-105.
4
Peserta didik adalah orang yang merasa dirinya masih kurang menguasai pada
suatu bidang atau disiplin ilmu, sehingga bersedia untuk mendalaminya kepada
seorang pendidik. Karena itu, peserta didik biasa dari anak – anak, remaja, orang
dewasa dan boleh jadi orang yang sudah lanjut usia.
6
Abi ‘Abdillah Muhammad Ibn Isma’il ibn Ibrahim ibn al-Mughirat ibn Bardzabat al-Bukhari al-Ju’fi, op.cit., h.
30.
5
Ibn Abu Hazim, ia berkata, aku mendengar ‘Abdullah Ibn Mas’ud berkata, nabi
SAW bersabda,”tidak boleh iri hati kecuali dua hal, yaitu seorang laki-laki yang diberi
harta oleh Allahlalu harta itu dikuasakan penggunaannya dalam kebenaran, dan
seorang laki-laki di beri hikmah oleh Allah dimana ia memutuskan perkara dan
mengajar dengannya” (HR. Bukhari).7
7
Ibid., h. 31.
8
Ibid., h. 37.
9
Abi ‘Abdillah Muhammad Ibn Isma’il ibn Ibrahim ibn al-Mughirat ibn Bardzabat al-Bukhari al-Ju’fi, op.cit., h.
39.
6
... ﻋﻨﻌﺒﺪاﻟﺮﺣﻤﻨﺒﻨﺎﺑﯿﺒﻜﺮةﻋﻨﺎﺑﯿﮫ, ﻋﻨﺎﺑﻨﺴﯿﺮﯾﻦ, ﺣﺪﺛﻨﺎاﺑﻨﻌﻮن, ﺣﺪﺛﻨﺎﺑﺸﺮﻗﺎل,ﺣﺪﺛﻨﺎﻣﺴﺪدﻗﺎل
(ﻣﻨﺴﻠﻜﻄﺮﯾﻘﺎﯾﻠﺘﻤﺴﻔﯿﮭﻌﻠﻤﺎﺳﮭﻼﻟﻠﮭﻠﮭﻄﺮﯾﻘﺎاﻟ ﺎﻟﺠﻨﺔ)رواھﺎﻟﺒﺨﺎرى
.11"ﯾﺘﻔﻘﮭﻦ ﻓﻲ اﻟﺪﯾﻦ
Artinya: berkata mujahid, “pemalu dan sombong tidak akan dapat mempelajari
pengetahuan agama.” Aisyah berkata, “sebaik-baik kaum wanita adalah kaum wanita
anshar, mereka tidak di halanghalangi rasa malu untuk mempelajari pengetahuan yang
mendalam tentang agama (HR. Bukhari)12.
Dari uraian hadits-hadits diatas, untuk mewujudkan peserta didik yang
berkualitas berdasarkan tinjauan hadits dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Rasulullah Saw menjelaskan bahwa ilmu itu hanya diperoleh dengan
belajar
b. Peserta didik tidak diperbolehkan iri hati kepada orang lain yang memiliki
ilmu pengetahuan yang luas, sebagai cambuk untuk rakus dalam menuntut
ilmu pengetahuan, sehingga dengan semangat menuntut ilmu itu,
diharapkan akan menyebar ilmu pengetahuan dimuka bumi.
10
Abi ‘Abdillah Muhammad Ibn Isma’il ibn Ibrahim ibn al-Mughirat ibn Bardzabat al-Bukhari al-Ju’fi, op.cit., h.
30.
11
Ibid.
12
Abi ‘Abdillah Muhammad Ibn Isma’il ibn Ibrahim ibn al-Mughirat ibn Bardzabat al-Bukhari al-Ju’fi, op.cit., h.
42.
7
c. Peserta didik hendaknya menghafal dan mengulangi pelajarannya,
sehingga betul-betul menguasai materi yang telah disampaikan oleh
pendidik,
d. Peserta didik yang hadir menuntut ilmu tidak boleh kikir, untuk
menyampaikan ilmu kepada orang-orang yang tidak hadir.
e. Peserta didik hendaknya menuliskan ilmu yang disampaikan oleh pendidik
sehingga terjaga. Sekiranya terlupakan masih bisa dilihat catatannya, dan
mengulangi kembali pelajaran yang telah diberikan pendidik meskipun
dalam jangka waktu yang lama.
f. Peserta didik hendaknya menyadari bahwa dalam menuntut ilmu tersebut,
ia berada dalam Ridha-nya Allah SWT, dan mempermudah baginya jalan
menuju surga.
13
Abi Hamid Muhammad Ibn Muhammad al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulum al-Din, (Berut-Libnan: Dar al-Fikr, 1991), cet.
Ke-3, h. 62-67
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa peserta didik
adalah seorang individu yang tengah mengalami fase perkembangan atau
pertumbuhan baik dari segi fisik, mental maupun psikis. kriteria peserta didik adalah
sebagai berikut: Peserta didik bukanlah miniatur orang dewasa, peserta didik
bukanlah miniatur orang dewasa tetapi memiliki dunianya sendiri, peserta didik
memiliki periodasi perkembangan dan pertumbuhan, peserta didik adalah makhluk
Allah yang memiliki perbedaan individu baik disebabkan oleh faktor bawaan maupun
lingkungan dimana ia berada, peserta didik merupakan dua unsur utama jasmani dan
rohani, unsur jasmani memiliki daya fisik, dan unsur rohani memiliki daya akal hati
nurani dan nafsu. Terdapat juga hadits-hadits yang menjelaskan tentang peserta didik
diantaranya sudah tertera pada pembahasan di atas yaitu hadits tentang keutamaan
peserta didik hendaknya menuntut ilmu, peserta didik tidak boleh sombong dan malu
dalam menuntut ilmu.
9
DAFTAR PUSTAKA
Samsul Nizar, Zainal Efendi Hasibuan. 2011. Hadis Tarbawi. Jakarta: Kalam Mulia.
Nata, Abuddin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam 1. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Nizar, Samsul. 2002. Filsafat Pendidikan Islam; Pendekatan Historis, Teoretis, dan praktis.
Jakarta: Ciputat Pers.
Lihat! Undang-undang No.29, Tahun 2003, tentang sistem pendidikan Nasional Bab I, Pasal
1, point 4
Abi ‘Abdillah Muhammad Ibn Isma’il ibn Ibrahim ibn al-Mughirat ibn Bardzabat al-Bukhari
al-Ju’fi, op.cit., h. 30.
Abi ‘Abdillah Muhammad Ibn Isma’il ibn Ibrahim ibn al-Mughirat ibn Bardzabat al-Bukhari
al-Ju’fi, op.cit., h. 39.
Abi ‘Abdillah Muhammad Ibn Isma’il ibn Ibrahim ibn al-Mughirat ibn Bardzabat al-Bukhari
al-Ju’fi, op.cit., h. 42.
Abi Hamid Muhammad Ibn Muhammad al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulum al-Din, (Berut-Libnan: Dar
al-Fikr, 1991), cet. Ke-3, h. 62-67
Ibid., h. 31.
Ibid., h. 37.
Ibid.
10