position : aset
Kelompok 1:
Yumna Mustika 023002014008
Annisa Aulia 023002014009
M.Fadilah 023002014005
Aset Menurut IASB asset didefinisikan sebagai :
3
Manfaat ekonomi di masa mendatang (future economic benefits)
Menurut IASB framework esensi aset sebagai future economic benefits. Yaitu,
yang berpotensi (secara langsung/tidak langsung) memberi kontribusi bagi aliran
kas perusahaan. Jika dikaitkan dengan perusahaan profit dan non-profit, agar bisa
dikualifikasikan sebagai aset, maka future economic benefit ini harus dapat
membantu perusahaan mencapai tujuannya, apapun itu. Bagi perusahan pencari
profit, misalnya berbentuk penghematan biaya produksi, atau aktivitas
operasional yang menghasilkan tambahan revenue perusahaan.
4
Future economic benefits berkaitan dengan economic
resources. Ada dua karateristik economic resources :
1. Kelangkaan (scarcity)
Apabila resource tidak langka, maka resource tidak “economic”.
2. Utilitas (utility)
berhubungan dengan future benefits yang dibahas sebelumnya,
yaitu kemampuan komoditas memenuhi kebutuhan manusia. Jadi,
suatu resource disebut memiliki nilai ekonomis apabila tidak cukup
tersedia dan ternyata diminta atau dibutuhkan manusia.
5
Dikuasai/dikendalikan entitas (control by entity)
Agar dapat dikualifikasikan sebagai aset, manfaat ekonomi harus bisa
dikontrol oleh entitas, yaitu membatasi akses pihak lain untuk
memperoleh manfaat ekonomis itu. Ijiro menyatakan:
Definisi → bukan memiliki suatu aset riil secara fisik secara absolute, tetapi
hak guna atas aset tersebut sehingga perusahaan berhak mendapatkan
kegunaan dan kontrol dari aset itu.
6
Akibat transaksi/ kejadian masa lalu (past events)
✗ Berdasarkan hasil transaksi lalu, sehingga
entitas memiliki hak atau pengendalian
terhadap manfaat aset itu. Maka, mesin yang
masih rencana dibeli bukan termasuk aset,
karena belum terjadi “event” yaitu transaksi
pembeliannya.
7
Masih menjadi perdebatan (exchangeability)
✗ Exchangeability ialah karateristik yang mendukung
keberadaan suatu aset, tetapi bukan yang utama
8
Pengakuan aset
Pada umumnya pengakuan aset dilakukan bersamaan dengan
adanya transaksi, kejadian, atau keadaan yang mempengaruhi
asset
9
Kriteria pengakuan sifatnya konseptual/ umum, yaitu:
1. Deteksi adanya asset
2. Sumber ekonomik dan kewajiban
3. Berkaitan dengan entitas
4. Mengandung nilai
5. Berkaitan dengan waktu pelaporan
6. Verifikasi
10
kriteria yang tidak ditujukan u/ diselesaikan dan tidak mutually exclusive
✗ Penggunaan konservatisme
Antisipasi kerugian, tetapi tidak ada keuntungan
11
pengukuran
Definisi Pengukuran adalah penentuan angka satuan pengukur
terhadap suatu obyek untuk menunjukkan makna tertentu obyek tersebut.
→ Obyek dapat berupa barang, jasa, dan benda atau konstruk lainnya.
→ Makna dapat berupa nilai, luas, berat, volume, tinggi, umur, indeks,
prestasi dan sebagainya.
12
pengukuran dari beberapa pos aset lancar :
Kas→ Disajikan sesuai nilai sekarang yang sudah pasti yaitu sebesar nilai
nominal mata uang tersebut.
Piutang→ Disajikan berdsarkan nilai realisasi bersih (Net Realizable
Value)
Investasi moneter → Dinilai sesuai nilai pasar pada tanggal neraca.
Persediaan →Dinilai berdasarkan nilai yang terendah antara harga pasar
dan harga perolehan
Biaya dibayar di muka → Dinilai berdasarkan kas yang dikeluarkan untuk
memperoleh manfaat yang baru akan dinilai pada periode berikutnya.
13
Tangible asset
Terdapat dua jenis pengkuran yang dikenal, yaitu
historical cost dan fair value. untuk historical cost,
aset diukur pada saat akuisisi dan dikurangi
akumulasi depresiasi dan penurunan nilai.
pendukung model ini berpendapat bahwa biaya
padasaat akuisisi inimenyediakan tujuan dan bukti-
bukti bahwa pengukuran depresiasi dan
penurunan nilai yang telah dihitung
merefleksikan nilai yang sesungguhnya dalam
balance sheet.
Intangible asset
Karena intangible asset tidak memiliki pasar,
maka yang biasa yang digunakan adalah
cost (dikurangi oleh akumulasi amortisasi
dan impairment). IAS 38 melarang
pengakuan atas internally generated
intangible asset karena hanya dapat
dimunculkan di balance sheet hanya atas
capitalization of development cost nya saja
Model pengukuran yang mana?
✗ Proyek conceptual framework mengindikasi bahwa para pengatur standar terbuka untuk
mempertimbangkan berbagai model pengukuran. Beberapa pendapat menyatakan bahwa
standard IASB memperkenalkan pengukuran fair value dengan penggunaan yang luas,
walaupun hal ini ditentang secara kuat oleh Cairns.
✗ Ia menyatakan bahwa IFRS telah memperkenalkan pengukuran fair value untuk derivatif
pada setiap balance date serta untuk beberapa asset dan liabilitas finansial lainnya (pada IAS
39), begitu pula dengan persyaratan untuk mengukur share-based payments kepada
karyawan pada fair value ( IFRS 2).
16
Bagaimana cara menghitung pengukuran fair value?
Pengatur standar telah memberikan panduan untuk mengukur fair
value. Pada SFAS 157 mengenai fair value measurement, FASB
memberikan contoh teknik valuasi untuk mengestimasi fair value,
mencakup:
• Market approach
• Income approach
• Cost approach
17
Issues for auditors
Audit nilai wajar cukup meyulitkan auditor karena harus menggunakan suatu
model valuasi yang seringkali membutuhkan ahli valuasi dari luar. CEO dari kantor
audit Grant Thornton LLP menyebutkan bahwa pengauditan nilai wajar merupakan
salah satu dari 10 topik yang harus diteliti lebih lanjut. Ia mengatakan bahwa kerja
auditor sedari dulu selalu berdasarkan pada bukti sebanyak-banyak yang dapat
terverifikasi. Dalam penilaian nilai wajar pun, auditor harus dapat mengumpulkan
bukti-bukti untuk penilaian tersebut. Namun jangkauan bukti untuk penetapan nilai
wajar sangat luas, sehingga auditor butuh bantuan ahli penetapan nilai wajar agar
seluruh bukti yang ada dapat dikonsiderasi.
18
Thanks!
Any questions?
19