Biaya atau ongkos pengertian secara ekonomis merupakan beban yang harus
dibayar produsen untuk menghasilkan barang dan jasa sampai barang
tersebut siap untuk dikonsumsi . Biaya merupakan fungsi dari jumlah
produksi, dengan notasi C = f(Q).
C = biaya total
Q = jumlah produksi.
Fungsi biaya merupakan hubungan antara biaya dengan jumlah produksi
yang dihasilkan, fungsi biaya dapat digambarkan ke dalam kurva dan kurva
biaya menggambarkan titik-titik kemungkinan bsarnya biaya di berbagai
tingkat produksi. Dalam membicarakan biaya ada beberapa macam biaya,
yaitu:
a. Biaya Total ( Total Cost = TC = C)
b. Biaya Variabel (Variable Cost = VC)
c. Biaya Tetap (Fixed Cost = FC)
d. Biaya Total Rata-Rata (Average Total Cost = AC)
e. Biaya Variabel Rata Rata ( Average Variable Cost = AVC)
f. Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost = AFC)
g. Biaya Marginal
Rumus :
1. C = AC x Q atau C = FC + VC
2. FC = AFC X Q
3. VC = AVC X Q
Perhitungannya :
Papan kualitas 1 :
390 x Rp 20.000.000,00 = Rp 15.600.000,00
500
A. Jenis-Jenis Departemen
Dalam model fungsi di perusahaan, obyek biaya adalah departemen. Terdapat dua
kategori departemen yaitu: Departemen produksi dan departemen pendukung.
Departemen produksi secara langsung bertanggung jawab pada pembuatan produk atau
jasa yang dijual pada pelanggan.
Dalam perusahaan jasa dapat dibagi menjadi departemen produksi dan departemen
pendukung. Pabrik pembuat furniture dapat dibagi dua departemen produksi (perakitan
dan penyelesaian) serta empat departemen pendukung (ruang penyimpanan bahan baku,
kafetaria, pemeliharaan, general factory).
Jika biaya tidak dialokasikan dengan akurat, biaya beberapa jasa dapat terlalu tinggi,
hingga mengakibatkan penawaran yang terlalu tinggi dan hilangnya potensi
bisnis, sebaliknya, jika biaya terlalu rendah dan mengakibatkan kerugian pada jasa ini.
Hal yang berhubungan dekat dengan penentuan harga adalah laba. Dengan menilai laba
berbagai jasa, seseorang manajer dapat mengevaluasi bauran jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan. Tentu saja biaya yang akurat adalah hal yang penting untuk menentukan
laba.
Alokasi dapat digunakan untuk memotivasi para manajer. Jika biaya departemen
pendukung tidak dialokasikan ke departemen produksi, para manajer dapat
memperlakukan jasa ini
seakan-akan jasa tersebut gratis. Tentu saja, pada kenyataa nya, biaya marginal sebuah
jasa lebih besar dari nol. Dengan mengalokasikan biaya dan meminta para manajer
departemen produksi bertanggung jawab atas kinerja ekonomi unit mereka, suatu
organisasi dapat memastikan bahwa para manajer akan menggunakan suatu jasa hingga
manfaat marginal suatu jasa sama dengan biaya marginalnya. Jadi, mengalokasikan biaya
jasa membantu tiap departemen produksi memilih tingkat konsumsi yang benar.
Perusahaan juga mengeluarkan biaya gaji sebagai komponen biaya tetap pada akun biaya
pengepakan sebesar Rp 1.000.000.000,00. Maka total biaya pengepakan sebesar Rp
41.000.000.000,00 (Rp 40.000.000.000,00 + Rp 1.000.000.000,00) dengan jumlah
keseluruhan kardus sebanyak 800.000 kardus. Oleh karena itu, biaya untuk satu kali
pengepakan sebesar Rp 51.250,00 (Rp 41.000.000.000,00 : 800.000 kardus). Nah
sekarang, kita lihat pembebanan aktualnya sebagai berikut :
Dari data di atas maka kita akan melakukan alokasi biaya pendukung dengan metode
langsung sebagai berikut:
B. Metode Berurutan
Metode ini mengetahui bahwa interaksi diantara departemen pendukung telah terjadi.
Akan tetapi, metode berurutan tidak secara penuh mengakui interaksi departemen
pendukung. Alokasi biaya dilakukan secara tahap demi setahap mengikuti prosedur
penetapan peringkat yang ditentukan terlebih dahulu. Biasanya uruta nya ditentukan
dengan menyusun peringkat departemen pendukung dalam suatu tatanan jumlah jasa
yang diberikan, dari yang terbesar ke yang terkecil.
56
Penentuan biaya proses adalah suatu metode dimana bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik
dibebankan ke pusat biaya atau departemen.
Biaya yang dibebankan ke setiap unit produk yang dihasilkan ditentukan dengan membagi total biaya
yang dibebankan ke pusat biaya tersebut dengan jumlah unit yang diproduksi pada pusat biaya yang
bersangkutan.
Diminta: Hitung unit ekuivalen produksi menggunakan aliran biaya rata-rata tertimbang dan aliran
biaya FIFO
Jawab:
Menggunakan aliran biaya rata-rata:
Rumus : Produk Selesai + (PDP Akhir x tingkat penyelesaian)
Atau:
Bahan baku : 38.000 unit + (1.200 x 80%) = 38.960 unit
Biaya konversi : 38.000 unit + (1.200 x 75%) = 38.900 unit
Atau:
Bahan baku : 38.000 unit + (1.200 x 80%) – (1.000 X 100%) = 37.960 unit
Biaya konversi : 38.000 unit + (1.200 x 75%) - (1.000 X 80%) = 38.100 unit
Selama bulan Agustus telah dicatat dalam buku besar: Listrik, air dan telp. Rp9.390.000, akumulasi
penyusutan mesin Rp6.400.000, bahan tak langsung Rp4.260.000, dan tenaga kerja tak langsung
Rp10.240.000
Diminta:
Buatlah jurnal penggunaan overhead pabrik tersebut:
Pengendali overhead pabrik 30.290.000
Listrik, air dan telp 9.390.000
Akumulasi penyusutan mesin 6.400.000
Bahan tak langsung 4.260.000
Tenaga kerja tak langsung 10.240.000
Apabila sifat produksi berfluktuasi dari bulan ke bulan maka digunakan pembebanan berdasarkan
tarif yang ditetapkan sebelumnya atau ditetapkan dimuka untuk masing-masing departemen.
Contoh:
PT. DEMAMBA adalah perusahaan pembuatan alat thermal scanner dengan merk Thermalen
perusahaan mempunyai dua departemen perakitan dan departemen penyelesaian. Untuk kedua
departemen tersebut perusahaan mempunyai akun produk dalam proses yang terpisah.
Perusahaan membebankan biaya overhead pabrik berdasarkan jam mesin, dengan tarif ditentukan
dimuka untuk departemen perakitan Rp3.500 per jam mesin dan departemen penyelesaian Rp3.900
per jam mesin.
Selama bulan September jam mesin yang digunakan pada departemen perakitan 4.050 jam mesin,
departemen penyelesaian 3.700 jam mesin, BOP aktual Rp30.290.000
Diminta:
Buatlah jurnal:
PDP- Departemen perakitan 14.175.000
PDP-Depatemen penyelesaian 14.430.000
Biaya overhead pabrik dibebankan 28.605.000
Dalam penentuan biaya proses, semua biaya yang dibebankan ke setiap departemen produksi dapat
dikhtisarkan dalam laporan biaya produksi untuk masing-masing departemen.
Laporan biaya produksi memiliki format yang beragam, tetapi minimal memuat informasi sbb:
1. Skedul kuantitas, memuat informasi produk dalam proses awal, produk masuk proses pada periode
bersangkutan, produk selesai yang ditransfer ke departemen berikutnya atau gudang, produk dalam
proses akhir, produk hilang, produk cacat, dan produk rusak.
2. Biaya dibebankan, memuat informasi biaya produk dalam proses awal, biaya yang dibebankan dari
departemen sebelumnya, biaya dibebankan periode bersangkutan, unit equivalen dan biaya per unit
masing-masing elemen biaya.
3. Pertanggungjawaban biaya, memuat informasi biaya yang ditransfer ke departemen berikutnya atau
gudang, biaya produk yang hilang akhir proses, biaya produk rusak, biaya produk cacat, biaya yang
telah diserap produk dalam proses.
Contoh:
PT. MPON-MPON adalah perusahaan pengolahan temulawak curcuma yang dikemas dalam kaleng,
pengolahan dilakukan melalui satu tahap pengolahan yaitu melalui departemen pengolahan.
Awal September perusahaan baru mulai beroperasi, dengan mengolah temulawak sebanyak 8.000 kg,
pada akhir September produk selesai yang ditransfer ke gudang sebanyak 7.600 kg, sedangkan yang
400 kg masih dalam proses dengan tingkat penyerapan biaya bahan baku 100%, biaya tenaga kerja
75%, dan biaya overhead pabrik 80%. Biaya yang dikeluarkan untuk mengolah temulawak tersebut
adalah:
Biaya bahan baku Rp6.000.000
Biaya tenaga kerja Rp4.740.000
Biaya FOH Rp3.168.000
Diminta:
Susunlah laporan biaya produksi PT. MPON-MPON untuk bulan September 2012
PT. MPON-MPON
Departemen Pengolahan
Laporan Biaya Produksi
Untuk Bulan September 2012
Skedul Kuantitas
Produk Masuk Proses 8.000 kg
Produk Selesai 7.600 kg
Produk dalam proses akhir 400 kg
(100% bahan, 75% Tenaga kerja, 80%
BOP)
8.000 kg
Biaya dibebankan
Elemen Biaya Total Unit Ekuivalen Biaya/kg
Bahan baku 6.000.000 8.000 kg 750
Tenaga kerja 4.740.000 7.900 kg 600
BOP 3.168.000 7.920 kg 400
Total 13.908.000 1.750
Unit Ekuivalen : Produk selesai + (PDP Akhir x tingkat penyelesaian)
Bahan baku 7.600 kg + (400 kg x 100%) = 8.000 kg
Tenaga Kerja 7.600 kg + (400 kg x 75%) = 7.900 kg
BOP 7.600 kg + (400 kg x 80%) = 7.920 kg
Pertanggungjawaban Biaya
Biaya produk selesai 7.600 kg x Rp1.750 Rp13.300.000
ditransfer
Produk dalam proses
akhir:
Bahan baku 400 kg (100% x Rp750 Rp300.000
Tenaga Kerja 400 kg (25% x Rp600 Rp180.000
BOP 400 kg (80% x Rp400 Rp128.000
Rp608.000
Total Rp13.908.000