Tal Diana Kartika 20105350585 Sesi 6
Tal Diana Kartika 20105350585 Sesi 6
Oleh:
DIANA KARTIKA
NPM: 20105350585
SURABAYA
2021
A. Pengertian Laporan Keuangan Neraca
dan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi
bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan. Di
mencapai tujuannya.
Menurut Bambang Subroto (1991:29), neraca atau disebut juga laporan posisi
keuangan atau laporan kondisi keuangan adalah salah satu dari laporan keuangan yang
memberikan informasi tentang posisi dan keadaan keuangan perusahaan pada suatu saat
tertentu. Posisi keuangan tersebut adalah keadaan aktiva, hutang, dan modal dari perusahaan.
sedemikian rupa sehingga aktiva akan dilaporkan sesuai dengan tingkat likwiditasnya.
Semakin likwid aktiva akan dilaporkan lebih dahulu kemudian baru aktiva yang tingkat
likwiditas lebih rendah. Kewajiban diklasifikasikan sesuai dengan urutan jatuh temponya,
kewajiban yang harus dipenuhi lebih dahulu harus dilaporkan di atas, kemudian baru kewajiban
yang pemenuhannya lebih kemudian. Modal harus disajikan sesuai dengan tingkat
kekekalannya sehingga semakin kekal atau permanen akan dilaporkan lebih dahulu kemudian
Menurut Mulyadi (2006), neraca (Balance Sheet) adalah laporan keuangan yang
menyajikan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan pada suatu saat atau tanggal
tertentu. Komponen posisi keuangan suatu perusahaan terdiri atas harta (aktiva), utang
keuangan menggambarkan posisi keuangan perusahaan dalam suatu tanggal tertentu atau a
moment of time, sering disebut per tanggal tertentu misalnya per tanggal 31 Desember 2005.
Jadi dapat disimpulkan bahwa laporan neraca adalah laporan posisi keuangan
Menurut Hery (2009:192), tiga komponen neraca adalah aktiva, utang, dan ekuitas
(modal). Aktiva adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan yang diperoleh
atau dikendalikan oleh entitas sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa di masa lalu. Utang
adalah pengorbanan atas manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang timbul
dari kewajiban entitas pada saat ini, untuk menyerahkan aktiva atau memberikan jasa kepada
entitas lainnya di masa depan sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa di masa lalu. Ekuitas
adalah kepemilikan atau kepentingan residu dalam aktiva entitas, yang masih tersisa setelah
Menurut Hery (2009:194), laporan keuangan akan menjadi lebih berguna bagi
manajemen, kreditor, dan investor ketika pos-pos yang ada dalam laporan diklasifikasikan
secara tepat terhadap pos-pos neraca akan berguna untuk memberikan gambaran yang
sesungguhnya mengenai besarnya jumlah aktiva lancar, utang jangka panjang, total kewajiban,
(jangka pendek) dan pos tidak lancar (jangka panjang). Adapun pos-pos neraca adalah sebagai
berikut.
a. Aktiva Lancar
Menurut Hery (2009:195), aktiva lancar adalah kas dan aktiva lainnya yang diharapkan
akan dapat dikonversi menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi dalam waktu satu tahun atau dalam
Untuk aktiva yang tergolong lancar, urutan penyajiannya di neraca haruslah berdasarkan pada
urutan tingkat likuiditas. Kas merupakan aktiva yang paling likuid (lancar), lalu diikuti dengan
investasi jangka pendek, piutang, persediaan, dan biaya dibayar di muka. Adapun yang
Kas merupakan aktiva yang paling likuid yang dimiliki perusahaan, kas akan diurut
atau ditempatkan sebagai komponen pertama dari aktiva lancar dalam neraca. Kas meliputi
uang logam, uang kertas, cek, wesel pos, dan deposito. Setara kas adalah investasi jangka
pendek yang sangat likuid yang dapat dikonversi atau dicairkan menjadi uang kas dalam jangka
waktu yang sangat segera, biasanya kurang dari tiga bulan (90 hari).
Menurut Mulyadi (2006) Investasi jangka pendek (surat-surat berharga atau marketable
securities), yaitu investasi yang sifatnya sementara (jangka pendek), dengan maksud untuk
memanfaatkan uang kas yang untuk sementara belum dibutuhkan dalam operasi perusahaan.
Investasi jangka pendek terdiri atas deposito di bank, surat-surat berharga (saham, obligasi,
(3) Piutang
Dalam praktik, piutang pada umumnya diklasifikasikan menjadi piutang usaha, piutang
wesel, dan piutang lain-lain. Piutang usaha adalah jumlah yang akan ditagih dari pelanggan
sebagai akibat penjualan barang atau jasa secara kredit. piutang wesel adalah tagihan
perusahaan kepada pembuat wesel. Piutang lain-lain adalah piutang bunga, piutang deviden,
piutang pajak.
(4) Persediaan
perusahaan dagang, persediaannya dinamakan persediaan barang dagangan (hanya ada satu
klasifikasi), dimana barang dagangan ini dimiliki oleh perusahaan dan sudah langsung dalam
bentuk siap untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal perusahaan sehari-hari. Adapun untuk
perusahaan manufaktur, mula-mula persediaannya belum siap untuk dijual sehingga perlu
diolah terlebih dahulu. Persediaannya diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu bahan mentah,
barang setengah jadi (barang dalam proses), dan barang jadi (produk akhir).
Biaya dibayar di muka yang termasuk dalam aktiva lancar adalah pengeluaran yang
telah dilakukan untuk manfaat yang akan diterima dalam satu tahun atau dalam satu siklus
Aktiva tidak lancar (fixed assets) adalah suatu aktiva yang akan digunakan atau dikuasai
perusahaan dalam jangka panjang (mempunyai umur ekonomi lebih dari satu tahun).
Investasi jangka panjang (long term invesment) adalah penananman modal/uang pada
pihak lain untuk jangka panjang (lebih dari satu tahun). Misalnya, investasi dalam saham
(investment on stock), investasi dalam obligasi (investment on bond), dan penyetoran simpanan
2) Aktiva Tetap
Menurut Hery (2009:205), aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva
yang relatif permanen. Mereka merupakan aktiva berwujud karena terlihat secara fisik. Aktiva
tersebut dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai
bagian dari kegiatan operasi normal perusahaan. Aktiva berwujud ini diperoleh baik dalam
bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu. Aktiva yang umum dilaporkan di dalam
kategori ini meliputi tanah, bangunan, mesin, perabot, peralatan, dan kendaraan bermotor.
Aktiva tidak berwujud adalah aktiva yang tidak memiliki wujud fisik dan dihasilkan
sebagai akibat dari sebuah kontrak hukum, ekonomi, maupun kontrak sosial. Contoh dari aktiva
tidak berwujud adalah goodwill (nama baik), trademark (merek dagang), franchises
(waralaba), patent, copyright (hak cipta), customer list (daftar pelanggan), dan broadcast
Pos-pos yang dicantumkan dalam kelompok aktiva tidak lancar lainnya sangat beragam
dalam praktik. Umumnya pos-pos ini meliputi biaya dibayar di muka, biaya pension dibayar di
muka, piutang tidak lancar, aktiva pajak penghasilan yang ditangguhkan, dan aktiva yang
b. Kewajiban Lancar
Menurut Hery (2009:209), kewajiban lancar adalah kewajiban yang diperkirakan akan
dibayar dengan menggunakan aktiva lancar atau menciptakan kewajiban lancar lainnya dan
harus segera dilunasi dalam jangka waktu satu tahun atau dalam satu siklus operasi normal
perusahaan. Adapun yang termasuk dalam kewajiban lancar adalah sebagai berikut.
Utang usaha timbul pada saat barang atau jasa diterima sebelum melakukan
pembayaran. Dalam transaksi perusahaan dagang, sering kali perusahaan membeli barang
dagangan secara kredit dari pemasok untuk dijual kembali kepada para pelanggannya. Utang
usaha ini biasanya akan segera dilunasi oleh perusahaan dalam jangka waktu yang sangat
singkat sesuai dengan persyaratan kredit yang diterima dalam faktur tagihan.
Kewajiban dalam bentuk janji tertulis dicatat sebagai utang wesel. Pihak yang berutang berjanji
kepada pihak yang diutangkan untuk membayar sejumlah uang tertentu berikut bunganya
dalam kurun waktu yang telah disepakati. Janji pembayaran tersebut ditulis secara formal
Bagian dari beban yang masih harus dibayar adalah utang pajak penghasilan karyawan,
utang bunga, utang upah, utang pajak penjualan. Utang pajak penghasilan karyawan
merupakan jumlah pajak yang terutang kepada pemerintah atas besarnya gaji karyawan yang
terkena pajak penghasilan. Utang bunga merupakan jumlah bunga yang terutang kepada
kreditor atas dana yang dipinjam. Utang upah merupakan jumlah upah yang terutang kepada
karyawan atas manfaat yang telah diterima perusahaan melalui pemakaian jasa karyawan
selama periode berjalan. Sedangkan utang pajak penjualan merupakan utang atas pajak yang
Pendapatan diterima di muka timbul pada saat pembayaran diterima sebelum barang atau jasa
diberikan. Contohnya adalah sewa diterima di muka, di mana pihak yang menyewakan
biasanya akan menerima terlebih dahulu uang muka dari pihak penyewa untuk pemakaian sewa
Bagian dari utang jangka panjang yang lancar adalah sebagian dari kewajiban jangka panjang
yang akan segera jatuh tempo dalam jangka waktu satu tahun atau dalam satu siklus operasi
normal perusahaan, tergantung mana yang paling lama. Kewajiban ini tergolong sebagai
kewajiban lancar.
Kewajiban tidak lancar adalah kewajiban yang diperkirakan tidak akan dibayar dalam waktu
12 bulan atau dalam satu siklus operasi normal perusahaan. Yang tergolong kewajiban tidak
pihak lain selain pemilik yang harus dilunasi dalam periode lebih dari satu tahun. Utang jangka
Utang obligasi (bond payable) adalah surat pengakuan utang (berupa sertifikat) yang
dikeluarkan oleh perusahaan yang mempunyai utang (biasanya oleh perseroan terbatas) kepada
jangka panjang yang dijamin dengan aktiva tetap tertentu, misalnya rumah.
b) Pinjaman jangka panjang yang lain, misalnya utang jangka panjang ke bank.
Beberapa transaksi penyewaan aktiva tetap merupakan pembelian yang didanai melalui
pinjaman. Untuk akuntansi sewa guna usaha modal, nilai sekarang dari pembayaran sewa
atas pendapatan yang sudah terjadi (menurut akuntansi), tetapi berdasarkan ketentuan
perpajakan belum terutang pajak (karena belum ada penerimaan kas); atau dengan kata lain
bahwa kewajiban pajak ini secara legal belum ada, dan baru akan resmi kena pajak atau
memerlukan pembayaran pajak di periode mendatang. Kewajiban pajak yang ditangguhkan ini
timbul karena adanya perbedaan sementara dalam hal pengakuan pendapatan dan beban antara
Yang termasuk sebagai kewajiban tidak lancar lainnya adalah kewajiban pensiun yang
masih harus dibayar, utang jaminan produk, dan kewajiban kontingensi lainnya. Suatu
transaksi yang terjadi di masa lampau akan menimbulkan kewajiban apabila kejadian tertentu
terjadi di masa mendatang. Kewajiban potensial ini dinamakan sebagai kewajiban kontingensi.,
dimana kewajiban belum terjadi pada tanggal neraca. Kewajiban ini baru akan terjadi secara
Ekuitas (equity) atau modal (capital) adalah kewajiban perusahaan kepada pemilik atau dapat
juga dikatakan sebagai hak pemilik atas perusahaan. Penyajian modal dalam neraca bergantung
pada jenis perusahaan ditinjau dari bentuk badan hukumnya. Pada dasarnya, yang dapat
dimasukkan ke dalam kelompok modal, yaitu modal pemilik, bagian laba untuk pemilik, dan
cadangan.
Menurut badan hukumnya, modal yang disajikan dalam neraca dapat diringkas sebagai berikut.
Tabel 2.1
modal Slamet
• Modal Asep
• Pengambilan Siregar
• Pengambilan Asep
• Laba ditahan
• Simpanan wajib
• Simpanan lainnya
likuiditas perkirannya. Biasanya perkiraan yang paling lancar dan paling dekat dengan konversi
ke kas dicatat paling atas. Kewajiban yang paling cepat harus dibayar, harus dicantumkan
paling atas dalam kelompoknya. Modal yang harus ditunaikan terlebih dahulu harus
ditempatkan di atas. Dalam menyajikan neraca dapat dibagi dalam tiga bentuk berikut ini.
Neraca ini dilaporkan satu halaman vertikal. Di sebelah atas dicantumkan total aktiva dan di
Contoh:
Neraca
Aktiva
Aktiva lancar
Kas…………………….. Rp 1000.000,00
Perlengkapan…………… Rp 150.000,00
Aktiva tetap
Tanah…………………….. Rp 1.500.000,00
Gedung…………………… Rp 1.000.000,00
Peralatan…………………. Rp 2.000.000,00
Jumlah aktiva tetap Rp 4.500.000,00
Kewajiban
Utang lancar
Modal
Di sini aktiva disajikan di sebelah kiri (di Inggris di kanan) dan kewajiban serta modal
Perlengkapan…………… Rp 150.000,00
Dalam bentuk ini posisi keuangan tidak dilaporkan seperti dalam bentuk sebelumnya yang
berpedoman pada persamaan akuntansi. Dalam bentuk ini pertama-tama dicantumkan aktiva
lancar dikurangi utang lancar dan pengurangannya diketahui modal kerja. Modal kerja
ditambah aktiva tetap dan aktiva lainnya kemudian dikurangi utang jangka panjang, maka akan
diperoleh modal pemilik. Dalam bentuk ini informasi disajikan satu halaman dengan urutan
sebagai berikut.
PT Sipangko Jaya
Neraca
Aktiva
Aktiva lancar:
Dikurangi:
DITAMBAH:
Lahan……………… Rp xxx
Bangunan…………. Rp xxx
Furniture…………… Rp xxx
Aktiva Lain:
Paten……………….. Rp xxx
Goodwill…………… Rp xxx
DIKURANGI
Modal (Ekuitas)
Tabel 2.4 Bentuk yang Menyajikan Posisi Keuangan (Financial Position Form)
C.1 Harta
Menurut APB Statement (1970, halaman 132) mendefinisikan asset sebagai berikut :
“kekayaan ekonomi perusahaan, termasuk didalamnya pebebanan yang ditunda, yang dinilai
“asset adalah kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai dimasa yang
akan dating oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang sudah berlalu”.
Pengakuan dan Penilaian Aktiva
Prinsip yang berlaku sekarang dalam pengakuan dan penilaian aktiva sesuai dengan
yang digariskan APB adalah sebagai berikut. “Pencatatan aktiva berdasarkan pada kejadian
kapan perusahaan mendapatkan kekayaan atau aktiva itu dari pihak lain sedangkan
kewajiban kapan muncul kepada pihak lain. Penilaian keduanya didasarkan pada nilai tukar,
Dalam hal pengorbanan yang diberikan adalah aktiva bukan uang (nonmoneter), nilai yang
dipakai adalah harga pasar barang yang diserahkan. Disamping nilai pertukaran ini atau
prinsip akuntansi dikenal juga bebagai nilai yang sering dipakai dalam penilaian aktiva.
1. Book value adalah nilai buku yang diperoleh dari harga perolehan aktiva dikurangi
2. Replacement cost adalah nilai barang yang dimaksudkan jika diganti dengan
4. Net realizable value adalah harga jual dikurangi dengan biaya penjualan atau
Nilai tersebut diatas sering dianggaptidak konsisten dengan konsep teori pengukuran
yang murni. Beberapa metode penilaian asset yang digambarkan oleh Wolk, dkk sebagai
berikut
2. Investasi : Cost, lower of cost or market (LOCOM) atau market (tergantung jenis
3. Persediaan barang dagang : Cost, replacement cost, net realizable value atau net
5. Pertukaran aktiva non sejenis : Cost, alokasi cost dan nilai buku.
6. Nilai buku asset lama ditambah dengan kas yang sejenis diberikan. Aktiva tak
dimasa yang akan datang yang timbul akibat kewajiban perusahaan sekarang untuk masa
yang akan datang sebagai akibat dari suatu transaksi atau kejadian ekonomi yang sudah
terjadi.
c. Equitable obligation adalah kewajiban yang tidak dikuatkan kontrak atau hanya
perusahaan, dimana hanya dapat dipastikan apabila suatu kejadian atau beberapa
e. Deffered credit adalah sejenis kewajiban tetapi bukan dalam pengertian memberikan
f. Executory contract adalah perjanjian yang belum dilaksanakan, tetapi kita sudah
terikat dengan perjanjian baik untuk memenuhi kewajiban dimasa yang akan datang
maupun yang akan menerima kekayaan atau jasa dimasa yang akan datang. Misalnya
adalah kontrak pembelian dimasa yang akan datang dimana perusahaan harus
menyediakan barang dimasa yang akan datang – kontrak pekerjaan dalam pegawai
Menurut APB Statement No.4 serta SFAC No. 5 kewajiban dinilai sebesar kejadian dalam
transaksi, biasanya jumlah yang akan dibayarkan di masa yang akan datang biasanya
didiskontokan (dinilai berdasarkan Present Value – untuk yang jangka panjang), sejumlah
C.3 Modal
Modal adalah suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga (entitiy) setelah
dikurangi kewajibannya.
Perusahaan perseroan perlu membedakan antara modal setor dengan modal karena
pendapatan (retained earning). Deviden hanya dibayarkan dari laba yang ditahan bukan dari
2. Modal lainya
Modal statuter adalah jumlah batas kewajiban pemilik. Modal ini dinilai berdasarkan
harga pari atau harga nominal. Dalam modal ini terdapat modal lain seperti agio saham,
modal donasi, modal dari pengeluaran kembali treasury stock, stock option dan sebagainya.
Didalam pos modal terdapat akun lain seperti laba ditahan dan cadangan. Laba
ditahan terdiri dari laba tahunan, penyesuaian atau koreksi tahun sebelumnya dan besaran
deviden. Komponen dari modal saham ini adalah laba rugi yang belum direalisasi.
Sedangkan cadangan adalah sesuatu yang disimpan untuk maksud dan tujuan tertentu.
Penilaian terhadap transaksi modal ini sama dengan penilaian pada harta dan
kewajiban yaitu berdasarkan harga pasar pada saat terjadinyatransaksi.dalam hal pencatatan
modal saham harus dipisahkan nilai parinya dengan nilai jualnya. Laba ditahan dicacat