Anda di halaman 1dari 30

11 KESETIMBANGAN KIMIA

11.1. Kesetimbangan Dinamis


11.2. Tetapan Kesetimbangan
11.3. Hubungan Penting Dalam Tetapan Kesetimbangan
11.4. Besaran Berarti dari Tetapan Kesetimbangan
11.5. Hasil Pembagian (Q): Meramalkan Arah Reaksi
11.6. Prinsip Le Châtelier
11.7. Perhitungan dalam Kesetimbangan

222
Telah diketahui bahwa H2(g) dan O2(g) tidak bereaksi membentuk air pada temperatur dan
tekanan ruangan, akan tetapi bereaksi dengan menghasilkan ledakan pada temperatur tinggi.
Demikian juga dengan N2(g) dan O2(g) yang tidak reaktif pada temperatur ruangan dan tekanan
normal, akan tetapi bereaksi pada temperatur tinggi menghasilkan nitrogen monoksida (NO).
Ada satu perbedaan penting antara kedua reaksi di atas. Pada reaksi H2(g) dan O2(g), sekali
terbentuk, H2O menunjukkan kecenderungan yang kecil untuk terurai kembali menjadi unsur-
unsur pembentuknya, disebut bahwa reaksi H2(g) dan O2(g) sempurna. Sebaliknya, NO, sangat
cenderung terdisosiasi (terurai) kembali menjadi unsur-unsurnya, meskipun pada temperatur
tinggi. Maka disebut bahwa pembentukan NO(g) dari unsur-unsurnya adalah reaksi reversibel
(bolak balik). Reaksi bolak balik tidak sempurna akan tetapi mencapai keadaan setimbang.
Reaksi tidak sempurna dari pembentukan gas NO ini dibuktikan dengan kenyataan bahwa
relatif hanya sedikit molekul NO yang ada di udara (1% sampai 2% dalam udara pada 2000
K). Kalau reaksinya sempurna, maka konsentrasi molekul NO di udara pasti cukup besar. Pada
Bab ini akan diperkenalkan konsep untuk memahami perbedaan ini melalui suatu tetapan yang
disebut sebagai tetapan kesetimbangan, Kc. Untuk reaksi sempurna pembentukan H2O dari
unsur-unsurnya, harga tetapan kesetimbangan sangat besar, dan untuk reaksi
kesetimbangan (tidak sempurna) pembentukan NO dari unsur-unsurnya, harga tetapan
kesetimbangan sangat kecil. Reaksi N2(g) dan O2(g) membentuk NO terjadi pada semua proses
temperatur tinggi di udara, seperti pada badai listrik, atau pada pembakaran batu bara di
instalasi pembangkit tenaga dan bensin pada kendaraan bermotor. Kalau reaksinya sempurna,
bukan mencapai keadaan kesetimbangan, maka jumlah oksida nitrogen yang jauh lebih besar
akan memasuki atmosfer melalui badai listrik dan siklus nitrogen alam akan terpengaruh secara
serius. Selain itu, jumlah oksida nitrogen yang dipancarkan selama pembakaran akan jauh lebih
besar dari yang teramati saat ini. Sebagai akibatnya, masalah lingkungan seperti smog dan
hujan asam akan jauh lebih parah. Akan tetapi pada kenyataannya hal ini tidak terjadi.

11-1 Kesetimbangan Dinamis


Bab ini akan membahas tentang keadaan setimbang dalam reaksi kimia. Akan tetapi, sebelum
membicarakan reaksi kimia, terlebih dahulu akan dibahas beberapa fenomena fisik sederhana
yang melibatkan kesetimbangan dinamis, yaitu keadaan dimana dua proses yang
berlawanan berlangsung pada kecepatan yang sama dan tidak ada perubahan
konsentrasi senyawa-senyawa total dengan berjalannya waktu.

223
1. Apabila cairan menguap dalam tempat yang tertutup, maka ada waktu dimana molekul
kembali ke keadaan cair pada kecepatan yang sama dengan ketika molekul menguap
meninggalkan keadaan cair. Jadi, kecepatan pengembunan uap sama dengan kecepatan
penguapan cairan. Meskipun molekul secara terus menerus bergerak bolak balik diantara
keadaan cair dan gas (proses dinamis), keadaan akan tercapai kalau tekanan uap tidak
berubah (tetap) dengan berjalannya waktu. Tekanan uap cairan adalah sifat yang
berkaitan dengan keadaan setimbang.
2. Apabila zat terlarut dilarutkan dalam pelarut, akan dicapai titik dimana kecepatan
pelarutan partikel zat terlarut yang ditambahkan sama dengan kecepatan zat terlarut
mengendap. Meskipun zat terlarut secara terus menerus bergerak bolak balik diantara
keadaan larutan dan zat terlarut yang tidak larut (endapan), konsentrasi zat terlarut tidak
berubah (tetap) dengan berjalannya waktu. Kelarutan zat terlarut adalah sifat yang
berkaitan dengan keadaan setimbang.
3. Apabila larutan air I2 dikocok dengan karbon tetraklorida, CCl4(c), maka molekul I2 akan
bergerak bolak balik diantara air dan CCl4(c). Molekul terlarut akan terdistribusi dengan
sendirinya diantara dua cairan yang tidak bercampur. Ketika molekul terlarut melewati
kedua cairan pada kecepatan yang sama, konsentrasi I2 dalam CCl4(c) kira-kira 85 kali dalam
air, dan kedua konsentrasi tidak berubah (tetap) dengan berjalannya waktu. Perbandingan
konsentrasi zat terlarut dalam kedua pelarut yang tidak bercampur disebut koefisien
distribusi. Koefisien distribusi dari zat terlarut diantara dua pelarut yang tidak
bercampur adalah sifat yang berkaitan dengan keadaan setimbang.

Sifat-sifat yang dinyatakan dalam tiga keadaan di atas, yaitu tekanan uap, kelarutan, koefisien
distribusi, adalah contoh dari tetapan kesetimbangan.

11-2 Tetapan Kesetimbangan, Kc


Sintesis metanol (CH3OH), dari campuran karbon monoksida (CO) dan hidrogen (H2)
merupakan reaksi industri yang cukup penting. Metanol adalah bahan bakar kendaraan
bermotor dengan nilai oktan tinggi, dan prosedur pembakarannya menghasilkan lebih sedikit
polusi udara dibandingkan dengan bensin. Sintesis metanol adalah reaksi reversibel (bolak
balik), artinya terbentuknya CH3OH(g) terjadi pada waktu yang sama dengan penguraiannya
melalui reaksi sebaliknya.

224
CO(g) + 2 H2(g) à CH3OH(g) reaksi pembentukan
CH3OH(g) à CO(g) + 2 H2(g) reaksi penguraian

Ketika CO(g) dicampur dengan H2(g), pada awalnya reaksi pembentukan CH3OH(g) berjalan
dengan cepat dan reaksi sebaliknya dapat diabaikan. Ketika CH3OH mulai terbentuk, reaksi
sebaliknya mulai terjadi. Dengan semakin bertambahnya CH3OH, kecepatan reaksi
pembentukan akan berkurang (karena penurunan konsentrasi CO dan H2) dan kecepatan reaksi
kebalikan bertambah cepat. Lama kelamaan kecepatan reaksi ke kanan sama dengan kecepatan
reaksi ke kiri dan campuran reaksi mencapai keadaan kesetimbangan dinamis, yang dapat
digambarkan sebagai berikut
CO(g) + 2 H2(g) ⇄ CH3OH(g)

Salah satu konsekuensi dari keadaan setimbang adalah bahwa jumlah reaktan dan produk akan
tetap dengan berjalannya waktu. Jumlah pada keadaan setimbang ini tergantung pada
jumlah tertentu dari reaktan dan/atau produk yang ada pada awal reaksi. Untuk
menggambarkan hal ini, telah dilakukan tiga percobaan yang berbeda seperti yang dapat dilihat
pada Tabel 11-1.

Tabel 11-1
Tiga Pendekatan ke Kesetimbangan pada 10 L dan 500 K.

CO(g) H2(g) CH3OH(g)


Percobaan 1
jumlah mula-mula, mol 1,000 1,000 0,000
jumlah pada saat setimbang, mol 0,910 0.820 0,090
konsentrasi pada saat setimbang, mol/L 0,0910 0,0820 0,0090

Percobaan 2
jumlah mula-mula, mol 0,000 0,000 1,000
jumlah pada saat setimbang, mol 0,753 1,506 0,247
konsentrasi pada saat setimbang, mol/L 0,0753 0,1501 0,0247

Percobaan 3
jumlah mula-mula, mol 1,000 1,000 1,000
jumlah pada saat setimbang, mol 1,380 1,760 0,620
konsentrasi pada saat setimbang, mol/L 0,138 0,176 0,0620

Pada percobaan 1, 1 mol CO(g) dan 1 mol H2(g) direaksikan dalam tabung bervolume 10 L pada
500 K. Di awal reaksi tidak ada CH3OH(g). Pada percobaan 2, 1 mol CH3OH(g) dibiarkan

225
mengurai dalam tabung bervolume 10 L pada 500 K. Di awal reaksi tidak ada CO(g) dan H2(g).
Pada percobaan 3, 1 mol CO(g) , 1 mol H2(g) , dan 1 mol CH3OH(g) direaksikan dalam tabung
bervolume 10 L pada 500 K.

Dari Tabel 11-1 di atas dapat dilihat bahwa tidak ada reaktan/produk yang habis dipakai dalam
reaksi. Dan tampaknya pada ketiga percobaan tersebut tidak ada kesamaan dalam jumlah
reaktan dan produk pada saat setimbang. Sehingga dapat di tarik kesimpulan bahwa konsentrasi
senyawa-senyawa pada saat setimbang tergantung pada konsentrasi awal. Menjadi pertanyaan
bagaimana menghitung jumlah reaktan/produk, apakah dapat menggunakan perhitungan
stoikiometri. Seperti telah diketahui bahwa perhitungan stoikiometri hanya dapat digunakan
untuk reaksi sempurna dimana semua reaktan habis bereaksi membentuk produk, sedangkan
reaksi kesetimbangan bukanlah reaksi sempurna karena selalu terjadi reaksi kebalikannya,
maka untuk reaksi kesetimbangan tidak dapat digunakan stoikiometri untuk menghitung
reaktan/produk. Pada reaksi kesetimbangan, konsentrasi reaktan dan produk hanya dapat
dihitung melalui tetapan kesetimbangan yang diberi notasi Kc. Tetapan kesetimbangan
adalah rasio/perbandingan konsentrasi, dalam molaritas (M), produk dan reaktan pada saat
setimbang. Apabila produk/reaktan terdiri atas lebih dari satu senyawa, maka harga tetapan
kesetimbangannya adalah perbandingan hasil kali konsentrasi masing-masing produk dan
reaktan dipangkatkan dengan koefisien reaksi masing-masing senyawa.

Pernyataan Umum untuk Kc. Secara hipotetis apabila diketahui suatu reaksi kesetimbangan
sebagai berikut
aA + bB ⇄ gG + hH + .......
[G]g [H]h
maka harga tetapan kesetimbangan untuk reaksi tersebut adalah K c =
[A]a [B]b
Pembilang pada pernyataan tetapan kesetimbangan adalah hasil kali konsentrasi spesies
produk di sebelah kanan persamaan ([G], [H], ....) dengan masing-masing konsentrasi
dipangkatkan dengan angka koefisien reaksi dalam persamaan yang setimbang (g, h,.....).
Pembagi adalah hasil kali konsentrasi spesies reaktan di sebelah kiri persamaan ([A], [B],
....) dengan masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan angka koefisien reaksi
dalam persamaan yang setimbang (a, b, .....). Konsentrasi produk dan reaktan pada saat
setimbang harus dinyatakan dalam molaritas (M) yang ditandai dengan tanda kurung
[....].

226
Harga tetapan kesetimbangan, Kc, tergantung pada reaksi dan temperatur. Meskipun demikian,
untuk suatu reaksi kesetimbangan, berapapun konsentrasi awal dari reaktan/produk, akan
menghasilkan harga tetapan kesetimbangan yang sama. Dengan kata lain dapat dikatakan
bahwa untuk suatu reaksi kesetimbangan, harga tetapan kesetimbangan adalah tetap atau tidak
berubah. Apabila ketiga percobaan pada Tabel 11.1 dihitung harga tetapan kesetimbangannya,
akan dihasilkan harga Kc yang relatif sama seperti berikut
[CH3OH] 0,009
Percobaan 1 : K c = 2
= = 15
[CO][H2 ] (0,091)(0,082) 2

[CH 3OH] 0,0247


Percobaan 2 : K c = 2
= = 14,4
[CO][H 2 ] (0,0753)(0,151) 2

[CH3OH] 0,062
Percobaan 3 : K c = 2
= = 14,5
[CO][H2 ] (0,138)(0,176) 2

Contoh 11-1
Diketahui reaksi kesetimbangan:
CO(g) + 2 H2(g) ⇄ CH3OH(g)

Pada saat setimbang konsentrasi [CO] = 1,03 M dan [CH3OH] = 1,56 M. Apabila tetapan
kesetimbangan Kc adalah 14,5 , hitung konsentrasi H2 pada saat setimbang.
[CH 3OH] 1,56
Kc = 2
= = 14,5
[CO 2 ][H 2 ] (1,03)[H 2 ]2

1,56
[ H 2 ]2 = = 0,104 à [H 2 ] = 0,104 = 0,322 M
1,03 x 14,5

Latihan 11-1
Diketahui reaksi kesetimbangan sebagai berikut: A + B ⇄ 2 C
Pada saat setimbang konsentrasi [A] = 0,47 M , [B] = 0,55 M , dan [C] = 0,36 M. Hitung Kc
untuk reaksi ini.

227
11-3 Hubungan Penting dalam Tetapan Kesetimbangan
Ada tujuh hal penting yang terkait dengan tetapan kesetimbangan yang bermanfaat dalam
memahami konsep kesetimbangan.

Kaitan Kc dengan Persamaan Reaksi Setimbang.


1. Tulis harga Kc dengan benar sesuai dengan persamaan reaksinya yang sudah setimbang.
2. Kalau reaksi dibalik, harga Kc menjadi kebalikannya ( 1
Kc
).

3. Kalau masing-masing koefisien reaksi pada persamaan yang sudah setimbang dikalikan
dengan faktor yang sama (2, 3, .....), maka harga Kc harus dipangkatkan dengan faktor
yang terkait (2, 3, ....).
4. Kalau masing-masing koefisien reaksi pada persamaan yang sudah setimbang dibagi
dengan faktor yang sama (2, 3, ...), maka harga Kc harus diakarkan dengan faktor yang
terkait (akar pangkat 2, akar pangkat 3,....).

Untuk sintesis CH3OH(g) dari CO(g) dan H2(g), kalau bentuk persamaan kesetimbangan adalah
CO(g) + 2 H2(g) ⇄ CH3OH(g)
[CH 3OH]
maka, tetapan kesetimbangan harus dituliskan sebagai Kc =
[CO 2 ][H 2 ]2
Sebaliknya, kalau lebih memilih menuliskan persamaan berdasarkan reaksi penguraiannya,
artinya reaksi dibalik menjadi
CH3OH(g) à CO(g) + 2 H2(g)

maka, tetapan kesetimbangan reaksi kebalikannya adalah


[CO][H 2 ]2 1 1 1
Kc ' = = = = = 0,069
[CH3OH] ( [CH3OH] ) K c 14,5
[CO][H 2 ]2

Misalkan untuk keperluan tertentu persamaan didasarkan pada dua mol CH3OH(g) dimana
seluruh koefisien reaksi dikalikan dengan 2
2 CO(g) + 4 H2(g) ⇄ 2 CH3OH(g)

[CH3OH]2 [CH3OH)2 2
Maka K c " = = ( ) = (K c ) 2 = (14,5)2 = 210
[CO 2 ]2 [H 2 ]4 [CO][H 2 ]2

228
Contoh 11-2
Diketahui reaksi kesetimbangan sebagai berikut
N2(g) + 3 H2(g) ⇄ 2 NH3(g) Kc = 3,6 x 108

Hitung harga Kc untuk reaksi


NH3(g) ⇄ 1
2
N2(g) + 3
2
H2(g) Kc = ?

Kalau dibandingkan dengan persamaan reaksi awal, persamaan reaksi kedua adalah persamaan
reaksi awal yang dibalik dan dibagi dengan dua. Karena dibalik maka tetapan kesetimbangan
menjadi 1
Kc
.

2 NH3(g) ⇄ N2(g) + 3 H2(g) Kc ’ = ?

1 1
Kc ' = = 8
= 2,8 x 10- 9
K c 3,6 x 10

Kemudian reaksi dibagi dengan koefisien 2, maka tetapan kesetimbangan adalah akar 2 dari
tetapan kesetimbangan Kc’
NH3(g) ⇄ 1
2
N2(g) + 3
2
H2(g) Kc ” = ?

K c " = K c ' = 2,8 x 10-9 = 5,3 x 10-5

Latihan 11-2
Diketahui reaksi kesetimbangan:
SO2(g) + 1
2
O2(g) ⇄ SO3(g) Kc = 56

Hitung Kc untuk reaksi kesetimbangan:


2 SO3(g) ⇄ 2 SO2(g) + O2(g)

Gabungan Tetapan Kesetimbangan


5. Kalau persamaan reaksi yang setimbang ditambahkan, maka harga Kc dari persamaan
reaksi hasil penjumlahan merupakan hasil kali dari harga Kc masing-masing persamaan
reaksi awal.

229
Nitrogen dan oksigen dapat digabung membentuk NO(g) atau N2O(g).
(a) N2(g) + O2(g) ⇄ 2 NO(g) Kc (a) = 4,1 x 10–31
(b) N2(g) + 1
2
O2(g) ⇄ N2O(g) Kc (b) = 2,4 x 10–18

Selain itu, N2O(g) dapat bereaksi dengan oksigen membentuk NO(g).


(c) N2O(g) + 1
2
O2(g) ⇄ 2 NO(g) Kc (c) = ?

Pernyataan c dapat dicapai melalui gabungan yang sesuai dari persamaan a dan b. Untuk itu,
persamaan b harus dibalik, dan kemudian mengambil akar dari hasil Kc nya.
(a) N2(g) + O2(g) ⇄ 2 NO(g) Kc (a) = 4,1 x 10–31
(b) N2O(g) ⇄ N2(g) + 1 O2(g) 1
2
K c (b) = = 4,2 x 1017
2,4 x 10-18 +
N2O(g) + 1
2
O2(g) ⇄ 2 NO(g) Kc = ?

Tetapan kesetimbangan untuk reaksi (c) adalah


[NO]2 [NO]2 [N 2 ][O2 ]1/2
K c (c) = 1/2
= x = K c (a) x K c (b) = (4,1x10- 31 )(4,2x1017 ) = 1,7x10-13
[N 2O][O2 ] [N 2 ][O2 ] [N 2O]

Latihan 11-3
Diketahui dua persamaan reaksi kesetimbangan sebagai berikut:
(a) 2 NO(g) ⇄ N2(g) + O2(g) Kc (a) = 2,4 x 1030
(b) NO(g) + 1
2
Br2(g) ⇄ NOBr(g) Kc (b) = 1,4

Tentukan harga Kc untuk reaksi:


1
2
N2(g) + 1
2
O2(g) + 1
2
Br2(g) ⇄ NOBr(g)

Kesetimbangan yang Melibatkan Gas: Tetapan Kesetimbangan Kp


6. Untuk reaksi dimana semua senyawa dalam bentuk gas, tetapan kesetimbangan dapat
dinyatakan dalam tekanan partial gas reaktan dan produk, dan disebut tetapan
kesetimbangan tekanan partial, Kp.

230
Untuk memperoleh bentuk alternatif dari tetapan kesetimbangan ini, dapat dilihat pada
pembentukan SO3(g), tahap kunci pada pembuatan asam sulfat.
2 SO2(g) + O2(g) ⇄ 2 SO3(g)

[SO3 ]2
Kc = 2
= 2,8 x 102 (pada 1000 K)
[SO 2 ] [O2 ]
Dengan menggunakan hukum gas ideal, PV = nRT, maka:
n SO3 PSO3 n SO2 PSO2 n O2 PO2
[SO3 ] = = , [SO 2 ] = = , [O 2 ] = =
V RT V RT V RT
P
Apabila persamaan diganti dengan konsentrasi dalam Kc, maka
RT
PSO3
( )
RT (PSO3 ) 2
Kc = = x RT
PSO2 2 PO2 (P ) 2
(P )
( ) ( ) SO2 O2
RT RT
(PSO3 ) 2
Rasio tekanan parsial adalah tetapan kesetimbangan, Kp.
(PSO2 ) 2 (PO2 )

Hubungan antara Kp dan Kc untuk reaksi adalah


Kc
Kc = Kp RT dan Kp = = K c (RT) -1
RT
Untuk reaksi umum:
aA + bB ⇄ gG + hH + ....... maka K p = K c (RT) Δn gas

Dimana ∆ngas adalah selisih jumlah koefisien stoikiometri antara gas produk dan gas
reaktan, jadi ∆ngas pada reaksi umum di atas adalah sama dengan (g + h + ....) – (a + b + ....).
Pada reaksi pembentukn gas SO3, ∆ngas = 2 – (2 + 1) = – 1. Meskipun tidak ada unit untuk
harga tetapan kesetimbangan, perlu digunakan unit satuan yang benar dalam pernyataan
tetapan kesetimbangan. Untuk Kc digunakan molaritas, dan untuk Kp digunakan atm. Pilihan
ini kemudian memerlukan penggunaan harga R = 0,082 L atm mol–1 K–1 dalam persamaan.

Contoh 11-3
Hitung harga Kp untuk reaksi ini pada 1000 K.
2 SO2(g) + O2(g) ⇄ 2 SO3(g) Kc = 2,8 x 102

231
2,8 x 102
K p = K c (RT) -1 = 2,8 x 102 x (0,082 x 1000) -1 = = 3,4
(0,082 x 1000)

Latihan 11-4
1. Hitung Kp untuk reaksi kesetimbangan
2 N2O(g) + O2(g) ⇄ 4 NO(g) Kc = 2,9 x 10–26 pada 745 K

2. Hitung Kp untuk reaksi kesetimbangan:


H2(g) + I2 (g) ⇄ 2 HI(g) Kc = 50,2 pada 445 K

Kesetimbangan yang Melibatkan Cairan dan Padatan Murni (Reaksi Heterogen).


7. Jangan mengikutsertakan padatan murni dan cairan murni dalam tetapan
kesetimbangan.

Tetapan kesetimbangan hanya untuk senyawa yang konsentrasinya dapat divariasi selama
reaksi berlangsung. Karena komposisi cairan dan padatan murni tidak dapat divariasi,
meskipun ikut berpartisipasi selama reaksi, maka cairan murni dan padatan murni tidak
dinyatakan dalam tetapan kesetimbangan. Contoh-contoh yang diberikan sebelumnya
adalah reaksi-reaksi dengan fasa tunggal, yang disebut reaksi homogen, dan tetapan
kesetimbangan dinyatakan untuk setiap reaktan dan produk. Reaksi heterogen adalah reaksi
dimana senyawa yang bereaksi berada dalam lebih dari satu fasa.
C(p) + H2O(g) ⇄ CO(g) + H2(g)

Untuk menghitung tetapan kesetimbangan reaksi di atas, hanya digunakan reaktan dan produk
yang dalam fasa gas, yaitu H2O(g), CO(g), dan H2(g).
[CO][H 2 ]
Kc = , senyawa yang dalam fasa padat tidak diikutsertakan dalam Kc.
[H 2O]
Penguraian kalsium karbonat (batu kapur) adalah contoh lain dari reaksi heterogen, tetapan
kesetimbangan hanya terdiri atas senyawa tunggal.
CaCO3(p) + CaO(p) ⇄ CaO(p) + CO2(g) maka Kc = [CO2]

232
Untuk reaksi di atas dapat dituliskan Kp dengan ∆ngas = 1.
Kp = Pco2 dan Kp = Kc(RT)
Tekanan kesetimbangan CO2(g) yang bersentuhan dengan CaCO3(p) dan CaO(p) adalah tetap,
sama dengan pada Kp, dan harganya tidak tergantung dari jumlah CaCO3 dan CaO (selama
kedua padatan ada). Hal yang sama untuk kesetimbangan cair – uap untuk air.
H2O(c) ⇄ H2O(g) Kc = [HO2(g)] dan Kp = PH2O dan Kp = Kc(RT)

Jadi, kesetimbangan tekanan uap secara sederhana adalah harga Kp, dan seperti yang telah
dilihat sebelumnya, harga ini tidak tergantung pada jumlah cairan dalam kesetimbangan.

Contoh 11-4
Hitung harga Kp untuk reaksi:
H2S(g) + I2(p) ⇄ 2 HI(g) + S(p) Pada 60°C

Diketahui: PHI = 3,65 x 10–3 atm dan PH2S = 9,96 x 10–1 atm
Ingat bahwa padatan murni tidak muncul dalam tetapan kesetimbangan.
-3 2
(PHI ) 2 (3,65 x 10 )
Kp = = -1
= 1,34 x 10- 5
PH2S (9,96 x 10 )

11-4 Besaran Berarti dari Tetapan Kesetimbangan


Secara prinsip setiap reaksi kimia mempunyai tetapan kesetimbangan, akan tetapi tidak perlu
digunakan pada setiap kasus. Tabel 11-2 memuat daftar beberapa tetapan kesetimbangan,
diantaranya sintesis H2O dari unsur-unsurnya, yang dapat dilihat pada Tabel 11-2 paling atas.

Tabel 11-2
Beberapa Reaksi Kesetimbangan.

Reaksi Tetapan Kesetimbangan, Kp


2 H2(g) + O2(g) ⇄ 2 H2O(c) 1,4 x 1083 pada 298 K
N2(g) + O2(g) ⇄ 2 NO(g) 5,3 x 10–31 pada 298 K
1,3 x 10–4 pada 1800 K
2 NO(g) + O2(g) ⇄ 2 NO2(g) 1,6 x 1012 pada 298 K
2 SO2(g) + O2(g) ⇄ 2 SO3(g) 3,4 pada 1000 K
C(p) + H2O(g) ⇄ CO(g) + H2(g) 1,6 x 10–21 pada 298 K
10 pada 1100 K

233
Pada Bab 4 diasumsikan bahwa reaksi sintesis H2O dari unsur-unsurnya berjalan sempurna,
yaitu bahwa hanya berjalan ke arah kanan. Kalau reaksi berjalan sempurna, paling tidak satu
reaktan habis digunakan dan penyebut pada tetapan kesetimbangan mendekati harga nol, dan
membuat harga tetapan kesetimbangan sangat besar. Dengan kata lain, nilai Kc atau Kp yang
sangat besar menunjukkan bahwa reaksi ke kanan (pembentukan) merupakan reaksi
sempurna atau hampir sempurna.

Karena harga Kp untuk reaksi sintesis H2O sangat besar yaitu 1,4 x 1083, maka reaksi tersebut
dapat dikatakan berjalan sempurna pada 298 K. Reaksi lain yang telah dipelajari sebelumnya
adalah sintesis NO(g) dari N2(g) dan O2(g). Dari Tabel 11-2 dapat dilihat harga Kc (atau Kp) dari
reaksi tersebut sangat kecil pada 298 K (yaitu hanya 5,3 x 10–31). Karena harga tetapan
kesetimbangan sangat kecil, maka pembilang harus sangat kecil (mendekati nol). Harga Kc
atau Kp yang sangat kecil menunjukkan bahwa reaksi ke kanan (pembentukan) tidak
terjadi.

Pada 1800 K harga Kp untuk sintesis NO(g) dari unsur-unsurnya adalah 1,4 x 10–4, yang sangat
lebih besar dari Kp pada 298 K, dan ini adalah alasan mengapa NO(g) dihasilkan pada proses
pembakaran dengan temperatur tinggi, seperti pada mesin kendaraan bermotor. Kalau NO(g)
bertemu dengan O2(g) pada 298 K maka akan dirubah menjadi NO2(g) yang berjalan hampir
sempurna (Kp = 1,6 x 1012). Perubahan SO2(g) dan O2(g) menjadi SO3(g) pada 1000 K mempunyai
harga tetapan kesetimbangan yang tidak terlalu besar akan tetapi tidak terlalu kecil juga. Reaksi
ke kedua arah (reaksi ke kanan dan reaksi sebaliknya) menjadi penting dan diharapkan terdapat
jumlah yang cukup berarti baik untuk reaktan maupun produk pada saat kesetimbangan.
Keadaan yang sama juga terjadi pada reaksi C(p) dan H2O(g) menjadi CO(g) dan H2(g) pada 1100
K. Akan tetapi, pada 298 K tidak diharapkan terjadi reaksi ke kanan yang cukup berarti (Kp =
1,6 x 10–21). Dari kedua pernyataan ini dapat diambil kesimpulan, bahwa reaksi akan mencapai
kesetimbangan dimana baik reaktan maupun produk ada dalam reaksi (dan dimana tetapan
kesetimbangan harus digunakan), kalau nilai Kc atau Kp tidak terlalu besar dan tidak
terlalu kecil.

234
11-5 Hasil Pembagian (Q): Meramalkan Arah Reaksi
Reaksi pembuatan CH3OH dari CO dan H2 adalah:
CO(g) + 2 H2(g) ⇄ CH3OH(g) Kc = 14,5

Pada percobaan 1 (Tabel 11-1) reaksi dimulai dengan sejumlah CO dan H2, dan terbentuk
sejumlah CH3OH. Hanya dalam keadaan seperti inilah kesetimbangan dapat dicapai, yaitu
semua reagen (reaktan dan produk) ada selama reaksi. Karena mula-mula tidak ada produk,
kemudian ada produk sebagai hasil reaksi dari reaktan, maka dapat dikatakan bahwa arah reaksi
adalah ke kanan. Pada percobaan 2 (Tabel 11-1), reaksi dimulai dengan produk, CH3OH,
kemudian produk terurai menjadi CO dan H2, maka arah reaksi adalah ke arah kebalikannya
yaitu ke kiri. Pada percobaan 3 (Tabel 11-1), reaksi dimulai dengan semua reagen yang terlibat
dalam reaksi, CO, H2, dan CH3OH. Pada percobaan ini diperlukan pemahaman lain untuk
menentukan arah dari reaksi supaya terjadi kesetimbangan. Supaya dapat meramalkan kemana
arah perubahan total yang diperlukan untuk menetapkan kesetimbangan, ada dua alasan
penting.
• Ada waktu dimana perhitungan kesetimbangan secara rinci tidak diperlukan, dan ramalan
kualitatif tentang perubahan yang terjadi dalam menetapkan kesetimbangan saja sudah
cukup.
• Untuk perhitungan kesetimbangan tertentu perlu ditetapkan kemana arah perubahan total
harus terjadi untuk menetapkan kesetimbangan.

Hasil Bagi Reaksi. Pada setiap titik pada reaksi dapat diformulasikan rasio konsentrasi seperti
pada tetapan kesetimbangan. Rasio ini disebut hasil bagi reaksi, yang biasanya diberi simbol
Q. Untuk reaksi hipotetis umum
aA + bB ⇄ gG + hH + .......

[G]g [H]h ....


maka hasil bagi reaksi adalah Q =
[A]a [B]b ....
Kalau reaksi pada keadaan kesetimbangan, maka Q = Kc. Selain itu, tergantung pada
hubungan antara Q dan Kc, reaksi dapat berjalan ke arah kanan atau ke arah kebalikannya (ke
arah kiri). Hubungan antara Q dan Kc dapat merujuk lagi kepada tiga percobaan di atas. Pada
percobaan 1 (Tabel 11-1), konsentrasi mula-mula (awal) dari CO dan H2 adalah 1 mol/10 L.
Pada awalnya tidak ada CH3OH. Pada kasus ini hasil bagi reaksi Q1 adalah

235
[CH3OH]awal 0
Q1 = 2
= 1 1 2 =0
[CO]awal[H 2 ] awal ( 10 )( 10 )

Sudah ditetapkan bahwa perubahan total terjadi ke arah kanan. Karena perubahan total terjadi
ke arah kanan, maka pembilang pada pernyataan di atas bertambah, penyebut berkurang, harga
Q bertambah dan lama kelamaan Q = Kc.
Reaksi total berjalan dari kiri ke kanan kalau Q < Kc.

Pada percobaan 2 (Tabel 11-1), konsentrasi mula-mula (awal) dari CH3OH adalah 1 mol/10 L.
Pada awalnya tidak ada CO dan H2. Harga Q2 adalah
1
[CH3OH]awal
Q2 = = 10

[CO]awal[H 2 ]2 awal (0)(0) 2

Sudah ditetapkan bahwa perubahan total terjadi ke arah kebalikannya (ke arah kiri). Karena
perubahan total terjadi ke arah kebalikannya, maka pembilang berkurang, penyebut bertambah,
harga Q berkurang dan lama kelamaan Q = Kc.
Reaksi total berjalan dari kanan ke kiri (ke arah kebalikan) kalau Q > Kc.

Sekarang lihat ke kasus dimana kriteria baru untuk arah perubahan total benar-benar
diperlukan. Pada percobaan 3 (Tabel 11-1), konsentrasi mula-mula (awal) dari ketiga spesies
masing-masing adalah 1 mol/10 L. Harga Q3 adalah
1
[CH3OH]awal
Q3 = = 10
= 100
[CO]awal[H 2 ]2 awal ( 101 )( 101 ) 2

Karena Q > Kc (100 dibandingkan dengan 14,5), maka reaksi total Percobaan 3 harus terjadi
ke arah kebalikan (ke kiri). Jumlah CO dan H2 pada kesetimbangan lebih besar dari jumlah
CO dan H2 awal sedangkan jumlah CH3OH pada kesetimbangan lebih kecil dari jumlah
CH3OH awal. Kriteria untuk meramalkan arah perubahan kimia total pada reaksi kebalikan
dapat dilihat pada Gambar 11-1.

236
Gambar 11-1
Meramalkan arah perubahan dalam reaksi kebalikan. Lima kemungkinan untuk
hubungan antara keadaan awal dengan keadaan setimbang.

(a) (b) (c) (d) (e)


Kondisi awal reaktan “kiri” “kanan” produk
kesetimbangan
murni kesetimbangan kesetimbangan murni

Hasil bagi =0 < Kc = Kc > Kc =~


reaksi, Q

Arah reaksi
ke kanan ke kiri

Contoh 11-5
1 mol CO(g), 1 mol H2O(g), 2 mol CO2(g), dan 2 mol H2(g) direaksikan pada temperatur 1100 K.
Tentukan arah reaksinya.
CO(g) + H2O(g) ⇄ CO2(g) + H2(g) Kc = 1

Pada dasarnya perlu ditentukan kemana arah perubahan terjadi. Artinya harus dievaluasi Q.
Masukkan harga konsentrasi ke persamaan Q, asumsikan volume adalah V, asumsi ini tidak
berarti karena nantinya volume akan hilang.
[CO 2 ]awal[H 2 ] ( 2 )( 2 )
Q= = V1 V1 = 4
[CO]awal[H 2O]awal ( V )( V )
4 > 1 à Q > Kc à reaksi total ke arah kiri. Ketika kesetimbangan tercapai, jumlah CO dan
H2O akan menjadi lebih besar, sedangkan jumlah CO2 dan H2 akan berkurang.

Latihan 11-5
4 mol CO(g), 2 mol H2O(g), 3 mol CO2(g), dan 2 mol H2(g) direaksikan pada temperatur 1100 K.
Tentukan arah reaksinya.
CO(g) + H2O(g) ⇄ CO2(g) + H2(g) Kc = 1

237
11-6 Prinsip Le Châtelier
Ada kalanya diperlukan pernyataan kualitatif tentang reaksi reversibel, apakah reaksi total ke
arah kanan atau ke arah kiri, atau apakah jumlah senyawa akan bertambah atau berkurang
ketika tercapai kesetimbangan, dan lain-lain. Kadang-kadang, terjadi kondisi dimana tidak
cukup data untuk melakukan perhitungan kuantitatif. Pada kasus seperti itu, dapat digunakan
pernyataan yang dibuat oleh Henri Le Châtelier (1884). Le Châtelier mengatakan bahwa:
apabila pada suatu sistem kesetimbangan dilakukan gangguan dalam bentuk perubahan
temperatur, tekanan, atau konsentrasi spesies yang terlibat dalam reaksi, maka sistem
akan bereaksi sedemikian rupa, yang akan sedikit mengganggu kesetimbangan, dalam
rangka mencapai kesetimbangan yang baru. Bentuk reaksi akibat gangguan dalam bentuk
perubahan temperatur, tekanan, atau konsentrasi pada kesetimbangan ini dapat berupa
pergeseran kondisi kesetimbangan ’ke kanan’ atau pergeseran kondisi kesetimbangan ’ke kiri’.
Secara umum tidak sulit meramalkan perubahan ini.

Efek terhadap perubahan jumlah reaktan yang terlibat dalam reaksi


2 SO2(g) + O2(g) ⇄ 2 SO3(g) Kc = 2,8 x 102 pada 1000 K

Kalau dimulai dengan berbagai jumlah SO2, O2, dan SO3 seperti pada Gambar 7-2 di bawah
ini. Kemudian dilakukan gangguan pada campuran kesetimbangan di atas dalam bentuk
penambahan 1 mol SO3. Bagaimana jumlah reaktan yang terlibat dalam reaksi akan berubah
untuk mencapai kondisi kesetimbangan yang baru? Salah satu pendekatan adalah dengan
mengevaluasi ratio reaksi (Q) segera setelah penambahan SO3.

238
Gambar 11-2
Perubahan Keadaan Kesetimbangan dengan Meningkatkan Jumlah Salah Satu Reagen.

2 SO2(g) + O2(g) ⇄ 2 SO3(g) Kc = 2,8 x 102 pada 1000 K

(a) Keadaan kesetimbangan awal.


(b) Gangguan dengan penambahan 1 mol SO3.
(c) Keadaan kesetimbangan baru

Perhatikan bahwa jumlah SO3 pada kesetimbangan yang baru (c), 1,46 mol, lebih besar dari pada
kesetimbangan awal, 0,68 mol, akan tetapi tidak sebesar segera sesudah penambahan 1 mol SO3 pada (b),
1,68 mol.

Kesetimbangan mula-mula Kesetimbangan setelah ada gangguan


[SO3 ]2 [SO3 ]2
Q= = Kc Q= > Kc
[SO 2 ]2 [O2 ] [SO 2 ]2 [O 2 ]

Penambahan SO3, berapapun jumlahnya, kedalam campuran kesetimbangan dengan volume


tetap, akan membuat Q menjadi lebih besar dari Kc. Reaksi total pasti terjadi ke arah yang
mengurangi [SO3], yaitu ke kiri, ke arah sebaliknya. Jumlah setiap reagen pada keadaan
kesetimbangan yang baru dapat dihitung seperti contoh di bawah. Pendekatan kualitatif
alternatif adalah berdasarkan prinsip Le Châtelier. Kalau sistem diganggu dengan
meningkatkan konsentrasi satu reaktan yang terlibat dalam reaksi, maka pasti dengan memilih
reaksi dimana spesies dikonsumsi. Disini artinya reaksi sebaliknya, konversi beberapa SO3
yang ditambahkan menjadi SO2 dan O2. Pada kesetimbangan yang baru akan ada jumlah yang
lebih besar dari semua senyawa dibandingkan pada kesetimbangan awal, meskipun, seperti
telah dijelaskan pada Gambar 11-2, penambahan sejumlah SO3 akan lebih kecil dari pada 1
mol yang ditambahkan.

239
Contoh 11-6
Ramalkan efek dari penambahan H2(g) kedalam campuran kesetimbangan N2, H2, dan NH3,
pada volume tetap.
N2(g) + H2(g) ⇄ 2 NH3(g)

Penambahan H2(g) akan mendorong pergeseran kesetimbangan ‘ke kanan’. Akan tetapi, hanya
H2(g) yang ditambahkan saja yang dikonsumsi pada reaksi ini. Ketika terjadi kesetimbangan
baru, H2 akan lebih besar dari awal. Jumlah NH3 juga lebih besar, akan tetapi jumlah N2 lebih
kecil dibandingkan pada awal reaksi. Sejumlah N2 awal pasti dikonsumsi pada saat merubah
H2 tambahan menjadi NH3.

Contoh 11-7
Pada tetapan kesetimbangan reaksi penguraian batu kapur, ramalkan efek dari:
CaCO3(p) ⇄ CaO(p) + CO2(g)

a. Penambahan sedikit CaCO3(p).


b. Pengurangan sejumlah CO2(g).

a. Penambahan dan pengurangan senyawa akan memberikan efek pada kondisi


kesetimbangan hanya apabila penambahan atau pengurangan ini menghasilkan perubahan
konsentrasi seperti dinyatakan dalam tetapan kesetimbangan. Telah dipelajari bahwa cairan
dan padatan murni tidak dihitung, atau dengan kata lain tidak diikutsertakan dalam
penulisan tetapan kesetimbangan. Penambahan sedikit CaCO3(p) tidak mempengaruhi
volume reaksi, dan konsentrasi CaCO3(p) tidak digunakan dalam persamaan tetapan reaksi
Kc. Dengan demikian maka penambahan CaCO3(p) tidak memberikan efek apapun terhadap
kondisi kesetimbangan.
b. Menghilangkan sejumlah CO2(g) memberikan efek pengurangan konsentrasinya. CaCO3(p)
yang ditambahkan akan terurai menggantikan CO2(g) yang diambil dalam rangka
mengembalikan kesetimbangan. Kalau CO2(g) diambil secara terus menerus, kesetimbangan
tidak akan pernah terbentuk dan reaksi akan sempurna.

240
Efek terhadap perubahan tekanan. Masih menggunakan persamaan kesetimbangan
2 SO2(g) + O2(g) ⇄ 2 SO3(g) Kc = 2,8 x 102 pada 1000 K

Gambar 11-3
Efek Perubahan Tekanan pada Keadaan Setimbang untuk Reaksi

2 SO2(g) + O2(g) ⇄ 2 SO3(g)

Peningkatan tekanan memaksa pergeseran keadaan setimbang ‘ke kanan’.

Kesetimbangan campuran seperti Gambar 11-3 (a) mempunyai volum yang diperkecil sampai
sepersepuluh dari volume awal dengan meningkatkan tekanan. Sekali lagi, penyesuaian dari
jumlah kesetimbangan harus terjadi sesuai dengan tetapan kesetimbangan Kc.

[SO3 ]2 (n SO3 /V) 2 (n SO3 ) 2


Kc = = = x V = 2,8 x 102
[SO 2 ]2 [O 2 ] (n SO2 /V) 2 (n O2 /V) (n SO2 ) 2 (n O2 )

(n SO3 ) 2
Kalau volume dikurangi dengan faktor 10, maka rasio harus ditingkatkan dengan
(n SO2 ) 2 (n O2 )
faktor 10 juga. Jumlah SO3 harus bertambah, dan jumlah SO2 dan O2 harus berkurang.
Kesetimbangan baru dapat dilihat pada Gambar 11-3 (b). Sistem kesetimbangan bereaksi
terhadap peningkatan tekanan dengan mengecil menjadi volume yang lebih kecil. Pada
persamaan reaksi di atas, 3 mol gas-gas di sebelah kiri menghasilkan 2 mol gas-gas di sebelah
kanan. Produk reaksi, SO3, menempati volume yang lebih kecil dibandingkan dengan reaktan
pembentuknya. Jadi, penambahan tekanan menghasilkan tambahan SO3. Apabila tekanan
pada kesetimbangan campuran yang melibatkan gas ditingkatkan, maka reaksi total
akan bergeser ke arah dimana jumlah mol dari gas-gas lebih kecil. Apabila tekanan
dikurangi, reaksi total akan bergeser ke arah dimana jumlah mol gas lebih besar. Efek

241
tekanan pada pada kondisi kesetimbangan tidak dibatasi pada reaksi yang melibatkan gas, akan
tetapi karena gas jauh lebih dapat ditekan dibandingkan cairan atau padatan, maka efek akan
lebih besar terhadap gas.

Efek terhadap penambahan gas inert. Karena gas inert, misal helium, tidak berpartisipasi
dalam reaksi, maka tidak dapat diharapkan bahwa gas inert akan mempengaruhi kondisi
kesetimbangan. Akan tetapi sebetulnya, apakah gas inert mempengaruhi kesetimbangan atau
tidak tergantung pada keadaan ketika gas inert ditambahkan. Kalau gas ditambahkan,
sementara volume dipertahankan tetap, maka tekanan gas total meningkat, akan tetapi
konsentrasi (atau tekanan partial) dari semua reaktan akan tetap. Apabila gas inert
ditambahkan pada sistem dengan volume tetap, maka gas inert tidak mempunyai
pengaruh pada kondisi kesetimbangan. Sebaliknya, kalau gas inert ditambahkan pada
campuran kesetimbangan, sementara tekanan dipertahankan tetap, volume reaksi akan
bertambah, dan kondisi kesetimbangan akan bergeser ke sisi reaksi dimana jumlah mol gas
lebih besar. Dengan kata lain, kalau ditambahkan pada sistem dengan tekanan tetap, gas
inert mempunyai efek yang sama pada kondisi kesetimbangan seperti pada peningkatan
volume sistem. Sebagai ringkasan, gas inert mempengaruhi kondisi kesetimbangan hanya
apabila gas inert menyebabkan perubahan konsentrasi (atau tekanan partial) dari reaktan
dan produk.

Efek terhadap perubahan temperatur. Perubahan temperatur campuran kesetimbangan


dapat berupa penambahan panas (temperatur dinaikkan) atau pengurangan panas (temperatur
diturunkan). Menurut prinsip Le Châtelier, pada penambahan panas reaksi akan cenderung
kepada reaksi yang menyerap panas (endotermis) dan pada pengurangan panas reaksi akan
cenderung kepada reaksi yang melepas panas (eksotermis). Pada reaksi endotermis, sistem
cenderung mengakomodasi energi panas untuk memasuki sistem dengan menyerap panas.
Sedangkan pada reaksi eksotermis, sistem cenderung menggantikan kehilangan energi panas
oleh sistem dengan melepas panas.

Menaikkan temperatur suatu kesetimbangan campuran menyebabkan kondisi kesetimbangan


bergeser ke arah reaksi endotermis. Menurunkan temperatur menyebabkan kondisi
kesetimbangan bergeser ke arah reaksi eksotermis. Atau, nilai tetapan Kc atau Kp bertambah
dengan naiknya temperatur untuk reaksi endotermis dan berkurang dengan turunnya
temperatur untuk reaksi eksotermis.

242
Contoh 11-8
Perubahan SO2(g) menjadi SO3(g) lebih disukai pada temperatur tinggi atau rendah
2 SO2(g) + O2(g) ⇄ 2 SO3(g) ΔH° = – 180 kJ

Menaikkan temperatur akan cenderung kepada reaksi endotermis, yang merupakan reaksi
kebalikan dari reaksi kesetimbangan diatas. Supaya reaksi yang terjadi adalah eksotermis,
maka temperatur perlu diturunkan. Oleh karena itu, campuran kesetimbangan akan
menyebabkan peningkatan konsentrasi SO3 pada temperatur yang lebih rendah. Jadi,
perubahan SO2(g) menjadi SO3(g) lebih disukai pada temperatur rendah.

Efek katalis pada kesetimbangan. Apabila katalis ditambahkan pada campuran reaksi, maka
katalis akan meningkatkan kecepatan reaksi termasuk reaksi kebalikannya. Kesetimbangan
akan tercapai dengan lebih cepat, akan tetapi jumlah reagen tidak berubah dengan
penambahan katalis. Masih menggunakan reaksi:
2 SO2(g) + O2(g) ⇄ 2 SO3(g) Kc = 2,8 x 102 pada 1000 K

Untuk suatu kondisi reaksi, jumlah kesetimbangan untuk SO2, O2, dan SO3 mempunyai harga
yang tertentu. Hal ini berlaku untuk reaksi homogen lambat, reaksi dengan katalis pada fasa
gas, atau reaksi heterogen pada permukaan katalis. Atau dengan kata lain, katalis tidak merubah
harga tetapan kesetimbangan. Jadi ada dua pernyataan tentang katalis
• Fungsi katalis adalah merubah mekanisme reaksi dari spesies yang memiliki energi
aktivasi.
• Katalis tidak punya efek pada kondisi kesetimbangan dan reaksi kebalikannya.

Dari dua pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa kondisi kesetimbangan tidak tergantung
pada mekanisme reaksi. Meskipun reaksi kesetimbangan dan reaksi kebalikannya berlangsung
pada kecepatan yang sama, kinetika reaksi kimia tidak perlu diperhitungkan dalam konsep
kesetimbangan.

Latihan 11-6
Proses Deacon digunakan untuk membuat gas klorin dari hidrogen klorida, terutama pada
keadaan dimana sejumlah besar hasil samping tersedia dari proses kimia lainnya.
4 HCl(g) + O2(g) ⇄ 2 H2O(g) + 2 Cl2(g)

243
Campuran HCl, O2, H2O, dan Cl2 dibiarkan mencapai kesetimbangan pada 400°C. Ramalkan
efek pada kesetimbangan jumlah Cl2(g) apabila:
a. Ditambahkan O2(g) pada volume tetap.
b. HCl(g) dikurangi pada volume tetap.
c. Campuran dipindahkan ke dalam tabung dengan volume yang dua kali volume tabung
semula.
d. Pada campuran reaksi ditambahkan katalis.
e. Temperatur dinaikkan menjadi 500°C.

11-7 Perhitungan Dalam Kesetimbangan


Pada Bab ini dipelajari bahwa meskipun banyak reaksi kimia berjalan secara sempurna, akan
tetapi ada banyak juga yang tidak berjalan sempurna, yaitu reaksi yang reversible (bolak balik)
yang mencapai kondisi kesetimbangan. Juga sudah ditetapkan bahwa perubahan yang terjadi
dalam reaksi reversible tidak dapat ditangani dengan prinsip stoikiometri saja, diperlukan juga
tetapan kesetimbangan. Hal ini menyatakan bahwa perhitungan yang menyangkut tetapan
kesetimbangan merupakan sesuatu yang penting. Pemahaman tentang penyelesaian
perhitungan dalam reaksi kesetimbangan akan dilakukan dengan beberapa contoh soal.

1. Dalam menggunakan tetapan kesetimbangan, Kc , harus dipastikan bahwa unit satuan


konsentrasi yang digunakan adalah mol/L (M), bukan mol atau gram. Akan sangat berguna
menyusun dan menandai semua data kesetimbangan dalam suatu tabel.

Contoh 11-9
Dinitrogen tetrasulfida, N2O4, adalah komponen penting dari bahan bakar roket. Pada
reaksi N2O4(g) ⇄ 2 NO2(g), kesetimbangan tercapai pada 25°C. Pada saat setimbang terdapat
7,64 g N2O4 dan 1,56 g NO2. Jika volume adalah 3 L, hitung Kc untuk reaksi kesetimbangan
ini (Mr: N2O4 = 92 , NO2 = 46).

Pertama, tuliskan persamaan untuk Kc dengan benar, kemudian hitung harga Kc dengan
catatan bahwa konsentrasi dalam tetapan kesetimbangan harus dalam molaritas (mol/L).

244
1 mol N 2 O 4
mol N 2 O 4 = 7,4 g N 2 O 4 x = 0,083 mol N 2 O 4
92 g/mol

0,083 mol N 2 O 4
molaritas N 2 O 4 = [ N 2 O 4 ] = = 0,0277 M
3 L

1 mol NO 2
mol NO 2 = 1,56 g NO 2 x = 0,0339 mol NO 2
46 g/mol

0,0339 mol NO 2
molaritas NO 2 = [ NO 2 ] = = 0,0113 M
3 L
2
[NO2 ] (0,0113) 2
Kc = = = 4,61 x 10- 3
[N 2O 4 ] 0,0339

2. Persamaan kimia untuk reaksi reversible dapat digunakan untuk tetapan kesetimbangan dan
untuk mendapatkan faktor konversi (faktor stoikiometri) yang mengaitkan konsentrasi pada
saat setimbang dan konsentrasi awal.
3. Ketika bekerja dengan Kc atau Kp atau kaitan antara keduanya, selalu harus didasarkan pada
pernyataan reaksi kimia yang diberikan, bukan yang digunakan pada situasi lainnya.

Contoh 11-10
0,02 mol SO3(g) dimasukkan ke dalam tempat tertutup bervolume 1,52 L pada temperatur
900 K dan dibiarkan mencapai kesetimbangan. Pada saat setimbang didapat SO3(g)
sebanyak 0,0142 mol. Hitung Kc dan Kp dari penguraian SO3(g) pada 900 K, apabila
reaksinya adalah: 2 SO3(g) ⇄ 2 SO2(g) + O2(g)

Pada tabel data di bawah, kunci ada di ’perubahan’ jumlah SO3. Kc dan Kp harus dihitung
pada saat reaksi setimbang, oleh karena itu terlebih dahulu harus dihitung konsentrasi
masing-masing reagen pada saat reaksi setimbang. Untuk itu perlu dibuat tabel data tentang
kondisi mula-mula dan perubahan yang terjadi. Perubahan adalah selisih antara kondisi
pada saat setimbang dengan kondisi mula-mula. Untuk reagen yang berkurang, maka
perubahannya adalah negatif yang menunjukkan bahwa reagen dikonsumsi, sedangkan
untuk reagen yang bertambah, maka perubahannya adalah positif. Pada awal reaksi yang
ada hanya SO3(g), belum ada SO2(g) dan O2(g). Oleh karena itu, pada ‘mula-mula’ jumlah
untuk SO2(g) dan O2(g) adalah nol. Pada saat ‘setimbang’ sudah diketahui jumlah untuk

245
semua reagen, baik reaktan maupun produk. Dengan demikian, maka ‘perubahan’ adalah
selisih keduanya (mula-mula dikurangi setimbang). Mula-mula tidak ada SO2(g) dan O2(g),
maka SO3(g) berubah menjadi SO2(g) dan O2(g), dengan demikian jumlah SO3(g) berkurang,
sedangkan jumlah SO2(g) dan O2(g) bertambah. Hal ini ditandai dengan tanda negatif pada
perubahan SO3(g) dan tanda positif pada perubahan SO2(g) dan O2(g). Dalam menghitung
perubahan untuk reagen lainnya dari reagen yang sudah diketahui dapat digunakan
koefisien stoikiometri. Pada reaksi kesetimbangan, hanya ‘perubahan’ yang dapat
dihitung dengan menggunakan koefisien stoikiometri. Untuk reaksi kesetimbangan
pada soal ini, koefisien reaksi SO3(g), SO2(g), dan O2(g) masing-masing adalah 2, 2, dan 1.
Perubahan untuk SO3(g) adalah (0,0142 – 0,0200) = 0,0058 mol.

reaksi: 2 SO3(g) ⇄ 2 SO2(g) + O2(g)


mula-mula: 0,02 mol 0 mol 0 mol
perubahan: – 0,0058 mol + 0,0058 mol + 0,0029 mol
setimbang: 0,0142 mol 0,0058 mol 0,0029 mol
molaritas 0,0142 mol 0,0058 mol 0,0029 mol
[SO 3 ] = [SO 2 ] = [O 2 ] =
(M): 1,52 L 1,52 L 1,52 L

= 9,34 x 10–3 M = 3,8 x 10–3 M = 1,9 x 10–3 M

-3 2 -3
[SO 2 ]2 [O 2 ] (3,8 x 10 ) (1,9 x 10 )
Kc = 2
= -3
= 3,1 x 10- 4
[SO3 ] (9,34 x 10 )
Δn gas
K p = K c (RT) = 3,1 x 10 -4 (0,0821 x 900) (2+1)-2

= 3,1 x 10 -4 (0,0821 x 900)1 = 2,3 x 10 -2

Latihan 11-7
Reaksi: 2 A(g) + B(g) ⇄ C(g) dibiarkan mencapai kesetimbangan dalam tempat bervolume
1,8 L. Jumlah mula-mula A adalah 1,18 mol dan B adalah 0,78 mol. Pada saat setimbang
jumlah A menjadi 0,92 mol. Hitung Kc.

4. Apabila perlu mengaitkan tekanan total dengan tekanan parsial reaktan, maka dapat
digunakan persamaan seperti pada bab tentang gas.

246
Contoh 11-11
Sejumlah NH4HS(p) dimasukkan ke dalam tempat tertutup dan dibiarkan mencapai
kesetimbangan pada 25°C. Hitung tekanan gas total pada saat setimbang.
NH4HS(p) ⇄ NH3(g) + H2S(g) Kp (atm) = 0,108 pada 25 °C

Kp adalah hasil kali tekanan parsial dari dari NH3(g) dan H2S(g), masing-masing dalam
atmosfer (atm). NH4HS tidak digunakan dalm perhitungan karena dalam fasa padat. Karena
gas-gas ini dihasilkan dalam jumlah mol yang ekivalen, maka:
PNH3 = PH2S dan Ptot = PNH3 + PH2S = 2 x PNH3
Kp = (PNH3)(PH2S) = (PNH3)(PNH3) = (PNH3)2 = 0,108
PNH3 = 0,108 = 0,329 atm
Ptot = 2 x PNH3 = 2 x 0,329 = 0,658 atm

5. Apabila perlu menggunakan jumlah yang tidak diketahui (x) pada hitungan kesetimbangan,
maka beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
• Gunakan x pada lajur ‘perubahan’.
• Tetapkan ‘perubahan’ mana yang diberi x (jumlah reaksi yang dikonsumsi atau jumlah
produk yang terbentuk).
• Gunakan faktor stoikiometri untuk mencari ‘perubahan’ reagen lainnya terhadap x
(yaitu 2x, 3x, ….)
• Jangan lupa bahwa senyawa yang dikonsumsi dinyatakan dengan tanda negatif (misal
: – x , – 2x , ….). Sedangkan senyawa yang dihasilkan dinyatakan dengan tanda positif
(misal : + x , + 2x , …..). Perhatikan arah reaksi.
• Jumlah pada saat setimbang = jumlah awal + ‘perubahan’ (dengan catatan bahwa tanda
dari ‘perubahan’ bisa positif atau negatif).

Contoh 11-12
0,024 mol N2O4(g) dibiarkan terurai dan mencapai kesetimbangan dalam tempat yang
bervolume 0,372 L pada 25°C. Berapa persen N2O4 yang terurai?
N2O4(g) ⇄ 2 NO2(g) Kc = 4,61 x 10–3 pada 25ᵒC

247
Persen yang terurai adalah persen dari molekul N2O4 yang ada di awal yang diubah menjadi
NO2. Sebelum dapat menghitung persen N2O4 yang terurai, terlebih dahulu harus ditetapkan
jumlah mol N2O4 yang terurai. Pertama harus dibuat tabel seperti pada Contoh 11-10.
Karena jumlah yang berubah dan jumlah pada saat setimbang tidak diketahui, maka
digunakan x sebagai jumlah mol N2O4 yang terurai.

reaksi: N2O4(g) ⇄ 2 NO2(g)


mula-mula: 0,024 mol 0,0 mol
perubahan: (– x) mol (+ 2 x) mol
setimbang: (0,024 – x) mol (2 x) mol
molaritas (M): (0,024 - x) mol (2 x) mol
[ N 2O 4 ] = [ NO 2 ] =
0,372 L 0,372 L

[NO2 ]
2
(2x/0,372)2 4 x2
Kc = = = = 4,61 x 10- 3
[N 2O 4 ] (0,024 - x)/0,372 0,372 (0,024 - x)
4 x2 = 4,12 x 10–5 – (1,71 x 10–3) x
x2 + (4,28 x 10–4) x – 1,03 x 10–5 = 0

- (4,28 x 10 -4 ) ± (4,28 x 10 -4 ) 2 - 4(1)(-1,03 x 10 -5 )


x12 =
2(1)

- (4,28 x 10 -4 ) ± (1,83 x 10 -7 ) + (4,12 x 10 -5 )


x12 =
2

- (4,28 x 10 -4 ) ± (4,14 x 10 -5 )
x12 =
2
- (4,28 x 10 -4 ) ± (6,43 x 10 -3 )
x12 =
2
- (4,28 x 10 -4 ) + (6,43 x 10 -3 ) 6 x 10 -3
x1 = = = 3 x 10 -3
2 2
x2 kalau dihitung hasilnya adalah negatif, jadi pasti tidak berlaku.

Persen dihitung dengan membandingkannya dengan jumlah mula-mula.


3 x 10 -3 mol N 2 O 4 terurai
% N 2 O 4 yang terurai = x 100 = 12,5%
0,024 mol N 2 O 4 mula - mula

248
Latihan 11-8
0,1 mol H2(g) dan 0,1 mol I2(g) dibiarkan terurai dan mencapai kesetimbangan dalam tempat
yang bervolume 1,5 L pada 445°C.
H2(g) + I2(g) ⇄ 2 HI(g) Kc = 50,2

a. Hitung konsentrasi H2(g), I2(g), dan HI(g) pada saat setimbang.


b. Berapa persen H2 yang terurai?

6. Kadang-kadang akan berguna apabila membandingkan hasil pembagian, Q, dengan tetapan


kesetimbangan, Kc atau Kp, untuk menentukan arah reaksi total.
7. Pada beberapa perhitungan kesetimbangan, seringkali yang dalam larutan air, dapat
langsung digunakan konsentrasi molaritas, tanpa harus menghitung mol reaktan dan
volume larutan.
8. Seringkali persamaan aljabar dapat disederhanakan dengan mengenali hubungan antar
butir-butir pada tetapan kesetimbangan. Pada umumnya untuk yang melibatkan x yang jauh
lebih kecil dari nilai lainnya yang ditambahkan atau dikurangkan.
9. Apabila memungkinkan, periksalah hasil perhitungan yang dilakukan, dengan mengganti
komsentrasi kesetimbangan yang telah dihitung dengan hasil pembagian, Q, apakah sama
dengan Kc.

Contoh 11-13
Diketahui reaksi kesetimbangan sebagai berikut pada 25°C:
2 Fe3+(aq) + Hg22+(aq) ⇄ 2 Fe2+(aq) + 2 Hg2+(aq) Kc = 9,14 x 10–6

Konsentrasi mula-mula dari [Fe3+] dan [Hg22+] masing-masing adalah 0,5 M dan
konsentrasi mula-mula dari [Fe2+] dan [Hg2+] masing-masing adalah 0,03 M. Hitung
konsentrasi masing-masing ion pada saat setimbang.

Karena semua reaktan dan produk sudah ada pada awal reaksi, maka tidak diketahui apakah
reaksi total bergeser ke kiri atau ke kanan. Disinilah gunanya hasil pembagian Q, supaya
dapat diketahui mana ‘perubahan’ yang negatif dan mana yang positif.

249
-7
[Fe2 + ]2 awal[Hg 2 + ]2 awal (0,03)2 (0,03)2 8,1 x 10
Q= 3+ 2 2+
= 2
= -1
= 6,84 x 10- 6
[Fe ] awal[Hg 2 ]awal (0,5) (0,5) 1,25 x 10

Karena Q (6,84 x 10–6) lebih kecil dari Kc (9,14 x 10–6), maka reaksi bergeser ke kanan.
Tentukan x sebagai perubahan dengan menggunakan konsentrasi dalam mol/L (molaritas)
untuk Fe2+, Fe3+, dan Hg2+. Karena hanya setengah dari Hg22+ yang dikonsumsi untuk setiap
Fe3+, maka perubahan konsentrasi adalah x/2. Dengan mengetahui bahwa arah reaksi total
adalah ke kanan, maka perubahan untuk semua reagen di sebelah kiri persamaan adalah
negatif, dan perubahan semua reagen di sebelah kanan persamaan adalah positif.

reaksi: 2 Fe3+(aq) Hg22+(aq) ⇄ 2 Fe2+(aq) 2 Hg2+(aq)


+ +
mula-mula: 0,5 M 0,5 M 0,03 M 0,03 M
perubahan: –xM – x/2 M +x M +x M
setimbang: (0,5 – x) M (0,5 – x/2) M (0,03 + x) M (0,03 + x) M

[Fe2 + ]2 [Hg 2 + ]2 (0,03 + x) (0,03 + x)


2 2

Kc = 3+ 2 2+
= 2
= 9,14 x 10- 6
[Fe ] [Hg 2 ] (0,5 - x) (0,5 - x/2)

Untuk menyelesaikan perhitungan ini, dapat dilakukan penyederhanaan dengan melakukan


asumsi, dan kalau asumsi tersebut terbukti benar. Kalau x jauh lebih kecil dari 0,05, maka
(0,05 – x) ≃ 0,05, dan (0,05 – x/2) ≃ 0,05. Asumsi ini membuat persamaan di atas menjadi:
(0,03 + x) 2 (0,03 + x) 2 (0,03 + x) 4
Kc = 2
= = 9,14 x 10- 6
(0,5) (0,5) 0,125
(0,03 + x)4 = (0,125)( 9,14 x 10–6) = 1,14 x 10–6

Lakukan akar pangkat 4 untuk kedua sisi (dua kali akar pangkat dua)
(0,03 + x)2 = (10,7 x 10–4)
(0,03 + x) = (3,27 x 10–2)
x = (3,27 x 10–2) – 0,03 = (2,7 x 10–3)
Hasil ini membuktikan bahwa asumsi yang dilakukan memang benar, karena 2,7 x 10–3
sangat kecil dibandingkan dengan 0,5.
Pada saat setimbang:

250
[Fe2+] = 0,03 + x = 0,03 + (2,7 x 10–3) = (3,27 x 10–2) M
[Hg2+] = 0,03 + x = 0,03 + (2,7 x 10–3) = (3,27 x 10–2) M
[Fe3+] = 0,5 – x = 0,5 – (2,7 x 10–3) = (4,973 x 10–1) M = 0,4973 M
[Hg22+] = 0,5 – x/2 = 0,5 – (1,4 x 10–3) = (4,986 x 10–1) M = 0,4986 M

Untuk memeriksa hasil:


Kalau perhitungan dilakukan dengan benar, maka harga Kc akan sama atau hampir sama
apabila harga-harga konsentrasi pada saat setimbang digunakan untuk menghitung hasil
pembagian, Q.
-2 2 -2 2
[Fe2 + ]2 [Hg 2 + ]2 (3,27 x 10 ) (3,27 x 10 )
Kc = 2+
= = 9,27 x 10- 6
[Fe3+ ]2 [Hg 2 ] (0,4973)2 (0,4986)
Harga 9,27 x 10–6 hanya berbeda sangat sedikit dengan 9,14 x 10–6, oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa perhitungan yang dilakukan benar.

Latihan 11-9
Diketahui reaksi kesetimbangan sebagai berikut pada 25°C:
N2(g) + 3 H2(g) ⇄ 2 NH3(g) Kc = 3,6 x 108

Konsentrasi mula-mula dari [N2], [H2], dan [NH3] masing-masing adalah 0,5 M, 0,8 M, dan
0,03 M. Hitung konsentrasi masing-masing ion pada saat setimbang.

251

Anda mungkin juga menyukai