Anda di halaman 1dari 6

BAB VI

LIPID DAN MEMBRAN

A. Pendahuluan
Membran adalah lapisan polar tipis, terdiri atas dua layer dari molekul lipid, yang
merupakan barrier pada sekeliling sel. Lipid membran menjaga ion, protein, dan
molekul lain yang diperlukan sel dan mencegah terdistribusi molekul tersebut ke
tempat yang tidak diinginkan.
Fungsi membran antara lain:
1. Sebagai penyekat selektif (selective barrier)
a. Membungkus sel untuk menjaga enzim dan metabolit di dalam sel
b. Kompartementasi seluler, sebagai pembungkus organel
2. Mengandung sistem enzim yang berperan dalam metabolisme energi
3. Memuat sistem transport, untuk transpor molekul makanan ke dalam sel dan
menjaga konsentrasi ion
4. Memuat reseptor pengenal spesifik, di antaranya adalah reseptor untuk hormon.

B. Struktur membran
Membran biologi tersusun oleh:
1. Lipid, berupa lipid bilayer yang membentuk hydrophobic barrier yang tersusun
oleh sneyawa phospholipid, glycolipid, dan steroid (kolesterol). Lipid bilayer
membentuk penyekat untuk difusi molekul hidrofilik.
2. Protein, jenis protein membran meliputi:
a. Protein membran peripheral terikat pada permukaan bilayer
b. Protein membran integral, protein tersebut menembus membran bilayer
(amphipathic)
c. Glycoproteins (integral)

32
Gambar: Struktur membran bilayer

C. Lipid membran
Lipid adalah senyawa nonpolar (hydrophobic), larut dalam solven organik. Lipid
membran bersifat amphipathic yaitu memiliki ujung nonpolar dan ujung polar. Asam
lemak mengandung rantai hidrokarbon dengan ujung gugus karboksilat.
Setiap ikatan rangkap pada asam lemak menyebabkan formasi tekuk pada rantai
hidrokarbon. Ikatan C-C dapat memutar secara bebas sehingga memungkinkan
membentuk linear.
Jenis lipid membran meliputi:

33
Fosfolipid terdiri dari gliserofosfolipid (phosphoglycerides) dan spingolipids.
Gliserofosfolipid (phosphoglycerides) merupakan komponen utama penyusun
membran sel. Gliserofosfolipid merupakan senyawa ester dari glycerol sebagai
backbond yang teresterkan pada gugus hidroksil C-1 dan C-2 dengan asam lemak.
Sedangkan hidroksil pada C-3 teresterkan dengan phosphate.

Gambar: Struktur kimia gliserol

Gambar: Reaksi esterifikasi

Reaksi esterifikasi akan membentuk senyawa fosfatidat. Pada kebanyakan senyawa


glycerophosfolipid, Pi selanjutnya teresterkan oleh gugus OH suatu senyawa polar.
Dua asam lemak tersebut tidak identik, dapat berbeda panjang atau ikatan
rangkapnya. Fosfatidilkholin dengan kholin sebagai gugus ujung polar merupakan
contoh sneyawa glycerophospholipid yang banyak diterima sebagai penyusun
membran. Fosfatidilinositol dengan inositol sebagai gugus ujung polar merupakan
contoh senyawa glycerophospholipid yang banyak ditemui sebagai penyusun
membran yang berfungsi dalam sel signaling.
Setiap glycerophospholipid memiliki bagian polar yang tersusun oleh gugus
karboksil, Pi, dan X, serta bagian nonpolar berupa 2 rantai hidrokarbon. Formasi
tersebut menyebabkan sifat amfifatik, yaitu senyawa memiliki bagian ujung polar
dan nonpolar.

34
Sphingolipid merupakan senyawa turunan sphingosine, yang memiliki rantai
hidrokarbon panjang dan bagian polar termasuk gugus amina. Gugus amina dapat
membentuk ikatan amida dengan gugus karboksil pada asam lemak sehingga
membentuk ceramid. Gugus OH pada ceramid teresterkan oelh senyawa polar
sehingga membentuk ujung polar.
Spingomielin merupakan contoh senyawa spingolipid. Tersusun oleh ceramid yang
teresterkan dengan fosfokolin atau fosfoetanolamin. Spingolipid dijumpai pada
membran plasma.
Glycospingolipid (glikolipid) adalah senyawa spingolipid yang teresterkan dengan
gula. Cerebroside, gangliosida merupakan contoh glikolipid.

D. Sifat amphiphatic lipid


Lipid di dalam air akan membentuk kompleks, bagian polar akan mengarah ke air,
sedangkan bagian nonpolar akan menjauh dari air. Formasi yang dibentuk berada
dalam 2 kemungkinan:
1. Formasi bilayer: formasi paling stabil dan berbentuk silindrik yang tersusun 2
lapis jajaran lipid
2. Formasi micelle: formasi melingkar lipid membran yang tersusun sebagai lipid
bilayer.

35
Dinamika membran biologi fluiditas membran:
Bagian dalam lipid bilayer secara normal adalah cair. Pada keadaan liquid crystal, untai
hidrokarbon berada secara tidak teratur dan bergerak konstan. Pada temperatur rendah,
untai hidrokarbon berada dalam posisi memanjang dan teratur dengan ikatan van der
waals maksimal sehingga dalam keadaan terkristal. Adanya patahan untai hidrokarbon
karena adanya ikatan rangkap dapat menghambat proses menuju keadaaan terkristal
sehingga menurunkan temperatur transisi fasa kristal. Adanya ikatan rangkap pada untai
hidrokarbon lipid dapat meningkatkan fluiditas membran.

Peran kolesterol dalam fluiditas membrane:


Kolesterol dapat menyisip di antara jajaran lipid membran sehingga mampu
memengaruhi fluiditas membran dengan cara:
1. Dengan struktur planarnya, kolesterol dapat menghalangi pergerakan rantai asli
sehingga menurunkan fluiditas membran. Hal ini bermanfaat menjaga fluiditas
membran pada temperatur tinggi.
2. Dengan menyisip di antara lipid membran, kolesterol menghalangi transisi fasa
kristal sehingga meningkatkan fluiditas. Hal ini bermanfaat untuk menjaga fluiditas
membran pada temperatur rendah.
Dua cara mempertahankan fluiditas membran:
1. Kolesterol yang tersisip pada lipid membran
2. Asam lemak tak jenuh penyusun lipid membran

E. Mobilitas lipid
Membran biologi bersifat dinamis, lipid penyusunnya selalu bergerak untuk menjaga
komposisi lipid pada membran. Ada 2 jenis pergerakan antara lain:
1. Transverse diffusion (flip-flop): pergerakan ini terjadi bila terdapat perbedaan
komposisi inner dan outer lapis membran sehingga mengakibatkan perpindahan
molekul lipid dari satu lapis ke lapis lainnya. Perpindahan dibantu enzim
translocase atau flippase.
2. Lateral diffusion: perpindahan satu lapis lipid. Perpindahan ini terjadi hingga 100
juta kali perdetik.

36
Terdapat beberapa jenis protein membran yakni:
1. Protein integral merupakan protein yang menembus membran, memiliki domain
intrasel, transmembran dan ekstrasel. Domain intrasel dan ekstrasel tersusun oleh
asam amino hidrofilik. Domain transmembran tersusun oleh asam amino
hidrofobik.
2. Protein perifer merupakan protein yang berada pada lapis luar membran yang
terikat dengan ikatan ionik. Adapun penyusun protein ini adalah asam amino
hidrofilik.
3. Protein yang terikat lipid, merupakan protein yang berada di luar membran
dengan ikatan hidrofobik pada bagian lipid.

Fungsi protein membran:


1. Transporter: memfasilitasi perpindahan materials dari dan keluar sel/organel
2. Signaling: meneruskan rangsang dari luar ke dalam sel
3. Transfer elektron

F. Korelasi klinis
Penurunan fluiditas membran: membran fluiditas mampu mengatur aktivitas protein
membran dan fungsinya. Sebagian besar yang mengatur fluiditas membran pada
mamalia adalah kolesterol. Membran sel darah merah memerlukan fluiditas yang
sangat tinggi untuk memenuhi fungsinya. Jika terjadi penurunan fluiditas pada sel
darah merah akan berakibat serius pada kemampuan sel darah merah dalam
menembus kapiler.
Cystic fibrosis dan ion channel: merupakan penyakit autosomal resesif yang ditandai
dengan sekresi mucus yang viskus sehingga menghalangi saluran udara. Produk dari
gena adalah cystic fibrosis conductance regulator (CFTR) yang merupakan cystic
fibrosis transmembrane cAMP-dependance Cl-channel yang mengatur ion channel
lain. Kelainan protein tersebut menyebabkan berkurangnya permeabilitas Cl- dan
terganggunya sekresi cairan dan elektrolit.

37

Anda mungkin juga menyukai