Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS POLA PEMANFATAAN LAHAN DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PROVINSI

SUMATERA UTARA

Melinda Suriani Harefa1, Dina Debora Sibarani2, Bayhaqi Ahmad3, Christin Sitinjak4, Putri Eka5

Universitas Negeri Medan

ABSTRAK

Kabupaten Serdang Bedagai merupakan Pemekaran dari Kabupaten Deli Serdang. Pemekaran tersebut terjadi
karena luas wilayah dan jumlah penduduk yang begitu besar untuk sebuah Kabupaten. DPRD Propinsi
Sumatera Utara melalui Keputusan Nomor: 18/K/2002 Pada Tanggal 21 Agustus 2002 menetapkan
Persetujuan Pemekaran Kabupaten Deli SerdangKabupaten Serdang Bedagai secara astronomis terletak pada
posisi 20 57’’ Lintang Utara, 30 16’’ Lintang Selatan, 980 33’’- 990 27’’ Bujur Timur dengan ketinggian
berkisar 0 – 500 meter di atas permukaan laut.Kabupaten Serdang Bedagai memiliki area seluas 1.900,22
Km2 (190.022 Ha). Setelah terjadi penyebaran di wiayah tersebut pastinya pola pemanfaatan lahannya akan
berubah. Adapun pola pemanfaatan lahan wilayah Kabupaten Serdang Bedagai akan dibagi menjadi beberapa
wilayah kawasan yaitu Kawasan Hutan Lindung, Kawasan Bakau, Kawasan Perlindungan Setempat yang
meliputi Sempadan Pantai, Sempadan Sungai, Kawasan Pelestarian Alam, Kawasan Rawan Bencana,
Kawasan Budidaya, Kawasan Perikanan, Kawasan Pertambangan, Kawasan Perindustrian, Kawasan
Pariwisata serta Kawasan Pemukiman. Penelitian dilakukan di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi
Sumatera Utara. Adapun metode penelitian adalah metode observasi dengan pengumpulan data yaitu
observasi, study literature. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui Analisis Pola Pemanfataan
Lahan Di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara” .

ABSTRACT

Serdang Bedagai Regency is a division of Deli Serdang Regency. This division occurs because of the vast
area and population that is so large for a district. The DPRD of North Sumatra Province through Decree
Number: 18 / K / 2002 On August 21, 2002, stipulated the Approval for the Expansion of Deli Serdang
Regency, Serdang Bedagai Regency is astronomically located at position 20 57 '' North latitude, 30 16 ''
South latitude, 980 33 '' - 990 27 '' East Longitude with an altitude ranging from 0 - 500 meters above sea
level. Serdang Bedagai Regency has an area of 1,900.22 Km2 (190,022 Ha). After the distribution occurs in
the area, the land use pattern will certainly change. The land use pattern of the Serdang Bedagai Regency
area will be divided into several areas, namely Protected Forest Areas, Mangrove Areas, Local Protected
Areas which include Coastal Borders, River Border Areas, Nature Conservation Areas, Disaster Prone
Areas, Cultivation Areas, Fishery Areas, Mining Areas, Industrial Estates, Tourism Areas and Residential
Areas. The research was conducted in Serdang Bedagai Regency, North Sumatra Province. The research
method is an observation method with data collection, namely observation, literature study. The purpose of
this research is to know the Analysis of Land Use Patterns in Serdang Bedagai Regency, North Sumatra
Province.

Kata Kunci: Pemanfaatan Lahan, Pemekaran wilayah


BAB 1 mengandung bahan tambang yang bermanfaat
PENDAHULUAN bagi manusia (Soerianegara (1977). Tentunya
dalam pemanfaatan sumber daya lahan ada
1.1. Latar Belakang Masalah beberapa kreteria yang dibutuhkan, Kreteriia
Lahan (land) merupakan suatu wilayah tersebut seperti data kesesuaian lahan, data
dipermukaan bumi, mencakup semua komponen kemampuan lahan, data penggunaan lahan dan
biosfer yang dapat dianggap tetap atau bersifat lain sebagainya. Jangan sampai pemnafataan
siklis yang berada di atas dan di bawah wilayah suatu lahan tidak sesuai dengan daya dukung dari
tersebut, termasuk atmosfer, tanah, batuan induk, lahan tersebut.
relief, hidrologi, tumbuhan dan hewan, serta Kabupaten Serdang Bedagai merupakan
segala akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas Pemekaran dari Kabupaten Deli Serdang.
manusia di masa lalu dan sekarang; yang Pemekaran tersebut terjadi karena luas wilayah
kesemuanya itu berpengaruh terhadap penggunaan dan jumlah penduduk yang begitu besar untuk
lahan oleh manusia pada saat sekarang dan di sebuah Kabupaten. DPRD Propinsi Sumatera
masa akan datang. Utara melalui Keputusan Nomor: 18/K/2002 Pada
Berdasarkan pengertian di atas, lahan Tanggal 21 Agustus 2002 menetapkan
dapat dipandang sebagai suatu sistem yang Persetujuan Pemekaran Kabupaten Deli Serdang.
tersusun atas berbagai komponen. Komponen- Selanjutnya DPRD Kabupaten Deli Serdang
komponen ini dapat dikategorikan menjadi dua, melalui Keputussan Nomor: 26/K/2003 Tanggal 9
yaitu (1) komponen struktural yang sering disebut Maret 2003 menetapkan Persetujuan Usul
karakteristik lahan; dan (2) komponen fungsional Rencana Pemekaran Kabupaten Deli Serdang
yang sering disebut kualitas lahan. Kualitas lahan menjadi 2 (dua) Kabupaten yaitu: Kabupaten Deli
merupakan sekelompok unsurunsur lahan yang Serdang sebagai Kabupaten induk dan Kabupaten
menentukan tingkat kemampuan dan kesesuaian Serdang Bedagai sebagai Kabupaten Pemekaran
lahan bagi macam pemanfaatan tertentu. dengan Ibukota Sei Rampah. Karena masih
Lahan sebagai suatu sistem mempunyai tergolong kedalam Kabupaten yang baru,
komponen-komponen yang terorganisir secara Tentunya banyak sekali rancangan pengembangan
spesifik dan perilakunya menuju kepada sasaran- wilayah untuk Kabupaten Serdang Bedagai
sasaran tertentu. Komponen-komponen lahan ini termasuk kepada rancangan atau pola dari segi
dapat dipandang sebagai sumberdaya dalam penggunaan lahan. Adapun pola pemanfaatan
hubungannya dengan aktivitas manusia dalam lahan diartikan sebagai distribusi peruntukan
memenuhi kebutuhan hidupnya (Worosuprojo, lahan dalam suatu wilayah yang meliputi
2007). Dengan demikian ada dua kategori utama peruntukan lahan untuk fungsi lindung dan
sumberdaya lahan, yaitu (1) sumberdaya lahan peruntukan lahan untuk fungsi budidaya.
yang bersifat alamiah dan (2) sumberdaya lahan Maka dari itu, Berdasarkan pemikiran
yang merupakan hasil aktivitas manusia (budidaya tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti
manusia). tentang : “Analisis Pola Pemanfataan Lahan Di
Ada tiga aspek kepentingan pokok dalam Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera
pemanfaatan sumberdaya lahan, yaitu (1) lahan Utara” .
diperlukan manusia untuk tempat tinggal, tempat
bercocok tanam, beternak, memelihara ikan, dan
sebagainya; (2) lahan mendukung kehidupan
berbagai jenis vegetasi dan satwa; dan (3) lahan
1.2. Identifikasi Masalah perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini
Berdasarkan latar belakang, penulis dapat adalah:
mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini 1. Mengetahui Pola Pemanfaatan Lahan
sebagai berikut: Di Kabupaten Serdang Bedagai
1. Kabupaten Serdang Bedagai adalah Provinsi Sumatera Utara
Kabuapten baru hasil pemekaran 2. Mengetahui Penempatan Kawasan
Kabupaten Deli Serdang Strategis Di Kabupaten Serdang
2. Rencana tata ruang kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara
Bedagai harus dibuat sesuai dengan
kemampuan dan keadaan lahan di 1.6. Manfaat Pendidikan
Kabupaten Serdang Bedagai Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:
3. Pola pemanfaatan lahan di Kabupaten 1. Secara akademis, penelitian ini
Serdang Bedagai yang harus diharapkan dapat memberikan
disesuaikan dengan potensi di setiap sumbangan dalam pengembangan lebih
wilayah lanjut mengenai ola Pemanfaatan
4. Lahan Pada Suatu Kabupaten
1.3. Pembatasan Masalah 2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat
Untuk menghindari kesimpangsiuran dijadikan masukan bagi pihak-pihak
penelitian ini serta mengingat keterbatasan dan yang terkait dengan informasi tentang
kemampuan penulis, maka perlu adanya Pola Pemanfaatan Lahan
pembatasan permasalahan untuk memberi arah
pada pembahasan penelitian.“Pembatasan masalah
merupakan sejumlah masalah yang merupakan
pertanyaan peneliti yang akan dicari jawabannya
melalui penelitian. Permasalahan peneliti dibatasi
pada “Analisis Pola Pemanfataan Lahan Di
Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera
Utara”.

1.4. Rumusan Masalah


Berdasarkan judul penelitian,
dihubungkan dengan latar belakang masalah,
identifikasi masalah, dan batasan masalah, maka
penulis menetapkan rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah Pola Pemanfaatan lahan
Di Kabupaten Serdang Bedagai
Provinsi Sumatera Utara ?
2. Bagaimanakah Penempatan Kawasan
Strategis Di Kabupaten Serdang
Bedagai Provinsi Sumatera Utara?

1.5. Tujuan Penelitian


Berdasarkan pendapat di atas, dengan
memperhatikan latar belakang masalah,
identifikasi masalah, batasan masalah, dan
BAB II mempunyai pengaruh sangat penting dalam
KAJIAN PUSTAKA lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial
budaya, dan/atau lingkungan. Penentuan kawasan
2.1. Landasan Teori strategis kabupaten lebih bersifat indikatif.
Batasan fisik kawasan strategis kabupaten akan
2.1.1. Rencana Pola Pemanfaatan Lahan ditetapkan lebih lanjut di dalam rencana tata ruang
Wilayah Kabupaten kawasan strategis.
Kawasan strategis kabupaten berfungsi:
Rencana pola pemanfaatan lahan wilayah  Mengembangkan, melestarikan,
kabupaten merupakan rencana distribusi melindungi, dan/atau mengkoordinasikan
peruntukan lahan dalam wilayah kabupaten yang keterpaduan pembangunan nilai strategis
meliputi rencana peruntukan lahan untuk fungsi kawasan yang bersangkutan dalam
lindung dan rencana peruntukan lahan untuk mendukung penataan ruang wilayah
fungsi budi daya. kabupaten;
Rencana pola pemanfataan lahan wilayah  Sebagai alokasi ruang untuk berbagai
kabupaten berfungsi: kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan
a) Sebagai alokasi lahan untuk berbagai kegiatan pelestarian lingkungan dalam
kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan wilayah kabupaten yang dinilai
kegiatan pelestarian lingkungan dalam mempunyai pengaruh sangat penting
wilayah kabupaten; terhadap wilayah kabupaten
b) Mengatur keseimbangan dan keserasian bersangkutan;
peruntukan lahan;  Untuk mewadahi penataan ruang
c) Sebagai dasar penyusunan indikasi kawasan yang tidak bisa terakomodasi di
program utama jangka menengah lima dalam rencana struktur ruang dan
tahunan untuk dua puluh tahun; dan rencana pola ruang;
d) Sebagai dasar dalam pemberian izin  Sebagai pertimbangan dalam penyusunan
pemanfaatan lahan pada wilayah indikasi program utama RTRW
kabupaten. kabupaten; dan
 Sebagai dasar penyusunan rencana rinci
Rencana pola pemanfaatan lahan wilayah tata ruang wilayah kabupaten.
kabupaten dirumuskan berdasarkan:
a) Kebijakan dan strategi penataan lahan 2.2. Penelitian Relevan
wilayah kabupaten;
b) Daya dukung dan daya tampung Ruslan Wirosoedarmo (2014) dengan
lingkungan hidup wilayah kabupaten; judul penelitian “Rencana Tata Ruang Wilayah
c) Kebutuhan lahan untuk pengembangan (RTRW) Berdasarkan Daya Dukung Lingkungan
kegiatan sosial ekonomi dan lingkungan; Berbasis Kemampuan Lahan” penggunaan lahan
dan (existing) Kabupaten Ponorogo”. Adapun hasil
d) Ketentuan peraturan perundang- penelitiannya yaitu sudah sesuai dengan arahan
undangan terkait. pemanfaatannya ruangnya, namun masih ada juga
yang belum sesuai dengan arahan
pemanfaatannya.Pemanfaatan lahan di Kabupaten
2.1.2. Penetapan Kawasan Strategis Wilayah Ponorogo harusnya disesuaikan dengan arahan
Kabupaten penggunaan lahannya agar dapat sesuai
Kawasan strategis wilayah kabupaten dengankemampuan lahan dan daya lingkungan.
merupakan bagian wilayah kabupaten yang
penataan ruangnya diprioritaskan, karena
Darmawati, Choirul Saleh, Imam Hanafi BAB III
(2015) dengan judul penelitian “Implementasi
Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) METODE PENELITIAN
Dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan”.
Adapun hasil penelitian ini yaitu komunikasi 3.1. Jenis Penelitian
belum optimal, sumber daya yang minim, Arikunto (2006:151) mengemukakan
konsistensi pelaksanaan belum tercapai secara bahwa, “metode penelitian adalah cara yang
baik, belum ada RDTL dan lemahnya penindakan digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
hukum. data penelitiannya, variasi, metode, angket,
Ahok Alpa Beta (2017) dengan judul wawancara, pengamatan atau observasi, tes,
penelitian “Perencanaan Tata Ruang Wilayah dokumentasi”. Sehubungan dengan masalah
Bagi Kesejahteraandi Indonesia: . Adapun hasil penelitian ini, maka jenis penelitian ini adalah
penelitiannya yaitu Konsep penetapan satu sistem jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan
perencanaan yang ditetapkan Pemerintah Pusat kualitatif, dimana penelitian deskriptif adalah
merupakan suatu solusi yang baikdan bisa penelitian yang mencoba menggambarkan dan
menjadi penghubung diantara wilayah di menerangkan sesuatu masalah yang akan dikaji.
Indonesia yang memiliki perbedaan potensi
sumber daya yang dimiliki. Karakteristik geografi 3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian
alam dan kultur budya yang dimiliki bisa menjadi Waktu penelitian ini dilakukan selama
andalan masing-masing wilayah dalam satu minggu, Hal ini dikarenakan butuh waktu
meningkatkan pendapatan untuk menyejahtrakan untuk mengumpulkan semua data-data yang
rakyatnya melelui peningkatan prekonomian diperlukan dalam penelitian ini. Untuk Lokasi
menjadi lebih baik. penelitian , Penelitian ini dilakukan di Kabupaten
Serdang Bedagai. Berdasarkan pertimbangan
2.3. Kerangka Pemikiran sebagai berikut:
1. Masalah yang penulis angkat pada
Kerangka berpikir ini digambarkan penelitian ini termasuk salah satu
menggunakan skema secara sistematik. Selaras masalah yang terdapat dalam
dengan judul penelitian yang diambil, yaitu pemanfaatan lahan di suatu wilayah
“Analisis Pola Pemanfaatan Lahan Di Kabupaten Kabupaten, Serdang Bedagai adalah
Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara”. salah satu wilayah Kabupaten yang
Pemanfaatan lahan (bahasa Inggris: land terdapat di Provinsi Sumatera Utara.
use) adalah modifikasi yang dilakukan oleh Sehingga sangat sesuai jika Serdang
manusia terhadap lingkungan hidup menjadi Bedagai dijadikan lokasi pada
lingkungan terbangun seperti lapangan, pertanian, penelitian ini.
dan permukiman. Pemanfaatan lahan 2. Sepengetahuan penulis, belum pernah
didefinisikan sebagai sejumlah pengaturan, ada dilakukan penelitian yang sama.
aktivitas, dan input yang dilakukan manusia pada
tanah tertentu. Adapun kerangka pemikiran 3.3. Populasi dan Sampel Dalam Penelitian
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Populasi adalah keseluruhan yang dapat
dijadikan sebagai obyek penelitian atau sebagai
tempat untuk memperoleh data yang diperlukan
dalam penelitian. Berdasarkan hal tersebut, maka
yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh wilayah Kabupaten yang terdapat di
Provinsi Sumatera Utara yaitu berjumlah 32
wilayah Kabupaten. Dari beberapa Kabupaten
tersebut, maka yang menjadi sampel dalam .
penelitian kami ini adalah Kabupaten Serdang Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Bedagai.
Pemanfataan Lahan Wilayah Kabupaten

3.4. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
Teknik pengumpulan data primer. Teknik
pengumpulan data primer adalah pengumpulan
data yang dilakukan secara langsung pada lokasi
penelitian. `
Pola Pemanfataan Lahan Penempatan Kawasan Strategis
1. Metode Pengumpulan Data Primer
Merupakan data yang langsung dari
objek penelitian, terdiri dari :
 Metode observasi dengan menggunakan
pengamatan langsung terhadap fenomena
yang terjadi dilapangan sesuai dengan Analisis Pola Pemanfaatan Lahan Di Kabupaten
focus penelitian. Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara
2. Metode pengumpulan data sekunder
Merupakan data yang tidak secara Sumber : Diolah oleh Peneliti
langsung dari objek penelitian terdiri dari
:
 Penelitian kepustakaan, pengumpulan
data melalui buku-buku, makalah,
literature yang memiliki relevansi dengan
masalah yang diteliti.
 Studi dokumentasi, dengan cara
mengkaji informasi yang bersumber dari
dokumen-dokumen yang menyangkut
dengan masalah penelitian.

3.5. Teknik Analisis Data


Data yang sudah diperoleh dari penelitian
akan dianalisis dengan mengolahnya secara
deskriptif yaitu dengan menguraikan data yang
didapatkan dari penelitian yang telah dilakukan
untuk kemudian dapat diambil kesimpulan.
Kesimpulan yang penulis ambil dari data-data
inilah yang nantinya akan menjadi hasil dalam
penelitian
 Sebelah Barat : Kabupaten Deli
Serdang
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 2. Pola Pemanfaatan Lahan Di
Kabupaten Serdang Bedagai
4.1. Hasil Penelitian Rencana pola pemanfaatan
lahan wilayah kabupaten merupakan
rencana distribusi peruntukan lahan
dalam wilayah kabupaten yang meliputi
rencana peruntukan lahan untuk fungsi
lindung dan rencana peruntukan lahan
untuk fungsi budi daya. Adapun untuk
pola pemanfaatan lahan, Maka wilayah
Kabupaten Serdang Bedagai akan dibagi
menjadi beberapa wilayah kawasan
dimana penempatan kawasan ini telah
disesuaikan dengan daya kemampuan
dan kesesuaina masing-masing lahan
yang akan dibangun suatu kawasan.
Kawasan-kawasan tersebut yaitu
Kawasan Hutan Lindung, Kawasan
Bakau, Kawasan Perlindungan Setempat
yang meliputi Sempadan Pantai,
Sempadan Sungai, Kawasan Pelestarian
Alam, Kawasan Rawan Bencana,
Kawasan Budidaya, Kawasan Perikanan,
Kawasan Pertambangan, Kawasan
1. Gambaran Lokasi Penelitian
Secara geografis Kabupaten Perindustrian, Kawasan Pariwisata serta
Serdang Bedagai terletak pada posisi 20 Kawasan Pemukiman.
57’’ Lintang Utara, 30 16’’ Lintang
Selatan, 980 33’’- 990 27’’ Bujur Timur
dengan ketinggian berkisar 0 – 500 meter 4.2. Pembahasan
di atas permukaan laut.Kabupaten 1. Kawasan Hutan Lindung
Serdang Bedagai memiliki area seluas
1.900,22 Km2 (190.022 Ha) yang terdiri Kawasan hutan lindung adalah
dari 17 Kecamatan, 6 Kelurahan, dan 237 kawasan hutan yang memiliki sifat khas
desa. Ibukota Kabupaten Sedang Bedagai yang mampu memberikan keadaan
terletak di Kecamatan Sei Rampah yaitu kawasan sekitarnya maupun bawahannya
Kota Sei Rampah..Secara administratif sebagai pengatur tata air, pencegah banjir
Kabupaten Serdang Bedagai berbatasan dan erosi serta pemeliharaan kesuburan
dengan beberapa daerah, yaitu : tanah. Perlindungan terhadap kawasan
hutan lindung dilakukan untuk mencegah
 Sebelah Utara : Selat Malaka
terjadinya erosi, banjir, sedimentasi, dan
 Sebelah Timur : Kabupaten
menjaga fungsi hidrologi untuk
Batu Bara dan Simalungun
menjamin ketersediaan unsur hara tanah,
 Sebelah Selatan : Kabupaten
air tanah, dan air permukaan.Kawasan
Simalungun
resapan air di Kabupaten Serdang
Bedagai telah disatukan dalam kawasan a) Sempadan Pantai
hutan lindung. Kawasan resapan air Kawasan sempadan pantai adalah wilayah tertentu
adalah kawasan yang mempunyai sepanjang yang mempunyai manfaat penting
kemampuan tinggi untuk meresapkan air untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai.
hujan sehingga merupakan tempat Kabupaten Serdang Bedagai memiliki pantai
pengisian air bumi (akifer) yang sepanjang ±52 km yaitu Pantai Sebelah Timur
bergunasebagai sumber air. Perlindungan Kabupaten Serdang Bedagai yang berbatasan
terhadap kawasan resapan air dilakukan langsung dengan Selat Malaka. Mengingat
untuk memberikan ruang yang cukup kapasitas pantai yang hanya ±52 km maka
bagi peresapan air hujan pada daerah direncanakan adanya sempadan pantai dengan
tertentu untuk keperluan penyediaan bentuk mengikuti bentuk fisik pantai. Lebar
kebutuhan air tanah dan penanggulangan sempadan pantai adalah bervariasi, minimal 100
banjir, baik untuk kawasan bawahannya meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.
maupun kawasan yang bersangkutan. Tidak seluruhnya wilayah yang terletak di pinggir
Sesuai dengan Keputusan pantai merupakan kawasan lindung dengan bentuk
Menteri Kehutanan Nomor kawasan sempadan pantai. Pengecualiannya
:SK.44/Menhut-II/2005 kawasan hutan adalah kawasan-kawasan terbangun dalam bentuk
lindung di Kabupaten Serdang Bedagai kawasan permukiman, pelabuhan, penangkapan
adalah HutanLindung Simbolon II Reg ikan, dan lain sebagainya, dikeluarkan dari
2/PB yang diarahkan berada di kawasan sempadan pantai dan merupakan bagian
Kecamatan Sipispis dengan luas 2.670 dari kawasan budidaya. Adapun kawasan
Ha dengan penanaman penyangga. lindung berupa sepadan pantai ini di Kabupaten
Dalam penanganan rehabilitasi Serdang Berdagai diarahkan pada kecamatan
kedepannya kawasan hutan ini perlu yang termasuk sepadan pantai yaitu Kecamatan
melibatkan masyarakat yang didukung Pantai Cemin, Perbaungan, Teluk Mengkudu,
oleh pemerintah kabupaten dan Tanjung Beringin, dan Bandar Khalipah.
pengamanan hutan dari pencuriaan kayu
maupun perambahan melalui peran b) Sempadan Sungai
aparat dan pemerintah kabupaten. Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri
kanan sungai termasuk sungai buatan yang
2. Kawasan Bakau mempunyai manfaat penting untuk
Kawasan lindung lainnya yang berfungsi mempertahankan kelestarian fungsi sungai.
memberikan perlindungan terhadap perikehidupan Perlindungan terhadap sempadan sungai
di laut dan pantai yaitu Kawasan Hutan Mangrove dilakukan untuk melindungi sungai dari kegiatan
(Hutan Bakau) yang diarahkan pada Kecamatan manusia yang dapat mengamankan aliran
Bandar Khalipah,Tanjung Beringin, Teluk sungai.Kabupaten Serdang Bedagai memiliki
Mengkudu, dan Pantai Cermin. Mengingat banyak sungai besar dan kecil. Berdasarkan
kondisi hutan mangrove di Kabupaten Serdang Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 63 tahun
Bedagai yang berada dalam kondisi rusak, maka 1993 tentang Garis Sepadan Sungai, Daerah
penanganan rehabilitasi kedepannya kawasan Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai, dan
hutan ini perlu melibatkan masyarakat yang Bekas Sungai maka untuk memperhatikan
didukung oleh pemerintah kabupaten dan keberadaannya maka ditetapkan/diarahkan
pengamanan hutan mangrove dari pencuriaan kawasan sempadan sungai di Kabupaten Serdang
kayu maupun perambah melalui peran aparat dan Bedagai sebagai berikut :
pemerintah kabupaten. Sungai yang memiliki tanggul di tengah kota
harus mempunyai sepadan sungai 3 meter yang
3. Kawasan Perlindungan Setempat diukur dari kaki tanggul.
 Sungai yang memiliki tanggul di luar b. Untuk menanggulangi kawasan rawan banjir
kota harus mempunyai sepadan sungai 5 berupa banjir di hulu dengan menemukenali
meter dari kaki tanggul. kawasan yang berada di sungai padang
 Sungai besar tanpa pengaman memiliki (Kecamatan Tebing Tinggi) dan sungai rampah
sepadan sungai 100 m. (Kecamatan Sei Rampah).
 Sungai kecil tanpa pengaman memiliki c.Kawasan banjir di Kabupaten Serdang (wilayah
sepadan sungai 50 m. pesisir/pantai dan sungai) Bedagai terbagi atas 3
Kawasan sempadan sungai yang klasifikasi berupa agak rawan banjir, rawan banjir,
ditetapkan/diarahkan sebagai kawasan lindung dan sangat rawan banjir yaitu :
dapat digunakan untuk kegiatan budidaya sejauh  Daerah yang memiliki agak rawan banjir
tidak mengganggu fungsi lindungnya, misalnya terdapat di Kecamatan Sei Rampah,
digunakan untuk lapangan olah raga, kawasan Tebing Tinggi, Pantai Cermin, dan Sei
rekreasi, dan sebagainya. Dan apabila kegiatan Bamban.
kawasan budidaya eksisting yang telah melanggar  Daerah yang memiliki rawan banjir
sepadan sungai sebaiknya dikembalikan fungsinya terdapat di Kecamatan Perbaungan,
sebagai mana yang telah Pantai Cermin, Teluk Mengkudu,
ditetapkan/direolisasikan Tanjung Beringin, dan Bandar Khalipah
 Daerah yang memiliki sangat rawan
4. Kawasan Cagar Budaya banjir ini terdapat di Kecamatan Bandar
Kawasan cagar budaya adalah kawasan Khalipah.
dimana lokasi bangunan hasil budaya manusia
bernilai tinggi maupun bentukkan geologi alami 6. Kawasan Budidaya
khas berada. Banyak peninggalan bersejarah yang Kawasan budidaya adalah kawasan yang
berupa bangunan-bangunan kuno, seperti Masjid ditetapkan dengan fungsi utama untuk
Kunodan Makam Sultan di Kecamatan Tanjung dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi
Beringin, bangunan rumah adat Melayu dan Batak sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan
di Kecamatan Tanjung Beringin. Kawasan cagar sumberdaya buatan. Kawasan budidaya
budaya ini direncanakan di obyek peninggalan merupakan kawasan di luar kawasan lindung.
bersejarah yang terdapat di Kecamatan Pantai Penetapan kawasan budidaya dititikberatkan pada
Cermin, Kecamatan Perbaungan, Kecamatan usaha untuk memberikan arahan pengembangan
Sipispis, Kecamatan Dolok Masihul, Kecamatan berbagai kegiatan budidaya sesuai dengan fungsi
Tanjung Beringin, dan Kecamatan Teluk sumberdaya yang ada dengan memperhatikan
Mengkudu optimasi pemanfaatannya. Pengarah kawasan
budidaya dalam rencana tata ruang wilayah
5. Kawasan Rawan Bencana Kabupaten ditujukan untuk :
Kawasan rawan bencana di Kabupaten 1. Memberikan arahan pemanfaatan ruang
Serdang Bedagai ini berupa kawasan rawan banjir kawasan budidaya secara optimal,
yang di wilayah pesisir maupun pantai. Kawasan berdayaguna dan berhasil guna, serasi,
rawan bencana ini diperuntukkan dalam seimbang dan berkelanjutan.
pengembangan prioritas pengembangan yang ada 2. Memberikan arahan bagi perubahan jenis
di Kabupaten pemanfaatan ruang antar kegiatan
Serdang Bedagai dalam menanggulangi tsunami budidaya yang berbeda.
di wiilayah pesisir yaitu disepanjang pantai 3. Memberikan arahan bagi perubahan jenis
(Kecamatan Pantai Cermin, Perbaungan, Teluk pemanfaatan ruang dari jenis kegiatan
Mengkudu, Tanjung Beringin, dan Bandar budidaya terutama ke jenis yang lain.
Khalipah) Kabupaten Serdang Bedagai
4. Proses penentuan kawasan budidaya ini produksi, serta masih terdapatnya lahan
mengacu kepada: Kawasan lindung yang kritis di dalam kawasan hutan produksi
telah ditetapkan sebelum dan menjadi maka di Kabupaten Serdang Bedagai
pembatas bagi penetapan kawasan perlu dilaksanakan kegiatan rehabilitasi
budidaya. lahan-lahan kritis baik yang berada di
1. Rencana Struktur Tata Ruang yang dalam kawasan hutan maupun luar
dituju. kawasan hutan, bertambahnya luas hutan
2. Kriteria menurut Pedoman tanaman melalui usaha-usaha
Penyusunan Rencana Tata Ruang pembangunan hutan tanaman maupun
Daerah yang diterbitkan oleh peningkatan luas hutan rakyat di lahan-
Kelompok Kerja Tim Tata Ruang lahan hak milik.
Nasional Untuk kawasan hutan produksi
3. Rencana Strategi Program diarahkan di Kecamatan Kotarih (Silinda
Pembangunan Daerah (Renstra Reg 3/SG) dengan pengembangan
Propeda). Agroforestry (Wana Tani) yang
4. Hasil masukan analisis fisik, sosial, melibatkan masyarakat dalam
ekonomi dan struktur tata ruang. merehabilitasi kawasan hutan.
Berdasarkan pedoman-pedoman di atas, maka Sedangkan untuk kawasan hutan rakyat
kawasan budidaya yang direncanakan di diarahkan di kawasan-kawasan lahan hak
Kabupaten Serdang Bedagai adalah: milik rakyat terutama lahan-lahan milik
a. Kawasan hutan produksi masyarakat yang terkategori kritis.
b. Kawasan pertanian :
 Kawasan tanaman lahan basah b. Kawasan Pertanian
 Kawasan tanaman lahan kering 1. Kawasan Tanaman Pangan
 Kawasan tanaman tahunan/perkebunan Kawasan tanaman pangan berupa
 Kawasan peternakan kawasan tanaman pangan lahan basah dan
 Kawasan perikanan tanaman lahan kering. Pengembangan tanaman
c. Kawasan pertambangan pangan lahan basah guna mendukung peningkatan
d. Kawasan perindustrian swasembada pangan. Beberapa cara dapat
e. Kawasan pariwisata dilakukan, terutama dengan program intensifikasi
f. Kawasan permukiman sehingga produksi per hektar semakin meningkat.
Ekstensifikasi berupa perluasan kawasan tanaman
a. Kawasan Hutan Produksi pangan lahan basah terutama untuk mengimbangi
Sesuai dengan Keputusan penyempitan/pengurangan areal tanaman akibat
Menteri Kehutanan No. :SK.44/Menhut- lahan sawah berubah fungsi untuk kegiatan
II/2005, luas kawasan Hutan Produksi lainnya.Kawasan tanaman lahan basah adalah
terbatas di Kabupaten Serdang Bedagai kawasan yang dipergunakan bagi tanaman pengan
adalah 3.620 Ha (Silenda Reg 3/SG). lahan basah dimana pengairannya dapat diperoleh
Kawasan hutan produksi terbatas adalah secara alamiah maupun teknis.
hutan produksi dimana eksploitasinya Berdasarkan analisis kesesuaian lahan,
hanya dapat dengan cara tebang pilih dan maka kawasan ini direncanakan berlokasi
tanam. Mengingat masih rendahnya luas menyebar hampir di seluruh wilayah kecamatan
kecukupan kawasan hutan (luas kawasan baik dalam skala besar maupun kecil kecuali
hutan masih dibawah 30% dari total luas Kecamatan Dolok Merawan dan Sipispis serta
Kabupaten), masih terdapatnya pembukaan lahan basah yang terkena
perambahan pada kawasan hutan pembangunan jalan tol terutama bekas daerah
rawa.Kawasan tanaman pangan lahan kering
adalah kawasan yang diperuntukan bagi tanaman  Kawasan pengembalaan lahan kering-
pangan lahan kering berupa tanaman palawija, ternak
holtikultura, atau tanaman pangan lainnya. Manfaat dengan sistem terpadu ini antara lain
Tanaman pangan lahan kering tidak memerlukan ternak dapat berlindung dari panas terik matahari
sistem pengairan irigasi. Sedangkan kawasan dan memperoleh makanan alternatif pada musim
tanaman lahan kering direncanakan menyebar kemarau panjang. Dari hasil analisis bahwa
hampir diseluruh Kecamatan Kabupaten Serdang kawasan peternakan diarahkan sebagai berikut :
Bedagai baik dalam skala besar mapun kecil 1. Kawasan peternakan besar (memiliki
kecuali Kecamatan Kotarih, Silinda, dan Bintang perusahaan) diarahkan menyebar ke
Bayu, Pegajahan, dan Perbaungan. seluruhkecamatan yang ada di Kabupaten Serdang
Bedagai dengan syarat jauh dari jalan arteri
2.Kawasan Tanaman Perkebunan primer, permukiman, dan harus memiliki
Pengembangan kawasan tanaman tahunan di AMDAL.
Kabupaten Serdang Bedagai berupa perkebunan 2.Kawasan peternakan unggas juga diarahkan di
rakyat dan perkebunan besar. Perkebunan swasta seluruh kecamatan.
dan PTP besar terdapat di Kecamatan Dolok 3.Kawasan peternakan diarahkan pada Kecamatan
Masihul, Serba Jadi, Pegajahan, Perbaungan, Pantai Cermin selama peternakan tersebut tidak
Pantai Cermin, Sei Bamban, Sei Rampah. Dolok menggangu serta syaratnya jauh dari kawasan
Merawan, Sipispis, Tebing Syahbandar, dan pariwisata & permukiman sehingga nantinya tidak
Tebing Tinggi. Seiring dengan usaha perluasan mengganggu kawasan tersebut, hal ini dilihat dari
kawasan tanaman tahunan, maka jaringanjalan kawasan peternakan yang paling dominan
yang ada harus ditingkatkan. Kabupaten Serdang (berdasarkan eksisting yang ada).
Bedagai terdapat lahan tidur yang dapat dibedakan 4.Dan pada kawasan peternakan babi tidak
menjadi dua bagian yaitu lahan tidur yang telah diarahkan sama sekali di setiap kecamatan.
dimiliki oleh perorangan dan lahan tidur yang
merupakan hak pemerintah setempat. Kedua jenis d. Kawasan Perikanan
lahan tidur tersebut diatas masih banyak terdapat Pengembangan kawasan perikanan dimaksudkan
di Kabupaten Serdang Bedagai yang menyebar untuk memenuhi kebutuhan ikan, baik pasar lokal
diseluruh kecamatan. Lahan tidur tersebut daerah sekitar Kabupaten Serdang Bedagai.
diprioritaskan dalam pengembangannya untuk Untuk mencapai arahan ini perlu ditindak lanjuti
kawasan tanaman tahunan. dengan menyediakan sarana dan prasarana
pembangunan perikan, terutama perikanan darat.
c. Kawasan Peternakan Penentuan kawasan perikanan darat khususnya
Pengembangan kawasan peternakan di perikanan darat direncanakan di Kecamatan
Kabupaten Serdang Bedagai diarahkan pada Tebing Syahbandar, Tebing Tinggi, Dolok
sistem pengelolaan secara terpadu. Untuk ternak Merawan,Sipispis, Silinda, Bintang Bayu, Kotarih
yang dikembangkan dengan sistem dan Pantai Cermin (diarahkan dengan
pengembalaan, dikembang kan menjadi sistem pengembangan pembibitan ikan nila). Sedangkan
pengandangan di lahan pertanian pangan yang untuk perikanan laut diarahkan di Kecamatan
masing-masing dapat berinteraksi secara Pantai Cermin, Perbaungan, Teluk Mengkudu,
mutualistis. Tanjung Beringin, dan Bandar Khalipah. Dari
Untuk peternakan dengan sistem pengembalaan kelima kecamatan tersebut Kecamatan Tanjung
dikembangkan sistem pengembalaan terpadu Beringin ini diarahkan sebagai pusat kegiatan
yang diarahkan dengan pola: ekonomi di pinggir pantai dalam penopang
 Kawasan pengembalaan hutan ternak pembangunan terutama perikanan. Pengembangan
 Kawasan pengembalaan kebun ternak perikanan ini khususnya di Kecamatan Pantai
Cermin yang dikembangkan sebagai kawasan
perikanan ini tidak boleh diarahkan berdekatan 1. Agroindustri dan industri kecil/kerajinan
dengan kawasan pariwisata dan permukiman, jadi diarahan di Kecamatan Tebing Tinggi (Desa Paya
pengembangannya memang harus jauh dari Lombang) dan Kecamatan Tebing Syahbandar
kawasan pariwisata/permukiman. (Desa Penggalangan).
2.Untuk kawasan industri perikanan (pakan ikan
e. Kawasan Pertambangan dan udang) diarahkan pada Kecamatan Pantai
Kawasan pertambangan adalah kawasan yang Cermin yang terletak di Desa Naga Kisar.
diperuntukkan bagi industri pertambangan, baik 3.Membuka kawasan industri yang diarahkan
wilayah yang sedang maupun akan segera pada Kecamatan Tanjung Beringin (seperti
dilakukan kegiatan penambangan. Kriteria lokasi industri pengalengan ikan).
sesuai dengan yang ditetapkan oleh Departemen 4.Membuka kawasan industri perkebunan (swasta
Pertambangan dan Energi untuk daerah masing- maupun BUMN) yang mana bahan bakunya
masing, yang mempunyai potensi bahan tambang berdekatan dengan kawasan perkebunan untuk
yang bernilai tinggi.Kabupaten Serdang Bedagai diolah menjadi bahan setengah jadi (seperti
memiliki berbagai deposit mineral yang dapat perkebunan sawit, karet, dan coklat).
dikembangkan, yaitu Galian C (Pasir) di 5.Setiap industri diperuntukkan untuk membuat
Kecamatan Perbaungan, Pegajahan, Kotarih, pengelolaan limbah, khususnya pabrik yang diluar
Silinda, Bintang Bayu, Dolok Masihul, Serba Jadi, kawasan industri eksisting (seperti pabrik kelapa
Tebing Syahbandar, dan Tebing Tinggi sedangkan sawit dan karet).
Pasir Pantai di Kecamatan Pantai Cermin, Teluk Arahan yang telah ditetapkan dalam rencana
Mengkudu dan Tanjung Beringin. kawasan perindustrian tesebut harus memiliki
AMDAL bagi industri besar serta kawasan
f. Kawasan Perindustrian industri harus jauh dari permukiman dan
Pengembangan kawasan pariwisata sehingga tidak menggangu aktivitas
prindustrian diarahkan pada industri yang kegiatan tersebut.
tidak merusak lingkungan Penekanan
kegiatan industri adalah industri kecil
dan kerajinan yang tersebar di berbagai
kecamatan serta industri yang berbasis g. Kawasan Pariwisata
agroindustri atau industri yang mengelola Kabupaten Serdang Bedagai memiliki berbagai
hasil pertanian.Tidak ada peruntukan obyek wisata dan cagar budaya yang menarik dan
kawasan industri khusus untuk bisa dikembangkan sebagai kawasan wisata dalam
menampung kegiatan industri kecil dan pembangunan yang berkelanjutan. Obyek wisata
kerajinan. Kawasan industri yang dapat dikembangkan untuk konsumsi
pertambangan diarahkan sesuai dengan regional dan nasional/ internasional saat ini
lokasi bahan baku berada. Secara garis terbatasnya pengembangan obyek wisata yang ada
besar, pengembangan industri diarahkan hanya berlingkup lokal atau belum dikelola
pada: dengan baik. Jenis obyek wisata yang dapat
1. Pengembangan industri yang memiliki dikembangkan/diarahkan di Kabupaten Serdang
hubungan dan keterkaitan erat dengan sektor Bedagai adalah :
pertanian dan pariwisata. 1.Wisata bahari diarahkan di Kecamatan Pantai
2.Memperluas lapangan kerja, kesempatan Cermin dengan penerapan teknologi plus hotel
berusaha dan meningkatkan volume ekspor. dengan melibatkan investror (penanam modal)
3.Peningkatan kualitas produksi dan daya saing dan Kecamatan Perbaungan, Teluk Mengkudu,
Menciptakan iklim usaha yang tetap untuk Tanjung Beringin (pusat ekonomi dipinggir
mendorong investasi lokal. Dengan hal tersebut pantai), dan Bandar Khalipah yang diarahkan
maka kawasan industri ini direncanakan sebagai : dengan melibatkan masyarakat dan Wisata alam
yang diarahkan sepanjang sungai yang erdapat kecuali pada Kawasan Hutan Lindung Simbolon
dibagian selatan/pegunungan (Kecamatan Kotarih, II Reg 2/PB (Kecamatan Sipispis).
Silinda, Bintang Bayu, Dolok Masihul, Sipispis, Pengembangan kawasan permukiman
dan Dolok Merawan). perkotaan tersebut dilakukan dengan
2.Ekowisata (wisata berwawasan lingkungan) meningkatkan fasilitas-fasilitas pelayanan yang
diarahkan di Pulau Berhala, Pulau Sokong seharusnya ditempatkan sesuai dengan fungsi
Siembang, dan Pulau Sokong Nenek Kecamatan kotanya, seperti fasilitas pendidikan, kesehatan
TanjungBeringin yang berorietasi bahari. perdagangan, perekonomian, pemerintahan, jasa
3.Agrowisata berupa perkebunan karet dan sawit dan lain sebagainya. Kawasan permukiman
di lokasi perkebunan besar (Kecamatan Sei pedesaan juga dikembangkan dengan melengkapi
Rampah, Pegajahan, Dolok Masihul, Sipispis, fasilitas yang diperlukan sebagai syarat suatu
Tebing Syahbandar, dan Dolok Merawan). permukiman pedesaan yang baik.
4.Khusus Pulau Berhala tidak boleh di bangun
bangunan permanen tetapi hanya diperbolehkan
membangun bangunan non permanen. BAB V
Dengan demikian, di Kecamatan Pantai PENUTUP
Cermin yang dikembangkan/ diarahkan sebagai 5.1. Kesimpulan
kawasan perikanan tersebuttidak boleh diarahkan
Kabupaten Serdang Bedagai secara
pada pengembangan kawasan pariwisatakarena
astronomis terletak pada posisi 20 57’’ Lintang
dapat menggangu kawasan pariwisata. Kawasan
Utara, 30 16’’ Lintang Selatan, 980 33’’- 990 27’’
cagar budaya adalah kawasan dimana lokasi
Bujur Timur dengan ketinggian berkisar 0 – 500
bangunan hasil budaya manusia bernilai tinggi
meter di atas permukaan laut.Kabupaten Serdang
maupun bentukkan geologi alami khas berada dan
Bedagai memiliki area seluas 1.900,22 Km2
kawasan ini sangat bermanfaat jika dikembangkan
(190.022 Ha). Adapun pola pemanfaatan lahan
sebagai kawasan pariwisata. Dalam
wilayah Kabupaten Serdang Bedagai akan dibagi
pengembangan kawasan pariwisata berupa
menjadi beberapa wilayah kawasan yaitu
kawasan cagar budaya ini direncanakan di obyek
Kawasan Hutan Lindung, Kawasan Bakau,
peninggalan bersejarah yang terdapat di
Kawasan Perlindungan Setempat yang meliputi
Kecamatan Pantai Cermin, Kecamatan
Sempadan Pantai, Sempadan Sungai, Kawasan
Perbaungan, Kecamatan Sipispis, Kecamatan
Pelestarian Alam, Kawasan Rawan Bencana,
Dolok Masihul, Kecamatan Tanjung Beringin,
Kawasan Budidaya, Kawasan Perikanan,
dan Kecamatan Teluk Mengkudu.
Kawasan Pertambangan, Kawasan Perindustrian,
Kawasan Pariwisata serta Kawasan Pemukiman.
h. Kawasan Permukiman
Kawasan permukiman terdiri dari
permukiman perkotaan dan permukiman 5.2. Saran
pedesaan. Kawasan permukiman perkotaan Saran dalam mini riset ini yaitu agar pola
dikembangkan pada daerah pusat -pusat pemanfataan lahan wilayah khususnya pola
pelayanan, yaitu pada setiap ibukota kecamatan. pemanfaatan lahan pada Kabupaten Serdang
Pengembangan kawasan permukiman perkotaan Bedagai harus dijalankan dengan baik. Jika
utama akan direncanakan pada ibukota kecamatan rencana yang telah disusun dapat teralisasikan
yang menjadi pusat Wilayah Pengembangan yaitu maka akan menciptakan suatu kemajuan dalam
Sei Rampah. Selain itu ibukota kecamatan yang wilayah tersebut. Maka dari itu, agar rencana tata
terdapat di Kabupaten Serdang Bedagai diarahkan pemanfataan lahan dapat berjalan dengan baik
juga sebagai kawasan permukiman perkotaan maka perlu dukungan dari berbagai pihak
diantaranya pemerintah dan masyarakat secara
umum.

DAFTAR PUSTAKA

Ahid, Yunus., 2014. Pengantar Hukum Tata


Ruang. Jakarta : Kencana

Badan Pusat Statistik Kabupaten Serdang Bedagai


2018
Bapedda Kabupaten Serdang Bedagai
Djunaedi, Achmad. 2015. Proses Perencanaan
Wilayah dan Kota. Yogyakarta: UGM
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.

Anda mungkin juga menyukai