Anda di halaman 1dari 28

PENGANGGARAN MODAL

INTERNASIONAL

DOSEN:
D E W I C A H YA N I PA N G E S T U T I , S E , M M
F A K U LTA S E KO N O M I DA N B I S N I S
U N I V E R S I TA S P E M B A N G U N A N N A S I O N A L
“ V E T E R A N ” J A K A R TA
PRINSIP PENILAIAN INVESTASI
Investasi merupakan aktivitas perusahaan yang mempunyai peranan
yang kritis. Investasi merupakan kunci untuk meningkatkan nilai
perusahaan, yang beraarti kemakmuran pemegang saham.
Penganggran investasi internasional mempunyai prinsip yang sama
dengan penganggran domestic meskipun dengan beberapa
perkecualian. Penganggran internasional mempunyai kompleksitas
yang lebih tinggi karena menyangkut mata uang asing dan situasi
internasioanal yang berbeda dengan situasi domestic.
LANGKAH UNTUK MENILAI INVESTASI DOMESTIC
• Memperkirakan aliran kas yang diperlukan untuk investasi dan kas
masuk dimasa mendatang dari investasi tersebut.
• Menghitung tingkat keuntungan yang di isyaratkan (biaya modal)
untuk investasi tersebut, yang akan dipakai sebagai discount rate
untuk menghitung present value aliran kas pada point a
• Menghitung kelayakan investasii dengan beberapa metode penilaian
seperti NPV, IRR, MIRR, dan PP.
MENAKSIR ALIRAN KAS
Tahap paling penting dan paling sulit dilakukan adalah menaksir aliran
kas. Banyak asumsi yang akan dipakai untuk menyusun aliran kas
tersebut. jika asumsi tersebut tidak tepat, aliran kas yang diramalkan
bisa melenceng jauh dari aliran kas yang terjadi.

beberapa hal perlu diperhatikan dalam memperkirakan aliran kas


tambahan dari suatu proyek seperti berikut ini.
• Penjualan tambahan
Suatu investasi akan membuka kesempatan baru (aliran kas tambahan), yang
tidak akan diperoleh jika investasi tidak dilakukan.
• Biaya kesempatan
Biaya kesempatan merupakan biaya yang relevan bukannya biaya historis.
• Harga pasar
Jika peusahaan melakukan transaksi internal, harga transefer akan
mendistorsikan analisis.
• Fee, Royalti dan lisesnsi
bisa dibebankan oleh kantor pusat atau proyek. Bagi proyek fee semacam itu
merupakan biaya tetapi merupakan aliran kas masuk bagi kantor pusat.
EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI
NPV (Net Present Value)
Metode terbaik untuk menghitung evaluasi kelayakan investasi adalah NPV
𝑡 𝐶𝑖
• NPV = -C0 + 𝑖=1 1+𝑖 1

Dimana :
C0 = Pengeluaran inevestasi awal
Ci = Kas masuk untuk periode i( dari periode 1 sampai dengan periode T, yaitu
alhir periode)
T = umur periode
i = Biaya modal
• Metode APV (Adjusted Present Value)
Alternatif dari metode NPV engan biaya modal rata-rata tertimbang adalah menggunakan metode APV. Metode ini bisa
dituliskan sebagai berikut :
𝑡 𝐶𝑖 𝑡 𝑡.𝐼𝑖+𝑡.𝐷𝑖 𝑡 𝑆𝑖
APV= -C0 + 𝑖=1 1+𝑘𝑠 1 + 𝑖=1 1+𝑘𝑑 1 + 𝑖=1 1+𝑘𝑑 1

Dimana :
• C0 = Pengeluaran investasi awal
• Ci = aliran kas masuk periode i (i=1 sampai I =T)
• Ii = pembayaran bunga pada periode i
• Di = depresiasi pada periode i
• Si = subsidi pada periode i
• Ks = biaya modal saham 100%
• Kd = biaya modal utang
Metode APV tersebut mempunyai analogi dari model penilaian perusahaan yang dikembangkan oleh modigliani-miller.
Penggunan APV mempunyai keuntungan, karena analisis dilakukan melalui beberapa tahap. Pertama, investasi dianalisis
dengan menggunakan biaya modal saham, tanpa memperhitungkan manfaat-manfaat tambahan yang berkaitan dengan
investasi tersebut. Jika APV tersebut positif, barangkali manfaat tambahan tidak perlu dihiting. Proyek tersebut
merupakan proyek yang baik. Tetapi jika APV tersebut negative, manfaat-manfaat tambahan perlu dihitung dan
dijumlahkan.
PENYESUAIAN TERHADAP RESIKO POLITIK DAN
EKONOMI
Analisa risiko politik dan ekonomi perusahaan umumnya lebih menyukai
untuk menanam investasi di negara yang mata uangnya relatif stabil,
perekonomiannya sehat dan peluang risiko politiknya cenderung kecil.
Risiko politik dan ekonomi berbeda dari satu Negara ke Negara lainnya.
Untuk menyesuaikan risiko tersebut, perusahaan bisa melakukan beberapa
cara :
• Memperpendek periode pay-back
• Menaikan discount rate (biaya modal)
• Menyesuaikan aliran kas
EVALUASI INVETASI INTERNASIONAL
1. Perhitungan Aliran Kas
Dalam menghitung aliran kas ialah dengan menambah keuntungan
bersih setelah pajak dengan pengeluaran tidak tunai atau Keputusan
investasi yang dilakukan perusahaan akan menentukan apakah suatu
investasi layak dilaksanakan oleh perusahaan atau tidak. Cash flow
yang berhubungan dengan keputusan investasi bisa dikelompokkan
dalam 3 macam aliran kas yaitu: 1. initial cashflow , 2. Operational
cashflow dan 3. terminal cashflow.
KASUS
– Perhitungan Aliran Kas
• Misalkan perusahaan miltinasional Indonesia mempunyai cabang di AS, dan akan
melakukan investasi di AS. Besarnya investasi adalah $100.000 untuk
pembangunan pabrik dan peralatan, dengan jangka waktu lima tahun.
Perhitungan untuk setiap komponen sebagai berikut.
– Penjualan
• Penjualan tahun pertama diperkirakan 1.000 unit dengan pertumbuhan sekitar
10% per tahunnya. Harga per unit ditentukan $50, dan harga diperkirakan
mengalami pertumbuhan sesuai dengan inflasi di AS sebesar 5% per tahunnya.
• Biaya operasional
– Modal kerja ditentukan 30% dari penjualan, tetapi 10% dari kebutuhan tersebut bisa dipenuhi
oleh utang dagang. Kebutuhan modal kerja bersih dengan demikian 20% dari penjualan. Modal
kerja dianggap berputar terus, tidak habis, sehingga investasi tambahan modal kerja per
tahunnya merupakan investasi tambahan. Sebagai contoh, investasi modal kerja pada tahun 1
adalah $10.000, sedangkan investasi modal kerja pada tahun 2 adalah $11.550. Dengan
demikian investasi modal kerja yang diperlukan pada tahun kedua adala $1.550 ($11.550-
$10.000). Modal kerja kemudian bisa kembali pada akhir periode (sebesar $17.796). Modal
kerja diasumsikan kembali pada akhir tahun keenam.
– Biaya variabel adalah 30% dari harga jual. Biaya administrasi dan lainnya diperkirakan 5% dari
penjualan. Biaya tersebut dibayarkan ke staf dan input lokal (AS). Diasumsikan tidak ada fee
untuk kontrak manajemen pusat. Kantor pusat membebani biaya lisensi 20% dari penjualan.
Depresiasi menggunakan metode garis lurus. Mesin dan peralatan senilai $100.000 didepresiasi
dengan garis lurus selama lima tahun, yang berarti depresiasi mesin adalah $20.000/tahun.
Tidak ada nilai residu dalam investasi ini. Pajak di AS adalah 35%, sama dengan pajak di
Indonesia.
• Peramalan kurs
– Peramalan kurs Rp/$ di masa mendatang menggunakan metode PPP
(Purchasing Power Parity). Kurs spot saat ini (awal tahun) adalah
Rp3.000,00/$. Inflasi di Indonesia diperkirakan konstan sebesar 10% per
tahun, sedangkan di AS sebesar 5% per tahun. Rupiah dengan demikian
diperkirakan mengalami depresiasi terhadap dolar AS di masa mendatang.
Kurs di masa mendatang dihitung sebagai berikut Rp3.000,00(1,1/1,01)t,
dimana t adalah tahun. Untuk tahun pertama, kurs yang diperkirakan adalah
Rp3.000,00(1,1/1,05)1 = Rp3.143,00.
2. Evaluasi dengan WACC
• Weighted Average Cost Of Capital (WACC) adalah batas minimum tingkat pengembalian suatu
proyek investasi. WACC merupakan biaya rata – rata tertimbang dari modal sendiri (equity)
dan modal pinjaman (debt) perusahaan.
Dalam menghitung detail WACC dapat mengikuti persamaan sebagai berikut :

• Ket:
D : Total Debt
E : Total Equity
Ke : Cost of Equity
Kd : Cost of Debt
• Jika kita menggunakan pendekatan biaya modal rata-rata tertimbang, maka A
modal rata-rata tertimbang tersebut harus dicari terlebih dahulu. Biaya modal
cabang AS diasumsikan sama dengan biaya modal kantor pusat yaitu 20%.
Cabang AS tersebut memperoleh pinjaman murah dari pemerintah AS yaitu
pinjaman sebesar $22.000 (dalam $) dengan jangka waktu lima tahun dengan
bunga 4% per tahun. Bunga dibayar per tahun dengan pokok pinjaman dilunasi
pada akhir tahun kelima. Di samping pinjaman tersebut, cabang juga
memperoleh pinjaman dari kantor pusat sebesar Rp16.500.000,00 dengan
bunga 15% per tahun, jangka waktu lima tahun, dan pokok dilunasi pada akhir
tahun kelima. Pinjaman tersebut berdenominasi Rupiah dan cabang membayar
bungan dan pokok pinjaman dalam Rupiah. Pin jaman tersebut kemudian
dikonversikan ke dolar AS dengan kurs spot Rp3.000,00/$, menjadi $5.500.
Kantor pusat diasumsikan mempunyai biaya modal utang sebesar 15%.
• Pinjaman dalam bentuk Rupiah dikembalikan dalam bentuk Rupiah juga ke
kantor pusat. Karena Rupiah diperkirakan mengalami depresiasi terhadap dolar,
pinjaman dengan bunga nominal 15% akan mempunyai bunga efektif yang lebih
kecil dari 15%, berdasarkan kacamata cabang. Berikut ini perkiraan aliran kas
dalam $ yang diperlukan untuk membayar pinjaman ke kantor pusat, dan IRR
(Internal Rate of Return) yang merupakan ukuran tingkat bunga pinjaman efektif.
IRR dihitung melalui formula seperti berikut ini.
+1313 1196 864 1040 3422
• +5.500 = + + + +
(1+𝐼𝑅𝑅)1 (1+𝐼𝑅𝑅)2 (1+𝐼𝑅𝑅)4 (1+𝐼𝑅𝑅)3 (1+𝐼𝑅𝑅)5
• IRR = 11%
• Setelah memperoleh informasi tersebut, kita bisa menghitung biaya modal rata-rata tertimbang
untuk cabang dan perusahaan pusat. Berikut ini ringkasan biaya modal tersebut.

• Setelah biaya modal rata-rata tertimbang dihitung, angka tersebut kemudian bisa dipakai
untuk menghitung NPV investasi di atas. Ada dua tahap dalam analisis tersebut, yaitu sudut
pandang investasi tersebut (proyek) dan sudut pandang kantor pusat. Tabel berikut ini
menghitung NPV dengan sudut pandang proyek.
• Berikut NPV dari sudut pandang kantor pusat
3. Evaluasi Dengan Adjusted NPV

Metode NPV ini memindahkan cash flow yang menyebar sepanjang


umur investasi ke waktu awal investasi (t = 0) atau kondisi present
dengan menerapkan konsep ekivalesi uang.
Suatu cashflow investasi tidak selalu dapat diperoleh secara lengkap,
yaitu terdiri dari cash-in dan cash-out, tetapi mungkin saja hanya yang
dapat diukur langsung aspek biayanya saja atau benefitnya saja
– Evaluasi Dengan Adjusted Present Value (APV)
APV untuk cabang dan pusat. Perhitungan berikut ini menggunakan metode Adjusted Present
Value. Pertama, aliran kas operasional dihitung dengan kemudian dipresent value-kan dengan
menggunakan biaya modal saham 100% yang diasumsikan 20%, sama dengan biaya modal saham
kantar pusat. Perhitungan menunjukkan bahwa, dari sudut pandang cabang, investasi menghasilkan
NPV negatif, sebelum memperhitungkan manfaat tambahan lainnya seperti penghematan pajak
karena bunga atau subsidi bunga.
• NPV negatif yang diperoleh adalah -$37.735, atau sebesar –Rp113.205 ribu. Perhitungan dengan
memasukkan manfaat tambahan menghasilkan angka NPV positif seperti terlihat pada bagian
berikutnya.
• Sebelum memasuki perhitungan manfaat tambahan, berikut ini perhitungan APV dengan sudut
pandang kantor pusat, diperoleh angka NPV positif. Denominasi yang dipakai dalam perhitungan
tersebut adalah rupiah.
• Menghitung Manfaat tambahan. Untuk menghitung APV, kita perlu mengidentifikasi
manfaat-manfaat tambahan yang diperoleh setelah kita melakukan investasi. Misal, manajer telah
mengidentifikasi tiga manfaat: penghematan pajak karena depresiasi, penghematan pajak karena
bunga, dan penghematan pajak karena subsidi pinjaman. Tiga tabel berikut menyajikan
perhitungan manfaat tambahan.
• Manfaat dari subsidi dihitung melalui selisih antara present value pinjaman dengan bunga pasar
dengan present value pinjaman dengan menggunakan tingkat bunga yang disubsidi. Lebih spesifik
lagi, manfaat dihitung melalu persamaan berikut ini.
𝐶1 𝐶𝑛
• Manfaat = +𝑐0 [ + ⋯+ ]
1+𝑟 1 1+𝑟 𝑛

• Di mana:
• 𝐶0 = aliran kas masuk pada periode awal, yg merupakan alirankas masuk
• 𝐶1 … 𝐶𝑛 = aliran kas keluar (dalam hal ini pembayaran bunga setiap tahunnya, dan pokok
pinjaman pada akhir periode pinjaman), yang kemudian dipresentvaluekan dengan discount
factor r%
• r = discount factor yaitu tingkta suku bunga pasar
Cabang memperoleh pinjaman pada awal tahun (kas masuk) sebesar $22.000. Kemudian cabang
harus membayar bunga pinjaman tersebut sebesar 4% setiap tahunnya dan pokok pinjaman pada
tahun kelima. Untuk menghitung present value aliran kas keluar tersebut, discount factor yang lebih
tepat dipakai adalah tingkat bunga pasar (diasumsikan 10% di AS atau 15% di Indonesia). Kemudian
aliran kas keluar tersebut dihitung present valuenya, dan kemudian net-present value (NPV)
dihitung dengan mengurangkan PV aliran kas keluar terhadap PV aliran kas masuk. NPV tersebut
merupakan manfaat dari pinjaman yang disubsidi.
Tabel diatas menghitung manfaat tersebut melalui dua cara, yaitu :
– Dalam $ yang kemudian dikonversikan ke Rp, dan
– Dalam Rp
Setelah ketiga manfaat tersebut dihitung, manfaat tersebut kemudian dijumlahkan untuk
memperoleh manfaat total.
Manfaat total = penghematan pajak karena depresiasi + penghematan pajak karena bunga + manfaat
subsidi pinjaman oleh pemerintah AS
Manfaat total = Rp80.071 ribu + Rp6.427 ribu + Rp14.527 ribu = Rp101.025 ribu

Kemudian manfaat tersebut ditambahkan ke NPV aliran kas operasional (yang di presentvalue kan
dengan biaya modal saham 100% sebesar 20%) NPV tersebut adalah Rp65.946 ribu
APV = NPV Operasional + NPV manfaat tambahan
= Rp 65.946 ribu + Rp 101.025 ribu = Rp 166.971 ribu
Setelah memperhitungan manfaat tambahan, diperoleh APV positif, yang berarti proyek tersebut
merupakan proyek yang menguntungkan.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai