Anda di halaman 1dari 5

Nama : Allensius Paliling

NIM : A031191115
Akuntansi Sektor Publik Kelas C
Rangkuman Mata Kuliah

Regulasi dan Standar Akuntansi Sektor Publik


Akuntansi sektor publik memiliki standar yang sedikit berbeda dengan akuntansi biasa karena akuntansi
biasa belum mencakup pertanggungjawaban kepada masyarakat yang ada di sektor publik. Ikatan
Akuntansi Indonesia sebenarnya telah memasukan standar untuk organisasi nirlaba di Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Standar ini tercantum pada PSAK nomor 45 tentang organisasi
nirlaba. Namun, standar ini belum mengakomodasi praktikpraktik lembaga pemerintahan ataupun
organisasi nirlaba yang dimilikinya. Karena itu, pemerintah mencoba menyusun suatu standar yang
disebut dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

Standar akuntansi sektor publik juga telah diatur secara internasional. Organisasi yang merancang
standar ini adalah International Federation of Accountants-IFAC (Federasi Akuntan Internasional).
Mereka membuat suatu standar akuntansi sektor publik yang disebut International Public Sector
Accounting Standards-IPSAS (Standar Internasional Akuntansi Sektor Publik). Standar ini menjadi
pedoman bagi perancangan standar akuntansi pemerintahan di setiap Negara di dunia.

Proses penetapan dan pelaksanaan standar akuntansi sektor publik merupakan masalah yang serius bagi
praktek akuntansi, profesi akuntan, dan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Pembuatan suatu
standar mungkin dapat bermanfat bagi suatu pihak, namun dapat juga merugikan bagi pihak lain.
Penentuan mekanisme yang terbaik dalam menetapkan keseragaman standar akuntansi merupakan
faktor penting agar standar akuntansi dapat diterima pihakpihak yang berkepentingan dan bermanfaat
bagi pengembangan akuntansi sektor publik itu sendiri.

Perkembangan Regulasi dan Standar Akuntansi Sektor Publik di Indonesia.

Regulasi Akuntansi Sektor Publik di Era Pra Reformasi Peraturan dan karakter pengelolaan keuangan
daerah yang ada pada masa Era pra Reformasi dapat dirincikan sebagai berikut :

1. UU Nomor 5 Tahun 1975 tentang Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan


Daerah.

2. PP Nomor 6 Tahun 1975 tentang Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan
Penyusunan Perhitungan APBD. Indikator kinerja Pemda, yaitu meliputi :

 Perbandingan anggaran dan realisasi,


 Perbandingan standar dan realisasi,
 Target presentase fisik proyek.

3. Kepmendagri No.900 tahun 1980 tentang Manual Administrasi Keuangan Daerah. Dalam sistem ini,
pencatatan transaksi ekonomi diperkenalkan double entry bookkeeping.
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1994 tentang Pelaksanaan APBD. 5. UU Nomor 18
Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah. 6. Kepmendagri Nomor 3 Tahun 1999 tentang Bentuk
dan susunan Perhitungan APBD. Bentuk laporan perhitungan APBD :

 Perhitungan APBD
 Nota Perhitungan
 Perhitungan Kas dan Pencocokan sisa Kas dan sisa Perhitungan (PP/1975)

Regulasi Akuntansi Sektor Publik di Era Reformasi

Tujuan dari regulasi Akuntansi Sektor Publik di Era Reformasi adalah untuk mengelola keuangan
negara/daerah menuju tata kelola yang baik. Bentuk Reformasi yang ada meliputi :

1. Penataan peraturan perundang-undangan.


2. Penataan kelembagaan.
3. Penataan sistem pengelolaan keuangan negara/daerah.
4. Pengembangan sumber daya manusia di bidang keuangan.

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

SAP adalah Standar Akuntansi Pemerintah yang diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintah.
Sesuai dengan UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, SAP ditetapkan sebagai PP
(Peraturan Pemerintah) yang diterapkan untuk entitas pemerintah dalam menyusun Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Setiap entitas pelaporan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib menerapkan SAP.

SAP diterapkan dengan PP Nomor 24 Tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah (PP SAP). Namun pada tahun 2010 diterbitkan PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan, sehingga sejak saat itu PP No. 24 Tahun 2005 dinyatakan tidak berlaku lagi. PP
Nomor 71 Tahun 2010 mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan berbasis akrual.

SAP diyakini akan berdampak pada peningkatan kualitas pelaporan keuangan di pemerintah pusat dan
daerah. Ini berarti informasi keuangan pemerintahan akan dapat menjadi dasar pengambilan keputusan
di pemerintahan dan juga terwujudnya transparansi serta akuntabilitas.

Lingkungan Akuntansi Pemerintahan

Kerangka komnseptual SAP menekankan perlunya mempertimbangkan cirriciri penting lingkungan


pemerintahan dalam menetapkan tujuan akuntansi dan pelaporan keuangan. Ciri-ciri tersebut meliputi :

a. Ciri Utama Struktur Pemerintahan dan Pelayanan yang Diberikan

1. Bentuk Umum Pemerintahan dan Pemisahan Kekuasaan Dalam bentuk NKRI yang berbasis
demokrasi, kekuasaan ada di tangan rakyat. Rakyat mendelegasikan kekuasaan kepada pejabat
pubnlik melalui proses pemilihan. Sejalan dengan pendelegasian kekuasaan ini adalah
pemisahan wewenang di antara eksekutif, legisltatif dan yudikatif. Sebagaimana berlaku dalam
lingkungan keuangan pemerintahan,pihak eksekutif menyusun anggaran dan
menyampaikannnya kepada kepada pihak legislative untuk mendapatkan persetujuan. Setelah
mendapat persetujuan, pihak eksekutif melaksanaknnya dalam batas-batas apropriasi dan
ketentuan poerundang-undangan yang berhubungan dengan apropriasi tersebut. Pighak
eksekutif bertanggungjawab atas penyelenggaraaan keuangan tersebut kepada pihak legislative
dan rakyat
2. System Pemerintahan Otonomi dan Transfer Pendapatan Antarpemerintahan Secara subtansial,
terdapat tiga lingkup pemerintahan dalam system pemerintahan Republik Indonesia, yaitu
pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Opemetintah yang
lebih luas cakupannya member arahan pada pemerintahan yang cakupannya lebih sempit.
Adanya pemerintah yang menghasilkkan pendapatan pajak atau bukan pajak yang lebih besar
mengakibatkan diselenggaraakannya system bagi hasil, alokasi dan aumum, hibah, atau subsidi
antarentitas pemerintahan.
3. Adanya Pengaruh Proses Politik
Salah satu tujuan utama pemerintah adalah meningkatkan kesejhahteraan seluruh rakyat.
Sehubungan dengan itu, pemerintah berupaya untuk mewujudkan keseimbangan fiscal dengan
mempertahankan kemampuan keuangan negara yang bersumber dari pendapatan pajak dan
sumbersumber lainnya guna memenuhi keinginan masyarakat. Salah satu cirri yang penting
dalam mewujudkan keseimbangan tersebut adalah berlangsungnya proses politik untuk
menyelaraskan berbagai kepentingan yang ada di masyararakat.
4. Hubungan antara pembayaran pajak dengan pelayanan pemerintah. Walaupun dalam keadaan
tertentu pemerintah memungut secara langsung atas pelayanan yang diberikan, pada dasarnya
sebagian besar pendapatan pemerintah bersumber dari pungutan pajak dalam rangka
memberikan pelayanan kepada masyarakat.

b. Ciri Keuangan Pemerintah yang Penting Bagi Pengendali.

1. Angggaran Sebagai Pernyataan Kebijakan Public, Target Fiscal, Dan Alat Pengendalian. Anggaran
pemerintah merupakan dokumen formal hasil kesepakatan antara eksekutif dan legislative
tentang belanja yang ditetapkan untuk melksanakan kegiatan pemerintah dan pendapatan yang
diharapkan untuk menutup keperluan belanja tersebut atau pembiayaan yang diperlukan bila
diperkirakan akan terjadi defisit atau surplus.
2. Investasi Dalam Aktiva Yang Tidak Langsung Menghasilkan Pendapatan Pemerintah
menginvestasikan dana yang besar dalam bentuk aktiva yang tidak secara langsung
menghasilkan pendapatan bagi pemerintah.
3. Kemungkinan Penggunaan Akuntansi Dana untuk Tujuan Pengendalian Akuntansi Dana
merupakan system akuntansi dan pelaporan keuangan yang lazim ditetapkan di lingkungan
pemerintah yang memisahkan kelompok dana menurut tujuannya, sehingga masing-masing
merupakan entitas akuntansi yang mampu menunjukkan keseimbangan antara belanja dan
pendapatan atau transfer diterima
Pengguna dan Kebutuhan Informasi

Laporan keuangan pemerintah disusun untuk memenuhi kebutuhan informasi dari semua kelompok
pengguna. Beberapa kelompok utama pengguna laporan keuangan pemerintah adalah :

 Masyarakat.
 Para wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa.
 Pihak yang memeberi atau berperan dalam proses donasi, investasi dan pinjaman.
 Pemerintah.

Entitas Pelaporan

Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri atas satu atau lebih entitas akuntansi yang
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban
berupa laporan keuangan yang terdiri atas :

 Pemerintah pusat
 Pemerintah daerah
 Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah
 Organisasi lainnya, jika menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud
wajib menyajikan laporan keuangan

Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan

A. Akuntabilisitas

Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumberdaya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan


kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.

B. Manajemen

Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas pelaporan dalam
periode pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan
dan pengendalian atas seluruh aktiva, kewajiban dan ekuitas dana pemerintah untuk kepentingan
masyarakat.

C. Transparansi

Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan
bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas
pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan
ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.

Komponen Laporan Keuangan

Laporan keuangan pokok, terdiri atas:

a) Laporan Realisasi Anggaran


b) Neraca
c) Laporan Arus Kas
d) Catatan atas Laporan Keuangan.

Asumsi Dasar

Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah adalah anggapan yang diterima
sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar standar akuntansi dapat diterapkan, yang terdiri
atas :

1. Asumsi Kemandirian Entitas.


Asumsi kemandirian entitas, baik entitas pelaporan maupun akuntansi akuntansi, berarti bahwa
setiap unit organisasi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk
menyajikan untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antarunit
instansi pemerintah dalam pelaporan keuangan
2. Asumsi Kesinambungan Entitas
Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas pelaporan akan berlanjut
keberadaanya. Dengan demikian, pemerintah diasumsikan tidak bermaksud likuidasi atas entitas
pelaporan dalam jangka pendek.
3. Asumsi Keterukuran dalam Satuan Utang
Laporan keuangan entitas pelaporan keuangan harus menyajikan setiap kegiatan yang
diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang.

Anda mungkin juga menyukai