Anda di halaman 1dari 6
Seminar Nacional TetnologiPetaakan dan Veterinar 2018 PERTAMBAHAN BOBOT BADAN HARIAN DAN SKOR KONDISI TUBUH PEDET SILANGAN PRA SAPIH DENGAN TEKNOLOGI CREEP FEEDING DI PETERNAKAN RAKYAT @aily Weight Gain and Body Condition Score of Pre Weaning Cross Bred Calf Under Creep Feeding Technology in Traditional Management System) Muchamed Lutfi, Affandby L oka Poneitian SoptPotong J. Palawan No. ? Gra, Pawwuan, Jana Tomar Tati ms88gnai com ABSTRACT Improvement of livestock management, especially feeding management, will provide an optimal growth ‘of calf which inturn, produce productive replacement stocks of beet cat, Objective of this research was to determine effect of supplement feeding to pre weaning caf on selling vale of calf in x fam level. The sy ‘as conducted atthe Livestock group Sriwijaya village Stumurtata Weta Cennee district, Bondowoso East Java Province in 2012. The materials used were 32 pre weaning calves which were divided into two groups. Treatment vas supplemental feeding for pre weaning calf of 17 heads and the oter 17 heads without the audition of eal feed, The supplement given was refined nice bran stating at one month old up to the age of 4 ‘months with the amount given was 0.5 ad 1.0% diy matter based on body weight of calf Parameters measured were daily weight gxin (ADG), body condition ssore (BCS) and xselling value. Data obtained were ‘analyzed using thet test, Results showed supplementation affected ADG, BCS weaning and selling calves signficauly(p-0.08), ADG, BCS weming aad selling calves were higher than calves without supplementation. It i conchaded taat supplementation to pre-wenaing calves can increase the daily weight sain, body consiton score and selling valve of ealf weaning, 1g Calf, Feed Key Words: Beef Cattle, P-w ABSTRAK Perbaikan manajemen pemeliharaan tervtama pemberian pakan, diharapkan dapat_meningkatkan ppertunbuhan pedet secara optimal dan menghaslken bakalan produltif, Penelitian ini beryjuan unfule ‘mengetahi pengstuh pemberian pakzn tambalian pada pedat pra sap sehingga meningkatkon niles jual pet sspih pada tingkat petemak, Peneitan dilskucaa pada kelompok Tera Srivijaya, Dusan Sunmurtanto ‘Desa Ramban Wetan Kecanatan Ceimee Kabupaten Bondowoso Provinsi Jawa Timur pada bulaa J Desember 2012. Materi yang digunalsan ssbaaysle MM eker pedet prseapih yang dibagi ke dalam dua {kelompok, yaitu kelompok pereonfohan pemberian pakan tambahan pedet prasapih berjumlal 17 ekor dan 17, cckor pedet tampa pensinbslian pala, Pokan diberilan berupa dedak padi lalus dicampur mineral premix svlsi vanur pedet sate bulan hiaggs di sapih pada wnur 4 bulea dengon jomlah pemberian sebesar 0.5-1.0% BK berdasarkan bobot badan ternal atan sckitar 2-3 ons/ekor'pedet. Parameter yang. diukur melipoti ppettambalim obot badaa arian (PBBE), skor kondisi tubu (SKT) daa uilajual. Data yang diperoleh, dianalisa mengsunakan Uji t. Hasil penelitian menunjukkkan bahwwa pedet Simpo’ Limpo dan back oross yang ‘mendepatkan suplementasi memuiliki PBBH, SKT dan nilsi jual pedet sop lebih tinggi (20.08) daripa ppedet tanpa suplementasi pakan. Disimpulkan baliwa pemberian suplementasi pada pedet pra sapih dapat Ibieningcatkan performans dan sila jal pedet saps, Kata Kunci: Pakan, Pedet Prasapih, Sapi Potong, Creep Feeding PENDAHULUAN umumaya petemak Kurang mempethatikan faktor yang berperan penting terhadap tumbuh kembang pedet yaitu kualitas dan kuantitas pakan, Peternak pada umumaya memberikan Tujuan utama pemeliharaan sapi potong induk pada usaba teraak rakyat adalah sebagai penghasil pedet yang berkvalitss, Namu Seminar Nacional TetnologiPetaakan dan Veterinar 2018 ppakan temak seadanya tanpa memperhitungkan, kandungan zat-zat gizi dalam pakan tersebut Akibataya pertumbuhan, produksi- maupun reproduksinya tidak sesuai dengan yang dibarapkan, Kondisi sapi induk di Dusun Sumurtanto, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso merupakan sapi induk turunan Stmpo (Hiasil silangan antara pejantan Simmental dan induk Peranakan Ongole (PO) dan Limpo (Hasil sapi silangan antara pejantan Limousin dan induk PO); dengan pola perkawinan sebagian besar adalah Tnseminasi Buatan (IB) dan pedet yang dihasilkan adalah berbagai ragam_silangan yang belum mengenal teknologi termasuk akan pedet prasapih. Kebiasaan peternak di beberapa wilayah di Jawa Timur menjual pedet pada umur tiga bulan (Affaadhy et al 2000; Affandhy et al. 2008) dengan kondisi yang relatifkecil sehingga nilai jual pedet rendah, Sesunggubaya potensi genetik pedet hasil 1B sudah ditingkatkan dengan penggunaan semen beku dari sapi induk pilihan (unggul), akan tetapi kualitas gizi pakan rendah dapat berakibat — peda—pertumbuban dan perkembangan pedet” terganggu yang menyebabkan potensi genetik yang ungeul tersebut tidak muneul (Hidajati 1998). Salah sam solusi unk mengatasi permasalahan diatas dilakukan pengenalan teknologi creep feeding stau pemberian pakan tambaban pada ppedet pra-sapih dengan sumber bahaa pakan lokal yang bertujuan uaruk perbaikan pertambahan bobot badan arian dan skor kkondisi tubuh sehingga terjadi_ peningkatkan nila jual pedet sapih pada tingkat peternak. ‘MATERI DAN METODE Kegiatan penelitian dilakukan pada tahun 2012 di kelompok Tani Temak Sriwijaya, dusun Summurtanto, desa Ramban Wetan Kecamatan Cermee Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur: dengan agroekosistem Jahan sawah tadal hujan dan ketinggian tempat 200 m dari permukean laut. Materi yang digunakan adalah 34 ekor pedet Simpo (hasil silangan antara pejantan ‘imental dan induk Peranakan Ongole'PO) dan impo (basil silangan antara pejantan Limousin dan induk PO mulai umur satu bulan hingga uur 4 bulan dan dibagi menjadi dua kelompok perlakuan (masing-masing 17 ekor), yaitu kelompok pereontohan pemberian pakan tambahan — (suplementasi) dan tanpa penambahan pakan tambahan, Pakan yang diberikan berupa dedak padi dengan kandungan protein = 11.35%, lemak = 12.15%, serat kasar = 24,46%, abu = 10,5%. Jumlah pemberian adalah 0,5-1% baban kerin (BK) berdasarkan bobot badan_temak. Parameter yang diukur meliputi: pertambahan bobot badan hatin (PBBH) dan skor kondisi ‘tubuh (SKT) diukur setiap bulan selama penelitian, Sedangkan nilsi harga jual pedet dinkur pada awal dan akhir penelitian. Data PBBH yang diperolah dianalisis statistik dengan ujit. HASIL DAN PEMBAHASAN Fase paling penting dari produksi sapi potong adalah pemberian pakan dan manajemen pedet, Tingkat kematian pedet pada peternaken rakyat_masih cukup tinggi yalitu berkisar antara 7-27%. Tingginya angka Kematian pedet diantaranya dipengarubi oleh bobot lahir rendah dan sistem pemeliharaan setelah lahir yang kurang baik (Utomo et al, 2006). Pemberian pakan bergizi tinggi pada pedet pra-sapih dibarapkan pada masa pedet ‘akan memberikan nilai positif saat lepas sapih, dara dan siap jadi bibit yang prima sehingga produktivitas yang optimal dapat dicapai, Pertambahan bobot badan harian (PBBH) pedet prasapih Keburuban nutrisi pedet sangat_beragam dati kebutuhan untuk hidup pokok hingga untuk —memperoleh pertambahan — bobot maksimal yang berasal dari deposit protein dan mineral. Kebutuhan pakan pedet bergantung antara lain unr, bobot badan dan pertambahan bobot badan (Rahmanto 2009). Hasil penelitian tentang pemberian pakan tambahan (suplementasi) pada pedet prasapih di usaha ternak rakyat disajikan pada Tabel 1 123 Seminar Nacional TetnologiPetaakan dan Veterinar 2018 abel 1. Perambahan bobot badan harian (PBBH) pedet prasepih silmyan suplementasi dan taupa suplemeatasi di kelompak temak sapi potong di Keesmatan Cermee Kabupaten Bondowoso Parameter Pesdet prasapih suplementasi (17 eer) _Pedet prasnpilstaupa suplementasi (17 ekor) Bobet awal (kg) 34,2254,60 Bobet alcir (kg) 88462997 PBBH pedet (ke) 0,6420,16 » Berbeda nyata (90,05) Posh ina) 1 a | os. 02 06 cesta Gambar 1. Perkembangan PBBH pedet prasapi silangan yang disuplementasi dan tanpa suplementai Data pada Tabel 1. menunjukkan bahwa pedet pra-sapih silangan yang mendapatkan suplementasi pakaa dihasilkan PBBH ayata lebih tinggi (p=0,05) dibandingkan dengan pedet pra-sapih tanpa suplementasi pakan, Hal Ini sesuai dengan pendapat Muijs (1983) bahwa temak yang mengkousumsi pakan dengan nilai gizi dan jumlah yang cukup serta dimunjang oleh faktor lingkungan dan ‘manajemen pemelibaraan yang tepat akan mengalami pertumbuban yang optimal. Menurut Parakassi (1999) bahia ransum yang memniliki nilai mutrisi yang tinggi dan tingkat palatabilitas yang baik dapat dengan cepat meningkatkan pertambaban bobot badan selama penggemukan. Pakan dengan andungan protein yang culkup dapat berfungsi memperbaiki jaringan, pertumbuhan jaringan baru, metabolisme untuk energi dan merupakan penyusun hormon (Anggorodi 1994). Pedet dan sapi dara yang mengalami pertumbuhan secara optimal diharapkan akan mampu menjadi ternak dengan produktivitas optimal, yyaitu tepstaya pencapaian bobot badan yang sesuai dengan umurnya, Pertambahan bobot badan dipengaruhi oleh konsumsi pakan. Hal ini sangat terkait dengan autisi yang terkaadung dalam pakan dan tingkat kecemaan akan tersebut. Salisbury dan Van Demark (1985) menyatakan bahwa sesudah kelahiran, pengaruh besar tubuh sangat bergantung kepada keadaan makanan yang diberiken Kepadanya Karena Cullison et al. (2003) berpendapat bahwa fungsi pakan bagi termak adalah menyediakan energi untuk produksi panas dan deposit lemak, memelihara sel-sel ‘ubuh, mengatur berbagai fungsi, proses dan aktivitas dalam tubub, Hesil penelitian Affandhy et al. (2010) melaporkan bahwa bobot badan pedet pra- sapiht sebelum pedet berumus empat bulan meavajukken —pertambahan ——sebesar 705,92155,2 g/bari dengan memberikan pakan tambahan pada sapi induk pasea beranak dibandingkan dengan induk yang tidak diberikan pakan tambaan, yaitu PBBH pedet mencapai 261,5 + 190.9 ghari. Hammack (2004) menyatakan bahwa pertumbulan pedat selma prasapih sangat diteatukan oleh induknya terutama dalam memenubi kebutuhan Seminar Nacional TetnologiPetaakan dan Veterinar 2018 susu untuk pedetaya melalui air susunya, Berdasarkan pernyatean tersebut, maka pemberian suplemen pada pedet prasapih pada wal laktasi diharapkan akan dapat mengendalikan penyebab terjadiaya penurunan, emampuan indok dalam = mencukupi kebutulian nutrient untuk pedetnya, Berdasarkan grafik perkembangan PBBH (Gambar 1.) pedet prasapil: silaugan yang disuplementasi —pakan——- menunjukkan peaingkatan rata-rata PBBH yang lebih tinggi (087 kgihari) dibandingkan dengan tanpa suplementasi pakan (0,64 kg/hari). Hal ini menunjukkan bahwa apabila ternak yang sebat diberikan pakan dengan kualitas baike dan dalam jumla yang cukup maka temak akan memberikan respon pertumbuhan yang baik pula, ‘Skor kondisi tubuh (SKT) pedet pra-sapih Skor kondisi tubuh (SKT) digunakan watule ‘memperkirakan cadangan energi dalam bentuk Jemak dan otot sapi daging sapi. SKT untuk sapi potong berkisar dari 1-9. Nilai didasarkan pads perlemakan pada brisket, igs, pungguag, pinggul, tulang duduk dan pangkal ekor. Nilai 1-3 ditugjukkan pada sapi yang kondisinya sangat Kuus sampai kurus, sedang nilai optimum adalah 5-7, ailai 7, perototan sangat bagus, brisket terlihat penuh otot, pangkal ekor terlihat timbunaa lemak dan punggung terlibat lebar karena timbunan leak. Iga terasa sangat hhalus. Nilsi 8-9 terlibat gemuk dan sangat gemuk. Bobot badan yang ideal bervariasi dari sapi ke sapi sedangkan kondisi tubuh ideal (BCS 5-6) adalah sama untuk semua bangsa sapi potong (Eversole et al. 2009), Nilai gizi pakan pada pedet pra-sapih bespengarih terhadap SKT atau penampilan pedet pra-sapih, hal ini ditampilkan pada Tabel 2, yaitu pedet pra-sapih dengan nilai SKT 7-8,5, lebih tinggi pada pedet pra-sapih_hasil suplementasi (17 ekor) dibandingkan dengan pedet pra-sapih tanpa suplementasi (3 ekor), Hal ini sesuai dengan pendapat Tillman et al 1998 babwa kvalitas pakan yang bail dan diberikan dalam = jumlah ~ cukup akan menyebabkan pertumbuhan ternak menjadi cepat yang selanjumya direspon dengan peninekatan skor kondisi tubuh (SKT). Pendapatan usaha ternak Ternak merupaken suaty kesatuan yang, hharmonis pada sistem pertanian sebagai sumber Kesuburan tanah sehingga teraak merupakan modal usaba tani yang akan ‘menentukan pendapatan. Pendapaian peternak dipengarubi oleh faktor permintaan dan harga jal. Harga akan naik jika permintaan komoditas meningket, apabila herga naik maka permintaan akan turun. Analisis pendapatan berfungsi untuk mengukur berhasil tidaknya suatu usaba ternak. Hasil analisis ini dapat dipergunakan untuk memperluas usaha atau uuatuk mengetabui kinerja dari suatu usaha sehingga dapat dilalsukan langkah strategis untuk pengembangan usaha —selanjutaya (Soekartawi 1995), Tabel 2. Skor kondlisi tubuh (SKT) pedet pra-sepih sapi silangan suplementasi dan tonpa suplementasi di kelompok temnak sapi potong di Kecamatan Cermes Kabupaten Bondowoso Parameter Peder pra-sapih suplementasi (17 ekor) _Pedet pra-sapih tanpa suplementasi(7 ekor) SKT aval as 8 - 568 , 16 785 2 1 SKT alte ss : : 5.58 : 4 us " 3 Seminar Nacional TetnologiPetaakan dan Veterinar 2018 ‘Tabel 3, Hasil perhituagan nila ekonomnis masing-masing peslalaan edet prasapi| Pedet prasapih tampa u Suplementasi suplementasi (a= 17 eker) (a= 17 ekor) Lama pereobaan (hari) 30 30 Baya pala (Rpekor/eri) 1.200 : ‘Ratan bobot pede awl (kg) 3429 3422 ataau bobot pede alcir (ea) 106.16 88.46 Rat-rata PBBH pedet (keekor/ar) oe os ‘Total biaya pakaa (Rp./periode) 108.000 - Hiarga pedet awal (Rp) 1.100.000 1.199.000 Harga pedet aki (p) 3.700.000 3.100.000 ‘Total pendapatan (Rp /ekor/pesiode) 2.492.000 2.000.000 Iharga akbir ~(harga awal~ total biaya pakan) Hasil pengamatan dilepangan dari kedua DAFTAR PUSTAKA perlakuan pada Tabel 2. menunjukkan bahwa pedet pra-sapih dengan tambahan suplementasi paken mendapstkaa harga jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan suplementasi pakan, Aritonang (1993) menyatalsan bahwa pendapatan peternak dikatakan berhasil atau menguntungkan apabila pendapatannya memenubi syarat cukup uotuk memenuhi semua sarana produksi, Pendapatan bersih ternak sapi diperoleh dari basil pengurangan dengan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi/pemeliharaan. KESIMPULAN Disimpulkan bakwa pemberian creep feeding pada pedet pra-sapih silangan dapat meningkatkan pertambahan bobot _badan hharian, skor kondisi tubuh dan nilai jual pedet api. Pedet harus mendapatkan pethatian khusus dari para petermak, mengingat tingkat kematian dan daya tahan tubuhaya terhadap penyakit. Disamping itu, pedet’ merupakan ternak replacement stock yang digunakan sebagai pengganti ternak yang produksinya Kurang ‘optimal. Perit) perencanaan waktu penjualan pedet sesuai harza yang tinggi (menjelang hari raya Tdbul Adha atau acara ritual ‘keagaman/hajatan), Affandhy L, Pasungkas D, Retnawati D. 2008. Pengaruh umur — penyapihan _terhadap, reprodulsi induc sapi dan pertumbuban pedet pada petemakan Laan keting. Widyariset LPL ‘Aflindhy L, Rasyid A. Krishna NH. 2019, Pengarub, ppembetassa menyuss pedet aopi potong fethadap Kineyja reproduksi induc" pasea ‘beranak: studi kasus pada sapi induk PO di vusaha temak Rakyst Kabupaten Pati Towa ‘Tengah Dela: Praseryo LH. Natalia. ©. Iskandar S, Nuchayati, Anggraeni A. Damayanti R, Darmayanti NLPI, Estuningsih SE, peayunting. Telmologi Petemskaa dan Veteriner Ramah Linglungan Dalam Mendulnag Swasembeda Daging dan Peningkaton Ketahanan Pangan Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peteralean dan Veterines. Bogor, 3-4 Agustus 2010, Bogor isdanesia): Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, hm. 40.46 Anggorodi D, 1994, Thu makanaa terol wana ‘Gramedia, Jakasta ‘Asitonang D. 1993, Perencmasa dan pengelolasn ‘usaha, Penebae Swadaya, Jaats Cullison AE, Lowrey RS, Perry TW. 2003, Feed aud feeding. 6th Ed Pearson Education. Inc Upper Saddle River. New York Eversole DE, Milyssa F, Browne, Milyssa F, Browne, John B, Hall, Richard E, Dietz. 2008. Seminar Nacional TetnologiPetaakan dan Veterinar 2018 Body condition scoring beef cows. Virginia Tech. Dilswtip—dani—mps pubs, ext vt ecu 400/400-708/400-705, ‘tml (anggal 15 Maret 2012) Hammack SP 2004, Genetic environtmeatal intersction in beef production. htp:/animal science.amuedu/anse/publications’beef pubs [24 Sep. 2009], Hidgjati N1998, Pembesaraa pedet betina sspi perah guna menunjang peningkatan produksi sosy, Wastazoa. 71-3 Kumar SA, 2001. Teclnial efficiency and costs ‘competitiveness of milk production by dairy fam ia Main milk Prodvetion National Dairy Research Institut, Kamal. India, Muije DJ. 1983. Regional dairy training centte technical cooperation project, BLPP. Batu Malang. Parakassi A. 1999, Tau nuts dan makanae ternal ‘amis, UI Press Jaks ‘Ralmanto F. 2009, Pertambaan wlauran tubub daa ‘bobot badan pedetsapi FH jantan lepas sapih yang diberi ransum bersuplemen biomineral ‘ir nanen, Slaipsi. Falaltas Petemaksn, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Salisbury W, Vaa Demark NL, 1985. Fisiologi seprodulsi daa inseminasi buataa peda spi Diterjetahkan R. Djenuar. Gndjeh Mada University Press. Yooyakarta Soekartani, 1995. Usaha tani, Universitas Tindonesia, Talat, Tillman AD, Hartadi H, Reksohadiprojo S, Prawirolasnuno §, Lebdosoekojo S. 1998, Tans makanan tema dasar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Utomo B, Pranszodigds S, Sarjana, Sudjarmogo. 2006, Performans pedet sapi perah dengan peerlalann induk saat masa akhir kebuntings, Dalam: Subandriyo, Diwyanto K, Incunu I, Horyanto BL Djajanegaa A. Priyasti A. Hndivirawan E, penyunting. Lokakya Nasional usaha ternak Kerbau_mendukune program Keoulupan daging sapi Prosiding Seminar Nasional Teknologi Petemakan dan Veteriner. Bogor, £6 Septetaber 2006. Bogor ndonesia): Pusat Penelitim dan Pengembangen Peteraakan. him. 76-81 Yusran MA, Teleni B. 2000. The effect of a mix of shrub legumes supplement on the reproductive performance of peranakan ongole cows on dry Jand small holder farner in Indonesia, Asians ‘Aust FAnim Sey 133461 DISKUSI Pertanyaan: Apa creep feeding itu? Apakah ada keuntungan dengan perlakuan tersebut Jawal Memberikan pakan tambahan selain susu. Keuntungan cukup besar, selama 3 bulan dengan ‘pengeluaran Rp. 108.000 meningkatkan penciapatan Rp. 600.000 per ekor.

Anda mungkin juga menyukai